Disusun oleh :
2A
1. Mar Atun Nafiah 12. Ika Yunia Mayasari 23. Rossa Oktalinda
2. Herlambang Nurdin 13. Diah Candra R. 24. Surya Bhaskara J.
3. Tegar Hanif A. 14. Onny Gita Sri L. 25. Sofy Nur Oktamia
4. Muryati 15. Marisa Utami 26. M. Syarifuddin H.
5. Sri Nikmatul F. 16. Santika Rahayu 27. Ayuningsih
6. Ardena Milkha K. 17. Novi Fitria R. 28. Griesna Wheni A.
7. Nesha Maharani 18. Eka Nurul F. 29. Vita Maulina
8. Sevia Novitasari 19. Intan Nur A. F. 30. Millenia Tunjung D.
9. Siti Qomarun A. F. 20. Devi Wulan O. 31. Ayuk Minarti
10. Shela Al Afamas A. 21. Irma Febriana D.
11. Sintia kurnia Dewi 22. Adinda Sekar Sari
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
dengan Gangguan Katarak” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Mu’awanah , Skep., Ns., MHKes
pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu didunia karena penyakit ini
Katarak baru terasa mengganggu setelah tiga sampai lima tahun menyerang lensa mata.
Pada tahun 2020 diperkirakan penderita penyakit mata dan kebutaan meningkat
dua kali lipat. Padahal 7,5% kebutaan didunia dapat dicegah dan diobati. Kebutaan
merupakan masalah kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi yang serius bagi setiap
negara. Studi yang dilakukan Eye Disease evalence Research Group (2004)
memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan didunia akan
mencapai 55 juta jiwa. Prediksi tersebut menyebutkan, penyakit mata dan kebutaan
meningkat terutama bagi mereka yang telah berumur diatas 65 tahun. Semakin tinggi usia,
semakin tinggi pula resiko kesehatan mata. WHO memiliki catatan mengejutkan mengenai
Saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, 60% diantaranya berada di
negara miskin atau berkembang. Ironisnya Indonesia menjadi Negara tertinggi di Asia
Tenggara dengan angka sebesar 1,5%. Menurut Spesialis Mata dari RS Pondok Indah Dr
Ratna Sitompul SpM, tingginya angka kebutaan di Indonesiadisebabkan usia harapan hidup
orang Indonesia semakin meningkat. “karena beberapa penyakit mata disebabkan proses
penuaan. “Artinya semakin banyak jumlah penduduk usia tua, semakin banyak pula
(0,8%), glukoma (0,2%) serta kelainan refraksi (0,14%). Katarak merupakan kelainan mata
yang terjadi karena perubahan lensa mata yang keruh.Dalam keadaan normal jernih dan
tembus cahaya.Selama ini katarak banyak diderita mereka yang berusia tua.Karena itu,
penyakit ini sering diremehkan kaum muda. Hal ini diperkuat berdasarkan data dari
Departemen Kesehatan Indonsia (Depkes) bahwa 1,5 juta orang Indonesia mengalami
kebutaan karena katarak dan rata - rata diderita yang berusia 40 - 55 tahun.
Penderita rata - rata berasal dari ekonomi lemah sehingga banyak diantara mereka
tidak tersentuh pelayanan kesehatan. Dan kebanyakan katarak terjadi karena proses
degeneratif atau semakin bertambahnya usia seseorang. Bahkan, dari data statistik lebih
dari 90 persen orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak, sekitar 55 persen orang
1.2.1. Tujuan Umum
dengan Gangguan Sistem Penglihatan Katarak di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan.
1.2.2. Tujuan Khusus
Sensori : Katarak
3. Untuk menyusun rencana tindakan pada Tn.P dengan Gangguan Sistem Persepsi
Sensori : Katarak
4. Untuk melaksanakan rencana tindakan keperawatan pada Tn.P dengan Gangguan
1. Bagi Rumah Sakit diharapkan laporan kasus ini sebagai bahan masukan dalam
Sensori : Katarak
2. Bagi pasien diharapkan hasil penulisan laporan kasus ini sebagai bahan masukan
3. Bagi institusi diharapkan hasil penulisan laporan kasus ini sebagai bahan bacaan
6. Manfaat bagi penulis diharapkan hasil penulisan laporan ini sebagai Matahari
2.1 Katarak
2.1.1 Defenisi
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya (Ilyas,
2008).Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan
lensa didalam kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses penuaan yang terjadi pada
Bola mata merupakan organ sferis dengan diameter kurang lebih 2,5 cm, yang
terletak pada bagian anterior orbit. Bola mata terdiri dari beberapa lapisan. Kuat dan tidak
elastic yang menyususn sclera ini akan mempertahankan bentuk bola mata dan
- Sclera
- Kornea
- Koroid
- Badan (korpus) siliare
- Iris
- Retina
Pada mata terdapat 7 otot volunter dari orbit, 6 diantaranya adapat memutar bola
mata pada beberapa perintah dan mengkoordinasi pergerakan mata.Pergerakan mata yang
terkoordinasi dan visus yang adekuat diperlukan untuk smemungkinkan fovea sentralis
pada masing - masing mata untuk menerima gambaran pada waktu yang sama.gambaran
berfokus dari fovea masing - masing mata, ditranmisikan ke area optic darikorteks
(Istiqomah, 2003).
1. Fisik
2. Kimia
6. Usia
(Tamsuri, 2008)
Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun
tajam.Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokular).
Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar - X, Radioaktif, dan benda asing.
Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia
tertentu.Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti
Katarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selai itu, katarak
ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti diabetes mellitus,
hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan local seperti uveitis, glaucoma, dan miopia
1. Katarak insipient
Merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk bercak –
2. Katarak imatur
Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung, menyebabkan terjadinya
myopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik mata depan menjadi dangkal.
3. Katarak matur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan lensa.
4. Katarak hipermatur
Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair
CEMAS
Gangguan koagulasi
penerimaan
sensori/status mengabutkan pandangan
organ indera
Terputusnya protein lensa disertai prosedur invasive
influks air kedalam lensa pengangkatan
Menurunnya
katarak
ketajaman
penglihatan Usia meningkat
Resiko tinggi
terhadap infeksi
Penurunan enzim menurun
Gangguan persepsi
sensori-perseptual
penglihatan Degenerasi pd lensa
KATARAK
Post op Nyeri
2.1.5 Manifestasi Klinis Katarak
objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya
ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah
bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam, akan tampak
kekuningan, abu - abu atau putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun -
tahun, dan ketika katarak sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun tak
2.1.6 Komplikasi
Adapun komplikasi yang umumnya terjadi pada pasien yang mengalami penyakit
1. Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea,
2. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga
1. Uji mata
2. Keratometri
3. Pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopis
5. Dan hitung sel endotel yang sangat berguna sebagai alat diagnostik, khususnya bila
2.1.9.Penatalaksanaan
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembedahan
laser.Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru
yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar
melalui kanula.
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai
ketitik dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari - hari, maka penanganan biasanya
konservatif.Penting dikaji efek katarak terhadap kehidupan sehari - hari pasien. Mengkaji
derajat gangguan fungsi sehari - hari, aktivitas, kemampuan bekerja, ambulasi, dan lain -
lain, sangat penting untuk menentukan terapi mana yang paling cocok bagi masing -
masing penderita.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk
terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi.Pembedahan katarak adalah
pembedahan yang paling sering dilakukan pada orang berusia lebih dari 65 tahun
yang mempengaruhi aktivitas normal pasien atau katarak yang menyebabkan glaukoma
atau mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti retinopati diabetika
(Suddarth, 2001).
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), Pupil menyepit ddan
mata.
d. Nyeri/Kenyamanan :Gejala yaitu Ketidak nyamanan ringan/mata berair
(glaukoma kronis), Nyeri tiba –tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar
(glaukoma).
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia
( status kesehatan dan resiko perubahan sosial) dari individu atau kelompok. Dimana
perawat secara kontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberi intervensi secara pasti
(Nursalam, 2001)
1. Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan TIO, perdarahan intraokuler, kehilangan
vitreous.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak).
BAB 3
STUDI KASUS
3.1. PENGKAJIAN
Tempat, Tanggal lahir/Umur : Tanjung keliling,4 maret 1932
3.1.2.Riwayat Keluarga
mengantarkan kepanti sosial, dikarenakan tidak ada yang merawat Tn, P dirumah.Anak
tinggal di panti sosial Tn.P menikah lagi dengan Ny,S yang mana mereka bertemu dipanti
sosial tersebut dan mereka pun tinggal bersama di wisma Matahari, tetapi Tn.P
mengatakan kalau dia hidup bersama dengan Ny.S hanya sekitar 5 tahun. Karena Tn.P
keluarga telah meninggal dunia pada umur 100 tahun akibat kelumpuhan dan serangan
3.1.3.Riwayat Pekerjaan
Saat ini Tn.P tidak bekerja, sebelum tinggal di panti sosial Tn.P bekerja
sebagai petani dan kadang - kadang Tn.P pun berjualan tape untuk memenuhi
kebutuhannya sehari - hari. Dan setelah tinggal di panti, Tn.P tidak lagi sanggup untuk
Tn.P tinggal bersama anak dan menantunya, yang mana rumah terbuat dari
bambu dan atap dari rumbia, Rumah Tn.P tidak bertingkat, dan didalam rumah terdapat
dua kamar. Adapun jumlah orang yang ada di rumah Tn.P tersebut adalah 11 orang, yang
mana 8 orang adalah cucu dari Tn.P dan 2 lagi adalah anak dan menantu dari An.S
sendiri. Tetangga terdekat Tn.P adalah Ny. A yang selalu membantu dikala Tn.P
mengalami kesulitan.
3.1.5.Riwayat Rekreasi
Tn.Pmempunyai hobi berjualan, Tn.P hidup dengan rukun bersama anak -
Bila Tn.P sakit, Tn.P berobat ke klinik yang tidak jauh dari tempat tinggal jauh.
Sebelum tiggal dipanti, Tn,P tidak mempunyai kegiatan atau kebiasaan waktu
tidur. Setelah tinggal dipanti Tn,P tidur malam ± 7 - 8 jam dan siangnya Tn.P
menghabiskan waktunya untuk tidur dikamar dan akan bangun kalau waktu makan saja.
Sejak satu tahun lalu Tn.P mengeluh nyeri di daerah kepala dan dada.Tn.
Pmengalami sakit ini sudah satu tahun ini, dulunya Tn.P tidak tahu kenapa dia terus
mengalami pusing dan dadanya terasa sesak, tapi setelah Tn.p berobat di klinik baru
Tn.Ptahu kalau Tn.P sakit hipertensi.Biasanya Tn.P mengonsumsi captopril 12, 5 mg 2x1
dan kalau sakit dadanya kumat Tn.P mengkonsumsi neo napacin tablet 1x dalam sehari.
Tn.P tidak pernah di imunisasi, danTn.P tidak ada riwayat alergi, baik alergi
terhadap obat maupun makanan.Tn.P makan 3x sehari dengan ½ porsi, Tn. P mempunyai
berat badan : 50 kg, Tn.P tidak punya masalah dalam mengkonsumsi makanan.
Tn.P tidak mempunyai penyakit pada masa anak - anak, dan tidak pernah di
rawat di rumah sakit. Tetapi Tn.P mengatakan kalau Tn.P pernah mengalami trauma yang
mana waktu usia 18 tahun mata Tn.P terkena batang padi, sehingga menyebabkan Tn.P
tidak bisa melihat sampai sekarang. Dan Tn.P juga mengatakan sewaktu terjadinya
kejadian itu, Tn.P tidak langsung berobat, karena pada waktu itu menurut keteranganTn.P
belum ada layanan kesehatan, jadi mata Tn.P hanya di obati dengan obat kampung saja.
Tn.P merupakan anak pertama dari dua bersaudara, tetapi adik Tn.Ptelah
meninggal dunia pada umur 70 tahun dikarenakan penyakit darah tinggi. Dan ayah dari
Tn.P sendiri telah meninggal dunia sewaktu usia Tn.P 13 tahun. Sedangkan ibunya
Kepala
Bentuk kepala Tn.P bulat, kulit kepala tidak terlalu bersih, rambut acak - acakan
dengan warna rambut putih, dikepala terdapat ketombe dan bau yang khas.Dan Tn.P
juga mengaku sering mengalami sakit dan gatal pada kulit kepala.
Mata
hanya satu yang bisa melihat.Hal itu dikarenakan adanya trauma yang terjadi pada
dengan baik.
Fungsi penglihatan : terganggu karena adanya kekeruhan lensa pada mata sebelah
kanan dan mata sebelah kirinya tidak bisa melihat dengan baik dikarenakan usia
lanjut.
Telinga
Pendengaran Tn.Ptidak lagi berfungsi dengan baik, Tn.P tidak bisa mendengar detak
jarum jam, serumen ada dalam batas normal.Di dalam telinga Tn.P tidak ada keluar
cairan maupun peradangan. Dan Tn.P juga tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
Fungsi pendengaran : tidak terlalu baik, karna Tn.P tidak lagi bisa mendengar dengan
Hidung
Tn.P dapat mencium dengan baik.Didalam hidung tidak terdapat polip dan tidak ada
obstruksi didalam hidung.Dan didalam hidung Tn.P juga tidak ditemukan adanya
Fungsi Penciuman : baik, karna Tn.P masih bisa mencium dengan baik.
Mulut
Rongga mulut terlihat kotor kering dan pucat.Gigi Tn.P hanya tinggal 3 batang itu
pun tinggal separuh karena habis keropos, lidah terlihat agak kotor dan pucat.Tn.P
Fungsi pengecapan : terganggu karna Tn.P sulit untuk mengunyah dikarenakan gigi
yang semakin lama semakin habis keropos dan adanya karies pada gigi Tn.P
Leher
Pada leher Tn.Ptidak dijumpai pembengkakan pada kelenjar tyroid.Nyeri tidak ada,
Payudara
Ukuran dan bentuk payudara Tn.P normal. Dan tidak ditemukan adanya kelainan
pada payudara Tn.P Dan pada payudara Tn.P juga tidak ditemukan adanya benjolan
dan pembengkakan serta tidak ada keluar cairan dari putting susu.
Pernapasan
Kardiovaskuler
Tn.P sering mengalami nyeri dan ketidaknyaman pada dada, Tn.P sering mengalami
sesak nafas, dan jika sesak nafasnya kumat Tn.P meminum neo napacin 1x dalam
sehari. Sedangkan didaerah kaki, Tn.P tidak lagi dapat berjalan dengan baik, Tn.P
Gastrointestinal
mengatakan kalau dia sering mengalami nyeri pada ulu hati. Tetapi walaupun
Tn.Pmengalami disfagia tetapi Tn.P masih dapat mencerna makanan dengan baik,
Musculoskeletal
masalah dengan cara berjalan. Tn.P masih bisa berjalan sendiri tanpa menggunakan
Tn.P mengaku sering mengalami sakit kepala, tetapi Tn.P mengatakan kalau dirinya
meningkatnya usia maka Tn.P mengalami masalah pada memorinya, sehingga Tn.P
Tn.P mengalami perubahan pada tekstur kulit, turgor kulit lambat kembali jika diberi
respon, dan Tn.P juga menagalami perubahan pada rambut, rambut Tn.P putih
dengan uban.
Integument
Tn.P mengaku sering mengalami gatal - gatal pada kulitnya, itu dikarenakan karena
Tn.P tidak sepenuhnya bisa menjaga kebersihan dirinya, sehingga kulitnya sering
Psikososial
Tn.P mengatakan cemas akan setiap hari - hari yang dilaluinya, Tn.P juga mengaku
kalau dia sering menangis jika mengingat akan jalan hidupnya. Dan Tn.P juga
lensa mata
2. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit d/d Nadi meningkat,
tekanan darah meningkat, wajah tampak gelisah, wajah murung dan sering melamun.
3. Gangguan perawatan diri b/d Penurunan fungsi penglihatan d/d Klien tidak dapat
banyak bergerak, kondisi tubuh tidak rapi dan tampak acak - acakan.
4. Nyeri b/d luka dimata d/d Wajah meringis menahan sakit, klien berusaha memegang
daerah mata.
5.1. Kesimpulan
pada Tn.P dengan Ganguan Sistem Penglihatan Katarak Di Wisma Matahari UPT
Pelayananan sosial Lanjut Usia dan Balita Wilayah Binjai - Medan, maka penulis dapat
1. Pengkajian
Selama dalam tahap pengkajian, penulis tidak mengalami kesulitan dan hambatan
dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan oleh penulis. Hal ini
dikarenakan adanya kerjasama yang baik dari klien, orang terdekat dan tim medis
lainnya.
2. Diagnosa keperawatan
tidak menemukan semua persamaan antara diagnosa dari tinjauan kasus dengan
tinjauan teoritis.Karena itu tidak dialami sepenuhnya oleh pasien yang di kaji oleh
penulis.
3. Intervensi
Pada tahap intervensi penulis menetapkan beberapa rencana tindakan yang sesuai
dengan masalah - masalah yang dihadapi oleh pasien. Dalam melakukan perencanaan
ini penulis tidak menemukan hambatan dan kesulitan dikarenakan semua rencana
tindakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang telah disesuaikan. Dan
4. Implementasi
sesuai dengan perencanaan. Hal ini dapat terlaksana dengan baik dikarenakan adanya
kerjasama yang baik antara perawat, orang terdekat klien, dan tim medis lainnya. Di
samping itu juga didukung oleh sarana dan prasarana yang ada di UPT Pelayanan
5. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Dalam tahap ini
penulis mendapatkan hasil dari pengamatan masalah pasien dan mendapat respon dari
5.2. Saran
kepada penanggung jawab panti jompo khususnya di wisma sakura disarankan untuk
terus memperhatikan kondisi klien baik itu pola makannya, pola istirahatnya, dan
sebagainya.
2. Kepada perawat yang ada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Balita Wilayah
Binjai - Medan. Disarankan untuk lebih teliti dan lebih memperhatikan kondisi