Anda di halaman 1dari 4

Nama : Miftahul Fauziah

Kelas : Ekonomi Syriah ( Semester I )


Matkul : Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Deni Sahroni, M.Pd

RESUME
Runtuhnya Tiga Kerajaan Besar Islam (1700-1800 M)
(Usmani, Mughal Dan Syafawi)

1. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Safawi


Sepeninggal Abbas I Kerajaan Safawi berturut-turut Diperintah oleh enam raja,
yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abas II (1642-1667 M), Sulaiman (1667-1694 M),
Husain (1694-1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M), dan abas III (1733-1736) pada
masa raja-raja tersebut kerajaan safawi tidak menunjukan grafik naik dan berkembang,
tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran.
Sebab-sebab kemunduran Kerajaan Safawi, antara lain:
a. Para Pemimpin yang lemah
Safi Mirza, cucu abbas I, adalah seorang pemimpin yang lemah. Ia sangat kejam
terhadap pembesar-pembesar kerajaan karena sifat pencemburunya. Kemajuan yang
pernah dicapai oleh abbas I segera menurun. Kota Qondahar (sekarang termasuk
wilayah afganistan ) lepas dari kekuasaan kerajaan safawi, diduduki oleh kerajaan
mughal yang ketika itu dipimpin oleh Sultan Syah Jehan, sementara baghdad direbut
oleh kerajaan Usmani.
b. Para Pemimpin suka minum-minuman keras.
Abbas II adalah raja yang suka minum-minuman keras sehingga ia jatuh sakit
dan meninggal. Meskipun demikian, dengan bantuan wajir-wajirnya, pada masa kota
Qandahar dapat direbut kembali. Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga seorang
pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap para pembesar yang dicurigainya. Akibatnya,
rakyat bersifat masa bodoh terhadap pemerintah. Ia diganti oleh Shah Husein yang alim.
Pengganti sulaiman ini meberi kekuasaan yang besar kepada para ulama Syi’ah yang
sering memaksakan pendapatnya terhadapa penganut aliran Sunni. Sikap ini
membangkitkan kemarahan golongan sunni Afhganistan, sehingga mereka berontak dan
berhasil mengakhiri kekuasaan dinasti Safawi.
c. Adanya dekadensi moral yang melanda sebagian pemimpin. Hal ini juga
turut mempercepat proses kehancuran kerajaan Safawi.
d. Konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani yang beraliran
Syi’ah. karena pasukan ghulam (pasukan budak) yang dibentuk oleh Abbas I tidak
memiliki semangat perang yang tinggi seperti Qizilbash.
e. adanya konflik internal kerajaan, dalam bentuk perebutan kekuasaan di
kalangan keluarga istana.

2. Kemunduran dan Runtuhnya Kerajaan Mughal


Setelah satu setengah abad dinasti mughal berada dipuncak kejayaannya, para
pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh
sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke 18 M kerajaan ini memasuki masa-masa
kemunduran. Kekuatan politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan di tingkat
pusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindu semakin lama semakin
mengancam. Sememntara itu pedagang inggris untuk pertamakalinya diizinkan oleh
Jehangir menanamkan modal di India, dengan didukung oleh kekutan bersenjata
semakin kuat menguasai wilayah pantai. Pada masa Aurangzeb, pemberontakan
terhadap pemerintah pusat memang sudah muncul tapi dapat diatasi. Pemberontakan ini
bermula dari tindakan aurangzeb yang dengan keras menerapkan pemikiran
Puritanisme-nya. Setelah ia wafat, penerusnya rata-rata ia lemah dan tidak mampu
menghadapi problema yang ditinggalkannya. Ada beberapa faktor juga yang
menyebabkan kekuasaan dinasti mughal mundur pada satu setengah abad terakhir dan
membawa kepada kehancuran pada tahun 1858M, yaitu :
a. Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elit politik, yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
b. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau ”kasar” dalam melaksanakan ide-ide
puritan sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi oleh sultan sesudahnya.
c. Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah
dalam bidang kepemimpinan
d. Terjadi stagnasi dalam pembinaan militer sehingga oprasi militer inggris di
wilayah-milayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.

3. Kemunduran Kerajaan Usmani


Setelah Sultan Sulaiman Al-Qanuni wafat ( 1566 M) kerajaan turki usmani mulai
mengalami fase kemundurannya. Akan tetapi, sebagai sebuah kerajaan yang sangat
besar dan kuat, kemunduran itu tidak langsung terlihat. Sultan Sulaiman Al-Qanuni
diganti oleh Salim II (1566-1573 M). Dimasa pemerintahannya terjadi pertempuran
antara armada laut kerajaan usmani dengan armada laut Bundukia , angkatan sri paus,
dan sebagian kapal para pendeta Malta yang dipimpin Don Juan dari sepanyol.
Pertempuran ini, Turki usmani mengalami kekalahan yang mengakibatkan Tunisia dapat
direbut oleh musuh. Baru pada masa sultan berikutnya, Sultan Murad III pada tahun
1575 M tunisia dapat direbut kembali. Banyak faktor yang menyebabkan Kerajaan
Usmani itu mengalami kemundruan, diantaranya adalah :
a. Wilayah kekuasaan yang sangat luas. Administrasi pemerintahan yang sangat
luas wilayahnya sangat rumit dan kompleks, sementara administrasi kerajaan Usmani
tidak beres.
b. Heterogenitas penduduk. Dengan luasnya wilayah secara otomatis terdapat
perbedaan bangsa dan agama dari berbagai wilayah. Oleh karena itu, perbedaan bangsa
dan agama sering kali melatarbelakangi terjadinya pemberontakan dan peperangan.
c. Kelemahan para penguasa. Sepeninggal Sulaiman al-Qanuni, Kerajaan
Usmani dipimpin oleh sultan-sultan yang lemah, baik dalam kepribadian maupun
kepemimpinannya, akibatnya pemerintah menjadi kacau dan tidak kondusif.
d. Budaya pungli atau kalau penulis boleh katakan dengan istilah “korupsi sudah
membudaya”. Setiap jabatan yang hendak diraih seseorang, maka harus “dibayar”
dengan sogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut.
e. Pemberontakan tentara Jenissari. Jernissari adalah tentara kerajaan Usmani
yang bertugas dalam ekspansi militer dalam memperluas wilayahnya. Akan tetapi,
tentara Jenissari sendiri melakukan pemberontakan. Bahkan pemberontakan dilakukan
sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826.
f. Merosotnya ekonomi. Hal ini dikarenakan perang yang tak pernah berhenti,
sehingga anggaran digunakan untuk kepentingan perang, sedangkan pendapatan
berkurang dan belanja negara banyak.
g. Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi. Hal ini dikarenakan
kerajaan Usmani kurang berhasil dalam pengembangan ilmu dan teknologi, dan hanya
mementingkan pengembangan kekuatan militer. Demikian beberapa faktor kemunduran
atau kehancuran kerajaan Usmani, yang pada waktu bersamaan pula, menjadi awal dari
kekuatan-kekuatan Eropa untuk menduduki wilayah-wilayah yang pernah diduduki oleh
kerajaan Usmani.
Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa, tiga kerajaan tersebut merupakan kerajaan
islam terbesar, karena dalam waktu kurun yang panjang setelah Bani Abbas mengalami
keruntuhan dengan ditandainya jatuhnya kota Baghdad ke tangan bangsa Nongol pada
tahun 1258 M, setelah itu umat islam mengalami kemunduran. Umat islam bangkit
kembali dengan adanya kerajaan Usmani yang mendiami daerah Nongol dan daerah
utara Cina, kemudaian kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Akan
tetapi, dalam perjalanannya ketiga kerajaan tersebut mengalami kemunduran. Hal yang
paling urgen penyebab kemunduran ketiga kerajaan tersebut antara lain adalah :
a. Adanya dekadensi moral yang melanda para pemimpin
b. Semua pewaris tahta kerajaan pada paruh terakhir adalah orang-orang lemah dalam
bidang kepemimpinan
c. Adanya tradisi korupsi
d. Perebutan kekuasaan
e. Dan terjadinya stagnasi militer.

Sumber
Mubarok, Dr. H. Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004
14 http://warungbaca.blogspot.com/2008/09/masa-kemunduran-tiga-kerajaan-
besar.html

Anda mungkin juga menyukai