Anda di halaman 1dari 29

GAMBARAN KECUKUPAN GIZI PADA IBU HAMIL KURANG

ENERGI KRONIK (KEK) DI KECAMATAN X

OLEH :

DESI RASMAWAR

P00331019038

PRODI D-III

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

PROGRAM STUDI D-III GIZI

2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 3

BAB 1 ............................................................................................................ 4

PENDAHULUAN ......................................................................................... 4

A. Latar Belakang ........................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

BAB II ................................................................................................................. 10

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 10

BAB III ................................................................................................................ 26

METODE PENELITIAN........................................................................... 26

A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 26

B. Tempat Dan Waktu Peneltian .............................................................. 26

C. Populasi Dan Sampel Penelitian ........................................................... 26

D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data ..................................................... 26

E. Pengolahan Dan Analisis Data.............................................................. 27

F. Penyajian Data ...................................................................................... 27

G. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif ......................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 29


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat kepada Allah SWT


yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal dengan judul “GAMBARAN KECUKUPAN
GIZI PADA IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI
KECAMATAN X”

Keberhasilan saya dalam menyelesaikan proposal ini tentunya


tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu saya menyampaikan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
proposal ini. Saya menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih
jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki. Untuk itu saya mengharapkan saran yang membangun demi
kesempurnaan proposal ini sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.

Kendari, 4 September 2021

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi


pembentukan kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang,
karena tumbuh kembang anak akan sangat ditentukan oleh kondisi pada
saat janin dalam kandungan. Selanjutnya berat lahir yang normal menjadi
titik awal yang baik bagi proses tumbuh kembang pasca lahir, serta
menjadi petunjuk bagi kualitas hidup selanjutnya, karena berat lahir yang
normal dapat menurunkan risiko menderita penyakit degeneratif pada usia
dewasa janin yang sedang dikandung (Mutalzimah, 2007)

Dinas kesehatan kabupaten konawe pada tahun 2017


menunjukkan prevalensi KEK ibu hamil tertinggi diwilayah kerja
puskesmas X sebesar 21,95%. Ibu hamil yang mengalami KEK wilayah
kerja puskesmas X, pada tahun 2018 mengalami penurunan yaitu dari
21,95% menjadi 19,85% akan tetpai angka tersebut di kategorikan tinggi
didaerah tersebut. Menurut data puskesmas X ibu hamil pada tahun 2018
yang mengalami KEK atau LILA <23,5 cm sebanyak 48 orang ibu hamil
yang mengalami KEK.

Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas


SDM.Pemenuhan asupan gizi bagi ibu hamil dipengaruhi oleh banyak
faktor.Gizi ibu hamil perlu mendapat perhatian karena sangat berpengaruh
pada perkembangan janin yang dikandungnya.Sejak janin sampai anak
berumur dua tahun atau 1000 hari pertama kehidupan kecukupan gizi
sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan kognitif.
(KemenkesRI,2015).

Pengaruh kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan


yaitu sejak janin sampai anak berumur dua tahun, tidak hanya terhadap
perkembangan fisik, tetapi juga terhadap perkembangan kognitif yang
pada gilirannya berpengaruh terhadap kecerdasan dan ketangkasan
berpikir serta terhadap produktivitas kerja. Kekurangan gizi pada masa ini
juga dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa,
yaitu kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, stroke
dan diabetes (Bappenas, 2011).

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi,


karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama
kehamilan.Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ
kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu.Sehingga
kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat
menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Sukarni, 2013).

Pada dasarnya, semua kebutuhan zat gizi ibu hamil meningkat


dibanding kebutuhan normal (tidak hamil), namun yang sering menjadi
kekurangan selama hamil adalah energi protein, mineral besi, serta asam
folat.Kebutuhan ibu akan protein meningkat 68% selama kehamilan,
kalsium 50%, asam folat 100%, dan zat besi 200-300% (Arisman,2009).

Keadaan gizi yang buruk sewaktu janin di dalam kandungan


dan setelah dilahirkan, mempunyai pengaruh sangat besar terhadap
perkembangan otaknya.Pada saat janin dalam kandungan sampai bayi
dilahirkan, 66 persen dari jumlah sel otak dan 25 persen dariberat otak
dewasa telah tercapai. Sisanya akan ditentukan olehkeadaan gizi setelah
lahir. Pertumbuhan otak yang sangat cepatterjadi pada minggu ke 15-20
dan minggu ke 30 masa kehamilan,serta bulan ke 18 setelah kelahiran.
Penelitian pada BBLR menunjukkan penurunan berat otak besar 12 persen
dan otak kecil 30 persen, juga mengalami penurunan jumlah sel otak besar
5 persendan otak kecil 31 persen. Pengukuran tingkat kecerdasan pada
anakumur tujuh tahun yang sebelumnya pernah menderita kurang energy
protein (KEP) berat memiliki rata-rata IQ (Intelegence Question) sebesar
102, KEP ringan adalah 106 dan anak yang bergizi baik adalah 112. Hal
ini menunjukkan bahwa keadaan gizi pada masa lalu kecerdasan di masa
yang akan datang (Bappenas, 2011).

Pemenuhan gizi bagi ibu hamil memegang peran yang


signifikan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan menentukan kualitas anak yang akan
dilahirkannya. Status kesehatan dan gizi ibu hamil di Indonesia tergolong
buruk jika dibandingkan Negara ASEAN lainnya, apalagi dibandingkan
Negara maju.Resiko kematian ibu karena melahirkan adalah 1 dari 65,
sedangkan Thailand 1 dari 1000 ibu. Angka kematian ibu menurut SDKI
antara 1998-2002 mengalami penurunan menjadi 307 per 100.00 kelahiran

hidup dari 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995
dan sekarang AKI masih 228/100.000 kelahiran hidup, 55% kematian ibu
disebabkan oleh pendarahan dan pre-eklampsia yang terkait erat dengan
kondisi gizi buruk semasa hamil. Dalam Pembangunan Millenium dimana
Indonesia ikut berpartisipasi didalamnya bertujuan untuk menurunkan AKI
menjadi 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Bappenas, 2011
dalam Prasetyawati, 2012).Secara umum penyebab kekurangan gizi pada
ibu hamil karena konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat
pemenuhan gizi. Tingkat pengetahuan yang rendah menyebabkan ibu tidak
mengerti cara pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil selama
kehamilannya (Depkes RI, 2008).

Selain itu, tidak terpenuhinya kebutuhan gizi ibu hamil dapat


diakibatkan oleh kurangnya asupan zat gizi yang cukup dan optimal yang
meningkat selama kehamilan. Kurangnya asupan zat gizi dapat disebabkan
oleh adanya tabu atau pantangan terhadap makanan yang justru sangat
dibutuhkan ibu hamil. Kurangnya asupan zat gizi juga dapat disebabkan
oleh status sosial ekonomi serta pendidikan ibu hamil yang berpengaruh
terhadap pemilihan makanan oleh ibu hamil serta daya beli terhadap
pangan. Selain itu, ketersediaan pangan juga meme ngaruhi asupan zat gizi
ibu hamil karena itu merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup dalam jumlah
dan mutunya, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya
beli (Ali, 2012). Sayuran dan buah sangat jarang dikonsumsi dan hanya 3-
6 kali seminggu. Asupan energi dan protein hanya 59% dan 72% AKG
(angka kecukupan gizi) atau 1300 kkal dan 48 gr.

Umumnya vitamin hanya dikonsumsi sekitar 40% AKG


kecuali untuk vitamin A (76%, 605 RE), asam folat (195%, 1170 ug), dan
Vitamin B12 (142%, 3,7 ug).

Rendahnya asupan gizi dan status gizi ibu hamil selama masa
kehamilan dapat mengakibatkan berbagai dampak tidak baik bagi ibu dan
bayi.Salah satunya adalah bayi lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR), yaitu berat badan lahir dibawah 2500 gram.Bayi yang terlahir
BBLR memiliki peluang 35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan berat
badan lahir di atas 2500 gram (Pantiawati, 2010).

Masalah BBLR terkait dengan anemia ibu hamil (kadar Hb <


11 gr %) dan kurang energi kronis atau KEK yang menggambarkan
kekurangan pangan dalam jumlah maupun kualitasny (Mutalazimah,2007).
Data yang ada saat ini memperlihatkan bahwa status kesehatan anak di
Indonesia merupakan masalah.153.681 bayi meninggal setiap tahun. Itu
berarti setiap harinya ada 412 orang bayi meninggal sama dengan dua
orang bayi meninggal setiap menit. 54% penyebab kematian bayi adalah
latar belakang gizi.

Kejadian BBLR erat kaitannya dengan status gizi.Status gizi


ibu hamil baik sebelum maupun selama hamil, dapat menggambarkan
ketersediaan zat gizi dalam tubuh ibu untuk mendukung pertumbuhan
janin.Prediktor status gizi ibu selama hamil dapat dilakukan dengan
mengukur lingkaran lengan atas (LILA) dan pemeriksaan hemoglobin
(Arisman, 2009).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa


prevalensi anemia dan KEK pada kehamilan secara global 35- 75%
dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan dengan
trimester pertama dan kedua kehamilan.WHO juga mencatat 40 %
kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dan KEK
dengan prevalensi terbanyak dari kasus tersebut karena ibu Kurang Energi
Kronis (KEK) yang dapa menyebabkan status gizinya Berkurang (Rafiah,
2014).

Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2013 mendapatkan


proporsi ibu hamil umur 15-49 tahun dengan LILA≤ 23,5 cm atau berisiko
KEK di Indonesia sebesar 24,2%,

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana
gambaran kecukupan gizi pada ibu hamil dengan terjadinya kekurangan
energi kronis (KEK)
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Megetahui gambaran kecukupan gizi pada ibu hamil yang
mengalami (KEK)
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kecukupan konsumsi energi dan protein
ibu hamil yang sesuai angka kecukupan gizi di Puskesmas X
b. Mengetahui usia ibu hamil yang mengalami kekurangan energi
kronis (KEK)
c. Mengetahui pendidikan ibu hamil yang mengalami kekurangan
energy kronis (KEK)

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademik
a. Sebagai bahan masukan dan informasi untuk perencanaan kesehatan
dan meningkatkan pengawasan status gizi ibu hamil
b. Memberikan informasi kepada ibu hamil untuk lebih meningkatkan
asupan gizi agar tidak mengalami KEK pada saat kehamilan.

c. penelitian ini dapat di gunakan sebagai referensi pengembangan ilmu


gizi dan memberikan pengetahuan tentang asupan gizi agar tidak ada
lagi permasalahan-permasalahan gizi di Indonesia. Dan juga dapat
menambah pengetahuan dan teori tentang karakteristik (usia dan
pendidikan) ibu hamil yang mengalami KEK

2. Manfaat Praktis
Sangat berguna untuk menambah pengalaman,wawasan dan
aplikasi di masyarakat serta sebagai bahan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah di dapatkan. Diharapkan juga kepada ibu hamil
dapat menjadi panduan dan menambah pengetahuan untuk ibu hamil pada
kehamilan berikutnya agar dapat menjaga kehamilannya dan
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan secara terat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi Ibu Hamil


Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin
yangdikandungnya.Kebutuhan gizi pada masa kehamilan meningka
sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan
gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara , volume
darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yan
dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin
sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya.
Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar
11-13 kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil
meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan
yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati,
sumber tenaga, mengatur suhu tubuh, cadangan makanan
Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu
memperhatikan makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya.Makanan
yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan janin yang
dikandungnya. Dalam keadaan hamil, makanan yang dikonsumsi bukan
untuk dirinya sendiri tetapi ada individu lain yang ikut mengkonsumsi
makanan yang dimakan. Dalam hal ini jumlah makanan yang dikonsumsi
bukan sebanyak dua porsi melainkan hanya. ditambah sebagian kecil dari
jumlah makanan yang biasa dikonsumsi.

Untuk menghindari bertambahnya berat badan yang berlebihan


(Huliana, 2001). Tujuan penataan gizi ibu hamil yaitu menyiapkan (1)
cukup kalori, protein, vitamin dan mineral untuk memenuhi zat gizi ibu,
janin serta plasenta,(2) makanan padat kalori untuk membentuk lebih
banyak jaringan tubuh,(3) cukup kalori dan zat gizi untuk pertambahan
berat badan selama kehamilan,(4) perencanaan perawatan status gizi untuk
memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal,melahirkan bayi
dengan baik dan memperoleh cukup energy untuk menyusui,(5) perawatan
gizi dapat mengurangi reaksi yang tidak diinginkan seperti mual dan
muntah,(6) menjadikan kebiasaan makan yang baik dan

terjadinya peningkatan protein 68%, asam folat 100%, kalsium


50% dan zat besi 200-300% dibandingkan ibu yang tidak hamil (Arisman,
2009).

Rerata nasional konsumsi energi per kapita per hari adalah


1.735,5 kkal (RISKESDAS 2007). Kebutuhan protein pada trimester I
hinhha trimester II kurang dari 6 gram tiap harinya (Menurut Widyakarya)
pangan dan gizi VI 2004 menganjjurkan penambahan 17 gram tiap hari.
Lemak merupakan sumber tenaga untuk pertumbuhan jaringan plasent.
Selain itu,lemak di simpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui, kadar
lemak akan meningkat pada kehamilan trimester III.

B. Pentingya Memenuhi Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Asupan nutrisi merupakan hal yang sangat penting dalam


kehamilan. Jika kebutuhan gizi ibu hamil tidak tercukupi,maka berat badan
ibu dan janin akan susah bertambah. Kondisi ini bisa menimbulkan
berbagai masalah bagi kesehatan ibu maupun janin. Oleh karena itu,gizi
ibu hamil harus selalu di perhatikan.
C. Kandungan nutrisi yang baik untuk pemenuhan gizi ibu hamil

Kebutuhan setiap jenis nutrisi dimasa kehamilan tentu berbeda


dengan kebutuhan nutrisi saat tidak hamil. Pada masa kehamilan,ibu
memerlukan tambahan 300 kalori dari makanan,terutama di trimester
kedua dan ketiga. Selain itu,ada juga beberapa mikronutrien yang ibu
butuhkan dalam jumlah lebih banyak saat hamil. Berikut ini adalah daftar
kandungan nutrisi yang penting untuk di utamakan dimasa kehamilan :

Makronutrien merupakan nutrisi yang mengandung kalori atau


energy, seperti karbohidrat,protein dan lemak.

a) Karbohidrat
Merupakan sumber energy yang penting untuk ibu hamil.
Konsumsilah karbohidrat kompleks yang juga mengandung serat,agar ibu
terhindar dari sembelit. Contoh karbohidrat kompleks : nasi merah,roti
gandum,kacang-kacangan,serta sayuran dan buah (durian).
b) Protein
Berperan pentingdalam pertumbuhan dan perkembangan sel
atau jaringan,termasuk sel otak janin. Selain itu,protein juga membantu
pertumbuhan jaringan payudara pada ibu hamil,serta meningkatkan suplay
darah dalam tubuh. Kebutuhan asupan protein untuk ibu hamil adalah
sekitar 75-100 gram atau 2-3 porsi sumber protein perhari Sumber protein
yang baik untuk ibu hamil seperti : daging sapi tanpa lemak,ikan,daging
ayam,daging domba,tahu dan hati sapi.
c) Lemak
Saat hamil, ibu hamil juga dianjurkan untuk mengonsumsi
lemak. Namun, pilihlah sumberlemak tak jenuh, seperti kacan-
kacangan,alpukat,minyak zaitun,serta ikan salmon. Lemak baik yang
mengandung omega-3 berperan penting untuk mendukung pertumbuhan
otak dan mata bayi sebelum lahir serta perkembangan kognitif dan
penglihatan anak sesudah kelahiran.
Makronutrien merupakan komponen makanan yang meliputi
vitamin dan mineral.

a) Kalsium
Tak hamya menguatkan tulang dan gigi, kalsium juga berguna
untuk membangun tulang dan gigi janin. Selalin itu,kalsium berperan
dalam membantu kerja fungsi saraf dan kontraks otot. Selama hamil,ibu
membututhkan kalsium sekitar 1000 mg. ibu memperoleh kalsium dari
susu,keju,yoghurt,ikan sarden,salmon dan bayam.
b) Asam folat
Berperan penting dalam mengurangi risiko cacat lahir, termasuk
cacat pembentukan tabung saraf pada janinyang mempengaruhi otak serta
saraf tulang belakangnya. Seperti,spina bifida dan anencephaly.
Kebutuhan asam folat harian di masa kehamilan adalah 600-800
mikrogram. Sumber asam folat diantaranya adalah sayuran hijau,kacang-
kacangan,telur,hati sapi,buah jeruk,stoberi,lemon,mangga dan tomat.
c) Zat besi
Memiliki fungsi untuk meningkatkan volume darah dan
mencegah anemia. Asupan harian yang idel di masa kehamilan adalah 27
mg, namun biasanya dokter juga akan memberikan suplemen besi yang
perlu diminum setiap hari. Adapun,suber zat besi bisa yang ibu konsumsi
yaitu lobak,sayuran hijau (bayam,selada,kubis,biji-
bijian,roti,sereal,oeatmeal,daging sapid dan sea food).

D. Kebutuhan vitamin ibu hamil yang harus di penuhi


Asupan vitamin selama hamil juga perlu di lengkapi untuk
mendukung kesehatan ibu hamil dan janinnya. Adapun vitamin yang
diperlukan dimasa kehamilan meliputi :
a) Vitamin A

Untuk kesehatan kulit dan mata, serta pertumbuhan tulang.


Vitamain A bisa di peroleh dari wortel,sayuran hijau,dan umabi-umbian
b) Vitamin C
Untuk kesehatan gizi,gusi,tulang,serta membantu penyerapan zat
besi. Vitamin C bisa di peroleh dari buah jeruk,brokoli dan tomat
c) Vitamin B6
Pembentukan sel darah merah serta untuk efektivitas manfaat
protein,lemak dan karbohidrat. Vitamin ini bisa didapat dari sereal,biji-
bijian utuh seperti gandum dan buah pisang
d) Vitamin B12
Pembentukana sel darah merah dan menjaga kesehatan system
saraf. Vitamin ini bisa di peroleh dari dagingmikan dan susu.
e) Vitamin D
Untuk kesehatan tulang dan gigi,serta membantu penyerapan
kalsium. Vitamin ini bisa diperoleh dari susu,sereal dan roti.

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama hamil,ibu hamil bisa


melakukan beberapa langkah sederhana,yaitu :
a) Ketahui dan penuhi kebutuhan kalori ibu setiap harinya
b) Makan pagi setiap hari. Jika ibu hamil tidak nafsu makan karena
mual,perut perih,atau morning sickness. Cobalah,makan sedikit-sedikit
tapi lebih sering.
c) Konsumsilah makanan berserat yang bergizi
d) Makanlah makanan berserat tinggi dan perbanyak asupan cairan dari air
puti atau jus buah serta rajin berolahraga untuk mencegah konstipasi.
Konstipasi dapat menyebabkan rasa tidak nyamanpada perut yang bida
membuat ibu hamil tidak nafsu makan
e) Hindari makanan pedas dan berlemak,terlebih jika ibu hamil menderita
penyakit maag

f) Hindari mengonsumsi minuman beralkohol,kafein,minuman bersoda,dan


ikan dengan kandungan merkuri tinggi.

Asupan nutrisi merupan hal yang sanat penting dalam masa


kehamilan. Oleh karena itu,gizi ibu hamil harus selalu di perhatikan.Masa
kehamilan adalah saat paling rawan yang dihadapi oleh seorangperempuan
dimana pada masa ini paling mudah menderita gangguan kesehatan
ataurentan karena kekurangan gizi.Selain itu, seorang ibuhamil juga harus
memenuhi asupan gizi untuk pertumbuhan janin di dalam
kandungannya.Masa kehamilan juga masa yang berisiko karena banyak
perempuanyang belum sadar bahwa gizi yandipenuhinya harus lebih
banyak dari saat belumhamil (Adriani, 2015).

Selama hamil, janin membutuhkan energi untuk bertumbuh,


sama Halnya seperti anak-anak dan orang dewasa, janin juga
membutuhkan tiga komponen utamanutrisi yaitu karbohidrat, lemak dan
protein. Janin memperoleh zat gizi langsung daridarah ibunya setelah
dicerna menjadi bentuk yang sederhana. Janin jugamembutuhkan vitamin
dan mineral untuk menjalankan fungsi tubuh dan memastikanorgan janin
berkembang menjadi ukuran sepenuhnya (Walker,2012)

Tabel Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil Dan Sumber Bahan

Zat gizi Jumlah Sumber

Kalori 2.535 kkal Nasi, kentang, jagung, minyak,


lemak hewani, terigu, ubi-
ubian

Protein 60 gr Ayam, daging, ikan, susu, tempe,


keju, tahu, kacangan-kacangan
Kalsium 900 mg Ikan teri, susu dan hasil
olahannya, sayuran hijau,
kacang-kacangan

Besi 46 mg - Hati, daging, beras tumbok,


kacangkacangan,sayuran hijau

Fosfor 650 mg Gandum, biji bunga matahari, biji


labu, beras, kacang-kacangan

Iodium 175 mg Nanas, ikan, stroberi, sayuran


hijau

Seng 20 mg Telur, jagung, daging merah,


buncis, udang, garam
beryodium, telur, ikan, dan
kedelai

Vitamin C 70 mg Jambu bij, jeruk, nanas,


semangka, mangga, pepaya,
dan sayuran hijau

Asam folat 300 mg Hati ayam, sayuran hijau,


asparagus, buah segar, hati
ayam, sayuran hijau

Vitamin 2,3 mg Jamur, telur, yoghurt, ikan


B12

Vitamin 10,6 mg Biji-bijian, ikan, hati, daging


B3

Vitamin 1,2 mg Sayuran, buah-buahan,


B2 kacangkacangan, hati, telur
Vitamin 1,1 mg Daging, kacang-kacangan, biji-
B1 bijian, padi-padian

Vitamin A 700 RE Hati, sayur berwarna seperti


wortel, buah berwarna merah,
mentega,kuning telur

Sumber : (Khomsan & Sutomo,2009)

E. Kecukupan Gizi Pada Ibu Hamil

Kebutuhan akan energi dan zat gizi bergantung pada berbagai


faktor seperti umur, gender, berat badan, iklim dan aktivitas fisik.
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama
kehamilan.Berdasarkan faktor tersebut maka disusun Angka kecukupan
gizi (AKG) yang dianjurkan bagi ibu hamil guna sebagai standar mencapai
status gizi optimal bagi penduduk (Almatsier, 2009).

AKG bagi ibu hamil terus bertambah seiring dengan berbagai


perubahan yang menyertainya. Ketidakmampuan ibu hamil dalam
memenuhi kebutuhan gizinya maka akan mempengaruhi berat bayi yang
akan dilahirkan.

F. Status Gizi Pada Ibu Hamil

Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan fsik yang


merupakan hasil dari konsumsi,absorpsi dan utilisasi berbagai macam zat
gizi baik baik makro maupun mikro (Almatsier,2009)

Status gizi adalah merupakan hasil akhir dari keseimbangan


antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrient input) dengan
kebutuhan tubuh (nutrient output) (Supariasa dkk, 2002). Menurut
Almatzsier (2001) status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, dibedakan gizi buruk,
kurang, baik, dan lebih tubuh manusia, dan lingkungan hidup manusia.
Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan fisik yang
merupakan hasil dari konsumsi, absorbsi, dan utilasi berbagai macam zat
gizi baik makro maupun mikro (Mutalazimah, 2005).

Menurut Supariasa dkk (2002) penilaian status gizi dapat


dilakukan secara langsung dan tidak langsung, yaitu: Pertama, Penilaian
status gizi langsung, adalah dengan antropometri, pemeriksaan fisik seperti
gejala-gejala klinis, biokimia, dan biofisik. Metode antropometri
merupakan metode penilaian status gizi yang umum dipakai ditinjau dari
sudut pandang gizi.

Menurut Kristiyanasari (2010), ada beberapa cara yang dapat


digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain penilaian
status gizi secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara
langsung antara lain memantau penambahan berat badan selama hamil,
mengukur LiLA untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK dan
mengukur kadar Hemoglobin (Hb) untuk mengetahui kondisi ibu apakah
menderita anemia gizi. Penilaian status gizi secara tidak langsung yaitu
survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Survey
konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

Statistik vital adalah kesehatan seperti angka kematian


berdasarkan umur, angka kesakitan, dan kematian akibat penyebab tertentu
dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Faktor ekologi, Bengoa
mengungkapkan bahwa malgizi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah
makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti
iklim, tanah, irigasi dan lain-lain. (Supariasa dkk, 2002).metode dengan
menganalisis data beberapa statistik

Status gizi ibu hamil umumnya ditentukan jauh sebelum ibu


itu hamil,yaitu selama masa kanak-kanak hingga dewasa. Gizi selama
Kehamilan sangat penting namun banyaknya tambahan kebutuhan nutrien
dapat terpenuhi apabila ibu mempunyai cadangan nutrien yang cukup
sebelum hamil.Kebutuhan energi dan nutrien selama kehamilan lebih
tinggi dari pada orang dewasa.Kebutuhan energi dapat diprediksikan dari
kehilangan nutrient selama konsepsi (Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat, 2007).

Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam


mengukur status gizi masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari
makanan tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi
defisiensi zat gizi. Kekurangan zat gizi dan rendahnya derajat kesehatan
ibu hamil masih sangat rawan, hal ini ditandai masih tingginya angka
kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan karena anemia gizi dan
KEK selama masa kehamilan (Yuliastuti, 2014).

Kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi


oleh keadaan gizi ibu selama hamil.Kekurangan Energi Kronis (KEK)
pada ibu hamil perlu diwaspada kemungkinan ibu melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR). Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) akan mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak. Bayi yang dilahirkan
BBLR kemungkinan meninggal sebelum berumur satu tahun 17 kali lebih
besar dari bayi yang lahir normnal (Depkes, 2003).

BBLR juga dapat berdampak serius terhadap kualitas SDM di


masa mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan mental anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan
atau IQ (Intelegence Question). Setiap anak yang berstatus gizi buruk
mempunyai resiko kehilangan IQ sekitar 10 – 13 poin. Pada tahun 1999
diperkirakan terdapat kurang lebih 1,3 juta anak berstatus gizi buruk, yang
merarti terjadi potensi kehilangan IQ sebesar 22 juta poin. Sementara itu
prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7 – 14 % (sekitar 459.200 –
900.000 bayi). Pada nyatanya KEK merupakan masalah yang sering terjadi
pada ibu hamil.masalah KEK menjadi faktor yang memberikan kontribusi
yang besar terhadap tingginya angka BBLR di Indonesia.
KEK merupakan dimana status gizi seseorang buruk yang
disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang
mengandung zat gizi makro atau penyebab dari ketidakseimbangan antara
asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi pada wanita
usia subur (WUS) yang ditandai dengan ukuran lingkar lengan atas (LILA)
23,5 cm (Depkes RI, 2003). KEK merupakan gambaran status gizi ibu di
masa lalu.

Kekurangan gizi kronis pada masa anak-anak baik disertai


sakit yang berulang, akan menyebabkan bentuk tubuh yang kuntet
(stunting) atau kurus (wasting) pada saat dewasa. Ibu yang memiliki postur
tubuh stunting atau kurus berisiko mengalami gangguan pada masa
kehamilan dan melahirkan bayi BBLR (Pratiwi, 2012).

G. Penilaian Secara Antropometri

Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran


tubuh manusia yang digunakan untuk menilai status gizi. Pengukuran
antropometri dilakukan dengan berbagai cara, meliputi pengukuran Berat
Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar Lengan Atas (LiLA), Lingkar
Kepala, Lingkar Perut, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP)
(Kemenkes RI, 2014).

LiLA merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk


menilai status gizi dengan cara mengukur lingkar lengan atas. LiLA adalah
cara menentukan status gizi yang praktis dengan mengukur lingkar lengan
atas pada bagian tengah antar ujung bahu dan ujung siku. Alat ukur yang
digunakan adalah pita LiLA dengan ketelitian 0,1 cm (Hardinsyah dan
Supariasa, 2017). LiLA telah digunakan sebagai indikator proksi terhadap
risiko KEK untuk ibu hamil di Indonesia karena tidak terdapat data berat
badan prahamil pada sebagian besar ibu hamil. Selama ini, ambang batas
LiLA yang digunakan adalah 23,5 cm (Ariyani dkk, 2012).
Pengukuran LiLA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko
Kekurangan Energi Protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran
LiLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam
jangka pendek. LiLA merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status
gizi ibu hamil, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat
yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Pengukuran LiLA
pada kelompok WUS baik ibu hamil maupun calon ibu merupakan salah
satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat
awam, untuk mengetahui kelompok beresiko KEK. KEK merupakan
keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan
pada ibu (Kristiyanasari, 2010).

Pengukuran LiLA adalah suatu cara untuk mengetahui


risiko KEK wanita usia subur. Wanita usia subur adalah wanita dengan
usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu
menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas lingkar lengan
atas (LiLA) pada WUS dengan risiko kekurangan energi kronik adalah
23,5 cm, yang diukur dengan menggunakan pita ukur (metlin). Apabila
lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut
mempunyai risiko kekurangan energi kronik dan sebaliknya apabila
lingkar lengan atas lebih dari 23,5 cm berarti wanita itu tidak berisiko dan
dianjurkan untuk tetap mempertahankan keadaan tersebut
(Syarfaini,2016).
1.1 Gambar Cara Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)

Cara pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) yaitu alat ukur


yang digunakan adalah pita antropometri/ pita LiLA dengan ketelitian 0,1
cm. Pengukuran dilakukan pada lengan atas kiri, pada wanita kidal
pengukuran dilakukan pada lengan atas kanan. Posisi siku dibengkokkan
dengan sudut 90˚, pastikan letak akromion (bagian tulang yang menonjol
dari bahu), dan olekranon (bagian bawah tulang lengan atas). Kemudian
ambil titik tengah antara akromion dan olekranon lalu beri tanda. Luruskan
lengan, lakukan pengukuran lingka lengan atas pada titik pertengahan
yang sudah ditandai. Saat pengukuran lengan dalam keadaan bebas dan
pita pengukur harus menempel erat pada permukaan kulit, tetapi tidak ada
tekanan. Kemudian baca hasil pengukuran dengan ketelitian 0,1 cm.Cara
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) yaitu alat ukur yang digunakan
adalah pita antropometri/ pita LiLA dengan ketelitian 0,1 cm (Menurut
Kemenkes RI (2015).

Berat badan prahamil di Indonesia, umumnya tidak diketahui


sehingga LILA dijadikan indicator gizi kurang pada ibu hamil (Ariyani,
2012).

a) Lingkar Lengan Atas (LILA)

LILA adalah lingkar lengan bagian atas pada bagian


trisep.LILA digunakan untuk perkiraan tebal lemak bawah kulit
(Almatsier, 2011).Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek, namun pengukuran
LILA cukup representatif dimana ukuran LILA ibu hamil erat dengan IMT
ibu.Pengukuran LILA telah dilakukan dibanyak Negara sedang
berkembang termasuk Indonesia (Hidayat, 2011).LILA digunakan untuk
kepentingan skrining, tidak untuk pemantauan, mengetahui gizi kurang
dan relatif stabil. Ukuran LILA selama kehamilan hanya berubah sebanyak
0,4 cm. Perubahan ini selama kehamilan tidak terlalu besar sehingga
pengukuran LILA pada masa kehamilan dapat dilakukan untuk melihat
status gizi ibu sebelum kehamilan (Ariyani, 2012).

Adapun cara pengukuran LILA menurut Almatsier (2011)


yaitu :
a) Lengan kiri diistirahatkan dengan telapak tangan menghadap ke paha
(sikap tegap)
b) Cari pertengahan lengan atas dengan memposisikan siku membentuk 90°.
kemudian ujung skala cliper (pita ukur) yang bertuliskan angka 0
diletakkan ditulang yang mennjol dibagian bahu atau acromion dan ujung
lain pada siku yang menonjol atau olecranom.
c) Pertengahan lengan diberi tanda dengan spidol, lengan kemudian
diluruskan dengan posisi telapak tangan menghadap ke paha.

d Cliperdilingkarkan (tidak dilingkarkan terlalu erat dan tidak longgar) pada


bagian tengah dan bagian trisep lengan dengan memasukkan ujung pita
kedalam ujung yang lain. Angka yang tertera pada cliper (beberapa pita
ukur bertanda panah) menunjukkan ukuran LILA.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah


pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan

kiri (kecuali orang kidal, maka yang diukur adalah lengan kanan). Lengan
harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaantidak
tegang atau kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalamarti tidak
kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata
(Supariasa et al., 2002).
H. Penilaian Konsumsi Makanan
Dietary assessment atau penilaian konsumsi pangan/asupan
makanan merupakan salah satu cara yang biasa dilakukan oleh ahli gizi
yang bertujuan untuk mengukur apakah makanan yang dikonsumsi oleh
seseorang cukup/sesuai dengan kebutuhannya atau tidak, jika hasilnya
tidak sesuai dengan kebutuhannya, maka kemungkinan terjadinya
kekurangan gizi sangat besar. Pada awal tahun empat puluhan survei
konsumsi terutama metode recall 24 jam banyak digunakan dalam
penelitian kesehatan dan gizi khususnya di Indonesia survei konsumsi
sudah sering digunakan dalam penelitian dibidang gizi (Supariasa et al.,
2002).
B. Kerangka Teori

1. Pendidikan
Ibu

2. Asupan
Nutrisi

3. Status Gizi

Kekurangan Energi
Pemenuhan
Kronik (KEK)
kebutuhan
gizi

Aktivitas Fisik

C. Kerangka Konsep

Kecukupan
Gizi

- Energi

- Protein

Kurang Energi
Kronik (KEK)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan survei.
B. Tempat Dan Waktu Peneltian
Dilaksanakan pada bulan November 2021 yang dilakukan di
Wilayah Pesisir Kecamatan X Kabupaten Y.
C. Populasi Dan Sampel Penelitian

𝒏=𝒏𝒏×𝒏𝒏
Keterangan :

n = Jumlah sampel yang di inginkan setiap strata/tingkat.


N = Jumlah seluruh populasi .
x = Jumlah populasi pada setiap strata/tingkat.
N1= Jumlah Sampel.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang


mengalami kekurangan energi kronis di Wilayah Pesisir Kecamatan X
Kabupaten Y pada tahun 2019 yang berjumlah 48 orang, dengan jumlah
sampel sebanyak 48 responden yang ditetapkan secara total sampling.
D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

a) Karakteristik ibu dan Identitas sampel (nama, umur, agama, tingkat


pendidikan, suku, alamat, dan pekerjaan) yang diperoleh melalui
wawancara dengan menggunakan kuesioner
b) Data tentang asupan energi dan protein diperoleh menggunakan
metode recall 24 jam pada responden
2. Data Sekunder
Bahwa umur ibu hamil yang mengalami kekurangan energi
kronis (KEK) di wilayah pesisir Kecamatan X Kabupaten Y adalah
kelompok umur >35 tahun sebanyak 23 orang (47,9%). Tingkat
pendidikan ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK)
di wilayah pesisir Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe adalah
pendidikan dasar (SD dan SMP) yakni sebanyak 21 orang (43,8%)
Paritas ibu hamil yang mengalami kekurangan energi
kronis (KEK) di wilayah pesisir Kecamatan X Kabupaten Y adalah
multipara yakni sebanyak 21 orang (43,8%). Dan diharapkan bagi
Puskesmas perlu diadakannya penyuluhan sebagai upaya meningkatkan
pencegahan terhadap masalah status gizi ibu hamil (tidak hanya pada
masa kehamilan tetapi juga pada saat pra nikah). Melakukan penilaian
tentang program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil
yang mengalami KEK, sehingga angka kejadian ibu hamil yang
mengalami KEK dapat menurun.

E. Pengolahan Dan Analisis Data

a) Tingkat pengetahuan gizi ibu, diolah berdasarkan jawaban responden


atas pertanyaan yang diberikan selanjutnya dibagi dengan total skor
untuk menentukan persen tingkat pengetahuan gizi ibu.

b) Data tentang asupan energi diolah menggunakan software Nutrisurvey


untuk mengetahui nilai gizi dan dibandingkan dengan angka kecukupan
gizi (AKG 2019)

F. Penyajian Data

Data disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel disertai dengan


narasi.

G. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

a) Pengetahuan gizi ibu


Pemahaman ibu terhadap perkembangan anak, pola pemberian
makan anak, serta interaksi antara zat gizi terhadap status gizi dan
kesehatan. Pengetahuan gizi dihitung menggunakan skor yang diperoleh
dari jawaban kuesioner yang berisi 15 pertanyaan mengenai pengetahuan
gizi balita dengan kriteria objektif : Pengetahuan dikatakan baik jika : >
80 % Pengetahuan dikatakan cukup jika : 60 – 80 % Pengetahuan
dikatakan kurang jika : < 60 % (Khomsan 2000 dalam Tomia 2016)
b) Asupan Energi dan Protein

Adalah banyakanya makanan dan minuman yang dikonsumsi


untuk memenuhi kebutuhan energi dalam satu hari yang diperoleh dari
Recall 24 Jam kemudian dengan kriteria objektif :

Kurang : 80% RDA

Baik : 80-120% RDA

Lebih : > 120 RDA ( McCorry, et. al. 2011)


DAFTAR PUSTAKA

Https://mass.umy.ac.id>gizi-pada-ibu-hamil

Https://www.alodokter.com/kebutuhan-nutrisi-gizi-ibu-hamil

Https://www.rsannisa.co.id/artikel/kesehatan

Https://repository,poltekkes,denpasar.ac.id

http://repository.unimus.ac.id/1790/3/BAB%20II.pdf#:~:text=Penilaian%20%
20status%20%20gizi%20%20secara%20,%20apakah%20%20menderita%20
%20anemia%20%20gizi.

https://www.bing.com/search?q=cara+pengukuran+LILA+menurut+kemenkes
&qs=n&form=QBRE&sp=-1&pq=cara+pengukuran+lila+m&sc=0-
22&sk=&cvid=0211A9D289304B208A17E15382B34E4D

Anda mungkin juga menyukai