Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 2

Medan Listrik dan Dipol Listrik


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Fisika Dasar 2 Semester Antara Pada Program studi
Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2019/2020

Disusun oleh :
Nama : Rizki Purnama
NPM : 10070117113

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020 M / 1441 H
RANGKUMAN MEDAN LISTRIK DAN
DIPOL LISTRIK

A. Medan Listrik dan Dipol Listrik


Medan listrik E adalah gaya per satuan muatan yang dihasilkan oleh sebuah
muatan titik q pada sebuah muatan uji q0. Arah medan listrik keluar dari muatan
positif dan menuju muatan negatif. Sementara Dipol listrik adalah sepasang
muatan listrik yang besarnya sama tapi tandanya berlawanan. Besar momen dipol
listrik p = qd. Arah p dari muatan negatif ke muatan positif. Dipol listrik dalam
medan listrik menghasilkan torsi  = pE sin  dan energi potensial U = -pE cos  .
Medan listrik yang ditimbulkan oleh beberapa muatan adalah superposisi atau
penjumlahan vektor dari setiap medan listri. Medan listrik sendiri adalah ruang atau
daerah yang masih dipengaruhi oleh gaya listrik. Medan listrik selalu ada di sekitar
muatan listrik (Aip, S., Dede, R. Adit, 2008). Arah medan listrik yaitu menjauhi
sumber positif dan mendekati sumber negatif. Jadi medan listrik merupakan
Medan daerah di sekitar benda bermuatan listrik yang masih mengalami gaya
listrik. Medan listrik adalah efek yang ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik,
seperti elektron, ion, atau proton, dalam ruangan yang ada di sekitarnya. Medan
listrik memiliki satuan N/C atau dibaca Newton/coulomb. Medan listrik yang
ditimbulkan oleh beberapa muatan adalah superposisi atau penjumlahan vektor
dari setiap medan listrik

Gambar 1. Dipol listrik pada medan listrik


Gambar 2. Dipol listrik pada medan listrik
Momen dipol suatu atom atau molekul non polar didalam medan listrik luar
disebut momen dipol induksi. Momen dipol induksi ini mempunyai arah sama
dengan arah medan listrik. Jika medan listrik yang homogen, tidak ada gaya total
dipol sebab gaya pada muatan positif maupun negatif sama besar dan berlawanan
arah. Namun demikian, bila medan listriknya tidak homogen, akan ada gaya total
yang bekerja pada dipol tersebut. Momen dipol induksi sejajar dengan E pada arah
radial dari muatan titik tersebut. Medan pada muatan negatif lebih kuat sebab
letaknya lebih dekat kepada muatan titik, jadi gaya total pada dipol akan menuju
muatan titik dan dipol di tarik menuju muatan titik jika titik muatan tersebut adalah
negatif, dipol induksi akan mempunyai arah yang berlawanan dari arah semula,
dan dipol sekali lagi akan ditarik oleh muatan titik tersebut. Gaya yang dihasilkan
oleh medan listrik tidak homogen pada partikel netral merupakan penyebab
potongan atas ditarik oleh sisir yang bermuatan.hal ini juga merupakan penyebab
balon yang bermuatan menempel pada dinding atau langit-langit. Dalam hal ini,
muatan pada balon memberikan medan listrik tidak homogen yang mempolarisasi
(yaitu, momen dipol induksi) molekul dari dinding atau langit-langit dan kemudian
menariknya.
Dipol bisa diartikan sebagai dua polaritas. Dalam listrik statik atau
elektrostatika, yang dimaksud dengan dipol listrik adalah medan listrik yang
berasal dari dua buah muatan, yaitu muatan positif dan muatan negatif. Dua buah
muatan yang besarnya sama dan berlawanan tandanya, ±q, terpisah pada jarak
a, akan membentuk sebuah dipol listrik. Momen dipol listrik p mempunyai
besar aq dan menunjuk dari muatan negatif ke muatan positif. Medan listrik total
pada titik P adalah jumlah vektor medan listrik pada titik P yang ditimbulkan oleh
setiap muatan titik dalam distribusi muatan.
Gambar 3. Dipol listrik pada medan listrik
Dengan menggunakan persamaan maka diperoleh :
E = E1 + E2
Dengan:

Momen dipol listrik p dinyatakan sebagai

hasil kali muatan q dan jarak d.

p = qd

Arah vektor p adalah dari muatan negatif menuju muatan positif.

Sebuah molekul air H2O adalah contoh dipol listrik.

Apabila muatan lain berada di dalam medan listrik dari sebuah benda
bermuatan listrik, muatan tersebut akan mengalami gaya listrik berupa gaya tarik
atau gaya tolak. Listrik mengalir darisaluran positif ke saluran negatif.Dengan
listrik arus searah jika kita memegang hanya kabel positif (tapi tidak
memegang kabel negatif), listrik tidak akan mengalir ke tubuh manusia. Jadi
Sebuah muatan listrik dikatakan memiliki medan listrik apabila ada muatan positif
dan negatif disekitarnya :

Gambar 4. Dipol listrik pada medan listrik


Gambar 5. arah muatan listrik positif dan negatif
Gaya pada muatan listrik positif bergerak keluar sedangkan gaya pada
muatan negatif bergerak kedalam, gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik
bergerak dari muatan positif kemuatan negatif (Marthen, 2006). Pada beberapa
molekul, pusat muatan positif tidak berimpit dengan pusat muatan negatif,
walaupun tidak ada medan listrik luar. Molekul-molekul polar ini, mempunyai
momen dipol listrik permanen. Jika sebuah molekul polar diletakkan didalam suatu
medan listrik homogen akan ada gaya total padanya,tetapi alkan ada momen yang
mengarahkan molekul untuk berputar sehingga dipol mengarah sejajar medan.
Gelombang elektromagnet terdiri atas gelombang listrik dan gelombang
magnet, yang saling tegak lurus. Keduanya terletak secara tegak lurus pada arah
rambatan gelombang. Dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa kuat medan
listrik merupakan besar tegangan yang terinduksi pada penghantar sepanjang 1
meter, kedudukannya sejajar dengan medan listrik dan tegak lurus terhadap
rambatan. Kuat medan listrik juga merupakan besaran vektor karena memiliki
arah, maka penjumlahan antara dua medan listrik atau lebih harus menggunakan
penjumlahan vektor. Arah medan listrik dari sebuah muatan positif di suatu titik
adalah keluar atau meninggalkan muatan tersebut.
Gaya listrik adalah gaya yang dialami oleh obyek bermuatan yang berada
dalam medan listrik. Gaya listrik bersifat lebih umum ketimbang hukum coulumb,
yang hanya berlaku untuk dua buah muatan titik. Jadi suatu titik dikatakan berada
dalam medan listrik apabila suatu benda yang bermuatan listrik ditempatkan pada
titik tersebut akan mengalami gaya listrik.
Gambar 6. gaya listrik
Dari gambar diatas maka dapat dijelaskan bahwa titik B berada didalam
daerah medan listrik yang disebabkan oleh benda bermuatan A. Adapun rumus
gaya listrik adalah sebagai berikut:
F = qE
Dengan :
q = muatan listrik (coulomb)
E = medan listrik (N/C)
Sebuah dipole listrik (electric dipole) adalah sepasang muatan titik
dengan besar yang sama dengan tanda yang berlawanan (sebuah muatan positif
q dan sebuah muataan negative -q)
B. Sifat – Sifat Listrik
Dalam mengkaji mengenai medan listrik dimana medan listrik akan
memberi kenaikan terhadap 4 gaya dasar alami, dan sifatnya yang tetap dalam
benda yang dapat diukur. Dalam hal ini, frase "jumlah listrik" digunakan juga
dengan frase "muatan listrik" dan juga "jumlah muatan". Ada 2 jenis muatan listrik:
positif dan negatif. Melalui eksperimen, muatan-sejenis saling menolak dan
muatan-lawan jenis saling menarik satu sama lain. Besarnya gaya menarik dan
menolak ini ditetapkan oleh hukum Coulomb. Beberapa efek dari listrik
didiskusikan dalam fenomena listrik dan elektromagnetik.
Satuan unit SI dari muatan listrik adalah coulomb, yang memiliki singkatan
"C". Simbol Q digunakan dalam persamaan untuk mewakili kuantitas listrik atau
muatan. Contohnya, "Q=0,5 C" berarti "kuantitas muatan listrik adalah 0,5
coulomb". Jika listrik mengalir melalui bahan khusus, misalnya dari wolfram dan
tungsten, cahaya pijar akan dipancarkan oleh logam itu. Bahan-bahan seperti itu
dipakai dalam bola lampu (bulblamp atau bohlam).
Setiap kali listrik mengalir melalui bahan yang mempunyai hambatan, maka
akan dilepaskan panas. Semakin besar arus listrik, maka panas yang timbul akan
berlipat. Sifat ini dipakai pada elemen setrika dan kompor listrik.
Adapun sifat-sifat dari medan listrik adalah sebagai berikut :
1. Skema gaya listrik tidak mudah terpotong.
2. Skema gaya listrik sering menuju radial berhenti dari muatan positif dan
bertemu menuju muatan negatif.
3. Bertambah rapat skema gaya listrik pada suatu tempat, sehingga medan
listrik pada tempat tersebut bertambah kuat dan sebaliknya.

C. Garis – garis Medan Listrik


Garis-garis medan listrik dimana jumlah garis medan listrik yang
meninggalkan muatan positif sama dengan jumlah garis medan listrik yang masuk
ke muatan negatif. Garis medan listrik didekat tiap muatan hampir radial. Garis-
garis medan yang sangat rapat didekat tiap muatan menunjukan medan listrik
yang kuat di sekitar daerah itu (Marthen, 2006). Vector medan listrik di sebuah titik
titik, , tangensial-tangensial terhadap garis garis-garismedan listrik listrik. Jumlah
garis garis-garis per satuan luas permukaan yang tegak lurus garis garis-
garismedan listrik listrik, , sebanding dengan medan listrik di daerah tersebut

Gambar 7. Garis-garis medan listrik


Arah medan listrik dari suatu benda bermuatan listrik dapat
digambarkan menggunakan garis-garis gaya listrik. Sebuah muatan positif
memiliki garis gaya listrik dengan arah keluar dari muatan tersebut. Adapun,
sebuah muatan negatif memiliki garis gayalistrik dengan arah masuk ke muatan
tersebut. Besar medan listrik dari sebuah bendabermuatan listrik dinamakan
kuat medan listrik. Jika sebuah muatan q’ diletakkan didalam medan listrik dari
sebuah benda bermuatan, kuat medan listrik E benda tersebut adalah besar gaya
listrik F yang timbul di antara keduanya dibagi besar muatan uji.
F = E q’
Arah medan listrik dari sebuah muatan positif di suatu titik adalah keluar
atau meninggalkanmuatan tersebut. Adapun, arah medan listrik dari sebuah
muatan negatif di suatu titik adalahmasuk atau menuju ke muatan tersebut.
1. Memvisualisasikan pola pola-pola medan listrik adalah dengan
menggambarkan garis-garis dalam arah medan listrik listrik.
2. Vector medan listrik di sebuah titik titik, , tangensial tangensial terhadap
garis garisgaris medan listrik listrik.
3. Jumlah garis garis-garis per satuan luas permukaan yang tegak lurus
garis garis-garis medan listrik listrik, , sebanding dengan medan listrik di
daerah tersebut.

Gambar 8. Pola radiasi medan listrik


Besaran terhadap medan listrik dari suatu benda yang dapat dialiri sebuah
arus listrik disebut sebagai kekuatan medan listrik. Ketika q ‘dimasukkan ke dalam
medan listrik dari suatu benda dalam beban, kekuatan medan listrik E dari benda
itu adalah besarnya sebuah gaya listrik F yang dapat dibagi antara keduanya
dibagi dengan beban tersebut.

D. Kuat Medan Listrik


Kuat Medan Listrik adalah besaran yang menyatakan gaya coloumb per
satuan muatan di suatu titik. Kekuatan medan listrik pada sebuah titik terhadap
medan listrik dan dapat di definisikan untuk gaya per unit dalam sebuah muatan
listrik itu. Kekuatan terhadap medan listrik dapat dinyatakan dengan sebuah simbol
E. Kekuatan dalam medan listrik yakni telah tergantung pada ukuran muatan
sumber dan jarak objek. Kuat medan listrik juga merupakan besaran vektor karena
memiliki arah, maka penjumlahan antara dua medan listrik atau lebih harus
menggunakan penjumlahan vektor. Arah medan listrik dari sebuah muatan positif
di suatu titik adalah keluar atau meninggalkan muatan tersebut. Adapun, arah
medan listrik dari sebuah muatan negatif di suatu titik adalah masuk atau menuju
ke muatan tersebut.
Kuat medan listrik disuatu titik yang ditimbulkan oleh beberapa muatan
yang segaris dapat dihitung dengan cara menjumlahkannya. Kuat medan listrik
yang ditimbulkan oleh masing-masing muatan dijumlahkan secara vektor, dengan
didahului mencari arah medan listrik oleh masing-masing muatan listrik sesuai
dengan jenis muatannya. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus :

E= k Q/r2

Dimana :
E = kuat medan listrik (N/C)
Q = muatan sumber (C)
r = jarak muatan uji terhadap muatan sumber (m)
k = konstanta = =9×109 Nm2/C2
ε0 = permitivitas listrik vakum = 8,85 . 10-12 C2/Nm2

Gambar 9 Pola kuat medan listrik

E. Hukum Coloumb
Coulomb menyatakan bahwa gaya yang terdapat di antara dua buah objek
yang sangat kecil, berada di dalam ruang hampa dan saling dipisahkan oleh jarak
yang relative besar dibandingkan ukurannya sebanding dengan muatan pada
masing-masing objek dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
keduanya bentuk persamaan
F = K Q1Q2/R2

Di mana
Q1 dan Q2 = nilai-nilai positif atau negatif muatan listrik pada kedua
objek
R2 = jarak antara kedua objek,
k = sebuah konstanta kesebandingan.
Apabila kita menggunakan Sistem Satuan International (SI), maka Q
dinyatakan dalam coulomb (C ), R dalam meter (m) dan gaya diukur dalam Newton
(N). Konsistensi satuan ini dapat dicapai jika konstanta kesebandingan k adalah.
1 / k .
Hukum Coulomb menjabarkan bahwa gaya yang bekerja pada dua benda
yang bermuatan sebesar satu coulomb yang dipisahkan oleh jarak sejauh satu
meter di dalam ruang hampa adalah 9 x 10 N, atau sekitar satu juta ton. Elektron
memiliki massa diam sebesar 9,109 x 10 kg dan memiliki jari-jari dalam kisaran
3,8 x 10 m. Hal ini bukan secara pasti menyatakan bahwa sebuah elektron
berbentuk bulat melainkan sekedar mengindikasikan besarnya wilayah ruang yang
memiliki kemungkinan terbesar memuat sebuah elektron didalamnya.
Medan listrik dibawah jaringan dapat menimbulkan beberapa hal, antara
lain :
1. Menimbulkan suara/ bunyi mendesis akibat ionisasi pada permukaan
penghantar (konduktor) yang kadang disertai cahaya keungggulan.
2. Bulu/rambut berdiri pada bagian badan yang terpajan akibat gaya tarik
medan listrik yang kecil.
3. Lampu neon dan tespen dapat menyala tetapi redup akibat mudahnya gas
neon didalam tabung lampu dan tespen terisolasi.
4. Kejutan lemah pada sentuhan pertama terhadap benda-benda yang
mudah menghantarkan listrik (seperti atap seng, pagar besi, kawat jemuran
dan badan mobil).
Pengamanan terhadap arus elektrostatis perlu dilakukan untuk
menghindari adanya pengkutuban muatan yang akan terjadi pada benda terbuat
dari bahan logam. Caranya yaitu dengan mentanahkan akan terjadi penetralan
kembali semua benda terbuat dari logam dengan ukuran cukup besar (contohnya
kawat jemuran, kabel interkom, mobil dan sepeda motor), yang terletak dibawah
Jaringan Tegangan Tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad, Andi Ashari, 2012, “Medan Listrik”, academia.edu diakses pada


tanggal 13 Juli 2020 pukul13.46 WIB. (Referensi Internet)

2. Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA, Edisi kelima, Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

3. Supiyanto. 2007. Fisika SMA XII Kurikulum KTSP Standar Isi 2006. Jakarta
: Erlangga.

4. Jatmiko, Budi. 2004. Modul Fis.20.Listrik Statis. Surabaya : Bagian Proyek


Pengembangan Kurikulum

Anda mungkin juga menyukai