kes
OLEH :
NURLAELI
P00331019057
PRODI D-III
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “Gambaran Status Gizi, Pengetahuan Gizi Dengan Sisa
Makanan Pada Remaja Di Smp N X ” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk
mempelajari cara pembuatan KTI pada Kampus Politekhnik Kesehatan Kendari
dan untuk memperoleh gelar Amd.Gz
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga
proposal penelitian ini dapat selesai.
Nurlaeli
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................3
C. Tujuan Penelitian...................................................................3
D. Manfaat Penelitian.................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAK..............................................................4
A. Tinjauan Tentang Karakteristik Remaja................................4
B. Tinjauan Tentang Status Gizi ...............................................4
C. Tinjauan Tentang Pengetahuan Remaja................................6
D. Definisi Sisa Makanan...........................................................7
E. Anak Usia Sekolah................................................................9
F. Kerangka Teori......................................................................13
G. Kerangka Konsep..................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN......................................................15
A. Jenis Penelitian......................................................................15
B. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................15
C. Populasi Dan Sampel.............................................................15
D. Variabel Penelitian................................................................16
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data........................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah fase individu mengalami perkembangan sehingga
dapat mencapai kematangan secara mental, emosional, sosial serta fisik. Salah
satu permasalahan yang dihadapi oleh remaja ialah permasalahan yang
berkaitan dengan gizi. Gizi merupakan zat-zat yang terkandung di dalam
makanan yang dikonsumsi oleh manusia sehari-hari dan memberikan manfaat
bagi tubuh. Gambaran pemenuhan gizi dalam kehidupan manusia dapat
diketahui dengan melihat status gizinya. Status gizi merupakan suatu
keseimbangan antara gizi yang dikonsumsi dan penggunaannya oleh tubuh.
Kebutuhan gizi pada remaja terdiri dari energi, protein, zinc, mineral, dan
vitamin (Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I). Salah satu cara sederhana
yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi adalah antropometri gizi.
Antropometri berasal dari kata antropos dan metros. Antropos artinya tubuh
dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh
(Supariasa, 2002).
Remaja rentan mengalami masalah gizi karena merupakan masa
peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan
perubahan fisik fisiologis dan psikososial. Disamping itu kelompok ini berada
pada fase pertumbuhan yang pesat (Growth Spurt) sehingga dibutuhkan zat gizi
yang relative lebih besar jumlahnya. Gizi pada masa remaja penting sekali
untuk diperhatikan, Masa ini terjadi perubahan secara fisik, mental maupun
social (Retno, 2017).
Seperempat penduduk dunia berada pada periode remaja 10-24 tahun.
Di Indonesia, jumlah remaja 10-24 tahun sekitar 64 juta, atau 27,6 persen.
Masa remaja adalah fase puncak kehidupan, pada saat itu mencapai titik
kesehatan fisik yang optimal dan membentuk model kesehatan di masa dewasa.
Masalah kesehatan remaja dimulai pada usia yang sangat dini. Masalah-
masalah tersebut berdampak negatif pada usia remaja nantinya, seperti infeksi
dan kekurangan gizi, yang dapat memengaruhi status kesehatan remaja
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
Pengetahuan gizi adalah kepandaian makanan yang merupakan sumber
zat-zat dan kepandaian dalam memeilih makanan jajanan yang sehat
(Notoatmojo, 2003 ).
Pengetahuan gizi mempunyai peran penting dalam pembentukan
kebiasaan makan seseorang, sebab hal ini akan mempengaruhi seseorang dalam
memilih jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi (Harper, dkk., 1985).
Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
dalam memilih makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan
gizi seseorang. Pada gizi remaja yang perlu diperhatikan yaitu kecukupan
gizinya. Umumnya seorang peserta didik tidak hanya sibuk dengan aktivitas
sekolah saja, akan tetapi mereka juga mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.
Supaya stamina peserta didik ini tetap terjaga, perlu ditunjang dengan pangan
yang memiliki gizi yang cukup/seimbang. Kebiasaan makan adalah faktor yang
mempengaruhi status gizi dan kesehatan seseorang khususnya remaja yang
membutuhkan asupan gizi yang cukup dalam perkembangannya
(Wirakusumah, 1994).
Pentingnya pengetahuan gizi tehadap peserta didik terutama pada usia
remaja sangatlah diperlukan, karena pengetahuan gizi berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku dalam memilih makanan. Pengetahuan gizi yang baik
diharapkan mempengaruhi kebiasaan dan konsumsi makanan yang baik
sehingga dapat menjaga kesehatan tubuhnya. Masa remaja merupakan periode
penting dimana berlangsung perubahan gizi khusus karena memiliki
pertumbuhan biologis, sosial dan kognitif.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan gizi adalah
kebiasaan makan. anak usia sekolah mempunyai kebiasaan jajan. Makanan
jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan gizi akan mengancam
kesehatan anak remaja. Nafsu makan kurang akan berlangsung lama akan
berpengaruh paa status gizi (Susanto, 2003).
Penyelenggaraan makanan di sekolah merupakan salah satu alternatife
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan
dengan makanan pada anak usia sekolah. Di Amerika Serikat, program
penyelenggaraan makanan di sekolah sudah mulai dirintis sejak tahun 1946.
Makanan yang disajikan dalam penyelenggaraan harus menyumbangkan energi
1/3 dari total kebutuhan energi. Selain kebutuhan energi perlu diperhatikan
variasi makanan, kesukaan anak dan jumlah makanan yang disediakan. (Mahan
LK,dkk 2004).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka di rumuskan masalah
sebagaiberikut: Gambaran Status Gizi, Pengetahuan Gizi Dengan Sisa
Makanan Pada Remaja di SMP N X
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui status gizi pada remaja di SMP N X.
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan gizi dengan sisa makanan pada
remaja di SMP N X
3. Untuk mengetahui jumlah asupan makanan pada remaja di SMP N X
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian maka manfaat penelitian dapat
disebutkan sebagai berikut :
1. Bagi Institusi/Sekolah
Memberikan pemahaman tentang pengetahuan gizi pada siswa siswi di
SMP N X serta memberikan gambaran sisa makanan sebagai bahan evaluasi
untuk mengurangi tingkat kekurangan gizi.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang pengetahuan gizi dengan sisa makanan
serta menambah informasi dan pengetahuan khususnya kepada para remaja
akan pentingnya menjaga status gizi, pentingnya pengetahuan gizi, dan
pentingnya asupanan makanan yang baik sehingga dapat membiasakan makan
dengan makan makanan yang bergizi seimbang untuk menunjang status gizi
yang optimal.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, serta menambah
wawasan tentang Gambaran Status Gizi, Pengetahuan Gizi Dengan Sisa
Makanan pada remaja di SMP N X.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
e) Keempukan Makanan
Keempukan adalah hal yang berkaitan dengan struktur makanan yang
dirasakan dalam mulut. Gambarannya meliputi gurih, krispi, berserat, halus,
keras dan kenyal. Keempukan dan kerenyahan (krispi) ditentukan oleh mutu
bahan makanan yang digunakan dan cara memasaknya (Moehyi, 1992).
f.) Penyajian Makanan
Penyajian makanan adalah perlakuan terakhir dalam penyelenggaraan
makanan sebelum dikonsumsi. Penyajian makanan meliputi pemilihan alat,
cara penyususunan makanan, dan penghiasan hidangan. Penyajian makanan
juga merupakan faktor penentu dalam penampilan hidangan yang disajikan
(Moehyi, 1992).
g). Rasa Makanan
Rasa makanan lebih banyak melibatkan penginderaan kecapan (lidah).
Penginderaan kecapan dapat dibagi menjadi kecapan utama yaitu asin, manis,
asam, dan pahit (Winarno, 1997). Mengkombinasikan berbagai rasa sangat
diperlukan dalam menciptakan keunikan sebuah menu. Jenis diit, penampilan
dan rasa makanan yang disajikan akan berdampak pada asupan makan.
Variasi makanan yang disajikan merupakan salah satu upaya untuk
menghilangkan rasa bosan. Orang sakit akan merasa bosan apabila menu
yang dihidangkan tidak menarik sehingga mengurangi nafsu makan.
Akibatnya makanan yang dikonsumsi sedikit atau asupan zat gizi berkurang
(Lisdiana, 1998).
Menurut Moehyi (1992) rasa makanan adalah rasa yang ditimbulkan
dari makanan yang disajikan dan merupukan faktor kedua yang menentukan
cita rasa makanan setelah penampilan makanan itu sendiri. Adapun beberapa
komponen yang berperan dalam penentuan rasa makanan yaitu :
h). Bumbu Masakan
Berbagai macam rempah-rempah dapat digunakan sebagai bumbu
masakan untuk memberikan rasa pada makanan, misalnya cabai, bawang
merah, bawang putih, dan sebagainya. Bumbu masakan adalah bahan yang
ditambahkan dengan maksud untuk mendapatkan rasa yang enak dan khas
dalam setiap pemasakan. Dalam setiap resep masakan sudah ditentukan jenis
bumbu yang digunakan dan banyaknya masing-masing bumbu tersebut. Bau
yang sedap dari berbagai bumbu yang digunakan dapat membangkitkan selera
makan karena memberikan rasa makanan yang khas (Khan, 1987)
i) Tingkat Kematangan
Pada masakan khas Indonesia, tingkat kematangan belum mendapat
perhatian karena umumnya makanan Indonesia harus dimasak sampai benar-
benar matang. Bila dibandingkan dengan Eropa yang telah memiliki
perbedaan tingkat kematangan. Ada steak yang dimasak setengah matang,
dan ada juga yang benarbenar matang. Tingkat kematangan adalah mentah
atau matangnya hasil pemasakan pada setiap jenis bahan makanan yan
dimasak dan makanan akan mempunyai tingkat kematangan sendiri-sendiri
(Muchatab, 1991). Tingkat kematangan suatu makanan itu tentu saja
mempengaruhi cita rasa makanan.
3. Dampak Sisa Makanan terhadap Prestasi, Status Gizi, Status Kesehatan
Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan
dapat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Ahmad Tafsir (2008: 34-35),
hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu
merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran yang meliputi 3 (tiga) aspek
yaitu: 1) tahu, mengetahui (knowing); 2) terampil melaksanakan atau
mengerjakan yang diketahui (doing); dan 3) melaksanakan yang diketahui
secara rutin dan konsekuen (being).
Pengaruh makanan terhadap perkembangan otak, apabila makanan
tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini
berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak,
berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih
berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu,
badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. Jumlah sel dalam
otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan organisasi
biokimia dalam otak.
Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak
(Anwar, 2008:1). Kekurangan atau kelebihan zat-zat esensi gizi bisa
mempengaruhi terjadinya learning disabilities (gangguan belajar), bekerja
kurang, kesakitan sampai kematian. Masalah-masalah gizi yang terjadi di
Indonesia masih sangat banyak antara lain Kekurangan Energi Protein (KEP),
Anemia, KurangVitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY) yang sangat mempengaruhi konsentrasi dan kemampuan belajar siswa
(Depkes, 2005).
G. Kerangka Teori
Faktor internal:
- kesehatan
- pengetahuan
- Mayarakat
-minat
Faktor eksternal: Pengetahuan gizi
-Keluarga
- Metode
Pembelajaran
-Masyarakat
Faktor Internal;
-Nafsu Makan
-Penampilan makanan
-Cita rasa
:
Faktor Eksternal: Sisa Makanan
-Rasa Bosan
-kebiasaan makanan
Pengetahuan
Usia
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan
pendekatan survey yaitu untuk mengetahui Gambaran Status Gizi, Pengetahuan
Gizi Dengan Sisa Makanan Pada Remaja Di SMP N X.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan 10 Oktober 2021 bertempat
di SMP N X.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh remaja kelas IX yang ada di
SMP N X.
2. Sampel
1. Jenis Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah remaja yang memenuhi kriteria
berikut ini :
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a). Sampel adalah remaja putra/putri di SMP N X
b). Sampel yang akan diteliti memeiliki badan kurus
c). Bersedia menjadi responden.
Kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria
inklusi tetapi harus dikeluarkan karena suatu hal. Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah :
a). Sampel tidak tinggal dengan orang tua (kos) dan merupakan siswi di SMP
N X kelas IX
Pada penelitian ini akan diambil sampel responden kelas IX karena
keterbatasan waktu yang tidak memungkinkan untuk mengikut sertakan
siswia kelas VII dan VIII yang merupakan siswa tahun ajaran baru.
3. Cara Pengambilan Sampel
Jumlah anggota sampel bertingkat dilakukan dengan cara pengambilan
sampel secara proportional random sampling.
n = X x N1
N
Keterangan :