Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FIKIH

Dasar-Dasar Fikih Muamalah

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Munirul Abidin,M.Ag
Disusun Oleh:
Nabila Fara Ilhamy (200602110119)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya. Sholawat serata salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Dasar-Dasar Fikih Muamalah” dengan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Munir Abidin selaku
dosen mata kuliah Fikih. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah
ini, izinkan penulis menghaturkan permohonan maaf. Penulis juga mengharapkan
pembaca makalah ini memberikan kritik dan saran kepada penulis.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
wawasan, ilmu pengetahuan, dam menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Probolinggo, 25 September 2021

Nabila Fara Ilhamy

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Fikih, Muamalah, dan Fikih Muamalah .................................................. 3
2.1.1 Pengertian Fikih ................................................................................................. 3
2.1.2 Pengertian Muamalah........................................................................................ 4
2.1.3 Pengertian Fikih Muamalah ............................................................................... 4
2.2 Prinsip Dasar Fikih Muamalah................................................................................... 5
2.3 Ruang Lingkup Fikih Muamalah ................................................................................ 8
2.4 Implementasi Fikih Muamalah.................................................................................. 8
BAB III ................................................................................................................................ 10
PENUTUP ........................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 10
3.2 Saran ....................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fikih merupakan ilmu dan pengetahuan tentang agama yang mencakup ajaran-
ajaran agama secara komprehensif termasuk akidah, akhlak, dan juga ibadah.
Fikih sendiri tidak sama sekali disangkut pautkan dengan hukum, namun isinya
berkaitan dengan akidah.
Muamalah merupakan peraturan-peraturan Allah yang berhubungan langsung
dalam kehidupan masyarakat dalam memperoleh dan mengembangkan harta
benda. Lebih tepatnya muamalah merupakan aturan dalam Islam dalam kegiatan
ekonomi.
Fikih Muamalah adalah ilmu yang mempelajari hukum-hukum syari’ah yang
berkaitan dengan hubungan antar manusia dengan aspek harta dan benda. Tujuan
adanya fikih muamalah adalah untuk mengatur hubungan antar sesame manusia
dan mewujudkan kemaslahatan yang sesuai dengan prinsip syariah.
Fikih muamalah memiliki beberapa prinsip dasar, yaitu mubah, kemaslahatan,
mendahulukan barang-barang kebutuhan pokok dengan harga murah, tidak mencampuri
transaksi orang lain, tidak berlebihan/membuahkan dalam kebutuhan, kemudahan dan
kemurahan hati, jujur dan amanah, menjauhi penipuan, memenuhi akad, tidak bersympah
terhadap dagangan, dan kerja keras.
Bentuk implementasi fikih muamalah dalam kehidupan bermasyarakat memiliki
posisi penting seperti sebagai pedoman praktik ekonomi islam, etika bisnis islam, serta
kajian keilmuan ekonomi islam.
Dalam ruang lingkup fikih muamalah dibagi menjadi dua, yaitu ruang lingkup
adabiyah dan ruang lingkup madiyah yang memiliki beda sisi dalam masing-masing
ruangnya. Oleh sebab itu penulis membuat makalah yang berjudul “Dasar-Dasar Fikih
Muamalah “.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fikih muamalah?
2. Apa tujuan dari fikih muamalah?
3. Apa saja fungsi dari fikih muamalah?
4. Apa saja bentuk implementasi fikih muamalah dalam kehidupan?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengertian fikih muamalah.
2. Untuk mengetahui tujuan fikih muamalah.
3. Untuk mengatahui fungsi fikih muamalah.
4. Untuk mengatahui implementasi fikih muamalah dalam kehidupan.

1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca
yang ingin mengetahui lebih dalam tentang fikih muamalah.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan acuan atau rujukan bagi pembaca mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan fikih muamalah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fikih, Muamalah, dan Fikih Muamalah

2.1.1 Pengertian Fikih


Menurut Abu Zahra (2006), definisi fikih (fiqh) bermakna paham atau
pengertian. Sedangkan pada ilmu fiqih adalah ilmu yang digunakan untuk
menentukan dan menguraikan norma-norma hukum dasar yang terdapat di dalam
al-qur’an dan ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam Sunnah Nabi yang di
rekam dalam kitab-kitab hadist. Dengan kata lain, ilmu fikih adalah ilmu-ilmu
yang berkaitan dengan hukum Islam yang berada dalam al-qur’an dan Sunnah
Nabi Muhammad SAW untuk menerapkannya dalam interaksi antar manusia.
Dalam Al-Quran terdapat beberapa ayat yang menggunakan istilah fikih yang
bermakna pemahaman, yaitu :

“Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik)hampir-hampir tidak


memahami pembicaraan sedikitpun?” (QS. An-Nisa’:78).
Sementara dalam hadist, Rasulullah bersabda :

“Barangsiapan dikehendaki Allah sebagai orang baik, pasti Allah akan


memahamkannya dalam persoalan agama.”
Pada kitab Al-Fiqh Akbar karya Abu Hanifah, fikih tidak sama sekali
disangkut pautkan dengan hukum, namun isinya berkaitan dengan akidah.
Akhirnya pada tahap ketiga fikih dipahami sebagai disiplin hukum Islam.
Jika pada fase awal fikih dikatakan sebagai alat untuk memahami dalam dase
akhir ini fikih dikatakan sebagai sosok objek kajian.

3
Fikih secara etimologi bermakna pengertian atau pemahaman. Secara
terminologi, fikih awalnya berarti ilmu dan pengetahuan tentang agama yang
mencakup ajaran agama secara komprehensif termasuk aqidah, akhlak, dan
ibadah yang dalam arti adalah Syariah Islamiyah.
Namun, lambat laun berdasarkan (Ibrahim, 1862) fikih diartikan sebagai
bagian dari Syariah Islamiyah, yaitu pengetahuan tentang hukum syari’ah
Islamiyah yang ebrkaitan dengan pebruatan manusia yang dewasa dan
berakal sehat yang diambil dari dali-dali terperinci.

2.1.2 Pengertian Muamalah

Muamalah berasal dari bahasa arab yang diambil dari kata ‫ العمل‬yang
berarti berurusan (dagang). Muamalah menggambarkan suatu aktivitas yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Secara istilah
muamalat memiliki tiga versi pengertian:
1. Secara arti luas menurut para ulama, muamalah sebagai hukum-hukum syar’i
yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan sesama manusia, baik yang
berhubungan dengan harta, waris, pernikahan, maupun peradilan.
2. Secara sempit menurut para mudharabah, muamalah adalah aturan syariah
yang berkaitan dengan hubungan manusia dalam bidang harta dan hubungan
keluarga yang mencakup nikah, nafkah, talak, dan masih banyak lagi.
Misalnya hal-hal yang sudah pernah dilakukan oleh Rasulullah seperti jual-
beli salam.

Pengertian muamalah awalnya memiliki cakupan yang luas, yaitu peraturan-


peraturan Allah yang harus kita ikuti dan kita taati dalam kehidupan
bermasyarakat. Namun belakangan ini pengertian muamalah semakin
dipersempit sebagai aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia dalam memperoleh dan mengembangkan harta benda atau lebih
tepatnya sebagai aturan Islam dalam kegiatan ekonomi. (Yusuf Musa).

2.1.3 Pengertian Fikih Muamalah


Fiqih muamalah menurut Musthafa Ahmad Zarqa adalah hukum-hukum
yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan hubungan sesama manusia
dalam urusan kebendaan, hak-hak kebendaan, serta penyelesaian perselisihan
antara mereka.

4
Fikih muamalah dapat dideskripsikan sevafai ilmu dan pengetahuan
tentang hukum dan usaha memperoleh serta mengembangkan harta, hutang-
piutang, jual-beli, jasa penitipan, maupun penyewaan yang dapat dipahami
secara terperinci.

2.2 Prinsip Dasar Fikih Muamalah

Prinsip mendasar dalam muamalah adalah manusia diciptakan sebagai khalifah


di bumi untuk mengembangkan dan melestarikan bumi. Seperti pada firman Allah
pada surat al-Mulk ayat 15:

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-
Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”

Manusia diberikan aturan oleh Allah dalam mengelola bumi. Aturan dari yang
boleh dilakukan sampai aturan yang tidak boleh dilakukan.ada yang halalm ada pula
yang haram. Hal ini ditujukan untuk mendatangkan kemaslahatan bagi umat
manusia.
Kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak hanya tentang nilai materi, namun juga
terdapat nilai ibadah di dalamnya, selain itu, konsep dasar Islam dalam kegiatan
muamalah juga memiliki konsen terhadap nilai-nilai humanism. Di antara kaidah
dasar fikih muamalah adalah sebagai berikut
1. Hukum asal dalam Muamalah adalah Mubah (diperbolehkan)
Para ulama fikih sepakat bahwa hukum asal dalam transaksi muamalah
adalah mubah (diperbolehkan), kecuali jika ada nash yang melarangnya.
Maksudnya adalah segala transaksi tidak dilarang sepanjang tidak ditemukan
nash yang secara sharih melarangnya. Hal ini berbanding terbalik dengan
ibadah yang jika kita memang tidak menemukan nash yang
memerintahkannya, maka ibadah tersebut tidak bisa dilakukan jika tidak
terdapat syariat di dalamnya. Seperti firman Allah dalam surat Yunus ayat
59:

Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang diturankan Allah


kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan sebagiannya halal”.

5
Katakanlah “Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini)
atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?”
Ayat ini menjadikan acuan bahwa fikih muamalah memiliki sifat yang
fleksibel, tidak kaku, dan tidak ketinggalan dalam menjawab kontemporer
interaksi dan transaksi sosial.
Konsekuensi yang ada di dalam hukum asal muamalah boleh ini adalah
memilah dan memilih mana yang halal dan haram, termasuk menjauhi
transaksi riba seperti pada firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 175:

“Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.”


2. Kemaslahatan
Fikih muamalah berusaha mewujudkan kemaslahatan, mengurangi
permusuhan dan perselisihan antar manusia. Ibnu Taiiyah berkata bawah
syariah diturunkan untuk mewujudkan kemaslahatan dan menyempurnakan,
mengeliminasi dan mereduksi kerusakan, meberikan alternate pilihan terbaik
di antara beberapa pikugan, memberikan nilai kemaslahatan yang maksimal
di antara beberapa maslahat, dan menghilangkan nilai kerusakan yang lebih
besar dengan menanggung kerusakan yang lebih kecil.”
3. Mendahulukan barang-barang kebutuhan pokok dengan harga murah
Barang kebutuhan pokok diperlukan oleh semua orang baik kalangan kaya-
miskin maupun tinggi-rendah. Maka dari itu Islam mengedepankan
meringankan beban kewajiban produksi untuk menghindari biaya tinggi pada
produksi bahan kebutuhan pokok.
4. Tidak mencampuri transaksi orang lain
Merampas dan mengambil hak orang lain (transaksi) merupakan sikap yang
tidak diajarkan oleh agama Islam. Segala sesuatu sudah ditentukan takdirnya
oleh Allah SWT, oleh karena itu janganlah kamu mencari keuntungan materi
semata dengan merusak tali persaudaraan dalam Islam.
5. Tidak berlebihan/membuahkan dalam kebutuhan.
Saling tolong-menolong merupakan salah satu ajaran dalam Islam. Untuk itu
dengan kita mempersulit seseorang untuk mendapatkan sesuatu dengan
tujuan kenaikan harga atau tujuan lali, itu merupakan sikap tercela yang tidak
pernah diajarkan oleh Islam. Bahkan Rasulullah melarang jual-beli dengan
paksaan.

6
6. Kemudahan dan Murah Hati
Murah hati atau toleransi merupakan salah satu ajaran dan etika dalam Islam.
Dalam muamalah kita harus memiliki sikap toleransi seperti toleransi dalam
jual beli dengan memaafkan kesalahan kecil, mengkreditkan kepada orang
yang kesulitan dan menunda pembayaran barang yang telah disepakati, serta
menerima pembatalan transaksi karena pembeli merasa tidak perlu terhadap
barang ia beli atau karena barang tersebut ada cacatnya.
7. Jujur dan Amanah
Rasulullah pada saat berdagang, beliau menganut prinsip Jujur dan Amanah
dalam berdagangnya. Dengan sifat ini justru dagangan Rasulullah menjadi
lebih laris, diminati, dan juga dipercaya oleh para pembeli. Namun
nayatanya, dua sifat ini mulai memudar di kalangan pedangan. Banyak
pedagang yang justru membohongi konsumen dengan menutupi sisi kualitas
barang, mengurangi timbangan, serta menutupi cacat pada barang yang ia
jual.
8. Menjauhi penipuan/Gharar
Gharar yang dimaksud adalah ketidakjelasan baik dari sisi barang, harga,
maupun penerimaan. Menjauhi gharar termasuk dalam menjauhi kedzaliman,
kemudharatan, serta memakan harta manusia dengan jalan yang tidak benar.
9. Memenuhi akad/transaksi
Wajib hukumnya kita menepati janji dan memenuhi transaksi/akad
sebagaimana membayar hutang. Allah berfirman dalam surat al-Maidah ayat
1:

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.”


10. Tidak bersumpah terhadap barang dagangan
Sumpah selain ditujukan untuk menyelesaikan permusuhan dan dengan
menggunakan Asma Allah itu dianggap tidak berlaku, sumpah dalam
kegiatan jual-beli tidak diajarkan dalam Islam karena dapat mengundangka
keburukan di ekmudian hari.
11. Kerja Keras
Kerja keras merupakan sikap semangat dan rasa kemauan yang tinggi untuk
menuju suatu kesuksesan atau keberhasilan. Kerja keras harus dibarengi
dengan keikhlasan agar tidak terperosok ke dalam lingkaran dosa. Rasulullah

7
pun pernah bersabda bahwa sesungguhnya Allah mencintai hambanya yang
bekerja keras dalam usaha (HR.Baihaqi).

2.3 Ruang Lingkup Fikih Muamalah


Secara umum ruang lingkup fikih muamalah dibagi menjadi dua, yaitu
ruang lingkup Adabiyah dan ruang lingkup Madiyah. Ruang lingkup Adabiyah
adalah pembahasan yang mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan adab
dan akhlak, contohnya seperti ridha, transparan, jujur, bebas dari unshur gharar
serta menjauhi sifat-sifat seperti risywah (sogok), tadlis (tidak transparan), dan
ikhtikar (penimbunan) dan segala sesuatu yang bersumber dari indra manusia
yang kaitannya dengan harta dalam kehidupan masyarakat.
Sedangkan ruang lingkup Madiyah adalah pembahasan yang membahas
segala aspek tentang kebendaan, yang halal haram dan syubhat untuk diperjual-
belikan, benda-benda yang menimbulkan kemudharatan dan yang lainnya.
Contohnya adalah akad, jual beli (al-ba’i), gadai (al-rahm), sewa-menyewa (al-
ijarah), pesanan (al-istishna), pengalih hutang (al-hiwalah), pemberi kuasa (al-
wakalah) , dan masih banyak lagi.

2.4 Implementasi Fikih Muamalah


Semua manusia pasti melakukan kegiatan muamalah. Maka muamalah
memiliki posisi penting dalam kehidupan bermasyarakat, diantaranya sebagai
berikut:
1. Fikih Muamalah sebagai Pedoman Praktik Ekonomi Islam
Pada zaman sekarang sudah banyak perkembang-perkembangan yang
terjadi, seperti perlembangan pada praktik ekonomi Islam yang membentuk
kelembagaan. Perkembangan ekonomi Islam dalam bidang Lembaga
Keuangan Syari’ah (LKS) mengalami perkembangan yang sanagt pesat di
Indonesia. Dalam lembaga keuangan tersebut memiliki pedoman dalam
praktiknya, contoh dalam aplikasinya adalah dalam bentuk akad. Dengan
adanya beberapa akad yang ada dalam akad fikih muamalah menunujukkan
adanya konsep yang bank-bank syari’ah, asuransi syari’ah gadai syari’ah dan
lainnya merujuk pada konsep yang ada dalam fikih muamalah.
2. Fikih muamalah sebagai Etika Bisnis Islam
Etika merupakan salah satu peran penting dalam urusan komersial,
seperti berdagang ataupun berbisnis. Menurut KBBI etika adalah ilmu tentang

8
apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral, atau
dalam khasanah pemikiran Islam disebut dengan al-akhlak atau al-adab.
Landasan fikih muamalah sebagai etika bisnis ada dalam surah al-Baqarah
ayat 282 dan An-Nisa ayat 29 yang menurut Ali-a-Sayis dengan tegas
melarang setiap orang beriman memakan harta dengan cara yang bathil.
Namun, berbeda dengan kegiatan bisnis dalam ekonomi seluler yang
beranggapan bahwa dalam setiap urusan bisnis tidak ada yang namanya etika
sebagai acuan, yang menurut para kaum kapitalis kegiatan bisnis adalah
amoral. Berbeda dengan para pelaku keuangan syari’ah yang
mempertimbangkan segala aktivitasnya dalam lingkup ajaran Islam dan pinsip
moralnya.
3. Fikih Muamalah sebagai Kajian Keilmuan Ekonomi Islam
Kitab-kitab Islam yang membahas Fikih muamalah sangat banyak dan
berilmpah jumlahnya, pada berbagai tingkat pendidikan Islam, fikih
muamalah dijadikan pelajaran ataupun mata kuliah khusus dalam perkuliahan.
Tujuannya adalah sebagai bekal dalam mengembangkan konsep dasar hukum
ekonomi Islam, baik dari dunia bisnis, perbankan, maupun lembaga-lembaga
keuangan syariah. Bahkan banyak para ulama secara khusus membahas fikih
muamalah (ekonomi islam), seperti Kitab Al-Amwal oleh Abu Ubaid, Kitab
Al-Iktisab fi Rizqi al-Mustathab oleh Hasan Asy-Syaibani, dan masih banyak
lagi kitab-kitab karangan para ulama yang membahas ekonomi islam.

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang sudah penulis sampaikan dapat ditarik
kesimpulan bahwa fikih muamalah adalah hukum-hukum yang
berkaitan dengan hubungan antar sesama manusia dalam urusan harta
dan kebendaan dengan tujuan untuk menciptakan kemaslahatan antar
sesama manusia sesuai dengan syariat Islam. Fikih muamalah cukup
memiliki peran penting dalam kehidupan yaitu sebagai pedoman dalam
ekonomi Islam, etika berbisnis, dan dalam keilmuan islam. Dengan
adanya fikih muamalah cukup membantu para pejuang ekonomi
khusunya dalam ekonomi Islam.

3.2 Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pembaca khususnya
mahasiswa dapat lebih paham tentang pengertian, tujuan, fungsi, serta
implementasi fikih muamalah. Dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan mengenai materi yang dijelaskan. Makalah ini dapat
digunakan sebagai salah satu rujukan tentang materi fikih muamalah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Ibnu, 1996. Hasyiyah Radd Al-Mukhtar, jilid IV. Mesir: Musthafa Al-
Bani Al Halabi.
Abu Zahra, al-Imam, 2006. Ushul al-Fiqhi. Al-Qairah: Dar al Fikr al-Arabi
Muhammad Utsman Syubair, 2009. al-Madkhal ila Fiqh al-Muamalat al-
Maliyah. Hal. 12-13. Jordan: Dar an-Nafais
Musa, Muhammad Yusuf, 2014. Pengantar Studi Fikih Islam. Jakarta: Al-
Kautsar.
Syafe’I, Rahmat, 2004. Fiqih Muamalah.Bandung: Pustaka Setia.
Suhendi, Hendi, 2002. Fiqh Muamalah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muslich, Ahmad Wardi, 2010. Fiqh Muamalah. Jakarta: Penerbit Amzah.
Ghazaly, Abdul Rahman, dkk., 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta: Kharisma Putra
Utama.
Afandi, M. Yazid, 2009. Fiqh Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga
Keuangan Syariah. Yogyakarta: Logung Pustaka
Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad, 1971. Al-Mustafa min ‘ilm
al-Ushul. Mesir: Syirkah al-Tiba’ah al-Fanniyah al-Muttahidah.
Fikri, Aly, 1946. Al-Muamalat al Madiyah wa al Adabiyah, Vol. 1-3. Kairo:
Mustafa Al-Bani Al Halabi.

11

Anda mungkin juga menyukai