Anda di halaman 1dari 16

Dosen Pembimbing :Andi Anistahara Ayari Putri, M.

Pd

Mata Kuliah : Bahasa Asing

CHANOYOU / UPACARA MINUM TEH DI JEPANG

Disusun

Oleh

Nasila Nuflani K.16.01.016

UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO

S1 ILMU KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Chanoyou / Upacara Minum
Teh Di Jepang” untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Asing II

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang

membantu mengerjakan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan

tepat waktu. Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mohon maaf

yang sebesar-besarnya apabila ada kekurangan atau kesalahan penulisan pada

makalah ini.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman

kami tentang materi ini menjadikan keterbatasan kami pula, untuk itu kami

meminta kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

kami harapkan demi kesempurnaan tugas kedepannya.

Palopo , 3 maret 2021

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................ii

Daftar Isi...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Lahirnya Budaya Minum Teh Di Jepang ..............................4
B. Sekilas Tentang Budaya Upacara Minum Teh.....................................5
C. Manfaat Upacara Minum Teh ..............................................................6
D. Prosesi Upacara Minum Teh..................................................................6
E. Makna Upacara Minum Teh .................................................................8
F. Perbedaan Teh Jepang Dan Teh China.................................................9
G. Jenis jenis upacara minum Teh..............................................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Saran.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai bermacam-
macam kebudayaan. Meskipun peradaban Jepang kuno sebagian dibangun
diatas budaya-budaya yang diperkenalkan dari daratan Asia, selama 1000
tahun terakhir bangsa Jepang telah menyerap unsur-unsur budaya ini dan
menciptakannya kembali menjadi budaya Jepang sendiri. Sepanjang
sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara
lain, diantaranya adalah teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk
pengungkapan kebudayaan lainnya. Jepang telah mengembangkan
kebudayannya yang unik sambil mengintegrasikan masukan-masukan dari
luar itu. Kita dapat melihat bahwa gaya hidup orang Jepang dewasa ini
merupakan perpaduan budaya tradisional dibawah pengaruh Asia dan
budaya modern barat.
Dengan melihat fakta di atas, maka tidak heran kalau bangsa
Jepang terkenal sebagai bangsa ” peniru ”. Namun demikian, sebagian
besar dari hasil ”tiruan ” mereka jauh lebih bagus dan berkualitas,
sehingga menjadi bagian dari mereka. Bangsa Jepang juga sangat bangga
akan hasil karya mereka. Mereka bangga menggunakan karya cipta dan
keanekaragaman kebudayaan mereka. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
kebudayaan dari Jepang yang telah mendunia.
Keanekaragaman kebudayaan pada bangsa Jepang, dapat kita lihat
dari kegiatan-kegiatan religi dan cara hidup masyarakatnya. Banyak hal
yang mempengaruhi keanekaragaman kebudayaan bangsa Jepang. Di
antaranya iklim dan bentang alam yang indah. Kedua hal tersebut
memainkan peran besar dalam pembentukan kebudayaan Jepang yang
unik. Pegunungannya yang tertutup dengan pohon-pohon yang hijau,
dataran rendahnya yang semerbak oleh kebun-kebun bunga, kesemuanya
ini telah mempengaruhi seni dan segala aspek kehidupan. Seni merangkai
bunga, upacara minum teh, persajakan, kimono, dan sebagainya,
dikembangkan selaras dengan perubahan musim. Dari sekian banyak
kebudayaan tersebut, upacara minum teh atau yang sekarang kita kenal
dengan sebutan Chanoyu, terus berkembang sebagai bagian dari
kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Upacara minum teh bukan
sekedar kegiatan yang dilangsungkan dengan tuan rumah sebagai penjamu,
dan tamu sebagai orang yang dijamu. Tetapi lebih ke tata cara yang diatur
sedemikian halus dan teliti untuk menghidangkan dan meminum teh. Teh

1
yang digunakan pun, bukan teh yang biasa. Upacara minum teh di Jepang
menggunakan teh hijau yang telah digiling halus disebut dengan matcha.
Kebiasaan minum teh telah menjadi semacam “ritus” dikalangan
masyarakat Jepang dan China. Bahkan hingga kini upacara minum teh di
tengah masyarakat Jepang merupakan suatu hal yang sakral. Di China,
budaya minum teh sudah dikenal sejak 3000 tahun sebelum Masehi, pada
zaman Kaisar Shen Nung berkuasa. Upacara minum teh memiliki sejarah
dan tradisi yang panjang di Jepang. Seringkali sejarah upacara ini
dikaitkan dengan orang-orang yang dianggap berpengaruh seperti para
rohaniwan. Dengan adanya keterkaitan antara upacara minum teh dengan
orang-orang ini kemudian membuat upacara minum teh dianggap sebagai
sebuah kebudayaan tinggi masyarakat Jepang.
Upacara minum teh merupakan upacara tradisi budaya turun
temurun yang silakukan Jepang sejak sebelum zaman edo. Upacara minum
teh ini hingga sekarang masih tetap dilestarikan. Upaacara minum teh di
Jepang memiliki makna kehidupan yang sangat dalam dan sebuah ajaran
tata karma yang baik disamping banyaknya manfaat upacara ini dalam
bidang kesehatan. Upacara minum teh di Jepang dikenal begitu rumit,
begitu khas, dan penuh makna. Namun bukan berarti hanya orang Jepang
saja yang dapat mengikuti ritual ini. Terbukti dari banyaknya negara yang
telah “ disinggahi “ oleh kebudayaan milik bangsa Jepang ini, termasuk di
dalamnya Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah lahirnya budaya minum teh di Jepang?
2. Sekilas tentang budaya minum teh di Jepang?
3. Manfaat dan tujuan upacara minum teh di Jepang?
4. Prosesi upacara minum teh di Jepang?
5. Makna upacara minum teh di Jepang?
6. Jenis jenis teh yang disajikan dalam upacara minum teh di Jepang?
7. Perbedaan teh Jepang dan teh China?
8. Jenis Jenis upacara minum teh di Jepang?

C. Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Sejarah lahirnya budaya minum teh di Jepang
2. Sekilas tentang budaya minum teh di Jepang
3. Manfaat dan tujuan upacara minum teh di Jepang
4. Prosesi upacara minum teh di Jepang
5. Makna upacara minum teh di Jepang

2
6. Jenis jenis teh yang disajikan dalam upacara minum teh di Jepang
7. Perbedaan teh Jepang dan teh China
8. Jenis Jenis upacara minum teh di Jepang

3
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Sejarah Lahirrnya Budaya Minum Teh Di Jepang

Menurut sejarahnya, teh bukanlah budaya asli bangsa Jepang.


Artinya the tidak berkembang di Jepang, bahkan benih-benih pertama
dibawa dari China selama masa dinasti Tang ( 618-907 ), ketika
pertukaran budaya antara kedua negara mencapai puncaknya. Sebutan
pertama untuk acara formal yang meliputi minum teh ini ditemukan pada
abad ke-8, ketika Kaisar Shomu (724- 49 ) dikabarkan telah mengundang
biarawan-biarawan yang telah berpartisipasi dalam salah satu pelayanan
agamanya untuk minum teh di istananya.

Produksi teh dan tradisi minum teh dimulai sejak zaman Heian setelah
teh dibawa masuk ke Jepang oleh duta kaisar yang dikirim ke dinasti
Tang. Literatur klasik Nihon Kōki menulis tentang Kaisar Saga yang
sangat terkesan dengan teh yang disuguhkan pendeta bernama Eichu
sewaktu mengunjungi Provinsi Ōmi di tahun 815. Catatan dalam Nihon
Kōki merupakan sejarah tertulis pertama tentang tradisi minum teh di
Jepang.Teh dibuat dengan cara merebus teh di dalam air panas dan hanya
dinikmati di beberapa kuil agama Buddha. Penanaman teh lalu mulai
dilakukan di mana-mana sejalan dengan makin meluasnya kebiasaan
minum teh.
Acara minum teh menjadi populer di kalangan daimyo yang mengadakan
upacara minum teh secara mewah menggunakan perangkat minum teh
dari Tiongkok. Acara minum teh seperti ini dikenal sebagai Karamono
suki dan ditentang oleh nenek moyang ahli minum teh Jepang yang
bernama Murata Jukō. Menurut Jukō, minuman keras dan perjudian
harus dilarang dari acara minum teh. Acara minum teh juga harus
merupakan sarana pertukaran pengalaman spiritual antara pihak tuan
rumah dan pihak yang dijamu. Acara minum teh yang diperkenalkan
Jukō merupakan asal-usul upacara minum teh aliran Wabicha.
Sampai di awal zaman Edo, ahli upacara minum teh sebagian besar
terdiri dari kalangan terbatas seperti daimyo dan pedagang yang sangat
kaya. Memasuki pertengahan zaman Edo, penduduk kota yang sudah

4
sukses secara ekonomi dan membentuk kalangan menengah atas secara
beramai-ramai menjadi peminat upacara minum teh.

Kalangan penduduk kota yang berminat mempelajari upacara minum teh


disambut dengan tangan terbuka oleh aliran Sansenke (tiga aliran
Senke: Omotesenke, Urasenke dan Mushanokōjisenke) dan pecahan
aliran Senke.
Kepopuleran upacara minum teh menyebabkan jumlah murid menjadi
semakin banyak sehingga perlu diatur dengan suatu sistem. Iemoto
seido adalah peraturan yang lahir dari kebutuhan mengatur hirarki antara
guru dan murid dalam seni tradisional Jepang.Berbagai aliran upacara
minum teh berusaha menarik minat semua orang untuk belajar upacara
minum teh, sehingga upacara minum teh makin populer di seluruh
Jepang. Upacara minum teh yang semakin populer di kalangan rakyat
juga berdampak buruk terhadap upacara minum teh yang mulai dilakukan
tidak secara serius seperti sedang bermain-main. Sebagian guru upacara
minum teh berusaha mencegah kemunduran dalam upacara minum teh
dengan menekankan pentingnya nilai spiritual dalam upacara minum teh.
Memasuki akhir zaman Edo, upacara minum teh yang
menggunakan matcha yang disempurnakan kalangan samurai menjadi
tidak populer di kalangan masyarakat karena tata krama yang kaku.
Masyarakat umumnya menginginkan upacara minum teh yang bisa
dinikmati dengan lebih santai. Pada waktu itu, orang mulai menaruh
perhatian pada teh sencha yang biasa dinikmati sehari-hari. Upacara
minum teh yang menggunakan sencha juga mulai diinginkan orang
banyak. Berdasarkan permintaan orang banyak, pendeta Baisaō yang
dikenal juga sebagai Kō Yūgai menciptakan aliran upacara minum teh
dengan sencha (Senchadō) yang menjadi mapan dan populer di
kalangan sastrawan

B. Sekilas Tentang Budaya Upacara Minum Teh Di Jepang


Budaya minum teh merupakan sebuah tradisi yang sudah dilakukan
oleh masyarakat Jepang dari dulu yang hingga kini tetao di lestarikan.
Upacara minum teh merupakan upacara penyambutan tuan rumah kepada
tamu dengan cara menyajikan teh. Upacara minum teh yang diadakan di

5
luar ruangan disebut nodate. Jika di dalam ruangan disebut chato.
Biasanya para tuan rumah menyediakan bunga, lukisan, dan keramik yang
indah untuk menyambut para tamu dalam upacara minum teh ini.
“Upacara ini mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah
yang mencakup tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan
upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni dalam ruangan
upacara minum teh.
Lukisan dinding yang biasanya dipasang pada ruangan tempat
upacara minum teh disebut kakejiku. Bunga  yang biasanya dipasang pada
ruangan tempat upacara minum teh disebut chabana. Biasanya dalam
upacara minum teh menggunakan teh matcha yakni teh yang digiling
halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchado.
Namun kadang kala juga bias menggunakan teh hijau jenis sencha.
Upacara minum teh dengan teh ini  disebut senchado. Dalam upacara ini
juga disajikan kue manis yakni Okashi.

C. Manfaat Upacara Minum Teh Di Jepang

Upacara minum teh di Jepang yang sudah menjadi tradisi budaya


Jepang turun menurun memiliki banyak manfaat antara lain, teh yang
disajikan baik untuk kesehatan. Teh yang disajikan dalam upacara minum
teh memiliki banyak manfaat antara lain :
1. Memperkuat gigi
2. Memperkuat daya tahan tubuh
3. Mencegah hipertensi
4. Menyegarkan tubuh
5. Sebagai penetralisir
6. Menangkal kolestrol
7. Mencegah kanker
8. Mengoptimalkan metabolisme gula

D. Prosesi Upacara Minum Teh


Dalam prosesi upacara minum teh banyak makna makna kehidupan
yang terkandung di dalamnya seperti prosesi saling memberi hormat
antara tamu dan penerima tamu yang bermakna saling menghormati dan
setiap orang harus menghormati tamu. Prosesi pemberian kue manis atau

6
okashi yang mana harus dihabiskan oleh tamu merupakan bentuk
penghargaan dari tuan rumah untuk menyambut tamu dan tamu yang
mendapat kue okashi harus menghabiskannya sebagai rasa syukur akan
pemberian tamu juga sebagai bentuk penghormatan. Pada saat Tea Master
membuat teh, setiap gerakan yang dilakukan sangat hati hati dan penuh
kesabaran dan tidak boleh tergesa gesa hal ini bermakna seseorang harus
melakukan sesuatu secara hati hati dan sabar.
Untuk membuat teh dibutuhkan perlengkapan 1 tungku hitam
besar, 1 mangkuk disebut Chawan dan 1 wadah berisi bubuk matcha
(salah satu jenis teh) yang disebut Natsume, juga ada beberapa peralatan
yang sederhana lainnya, salah satunya adalah “kocokan” teh yang terbuat
dari bambu yang mekar disebut Chasen, lalu sendok kayu yang panjang
pipih untuk mengambil bubuk teh disebut Chasaku dan sendok air yang
juga terbuat dari bambu. Meminum teh pun tidak bisa sembarangan.
Mangkuk teh yang disajikan diletakkan dengan sangat hati-hati karena
yang menyajikan harus memastikan bahwa motif terbaik dari mangkuk teh
tersebut harus menghadap ke arah tamu. Karena itu adalah sisi yang paling
baik, maka tidak sopan pula bagi tamu untuk meminum langsung dari sisi
tersebut. Jadi peminum teh juga harus memutar mangkuk teh agar posisi
motif menghadap tuan rumah sebagai tanda terima kasih dan
menghormati.
Upacara minum teh di Jepang terkenal dengan teknik dan tata
caranya yang rumit. Perlu waktu yang cukup lama untuk mempelajarinya.
Rangkaian upacara ini diawali dengan pembersihan teko penyajian,
memasak air, memasukkan teh ke dalam teko tadi, menuang air panas ke
dalamnya, mengaduknya sampai rata dan berbuih, serta kemudian
menyajikannya pada tamu dengan tata cara khas Jepang. Meski upacara ini
kelihatannya sederhana, tapi ada suatu proses ritual yang dilibatkan, yang
membuat upacara minum teh ini sebagai suatu seni yang bertahan berabad-
abad hingga sekarang.

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa upacara minum teh


bukanlah
suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Dalam pelaksanaannya, orang
memerlukan waktu yang lama dengan penyempurnaan yang berlangsung
seumur hidup. Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan
pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup,cara
berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara
meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh ( chashitsu)

7
dan berbagai pengetahuan seni. Upacara minum teh juga menjajaki tujuan
hidup dan mendorong timbulnya apresiasi terhadap alam. Karena upacara
ini merupakan rangkaian yang mendalam yang membutuhkan pengetahuan
yang luas dan kepekaan yang sangat halus.
Tujuan adanya upacara minum teh di Jepang yaitu Upacara minum
teh merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi dengan manusia dan
alam sekitar. Upacara minum teh bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang rileks (santai) antara tuan rumah dan tamu.
Upacara minum teh di Jepang terdiri atas beebrapa prosesi. Berikut
prosesi upacara minum teh aliran urasenka :
1. Tamu masuk dan tuan rumah mempersilakan tamu
2. Tamu dan penerima tamu saling mengucap salam
3. Pemberian kue manis bernama Okashi
4.  Saling member salam sesaat setelah pemberian koe Okashi sebagai
bentuk rasa hormat
5. Kue Okashi dimakan menggunakan tusukan bamboo harus dihabiskan
untuk menghormati tuan rumah (maka dari itu kue ini biasanya sedikit dan
kecil)
6. Pembuatan teh oleh Tea Master
7. Setelah teh dibuat lalu disuguhkan kepada tamu dengan mangkuk teh
dimana motif mangkuk menghadap tamu sebagai tanda penghormatan
8. Tamu mengambil mangkuk teh dan juga memutar mangkuk agar motif
mangkuk teh menghadap tuan rumah sebanyak 3 kali sebagai tanda terima
kasih dan rasa hormat.
9. Kemudian tamu mulai meminum the

E. Makna Upacara Minum Teh Di Jepang


Upacara minum teh di Jepang banyak mengandung makna
kehidupan. Setiap prosesi yang ada dalam upacara minum teh di Jepang
mengandung setiap makna. Prosesi saling memberi hormat antara tamu
dan penerima tamu yang bermakna saling menghormati dan setiap orang
harus menghormati tamu. Prosesi pemberian kue manis atau okashi yang
mana harus dihabiskan oleh tamu merupakan bentuk penghargaan dari
tuan rumah untuk menyambut tamu dan tamu yang mendapat kue okashi

8
harus menghabiskannya sebagai rasa syukur akan pemberian tamu juga
sebagai bentuk penghormatan. Pada saat Tea Master membuat teh, setiap
gerakan yang dilakukan sangat hati hati dan penuh kesabaran dan tidak
boleh tergesa gesa hal ini bermakna seseorang harus melakukan sesuatu
secara hati hati dan sabar.
Meminum teh pun tidak bisa sembarangan. Mangkuk teh yang
disajikan diletakkan dengan sangat hati-hati karena yang menyajikan harus
memastikan bahwa motif terbaik dari mangkuk teh tersebut harus
menghadap ke arah tamu. Karena itu adalah sisi yang paling baik, maka
tidak sopan pula bagi tamu untuk meminum langsung dari sisi tersebut.
Jadi peminum teh juga harus memutar mangkuk teh agar posisi motif
menghadap tuan rumah sebagai tanda terima kasih dan menghormati.
Dalam proses pembuatan teh lalu menghidangkannya dengan aturan yang
gemulai alami membuat kita teringat “diri”, teringat alam, teringat
perjalanan hidup, teringat darimana kita datang da ke arah mana kita pergi.
Harmoni, keseimbangan adalah “jalan hidup” yang setiap kali harus di
rawat, ditata, dilatih dalam proses gemulai. Halus. Tak terburu buru”.

F. Perbedaan Teh Jepang Dan Teh China


Adapun jenis-jenis teh yang ada di Jepang dan biasanya digunakan
untuk upacara minum the, yaitu sebagai berikut :
1. Green Tea, atau sering disebut dengan teh hijau. Teh hijau memiliki
banyak manfaat oleh sebab itu teh hijau sering digunakan dalam upacara
minum teh.
2. Gyokuro, teh ini tumbuh dengan tidak menerima sinar matahari secara
langsung hal ini menjadikan aroma dari teh ini sangat harum.
3. Matcha, merupakan teh hijau bubuk yang sangat tinggi kualitasnya. Hla
ini menjadikan teh ini sering digunakan dalam upacara minum teh di
Jepang.
4. Sencha, teh ini sangat sering ditemui. Dalam upacara minum teh di
Jepang sering menggunakan teh ini bias jadi karena mudahnya bahan
baku. Teh ini ditanam dengan mendapatkan sinar matahari secara
langsung.
5. Genmaicha, campuran teh maicha dan beras merah yang telah
dipanggang.
6. Kabusecha, merupakan teh yang dilindungi dari sinar matahari daunnya
sebelum di panen.
7. Bancha, merupakan sencha yang dipanen pada musim kedua.

9
8. Houjicha, merupakan teh hijau yang dipanggang.
9. Kukicha, berasal dari tiap pucuk tanaman teh, dengan memetik bagian
bunga dan tiga helai daunnya.
10. Tamaryokucha, merupakan teh yang memiliki aroma yang sangat
tajam

G.   Jenis Jenis Upacara Minum Teh


Di aras telah disinggung tentang macam macam teh Jepang yang
biasa dipakai untuk upacara minum teh di Jepang atau Ocha. Di Cina juga
terdapat upacara minum teh. Berikut sekilas tentang teh
Cina :“Negeri Cina menjadi tempat lahirnya teh, disanalah pohon teh Cina
(Camellia sinensis) ditemukan dan berasal. Tepatnya di provisnsi Yunnan,
bagian barat daya Cina. Iklim wilayah itu tropis dan sub-tropis, dimana
daerah tersebut memang secara keseluruhan adalah hutan jaman purba.
Daerah demikian, yang hangat dan lembab menjadi tempat yang sangat
cocok bagi tanaman teh, bahkan ada teh liar yang berumur 2,700 tahun dan
selebihnya tanaman teh yang ditanam yang mencapai usia 800 tahun
ditemukan ditempat ini”
Tanaman Teh Cina (kadang-kadang disebut Camellia
sinensis var. sinensis) adalah semak berdaun kecil dengan banyak cabang
yang mencapai tinggi sekitar 3 meter dan berasal dari Cina tenggara.
tanaman teh pertama yang ditemukan, tercatat dan dipakai untuk
menghasilkan teh tiga ribu tahun yang lalu, ia menghasilkan beberapa teh
yang terpopuler.
Adapun jenis jenis upacara minum teh di Jepang antara lain :
1. Chabako Demae, upacara minum teh ini menempatkan peralatan
minum the di sebuah kotak khusus.
2. Ryu-Rei, teh yang disajikan dalam upacara ini diletakkan dalam meja
khusus. Pada awal dan akhir upacara akan dilakukan penghormatan
dengan membungkukkan badan. Biasanya tuan rumah memerlukan
asisten.
3. Hakobi Demae, dilakukan dengan posisi seiza dan peralatan teh dibawa
keluar masuk ruangan upacara minum teh.
4.  Urasenka. Upacara jenis ini merupakan jenis upacara yang sangat
popular. Biasanya tamu duduk bersimpuh di atas tatami kemudian
diberikannya kue oleh tuan rumah untuk dimakan oleh tamu. Upacara

10
minum teh tidak akan dimulai sebelum tamu menghabiskan kue yang
dihidangkan tersebut.
5.  Obon Temae. Dalam upacara jenis ini tuan rumah akan membawa
peralatan untuk menyajikan teh. Kemudian seluruh peralatan ditutup
dengan fukusa. Teh encer akan dihidangkan dengan posisi seiza.

BAB III

11
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jepang memiliki banyak kebudayaan, seperti upacara-upacara
keagamaan
maupun upacara-upacara tradisional. Upacara minum teh adalah salah
satunya, yang merupakan kebudayaan yang berasal dari China. Upacara
minum teh adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk
tamu yang dilakukan secara khusus. Teh tidak hanya sekedar dituang
dengan air panas dan kemudian diminum, tetapi memiliki nilai seni dalam
arti luas
Budaya minum teh merupakan sebuah tradisi yang sudah dilakukan oleh
masyarakat Jepang dari dulu yang hingga kini tetao di lestarikan. Upacara
minum teh merupakan upacara penyambutan tuan rumah kepada tamu
dengan cara menyajikan teh. Upacara minum teh yang diadakan di luar
ruangan disebut nodate. Jika di dalam ruangan disebut chato. Biasanya
para tuan rumah menyediakan bunga, lukisan, dan keramik yang indah
untuk menyambut para tamu dalam upacara minum teh ini.
Lukisan dinding yang biasanya dipasang pada ruangan tempat upacara
minum teh disebut kakejiku. Bunga  yang biasanya dipasang pada ruangan
tempat upacara minum teh disebut chabana. Biasanya dalam upacara
minum teh menggunakan teh matcha yakni teh yang digiling halus.
Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchado. Namun
kadang kala juga bias menggunakan teh hijau jenis sencha. Upacara
minum teh dengan teh ini  disebut senchado. Dalam upacara ini juga
disajikan kue manis yakni Okashi.

B. Saran
Pembaca diharapkan mampu untuk melestarikan kebudayaan dari
negeri mereka dengan berkaca pada Jepang yang mampu melestarikan
budaya mereka. Masyarakat Indonesia seharusnya juga bersemangat dalam
melestarikan budaya Indonesia hingga terjaga lestari dan tidak
diperebutkan oleh bangsa lain

DAFTAR PUSTAKA

12
http://usahamart.wordpress.com/2012/02/24/membuat-teh-hijau/
http://id.wikipedia.org/wiki/Teh
http://id.wikipedia.org/wiki/Camellia_sinensis
http://usahamart.wordpress.com/2012/02/24/membuat-teh-hijau/
http://id.wikipedia.org/wiki/Teh
http://id.wikipedia.org/wiki/Camellia_sinensis

13

Anda mungkin juga menyukai