Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,
Assalaamu’alaikum w.r w.b
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan banyak
nikmat kepada makhluk-Nya. Atas berkat dan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Awal Praktikum Peledakan ini tepat pada waktu yang
telah ditentukan. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing kita selaku umat-Nya kepada jalan
kebenaran, sehingga segala aktivitas kita di alam dunia terarah sebaik mungkin.
Penulis menyadari laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dapat
lebih menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membaca terkhusus untuk penulis sebagai pembuat serta
bertujuan untuk memenuhi parameter nilai dan kelulusan pada praktikum kuliah
ini.
Wassalaamu’alaikum w.r w.b

Bandung, 17 Desember 2019


Penulis

Rizki Purnama
100.701.17.113

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ……………………………………….. 1
1.2.1 Maksud …………………………………………… 1
1.2.2 Tujuan …………………………………………….. 2
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………. 3
2.1 Peledakan Tambang Bawah Tanah…............................ 3
2.2 Parameter Batuan Terhadap Proses Peledakan............ 4
2.3 Parameter Bahan Peledak….......................................... 5
2.4 Desain Peledakan.......................................................... 6
2.5 Perancangan Daerah Easer dan Perimeter.................... 7

BAB III KESIMPULAN ……………………………………………….. 8


DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………...... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kegiatan penambangan tedapat dua metode penambangan yaitu
penambangan surface dan penambangan underground. Dalam kegiatan
penambangan sendiri terdapat kegiatan yang dilakukan untuk melakukan
pelepasan batuan penutup yaitu merupakan kegiatan pembongkaran. Kegiatan
pembongkaran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat mekanis maupun
kegiatan peledakan berdasarkan kekerasan dari endapan bahan galian yang akan
digali. Peledakan merupakan suatu kegiatan pembongkaran atau pemberaian
material/batuan dengan menggunakan bahan peledak beserta peralatan dan
perlengkapannya. Teknologi peledakan adalah proses patahan (fracturing)
material dengan menggunakan sejumlah perhitungan dari ledakan sehingga
volume material pecah dapat ditentukan
Dalam peledakan underground sendiri terdapat beberapa perbedaan,
menimbang dari keterbatasan luasan area pada tambang bawah tanah, selain itu
kebutuhan suplai udara, kondisi freeface yang hanya pada satu arah, kondisi
batuan ketika selesai diledakan akankah menimbulkan rekahan-rekahan baru
yang dapat mengganggu sistem penyanggan tambang itu sendiri, bahkan
keselamatan para pekerja dan alat-alat yang berada di tambang bawah tanah.
Pada proses peledakan tambang dengan menggunakan metode
pertambangan underground terdapat rancangan peledakan yang merupakan
salah satu faktor penting dalam kegiatan peledakan pertambangan. Oleh karena
itu untuk memperoleh hasil peledakan batuan yang sesuai fragmentasi yang di
inginkan maka harus benar dalam memperhitungkan geomteri pelededakan yang
akan di paki agar mendapatkan hasil fragmentasi batuan yang diinginkan serta
hasil ledakannya memperhatikan faktor ekonomis dan faktor keamanan dari para
pekerja.

1
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Adapun maksud praktikum ini adalah untuk mempelajari tentang kegiatan
proses peledakan di tambang bawah tanah serta penentuan geometri nya.
1.2.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui parameter yang mempengaruhi dalam proses
peledakan.
2. Untuk menentukan desain lubang ledak pada muka terowongan bawah
tanah
3. Untuk mengetahui kenapa diterapkan pola rangkaiain peledakan.
4. Untuk mengetahui hal yang mempengaruhi dalam desain tambang bawah
tanah yang akan diterapkan
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi hasil fragmentasi
peledakan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Peledakan Tambang Bawah Tanah


Dalam peledakan tamban bawah tanah terdapat tahapan-tahapan
pembuatan terowongan dimulai dari pemboran, pengisian lubang ledak,
pembersihan atap, pemuatan dan pengangkutan, serta persiapan kegiatan
selanjutnya.Sebagian besar metode penambangan bawah tanah menggunakan
peledakan sebagai metode utama penggalian batu. Peledakan bawah tanah
(underground blasting) memberikan gambaran yang baik untuk berbagai desain
ledakan ditambang bawah tanah. Sebelum kegiatan peledakan dilakukan perlunya
dilakukan evaluasi terhadap rancangan peledakan tersebut, sehingga
diperolehnya hasil optimal dan aman. Dalam pendesainan peledakan tambang
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti diameter lubang bor, burden-spasi, dan
tipe bahan peledakan yang akan digunakan.
Peledakan tambang bawah tanah mempunyai tujuan untuk meledakan
batuan untuk mendapatkan ruang yang berfungsi sebagai jalan masuk, gudang,
terowongan pipa, dan juga untuk membongkar/mengambil material (dalam
kegiatan penambangan). Hal yang paling penting dalam kegiatan tambang bawah
tanah antara lain membuat lubang-lubang buatan (terowongan) baik dengan arah
mendatar, vertikal, maupun miring

.
Sumber :Randy,2014
Foto 2.1
Kegiatan Peledakan Tambang Bawah Tanah

3
4

2.2 Parameter Batuan Terhadap Proses Peledakan


Dalam kegiatan peledakan tambang bawah tanah memiliki perbedaan
dengan peledakan tambang terbuka, perbedaan ini pada dasarnya terletak pada
freeface nya.Pada tambang bawah tanah peledakan dilakukan kearah 1 bidang
bebas. Sedangakan pada peledakan tambang terbuka dilakukan kearah 2 atau
lebih bidang bebas. Bidang bebas diperoleh dengan membuat cut pada
permukaan terowongan. Cut ini berfungsi sebagai bidang bebas pada peledakan
berikutnya, yang kemudian akan diperbesar dengan dua atau lebih susunan
lubang tembak peledakan. Peledakan yang terakhir adalah peledakan lubang
tummer (roof holes, wall holes, dan floor holes) yang akan menentukan bentuk dari
terowongan.
Dalam penentuan peledakan biasanya terdapat beberapa parameter
batuan yang mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam proses peledakan
diantaranya adalah :
1. Densitas
2. Struktur geologi
3. Kekuatan dinamis dari batuan
4. Karakteristik elastis
5. Kecepatan gelombang batuan.
Struktur primer atau struktur yang terbentuk pada batuan akan
memperngaruhi dalam proses peledakan yang dilakukan pada batuan yang
mempunyai struktur rekahan relatif lebih banyak maka proses peledakan akan
lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan batuan masif yang keterdapatan
struktur kekarnya sedikit, maka harus dilakukan pembuatan rekahan terlebih
dahulu untuk ,menginisiasi bahan peledakan yang akan diledakan.

Sumber : Aldi, 2014


Gambar 2.1
Parameter kekuatan batuan
5

2.3 Parameter Bahan Peledak


Pemilihan jenis bahan peledak untuk suatu operasi peledakan tertentu
memerlukan pengkajian teliti terutama mengenai sifat-sifat penting daripada
bahan peledak yaitu :
1. Strength
Strenght adalah kekuatan bahan peledak untuk meledakkan suatu batuan
atau obyek yang dinyatakan dalam prosentase berat nitrogliserin yang terdapat
dalam suatu bahan peledak “straight Dinamit”
2. Sensitivity
Sensitivity, adalah ukuran atau tingkat kemudahan suatu bahan peledak
untuk meneruskan reaksi peledakan sehingga dapat mengakibatkan bahan
peledak itu meledak, Sensitivity suatu bahan peledak sangat berpengaruh
terhadap pukulan, gesekan, panas, medan listrik, nyala dan getaran.
3. Density
Density, adalah bahan peledak satuan volume tertentu, untuk menunjukkan
density bahan peledak biasanya kita temui istilah “catridge count” atau “stik count”
yang artinya menunjukkan jumlah catridge bahan peledak tersebut ukuran 1¼ x 8”
yang terdapat dalam peti dengan berat bersih 50 lb. Dengan demikian makin tinggi
catridge makin rendah density bahan peledak.
4. Detonation Velocity
Detonation Velocity, adalah kecepatan rambat gelombang ledakan melalui
kolom bahan peledak, makin tinggi kecepatan rambat gelombang ledakan suatu
bahan peledak makin kuat bahan peledak tersebut.
5. Stabilitas
Stabilitas, adalah kestabilan senyawa kimia bahan peledak untuk tidak
mudah bereaksi dan berdekomposisi terhadap pengaruh luar seperti panas, dingin
dan lain sebagainya. Makin stabil peledak tersebut makin mudah penanganan
serta penyimpanan bahan peledak tersebut dan makin aman.
6. Water Resistance
Water Resistance, adalah ketahanan bahan peledak terhadap air atau uap
air baik dalam penyimpanan maupun penggunaannya, ketahanan terhadap air ini
dipengaruhi oleh sifat kimia bahan peledak itu sendiri.
6

7. Sifat-sifat Gas Beracun (Fumes)


Fumes Characteristic, adalah suatu bahan peledak menunjukkan jumlah
gas-gas beracun seperti CO, NOx yang terjadi setelah bahan peledak tersebut
diledakkan. Selain fumes atau gas beracun, peledakan juga menghasilkan gas-
gas yang tidak beracun yang disebut smoke misalnya H2O, CO2.
8. Permeabilitas
Permisibilitas, adalah merupakan syarat yang sangat penting bagi bahan
peledak yang dipakai untuk penambangan batubara, dimana ledakannya tidak
akan menyebabkan kebakaran atau ledakan tambang tersebut, karena biasanya
terdapat gas methan dan debu batubara.
9. Hygros Copicity
Hygros Copicity, adalah sifat bahan peledak yang mudah
bereaksi/berpengaruh terhadap lingkungan luar khususnya terhadap kelembaban
udara (uap air).

2.4 Desain Peledakan


Istilah pemboran dan peledakan dimaksudkan sebagai metode penggalian
dan pembongkaran batuan secara tertentu. Sebelum operasi pemboran dimulai
penentuan letak lubang bor harus dievaluasi dengan hati-hati untuk mendapatkan
hasil yang optimum dari bahan peledak yang dipilih.Lebih dari pada itu,
penyediaan lubang tembak yang tepat untuk pembongkaran dengan biaya rendah,
Karakteristik massa batuan dan kemampuan pembuatan lubang tembak harus
diidentifikasi.
1 Kepekaan lokasi
2 Fragmenntasi yang diperlukan
3 Perpindahan tumpukan material hasil ledakan (muckpile)
4 Pengendalian dinding
5 Geologi
6 Kondisi air
7 Bahan peledak yang digunakan
8 Sederhana
9 Biaya
7

Sumber : Ardiansyah,2013
Gambar 2.2
Desain Terminologi Peledakan

2.5 Perancangan Daerah Easer dan Perimeter


Pada pola pemboran dan dalam penentuan persentase lubang void, jarak
antar lubang dalam area burn cut, mempunyai kaitan erat dengan modulus
elastisitas (modulus mempunyai kaitan erat dengan modulus elastisitas (modulus
young). Jenis bahan peledak juga berpengaruh terhadap jarak antar lubang
maksimum, sehingga Holmberg menambahkan factor RWE (Relatie Weight
Energy) dari bahan peledak dengan tujuan untuk perhitungan jenis bahan peledak
yang lebih kuat.
Persamaan yang menunjukkan hubungan diatas dapat dinyatakan dalam
bentuk :
E 1
Critical Separation (CR) = 2 x ∅ elf . relief hole x x ..............................2.1
E0 REE

∅ elf . relief hole = ∅ hole √𝒏.....................................2.2


Dimana :
∅ elf . relief hole = Diameter efektif dari lubang kosong (mm)

∅ hole = Diameter lubang (mm)


E = Modulus Young Batuan (GPa)
E0 = Reference Modulus Young = 50 (GPa)
REE = Relative Effective Energy Dari Bahan Peledak (Anfo =
100)
n = Jumlah Relief hole
BAB III
KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan :


1. parameter bahan peledak yang mempengaruhi kegiatan peledakan adalah
kecepatan detonasi, kepekaan, bobot isi bahan peledak, ketahanan
terhadap air, sifat-sifat gas beracun, dan tekanan detonasi. Kecepatan
detonasi adalah kecepatan gelombang detonasi yang menerobos
sepanjang kolom isian handak, dinyatakan dalam m/s.
2. Untuk peledakan didalam terowongan biasanya dilakukan hanya 1 arah
bidang bebas berbeda dengan peledakan jenjang yang menggunakan 2
arah bidang bebas, hal ini menunjukkan bahwa untuk peledakan dalam
terowongan ini memiliki area yang terbatas sedangkan untuk peledakan
jenjang memiliki area yang luas.
3. Rangkaian peledakan dilakukan agar peledakan yang dilakukan dapat
berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Perangkaian dilakukan antar
kawat, sambungan ini sangat kritis,sehingga harus diisolasi dengan kuat.
4. Untuk desain pola peledakan dipengaruhi oleh void ratio yaitu jika void ratio
yang dihasilkan lebih kecil dari void ratio standar yang telah ditentukan
maka akan terjadi frozen pada hasil peledakan tersebut, apabila nilai void
ratio yang dihasilkan lebih besar dibandingkan void ratio standar maka
peledakan tersebut berhasil.
5. Adapun faktor yang mempengaruhi hasil dari fragmentasi yaitu ukuran
lubang ledak yang besar akan menghasilkan bongkahan fragmentasi maka
dikurangi dengan menggunakan bahan peledak yang lebih kuat,
selanjutnya Penambahan bahan akan mempengaruhi lemparan batuan
atau flying rock dan batuan dengan intensitas tinggi dan jumlah bahan
peledak sedikit akan menghasilkan fragmentasi kecil.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad, 2014, “Geometri Peledakan Tambang Bawah tanah”,


academia.edu, Diakses pada tanggal 14 Desember 2019
pukul 23:45 WIB.

2. Deliya, 2013, “Proses Pengeboran Tambang Bawah Tanah”


academia.edu, Diakses pada tanggal 14 Desember 2019
pukul 20:19 WIB.

3. Farhan, 2013, “Proses Peladakan dan Pembuatan Lubang Ledak”,


dokumen.tips, Diakses pada tanggal 13 Desember 2019 pukul
18:56 WIB.

4. Saputra, 2015, “Geometri Peledakan Tambang Bawah Tanah”,


scribd.com, Diakses pada tanggal 13 Desember 2019 pukul
19:17 WIB.

Anda mungkin juga menyukai