Anda di halaman 1dari 3

1.

Definisi
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam
uterus (rahim) melalui jalan lahir. Saat persalinan terjadi proses membuka dan menipisnya
serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan yang normal terjadi pada umur
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) (Bobak, 2012; Sukarni& Wahyu, 2013). Menurut
Rohani et al (2011) persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan
dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang
teratur.
Persalinan adalah suatu peroses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup didalam
uterus melalui vagina ke dunia luar (Waknjosastro,2002)
Postpartum merupakan masa setelah persalinan sampai dengan 6 minggu. Periodeini
merupakan masa pemulihan dan kembali nya organ tubuh seperti sebelum hamil. Kembali
nya organ tubuh seperti sebelum kehamilan membutuhkan waktu 3 bulan (Sherwen, 2002).

2. Tahap postpartum
a. Puerferium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan
b. Puerferium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ – organ repoduksi selama kurang lebih 6 minggu.
c. Remote puerferium
Waktu yang diperlukan untukpulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama
bila ibu selama hamil atau waktuk persalinan mengalami komplikasi (Yanti,2011).

3. Perubahan Fisiologis Postpartum


a. System reproduksi
1) Payudaya
Setelah plasenta lepas dan berkuranya fungsi korpuus luteum maka eterogen dan
progeteron berkurang, prolactin akan meningkat dalam darah yang merangsang sel-sel
acini untuk memproduksi air susu ibu (ASI). Keadaan payudara pada dua hari pertama
postpartung sama dengan keadaan dalam masa kehamilan. Pada hari ketiga dan keempat
payudara membesar, keras dan nyeri ditandai dengan sekresi air susu sehingga akan
terjadi proses laktasi. Laktasi merupakan suatu masa dimana terjadi perubahan pada
payudara ibu, sehingga mampu memproduksi ASI, dan merupakan suatu interaksi yang
sangat kompleks antara rangasangan mekanik, saraf dan berbagai macam hormon
sehingga ASI dapat keluar. Sekitar hari ketiga periode postpartum semua wanita
menyusui ataupun tidak menyusui akan mengalaami pembengkakan payudara primer
(Primary engorgement). Primary engorgement merupakan peningkatan pembuluh darah
dan system limfatik dari payudara. Pada tahap ini payudara akan menjadi lebih besar,
tegas, hangat, dan lembut. Primary engorgement akan reda dalam waktu 24-48 jam.
2) Uterus
Segera setelah plasenta lahir, uterus mengalami kontraksi dan reteksi ototnya akan
menjadi keras sehingga dapat menutup atau menjepit pembuluh darah besar yang
bermuara pada bekas implantasi plasenta. Ligament uterus yang masih lemah
menyebabkan uterus dapat bergeser dan keefektifan kontraksi akan terganggu. Bila
kandung kemin penuh akan menekan dan mendorong fundus uteri sehingga berada diatas
umbilicus dan posisi bergeser kesebelah kanan. Hal tersebut menunjukan bahwa
perkemihan ibu setelah melahirkan sangat penting untuk diperhatikan.
3) Endometrium
Selaput lender yang melapisi Rahim mengalami regenerasi setelah mengeluarkan
plasenta melalui proses nekrosis lapisan superfisial dari desidua dan regenerasi
desidua basalais menjadi jaringan endometrium.
Lochea adalah secret yang berasal dari dalam Rahim terutama luka bekas implantasi
plasenta yang keluar melalui vagina. Lochea merupakan perbbersihan uterus setelah
melahirkan secra mikroskopik terdiri dari eritrosit, jaringan desidua, sel-sel epitel
dan bakteri yang dikeluarkan pada awal masa nifas.
Lochea dibagi berdasarkan warna dan kandungannya, yaitu:
a) Lochea rubra
Keluar dari hhari pertama sampai hari ketiga postpartum. Lochea ini
berwarna merah bersih eritrosit, leukosit, sel-sel desidua, vernik kaseosa,
rambut lanugo, sisa meconium dan sisa selaput ketuban.
b) Lochea serosa
Lochea ini keluar dari hari keempat samapi ke sepuluh postpartum dengan
warna kuning kecoklatan. Mengandung sel darah, serum, leukosit dan sisa-
sisa jaringan dan sejumlah mikroorganisme.
c) Lochea alba
Lochea ini keluar mulai hari sepuluh sampai minggku ke-2 sampai 6
postpartum. Berwana putih kekuningan tidak mengandung darah, berisi sel-
sel leukosit, sel-sel epitel dan lendir serviks. Jika pengeluaran lochea
berkepanjangan, pengeluaran lochea bertahan, lochea yang purulenta (nanah),
rasa nyeri yang berlebihan, terdapat sisa plasenta merupakan indikasi
perdarahan dan infeksi intrauterine.
4) Serviks, vulva, vagian, dan perineum
Serviks mengalami involusi bersama uterus. Setelah persalinan, ostium eksternal
dapat dimasuki oleh 2-3 jari tangan setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.
Vulva dan vagina mnegalami penekanan serta peregangan yng snagat besar selama
proses melahirkan bayi. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali
sementara labia akan lebih menonjol. Segera setelah melahirkan, perineum menjadi
kendor karena sebelumnya teregang oleh kepala bayi yang bergerak maju. Selama
early postpartum jaringa sekitar perineum mengalami edema dan laserasi. Jika ada
episiotomy atau laserasi akan menimbulkan rasa takut untuk berkemih dan buang air
besar. Pada postpartum hari ke-5, perineum sudah muulai kembali semula, kekuatan
tonusnya tetap lebih kendor dari pada keadaan sebelum melahirkan.
b. System kardiovaskuler
Wanita akan kehilangan darah normalnya sekitara 400-500 ml terkait dengan
melahirkan secra normal. Ada peningkatan curah jantung selama beberapa jam
pertama perisode postpartum, hal ini terkait dengan darah yang telah didorong ke
uteroplasenta kembali ke system maternal curah jantung akan kembali normal dalam
waktu 48 jam.
c. System perkemihan
Distensi pada kandung kemih, penngosongan kandung kemih yang tidak sempurna
dan ketidakmampuan buang air merupakan hal yang biasa terjadi pada beberapa
hari pertama di periode postpartum. Hal ini berhubungan dengan penurunan sensari
untuk buang air dan atau edema disekitar uretra. Diuresis diisebabkan penurunannya
kadar esterogen dan oksitosin, terjadi pada waktu 12 jam pasca melahirkan dan
mengurangi kelebihan cairan dan jaringan.
d. System Gastrointestinal
Terjadi penurunan tonus otot dan motalitas gastrointestinal pasca melahirkan, dan
akan kembali normal pada akhir minggu ke-2 periode postpartum.
e. System endokrin
Perubahan mendadak pada system endokrin setelah pengeluaran plasenta. Penuruan
level esterogen, progesterone dan prolactin. Esterogen kembali meningkat setelah
minggu pertama pasca melahirkan. Pada wanita yang tidak meyusui kadar prolactin
terus menurun selama 3 minggu pertama periode postpartum. Pada wanita menyusui
kadar prolactin meningkat sebagai respon bayi menyusui.
f. System musculoskeletal
Setelah melahirkan, otot-otot perlu mengalami pengurangan dan perut tampak
lembut dan kendur. Beberapa wanita mengalami pemisahan dari otot rektus yang
disebut diastasis recti aabdominis, dan hal ini kurang terlihat jelas karena tubuh
kembali seperti sebelum melahirkan.

4. Perubahan Psikologis Postpartum


Menurut Rubbin (1977 dalam pillliteri 2003) ada 3 fase yang terjadi pada ibu postpartum
(Rubbin Maternal Phases) yaitu:
a. Taking-In (fase ketergantungan)
Dimulai setelah persalinan, ibu masih berfokus dengan dirinya sendiri bersikap pasif
dan masih tergantung pada orang lain 1-3 hari.
b. Taking-Hold (fase transisi antara ketergantungan dan kemandirian)
c. Terjadi hari kedua dan ketiga postpartum, ibu mulai menunjukkan perhatian kepada
bayinya, berminat belakar memenuhi kebutuhan bayinya, focus perhatian mulai
beralih pada bayi, ibu sangat antusias dalam merawat bayinya, ibu mulai manndiri
dalam perawatan diri, merupakan saat yang tepat untuk memberi informasi tentangng
perawatan bayii dan diri sendiri, pada fase ini terdapat kemungkinan postpartum
blues.
d. Letting-go (fase kemandirian)
Berlangsung antara 2-4 minggu setelah persalinan, ibu mulai menerima peran
barunya, pada fase ini tidak semua postpartum mampu beradaptasi secara psikologis
sehingga muncul gangguan mood yang berkepanjangan.

Anda mungkin juga menyukai