Oleh :
SOFYAN SALIM
NIM : 121057023318142
TERNATE
2021
KATA PENGANTAR
Puji serta rasa syukur kita panjatkan keharibaan Tuhan Yang Maha Kuasa
Allah ﷻsang penguasa realitas tunggal yang telah menaburkan cahaya cinta-
Nya kepada kita sekalian sehingga penyusunan makalah ini dengan Judul
harapan.
Tak lupa pula salawat serta salam penulis haturkan buat junjungan Nabi besar
yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam mata kulia tersebut
kekurangan dan kesalahan baik dari segi penulisan, dan teori-teori yang dikutip,
untuk itu pemakalah meminta saran dan kritik yang bersifat konstruktif untuk
penyempurnaanya.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah tantangan dakwah yang semakin berat, baik yang bersifat internal maupun
manusia yang dahulunya memakai banyak tenaga kerja manusia, kini diperkecil
Namun disisi lain di era modern sekarang ini, banyak budaya-budaya asing yang
muncul yang tidak sesuai dengan ajaran Islam ditambah dengan perkembangan
Islam. Namun kenyataan sebaliknya malah melakukan tindakan yang tidak terpuji
dan seharusnya mereka tidak lakukan. Banyak yang kehilangan akal sehat,
menyimpang jauh dari nilai-nilai leluhur yang bersumber dari ajaran agama Islam,
berbagai macan patologi sosial, adalah permasahan umat Islam sebagai dampak
dibutuhkan kompetensi yang mumpuni dari parah Juru Dakwa maupun Penyuluh
1
Agama baik berupa penguasaan teori dan metode atau strategi, begitupula
sehingga metode atau strategi Juru Dakwa maupun Penyuluh Agama dalam
mimbar saja, akan tetapi strategi yang digunakan Penyuluh Agama Islam bisa
125, dalam ayat ini metode atau strategi dakwah ada tiga, yaitu: bi al-hikmah,
mua’zatul hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan. Selain tiga metode atau
Strategi dakwah Juru Dakwa maupun Penyuluh Agama di era milenial atau
era 0.4, yaitu dengan membangun kesadaran beragama, menguasai peta dakwah,
dan yang paling terpenting adalah berdakwah bilmedsos atau dakwah dengan
media sosial.
2
B. Rumusan Masalah
yang akan menjadi landasan dalam pembahasan ini, yakni sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dakwah berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata da’wah yang bersumber
dari kata da’a, yad’u, da’watan, yang bermakna seruan panggilan, undangan atau
do‟a.1 Dakwah ialah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah
situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi
Strategi dakwah adalah kolaborasi yang tepat antara semua unsur dakwah
mulai dari da’i atau mubaligh serta organisasi atau lembaganya, pesan, metode
dan media yang sesuai dengan kondisi dan situasi khalayak. Metode atau strategi
dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan
ajaran materi dakwah Islam. dalam menyampaikan suatu pesan dakwah metode
atau strategi sangat penting perannya, karena suatu pesan walaupun baik, tetapi
disampaikan lewat metode yang tidak benar, maka pesan itu bisa saja ditolak oleh
cara dan daya upaya untuk operasi dakwah Islam yang dibuat secara rasional
dakwah adalah proses menentukan taktik seorang dai atau juru dakwah dalam
1
Tata Sukayat, Quantum Dakwah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009, hlm. 1
2
Fathul Bahri An-Nabiry, Meneliti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Dai,jakarta: Amzah, 2008, hlm.
17
3
Acep aripudin dan Syukriadi sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Damai:Pengantar Dakwah
Antar Budaya Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, hlm.138
4
menyampaikan pesan atau nasihat-nasihat dalam kegiatan dakwahnya kepada
mad‟u. Strategi dakwah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara da‟i
kemasyrakatan.
B. Landasan Normatif
َ َّ ۚ ُن إِ َّن َربW ٱلَّتِي ِه َي أَ ۡح َسWWِك بِ ۡٱل ِح ۡك َم ِة َو ۡٱل َم ۡو ِعظَ ِة ۡٱل َح َسنَ ۖ ِة َو ٰ َج ِد ۡلهُم ب
ك ِ ِع إِلَ ٰى َسب
َ ِّيل َرب ُ ۡٱد
١٢٥ َض َّل عَن َسبِيلِِۦه َوهُ َو أَ ۡعلَ ُم بِ ۡٱل ُم ۡهتَ ِدين َ هُ َو أَ ۡعلَ ُم بِ َمن
Terjemahannya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.4
Dalam ayat ini strategi dakwah ada tiga, yaitu: bi al-hikmah, mua’zatul
hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan. Secara garis besar ada tiga pokok
strategi, yaitu. :
terpaksa atau keberatan. al-Hikmah menurut bahasa (lughawi) berarti, adil, ilmu,
sabar, kenabian, Al-Quran dan Injil. al-Hikmah juga dapat diartikan sebagai
ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama pula.
4
Departemen Agama RI “ Al Qur’an dan terjemahanya”.Semarang : PT Karya Toha Putra, 2002, hlm. 383
5
al-Hikmah menurut istilah (syar’i), terjadi perbedaan penafsiran antara para
dengan bijaksana agar dapat diterima dengan baik oleh mad’u. Dakwah bil
dunia dan akhirat. Mau’izhah hasanah ialah kalimat atau ucapan yang diucapkan
6
oleh seorang da‟i, dengan cara yang baik, berisi petunjuk-petunjuk kea rah
disampaikan dapat diterima dan tidak mencari atau menyebut kesalahan audiens
sehingga pihak objek dakwah rela hati serta dapat mengikuti ajaran yang
dakwah bil mau’izhatil hasanah merupakan dakwah dengan bahasa yang lembut,
dan menerima dengan rela hati serta dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari.
5
M. Munir, Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2003, hlm. 10
6
Ibid., hlm. 16
6
3) Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak
dakwah, Al-Quran juga telah memberikan perhatian khusus kepada ahli kitab,
yaitu melarang berdebat dengan mereka kecuali dengan cara terbaik, kaum
muslimin (terutama juru dakwah) dianjurkan agar berdebat dengan ahli kitab
dengan cara yang baik, sopan, santun dan lemah lembut, karena mujadhalah
merupakan strategi dakwah yang digunakan untuk tukar pendapat yang dilakukan
oleh dua pihak dan tidak menciptakan suatu permusuhan dengan tujuan agar
7
Muklis, “Strategi Dakwah Al Bayanuni,” Islamic Comunication Journal 03, no 01 (Juni 2018): hlm 76
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan terkait metode dakwah dalam alQur’an
mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap
pribadi maupun masyarakat. Dalam ajaran agama Islam, dakwah merupakan suatu
dan kesabaran.
QS. An-Nahl: 125, bahwa ajaran Rasul SAW tentang cara melancarkan
dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka berjalan diatas jalan Allah.
Pertama hikmah yaitu dengan secara bijaksana, akal budi yang mulia, dada
yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada agama, atau
kepada kepercayaan terhadap Tuhan. Hikmah dapat menarik orang yang belum
maju kecerdasannya dan tidak dapat dibantah oleh orang yang lebih pintar.
yang baik, yang disampaikan sebagai nasihat. Termasuk kategori ini adalah
perguruan.
8
Dan ketiga, jadilhum billati hiya ahsan (bantahlah mereka dengan cara yang
lebih baik). Dalam berdebat harus dibedakan pokok soal yang tengah dibicarakan
dengan perasaan benci atau sayang kepada pribadi orang yang tengah diajak
dan yang di ajak berdebat bisa menerima kebenaran yang kita sampaikan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Bahri Fathul, 2008. Meneliti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Dai,
Jakarta:Amzah
Toha Putra
10