FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN PROPERTY
DAN REAL ESTATE YANG
TERDAFTAR PADA BURSA ...
Farraz Zulkarnaen
FAKT OR-FAKT OR YANG MEMPENGARUHI BINUS BUSINESS SCHOOL PROGRAM ST UDI MAGIS…
Dharmawan Cit t a Dhamma
Bambang Sudarsono
(bambang7173@gmail.com)
Bambang Sudiyatno
(bofysatriasmara@yahoo.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh faktor ekonomi makro meliputi inflasi, tingkat suku bunga,
nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, juga untuk menguji pengaruh fundamental perusahaan meliputi return on asset
(ROA), debt to equity ratio (DER) dan ukuran perusahaan (size) terhadap return saham. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2014. Data
penelitian ini berasal dari Bank Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 104 perusahaan. Teknik analisis yang
digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda dengan hasil. inflasi berpengaruh negative signifikan
terhadap return saham, tingkat suku bunga, nilai tukar dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
return saham, return on asset (ROA) berpengaruh negative tidak signifikan terhadap return saham dan debt to equity
ratio (DER) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham.
Kata kunci: inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar, ROA, DER, ukuran perusahaan.
ABSTRACT
The aim of this study was to examine the influence of macroeconomic factors include inflation, interest rates, the
exchange rate of the Rupiah against the US Dollar, as well as to examine the effect of the company's fundamentals
include return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER) and the size of the company (size) toward stock returns. The
population in this study is the property and real estate companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) in
2009-2014. This research data from Bank Indonesia and the Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Sampling
using purposive sampling method, with a total sample of 104 companies. The analysis technique used to test the
hypothesis is multiple regression with the results. inflation negative effect significantly on stock returns, interest rates,
exchange rates and the size of the company's significant positive effect on stock returns, return on assets (ROA)
negative effect is not significant to stock return and debt to equity ratio (DER) positive effect not significant stock
returns.
jadi atau dapat juga disebut return sesungguh Menurut Nopirin (1996) suku bunga ada
nya) dan return ekspektasi (return yang diharap lah biaya yang harus dibayar oleh peminjam
kan oleh investor). Return saham adalah tingkat atas pinjaman yang diterima dan merupakan
keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasi
suatu investasi yang dilakukannya (Ang, 1997). nya. Suku bunga mempengaruhi keputusan
individu terhadap pilihan membelanjakan uang
Inflasi lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam
bentuk tabungan.
Menurut Samuelson (1992), inflasi me
nunjukkan suatu kondisi dimana terjadi pening Nilai Tukar (Exchange Rate)
katan arus harga secara umum yang pengukuran
nya dapat menggunakan perubahan Indeks Definisi nilai tukar atau kurs (foreign
Harga Konsumen (IHK) Ada berbagai cara exchange rate) antara lain dikemukakan oleh
untuk menggolongkan jenis inflasi, diantaranya Abimanyu (2004) adalah harga mata uang suatu
dengan cara menggolongkan inflasi berdasarkan negara relatif terhadap mata uang negara lain.
parah atau tidaknya suatu inflasi (Dornbusch & Karena nilai tukar ini mencakup dua mata uang,
Fischer, 1992 ) maka titik keseimbangannya ditentukan oleh sisi
Menurut Tandelilin (2010; h.342), inflasi penawaran dan permintaan dari kedua mata
merupakan kecenderungan terjadinya pening uang tersebut.
katan harga produk-produk secara keseluruh
an. Inflasi yang tinggi mengurangi tingkat Return On Asset (ROA)
pendapatan riil yang diperoleh investor dari
investasi. Sebaliknya,jika tingkat inflasi suatu Return On Asset (ROA)merupakan rasio
negara mengalami penurunan maka hal ini profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
merupakan sinyal yang positif bagi investor efektifitas perusahaan di dalam menghasil
seiring dengan turunnya resiko daya beli uang kan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
dan resiko penurunan pendapatan riil. yang dimilikinya.Menurut Ang (1997) ROA
merupakan rasio antara pendapatan bersih se
Tingkat Suku Bunga (Interest Rate) sudah pajak (Net Income After Tax- NIAT)
terhadap total asset.
Pengertian dari suku bunga adalah harga Menurut Dendawijaya (2003), semakin
dari penggunaan uang untuk jangka waktu besar ROA suatu perusahaan maka semakin
tertentu atau harga dari penggunaan uang yang baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi
dipergunakan pada saat ini dan akan dikembali penggunaan aset. Dengan pencapaian laba
kan pada saat mendatang. Menurut Laksmono yang tinggi, maka investor dapat meng
(2001), nilai suku bunga domestik di Indonesia harapkan keuntungan dari deviden karena
sangat terkait dengan tingkat suku bunga inte pada hakikatnya dalam ekonomi konvesional,
rnasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar motif investasi adalah untuk memperoleh laba
keuangan domestik terhadap pasar keuangan yang tinggi, maka apabila suatu saham meng
internasional serta kebijakan nilai tukar mata hasilkan deviden yang tinggi ketertarikan
uang yang kurang fleksibel. investor juga akan meningkat, sehingga kon
Menurut Iswardono (1999), kenaikan suku disi tersebut akan berdampak pada peningkat
bunga akan berakibat terhadap menurunnya an harga saham
return saham begitu juga sebaliknya. Dalam
menghadapi kenaikan suku bunga, para peme Debt to Equity Ratio (DER)
gang saham akan menahan sahamnya sampai
tingkat suku bunga kembali pada tingkat yang Menurut Darsono dan Ashari (2005),
dianggap normal. Sebaliknya, jika tingkat suku Debt to Equity Ratio adalah rasio yang me
bunga jangka panjang meningkat maka peme nunjukkan persentase penyedia dana oleh
gang saham cenderung menjual sahamnya pemegang saham terhadap pemberi pinjaman.
karena harga jualnya tinggi. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pen
34 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi
danaan perusahaan yang disediakan oleh pe menemukan bahwa tingkat inflasi mempe
megang saham. Dari perspektif kemampu ngaruhi secara positif dan signifikan ter
an membayar kewajiban jangka panjang, se hadap harga saham. Serkan Yilmaz Kandir
makin rendah rasio akan semakin baik ke (2008) juga menemukan bahwa tingkat
mampuan perusahaan dalam membayar kewajib inflasi berpengaruh secara signifikan ter
an jangka panjangnya. hadap tiga dari dua belas portofolio yang
diteliti dan berpengaruh secara positif.
Ukuran Perusahaan (Size)
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hayat dan
Menurut Ferry dan Jones (1979) me Nisar Ahmed (2014) menunjukkan hasil
nyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah suatu bahwa tingkat suku bunga berpengaruh
skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil negatif dan signifikan terhadap return
nya perusahaan menurut berbagai cara, antara saham, namun hasil penelitian ini berbeda
lain: total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar dengan penelitian yang dilakukan oleh
saham, kapitalisasi pasar, dan lain-lain yang Ouma dan Muriu (2014), yang menunjuk
semuanya berkorelasi tinggi.Semakin besar total kan hasil bahwa tingkat suku bunga tidak
aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham, berpengaruh terhadap return saham.
dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula
ukuran perusahaan tersebut. 3. Penelitian tentang nilai tukar terhadap
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, return saham, diantaranya sudah dilakukan
maka kecenderungan menggunakan modal asing oleh Ouma dan Muriu (2014), Kirui,
juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena Wawire dan Onono (2014) yang menyata
perusahaan besar membutuhkan dana yang kan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif
besar pula untuk menunjang operasionalnya, signifikan terhadap return saham. Hasil
dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah penelitian tersebut berbeda dengan peneliti
dengan modal asing apabila modal sendiri tidak an yang dilakukan oleh Okwuchukwu (2014),
mencukupi (Abdul Halim, 2007). Hayat dan Nisar Ahmed (2014), menyata
kan bahwa nilai tukar berpengaruh positif
Penelitian Terdahulu dan signifikan terhadap return saham.
bahwa DER berpengaruh negatif signifikan Ouma dan Muriu (2014), Okwuchukwu (2014)
terhadap return saham. Namun, hal ini memberikan hasil bahwa inflasi berpengaruh
tidak sejalan dengan penelitian Martani, negatif signifikan terhadap return saham.
Mulyono dan Khairurizka (2012), Komala Berdasar hubungan antar variabel yang di
dan Nugroho (2013), Gharaibeh (2014) dukung oleh konsep teori di atas maka hipotesis
dinyatakan bahwa DER tidak berpengaruh yang diujikan dalam penelitian ini adalah:
terhadap return saham.
H1: Inflasi berpengaruh negatif terhadap return
6. Penelitian tentang ukuran perusahaan sudah saham perusahaan property dan real estate
pernah dilakukan oleh Acheampong, Aga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
lega & Shibu (2014), Arslan, dan Zaman Tahun 2009 sampai 2014.
(2014) yang menunjukkan hasil bahwa uku
ran perusahaan (size) berpengaruh positif Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap
dan signifikan terhadap return saham. Hasil Return Saham
penelitian ini berbeda dengan yang dilaku
kan oleh Jundan (2012), Suwarta (2014) Menurut Nopirin (1996) suku bunga
dengan hasil ukuran perusahaan tidak ber adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam
pengaruh terhadap return saham. atas pinjaman yang diterima dan merupakan
imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasi
Pengembangan Hipotesis nya. Tingkat suku bunga adalah harga dari
penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu
Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham atau harga dari penggunaan uang yang diper
gunakan pada saat ini dan akan dikembalikan
Menurut Samuelson (1992), inflasi me pada saat mendatang (Herman, 2003). Keynes
nunjukkan suatu kondisi dimana terjadi pening (Boediono, 1985) berpendapat bahwa tingkat
katan arus harga secara umum yang pengukuran suku bunga ditentukan oleh permintaan dan
nya dapat menggunakan perubahan Indeks penawaran uang. Apabila penawaran uang tetap,
Harga Konsumen (IHK). Pada dasarnya kenaik semakin tinggi pendapatan nasional semakin
an laju inflasi tidak disukai oleh para pelaku tinggi tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga
pasar modal karena akan meningkatkan biaya yang tinggi dapat mempengaruhi investasi
produksi yang akhirnya berdampak buruk walaupun pengaruhnya sangat terbatas (Iswar
terhadap harga dan pendapatan (Samuelson, dono,1999 dalam Sugeng, 2004). Menurut
1992 dalam Mudji dan udjilah, 2003). Selain Iswardono (1999, dalam Sugeng, 2004), kenai
itu tingkat inflasi yang tinggi menunjukkan kan suku bunga akan berakibat terhadap me
bahwa resiko investasi cukup besar sebab inflasi nurunnya return saham begitu juga sebaliknya.
yang tinggi akan mengurangi tingkat pengem Dalam menghadapi kenaikan suku bunga, para
balian (rate of return) dari investor (Nurdin, pemegang saham akan menahan sahamnya
1999). Tandelilin (2010), menyatakan bahwa sampai tingkat suku bunga kembali pada tingkat
inflasi merupakan kecenderungan terjadinya yang dianggap normal. Kenaikan suku bunga
peningkatan harga produk - produk secara ke akan sangat berpengaruh bagi pelaku pasar
seluruhan. Inflasi yang tinggi mengurangi modal. Akibat meningkatnya suku bunga, para
tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor pemilik modal akan lebih senang untuk meng
dari investasi. investasikan uangnya di bank dari pada ber
Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu nega investasi dalam bentuk saham (Dornbusch &
ra mengalami penurunan maka hal ini meru Fischer, 1992). Konsep teori yang dikemukakan
pakan sinyal yang positif bagi investor se oleh beberapa peeliti diatas diperkuat oleh hasil
iring dengan turunnya resiko daya beli uang penelitian yang dilakukan oleh Hayat dan Nisar
dan resiko penurunan pendapatan riil. Hasil Ahmed (2014) yang menunjukkan hasil bahwa
penelitian yang memperkuat konsep teori di tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan
atas adalah Penelitian yang dilakukan oleh signifikan terhadap return saham, sehingga
36 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi
hipotesis kedua yang diujikan dalam penelitian perusahaan.Meningkatkan ROA berarti disisi
ini adalah: lain juga meningkatkan pendapatan bersih
perusahaan yang berarti nilai penjualan juga
H2: Tingkat suku bunga berpengaruh negatif akan meningkat. Perusahaan yang nilai pen
terhadap return saham perusahaan pro jualannya meningkat, akan mendorong ter
perty dan real estate yang terdaftar di jadinya peningkatan laba yang menunjukkan
Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 sampai kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi
2014 baik. Kondisi seperti ini akan mudah untuk
menarik investor, karena para investor lebih
Pengaruh Nilai Tukar terhadap Return suka berinvestasi pada perusahaan yang
Saham memiliki profitabilitas tinggi.
Menurut Jogiyanto (2000: 392), informasi
Nilai tukar atau kurs adalah harga valuta yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman
asing yang dinilai dalam rupiah (Mudrajad akan memberikan signal bagi investor dalam
Kuncoro, 1996). Nilai tukar mata uang pengambilan keputusan investasi.Jika pengumu
(exchange rate) atau sering disebut kurs merupa man tersebut mengandung nilai positif, maka
kan harga mata uang terhadap mata uang diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
lainnya. Madura (1995), menyatakan bahwa pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada
nilai tukar mata uang merupakan harga mata waktu informasi diumumkan dan semua pelaku
uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku
uang negara lainya. Melemahnya nilai tukar pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan
menganalisis informasi tersebut sebagai signal
domestik terhadap mata uang asing (seperti
baik (good news) atau signal buruk (bad news).
Rupiah terhadap US Dollar) memberikan peng
Jika pengumuman informasi tersebut sebagai
aruh yang negatif terhadap pasar ekuitas karena signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan
pasar ekuitas menjadi tidak punya daya tarik. dalam volume perdagangan saham. Salah satu
Hasil penelitian yang mendukung pengaruh nilai jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
tukar terhadap return saham sudah di lakukan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar
oleh Ouma dan Muriu (2014), Kirui, Wawire perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah
dan Onono (2014) yang menyatakan bahwa laporan tahunan.
nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan ter ROA digunakan untuk mengukur se
hadap return saham. Berdasar konsep teori yang berapa besar laba bersih yang dapat diperoleh
didukung oleh peneliti terdahulu di atas maka dari seluruh kekayaan (aktiva) yang dimiliki
hipotesis ketiga yang diujikan dalam penelitian perusahaan. Rasio ROA yang positif menunjuk
ini adalah: kan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan
untuk beroperasi perusahaan mampu mem
H3: Nilai Tukar berpengaruh negatif terhadap berikan laba bagi perusahaan, sebaliknya apa
return saham perusahaan property dan real bila ROA yang negatif menunjukkan bahwa
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indo dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan
nesia Tahun 2009 sampai 2014 mendapat kerugian. Rasio–rasio tersebut dapat
diukur dengan teori signaling untuk me
Pengaruh Return On Asset (ROA) ngetahui pengaruhnya terhadap return saham
terhadap Return Saham yaitu dengan asumsi karena adanya informasi–
informasi. Pada dasarnya para investor me
Return On Asset diperoleh dengan miliki informasi– informasi tentang prospek
cara membandingkan antara Net Income perusahaan yang akan menjadi target untuk
After Tax (NIAT) yang diartikan sebagai pen Informasi berupa Return On Asset (ROA) atau
dapatan bersih sesudah pajak dengan total tingkat pengembalian terhadap aset atau juga
asset. ROA menunjukkan kinerja keuangan seberapa besar laba yang didapat dari aset yang
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih digunakan. Dengan demikian jika ROA tinggi
dari aktiva yang digunakan untuk operasional maka akan menjadi sinyal yang baik bagi para
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 37
hingga secara teoritis DER akan berpengaruh bertahan dan berkembang dalam keadaan per
positif pada return saham. ekonomian yang sulit. Peneliti yang mendukung
Debt to equity ratio (DER) yang semakin adalah Acheampong, Agalega & Shibu (2014),
tinggi mencerminkan risiko perusahaan yang Arslan, dan Zaman (2014) yang menunjukkan
relatif tinggi, akibatnya para investor cende hasil bahwa ukuran perusahaan (size) berpeng
rung menghindari saham-saham yang memiliki aruh positif dan signifikan terhadap return
DER yang tinggi (Ang, 1997). Debt to Equity saham.
Ratio (DER) akan mempengaruhi kinerja per
usahaan dan menyebabkan apresiasi harga H6: Ukuran perusahaan (size) berpengaruh
saham. DER yang terlalu tinggi mempunyai positif signifikan terhadap return saham
dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, perusahaan property dan real estate yang
karena tingkat hutang yang semakin tinggi terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
menandakan beban bunga perusahaan akan 2009 sampai 2014
semakin besar dan mengurangi keuntungan.
Sehingga semakin tinggi hutang (DER) Model Empirik Penelitian
cenderung menurunkan return saham.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diper Berdasarkan latar belakang masalah,
oleh hipostesis yaitu perumusan masalah, tujuan penelitian, dan
peneliti terdahulu yang telah dikemukakan
H5: Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh diatas maka hubungan antar variabel dalam
negatif signifikan terhadap return saham penelitian ini dapat dinyatakan dalam se
perusahaan property dan real estate yang buah kerangka pemikiran teoritis.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Kerangka pemikiran teoritis dapat di
2009 sampai 2014 tunjukkan oleh model gambar 2 sebagai
berikut :
Pengaruh SIZE terhadap Return Saham
c. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai linier terdapat korelasi antara pengganggu
tolerance dan lawannya yaitu variance pada periode t dengan kesalahan pada
inflactor factor (VIF). Kedua variabel ini periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006).
menunjukkan setiap variabel independen Alat analisis yang digunakan adalah uji
manakah yang dijelaskan oleh variabel Durbin – Watson Statistic. Apabila nilai
independen lainnya. Tolerance mengukur DW berada diantara nilai du dan 4-du
variabilitas variabel dependen yang ter dapat ddisimpulkan model regresi terbebas
pilih yang tidak dijelaskan oleh Variabel dari masalah autokorelasi.
independen lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan VIF yang Pengujian Hipotesis
tinggi. Batasan umum yang digunakan
untuk mengukur multikolinieritas adalah Pengujian hipotesis dilakukan untuk me
tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 maka ngetahui secara parsial variabel bebas ber
terjadi multikolinieritas. pengaruh secara signifikan atau tidak terhadap
variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan
Uji Heteroskedastisitas menggunakan uji dua arah, Hipotesis yang
diujikan diterima apabila hasil pengujian
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menunjukkan t hitung yang lebih besar dari t
menguji apakah dalam model regresi terjadi table atau hasil pengujian menunjukkan nilai
ketidaksamaan varians dari residual satu peng sig. t kurang dari 5%.
amatan kepengamatan lain. Jika varians dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
tetap, maka disebut homoskedositas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Dan jika varians ber Hasil analisis pada tabel 1 menjelaskan bahwa:
beda maka disebut heteroskedas tisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedas 1. Return saham tertinggi sebesar 1.681 yang
tisitas atau tidak terjadi heteros kedasitas dimiliki oleh perusahaan Bakriland Develop
(Ghozali,2006). Deteksi ada tidaknya heteros ment Tbk, sedangkan return saham terendah
kedastisitas dapat dilakukan dengan melihat sebesar 0.010 yang dimiliki oleh perusahaan
ada tidaknya pola tertentu pada grafik Kawasan Industri Jababeka. Rata-rata return
scatterplot antara SRESID dan ZPRED di saham sebesar 0.58287 dengan tingkat
mana sumbu Y’ adalah Y yang diprediksi, kesenjangan sebesar 0.430666. Melihat
dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y besarnya nilai kesenjangan tersebut dapat
sesungguhnya) yang telah di studentized disimpulkan bahwa perusahaan yang menjadi
(Ghozali,2006).Selain dengan menggunakan obyek pengamatan tidak mempunyai
analisis grafik, pengujian heteroskedastisitas fluktuasi yang tinggi.
dapat dilakukan dengan uji Park. Uji ini
meregresi nilai In residual kuadrat terhadap 2. Inflasi (inf) saham tertinggi sebesar 0.735
variabel independen. Jika variable independen yang dimiliki oleh perusahaan Ciputra Deve
signifikan secara statistik mempengaruh lopment Tbk, sedangkan inflasi terendah
variable dependen, maka ada indikasi terjadi sebesar -0.84 yang dimiliki oleh perusahaan
heteroskedastisitas. Jika probabilitas signi Modernland Realty Ltd. Tbk. Rata-rata
fikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%, inflasi sebesar -0.07748 dengan tingkat
maka dapat disimpulkan model regresi tidak kesenjangan sebesar 0.325493. Melihat
mengandung heteroskedastisitas (Ghozali, besarnya nilai kesenjangan tersebut dapat
2006). disimpulkan bahwa perusahaan yang menjadi
obyek pengamatan mempunyai fluktuasi
Uji Autokorelasi yang tinggi, hal ini didasarkan nilai standard
Uji Autokorelasi bertujuan untuk me Deviasi melebihi 30% dari nilai rata-rata.
ngetahui apakah dalam suatu model regresi
42 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi
3. Tingkat suku bunga (ir) tertinggi sebesar 0.79 Karawaci Tbk., sedangkan nilai terendah
yang dimiliki oleh perusahaan Suryamas sebesar 11.59 yang dimiliki oleh Metro
Dutamakmur Tbk, sedangkan tingkat suku Realty Tbk.. Rata-rata ukuran perusahaan
bunga terendah sebesar -0.680 yang dimiliki sebesar 20.6532 dengan tingkat kesenjangan
oleh perusahaan Roda Vivatex Tbk. Rata-rata sebesar 6.33418. Melihat besarnya nilai ke
tingkat suku bunga saham sebesar -0.08582 senjangan tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan tingkat kesenjangan sebesar perusahaan yang menjadi obyek pengamatan
0.283894.Melihat besarnya nilai kesenjangan tidak mempunyai fluktuasi yang tinggi.
tersebut dapat disimpulkan bahwa perusaha
an yang menjadi obyek pengamatan tidak Uji Model
mempunyai fluktuasi yang tinggi
Pengujian model dalam penelitian ini ber
4. Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar tujuan untuk mengetahui apakah model regresi
tertinggi sebesar 0.657 yang dimiliki oleh yang digunakan bisa menjelaskan kemampuan
perusahaan Ciputra Development Tbk, variable independen terhadap variable dependen
sedangkan nilai terendah sebesar -0.640 yang serta mengetahui apakah semua variable inde
dimiliki oleh Modernland Realty Ltd. Tbk. penden berpengaruh terhadap variable depen
Rata-rata nilai tukar sebesar 0.16148 dengan den.
tingkat kesenjangan sebesar 0.273624.
Melihat besarnya nilai kesenjangan tersebut Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang Hasil koefisien determinasi pada table 2
menjadi obyek pengamatan tidak mempunyai menjelaskan bahwa nilai Adjusted R Square
fluktuasi yang tinggi sebesar 0,194. Hal ini berarti kemampuan
inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar Rupiah
5. Return on Asset (ROA) tertinggi sebesar terhadap US Dollar, Return on Asset (ROA),
27.330 yang dimiliki oleh perusahaan Jakarta Debt to Equity Ratio (DER) dan ukuran per
International Hotels & Development, sedang usahaan (size) dalam menjelaskan variasi return
kan Return on Asset (ROA) terendah sebesar saham sebesar 19.4% sedangkan sisanya (100-
-9.240 yang dimiliki oleh perusahaan Bhuwa 19.4) sebesar 80.6% dijelaskan oleh variabel
natala Indah Permai Tbk.. Rata-rata ROA lain yang tidak dikutkan dalam penelitian ini..
saham sebesar 6.86025 dengan tingkat
kesenjangan sebesar 5.531157. Melihat besar Uji Anova
nya nilai kesenjangan tersebut dapat disimpul
kan bahwa perusahaan yang menjadi obyek Hasil uji Anova pada table.3 menjelaskan
pengamatan tidak mempunyai fluktuasi yang bahwa besarnya F hitung sebear 5.123 dengan
tinggi signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti secara
bersama-sama variable bebas yang terdiri dari
6. Debt to Equity Ratio (DER) tertinggi sebesar inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar Rupiah
2.270 yang dimiliki oleh perusahaan Summa terhadap US Dollar, Return on Asset (ROA),
recon Agung Tbk., sedangkan terendah Debt to Equity Ratio (DER) dan ukuran
sebesar 0.02 yang dimiliki oleh perusahaan perusahaan (size) mampu menjelaskan perubah
Laguna Cipta Griya Tbk. Rata-rata DER an pada return saham. Kesimpulan yang dapat
sebesar 0.85553 dengan tingkat kesenjangan diambil adalah bahwa model yang digunakan
sebesar 0.543067. Melihat besarnya nilai ke dalam penelitian ini memenuhi asumsi goodness
senjangan tersebut dapat disimpulkan bahwa of fit model.
perusahaan yang menjadi obyek pengamatan
tidak mempunyai fluktuasi yang tinggi Uji Normalitas Data
gunakan uji Skeweness. Untuk mengetahui yang digunakan dalam penelitian ini terbebas
apakah data berdistribusi normal atau tidak dari masalah autokorelasi.
dilakukan dengan cara membagi nilai Skewness
dibagi dengan standard error apabila hasil Hasil Analisis Regresi
pembagian diperoleh nilai kurang dari 1,96 bisa
disimpulkan data berdistribusi Normal. Dari Pengujian hipotesis bertujuan untuk me
tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa nilai ngetahui bagaimana pengaruh variabel inde
Skewness sebesar 0.392 dibagi dengan standard penden yang meliputi inflasi, tingkat suku
error sebesar 0.237 diperoleh nilai sebesar bunga, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar,
1,654. Nilai tersebut kurang dari 1,96 maka Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio
dapat disimpulkan data-data yang digunakan (DER) dan ukuran perusahaan (size) terhadap
dalam penelitian ini berdistribusi secara normal. variabel dependen (return saham).
Hasil analisis regresi pada table 8 meng
Uji Asumsi Klasik hasilkan persamaan regresi seperti berikut:
return saham dapat diterima. Hasil analisis ini dikemukakan oleh Iswardono (1999, dalam
menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh Sugeng,2004)yang menyatakan bahwa kenaikan
negative terhadap return saham yang berarti jika suku bunga akan berakibat terhadap menurun
inflasi meningkat return saham mengalami nya return saham begitu juga sebalik nya. Hasil
penurunan atau sebaliknya. analisis ini menunjukkan bahwa tingginya
Hasil penelitian ini mendukung penelitian tingkat suku bunga tidak berdampak pada
terdahulu yang dilakukan oleh Ouma dan Muriu menurunnya penjualan saham sektor property
(2014), Okwuchukwu (2014), Yasmeen Hayat dan dan real estate. Investor tidak tertarik dengan
Syed Nisar Ahmed (2014) namun tidak tingkat suku bunga yang tinggi dan investor
mendukung penelitian yang dilakukan oleh lebih memilih untuk menginvestasikan modal
Evans Kirui, Nelson H. W. Wawire & Perez O. nya ke sector property dan real estate karena
Onono (2014). Hasil penelitian ini memperkuat investor menganggap keuntungan yang diper
konsep teori tentang inflasi yang dikemukakan oleh dari suku bunga, sifatnya adalah keuntung
oleh Tandelilin (2010;h.342), yang menyatakan an jangka pendek dan returnnya kecil. Investor
bahwa inflasi merupakan kecenderungan terjadi lebih tertarik menginvestasikan modalnya ke
nya peningkatan harga produk-produk secara dalam sector property dan real estate karena
keseluruhan. Inflasi yang tinggi mengurangi beranggapan bahwa untuk jangka panjang inves
tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor tasi di sector properrty akan lebih menjanjikan
dari investasi. Hasil analisis ini menunjukkan yang berarti akan memperoleh keuntungan jadi
bahwa inflasi yang terjadi selama tahun 2009 walaupun tingkat suku bunga meningkat
sampai dengan 2014 menjadi pertimbangan bagi investor tetap tidak menarik dananya untuk
para investor dalam melakukan investasi di diinvestasikan dalam tabungan dan deposito.
sector property dan real estate. Inflasi yang
meningkat menjadikan daya beli masyarakat Pengaruh nilai tukar Rupiah terhadap return
menjadi lemah, hal ini karena harga-harga saham
mengalami peningkatan, investor cenderung
menghindari inflasi dan menjadikan daya beli Hasil analisis pada table 7 menunjukkan
masyarakat menurun menjadikan penjualan me bahwa nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar
nurun akibatnya pendapatan juga menurun. (er) berpengaruh positif signifikan terhadap
return saham. Kesimpulan ini didasarkan pada
Pengaruh tingkat suku bunga terhadap hasil analisis yang menunjukkan bahwa
return saham besarnya nilai sig. t untuk variabel nilasi tukar
Rupiah terhadap US Dollar (er) sebesar 0.000,
Hasil analisis pada table 7 menunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0.718 dan t
bahwa tingkat suku bunga (ir) berpengaruh hitung sebesar 4.253.Hasil analisis ini menunjuk
positif signifikan terhadap return saham. kan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan
kesimpulan ini didasarkan pada hasil analisis bahwa nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar
yang menunjukkan bahwa besarnya nilai sig. t (er) berpengaruh negative signifikan terhadap
untuk variabel tingkat suku bunga sebesar return saham tidak dapat diterima atau ditolak.
0.000, dengan koefisien regresi sebesar 0.615 Hasil analisis ini mendukung penelitian
dan t hitung sebesar 4,009. Hasil analisis ini yang dilakukan oleh Emenike Kalu O., Odili
menunjukkan bahwa hipotesis kedua yang Okwuchukwu, (2014), Yasmeen Hayat dan Syed
diujikan dalam penelitian ini yang menyatakan Nisar Ahmed (2014) namun tidak sejalan
bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dengan penelitiannya Wycliffe Nduga Ouma,
signifikan terhadap return saham tidak dapat Peter Muriu (2014) dan Kirui, Nelson H. W.
diterima. Wawire & Perez O. Onono (2014). Pengujian
Hasil analisis ini tidak mendukung hipotesis ini menunjukkan bahwa nilai tukar
penelitian yang dilakukan oleh Yasmeen Hayat Rupiah terhadap US Dollar selama tahun 2009
dan Syed Nisar Ahmed, (2014). Hasil analisis sampai 2014 menjadi perhatian yang berarti
ini cenderung bertentangan dengan yang bagi para investor, walaupun kenyataannya nilai
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 45
tukar Rupiah terhadap US Dollar mengalami menunjukkan bahwa besarnya nilai sig. t untuk
peningkatan tidak serta merta menurunkan variabel inflasi sebesar 0.455, dengan koefisien
minat investor untuk membeli property, karena regresi sebesar 0.057 dan t hitung sebesar 0.750
para investor memperkirakan investasi di sektor karena nilai sig. t lebih dari 0,05 maka hipotesis
ini akan memperoleh keuntungan untuk jangka kelima yang menyatakan Debt to Equity Ratio
panjang. (DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap
return saham ditolak.Hasil analisis menunjuk
Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap kan pengaruh yang positif antara DER terhadap
return saham return ini berarti semakin meningkat DER maka
akan meningkatkan return dan sebaliknya.
Hasil analisis pada table 7 menunjukkan Hasil penelitian ini tidak mendukung
bahwa Return on Asset (ROA) terhadap return penelitian yang dilakukan oleh Prince Acheam
saham berpengaruh negatif tidak signifikan pong, Evans Agalega & Albert Kwabena Shibu
terhadap return saham. Temuan ini didasarkan (2014) namun mendukung penelitian yang di
pada hasil analisis yang menunjukkan bahwa lakukan oleh Adnan Gharaibeh (2014). Hasil
besarnya nilai sig. t untuk variabel Return on analisis ini menunjukkan bahwa perusahaan
Asset (ROA) terhadap return saham sebesar pasti membutuhkan tambahan modal untuk
0.384, dengan koefisien regresi sebesar -0.006 meningkatkan usahanya, sehingga tambahan
dan t hitung sebesar -0.875. Hasil analisis ini dana tersebut dipenuhi dari pihak ketiga karena
menunjukkan bahwa hipotosis keempat yang dana internal tidak mencukupi. Sebagai bentuk
menyatakan bahwa Return on Asset (ROA) tanggung jawab besarnya hutang tersebut
berpengaruh positif signifikan terhadap return menjadikan perusahaan memasang target untuk
saham ditolak. memperoleeh keuntungan yang lebih besar,
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil dengan kondisi seperti ini perusahaan akan
penelitian Mohd. Heikal, Muammar Khaddafi, berkembang di masa mendatang.
Ainatul Ummah (2014) namun sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Inka Natasya Pengaruh ukuran perusahaan (size) terhadap
Hagaina Bukit (2012).Hasil analisis ini me return saham
nunjukkan jika perusahaan kurang efektif dalam
pemanfaatan aktivanya untuk menghasilkan Hasil analisis pada table 7 menunjukkan
keuntungan sehingga mengurangi minat inves bahwa ukuran perusahaan (size) berpengaruh
tor untuk membeli saham-saham perusahaan positif signifikan terhadap return saham.
property dan real eatate tesebut akibatnya pen Temuan ini didasarkan pada hasil analisis yang
dapatan perusahaan mengalami penurunan yang menunjukkan bahwa besarnya nilai sig. t untuk
akhirnya returnnya juga mengalami penurunan. variabel ukuran perusahaan (size) sebesar
Hasil analisis ini menunjukkan jika perusahaan 0.012, dengan koefisien regresi sebesar 0.016
property dan real estate yang menjadi sampel dan t hitung sebesar 2.552. Hasil analisis ini
penelitian ini adalah perusahaan yang ROA nya menunjukkan bahwa hipotesis keenam yang
rendah yang menjadikan informasi yang di diujikan dalam penelitian ini yang menyatakan
terima oleh investor kurang baik dan ini men bahwa ukuran perusahaan (size) berpengaruh
jadikan transaksi perdagangannya menjadi positif signifikan terhadap return saham dapat
rendah, dan berdampak pada perolehan return. diterima.
Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) yang dilakukan oleh Acheampong, Agalega &
terhadap return saham Shibu (2014), Arslan, dan Zaman (2014).
Ukuran perusahaan (size) menggambarkan besar
Hasil analisis pada table 7 menunjukkan kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan
bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata
positif tidak signifikan terhadap return saham. tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva.
Temuan ini didasarkan pada hasil analisis yang Hasil analisis ini menunjukkan jika investor
46 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi
University of Auck-land Business School Halim. Abdul, (2005). Analisis Investasi, Salem
(Tamaki Division), Private Bag 92019, ba Empat, Jakarta
Auckland, New Zealand, Email: Hayat, Yasmeen dan Syed Nisar Ahmed,
keitha.dunstan@vuw.ac.nz, School of (2014), Impact of Inflation on Stock Ex
Accounting and Commercial Law, change Market Returns, European Aca
Victoria University of Wellington, PO demic Research , Vol. I, Issue 11/
Box 600, Wellington, New Zealand, February 2014
http://www.accounting-research.org.nz
Hooker, Mark A. (2004) “Macroeconomic
Asri, I Gusti Ayu Amanda Yulita, I Ketut Factors and Emerging Market Equity
Suwarta, (2014), Pengaruh Faktor Funda Returns: A Bayesian Model Selection
mental dan Ekonomi Makro Pada Return Approach”. Emerging Markets Review.
Saham Perusahaan Consumer Good,
5:379‐ 387
Jurnal Akuntansi, Universitas Udayana,
2014 Husnan, Suad, (2004), Dasar-Dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogya
Bukit, Inka Natasya Hagaina, Achmad Herlanto
karta, UPP AMP YKPN
Anggono, (2012), The Effect of Price to
Book Value (PBV), Dividend Payout Iswardono. (1999). Suku Bunga Diturunkan
Ratio (DPR), Return on Equity (ROE), Investasi Akan Meningkat. Jurnal
Return on Asset (ROA), and Earning Per Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 14,
Share (EPS) Toward Stock Return of LQ No. 2, Hal 34-42.
45 for the Period of 2006-2011, Rev. Jundan Adi Wiratama. (2012). Pengaruh
Integr. Bus. Econ. Res. Vol 2(2) Informasi Laba, Arus Kas dan Size
Darsono dan Ashari, (2005). Pedoman Praktis Perusahaan terhadap Return Saham (Studi
Memahami Laporan Keuangan, Penerbit Empiris pada Perusahaan Manufaktur
Andi, Jakarta yang Terdaftar di BEI). Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Humanika, 2(1):h:1-25
Dendawijaya Lukman. (2003). Manajemen
Perbankan, Edisi kedua. Jakarta: Ghalia Kandir, Serkan Yilmaz (2008) ”Macroeconomic
Indonesia Variables, Firm Characteristics and Stock
Returns: Evidence from Turkey”. Inter
Dornbusch, Rudiger, dan Stanley Fischer,
national Research Journal of Finance and
Makroekonomi, Edisi Keempat, Penerbit
Economics ISSN 1450‐ 2887 Issue 16
Erlangga, Jakarta, (1992)
Kirui, Evans, Nelson H. W. Wawire & Perez O.
Dzuhri, Ahmad Agus (2013) Analisis pengaruh
Onono, (2014), Macroeconomic Varia
return on asset (ROA), return on equity
bles, Volatility and Stock Market Returns:
(ROE) dan debt to equity ratio (DER)
A Case of Nairobi Securities Exchange,
terhadap return saham (studi pada
Kenya, International Journal of Econo
perusahaan yang listing di Jakarta Islamic
mics and Finance; Vol. 6, No. 8
Index Periode 2009 - 2011
Laksmono, Didy, R, (2001), Suku Bunga
Emenike Kalu O, Odili Okwuchukwu, (2014),
Sebagai Salah Satu Indikator Inflasi
Stock Market Return Volatility and
Macroeconomic Variables in Nigeria, Nopirin. (1996). Ekonomi Moneter, Buku 2 Edisi 1.
International Journal of Empirical BPFE Yogyakarta.
Finance Vol. 2, No. 2, 2014, 75-82 Prince Acheampong, Evans Agalega & Albert
Ferri, Michael G.; W.H. Jones, (1979), Kwabena Shibu, (2014), The Effect of
Determinants of Financial Structure: A Financial Leverage and Market Size on
New Methodological Approach, The Stock Returns on the Ghana Stock
Journal Of Finance 34, 631-644. Exchange: Evidence from Selected Stocks
48 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi
LAMPIRAN
Gambar 1
Perkembangan IHSG dan Nilai Rata-Rata Perdagangan Saham Harian
N
Valid Missing Mean Median Mode Std. Deviation Range Minimum Maximum
a
return 104 0 .58287 .53000 .290 .430666 1.671 .010 1.681
inf 104 0 -.07214 -.08500 -.180 .319632 1.575 -.840 .735
ir 104 0 -.05608 -.08436 -.090 .294045 1.470 -.680 .790
er 104 0 -.16148 -.21500 -.180 .273624 1.297 -.640 .657
roa 104 0 6.44083 5.59500 1.010 5.598337 36.570 -9.240 27.330
a
der 104 0 .77881 .70327 .070 .513791 2.250 .020 2.270
a
SIZE 104 0 20.0228 16.2416 11.59 6.38600 19.67 11.59 31.26
Sumber: Data sekunder yang diolah dalam lampiran
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
inf ,579 1,727
ir ,714 1,401
er ,681 1,468
roa ,914 1,094
der ,954 1,048
SIZE ,928 1,077
Sumber: data sekunder diolah dalam lampiran
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 51
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.