Anda di halaman 1dari 13

Agritech, 39 (3) 2019, 258-269

Optimasi Gasifikasi Serbuk Tandan Kosong Kelapa Sawit Menggunakan


Powder Gasifier Type Cyclone
The Optimazation Process of Powder Gasification of Oil Palm Empty Fruit Bunches with Powder Gasifier Cyclone Type

Riksa Prayogi Widyaprawira*, R. Radi, Bambang Purwantana


Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
Jl. Flora No. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
*
Email: riksap41@gmail.com

Tanggal submisi: 4 Desember 2018; Tanggal penerimaan: 11 Juli 2019

ABSTRAK

Setiap tahun produksi minyak sawit meningkat. Dari 1 ton produksi tandan buah segar (TBS) dihasilkan 22%–
23% tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Potensi TKKS berdasarkan uji lab menunjukan TKKS memiliki nilai kalor
sebesar 3353,97 kkal/kg. Adapun tujuan penelitian adalah untuk menentukan ukuran bahan TKKS pada proses
gasifikasi, untuk menentukan kombinasi AFR (Air Fuel Ratio) pada gasifier tipe cyclone sehingga menghasilkan
energi yang optimal serta memprediksi proses gasifikasi dalam reaktor gasifier tipe cyclone dengan metode CFD
(Computational Fluid Dynamic). Untuk mengkonversi TKKS menjadi energi digunakan metode gasifikasi dengan
gasifier tipe cyclone. Adapun metode penelitian ini adalah perlakuan ukuran serbuk TKKS dengan perlakuan
mesh 14, 30, dan 50 disertai 4 perlakuan rasio udara–bahan bakar dan laju massa bahan serta perlakuan variasi
panjang pipa tengah. Berat sampel 500 g ditambah 100 g arang dengan 3 kali pengulangan. Dari hasil penelitian,
perlakuan A3 (mesh 50) menunjukan suhu tertinggi 348,23 °C, energi kalor 1008,68 kkal/kg, efisiensi energi
30,07%, dan AFR sebesar 97,81 kg/kg, namun menghasilkan KKM (kapasitas kerja mesin) terendah yaitu 14,65
kg/jam. Berdasarkan uji sensor, perlakuan A3 dihasilkan tegangan sensor CO sebesar 1,45 mV; H 1,81 mV; dan
CH4 0,66 mV. Pada kombinasi perlakuan kecepatan udara dan kecepatan putar screw, perlakuan B4 menghasilkan
KKM sebesar 20 kg/jam dan AFR 97,1 kg/kg. Hasil tegangan sensor gas tertinggi pada perlakuan B4 yaitu tegangan
CO 1,58 mV; dan H 1,98 mV. Berdasarkan panjang pipa, perlakuan C1 menghasilkan nilai KKM sebesar 16,6 kg/
jam, energi kalor 997 kkal/kg, efisiensi 29,73% dan AFR 82,87 kg/kg. Pada perlakuan C1 didapat tegangan
sensor gas CO sebesar 1,6 mV; H 2,48 mV; dan CH4 1,46 mV. Pada simulasi CFD sebaran suhu, kecepatan fluida
maupun tekanan pada titik iterasi pertengahan mengalami kenaikan. Hal ini dipengaruhi oleh dimensi reaktor
yang dibuktikan dengan grafik maupun simulasi CFD.

Kata kunci: Simulasi CFD; gasifikasi; mesh; TKKS; dimensi pipa center reaktor gasifikasi; powder gasifier tipe
cyclone;

ABSTRACT

Every year, palm-oil production is increasing. Each ton of fresh fruit bunches produced up to 22%–23% of oil
palm empty fruit bunches (OPEFB). Based on the laboratory test, OPEFB contains 69.72% volatiles and 3353.97
kcal/kg of calor. The aim of this research was to determine the size material of OPEFB in gasification process, to
determine the combination of AFR (Air Fuel Ratio) in the cyclone type gasifier so that optimal energy is produced,
and to predict the gasification process using a CFD method (Computational Fluid Dynamic). The powder cyclone
type gasifier method was used to convert this into renewable energy. The research method consisted of using
OPEFB powder material with 14, 30 and 50 mesh treatment, 4 air-fuel ratio, and material mass rate treatments,
and variations of the middle-pipe length treatment. The weight of each sample is 500 g, added with 100 g of

DOI: http://doi.org/10.22146/agritech.35848
ISSN 0216-0455 (Print), ISSN 2527-3825 (Online)

258
R. Prayogi dkk. /Agritech 39 (3) 2019 258-269

charcoal and repeated 3 times. The results showed that the A3 mesh had the highest temperature at 348.23 °C,
1008.68 kcal/kg of heat value, 30.07% of efficiency, 97.81 kg/kg of AFR value, but had the lowest engine working
capacity (EWC) with 14.65 kg/hour. Based on the sensor test, A3 treatment’s voltage of monoxide sensor output
was 1.45 mV; 1.81 mV of hydrogen; and methane at 0.66 mV. In the combination of air speed and screw rotational
treatment, AFR values were generated by B4 treatment with an EWC value of 20 kg/hour and AFR of 97.1 kg/kg.
The highest gas monoxide sensor results in B4 treatment was 1.58 mV; hydrogen 1.98 mV. Based on the length
of the entrance pipe in the reactor, C1 treatment produced an optimal value of the EWC value at 16.6 kg/hour, the
heat energy value was 997 kcal/kg, the efficiency value was 29.73% and the AFR value was 82,87 kg/kg. In C1
treatment, the monoxide gas sensor voltage was 1.6 mV; and methane was 1.46 mV. The CFD simulation showed
that the temperature distribution, fluid velocity and pressure in the middle iteration had a significant increase. This
can be influenced by the dimensions of cyclone type powder gasifier with a CFD simulation.

Keywords: CFD; OPEFB; gasification; mesh; pipe dimensions of reactors; powder gasifier cyclone type

PENDAHULUAN Dari data tersebut artinya TKKS hasil limbah


sawit berpotensi sebagai sumber energi terbarukan
Pada tahun 2015, ketersediaan minyak sawit dengan gasifikasi. Pada proses gasifikasi, produksi
mencapai 20.542.224 ton dan tahun 2017 meningkat gas pembakaran dari biomassa diperlukan dua proses
menjadi 34.468.293 ton (Direktorat Jenderal antara lain pyrolisis dan water gas process (gas cair)
Perkebunan, 2017). Hal tersebut mengindikasikan (Higman, 2003).
limbah hasil dari perkebunan sawit meningkat setiap Gasifier tipe cyclone merupakan salah satu jenis
tahun-nya. Prastowo dan Purwantana. (2011) dalam reaktor yang mengubah bahan biomassa secara efisien
Asari, Alharis, dan Elita. (2014) menyebutkan bahwa untuk menghasilkan syngas dari proses gasifikasi.
setiap 1 ton produksi tandan buah segar (TBS) dapat Ukuran partikel serbuk bahan yang digunakan pada
menghasilkan 22%-23% Tandan Kosong Kelapa Sawit proses gasifikasi mempengaruhi lama pembakaran
(TKKS). Hal tersebut menunjukan bahwa setiap tahun bahan, hasil gas yang dihasilkan dan komposisi gas
potensi ketersediaan TKKS sebagai bahan biomassa yang dihasilkan (Higman, 2003). Proses gasifikasi
selalu meningkat. Jika dilihat dari karakteristik TKKS. menyebabkan reaksi termokimia yang menghasilkan
Secara lengkap karakteristik proximat TKKS tersebut CO, H2, dan gas metana (CH4) (Raisul. 2016).
dapat diihat pada tabel 1 berikut Keunggulan penggunaan powder gasifier tipe cyclone
ditunjukan dengan penelitian menggunakan bahan
serbuk kayu. Dari 30 kg bahan serbuk kayu dihasilkan
Tabel 1. Property TKKS (tandan kosong kelapa sawit) nilai kalor 3,9 MJ/Nm3, dengan nilai tertinggi pada
hasil uji laboratorium (Agustina, 2016) massa perbandingan enthalpy dan efisiensi sebesar 60
dan 98,7%. Sedangkan nilai efisiensi tertinggi adalah
Karakteristik Tandan kosong
kelapa sawit 73,4% (Miskam, 2008). Begitu pula dengan penelitian
pada gasifier tipe cyclone menggunakan serbuk sekam
Analisis proksimat (% berat)
padi, dengan debit bahan 20,1 kg/jam dapat dihasilkan
- Kadar air (% basis basah) 55,60
Kadar air (% basis kering) 5,18 nilai panas dari produksi gas sebesar 6,98 MJ/Nm3 dan
- Kadar volatil 82,58 efisiensi gas yang dhasilkan 64% (Sun, 2008).
- Fixed carbon 8,97 Adapun tujuan riset ini untuk menentukan ukuran
- Abu 3,45 mesh partikel bahan TKKS yang tepat terhadap proses
Solulosa 36,57 % reaksi gasifikasi pada reaktor powder gasifier tipe
Densitas 0.13 g/cm3 cyclone sehingga menghasilkan energi yang optimal,
Ultimate analysis (berat % BK) untuk menentukan kombinasi debit bahan dan udara (Air
- C 46,62 Fuel Ratio) pada powder gasifier tipe cyclone sehingga
- H 6,45 menghasilkan energi yang optimal, untuk memprediksi
- N 1,21 pola aliran proses gasifikasi dalam reaktor gasifier tipe
- S 0,035
- O 45,66 cyclone dengan metode CFD (Computational Fluid
Dynamic).
Nilai kalor (MJ/kg) 16,2

259
R. Prayogi dkk. /Agritech 39 (3) 2019 258-269

METODE PENELITIAN

Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi skema pada Gambar 1.

1. Powder Gasifier tipe Cyclone dengan kapasitas


daya listrik pada powder gasifier type cyclone
ialah 4000 Watt.
2. Blower
3. Thermocouple tipe K
4. Tabung Venojek
5. Thermocouple Digital
6. Stopwatch
7. Timbangan Digital
8. Hot Wire Anemometer
9. Bomb Calorimeter
10. Gas Chromatograpth (GC-MS)
11. Gas Detector CH4, H2, dan CO

Gambar 1.
Gambar 1. Skema reaktor powder gasifier type cyclone dan alat yang digunakan

𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚(𝑘𝑘𝑘𝑘)
Bahan 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 = Metode
𝑡𝑡(𝑠𝑠)

Bahan uji menggunakan tandan kosong kelapa Garis besar pelaksanaan “optimasi gasifikasi serbuk
sawit (TKKS) yang telah dicacah dan dihaluskan dengan tandan kosong kelapa sawit menggunakan powder
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 𝑥𝑥 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂
diskmill pada mesh
𝐸𝐸𝐸𝐸 = 14, 30, 50. 𝐴𝐴
gasifier type cyclone” dilakukan dalam 4 tahapan
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝐵𝐵𝐵𝐵ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑥𝑥 ( 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝜙𝜙=1)
𝑓𝑓

a. Menyusun garis besar sidik ragam 𝑚𝑚𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 (𝑘𝑘𝑘𝑘)


𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 = T Tabel
Sumber Keragaman Derajat Bebas
𝑚𝑚
Jumlah 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 (𝑘𝑘𝑘𝑘)
Kuadrat
𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 Kuadrat Tengah F Hitung
5% 1%
Ulangan v1 = r – 1 = 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
2
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 JKH
1 JKH/v
= 145𝐶𝐶 + 610 (𝐻𝐻 − 𝑂𝑂) + 40𝑆𝑆
1 + 10𝑁𝑁 KTH/KTG F(v1,v2)
Galat 𝑙𝑙𝑙𝑙
v2 =(rh– 1) - (h – 1) = 27 JKG 8 JKG/v2
rh – 1 = 35
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔% 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
Total = . max
𝑙𝑙𝑙𝑙 100 𝑙𝑙𝑙𝑙
Dimana : r = banyak ulangan;
h = treatment
𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
𝜂𝜂 =
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑙𝑙𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏

260
9. Bomb Calorim
10. Gas Chroma
11. Gas Detector

R. Prayogi dkk. /Agritech 39 (3) 2019 258-269


1. Powder Gasifier tipe Cyclone dengan kapasitas
daya listrik pada powder gasifier type cyclone
b. Menghitung jumlah perlakuan (T), jumlah ulangan (R) dan Jumlah umum (G)4000 Watt.
ialah
2. Blower
Ulangan 3. Thermocouple tipe K
Perlakuan Jumlah (TA) Rerata (y)
1 2 4.
3 Tabung Venojek
5. Thermocouple Digital
A A1 A11 A12 A13 1. PowderTA1 Gasifier tipe Cyclone   dengan kapasita
6. Stopwatch
A2 A21 A22 A23
7. Timbangan dayaDigital listrik
TA2 pada powder gasifier   type cyclon
8. Hot Wire ialah 4000 Watt.
Anemometer
A3 A31 A32 A33 TA3  
9. Bomb2.Calorimeter
Blower
B B1 B11 B12 B13
10. Gas3.Chromatograpth
Thermocouple TB1 tipe
(GC-MS) K  
B2 B21 B22 11. Gas4.Detector
B23 TabungTB2 Venojek
CH 4, H2, dan CO  
5. Thermocouple Digital
B3 B31 B32 B33 TB3  
6. Stopwatch
B4 B41 B42 B43 7. Timbangan TB4 Digital  
C C1 C11 C12Gambar 1. C13 8. Hot Wire TC1 Anemometer  
1. Powder Gasifier tipe Cyclone 9. dengan
Bomb Calorimeter kapasitas
C2 C21 C22listrik pada powder
daya C23 gasifier 10. Gastype TC2
Chromatograpth
cyclone (GC-MS)  
C3 C31 ialah
C324000 Watt. C33 11. Gas Detector TC3 CH4, H2, dan  CO
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚(𝑘𝑘𝑘𝑘)
Jumlah (TY) Ty1 2. Blower
Ty2𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 =
𝑡𝑡(𝑠𝑠)Ty3 Tij (yij)
3. Thermocouple tipe K
Keterangan: A = perlakuan mesh bahan, B = perlakuan kombinasi kecepatan
4. Tabung Venojek udara dan screw, C = Perlakuan panjang pipa
5. Thermocouple Digital
yaitu, perancangan badan reaktor powder gasifier tipe 6. Stopwatch 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿
𝐸𝐸𝐸𝐸 = (3)
𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 𝑥𝑥 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂
7. Timbangan Digital 𝐴𝐴
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝐵𝐵𝐵𝐵ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑥𝑥 ( 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝜙𝜙=1)
cyclone, simulasi menggunakan CFD untuk mengetahui 𝑓𝑓
8. Hot Wire Anemometer
pola aliran, uji performansi powder gasifier tipe cyclone 9. Bomb Debit
Calorimeter
dan uji proximat TKKS. Adapun rancangan percobaan udara gasifikasi 𝑚𝑚𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 (𝑘𝑘𝑘𝑘)
10. Gas Chromatograpth (GC-MS) 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 =
yang dilakukan adalah menggunakan RAL (Rancangan 11. Gas Detector Debit
CH4,udara H2, dan gasifikasi
CO merupakan volume udara 𝑚𝑚 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 (𝑘𝑘𝑘𝑘
Acak Lengkap) seperti digambarkan sebagai berikut per satuan waktu selama proses gasifikasi berlangsung.
(Heryanto. 1996): Diukur berdasarkan kecepatan 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 1
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚aliran =udara
145𝐶𝐶 dan
+ 610luas
(𝐻𝐻 − 𝑂𝑂)
Gambar 1. bukaan katup udara. 𝑙𝑙𝑙𝑙 8
Perhitungan
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔% 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
=Qdebit . max V.A (4)
Nilai perbandingan udara dan bahan bakar 𝑙𝑙𝑙𝑙 100 udara = 𝑙𝑙𝑙𝑙
ditentukan dari komposisi 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 bahan = bakar dan reaksi yang
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚(𝑘𝑘𝑘𝑘)

𝜂𝜂Air= Fuel Ratio (AFR)


𝑡𝑡(𝑠𝑠) 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
terjadi pada proses gasifikasi. Adapun rumus molekul 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑙𝑙𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
tandan kosong sawit adalah CH1.7O0.7. yang mana Jumlah bahan bakar dan udara dalam proses
persamaan reaksi setelah gasifikasi Gambar menjadi 1. : pembakaran sering dinyatakan sebagai rasio 'udara
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 𝑥𝑥 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂
𝐸𝐸𝐸𝐸 = 𝐴𝐴
untuk bahan bakar (Higman, C. and Van Der Burgt, M.,
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝐵𝐵𝐵𝐵ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑥𝑥 ( 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝜙𝜙=1)

𝐶𝐶𝐻𝐻1.7 𝑂𝑂0.7 + 0.4𝑂𝑂2 → 0.7𝐶𝐶𝐶𝐶 + 0.3𝐶𝐶𝑂𝑂2 + 0.65𝐻𝐻2 + 0.2𝐻𝐻2 𝑂𝑂 (1) 𝑓𝑓 2003) : (1)
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚(𝑘𝑘𝑘𝑘)
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 =
Perhitungan ini juga meliputi perhitungan 𝑡𝑡(𝑠𝑠)
aliran 𝑚𝑚𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 (𝑘𝑘𝑘𝑘)
𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 = (5)
syngas (flow rate), laju konsumsi bahan bakar (mass 𝑚𝑚 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 (𝑘𝑘𝑘𝑘)
fuel rate), dan laju aliran udara gas gasifikasi (Mc Cabe.
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 𝑥𝑥Nilai
𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷kalor pada gas1
𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂
1985). 𝐸𝐸𝐸𝐸 = 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 =𝐴𝐴 145𝐶𝐶 + 610 (𝐻𝐻 − 𝑂𝑂) + 40𝑆𝑆 + 10𝑁𝑁
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝐵𝐵𝐵𝐵ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑓𝑓 Nilai kalor maksimal
𝑥𝑥 ( 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝜙𝜙=1) 8 pada gas dapat dihitung
LajuGambar
konsumsi 1. bahan bakar atau kapasitas kerja
dengan menggunakan persamaan ultimate analysis
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔% 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
mesin = . max 𝑚𝑚𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 (𝑘𝑘𝑘𝑘)
𝑙𝑙𝑙𝑙 100 𝑙𝑙𝑙𝑙 (Tchobanoglous, 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 =1993). Adapun persamaan ultimate
analysis adalah sebagai 𝑚𝑚𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 (𝑘𝑘𝑘𝑘)
berikut:
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚(𝑘𝑘𝑘𝑘) 𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
= 𝜂𝜂 = (2)
𝑡𝑡(𝑠𝑠) 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑙𝑙𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 1
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 145𝐶𝐶 + 610 (𝐻𝐻 − 𝑂𝑂) + 40𝑆𝑆 + 10𝑁𝑁 (6)
𝑙𝑙𝑙𝑙 8
Laju aliran udara
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔%
𝑥𝑥 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
𝐸𝐸𝐸𝐸 =
Kebutuhan jumlah udara gasifikasi =𝐴𝐴 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂
.selalu
max lebih Dari hasil perhitungan ultimate analysis pada
𝑙𝑙𝑙𝑙 𝑥𝑥 ( 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝐵𝐵𝐵𝐵ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 100 𝜙𝜙=1) 𝑙𝑙𝑙𝑙
kecil daripada kebutuhan jumlah udara
𝑓𝑓
stoikiometri gas maka dari persentasi gas (%) hasil pengukuran
𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
(pembakaran sempurna). Adapun 𝜂𝜂 =ER dihitung dengan 𝑚𝑚 laboratorium dengan GC-MS maka dihitung nilai kalor
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑙𝑙𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿(𝑘𝑘𝑘𝑘)
𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
persamaan berikut (Mc Cabe et al, 1985): 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 = gas dengan persamaan berikut:
𝑚𝑚𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 (𝑘𝑘𝑘𝑘)

𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 1
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 145𝐶𝐶 + 610 (𝐻𝐻 − 𝑂𝑂) + 40𝑆𝑆 + 10𝑁𝑁 261
𝑙𝑙𝑙𝑙 8
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔% 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
= . max
𝑙𝑙𝑙𝑙 100 𝑙𝑙𝑙𝑙
𝑓𝑓

𝑚𝑚𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 (𝑘𝑘𝑘𝑘)
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚(𝑘𝑘𝑘𝑘) 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 =
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 = 𝑚𝑚𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 (𝑘𝑘𝑘𝑘)
𝑡𝑡(𝑠𝑠)

R.𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
Prayogi dkk. /Agritech 391 (3) 2019 258-269
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 145𝐶𝐶 + 610 (𝐻𝐻 − 𝑂𝑂) + 40𝑆𝑆 + 10𝑁𝑁
𝑙𝑙𝑙𝑙 8
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺𝐺 𝑥𝑥 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂
𝐸𝐸𝐸𝐸 = 𝐴𝐴
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ
=
𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔% 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝐵𝐵𝐵𝐵ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎
. max
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑥𝑥 ( 𝑓𝑓 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 𝜙𝜙=1) (7) HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑙𝑙𝑙𝑙 100 𝑙𝑙𝑙𝑙

R. Prayogi dkk. /Agritech 39𝑚𝑚(3)


𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 =
2019
𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 (𝑘𝑘𝑘𝑘)Kinerja Badan Cyclone pada Gasifier Type
xxx-xxx
Efisiensi
𝜂𝜂 = gasifikasi
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑙𝑙𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑚𝑚 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 Cyclone dengan Bahan Serbuk Tandan Kosong
(𝑘𝑘𝑘𝑘)
Efisiensi
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 gasifikasi adalah 1 persentase energi dari Kelapa Sawit
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 145𝐶𝐶 + 610 (𝐻𝐻 − 𝑂𝑂) + 40𝑆𝑆 + 10𝑁𝑁
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 1 (6)
bahan bakar yang diubah menjadi
𝑙𝑙𝑙𝑙 8
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 gas= mampu 145𝐶𝐶 + 610bakar (𝐻𝐻 − 𝑂𝑂) + 40𝑆𝑆 Pada+ penelitian
10𝑁𝑁 ini penggunaan filamen dengan
(masih mengandung tar). Persamaan 𝑙𝑙𝑙𝑙 berikut ini 8 daya 4000 Watt tersebut hanya dapat mencapat suhu
Dari hasil perhitungan ultimate analysis pada gas maka dari persentasi gas (%) hasil
digunakan 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔% untuk
pengukuran
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 laboratorium
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵menghitung dengan efisiensi
GC-MS maka gasifikasi (Mc kalor gas
dihitung nilai maksimum <400 °Cberikut:
dengan persamaan sehingga proses gasifikasi masih
Cabe. = 1985).
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔𝑔% . max 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
dapat dikatakan belum
𝑙𝑙𝑙𝑙 =100 . max 𝑙𝑙𝑙𝑙 (7) terjadi atau masih pada tahap
𝑙𝑙𝑙𝑙 100 𝑙𝑙𝑙𝑙
pyrolisis.
𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠
𝜂𝜂 = Efisiensi gasifikasi (8)
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑙𝑙𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
Efisiensi gasifikasi adalah persentase energi dari bahan bakarPerilaku Suhu
yang diubah pada
menjadi gasPerlakuan
mampu Ukuran Mesh TKKS
bakar (masih mengandung tar). Persamaan berikut ini digunakan untuk menghitung efisiensi gasifikasi
(Mc Cabe. 1985). Pada perlakuan mesh didapat bahwa penggunaan
Temperatur gasifier dan kadar gas hasil gasifikasi
𝜂𝜂 =
𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓𝑓 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 mesh 14 menghasilkan (8) suhu tertinggi dibandingkan
Temperatur yang
𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑓𝑓𝑙𝑙𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 merupakan
𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 tolok ukur energi
𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑏𝑏𝑏𝑏ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏
perlakuan mesh lainya yaitu 348,23 °C pada menit ke-3.
termal, diamati dengan sensor suhu yang dipasang di Sementara pada perlakuan mesh 30 menghasilkan suhu
Temperatur gasifier dan kadar gas hasil gasifikasi
beberapa Temperatur
lokasi yang mewakili untuk analisis
yang merupakan tolok ukur energi termal, diamati termal maksimal 347,20
dengan °C suhu
sensor padayang
menit ke-3 dan perlakuan
pada prosesdi gasifikasi,
dipasang beberapa lokasi yaituyang seperti mewakiliditunjukan Gambar
untuk analisis mesh
termal pada 50 gasifikasi,
proses menghasilkan suhu maksimal 311,23 °C.
yaitu seperti
2. ditunjukan Gambar 2.

C Outlet Gas
Outlet Gas
C
E E
Inlet bahan Inlet bahan
D Inlet D Inlet
udara udara
B Keterangan: B Keterangan:
Heater Heater
A, B, C, D = Thermocouple type k
A
A, B, C, D = Thermocouple type k
E A
= Gas Detector (CO, H2, dan CH4)
E = Gas Detector (CO, H2, dan

Outlet ash
Gambar 2. Skema pemasangan thermostate
Gambar 2. type k dan sensor
Skema pemasangan gas pada
thermostate badan
type powder
k dan gasifier
sensor type badan
gas pada cyclonepowder gasifier
Outlet ash
type cyclone
Gambar 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinerja badan Cyclone pada Gasifier Type Cyclone dengan Bahan Serbuk Tandan Kosong
Kelapa Sawit

Pada penelitian ini penggunaan filamen dengan daya 4000 Watt tersebut hanya dapat mencapat
suhu maksimum <400 °C sehingga proses gasifikasi masih dapat dikatakan belum terjadi atau masih
pada tahap pyrolisis.

Perilaku Suhu pada Perlakuan Ukuran Mesh TKKS


Pada perlakuan mesh didapat bahwa penggunaan mesh 14 menghasilkan suhu tertinggi
dibandingkan perlakuan mesh lainya yaitu 348,23 °C pada menit ke-3. Sementara pada perlakuan mesh
30 menghasilkan suhu maksimal 347,20 °C pada menit ke-3 dan perlakuan mesh 50 menghasilkan suhu
maksimal 311,23 °C. Secara keseluruhan perilaku suhu digambarkan grafik pada gambar 3 berikut.

Gambar 3. Grafik perilaku suhu pada perlakuan mesh

262
Outlet ash
Gambar 2.

R. Prayogi dkk. /Agritech 39 (3) 2019 258-269

Secara keseluruhan perilaku suhu digambarkan grafik suhu terhadap perlakuan kombinasi kecepatan udara
pada gambar 3 berikut. dan kecepatan putar srew dapat dilihat pada gambar
15 berikut.
Perilaku Suhu pada Perlakuan Kombinasi
Kecepatan Udara Blower dan Kecepatan Putar Perilaku Suhu pada Perlakuan Panjang Pipa Cone
Screw Reaktor Gasifier tipe Cyclone
Pada perlakuan kombinasi kecepatan udara dan Pada perlakuan panjang pipa, suhu maksimal
kecepatan putar screw maka didapat bahwa perlakuan tertinggi didapat pada perlakuan pipa 40 cm pada menit
B1 menghasilkan suhu maksimal tertinggi sebesar ke-3 yaitu 348,23 °C, sedangkan pada perlakuan pipa
348,33 °C pada menit ke-3, diikuti perlakuan B4 dengan 30 cm didapat suhu maksimal 311,23 °C pada menit
suhu maksimal 347,2 °C pada menit ke-3, perlakuan B3 ke-3, dan perlakuan pipa 50 cm didapat suhu maksimal
sebesar 332,1 °C pada menit ke-4 dan perlakuan B2 309,07 °C pada menit ke-3. Secara keseluruhan perilaku
dengan suhu maksimal 304,1 °C. Secara umum perilaku pada proses gasifikasi dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 4. Grafik perilaku suhu pada perlakuan kombinasi kecepatan udara blower
dan kecepatan putar screw

Gambar 5. Grafik perilaku suhu pada perlakuan panjang pipa cone reaktor gasifier tipe
cyclone
16 1200
ai kalor (kkal/kg)

16 1000
KKM (kg/jam)

800 263
15
600
15
400
14 200
R. Prayogi dkk. /Agritech 39 (3) 2019 258-269

Pengaruh Perlakuan Mesh pada Proses Gasifikasi tertinggi dibandingkan perlakuan mesh 30 (A2), dan
Pada penelitian ini mesh bahan serbuk TKKS yang perlakuan mesh 50 (A3). Pada mesh 14 didapatkan nilai
digunakan adalah mesh 14 (A1), mesh 30 (A2) dan efisiensi sebesar 30,07%, mesh 30 sebesar 28,85% dan
mesh 50 (A3). Indikasi baiknya perlakuan mesh dapat mesh 50 sebesar 24,25%. Pada perlakuan mesh yang
diihat berdasarkan KKM (kapasitas kerja mesin), nilai ditunjukan Gambar 7 (b), mesh 14 (A1) menunjukan
energi kalor yang dihasilkan (Low Heat Value), Nilai bahwa perlakuan ini menghasilkan nilai AFR tertinggi
Efisiensi, dan AFR (Air Fuel Ratio). jika dibandingkn perlakuan mesh 30 (A2) dan mesh 50
Pada Gambar 6 (a), perlakuan mesh 50 (A3) (A3). Pada perlakuan mesh 14 nilai AFR yang dihasilkan
menunjukan nilai rataan tertinggi sebesar 15,44 kg/jam adalah 173,02 kg/kg, mesh 30 menghasilkan nilai AFR
diikuti perlakuan mesh 30 (A2) yaitu sebesar 15,35 kg/ 170,75 kg/kg dan mesh 50 menghasilkan nilai AFR
jam dan pada perlakuan mesh 14 (A1) sebesar 14,65 terendah yaitu 97,81 kg/kg.
kg/jam. Pada grafik tersebut membuktikan bahwa Kombinasi Perlakuan Kecepatan Udara dan
perlakuan mesh dapat mempengaruhi KKM. Pada Kecepatann Putar Screw Inlet
gambar 6 (b), perlakuan mesh 14 (A1) menunjukan
nilai energi kalor tertinggi dibanding perlakuan mesh Perlakuan kecepatan udara dan kecepatan screw
30 (A2), dan mesh 50 (A3). Pada perlakuan mesh 14, dapat mempengaruhi nilai KKM pada proses gasifikasi
rataan nilai energi kalor yang dihasilkan sebesar 1008, dengan gasifier tipe cyclone. Namun semakin cepat
68 kkal/Kg, mesh 30 menghasilkan rataan nilai energi udara dan aliran bahan pada proses gasifikasi tidak
kalor 967,72 kkal/kg dan pada mesh 50 menghasilkan menjamin pemprosesan serbuk TKKS terproses dengan
rataan energi sebesar 813,19 kkal/kg. sempurna.
Pada grafik Gambar 7 (a) disebutkan bahwa Pada Gambar 8 (a) menunjukan bahwa kombinasi
perlakuan mesh 14 (A1) menunjukan nilai efisiensi perlakuan udara dan kecepatan screw tertinggi

16 1200
(kkal/kg)

16 1000
KKM (kg/jam)

16 1200
800
(kkal/kg)

15 1000
16 600
KKM (kg/jam)

Nilai kalor

15 800
15 400
14 600
200
Nilai kalor

15
400
14 0
14 200
A1 A2 A3 A1 A2 A3
14 0
A1 (a)
A2 A3 A1(b) A2 A3
Gambar 6.
Gambar 6. (a) Pengaruh mesh(a) terhadap rataan KKM bahan powder TKKS; (b)(b)
Pengaruh mesh terhadap rataan
Gambar 6. Nilai Energi Kalor
100 250

80
100 200
250
(%) (%)

AFR (kg/kg)

60
80 150
200
Efisiensi

AFR (kg/kg)

40
60 100
150
Efisiensi

20
40 50
100

0
20 0
50
A1 A2 A3 A1 A2 A3
0 0
A1 (a) A2 A3 A1 (b)A2 A3
Gambar 7.
(a) (b)
Gambar 7.

Gambar 7. (a) Pengaruh perlakuan mesh terhadap nilai efisiensi; (b) Pengaruh perlakuan mesh terhadap nilai AFR

264
R. Prayogi dkk. /Agritech 39 (3) 2019 258-269

25 1400
1200
20

Nilai kalor (kkal/kg)


1000
KKM (kg/jam)

15
25 1400
800

10 1200
600
20

Nilai kalor (kkal/kg)


1000
400
KKM (kg/jam)

5
15 800
200
0
10 600
0
B1 B2 B3 B4 400 B1 B2 B3 B4
5
(a) 200 (b)
Gambar 8.
0 8. (a) Kombinasi perlakuan kecepatan udara dan kecepatan
Gambar 0 screw terhadap nilai KKM; (b) Pengaruh
B1 B2 B3 B4 B1 inlet B2
perlakuan kombinasi kecepatan udara dan kecepatan putar screw terhadap B3 B4kalor
nilai energi
100 300
(a) (b)
Gambar 8. 80 250
Efisiensi (%)Efisiensi (%)

AFR (kg/kg)AFR (kg/kg)


200
60
100 300
150
40 250
80 100
20 200
60 50
150
0 0
40
B1 B2 B3 B4 100 B1 B2 B3 B4
20 50
(a) (b)
Gambar 9.
0 0
B1 B2 B3
B1 B4 B2 B3 B4
20 1200
18
(a) (b)
Gambar 9.
16 1000
Gambar 9. (a) Grafik pengaruh perlakuan kombinasi kecepatan udara dan kecepatan putar screw inlet terhadap
Nilai kalor (kkal/kg)

14 efisiensi gasifikasi; (b) Grafik pengaruh perlakuan kombinasi


800 kecepatan udara dan kecepatan putar
KKM (kg/jam)

20 1200
12 screw inlet terhadap nilai AFR
18
10 600
1000
16
8
Nilai kalor (kkal/kg)

14 400
menghasilkan nilai AFR tertinggi atau sebesar 973,7 kg/
KKM (kg/jam)

ditunjukan oleh6 perlakuan B4. Pada perlakuan B4 800


12 kg, diikuti perlakuan B3 sebesar 606,14 kg/kg, perlakuan
dihasilkan nilai KKM
4 sebesar 20 kg/jam, diikuti perlakuan
10 200
600
B2 sebesar 19,87 2 kg/jam, perlakuan B2 14,84 kg/jam B1 sebesar 388,41 kg/kg dan terkecil pada perlakuan
8 B2 sebesar 323,52 kg/kg. Nilai AFR yang tinggi bukan
dan terakhir perlakuan
0 14,06 kg/jam. Pada Gambar 8 0
400
(b) menunjukan6bahwa perlakuan
C1 B2 menghasilkan
C2 nilai
C3 menjadi indikatorC1bahwa pada
C2 proses pembakaran
C3 akan
4
energi yang tertinggi dibandingkan perlakuan lainya. menghasilkan nilai kalor yang optimal (Hagos, 2014)
200
Pada perlakuan2 B2 dihasilkan (a) rataan nilai energi kalor (b)
Gambar 10. 0
sebesar 1195,58 kkal/kg dan efisiensi energi 35%, Perlakuan 0 Panjang Pipa Center Reaktor Powder
C1 C2
sedangkan pada perlakuan lainya secara berurutan C3 Gasifier tipe Cyclone
C1 C2 C3
ialah pada perlakuan B1 dihasilkan
(a) energi kalor sebesar Pada perlakuan panjang
(b) pipa didapat nilai KKM
606,65Gambar
kkal/kg,
10. perlakuan B3 dihasilkan rataan nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan C1. Pada perlakuan
energi kalor sebesar 991,17 kkal/kg, dan perlakuan B4 C1 didapat nilai KKM sebesar 16,6 kg/jam, diikuti oleh
menghasilkan rataan nilai energi kalor sebessar 735,65 perlakuan C2 dengan nilai KKM 15,83 kg/jam dan
kkal/kg. terakhir pada perlakuan C3 sebesar 13,95 kg/jam. Hal
Pada Gambar 9 (a), menunjukan bahwa perlakuan ini menunjukan bahwa nilai KKM dapat dipengaruhi
B2 menghasilkan nilai efisiensi tertinggi yaitu 35, 65%. oleh panjang pipa center reaktor gasifier. Pada rataan
Pada Gambar 9 (b), menunjukan bahwa perlakuan B4 nilai energi kalor, penggunaan pada panjang pipa 50

265
20 50
0 0
B1 B2 B3 B4 B1 B2 B3 B4

(a)R. Prayogi dkk. /Agritech 39 (3) 2019 258-269 (b)


Gambar 9.
Gamb

20 1200
18
16 1000

Nilai kalor (kkal/kg)


14
KKM (kg/jam)

800
12
10 600
8
6 400
4
200
2
0 0
Gamb
C1 C2 C3 C1 C2 C3

(a) (b)
Gambar 10.
Gambar 10. (a) Pengaruh panjang pipa terhadap nilai KKM; (b) Pengaruh panjang pipa terhadap energi

100 100
90 90
80 80
70 70
Efisiensi (%)

AFR (kg/kg)

60 60
50 50
40 40
30 30
20 20 Gam
10 10
0 0
C1 C2 C3 C1 C2 C3

(a) (b)
Gambar 11.
Gambar 11. (a) Pengaruh panjang pipa terhadap efisiensi; (b) Pengaruh panjang pipa terhadap nilai AFR
100 100
90 90 3
80
cm menghasilkan nilai energi tertinggi,
80 hal ini dibuktikan yang dihasilkan dari proses gasifikasi reaktor powder
70 70
dengan gambar 28. Pada perlakuan panjang pipa 50 cm gasifier tipe cyclone. Pada perlakuan 50 cm didapat
Efisiensi (%)

AFR (kg/kg)

60 60
(C1) didapat rataan nilai energi kalor
50 sebesar 997 kkal/ nilai efisiensi tertinggi yaitu sebesar 29,73% diikuti
Tegangan (milivolt)

50
40 2 40
kg, perlakuan pipa 40 cm menghasilkan nilai rataan perlakuan pipa 40 cm sebesar 28% dan terakhir pada
30 30 Monoksida MQ7
20 energi sebesar 939,01 kkal/kg dan20pada perlakuan pipa perlakuan 30 cm ddapat efisiensi sebesar 24,98%.
10 30 cm menghasilkan nilai rataan energi
10 sebesar 837,87 Pada Gambar 11 (b) Hidrogen MQ8 bahwa perlakuan C1
menunjukan
0
kkal/kg. 1 0
menghasilkan nilai AFR tertinggi
Methana MQ4 atau sebesar 82,87
C1 C2 C3 C1 C2 C3 Gam
Seperti halnya pada pengaruh nilai energi kalor, kg/kg, diikuti perlakuan C2 sebesar 78,43 kg/kg, dan
(a) (b)
mbar 11. perlakuan pipa pun dapat mempengaruhi nilai efisiensi terakhir perlakuan C3 sebesar 62,77 kg/kg.

3
0 Hasil Pengukuran Sensor pada Perlakuan Mesh
A1 A2 A3
Pada perlakuan mesh didapat bahwa perlakuan
Gambar 12
A3 (mesh 50) menghasilkan keluaran nilai tegangan
Tegangan (milivolt)

2
Monoksida MQ7 tertinggi dibanding pada perlakuan A1 (mesh 14) dan
3
Hidrogen MQ8 perlakuan A2 (mesh 30). Secara singkat nilai keluaran
1 Methana MQ4 tegangan sensor pada proses gasifikasi dengan
perlakuuan mesh dapat dilihat pada gambar 12 berikut.
Tegangan (milivolt)

2 Adapun nilai rataan tegangan pada perlakuan


0 mesh 50 adalah sebagai berikut,
Monoksida MQ7 monoksida (MQ7)
A1 A2 A3
sebesar 1,66 mV; hidrogen
Hidrogen MQ8 sebesar 2,15 mV; dan
(MQ8)
mbar 12 Gambar 12. Pengukuran gas pada perlakuan mesh bahan methana (MQ4) sebesar; 1,33 mV. Pada perlakuan mesh
1 Methana MQ4
3

266
an (milivolt)

2 0
Monoksida MQ7
B1 B2 B3 B4
Hidrogen MQ8
Hidrogen MQ8

Teganga
1 Methana MQ4

0
A1 A2 A3 R. Prayogi dkk. /Agritech 39 (3) 2019 258-269
bar 12

3 Hasil Pengukuran Sensor pada Perlakuan


Panjang Pipa Reaktor Gasifier tipe Cyclone
Pada perlakuan panjang pipa hasil pengukuran
Tegangan (milivolt)

2
Monoksida MQ7 tegangan sensor gas tertinggi didapat pada perlakuan
Hidrogen MQ8 C1 (pipa 50 cm) yaitu tegangan sensor gas monoksida
1 Methana MQ4 (MQ7) sebesar 1,6 mV; tegangan sensor gas hidrogen
sebesar 2,48 mV; dan tegangan sensor methana (MQ4)
sebesar 1,46 mV. Pada perlakuan C2 (pipa 40 cm)
0 didapat hasil tegangan sensor gas monoksida (MQ7)
B1 B2 B3 B4 sebesar 1,55 mV; sensor gas hidrogen (MQ8) sebesar
bar 13. Gambar 13. Pengukuran gas pada perlakuan kombinasi kecepatan 1,93 mV; dan sensor gas methana (MQ4) sebesar 0,9
udara dan kecepatan rotasi screw mV. Sedangkan pada perlakuan C3 (pipa 30 cm) didapat
hasil tegangan sensor gas monoksida (MQ7) sebesar
3
1,41 mV; sensor gas hidrogen (MQ8) sebesar 1,41 mV;
dan sensor gas methana (MQ4) sebesar 0,31 mV.
Tegangan (milivolt)

2 Simulasi CFD pada


Monoksida MQ7
Hidrogen MQ8
Pada simulasi CFD properti kecepatan udara 2
Methana MQ4
m/s dan ukuran panjang pipa 50 cm menunjukan
1
hasil simulasi terbaik, hal ini dibuktikan dari grafik dan
simulasi berikut.
Dari gambar 15 dijelaskan bahwa pada kondisi
0
C1 C2 C3 tersebut perubahan temperatur terjadi secara fluktuatif.
mbar 14. Pada titik iterasi 1 temperatur awal pada 800,15 °C,
Gambar 14. Pengukuran gas pada perlakuan panjang pipa kemudian terjadi penurunan pada iterasi 11 menjadi
805 797,15 °C dan kembali naik menjadi 800,14 °C
804 14 menghasilkan nilai tegangan keluaran sensor pada pada iterasi 16. Dari iterasi 16 tersebut, temperatur
803 monoksida (MQ7) sebesar 1,45 mV; hidrogen (MQ8) mengalami kenaikan mencapai temperatur 800,15 °C
Suhu (aliran) [K]

802 sebesar 1,81 mV; dan methana (MQ4) sebesar 0,66 hingga iterasi 222. Pada iterasi 223 hingga iterasi 235,
801 mV. Sedangkan pada perlakuan mesh 30 menghasilkan temperatur mulai mengalami kenaikan 800,75 °C. Dari
800 nilai tegangan keluaran sensor pada monoksida (MQ7) iterasi 235 hingga iterasi 248, temperatur naik hingga
799
sebesar 1,45 mV; hidrogen (MQ8) sebesar 1,81 mV; 800,48 °C, dan pada iterasi 249 hingga iterasi 562
dan methana (MQ4) sebesar 0,66 mV. temperatur mencapai titik maksimal yaitu 804,2 °C. Pada
798
grafik sebaran kecepatan fluida dalam proses gasifikasi
797
Hasil Pengukuran Sensor pada Perlakuan dengan perlakuan property kecepatan udara awal 2
796 Kombinasi Kecepatan Udara Dan Kecepatan m/s dan panjang pipa 50 cm, gambar 16 menunjukan
0 100 200 300 400 500 600
Putar Screw Iterasi bahwa pada iterasi 1 kecepatan udara awal adalah 2
Berdasarkan pengukuran sensor gas pada m/s. Kemudian pada iterasi 2 kecepatan mengalami
mbar 15.
perlakuan kombinasi kecepatan udara dan kecepatan kenaikan menjadi 3,45 m/s pada sistem. Pada iterasi
putar screw. Didapat bahwa hasil tegangan gas selanjutnya kondisi kecepatan fluida kembali naik hingga
monoksida (MQ7) tertinggi pada perlakuan B4 yaitu 1,58 3,86 dan mencapai titik kecepatan relatif stabil hingga
mV; diikuti perlakuan B1 yaitu 1,52 mV; perlakuan B3 iterasi 235 dengan kenaikan kecepatan 3,88 m/s. Pada
yaitu 1,51 mV; dan terakhir perlakuan B2 yaitu 1,48 mV. iterasi 236 secara signifikan kecepatan naik menjadi
Pada pengukuran sensor gas hidrogen (MQ8) tertinggi 14,45 m/s, kemudian kembali turun hingga iterasi 423
pada perlakuan B4 yaitu 1,98 mV; diikuti perlakuan menjadi 3,96 m/s. Dimulai iterasi 423 kecepatan tetap
B3 yaitu 1,96 mV; perlakuan B2 yaitu 1,91 mV; dan stabil pada 3,96 m/s hingga iterasi 562.
perlakuan B1 yaitu 1,9 mV. Adapun hasil pengukuran Pada iterasi 1 didapat tekanan 0,68 Pa kemudian
sensor gas methana (MQ4) didapat hasil tertinggi pada pada iterasi 10 tekanan fluida meningkat menjadi 0,96
perlakuan B1 yaitu 0,97 mV; diikuti perlakuan yaitu Pa. Tekanan tersebut konstan hingga iterasi 235. Pada
0,91 mV; perlakuan B3 yaitu 0,86 mV; dan perlakuan iterasi 236 dihasilkan tekanan maksimum 13,59 Pa. Dari
B4 sebesar 0,81 mV. Secara singkat data pengukuran iterasi 237 tekanan turun hingga iterasi 424 menjadi
tersebut dapat dilihat pada gambar 13. 1,02 Pa. Nilai tekanan 1,02 Pa ini konstan hingga

267
1 Methana MQ4

Te
0
R.C1Prayogi dkk. C2
/Agritech 39 (3)
C3 2019 258-269
Gambar 14.

805

804

803
Suhu (aliran) [K]
802

801

800

799

798

797

796
0 100 200 300 400 500 600
Iterasi

Gambar 15.
Gambar 15. Simulasi temperatur pada Vudara = 2 m/s dan panjang pipa 50 cm

16

14
16
12
14
Kecepatan [m/s]

10
12
Kecepatan [m/s]

8
10
6
8
4
6
2
4
0
2 0 100 200 300 400 500 600
Iterasi
0
0 100 200 300 400 500 600
Gambar 16.
Iterasi
Gambar 16. Simulasi kecepatan pada Vudara = 2 m/s dan panjang pipa 50 cm
16
Gambar 16.
14
16
Tekanan dinamis [Pa]

12
14
10
Tekanan dinamis [Pa]

12
8
10 6

8 4

6 2

4 0
0 100 200 300 400 500 600
2
Iterasi
0
Gambar 17. 0 100 200 300 400 500 600
Iterasi

Gambar 17.
Gambar 17. Simulasi tekanan pada Vudara = 2 m/s dan panjang pipa 50 cm

268
R. Prayogi dkk. /Agritech 39 (3) 2019 258-269

iterasi 562. Pada hasil simulasi ini jika dibandingkan Asari, A., Alharis, D., Elita, R. (2014). Uji Kinerja Gasifikasi
dengan simulasi perlakuan panjang pipa sebelumnya, Tandan Kosong Sawit (TKS) tipe updraft Skala Kecil.
penurunan terjadi lebih lambat hal ini dapat diakibatkan Balai Besar Meknisasi Pertanian Serpong. Prosiding
Seminar Nasional Swasembada Pangan. Polinela. 508-
oleh panjang pipa tengah pada badan reaktor.
509.
Coker, A. L. (2003). Modeling of Chemical Kinetics and Reactor
KESIMPULAN Design. Gulf Professional Publishing, Amsterdam.

Pengaruh setiap perlakuan pada suhu proses Hagos F.Y.A., Aziz, R.A. dan Sulaiman, S. (2014). Effect of Air-
fuel Ratio on the Combustion Characteristics of Syngas
gasifikasi serbuk TKKS dengan reaktor powder gasifier
(H2/CO) in Direct-injection Spark-ignition Engine. Elsivier.
tipe cyclone menunjukan bahwa semakin besar ukuran
61. 2567-2571. doi.org/10.1016/j.egypro.2014.12.047
partikel dan rasio udara-bahan bakar yang rendah
dapat menghasilkan suhu optimum pada proses Higman, E. (2003). Gasification. Gulf Professional Publishing.
gasifikasi dengan menggunakan gasifier tipe cyclone. Amsterdam.
Selain itu untuk menghasilkan nilai optimal dilihat dari M. Raisul K. (2016). Rancang Bangun Tungku Gasifikasi
temperature, kecepatan aliran fluida, dan tekanan Tipe Downdraft Continue Bahan Bakar Sekam Padi.
atmosfer pada badan reactor dengan simulasi CFD Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas
dapat ditunjukan pada panjang pipa center gasifier tipe Muhammadiyah Surakarta.
cyclone 50 cm dengan kecepatan udara 2 m/s. McCabe, W., Smith, J., and Harriot. P. (1985). Unit Operations
Of Chemical Engineering-4 Ed. Mc.Graw Hill Book
Company, New York.
KONFLIK KEPENTINGAN
Miskam, M.A. (2008). Performance and Characteristics of
Penulis menyatakan bahwa artikel ini asli hasil Cyclone Gasifier for Gasification of Sawdust. Science
Alert. 8, 95-105. DOI: 10.3923/jas.2008.95.103
penelitian para penulis, hanya dipublikasikan pada
jurnal ini, dan tidak ada konflik kepentingan. Purwantana, B., Prastowo, B., Nugroho, J., dan Fernando, A.
(2015). Penerapan Gasifikasi Tandan Kosong Kelapa
Sawit Untuk Pengeringan Kakao (Theobroma Cacao L.).
DAFTAR PUSTAKA Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2015. Makasar.
Sun, S.,Zhao, Y., Su, F., and Ling, F. (2008). Gasification Of
Agustina L., Udiantoro, dan Halim, A. (2016). Karakteristik
Rice Husk In A Cyclone Gasifier. Harbin Institute of
Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Dengan
Technology. Korean Journal of Chemical Engineering.
Perlakuan Perebusan dan Pengukusan. Fakultas
26, pp 528-533. doi.org/10.1007/s11814-009-0090-1
Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat. Ziraa’ah,
41, 97-102, ISSN ELEKTRONIK 2355-3545. Tchobanoglous, G. and Kreith, F. (1993). Integrated Solid
Waste Management. Mc.Graw Hill.
Badan Pusat Statistik-Indonesia. (2017). Data Statistik Luas
Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan
Indonesia Menurut Provinsi Berdasarkan SK Menteri
Kehutanan. Jakarta, DKI

269
R. Prayogi dkk. /Agritech 39 (3) 2019 258-269

270

Anda mungkin juga menyukai