Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

TUGAS AKHIR 1
“GAMBARAN OBESITAS PADA REMAJA DALAM
KELUARGA DENGAN STATUS EKONOMI BAIK DI
KABUPATEN XX”

DISUSUN OLEH :

NAMA : WINDA SEPRINA


NIM : P00331019069
PRODI : D3 GIZI
KELAS : III B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat- Nya
saya dapat menyelesaikan tugas proposal ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula saya
mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Tugas Akhir 1 yang telah memberikan
tugas ini kepada saya sebagai upaya untuk menjadikan saya manusia yang berilmu dan
berpengetahuan.

Keberhasilan saya dalam menyelesaikan proposal ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu saya menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian proposal ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
proposal ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki. Untuk itu saya mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan
proposal ini sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Kendari, 03 September 2021

WINDA SEPRINA
DAFTAR ISI

SAMPUL.............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4

A. Obesitas atau Gizi Lebih.....................................................................................4


B. Kerangka Teori....................................................................................................8
C. Kerangka Konsep................................................................................................9

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................10

A. Jenis Penelitian..................................................................................................10
B. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................................10
C. Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................................10
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data.................................................................10
E. Pengolahan dan Analisis Data..........................................................................11
F. Penyajian Data...................................................................................................11
G. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif....................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas atau lebih dikenal dengan kegemukan merupakan salah satu masalah
yang cukup merisaukan di kalangan remaja. Obesitas adalah kelebihan berat badan
sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Penyebab utama obesitas
belum diketahui secara jelas, namun obesitas pada remaja terlihat cenderung kompleks,
multifaktorial, dan menjadi pencetus terjadinya penyakit kronis dan degeneratif.
Obesitas muncul pada masa remaja cenderung akan berlanjut hingga ke masa dewasa
dan lansia. Seperti yang telah disampaikan bahwa obesitas merupakan salah satu faktor
risiko penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, artritis,
penyakit kantong empedu, beberapa jenis kanker, gangguan fungsi pernapasan, dan
berbagai gangguan kulit.

Menurut National Health and Nutrition Examination Survey 1999 2000,


bahwa diperkirakan 13% anak-anak berusia 6-11 tahun dan 14% remaja berusia 12-19
tahun mengalami overweight. Riset Kesehatan dasar (2013) menunjukkan prevalensi
gemuk pada remaja usia 16 – 18 tahun di Indonesia mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2010 yaitu 1,4% menjadi 7,3%5,6. Provinsi dengan prevalensi
gemuk tertinggi adalah DKI Jakarta (4,2%) dan terendah adalah Sulawesi Barat (0,6%).
Sedangkan 15 Bangka Belitung, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Banten, Kalimantan
Tengah, Papua, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Gorontalo, DI
Yogyakarta, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan DKI Jakarta. DI Yogyakarta
termasuk salah satu 15 provinsi di atas yang memiliki prevalensi sangat gemuk di atas
prevalensi nasional. Berdasarkan Riskesdas Provinsi DI Yogyakarta (2013)
menunjukkan prevalensi gemuk 12,9% dan obesitas 6% pada remaja usia 16 – 18 tahun
di Kota Yogyakarta, yang mana tertinggi dibandingkan kabupaten lainnya di DI
Yogyakarta.

Prevalensi berat badan lebih dan obesitas di Indonesia pada penduduk usia
lebih dari 18 tahun dalam satu dekade terakhir terus mengalami peningkatan. Pada tahun
2007, berat badan lebih berada pada 8.6%, kemudian pada tahun 2013 meningkat
menjadi 11,5%, dan menjadi 13,6% pada tahun 2018. Sedangkan untuk obesitas, pada
tahun 2007 berada pada angka 10,5% dan meningkat pada tahun 2013 (14,8%) dan 2018
(21,8%) (Kemenkes RI, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa, masalah berat badan lebih
dan obesitas dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang signifikan dan
merupakan masalah kesehatan yang harus segera ditangani oleh pemerintah. Hal ini
dikarenakan, obesitas dapat memicu terjadinya penyakit kanker seperti kanker pada
organ kerongkongan, ginjal, rahim, pankreas, payudara, dan usus besar (Kemenkes RI,
2018).

Prevalensi kegemukan tahun 2010 pada anak usia 16-18 tahun secara nasional
sebesar 1,4%. Ditemukan 11 provinsi yang memiliki kegemukan pada remaja usia 16-18
tahun di atas prevalensi nasional, salah satunya adalah provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) dengan persentase sebesar 4,1%. Sementara itu, pada penduduk usia
di atas 18 tahun, tercatat kasus kurus sebesar 12,6% dan 21,7% gabungan kategori berat
badan lebih (overweight) dan obesitas. Prevalensi kegemukan (overweight) relatif lebih
tinggi pada remaja perempuan dibanding dengan remaja laki-laki (1,5% perempuan dan
1,3% laki-laki).

Pravalensi obesitas pada penduduk umur > 18 Tahun menurut Kabupaten XX


untuk berat badan lebih yaitu 13,34% dan untuk obesitas sebesar 15,83% (Riskesdas
2018)

Banyak faktor yang berperan dalam terjadinya obesitas yang sebagian besar
merupakan interaksi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan, antara lain aktivitas
fisik, sosial ekonomi, dan nutrisi. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadinya
perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, pola makan, serta pemilihan jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi. Selain itu perubahan gaya hidup juga menurunkan frekuensi
dan intensitas aktivitas fisik yang dilakukan. Terjadi penurunan aktivitas fisik ini dapat
dilihat dari penurunan intensitas olahraga dan permainan yang mempergunakan fisik
pada anak digantikan dengan jenis permainan elektronik seperti video game.

Tingkat pendapatan orang tua berkaitan dengan kemampuan orang tua untuk
mencukupi kebutuhan, pemilihan jenis dan jumlah makanan, serta berpengaruh terhadap
gaya hidup keluarga yang juga akan berdampak pada anak. Aritonang berpendapat
bahwa pendapatan yang tinggi tidak selalu menjamin beragam dan bermutunya bahan
pangan yang dikonsumsi tetapi dapat juga mengarah pada pemilihan bahan makanan
yang lebih enak, siap santap, cepat, dan lebih banyak mengandung lemak, minyak, dan
bahan lainnya yang dapat menyebabkan obesitas.
B. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran tentang obesitas pada remaja dalam keluarga dengan


status ekonomi baik di Kabupaten XX ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tentang obesitas pada remaja dalam keluarga


dengan status ekonomi baik di Kabupaten XX ?

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis gambaran tentang obesitas pada remaja dalam keluarga dengan status
ekonomi baik di Kabupaten XX.

b. Mengidentifikasi penyebab terjadinya obesitas pada remaja dalam keluarga dengan


status ekonomi baik di Kabupaten XX.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

Untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian dan


juga dapat memberikan wacana mengenai perkembangan dan pertumbuhan yang
terjadi pada masa remaja, sehingga remaja dapat memenuhi tugas perkembangan dan
siap untuk melewati masa-masa selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan informasi kesehatan bagi para remaja, khususnya


mengenai pola makan terhadap kejadian obesitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Obesitas atau Gizi Lebih

1. Definisi

Penyakit yang menjadi masalah di Indonesia pada saat ini yaitu penyakit tidak
menular baik di kalangan orang dewasa maupun di kalangan remaja. Obesitas adalah
hasil dari asupan energi yang tidak diimbangi dengan aktivitas fisik dan dimediasi
oleh faktor genetik, perilaku dan lingkungan. Obesitas pada remaja akan
meningkatkan risiko obesitas pada usia dewasa dan hal ini juga akan mengarah
terhadap peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik (Janssen
et al., 2004).

Kelebihan berat badan dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak


abnormal atau berlebihan yang menimbukkan risiko bagi kesehatan. Obesitas
merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes,
penyakit jantung dan kanker. Setelah dianggap obesitas hanya terjadi dinegara-negara
berpenghasilan tinggi, obesitas sekarang juga terjadi di negaranegara berpenghasilan
rendah dan menengah (World Health Organization, 2015).

Obesitas merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara tinggi badan dan


berat badan akibat jumlah jaringan lemak tubuh yang berlebihan, umumnya ditimbun
dalam jaringan subkutan, sekitar organ tubuh. Obesitas terdiri dari 2 macam yaitu
obesitas perifer dan obesitas sentral/abdominal. Pada obesitas sentral penimbunan
lemak dalam tubuh melebihi nilai normal terjadi di daerah abdomen, sedangkan
obesitas perifer penimbunan lemak terjadi di daerah gluteofemoral (Djausal, 2015).

2. Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi adalah sebagai pengelompokkan orang-orang


berdasarkan kesamaan karakteristik pekerjaan, pendidikan ekonomi. Status sosial
ekonomi menunjukkan ketidaksetaraan tertentu (Santrock, 2007).

Status sosial ekonomi adalah kedudukan suatu individu dan keluarga


berdasarkan unsur-unsur ekonomi (Soerjono, 2006). Status sosial ekonomi adalah
posisi yang ditempati individu atau keluarga yang berkenaan dengan ukuran rata-rata
yang umum berlaku tentang kepemilikan kultural, pendapatan efektif, pemilikan
barang dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya.

Status sosial ekonomi juga sering dikaitkan dengan terjadinya obesitas.


Individu yang berasal dari keluarga sosial ekonomi rendah biasanya mengalami
malnutrisi, sebaliknya untuk individu dari keluarga sosial ekonomi lebih tinggi
biasanya mengalami obesitas (Zhang, 2004). Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku
dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan juga mempengaruhi
pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga risiko terjadinya
obesitas tinggi (Syarif, 2003).

Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah


tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Kemampuan keluarga
untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan
keluarga, harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya
lahan dan pekarangan. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar
kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan
zat gizi dalam tubuhnya (Fikawati dan Shafiq, 2012).

Pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan gizi. Semakin tinggi


pendidikan seseorang semakin banyak pengetahuan gizinya. Pengetahuan gizi yang
baik menyebabkan seseorang memiliki kebiasaan makan yang baik pula, sehingga
kemungkinan mengkonsumsi makanan tidak sehat juga menurun. Semakin rendah
pendidikan, semakin tinggi resiko terkena obesitas (Sugianti, 2009).

Pendapatan berpengaruh terhadap pilihan makanan yang akan dikonsumsi oleh


suatu keluarga. Semakin besar total pendapatan keluarga, semakin tinggi resiko
terkena obesitas (Cahyoho, 2008 cit.,Rosdiana,2012).

Status sosial ekonomi, pengetahuan tentang obesitas yang rendah, riwayat


obesitas orang tua merupakan sejumlah faktor risiko obesitas pada remaja. Penelitian
di Pontianak menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status pekerjaan ibu
dengan kejadian obesitas pada remaja. Tingginya jumlah uang jajan per hari pada
remaja akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 2,3 kali (Rafiony et al.,2015)
3. Penyebab Obesitas Pada Keluarga Dengan Status Sosial Ekonomi Baik

a. Asupan Makan (Kebiasaan Konsumsi Fast Food)

Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang


dalam hal yang sama (Joko 2008). Makanan cepat saji (fast food) adalah makanan
yang tersedia dalam waktu cepat dan siap disantap seperti ayam goreng tepung,
pizza, burger, kentang goreng, pasta, nugget, sosis, goreng-gorengan dan lain
sebagainya. Makanan cepat saji (fast food) merupakan makanan yang mengandung
tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat.

Saat ini makanan cepat saji telah menjadi bagian dari perilaku konsumsi
sebagian remaja di luar rumah diberbagai kota dan diperkirakan cenderung akan
semakin meningkat (Suryaalamsyah, 2009). Kehadiran makanan cepat saji (fast
food) dalam industri makanan di Indonesia juga bisa mempengaruhi pola makan
kaum remaja di kota. Khususnya bagi remaja tingkat menengah keatas, restoran
makanan cepat saji merupakan tempat yang tepat untuk bersantai. Makanan yang
ditawarkan pada restoran cepat saji (fast food) mempunyai harga yang terjangkau,
pelayanannya cepat dan jenis makanannya memenuhi selera. Makanan cepat saji
cenderung lebih mengutamakan cita rasa yang enak dibanding kandungan gizi
yang baik dan seimbang. Maka dari itu makanan cepat saji cenderung lebih disukai
masyarakat terutama remaja karena rasanya yang lebih enak.

Banyak faktor yang membuat remaja lebih memilih mengkonsmsi makanan


cepat saji antara lain kesibukan orang tua khususnya ibu yang tidak sempat
menyiapkan makanan di rumah sehingga remaja lebih memilih membeli makanan
luar, lingkungan social dan kondisi ekonomi yang mendukung. Selain itu,
penyajian yang cepat dan praktis tidak membutuhkan waktu lama, rasanya enak,
sesuai selera dan seringnya mengkonsumsi makanan cepat saji dapat menaikkan
status sosial remaja, dan merasa tidak ketinggalan zaman.

b. Tingkat Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota


rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun
perseorangan dalam rumah tangga. faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas
pada anak usia sekolah, antara lain sosial ekonomi yang mempengaruhi frekuensi
konsumsi makanan jajanan, dimana anak yang berasal dari keluarga ekonomi
tinggi, cenderung mengkonsumsi makanan yang berkadar lemak tinggi.

Kenaikan pendapatan mendorong masyarakat untuk memilih makanan yang


kualitasnya lebih tinggi. Pemilihan bahan makanan mulai bergeser kearah
penggunaan lebih banyak makanan olahan yang telah mengalami pemurnian
(refined). Bahan-bahan yang telah mengalami pemurnian itu sering sudah
kehilangan sebagian kandungan zat gizinya, terutama serat yang justru sangat
diperlukan tubuh (Moehji, 2013). Kelas sosial dan status sosial ekonomi
mempengaruhi prevalensi terjadinya overweight (Anwar,2010). Sejalan dengan
pendapatan keluarga yang tinggi, kecenderungan pola makan pun berubah,yaitu
terjadi peningkatan dalam asupan lemak dan protein hewani serta gula. Pendapatan
keluaraga juga berhubungan dengan frekuensi makan diluar rumah yang biasanya
tinggi lemak. Tingginya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli
pangan dengan kuantitas yang lebih besar. Faktor ekonomi juga menyebabkan
beberapa orang merasa nyaman dengan makanan yang telah tersedia yang diolah
tanpa memerlukan persiapan yang lama atau proses memasak yang lama yaitu
dengan makanan instan berupa bungkusan atau kalengan yang sudah tersedia, hal
tersebut dapat merubah pola makan menjadipola makan yang tidak seimbang
karena berlebihnya asupan energi dari makanan dibandingkan energi yang
dikeluarkan (Sulistyoningsih, 2011).

c. Aktifitas Fisik

Faktor penyebab obesitas lainnya adalah kurangnya aktivitas fisik terstruktur


baik kegiatan harian maupun latihan fisik terstruktur. Aktifitas fisik yang dilakukan
sejak masa anak sampai lansia akan mempengaruhi kesehatan seumur hidup.
Obesitas pada usia anak akan meningkatkan resiko obesitas pada saa dewasa.
Penyebab obesitas dinilai ‘multicausal’ dan sangat multidimensional karena tidak
hanya terjadi pada golongan sosial-ekonomi tinggi, tetapi juga sering menengah
kebawah. Obesitas dipengaruhi oleh faktor lingkungan dibandingkan dengan faktor
genetik. Jika obesitas terjadi pada anak sebelum usia 5-7 tahun, maka obesitas
terjadi pada anak sebelum usia 5-7 tahun, maka resiko obesitas terjadi pada anak
saat tumbuh dewasa. Anak obesitas biasanya berasal dari keluarga yang juga
obesitas.
4. Cara Pencegahan Terjadinya Obesitas Pada Remaja

a. Penuhi asupan protein harian

b. Hindari makanan olahan

c. Batasi asupan gula

d. Cukupi waktu tidur dan cairan dalam tubuh

e. Lakukan diet rendah karbohidrat

f. Makan secara perlahan

B. Kerangka Teori

Karakteristik dan faktor resiko


pada remaja
1. Jenis kelamin
2. Asupan makan
3. Aktivitas fisik
4. Usia
5. Tingkat pendapat orang tua

Pola asuh orang tua


1. Pengetahuan gizi
2. Kebiasaan aktivitas Obesitas Pada Remaja
3. Lingkungan keluarga
4. Praktek Pemberian makan

Karakteristik sosial
1. Budaya
2. Lingkungan tempat tinggal
3. Lingkungan sekolah
4. Sosial ekonomi
C. Kerang Konsep

Usia

Asupan makan (Kebiasaan


Konsumsi Fast Food
Obesitas Pada Remaja
Tingkat pendapatan keluarga

Lingkungan sekolah
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian


deskriptif. dimana hal tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi pada suatu wilayah (Suryabrata,
2013). Jenis penelitian yang digunakan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan
untuk mendapatkan data deskriptif mengenai variabel dependen utama yaitu status gizi
lebih, serta variabel independen yaitu asupan makan, aktifitas fisik, dan status sosial
ekonomi (tingkat pendidikan dan penghasilan orang tua).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten XX.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja dalam keluarga dengan status
ekonomi baik di Kabupaten XX.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah remaja yang menderita berat badan lebih atau
obesitas dalam keluarga dengan status ekonomi baik di Kabupaten XX, pemilihan
sampel dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria inklusi yaitu memiliki IMT/U
>1 SD - 2 SD (gemuk) dan >2 SD (sangat gemuk).

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan
menggunakan kuesioner dan lembar food recall 24 jam yang telah dibuat oleh peneliti
yang diwawancarai kepada remaja penderita gizi lebih, baik gemuk maupun sangat
gemuk dalam keluarga dengan status ekonomi baik di Kabupaten XX.
E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data
a. Gizi Lebih
Variabel gizi lebih diperoleh dari instrumen berupa kuesioner yang berisi berat
badan, tinggi badan, umur dan jenis kelamin.
b. Jenis kelamin
Variabel jenis kelamin diperoleh berdasarkan hasil wawancara kuesioner
identitas responden. Remaja yang berjenis kelamin perempuan diberi angka 1 dan
untuk jenis kelamin laki-laki diberi angka 0.
c. Umur
Variabel untuk umur responden dapat diperoleh berdasarkan hasil wawancara
kuesioner identitas responden.
d. Asupan makan
Variabel asupan makan diukur melalui pengisian lembar food recall 24 jam
yang berisi table jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada 24 jam
yang lalu.

F. Penyajian Data

Penyajian data pada penelitian ini yaitu dalam bentuk table dan narasi.

G. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

NO. Variabel Definisi Operasional Skala


1. Obesitas Suatu penyakit multifaktor, terjadi akibat akumulasi Ordinal
jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu
kesehatan.
2. Asupan makan Makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan siap Ordinal
(Kebiasaan disantap
konsumsi fast
food)
3. Tingkat Jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah Ordinal
pendapatan tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA

Anak Agung Gede Ari Nanda Bhaswara, M. R. (2018). Hubungan status sosial ekonomi
keluarga dengan kegemukan pada remaja SMA di Denpasar. E-JURNAL MEDIKA
UDAYANA, VOL. 7, NO. 3, MARET, 2018 .

ANITA, M. &. (JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016 ).
PENGARUH PENGETAHUAN GIZI, STATUS SOSIAL EKONOMI, GAYA HIDUP
DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI ANAK (Studi Kausal di Pos PAUD
Kota Semarang Tahun 2015). ungan status sosial ekonomi keluarga dengan
kegemukan , 2016.

Arnati Wulansari, D. M. (2016). ESTIMASI KERUGIAN EKONOMI AKIBAT OBESITAS


PADA ORANG DEWASA DI INDONESIA . J. Gizi Pangan, Volume 11, Nomor 2,
Juli 2016 .

Cici Octari, N. I. (2014). Hubungan Status Sosial Ekonomi dan Gaya Hidup dengan Kejadian
Obesitas pada Siswa SD Negeri 08 Alang Lawas Padang . Jurnal Kesehatan
Andalas. 2014;3(2) .

Elita Oktorina Pasaribu, D. M. (2019). Pengaruh Faktor Riwayat Lahir dan Sosial Ekonomi
terhadap Gizi Lebih pada Remaja. JURNAL MKMI, Vol. 15 No. 2, Juni 2019 .

Fajar Nugraha, R. R. (2014). Determinan Sosial Ekonomi Terhadap Berat Badan Lebih dan
Obesitas di Indonesia: Analisis Data IFLS 2014 . Jurnal Ekonomi Kesehatan
Indonesia Volume 5 Nomor 2 .

Fred A, R. O. (2017). HUBUNGAN ASUPAN LEMAK, TINGKAT PENDAPATAN


TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA GURU SMA DAN SMK DI
KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON . GIZIDO Volume 9 No. 1
Mei 2017 .

Intan Permata Sari, K. A. (2019). Intervensi Obesitas Berbasis Keluarga . Jurnal Ilmiah
Kesehatan Masyarakat Vol. 11 Edisi 3, 2019 .

Kencana Sari, L. I. (2016). Peran Kesenjangan Ekonomi terhadap Kejadian Kegemukan .


Media Litbangkes, Vol. 26 No. 3, September 2016, 127-136 .

Kurdanti, W. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas pada remaja.


Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol. 11, No. 4, April 2015 .

Mahdlah. (2004). PREVALENS/OBESITAS DAN HUBUNGAN KONSUMSI FAST FOOD


DENGANKEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA SLTP KOTA DAN DESA DI
DAERAH ISTIMEWAYOGYAKARTA. JURNAL GIZI KLINIK INDONESIA, Volume
1NO.2November 2004 .
Marlissa, E. W. (2015). PERILAKU ORANG TUA DAN KELUARGA TERHADAP
OBESITAS PADA ANAK KELAS 5 SD DI SDN 70 MANADO . Jurnal Kedokteran
Komunitas dan Tropik : Volume III Nomor 4 Oktober 2015 .

Nuryani, R. A. (2018). SOSIAL EKONOMI, KONSUMSI FAST FOOD DAN RIWAYAT


OBESITAS SEBAGAI FAKTOR RISIKO OBESITAS REMAJA. DOI:
10.20473/mgi.v13i2.123–132 .

Riswanti Septiani, B. B. (2017). Pola Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik dan Faktor
Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas (Studi Kasus pada Siswa SD Negeri 01
Tonjong Kecamatan Tonjong Kebupaten Brebes) . Public Health Perspective
Journal 2 (3) (2017) 262 - 269 .

Samodra, Y. L. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kognitif pada lansia


obesitas di Indonesia . Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 14 No 4 - April 2018 (154-
162) .

Sartika, R. A. (2011). FAKTOR RISIKO OBESITAS PADA ANAK 5-15 TAHUN DI


INDONESIA . MAKARA, KESEHATAN, VOL. 15, NO. 1, JUNI 2011: 37-43 .

SARTIKA, W. (2017). HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN PENDIDIKAN IBU


TERHADAP OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN . JOMIS (Journal Of
Midwifery Science) Vol 1. No.1, Januari 2017 .

Sudikno, S. &. (2005). PREVALENSI GIZI LEBIH DAN OBESITAS PENDUDUK DEWASA
DI INDONESIA . Gizi Indon 2005,31 .

Suriani, S. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kegemukan Pada Balita di


Kelurahan Warnasari Kecamatan Citangkil Kota Cilegon . Faletehan Health
Journal, 6 (1) (2019) 1-10 .

Tafal, W. W. (2014). Aktivitas Fisik, Stres, dan Obesitas pada Pegawai Negeri Sipil . Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 7, Februari 2014 .

Weni Kurdanti, I. S. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas pada


remaja . Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol. 11, No. 4, April 2015 .

Wigati, T. R. (2009). Fenomena Gizi Buruk pada Keluarga dengan Status Ekonomi Baik:
Sebuah Studi tentang Negative Deviance di Indonesia. The Indonesian Journal of
Public Health, Vol. 5, No. 3, Maret 2009: 8993 .

Anda mungkin juga menyukai