Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 3

GAYA GESEK DAN GEOTEK PERTAMBANGAN TERBUKA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Fisika Dasa 1 Semester Antara Pada Program studi
Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2019/2020

Disusun oleh :
Nama : Rizki Purnama
NPM : 10070117113

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020 M / 1441 H
RANGKUMAN GAYA GESEK DAN GEOTEK
PADA TAMBANG TERBUKA

A. Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak
benda. Gaya ini terjadi karena sentuhan benda dengan bidang lintasan akan
membuat gesekan antara keduanya saat benda akan mulai bergerak hingga
benda bergerak. Besarnya gaya ini ditentukan berdasarkan kekasaran permukaan
kedua bidang yang bersentuhan, jadi semakin kasar permukaan suatu bidang
maka nilai gaya geseknya akan semakin besar. Benda-benda yang dimaksud di
sini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun
gas. Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis
dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat dan cairan serta gas adalah gaya
Stokes. Di mana suku pertama adalah gaya gesek yang dikenal sebagai gaya
gesek statis dan kinetis, sedangkan suku kedua dan ketiga adalah gaya gesek
pada benda dalam fluida.
Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan
yang saling bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya
elektrostatik pada masing-masing permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan
yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau tepatnya koefisien gaya gesek)
menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan yang kasar, akan
tetapi dewasa ini tidak lagi demikian. Konstruksi mikro (nano tepatnya) pada
permukaan benda dapat menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan cairan
tidak lagi dapat membasahinya (efek lotus) pada permukaan daun (misalnya
setetes air di atas daun keladi).
Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Benda- benda
yang dimaksud disini tidak harus berbentuk padat, tetapi dapat pula berbentuk cair,
atau pun gas. Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya
gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat, cairan, dan gas
adalah gaya Stokes. Gaya gesek pada benda mempunyai arah yang selalu
berlawanan dengan kecenderungan arah gerak benda.

Besarnya gaya gesek yang bekerja pada sebuah benda bergantung pada :
a. Gaya normal (N)
“Gaya normal adalah gaya reaksi yang muncul ketika dua benda
bersentuhan dan arah selalu tegak lurus dengan bidang sentuh. Gaya
norma dapat berasal dari berat benda sendiri ditambah penaruh gaya luar”
(Amalia, 2004).
b. Koefisien gesekan (µ)
Koefisien gesekan suatu bidang bergantung pada halus atau kasarnya
permukaan benda tersebut. Besar gaya gesekan kinetis yang bekerja
pada suatu benda adalah tetap, Hubungan gaya gesek dan koefisien
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut.
fs = µs.N
fk = µk. N
dimana :
fk = gaya gesek kinetis (N)
mk = koefisien gesekan kinetis
N = gaya normal pada benda yang ditinjau gaya geseknya (N)
Nilai-nilai ms dan mk bergantung pada sifat antara kedua permukaan benda
yang bersentuhan, tetapi secara umum mk lebih kecil daripada ms.
Gaya gesek satuannya newton, sedangkan koefisien gesekan tidak
bersatuan dan harganya antara 0 dan 1 (0 ≤ µ ≤ 1). µ = 0 untuk bidang licin
sempurna µ = 1 untuk bidang yang sangat kasar.
Konsep dasar dari gaya gesek terdapat persamaan yang harus dipahami
dulu sebelumnya yaitu mengenai hukum Newton I dan III, Hukum Newton adalah
hukum yang menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu
benda dan gerak yang disebabkannya. hukum gerak ini merupakan pondasi
mekanika klasik yang dijabarkan dalam tiga hukum fisika. Akan tetapi penerapan
hukum newton pada gaya gesek hanya berlaku hukum Newton I dan Hukum
Newton III.
a. Hukum Newton I
Semua benda cenderung mempertahankan keadaannya : benda yang
diam tetap diam, dan benda yang bergerak, tetap bergerak dengan kecepatan
konstan. “Jika resultan pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang
diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan
kecepatan tetap”.
b. Hukum Newton III
Hukum ini mengungkapkan bahwa keberadaan gaya reaksi yang sama
besar dengan gaya aksi, tetapi arahnya berlawanan. “Ketika suatu benda
memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya
yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama.”

B. Terjadinya Gaya Gesek


Lohat (2008:375) mengemukakan gaya gesek merupakan akumulasi interaksi
mikro antar kedua permukaan yang saling bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja
antara lain adalah gaya elektostatik pada masing-masing permukaan. Dulu
diyakini bahwa permukaan yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau
tepaatnya koefisien gaya gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan
permukaan yang kasar, akan tetapi dewasa ini tidak lagi demikian. Konstruksi
mikro (nano tepatnya) pada permukaan benda dapat menyebabkan gesekan
menjadi minimum, bahkan cairan tidak lagi dapat membasahinya (efek lotus).

Sumber : Ibrahim,2016
Gambar 1
Gaya-Gaya Pada Suatu Benda
Bila suatu benda di letakkan pada suatu permukaan yang keras, kemudian
benda tersebut ditarik dengan sebuah gaya,maka akan terjadi gaya lawan (reaksi)
antara benda dan permukaan tersebut.Gaya reaksi tersebut dinamakan gaya
gesekan.
C. Jenis-jenis Gaya Gesek
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling
bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1. Gaya Gesek Statis
Gaya gesek statis (fs = µs.N) bekerja pada benda diam hingga tepat akan
bergerak sehingga besarnya berubah hingga mencapai niai maksimum
yang diperlukan untuk menggerakkan benda. Lohat (2008:389)
mengemukakan gaya gesekan yang bekerja pada permukaan benda yang
bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak disebut gaya gesek
statik (lambangnya fs). Gaya gesek statis yang maksimum sama dengan
gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda
telah bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan biasanya berkurang
sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan
laju tetap. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan masih bekerja pada
permukaan benda yang bersentuhan tersebut. Gaya gesekan statis
maksimum antara dua permukaan kering tanpa pelumas memenuhi
hukum empiris berikut. Halliday (1991:103) berpendapat gaya tersebut
dapat dikatakan tidak bergantung kepada luas daerah kontak, dalam batas
yang cukup lebar. Besarnya sebanding dengan gaya normal. Gaya normal
kadang-kadang disebut juga gaya pembeban (loading force), adalah gaya
yang dilakukan oleh benda yang satu pada benda lainnya dalam arah
tegak lurus kepada bidang antarmuka keduanya. Perbandingan antara
besar gaya gesekan statik maksimum dan besar gaya normal disebut
koefisien gesekan statik, yang diberi lambang µs. Jika fs menyatakan
besar gaya gesek statik, maka secara matematis dapat dirumuskan: fs ≤
µs.N. µs adalah koefisien gesekan statik dan N adalah gaya normal. Tanda
(≤) bisa diganti dengan tanda (=) apabila fs mencapai ha rga maksimum.
Sumber : gurumuda.net
Gambar 2
Gaya Gesek Statis
2. Gaya gesek kinetik
Gaya gesek kinetik merupakan gaya gesek yang bekerja pada benda yang
bergerak. Lohat (2008:392) mengemukakan gaya gesekan yang bekerja
pada dua permukaan benda yang bersentuhan ketika benda tersebut
bergerak disebut gaya gesek kinetik (lambangnya fk) (kinetik berasal dari
bahasa Yunani yang berarti “bergerak”). Ketika sebuah benda bergerak
pada permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja berlawanan arah
terhadap kecepatan benda. Hasil eksperimen men\unjukkan bahwa pada
permukaan benda yang kering tanpa pelumas, besar gaya gesekan
sebanding dengan Gaya Normal. Gaya gesekan kinetik antara 2
permukaan kering tanpa pelumas memenuhi juga hukum yang sama
seperti untuk gesekan statik, yaitu: Halliday (1991:106) mengemukakan
gaya ini dapat dikatakan tidak bergantung kepada luas permukaan kontak,
dalam batas yang cukup lebar. Besarnya sebanding dengan gaya normal.
Perbandingan antara besar gaya gesekan kinetik dan gaya normal disebut
koefisien gesekan kinetik, yang diberi lambang µk. Jika fk menyatakan
besar gaya gesekan kinetik, maka secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut. fk = µk.N. Baik µs maupun µk adalah konstanta tak
berdimensi, kedua-duanya merupakan perbandingan besar dua buah
gaya.Biasanya, untuk pasangan permukaan tertentu, µs < µk.
Sumber : gurumuda.net
Gambar 3
Gaya Gesek Kinetik
w = gaya berat (N)
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2
Berdasarkan perbedaan tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya gesek
statis bekerja pada benda diam hingga tepat akan bergerak sehingga besarnya
gaya berubah hingga mencapai nilai maksimum yang diperlukan untuk
menggerakkan benda. Jadi jika dirumuskan menjadi fs ≤ µs.N. Berbeda dengan
gaya gesek statis, gaya gesek kinetis merupakan gaya gesek yang bekerja pada
benda yang bergerak dengan besar gaya yang relatif konstan, bila dirumuskan
menjadi fk = µk.N. Tanda persamaan pada kedua gaya gesek tersebut memiliki
arti fisis yang harus diperhatikan. Pada gaya gesek kinetis arti tersebut
menandakan besar gaya gesek tersebut relatif konstan dan pada gaya gesek statis
besar gaya akan terus berubah hingga benda tepat akan bergerak atau bernilai
maksimum.

Sumber : gurumuda.net
Gambar 5
Perbedaan Gaya Gesek Kinetik dan Gaya Gesek Statis
Arah gaya gesekan berlawanan dengan arah gaya penyebabnya.
a. Pada Bidang Datar
Bidang datar merupakan bidang yang horizontal (stabil), serta tidak ada sisi
yang miring. Nilai yang akan kita cari ialah ketika benda mulai bergerak dari
keadaan yang normal. Besar nya suatu gesekan antara permukaan beban
dan bidang luncur dipengaruhi oleh alus atau kasar nya suatu permukaan
beban dan bidang luncur.
Sebelum kita melakukan beberapa percobaan pada berbagai bidang,terlebih
dahulu kita timbang beban dengan pegas, disini ada 4 macam beban yaitu
bidang kaca, bidang almunium, bidang besi, dan bidang kayu, yang mana
bidang tersebut memiliki permukaan yang berbeda. Adapun beban juga
sangat berpengaruh pada hasil gaya gesekannya, Disini nilai beban diketahui
sama dengan Gaya Normal.
Beban ( W ) = Gaya Normal ( N )
Beban diletakkan pada bidang luncurnya, ambil nilai gaya gesekannya (fs)
dengan menarik beban menggunakan pegas mendatar, pada saat beban
mulai bergerak dari titik A ketitik B ( seperti contoh gambar dibawah ini ) maka
itulah nilai fs nya . Lakukan percobaan ini sampai lima kali. Nilai fs sama dengan
nilai F. Perbandiangan konstanta gesekan antara beban satu dengan yang
lainya sangatlah berbeda karena setiap permukaan mempunyai tingkat
kekasaran yang berbeda-beda.
N = w - F sina

Sumber : Anonim
Gambar 6
Gaya Gesek Pada Bidang Datar

b. Pada Bidang Miring


Bidang miring merupakan bidang yang mempunyai sisi miring dan
membentuk sudut siku-siku. Bidang ini sangatlah ditentukan oleh sudut
kemiringannya karna bidang tidak menggunakan alat pegas tetapi bidang ini
memanfaatkn sudut kemiringannya serta tingkat kekasaran permukaan
bidang, seperti contoh gambar dibawah ini.

SFy = 0
+N – mg cosqs = 0
N = mg cosqs
N = w cosqs
fs,maks = ms N
fs,maks = ms w cosqs

SFs = 0
-w sinqs + fs,maks = 0
fs,maks = w sinqs
ms w cosqs = w sinqs

Sehingga dapat dituliskan :

Dimana :
= Gaya gesekan (Newton)

= Koefisien gesekan

= Gaya Normal (N)


• F < fg : benda diam
• F = fg : benda akan bergerak
• F > fg : benda bergerak
Gaya Gesekan :
– Gaya gesekan statis (fs)
– Gaya gesekan kinetis (fk)
fs = µs . N
fk = µk . N

D. Manfaat dan Kerugian dari gaya gesek


1. Manfaat dari Aplikasi Gaya Gesek antara lain:
a. Kita dapat berjalan di atas lantai karena adanya gaya gesekan antara
sepatu dan lantai yang menyebabkan kita tidak tergelincir saat berjalan.
b. Permukaan aspal jalan raya dibuat agak kasar. Hal ini bertujuan agar mobil
tidak slip ketika bergerak diatasnya.
c. Pada prinsip kerja rem, kampas rem bergesekan dengan roda untuk
menahan atau menghentikan gerak rotasi (putaran) roda. Gaya gesekan yang
timbul antara kampas rem dan roda sangat penting terutama bagi
keselamatan dalam berkendaraan.
d. Gesekan pada parasut dengan udara yang dapat memperlambat gerak
jatuh.
2. Kerugian yang ditimbulkan akibat gaya gesek:
a. Gaya gesekan menyebabkan benda yang bergerak akan terhambat
gerakannya.
b. Ban sepeda atau sepatu kita bagian bawah akan menjadi tipis diakibatkan
oleh gaya gesek yang besar antara ban atau sepatu dengan aspal.
c. Gesekan pada mesin mobil dapat menimbulkan panas sehingga mobil perlu
diberi minyak pelumas.
d. Gesekan antara roda dengan porosnya, untuk mengurangi adanya gesekan
ini dipergunakan bola baja (gotri).

E. Aplikasi Gaya Gesek dalam Kehidupan Sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari banyak aplikasi dari prinsip gaya gesek yang kita
jumpai. Tetapi kita tidak menyadari akan hal tersebut. Gaya gesekan dapat
diperbesar ataupun diperkecil disesuaikan dengan tujuannya. Dalam kehidupan
sehari-hari kita jumpai berbagai aplikasi dan cara yang dilakukan untuk
memperkecil atau memperbesar gaya gesekan, di antaranya adalah sebagai
berikut:
a. Pemberian pelumas atau oli pada roda atau rantai sepeda agar
gesekannya dapat diperkecil.
b. Penggunaan kayu yang berbentuk bulat untuk mendorong benda agar
lebih mudah. Apabila kita mendorong meja atau lemari yang cukup berat
maka digunakan gelondongan kayu agar gaya gesekan yang terjadi dapat
diperkecil. 3. Penggunaan pul pada sepatu pemain bola. Hal ini bertujuan
agar gaya gesekan dapat diperbesar sehingga pemain bola tidak tergelincir
pada saat berlari dan menendang bola.
c. Membuat alur-alur pada ban mobil atau motor. Untuk menghindari
permukaan licin pada jalan yang dilewatinya, pada ban motor dan mobil
terdapat alur-alur. Alur-alur ini bertujuan untuk memperbesar gaya gesekan
antara ban dan permukaan jalan

F. Geotek Pada Tambang Terbuka


Kegiatan penambangan yang diterapkan adalah dengan sistem tambang
terbuka biasanya tipe ini diterapkan untuk endapan material yang mempunyai
lapisan tebal dan dilakukan dengan membuat jenjang (bench)[2] . Dalam kegiatan
penambangan Batukapur, kegiatan Loading dan Hauling merupakan kegiatan
yang tidak bisa diabaikan. Hal ini berkaitan erat dengan tingkat kesuksesan suatu
perusahaan untuk memenuhi target produksi yang telah di rencanakan. Dengan
kata lain, semakin baik rencana produksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan,
maka akan semakin baik dan semakin lancar pula kegiatan tersebut berlangsung.
Hal ini berkaitan erat dengan biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh Batukapur. Segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan
kegiatan penggalian (digging, breaking, loosening), pemuatan (loading),
pengangkutan (hauling, transporting), penimbunan (dumping, illing), perataan
(spreading, levelling) dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan dengan alat-
alat mekanis (alat-alat besar) disebut pemindahan tanah mekanis. Untuk
pemindahan tanah mekanis, biasa digunakan alat-alat mekanis yang sesuai
dengan kemampuan kerja alat-alat mekanis tersebut tetapi akan dibebankan
kepada penggunaannya untuk pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan
tambang terbuka. Selain itu penggunaan peralatan mekanis disesuaikan dengan
komponen lapangan kerja. Komponen lapangan kerja yang perlu diperhatikan,
yaitu:
a. Jalan-jalan dan sarana pengangkutan yang ada
b. Tumbuh-tumbuhan
c. Macam material dan perubahan volumenya
d. Daya dukung material
e. Iklim
f. Ketinggian dari permukaan air laut
g. Kemiringan, jarak dan keadaan jalan.
h. Effisiensi kerja
i. Syarat-syarat penyelesaian pekerjaan
j. Syarat-syarat penimbunan
k. Waktu
l. Ongkos-ongkos produksi
Ada beberapa parameter dalam rancangan teknis jalan angkut yaitu konstruksi
jalan angkut dan geometri jalan angkut. Dalam suatu rancangan jalan angkut baik
konstruksi maupun geometri disesuaikan dengan kapasitas (berat dan daya) alat
angkut yang akan digunakan. Lebar jalan dipengaruhi jumlah jalur dan lebar alat
angkut yang digunakan, rancangan tikungan dipengaruhi oleh sifat membelok alat
angkut sedangkan kelandaian jalan (grade) akan dipengaruhi oleh daya alat
angkut itu sendiri. Dengan rancangan teknis jalan angkut yang sesuai dengan
karakteristik alat angkut, maka diharapkan fungsi dan umur jalan dapat maksimum.
Selain dari kapasitas alat yang bervariasi, kecepatan alat angkut juga mempunyai
pengaruh didalam rancangan teknis yaitu pada tikungan dan jarak pandang.
Kecepatan rencana yang dipilih merupakan kecepatan tertinggi dimana alat angkut
dapat berjalan dengan aman [4] Dalam kenyataan sehari-hari, semakin lebar jalan
angkut maka semakin aman dan lancar lalu lintas pengangkutan. Umumnya jalan
angkut pada tambang dibuat untuk jalur tunggal dengan satu arah atau dua arah.
Perhitungan lebar jalan angkut pada keadaan jalan lurus dan pada jalan tikungan
didasarkan pada lebar kendaraan terbesar yang dioperasikan. Semakin lebar jalan
angkut maka operasi pengangkutan akan semakin lancar dan aman. Lebar jalan
angkut pada jalan lurus mempertimbangkan jumlah jalur angkut dan lebar alat
angkut tersebut.
Grade (kemiringan) jalan angkut dapat berupa jalan menanjak ataupun
jalan menurun, yang disebabkan perbedaan ketinggian pada jalur jalan.
Kemiringan jalan berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut, baik
dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan. Kemampuan dalam
mengatasi tanjakan untuk setiap alat angkut tidak sama, tergantung pada jenis alat
angkut itu sendiri. Sudut kemiringan jalan biasanya dinyatakan dalam persen, yaitu
beda tinggi setiap seratus satuan panjang jarak mendatar.
Grade resistance (tahanan kemiringan) ialah besarnya gaya berat yang
melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang
dilaluinya. Tahanan kemiringan tergantung dua faktor, yaitu: Besarnya kemiringan,
yang biasanya dinyatakan dalam persen. Berat kendaraan itu sendiri, yang
dinyatakan dalam ton. Besarnya tahanan kemiringan rata-rata dinyatakan dalam
20 lbs dari rimpull untuk tiap gross ton berat kendaraan dan isinya pada kemiringan
1%.
Menurut Bruce A. Kennedy, grade jalan optimum untuk dumptruck adalah
antara 7 sampai 10%. Untuk jarak angkut yang dekat, grade-nya masih bisa
ditoleransi hingga 15%. Khusus untuk tambang batubara, regulasi grade
maksimumnya dibatasi hanya sampai 10% (untuk keadaan yang ideal).
Cross slope adalah bentuk yang dibuat oleh dua sisi permukaan jalan terhadap
bidang horizontal yang pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk
penampang melintang cembung. Dibuat dengan demikian tujuannya untuk
memperlancar penyaliran. Apabila turun hujan atau sebab lain, maka air yang ada
dipermukaan jalan akan segera mengalir ke tepi jalan angkut, tidak berhenti atau
menggenang pada permukaan jalan. Hal ini penting karna air menggenang pada
permukaan jalan angkut akan membahayakan kendaraan yang lewat dan akan
mempercepat kerusakan jalan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Aldiyansyah. dkk. Analisis Geometri Jalan di Tambang Utara Pada PT.


IFISHDECO Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan Provinsi
Sulawesi Tenggara. Jurnal Geomine Vol. 04, No. 1. Konawe Selatan :
Universitas Muslim Indonesia. (2016).

2. Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA, Edisi kelima, Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

3. Supiyanto. 2007. Fisika SMA XII Kurikulum KTSP Standar Isi 2006. Jakarta
: Erlangga.

4. Jatmiko, Budi. 2004. Modul Fis.20.Listrik Statis. Surabaya : Bagian Proyek


Pengembangan Kurikulum

5. Prasmoro, V.A. Optimasi Produksi Dump Truck Volvo FM 440 dengan Metode
Kapasitaas Produksi dan Teori Antrian di Lokasi Pertambangan Batubara.
Jurnal Teknik Industri, Universitas Mercu Buana. (2014).

Anda mungkin juga menyukai