Anda di halaman 1dari 8

MATA KULIAH : PAI-6 (Pemikiran Islam)

KELAS :B
DOSEN : Drs, Enoh., M.Ag
TANGGAL : 30 Maret 2020
NPM : 10070117113
NAMA : Rizki Purnama
TTD :
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
=======================================
===================Mata Kuliah : PAI 6
(PEMIKIRAN ISLAM) Kelas : A/B
Dosen/Asisten : Enoh , Drs., M.Ag
Hari/Tanggal : 30 Mar’2020
SKS : 2 SKS Waktu
: 10.40-11.40
Petunjuk :
Petunjuk:
a. Sifat Ujian untuk Mata Kuliah PAI 6 bersifat take home.
b. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!
c. Apabila terdapat similarity/plagiat jawaban akan di antara
mhs akan menjadi catatan.

Soal:
1. Pemikiran kalam
a. Buatkan matriks perbedaan antara ajaran Khawarij,
Murji’ah, dan Mu’tazilah berkenaan dengan kedudukan
seorang muslim yang melakukan dosa besar!
b. Buat ringkasan perbedaan ajaran Jabbariyah, Qadariyah,
Asy’ariyah, dan al-Maturidiyah tentag kedudukan
manusia dengan eksistensi Tuhan!
c. Jelaskan perbedaan pokok pandangan politik Syi’ah dan
Ahlu Sunnah wal Jama’ah!
2. Pemikiran Fiqih
a. Buat ringkasan perkembangan Ilmu Fiqih dan Ushul
Fiqih!
b. Jelaskan perbedaan pokok antaraAaliran Fiqih Ahlul
Hadits dan Ahlul Ra’yu!
3. Filsafat Islam
Buatkan ringkasan hubungan antara Filsafat Islam dengan
filsafat Yunani dan filsafat Modern!

Selamat bekerja, semoga sukses!


ِ ‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن الر‬
‫َّحيم‬
1. Pemikiran Kalam
a. Matrik perbedaan ajaran menurut Khawarij, Murji’ah dan
Mu’tazilah berkenaan dengan kedudukan seorang muslim
yang melakukan dosa besar
1) Khawarij
Kaum khawarij percaya bahwa kedudukan sorang
muslim yang telah melakukan dosa besar merupakan
seorang kafir yang halal darahnya untuk dibunuh atau
harus wajib dibunuh dan akan masuk neraka serta akan
menerima siksaan yang berat selamanya.
2) Murji’ah
Kaum murji’ah percaya kedudukan sorang muslim yang
telah melakukan dosa besar Tidak kafir dan tetap
muslim, Dosa tidak mengkafirkan kelak nantinya di
akhirat, meskipun masuk neraka tidak selamanya,
semoga diampuni ALLAH SWT, serta paham “irja”.
3) Mu’taziah
Kaum mu’taziah percaya posisi orang yang telah
melakukan dosa besar mereka tidak muslim dan tidak
kafir, apabila telah bertaubat maka akan diampuni
dosanya sementara apabila belum bertaubat dan
kemudian meninggal maka akan masuk neraka
walaupun siksaannya tidak seberat orang-orang kafir.
Adapun perbedaan ajaran menurut Khawarij, Murji’ah dan
Mu’tazilah tentang pelaku dosa besar dapat dilihat pada
table berikut ini :
Kaum Khawarij Murji’ah Mu’taziah
keduduk seorang kafir Tidak kafir dan Tidak muslim
an yang halal tetap muslim, dan tidak kafir,
seorang darahnya Dosa tidak apabila telah
muslim untuk mengkafirkan, bertaubat
yang dibunuh atau kelak nantinya maka akan
melakuk harus wajib di akhirat, diampuni
an dosa dibunuh meskipun dosanya
besar akan masuk masuk neraka sementara
neraka dan tidak apabila belum
siksa selamanya, bertaubat dan
selamanya. semoga kemudian
diampuni meninggal
ALLAH SWT, maka akan
serta paham masuk neraka
“irja”

b. Perbedaan ajaran Jabbariyah, Qadariyah, Asy’ariyah dan al-


Maturidiyah tentang kedudukan manusia dengan eksistensi
Tuhan.
1) Jabbariyah
Ajaran Jabbariyah paham ajaran yang berpendapat
bahwa kehidupan umat manusia dimuka bumi
merupakan ketentuan yang telah mutlak dan telah
ditetapkan oleh Tuhan, mereka menerima ketentuan
tuhan dengan cara terpaksa.

2) Qadariyah
Ajaran Qadariyah paham ajaran yang berpendapat
bahwa ketentuan dan segala sesuatu yang dilakukan
meliputi kejadian yang terjadi dimuka bumi pada umat
manusia merupakan kehendak dan ketetapan manusia
itu sendiri, artinya manusia bebas untuk menetapkan
kehendaknya pribadi, ajaran ini menempatkan akal dan
pikiran pada posisi diatas segalanya, bahkan
ditempatkan lebih tinggi dari wahyu yang diturunkan.
Serta ajaran ini percaya segala sesuatu yang diperbuat
oleh manusia merupakan tanggung jawab diri sendiri
tanpa adanya campur tangan tuhan.
3) Asy’ariyah
Ajaran Asy’ariyah paham ajaran yang menerapkan
“teori kasb” dimana ajaran ini percaya bahwa manusia
hanya bisa berencana dan tuhanlah yang akan
memutuskan segalanya.
4) Al-maturidiyah
Ajaran Al-maturidiyah paham ajaran yang berpendapat
bahwa segala yang diinginkan oleh umat manusia
merupakan keinginan atau kemauan dari tuhan, atau
dapat diartikan ajaran yang percaya segala sesuatu
yang diperbuat manusia merupakan kehendak dari
tuhan.

c. Perbedaan pokok pandangan politik Syi’ah dan Ahlu


sunnah wal Jama’ah
1) Pandangan Politik Syi’ah
Menurut pandangan politik syi’ah apabila pemerintah
yang berkuasa apabila tidak bisa mengelola dan
memenuhi permintaan yang sesuai mereka inginkan
maka kaum syi’ah akan menggulingkan system
pemerintahannya, karena menurut mereka pemerintah
tidak mampu mengelola system pemerintahan yang
benar.
2) Pandangan Politik Ahlu sunnah wal Jama’ah
Sementara menurut pandangan Politik Ahlu sunnah wal
Jama’ah berbeda dengan pendapat pandangan kaum
syi’ah mereka mendukung system pemerintahan yang
sedang berkuasa, sehingga mereka mendukung
apapun keputusan dari system pemerintahan yang
sedang berkuasa.

2. Pemikiran Fiqih
a. Perkembangan Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih
1) Perkembangan Ilmu Fiqih
Dalam perkembangannya ilmu fiqih berlangsung dalam
beberapa periode yaitu :
- Periode pertama merupakan periode pertumbuhan
dan perkembangan ilmu fiqih, periode ini berlangsung
pada masa baginda rasullah SAW. Pada periode ini
sumber hukum dari kaum muslim adalah Al-Qur’an dan
Sunnah, dalam periode pertumbuhan ini terbagi
menjadi dua periode yaitu periode Mekah yang
memfokuskan semua aspek permasalahan terhadap
Akidah dan selanjutnya mulai diterapkan periode
Madinah ijtihad yang masih berpegang teguh kepada
Al-qur’an.
- Periode Kedua merupakan periode sahabat, yang
berlangsung Ketika rasullah sudah wafat yang mana
pada periode mulai terbentuknya system pemerintah
yang dipimpimpin oleh khilafah sampai kepemimpinan
dinasti ummayyah, pada periode ini sumber fiqih
berdasarkan pada Al-Qur’an, sunnah dan ijtihad dari
para sahabat terdekat rasullah. Pada periode ini ilmu
fiqih tidak sejalan dengan adat istiadat yang berlaku
pada masyarakat. Sehingga ijtihad dari para sahabat
membantu menyelasaikan masalah ini salah satunya.
- Periode Ketiga merupakan periode kesempurnaan.
Periode ini berlangsung pada massa keemasaan
pemerintahan Bani Abbasiyah yang berlangusng pada
kurun waktu 250 tahun. Pada periode ini terjadinya
kemajuan yang pesat dimana adanya proses
pembinaan dan pembukuan mengani hukum-hukum
islam dan munculnya imam-imam besar Islamiyah.
- Periode Keempat merupakan periode adanya
kemunduran. Pada periode ini adanya kemunduran
yang terjadi pada abat keempat tahun hijriyah, adanya
kemunduran diakibatkan hukum-hukum yang berlaku
hanya berlandaskan ijtihad mujahid sebelumnya,
sehingga adanya masalah politik yang menyebabkan
ilmu piqih melemah.
- Periode Kelima merupakan periode perkembangan
dan proses pembangunan Kembali, yang berlangsung
pada massa sekarang.pada periode munculnya
gagasan-gagasan baru yang bertujuan untuk
meningkatkan kekuatan dan kejayaan dari umat islam
Kembali.
2) Perkembangan Ushul Fiqh
Ushul fiqh merupakan suatu ilmu yang mengkaji aturan
hukum dan aturan dari ukuran pendapat yang
keberadaannya harus disertai dengan ilmu fiqih, artinya
keberadaan ushul fiqh ada sejak adanya ilmu fiqih
ataupun dapat dikatakan sebelum adanya kemunculan
dari ilmu fiqih, perkembangan yang terjadi pada ushul
fiqh sangat berkembang pesat dimulai dari pertama
sampai pada periode kelima yaitu periode yang
belangsung sampai massa sekarang.

b. Perbedaan pokok aliran Fiqih Ahlul Hadist dan Ahlu Ra’yu


1) Aliran Fiqih Ahlul Hadist
Dalam Aliran Fiqih ahlul hadist terbagi menjadi beberapa
point diantaranya yaitu :
- Ulama aliran Fiqih Ahlul Hadist lebih menerapkan sunnah
dibandingkan terhadap pemikiran atau logika manusia,
akan tetapi pengecualian untuk masalah yang tidak ada
di Alqur’an ataupun hadits.
- Aliran ini tidak melihat atau tidak memandang terhadap
hukum yang berlaku, mereka tetap komitmen terhadap
nas zahir.
- Aliran ini akan mengeluarkan fatwa hukum terhadap
persoalan yang realistis dan faktual, akan tetapi tidak
berani ambil keputusan dalam persolan yang bersifat
spekulatif.
2) Aliran Fiqih Ahlul Ra’yu
Dalam Aliran Fiqih Ahlul Ra’yu terbagi menjadi beberapa
point diantaranya yaitu :
- Ulama aliran ini sangat memperhatikan terhadap ilmu
fiqih ‘illat al-hukum dan syariat islam, serta
menerapkannya hukum Syariah, para ulama ahlul ra’yu
terus mengembangkan dan mengkaji mengenai hukum
dari sumber alquran dan hadits serta ijtima dari para
sahabat.
- Aliran Fiqih Ahlul Ra’yu sangat ahli dalam menalar
suatu permasalahan yang terjadi dan sangat selektif
dalam penerimaan hadits lemah yaitu hadits hasad.
Sehingga mereka dapat mengemukakan pendapat
ketika adanya suatu hadits palsu dan hadits lemah.
- Aliran Fiqih Ahlul Ra’yu menerapkan hukum yang
berlaku tidak hanya kepada permasalahan yang
bersifat realistis ataupun secara faktual mereka juga
menerapkan suatu permasalahan hukum terhadap
permasalahan yang bersifat asumtif danataupun diluar
nalar.

3. Filsafat Islam
Hubungan antara Filsafat Islam dengan filsafat Yunani dan
filsafat Modern.
Filsafat islam merupakan filsafat yang mengkaji studi
filosofis yang ditulis di bumi, dalam filsafat islam mengkaji
mengenai probelematika yang terjadi antara satu
permasalahan dengan permasalahan yang lainnya. Sehingga
dalam filsafat islam adanya suatu titik temu penyelesaian
permasalahan antara tuhan dengan semua makhluknya.
a. Hubungan antara filsafat islam dengan filsafat Yunani
Kalangan orang barat menganggap bahwa filsafat islam
tidak lebih dan tidak kurang sama saja dengan filsafat
Yunani yang diterjemahkan dan ditulis Kembali dengan
tulisadn serta Bahasa arab.
Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara filsafat
islam dengan filsafat Yunani, dimana filsafat islam mengacu
dan menampung yang berkenaan dengan filsafat-filsafat
Yunani yang kemudian diolah dan diterapkan sesuai dengan
kaidah-kaidah islam. Filsafat Yunani merupakan filsafat hasil
revolusi dari pemikiran-pemikiran terhadap apa yang
direncanakan yang disebut dengan dogmatic dicta.
Sementara filsafat islam merupakan dilahirkan untuk
memperkuat kedudukan paham islam.
Selanjutnya sebelum islam lahir diseluruh penjuru dunia
termasuk daerah timur tengah berkembang adanya aliran
filsafat Yunani sehingga pantas bahwa islam berlandaskan
terhadap filsafat Yunani yang kemudian disempurnakan
pada filsafat islam.
b. Hubungan antara filsafat islam dengan filsafat modern
Filsafat Islam modern mulai berkembang sejak abad ke-19, ketika muncul
kebangkitan renaissance Islam yang bertujuan untuk mengejar ketertinggalan
Islam dari kemajuan peradaban Eropa. Filsafat islam yang dulu berkembang
kemudian mengalami kemunduran menjadi timbulnya atau berkembangnya
filsafat modern, hal ini berlandaskan terhadap Kemajuan dari peradaban Eropa.
Hubungan yang timbul antara filsafat islam dengan filsafat modern yaitu filsafat
modern mengacu terhadap filsafat islam yang dikembangkan sesuai dengan
kemajuan zaman, pada masa kontenporer ini filsafat modern memperlihatkan
aliran-aliran besar yang mempertahankan diri dalam wilayah cakupan yang luas
yaitu rasionalisme, empirisme serta berlandaskan idealisme.

Anda mungkin juga menyukai