Anda di halaman 1dari 23

Accelerat ing t he world's research.

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN PROPERTY
DAN REAL ESTATE YANG
TERDAFTAR PADA BURSA ...
Farraz Zulkarnaen

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

FAKT OR-FAKT OR YANG MEMPENGARUHI BINUS BUSINESS SCHOOL PROGRAM ST UDI MAGIS…
Dharmawan Cit t a Dhamma

Bella Okt aviani 16101183 Universit as Trilogi


Bella Okt aviani

Jurnal keuangan real est at e


bay wong
30 Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2016, Hal. 30 – 51 Vol. 23, No. 1
ISSN: 1412-3126

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN


PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2009 S/D 2014

Bambang Sudarsono
(bambang7173@gmail.com)
Bambang Sudiyatno
(bofysatriasmara@yahoo.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh faktor ekonomi makro meliputi inflasi, tingkat suku bunga,
nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, juga untuk menguji pengaruh fundamental perusahaan meliputi return on asset
(ROA), debt to equity ratio (DER) dan ukuran perusahaan (size) terhadap return saham. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2014. Data
penelitian ini berasal dari Bank Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 104 perusahaan. Teknik analisis yang
digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda dengan hasil. inflasi berpengaruh negative signifikan
terhadap return saham, tingkat suku bunga, nilai tukar dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
return saham, return on asset (ROA) berpengaruh negative tidak signifikan terhadap return saham dan debt to equity
ratio (DER) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham.

Kata kunci: inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar, ROA, DER, ukuran perusahaan.

ABSTRACT
The aim of this study was to examine the influence of macroeconomic factors include inflation, interest rates, the
exchange rate of the Rupiah against the US Dollar, as well as to examine the effect of the company's fundamentals
include return on assets (ROA), debt to equity ratio (DER) and the size of the company (size) toward stock returns. The
population in this study is the property and real estate companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) in
2009-2014. This research data from Bank Indonesia and the Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Sampling
using purposive sampling method, with a total sample of 104 companies. The analysis technique used to test the
hypothesis is multiple regression with the results. inflation negative effect significantly on stock returns, interest rates,
exchange rates and the size of the company's significant positive effect on stock returns, return on assets (ROA)
negative effect is not significant to stock return and debt to equity ratio (DER) positive effect not significant stock
returns.

Keywords: inflation, interest rates, exchange rates, ROA, DER, size.

PENDAHULUAN lalui sektor-sektor yang potensial dan mengun


tungkan. Menurut Tandelilin (2010) kegiatan
Pasar modal dapat diartikan sebagai investasi merupakan kegiatan menempatkan
sebuah wahana yang mempertemukan pihak dana pada satu atau lebih aset selama periode ter
yang membutuhkan dana dengan pihak yang tentu dengan harapan dapat memperoleh pen
menyediakan dana, sesuai dengan aturan yang dapatan/keuntungan atau peningkatan atas nilai
ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang investasi awal (modal) yang bertujuan untuk me
berkaitan dengan efek. Undang-undang Nomor maksimalkan hasil (return) di masa mendatang.
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah Menurut Sudiyatno dan Irsad (2011)
menggariskan bahwa pasar modal mempunyai menyatakan bahwa banyak faktor yang mem
posisi yang strategis dalam pembangunan pengaruhi return saham, diantaranya adalah infor
ekonomi nasional. Dari sudut pandang ekonomi masi yang bersifat fundamental maupun teknikal.
pasar modal mempunyai fungsi sebagai mobi Penggunaan model menjadi sangat penting untuk
litas dana jangka panjang bagi pemerintah, hal menilai harga saham dan membantu investor
ini karena melalui pasar modal pemerintah bisa dalam merencanakan dan memutuskan investasi
mengalokasikan dana kepada masyarakat me mereka secara efektif.
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 31

Menurut Farouque, et al (2005) dalam keuntungan (profitabilitas), kemampuan mem


Sudiyatno dkk (2012) menunjukkan bahwa bayar hutang (solvabilitas), maupun tingkat
investasi secara statistik cenderung berpengaruh efisiensi dan efektivitasnya dalam me ngelola
positif, walaupun tidak signifikan terhadap kekayaannya (Aktivitas).
kinerja perusahaan (ROA). Chen (2006), me Penelitian tentang inflasi terhadap return
lakukan penelitian tentang respon pasar saham saham pernah dilakukan oleh Sangkyun (1997),
ke 246 perusahaan yang mengumumkan inves Mok (2004), Kirui dan Onono (2014) yang me
tasi modal selama periode 1989-1999. Hasil nemukan bahwa inflasi tidak berpengaruh se
penelitian menunjukkan ada reaksi signifikan cara signifikan terhadap return saham. Namun,
dan positif dari pasar saham setelah rilis pe hasil yang diperoleh berbeda dengan hasil
ngumuman investasi modal, abnormal return penelitian yang dilakukan oleh Hooker (2004)
sekitar 1%. Pada tahun 2008, Chen menguji yang menemukan bahwa tingkat inflasi berpen
reaksi pasar terhadap 794 perusahaan yang me garuh secara positif dan signifikan terhadap
ngumumkan strategi baru produknya. Berbeda harga saham. Serkan Yilmaz Kandir (2008) juga
dengan studi sebelumnya, Chen (2008) karak menemukan bahwa tingkat inflasi berpengaruh
teristik industri penggunaan dan karakteristik secara signifikan terhadap tiga dari dua belas
produk sebagai variabel kontrol. Hasil ini kon portofolio yang diteliti dan berpengaruh secara
sisten dengan penelitian sebelumnya bahwa ada positif. Penelitian yang dilakukan oleh Ouma
reaksi positif yang signifikan dari pasar modal dan Muriu (2014), Okwuchukwu (2014) memberi
pada perusahaan yang merilis pengumuman kan hasil bahwa inflasi berpengaruh negatif
investasi modal. signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan gambar-1 dapat dijelaskan Penelitian tentang tingkat suku bunga
bahwa terjadi fluktuasi untuk indeks harga terhadap return saham pernah diteliti oleh
saham gabungan (IHSG), Fluktuasi terjadi di Ouma dan Muriu (2014), yang menunjukkan
sepanjang tahun 2004 sampai dengan triwulan hasil bahwa tingkat suku bunga tidak berpeng
pertama 2014. Dimana harga saham meng aruh terhadap return saham,. Hasil penelitian
alami kenaikan dan penurunan. Kenaikan dan tersebut berbeda dengan penelitian yang dilaku
penurunan ini disebabkan oleh berbagai macam kan oleh Hayat dan Nisar Ahmed (2014) yang
faktor yang mempengaruhinya.Berbagai faktor menunjukkan hasil tingkat suku bunga berpeng
yang mempengaruhi harga saham adalah faktor aruh negatif dan signifikan terhadap return
makro dan faktor fundamental.. saham.
Faktor ekonomi makro berasal dari per Penelitian tentang nilai tukar terhadap
masalahan ekonomi secara luas sebagai contoh return pernah dilakukan oleh Ouma, Muriu
kebijakan ekonomi, inflasi, tingkat suku bunga, (2014), Onono (2014) yang memberikan hasil
nilai tukar mata uang, pendapatan masyarakat nilai tukar berpengaruh negative signifikan ter
dan lain-lain. Faktor fundamental adalah faktor- hadap return saham. Hasil penelitian ini berbeda
faktor yang berasal dari dalam perusahaan dengan yang dilakukan oleh Okwuchukwu (2014),
yang mengeluarkan saham itu sendiri(emiten). Hayat dan Nisar Ahmed (2014), yang menyata
Apabila perusahaan yang mengeluarkan saham kan bahwa nilai tukar berpengaruh positif dan
dalam kondisi yang baik kinerjanya, harga signifikan terhadap return saham.
saham akan cenderung meningkat dan apabila Penelitian tentang ROA dilakukan oleh
harga saham meningkat maka return yang Bukit (2012), yang menunjukkan hasil ROA
diterima juga meningkat. Hal ini di sebabkan tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil
kepercayaan investor kepada emiten semakin penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
baik, investor mempunyai harapan akan mem dilakukan oleh Sudiyatno et al (2012) yang
peroleh bagian keuntungan atau dividen yang meneliti pengaruh kinerja perusahaan (ROA) ter
besar. Faktor fundamental ini bisa dilihat dari hadap nilai perusahaan dengan hasil bahwa ki
laporan keuangan, dan dari laporan keuangan nerja perusahaan berpengaruh positif signifikan
emiten bisa dilihat tingkat kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
nya baik dari segi kemampuan menghasilkan
32 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Dzuhri (2013) yang meneliti tentang LANDASAN TEORI DAN


pengaruh return on asset (ROA), return on PENGEMBANGAN HIPOTESIS
equity (ROE) dan debt to equity ratio (DER)
terhadap return saham (studi pada perusahaan Arbitrage Pricing Theory (APT)
yang listing di Jakarta Islamic Index Periode
2009 - 2011) dengan hasil ROA berpengaruh Menurut Ross (1976) dalam Suad Husnan
positif dan signifikan terhadap return saham. (2005) mengungkapkan bahwa Arbitrage
Menurut Yuliantari (2014) Debt Equity Pricing Theory (APT) didasarkan pada pe
Ratio (DER) adalah solvabilitas rasio yang di mikiran yang menyatakan bahwa 2 kesempatan
pandang sebagai seberapa besar tanggung jawab investasi yang mempunyai karakteristik yang
yang dimiliki perusahaan terhadap kreditur sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang
sebagai pihak yang telah memberikan modal berbeda, lebih lanjut teori ini mengasumsikan
pinjaman kepada perusahaan, apabila nilai DER bahwa tingkat keuntungan tersebut dapat
meningkat, maka tanggungan perusahaan se dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam per
makin besar. Ang (1997) menyimpulkan nilai ekonomian dan dalam industri. Korelasi di
DER yang meningkat menunjukkan tingkat antara tingkat keuntungan 2 sekuritas terjadi
resiko yang semakin tinggi dan harus dibeban karena sekuritas‐ sekuritas tersebut dipengaruhi
kan kepada perusahaan dengan menggunakan oleh faktor‐ faktor yang sama (Husnan, 2001).
total equity apabila perusahaan tersebut me Sedangkan Copeland (1997) menyatakan bahwa
ngalami kerugian. paling sedikit ada 3 atau 4 faktor yang mem
Ukuran perusahaan dianggap mampu pengaruhi perkembangan harga dari surat‐ surat
mempengaruhi nilai perusahaan. Karena semakin berharga
besar ukuran atau skala perusahaan maka akan Hal ini menunjukkan bahwa teori APT
semakin mudah pula perusahaan memperoleh mendorong adanya pengembangan penelitian
sumber pendanaan baik yang bersifat internal berdasarkan variabel atau faktor‐ faktor yang
maupun eksternal. Penelitian tentang ukuran per diduga mempengaruhi perubahan sebuah seku
usahaan pernah dilakukan oleh Acheampong, ritas. Faktor‐ faktor itu dapat dilihat dari kinerja
Agalega & Shibu (2014) yang menunjukkan fundamental perusahaan, kinerja saham di pasar,
hasil bahwa ukuran perusahaan (size) berpeng ataupun keadaan pasar dan perekonomian.
aruh positif dan signifikan terhadap return Konsep yang dipergunakan dalam Arbitrage
saham. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil Pricing Theory (APT) adalah hukum satu harga
penelitian yang dilakukan oleh Jundan (2012), (the law of the one price). Apabila aktiva yang
Asri dan Suwarta (2014) dengan hasil ukuran berkarakteristik sama tersebut dengan harga
perusahaan tidak berpengaruh terhadap return yang berbeda, maka akan terdapat kesempatan
saham. untuk melakukan arbitrage dengan membeli
Penelitian ini menggunakan perusahaan aktiva yang berharga murah dan pada saat yang
real estate dan property sebagai objek peneliti sama menjualnya dengan harga yang lebih
an mulai dari tahun 2009 -2014.Alasan pe tinggi sehingga memperoleh laba tanpa risiko
neliti memilih perusahaan ini karena perusaha (Husnan, 2003). Ouma, et. al (2014), menggu
an real estate dan property memiliki prospek nakan Arbitrage Pricing Theory (APT) untuk
yang cerah di masa yang akan datang dengan membuktikan bahwa variabel-variabel makro
melihat potensi jumlah penduduk yang terus ekonomi memiliki pengaruh sistematis terhadap
bertambah besar, semakin banyaknya pemba tingkat pengembalian (return) saham.
ngunan di sektor perumahan, apartemen, pusat-
pusat perbelanjaan, dan gedung-gedung perkan Return Saham
toran yang membuat investor tertarik untuk
menginvestasikan dananya sehingga prospek Return merupakan hasil yang diperoleh
perdagangan saham diperkirakan akan terus dari kegiatan investasi. Return dibedakan men
meningkat. jadi dua, yaitu return realisasi ( return yang ter
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 33

jadi atau dapat juga disebut return sesungguh Menurut Nopirin (1996) suku bunga ada
nya) dan return ekspektasi (return yang diharap lah biaya yang harus dibayar oleh peminjam
kan oleh investor). Return saham adalah tingkat atas pinjaman yang diterima dan merupakan
keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasi
suatu investasi yang dilakukannya (Ang, 1997). nya. Suku bunga mempengaruhi keputusan
individu terhadap pilihan membelanjakan uang
Inflasi lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam
bentuk tabungan.
Menurut Samuelson (1992), inflasi me
nunjukkan suatu kondisi dimana terjadi pening Nilai Tukar (Exchange Rate)
katan arus harga secara umum yang pengukuran
nya dapat menggunakan perubahan Indeks Definisi nilai tukar atau kurs (foreign
Harga Konsumen (IHK) Ada berbagai cara exchange rate) antara lain dikemukakan oleh
untuk menggolongkan jenis inflasi, diantaranya Abimanyu (2004) adalah harga mata uang suatu
dengan cara menggolongkan inflasi berdasarkan negara relatif terhadap mata uang negara lain.
parah atau tidaknya suatu inflasi (Dornbusch & Karena nilai tukar ini mencakup dua mata uang,
Fischer, 1992 ) maka titik keseimbangannya ditentukan oleh sisi
Menurut Tandelilin (2010; h.342), inflasi penawaran dan permintaan dari kedua mata
merupakan kecenderungan terjadinya pening uang tersebut.
katan harga produk-produk secara keseluruh
an. Inflasi yang tinggi mengurangi tingkat Return On Asset (ROA)
pendapatan riil yang diperoleh investor dari
investasi. Sebaliknya,jika tingkat inflasi suatu Return On Asset (ROA)merupakan rasio
negara mengalami penurunan maka hal ini profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
merupakan sinyal yang positif bagi investor efektifitas perusahaan di dalam menghasil
seiring dengan turunnya resiko daya beli uang kan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
dan resiko penurunan pendapatan riil. yang dimilikinya.Menurut Ang (1997) ROA
merupakan rasio antara pendapatan bersih se
Tingkat Suku Bunga (Interest Rate) sudah pajak (Net Income After Tax- NIAT)
terhadap total asset.
Pengertian dari suku bunga adalah harga Menurut Dendawijaya (2003), semakin
dari penggunaan uang untuk jangka waktu besar ROA suatu perusahaan maka semakin
tertentu atau harga dari penggunaan uang yang baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi
dipergunakan pada saat ini dan akan dikembali penggunaan aset. Dengan pencapaian laba
kan pada saat mendatang. Menurut Laksmono yang tinggi, maka investor dapat meng
(2001), nilai suku bunga domestik di Indonesia harapkan keuntungan dari deviden karena
sangat terkait dengan tingkat suku bunga inte pada hakikatnya dalam ekonomi konvesional,
rnasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar motif investasi adalah untuk memperoleh laba
keuangan domestik terhadap pasar keuangan yang tinggi, maka apabila suatu saham meng
internasional serta kebijakan nilai tukar mata hasilkan deviden yang tinggi ketertarikan
uang yang kurang fleksibel. investor juga akan meningkat, sehingga kon
Menurut Iswardono (1999), kenaikan suku disi tersebut akan berdampak pada peningkat
bunga akan berakibat terhadap menurunnya an harga saham
return saham begitu juga sebaliknya. Dalam
menghadapi kenaikan suku bunga, para peme Debt to Equity Ratio (DER)
gang saham akan menahan sahamnya sampai
tingkat suku bunga kembali pada tingkat yang Menurut Darsono dan Ashari (2005),
dianggap normal. Sebaliknya, jika tingkat suku Debt to Equity Ratio adalah rasio yang me
bunga jangka panjang meningkat maka peme nunjukkan persentase penyedia dana oleh
gang saham cenderung menjual sahamnya pemegang saham terhadap pemberi pinjaman.
karena harga jualnya tinggi. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pen
34 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

danaan perusahaan yang disediakan oleh pe menemukan bahwa tingkat inflasi mempe
megang saham. Dari perspektif kemampu ngaruhi secara positif dan signifikan ter
an membayar kewajiban jangka panjang, se hadap harga saham. Serkan Yilmaz Kandir
makin rendah rasio akan semakin baik ke (2008) juga menemukan bahwa tingkat
mampuan perusahaan dalam membayar kewajib inflasi berpengaruh secara signifikan ter
an jangka panjangnya. hadap tiga dari dua belas portofolio yang
diteliti dan berpengaruh secara positif.
Ukuran Perusahaan (Size)
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hayat dan
Menurut Ferry dan Jones (1979) me Nisar Ahmed (2014) menunjukkan hasil
nyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah suatu bahwa tingkat suku bunga berpengaruh
skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil negatif dan signifikan terhadap return
nya perusahaan menurut berbagai cara, antara saham, namun hasil penelitian ini berbeda
lain: total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar dengan penelitian yang dilakukan oleh
saham, kapitalisasi pasar, dan lain-lain yang Ouma dan Muriu (2014), yang menunjuk
semuanya berkorelasi tinggi.Semakin besar total kan hasil bahwa tingkat suku bunga tidak
aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham, berpengaruh terhadap return saham.
dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula
ukuran perusahaan tersebut. 3. Penelitian tentang nilai tukar terhadap
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, return saham, diantaranya sudah dilakukan
maka kecenderungan menggunakan modal asing oleh Ouma dan Muriu (2014), Kirui,
juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena Wawire dan Onono (2014) yang menyata
perusahaan besar membutuhkan dana yang kan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif
besar pula untuk menunjang operasionalnya, signifikan terhadap return saham. Hasil
dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah penelitian tersebut berbeda dengan peneliti
dengan modal asing apabila modal sendiri tidak an yang dilakukan oleh Okwuchukwu (2014),
mencukupi (Abdul Halim, 2007). Hayat dan Nisar Ahmed (2014), menyata
kan bahwa nilai tukar berpengaruh positif
Penelitian Terdahulu dan signifikan terhadap return saham.

Beberapa peneliti telah melakukan2. 4. Penelitian tentang ROA sudah dilakukan


penelitian yang berkaitan dengan faktor eko Heikal, Khaddafi, Ummah (2014) memberi
nomi makro dan faktor fundamental yang kan hasil bahwa ROA berpengaruh positif
dihubungkan dengan prediksi return saham. signifikan terhadap return saham. Pene
Hasil dari beberapa peneliti akan diguna litian yang dilakukan oleh Dzuhri (2013)
kan sebagai bahan referensi dan perban yang meneliti tentang pengaruh return on
dingan dalam penelitian ini. asset (ROA), return on equity (ROE) dan
debt to equity ratio (DER) terhadap return
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ouma dan saham (studi pada perusahaan yang listing
Muriu (2014), Okwuchukwu (2014) memberi di Jakarta Islamic Index Periode 2009 -
kan hasil bahwa inflasi berpengaruh 2011) dengan hasil ROA berpengaruh
negatif signifikan terhadap return saham, positif dan signifikan terhadap return
namun hasil penelitian ini berbeda dengan saham. Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sangkyun penelitian yang dilakukan oleh Bukit
(1997), Mok (2004), Kirui dan Onono (2012), yang menunjukkan hasil ROA tidak
(2014) yang menemukan bahwa inflasi berpengaruh terhadap return saham.
tidak berpengaruh secara signifikan ter3.
hadap return saham. Namun, hasil yang 5. Penelitian tentang Debt to Equity Ratio
diperoleh berbeda dengan hasil penelitian (DER) sudah dilakukan oleh Acheampong,
yang dilakukan oleh Hooker (2004) yang Agalega & Shibu (2014) yang menyatakan
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 35

bahwa DER berpengaruh negatif signifikan Ouma dan Muriu (2014), Okwuchukwu (2014)
terhadap return saham. Namun, hal ini memberikan hasil bahwa inflasi berpengaruh
tidak sejalan dengan penelitian Martani, negatif signifikan terhadap return saham.
Mulyono dan Khairurizka (2012), Komala Berdasar hubungan antar variabel yang di
dan Nugroho (2013), Gharaibeh (2014) dukung oleh konsep teori di atas maka hipotesis
dinyatakan bahwa DER tidak berpengaruh yang diujikan dalam penelitian ini adalah:
terhadap return saham.
H1: Inflasi berpengaruh negatif terhadap return
6. Penelitian tentang ukuran perusahaan sudah saham perusahaan property dan real estate
pernah dilakukan oleh Acheampong, Aga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
lega & Shibu (2014), Arslan, dan Zaman Tahun 2009 sampai 2014.
(2014) yang menunjukkan hasil bahwa uku
ran perusahaan (size) berpengaruh positif Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap
dan signifikan terhadap return saham. Hasil Return Saham
penelitian ini berbeda dengan yang dilaku
kan oleh Jundan (2012), Suwarta (2014) Menurut Nopirin (1996) suku bunga
dengan hasil ukuran perusahaan tidak ber adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam
pengaruh terhadap return saham. atas pinjaman yang diterima dan merupakan
imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasi
Pengembangan Hipotesis nya. Tingkat suku bunga adalah harga dari
penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu
Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham atau harga dari penggunaan uang yang diper
gunakan pada saat ini dan akan dikembalikan
Menurut Samuelson (1992), inflasi me pada saat mendatang (Herman, 2003). Keynes
nunjukkan suatu kondisi dimana terjadi pening (Boediono, 1985) berpendapat bahwa tingkat
katan arus harga secara umum yang pengukuran suku bunga ditentukan oleh permintaan dan
nya dapat menggunakan perubahan Indeks penawaran uang. Apabila penawaran uang tetap,
Harga Konsumen (IHK). Pada dasarnya kenaik semakin tinggi pendapatan nasional semakin
an laju inflasi tidak disukai oleh para pelaku tinggi tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga
pasar modal karena akan meningkatkan biaya yang tinggi dapat mempengaruhi investasi
produksi yang akhirnya berdampak buruk walaupun pengaruhnya sangat terbatas (Iswar
terhadap harga dan pendapatan (Samuelson, dono,1999 dalam Sugeng, 2004). Menurut
1992 dalam Mudji dan udjilah, 2003). Selain Iswardono (1999, dalam Sugeng, 2004), kenai
itu tingkat inflasi yang tinggi menunjukkan kan suku bunga akan berakibat terhadap me
bahwa resiko investasi cukup besar sebab inflasi nurunnya return saham begitu juga sebaliknya.
yang tinggi akan mengurangi tingkat pengem Dalam menghadapi kenaikan suku bunga, para
balian (rate of return) dari investor (Nurdin, pemegang saham akan menahan sahamnya
1999). Tandelilin (2010), menyatakan bahwa sampai tingkat suku bunga kembali pada tingkat
inflasi merupakan kecenderungan terjadinya yang dianggap normal. Kenaikan suku bunga
peningkatan harga produk - produk secara ke akan sangat berpengaruh bagi pelaku pasar
seluruhan. Inflasi yang tinggi mengurangi modal. Akibat meningkatnya suku bunga, para
tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor pemilik modal akan lebih senang untuk meng
dari investasi. investasikan uangnya di bank dari pada ber
Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu nega investasi dalam bentuk saham (Dornbusch &
ra mengalami penurunan maka hal ini meru Fischer, 1992). Konsep teori yang dikemukakan
pakan sinyal yang positif bagi investor se oleh beberapa peeliti diatas diperkuat oleh hasil
iring dengan turunnya resiko daya beli uang penelitian yang dilakukan oleh Hayat dan Nisar
dan resiko penurunan pendapatan riil. Hasil Ahmed (2014) yang menunjukkan hasil bahwa
penelitian yang memperkuat konsep teori di tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan
atas adalah Penelitian yang dilakukan oleh signifikan terhadap return saham, sehingga
36 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

hipotesis kedua yang diujikan dalam penelitian perusahaan.Meningkatkan ROA berarti disisi
ini adalah: lain juga meningkatkan pendapatan bersih
perusahaan yang berarti nilai penjualan juga
H2: Tingkat suku bunga berpengaruh negatif akan meningkat. Perusahaan yang nilai pen
terhadap return saham perusahaan pro jualannya meningkat, akan mendorong ter
perty dan real estate yang terdaftar di jadinya peningkatan laba yang menunjukkan
Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 sampai kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi
2014 baik. Kondisi seperti ini akan mudah untuk
menarik investor, karena para investor lebih
Pengaruh Nilai Tukar terhadap Return suka berinvestasi pada perusahaan yang
Saham memiliki profitabilitas tinggi.
Menurut Jogiyanto (2000: 392), informasi
Nilai tukar atau kurs adalah harga valuta yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman
asing yang dinilai dalam rupiah (Mudrajad akan memberikan signal bagi investor dalam
Kuncoro, 1996). Nilai tukar mata uang pengambilan keputusan investasi.Jika pengumu
(exchange rate) atau sering disebut kurs merupa man tersebut mengandung nilai positif, maka
kan harga mata uang terhadap mata uang diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
lainnya. Madura (1995), menyatakan bahwa pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada
nilai tukar mata uang merupakan harga mata waktu informasi diumumkan dan semua pelaku
uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku
uang negara lainya. Melemahnya nilai tukar pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan
menganalisis informasi tersebut sebagai signal
domestik terhadap mata uang asing (seperti
baik (good news) atau signal buruk (bad news).
Rupiah terhadap US Dollar) memberikan peng
Jika pengumuman informasi tersebut sebagai
aruh yang negatif terhadap pasar ekuitas karena signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan
pasar ekuitas menjadi tidak punya daya tarik. dalam volume perdagangan saham. Salah satu
Hasil penelitian yang mendukung pengaruh nilai jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
tukar terhadap return saham sudah di lakukan yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar
oleh Ouma dan Muriu (2014), Kirui, Wawire perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah
dan Onono (2014) yang menyatakan bahwa laporan tahunan.
nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan ter ROA digunakan untuk mengukur se
hadap return saham. Berdasar konsep teori yang berapa besar laba bersih yang dapat diperoleh
didukung oleh peneliti terdahulu di atas maka dari seluruh kekayaan (aktiva) yang dimiliki
hipotesis ketiga yang diujikan dalam penelitian perusahaan. Rasio ROA yang positif menunjuk
ini adalah: kan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan
untuk beroperasi perusahaan mampu mem
H3: Nilai Tukar berpengaruh negatif terhadap berikan laba bagi perusahaan, sebaliknya apa
return saham perusahaan property dan real bila ROA yang negatif menunjukkan bahwa
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indo dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan
nesia Tahun 2009 sampai 2014 mendapat kerugian. Rasio–rasio tersebut dapat
diukur dengan teori signaling untuk me
Pengaruh Return On Asset (ROA) ngetahui pengaruhnya terhadap return saham
terhadap Return Saham yaitu dengan asumsi karena adanya informasi–
informasi. Pada dasarnya para investor me
Return On Asset diperoleh dengan miliki informasi– informasi tentang prospek
cara membandingkan antara Net Income perusahaan yang akan menjadi target untuk
After Tax (NIAT) yang diartikan sebagai pen Informasi berupa Return On Asset (ROA) atau
dapatan bersih sesudah pajak dengan total tingkat pengembalian terhadap aset atau juga
asset. ROA menunjukkan kinerja keuangan seberapa besar laba yang didapat dari aset yang
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih digunakan. Dengan demikian jika ROA tinggi
dari aktiva yang digunakan untuk operasional maka akan menjadi sinyal yang baik bagi para
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 37

investor, karena dengan ROA tinggi me yang akan datang.


nunjukkan kinerja perusahaan tersebut baik, Debt to Equity Ratio (DER) merupakan
maka investor akan tertarik untuk meng perbandingan antara hutang dan modal
investasikan dananya yang berupa surat ber sendiri.DER memberikan jaminan tentang se
harga atau saham. Dengan permintaan saham berapa besar hutang perusahaan yang di
yang banyak maka harga saham akan me jamin dengan modal sendiri perusahaan yang
ningkat dan return sahampun akan ikut me digunakan sebagai sumber pendanaan usaha
ningkat (Ang, 1997). Tingkat Debt to Equity Ratio
Dengan semakin meningkatnya dividen (DER) yang tinggi menunjukkan komposisi
yang diterima oleh para pemegang saham total hutang (hutang jangka pendek dan hutang
akan menjadi daya tarik tersendiri untuk jangka panjang) semakin besar apabila diban
tetap menanamkan sahamnya dan para calon dingkan dengan total modal sendiri, sehingga
investor untuk menanamkan sahamnya ke ini akan berdampak pada semakin besar pula
dalam perusahaan tersebut.Hal ini akan men beban perusahaan terhadap pihak eksternal
dorong peningkatan harga saham yang pada (para kreditur). Semakin besar nilai DER me
akhirnya akan meningkatkan return saham nandakan bahwa struktur permodalan usaha
yang akan diterima para investor. Berdasar lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang
kan uraian diatas maka dapat diperoleh relatif terhadap ekuitas.
hipotesis yaitu: Debt to Equity Ratio dipergunakan untuk
mengukur tingkat penggunaan utang terhadap
H4: Return on Asset (ROA) berpengaruh positif total shareholders’ equity yang dimiliki per
terhadap return saham perusahaan property usahaan. Total debt merupakan total liabilities
dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek (jangka pendek/jangka panjang), sedangkan
Indonesia Tahun 2009 sampai 2014. total shareholder equity menunjukkan total
modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Per
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) usahaan yang sedang berkembang dan tumbuh
terhadap Return Saham hampir pasti akan memerlukan sumber pen
danaan untuk mendanai operasional perusahaan.
Teori pecking order merupakan suatu Perusahaan tersebut memerlukan banyak dana
urutan keputusan pendanaan dimana para operasional yang tidak mungkin dapat dipenuhi
manajer pertama kali akan memilih untuk hanya dari modal sendiri yang dimiliki per
menggunakan laba ditahan, kemudian hutang, usahaan. Sumber pendanaan yang bagi per
dan modal eksternal sebagai pilihan terakhir. usahaan diantaranya berasal dari hutang karena
Perusahaan-perusahaan yang profitable umum mempunyai kelebihan diantaranya; 1) bunga me
nya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal ngurangi pajak sehingga biaya hutang rendah, 2)
tersebut disebabkan perusahaan memerlukan kreditur memperoleh return terbatas sehingga
external financing yang sedikit. Perusahaan- pemegang saham tidak perlu berbagi ke
perusahaan yang kurang profitable cenderung untungan ketika kondisi bisnis sedang maju, 3)
mempunyai hutang yang lebih besar karena kreditur tidak memliki hak suara sehingga
alasan dana internal yang tidak mencukupi pemegang saham dapat mengendalikan per
kebutuhan dan karena hutang merupakan usahaan dengan penyertaan dana yang kecil.
sumber eksternal yang disukai. Dana eksternal Penggunaan hutang yang makin banyak, yang
lebih disukai dalam bentuk hutang daripada dicerminkan oleh debt ratio (rasio antara hutang
modal sendiri karena pertimbangan biaya emisi dengan total aktiva) yang makin besar, pada
hutang jangka panjang yang lebih murah perolehan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
dibanding dengan biaya emisi saham. Pecking yang sama akan menghasilkan laba per saham
order theory tidak secara eksplisit membahas yang lebih besar. Jika laba per saham me
risiko prospek perusahaan, walaupun urutan ningkat, maka akan berdampak pada meningkat
pendanaan didasarkan pada risiko atau kannya harga saham atau return saham, se
ketidakpastian prospek perusahaan pada masa
38 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

hingga secara teoritis DER akan berpengaruh bertahan dan berkembang dalam keadaan per
positif pada return saham. ekonomian yang sulit. Peneliti yang mendukung
Debt to equity ratio (DER) yang semakin adalah Acheampong, Agalega & Shibu (2014),
tinggi mencerminkan risiko perusahaan yang Arslan, dan Zaman (2014) yang menunjukkan
relatif tinggi, akibatnya para investor cende hasil bahwa ukuran perusahaan (size) berpeng
rung menghindari saham-saham yang memiliki aruh positif dan signifikan terhadap return
DER yang tinggi (Ang, 1997). Debt to Equity saham.
Ratio (DER) akan mempengaruhi kinerja per
usahaan dan menyebabkan apresiasi harga H6: Ukuran perusahaan (size) berpengaruh
saham. DER yang terlalu tinggi mempunyai positif signifikan terhadap return saham
dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, perusahaan property dan real estate yang
karena tingkat hutang yang semakin tinggi terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
menandakan beban bunga perusahaan akan 2009 sampai 2014
semakin besar dan mengurangi keuntungan.
Sehingga semakin tinggi hutang (DER) Model Empirik Penelitian
cenderung menurunkan return saham.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diper Berdasarkan latar belakang masalah,
oleh hipostesis yaitu perumusan masalah, tujuan penelitian, dan
peneliti terdahulu yang telah dikemukakan
H5: Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh diatas maka hubungan antar variabel dalam
negatif signifikan terhadap return saham penelitian ini dapat dinyatakan dalam se
perusahaan property dan real estate yang buah kerangka pemikiran teoritis.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Kerangka pemikiran teoritis dapat di
2009 sampai 2014 tunjukkan oleh model gambar 2 sebagai
berikut :
Pengaruh SIZE terhadap Return Saham

Ferry dan Jones (1979) menyatakan Gambar 2. Model Empirik Penelitian


bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala
dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya
perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: Inflasi
total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar
saham, kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan
(size) menggambarkan besar kecilnya suatu Suku Bunga
perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva,
nilai kapitalisasi pasar, jumlah penjualan, rata-
rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aktiva. Nilai Tukar
Perusahaan yang berskala besar akan lebih
mudah memperoleh pinjaman dibandingkan
dengan perusahaan kecil. Perusahaan yang besar Return
ROA Saham
memiliki pertumbuhan yang relatif lebih besar
dibandingkan perusahaan kecil, sehingga tingkat
pengembalian (return) saham perusahaan besar
lebih besar dibandingkan return saham per DER
usahaan berskala kecil. Oleh karena itu, investor
cenderung memilih perusahaan berskala besar
dengan harapan memperoleh keuntungan SIZE
(return) yang besar pula
Agung Sugiarto (2011) mengemukakan
bahwa perusahaan kecil akan lebih sulit untuk
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 39

METODE PENELITIAN sampai dengan 2014

Obyek Penelitian c. Saham perusahaan Real Estate dan


Property yang aktif diperdagangkan pada
Obyek dari penelitian ini adalah periode 2011 sampai dengan 2014 di BEI.
perusahaan-perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) d. Perusahaan Real estate and Property
mulai tahun 2009 s/d 2014. Bursa Efek Indo yang mempunyai return positif selama
nesia dipilih karena memperdagangkan surat tahun 2009 sampai dengan 2014.
berharga yang lengkap dan semua perusahaan
yang listing di Indonesia melalui Bursa Efek Jumlah populasi pada industri real estate and
Indonesia. property yang memenuhi kriteria adalah se
banyak 47 perusahaan yang terdaftar di Bursa
Jenis dan Sumber Data Efek Indonesia tahun 2009-2014.

Jenis data yang digunakan merupakan Analisis Regresi Berganda


data sekunder, dan telah dipublikasikan oleh
Bursa Efek Indonesia melalui ICMD tahun 2011 Teknik analisis data yang dilakukan
sampai dengan tahun 2014 dan Pusat Referensi dalam penelitian ini adalah analisis regresi
Pasar Modal (PRPM). Disamping dari dari dua berganda. Analisis regresi berganda adalah
sumber tersebut, data juga diambil dari laporan teknik statistik melalui koefisien parameter
tahunan Bank Indonesia tahun 2011 sampai untuk mengetahui besarnya pengaruh varia
dengan tahun 2014 serta Biro Pusat Statistik bel independen terhadap variabel dependen.
(BPS). Pengujian terhadap hipotesis baik secara
Data-data yang diperoleh telah dipublikasi parsial maupun simultan dilakukan setelah
kan melalui ICMD antara lain berupa harga model regresi yang digunakan bebas dari pe
saham, Return on Asset (ROA), Debt to Equity langgaran asumsi klasik. Tujuannya adalah
Ratio (DER) dan Total Asset (size). Sedangkan agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan
data-data yang diperoleh telah dipublikasikan secara tepat dan efisien. Persamaan regresi
melalui Bank Indonesia dan Biro Pusat Statistik tersebut adalah sebagai berikut:
antara lain: inflasi, tingkat bunga dan Nilai
tukar Rupiah terhadap Dollar US. Y= a0 + b1Inf + b2Ir + b3Exr+ b4ROA+
b5DER + b6Size+e
Populasi dan Sampel
Keterangan :
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan pada industri real estate Y = Return saham
and property sebanyak 47 perusahaan yang A0 = konstanta
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode B1n= koefisien regresi
2009 sampai 2014. Teknik pengambilan Inf = Inflasi
sampel dilakukan menggunakan metode Ir = Tingkat Suku Bunga
purposive sampling dengan kriteria: Exr = Nilai Tukar
ROA= Return On Asset (ROA)
a. Perusahaan Property dan Real Estate dijadi DER= Debt to Equity Ratio (DER)
kan sampel dengan asumsi nilainya tidak Size = Ukuran Perusahaan (Size)
mengalami penurunan. e = error

b. Perusahaan Real estate and Property Uji Model


yang secara konsisten terdaftar di Bursa Menurut Ghozali(2006), ketepatan fungsi
Efek Indonesia selama periode amatan 2009 regresi dalam mengestimasi nilai aktual dapat
40 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

diukur dari Goodness of Fit-nya. Secara Uji Normalitas


statistik dapat diukur dari nilai statistik F ,
nilai statistik F dan koefisien determinasinya. Uji normalitas bertujuan untuk menguji
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan apakah dalam suatu model regresi linier
secara statistik apabila nilai uji yang dikehen variabel terikat dan variabel bebas keduanya
daki statistiknya berada dalam daerah kritis mempunyai distribusi normal atau tidak.
(daerah dimana Ho ditolak). Baik tidaknya Model regresi yang baik adalah yang me
suatu model regresi dapat diketahui melalui Uji miliki distribusi data normal atau mendekati
Anova (Uji F) dan melalui nilai Koefisien normal (Ghozali, 2006). Alat analisis yang
Determinasi (adjusted R Squared) digunakan dalam uji ini adalah uji Skewness.
Dasar pengambilan keputusan normal atau
Uji Anova tidaknya data yang diolah adalah jika nilai
Statistik Skewness dibagi nilai standard error <
Uji statistik F ( u j i A n o v a ) pada 1,96, maka distribusi sampel normal. Jika nilai
dasarnya menunjukkan apakah semua varia Statistik Skewness dibagi nilai standard error >
bel bebas yang dimasukkan dalam model 1,96, maka distribusi sampel tidak normal.
mempunyai pengaruh secara simultan tera.
hadap variabel terikat. Suatu model regresi di Uji Multikolinieritas
nyatakan baik (goodness of Fit) jika dari uji
Anova menghasilkan nilai kesalahan maksi Uji Multikolinieritas bertujuan untuk me
mum (sig.) kurang dari 5%. nguji apakah model regresi ditemukan ada
nya korelasi antar variabel bebas (inde
Koefisien Determinasi (adjusted R Squared) penden). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas
Koefisien determinasi (adjusted R2) (Ghozali,2006). Untuk mendeteksi ada atau
pada intinya mengukur seberapa jauh kemam tidaknya multikolinieritas dalam model
puan model dalam menerangkan variasi regresi ini adalah dengan menganalisis
variabel dependen. Besarnya koefisien matrik kore lasi variabel-variabel bebas dan
determinasi adalah 0 sampai dengan 1. apabila kore lasinya signifikan antar variabel
2 bebas tersebut maka terjadi multikolinieritas.
Nilai adj ust ed R yang kecil berarti kemam
Seperti yang dijelaskan oleh Ghozali (2011)
puan variabel-variabel independen dalam
sebagai berikut :
menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel - variabel independen memberikan a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu esti
hampir semua informasi yang dibutuhkan masi model regresi empiris sangat tinggi,
untuk memprediksi variasi variabel dependen tetapi secara individual variabel-variabel
(Ghozali, 2006). independen banyak yang tidak signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
Pengujian Asumsi Klasik
b. Menganalisis matriks korelasi variabel-
Uji asumsi klasik digunakan untuk me variabel independen. Jika antar variabel
ngetahui apakah hasil analisis regresi linier independen terjadi korelasi yang cukup
berganda yang digunakan untuk menganalisis tinggi (umumnya > 0,90), maka indikasi
dalam penelitian ini terbebas dari penyimpa terjadi multikolinearitas. Tidak adanya
ngan asumsi klasik yang meliputi uji norma nilai korelasi yang tinggi antar variabel
litas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan independen tidak berarti bebas dan
autokorelasi. Adapun masing-masing peng multikolinieritas. Multikolinieritas dapat
ujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: terjadi karena kombinasi dua atau lebih
variabel independen.
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 41

c. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai linier terdapat korelasi antara pengganggu
tolerance dan lawannya yaitu variance pada periode t dengan kesalahan pada
inflactor factor (VIF). Kedua variabel ini periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006).
menunjukkan setiap variabel independen Alat analisis yang digunakan adalah uji
manakah yang dijelaskan oleh variabel Durbin – Watson Statistic. Apabila nilai
independen lainnya. Tolerance mengukur DW berada diantara nilai du dan 4-du
variabilitas variabel dependen yang ter dapat ddisimpulkan model regresi terbebas
pilih yang tidak dijelaskan oleh Variabel dari masalah autokorelasi.
independen lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan VIF yang Pengujian Hipotesis
tinggi. Batasan umum yang digunakan
untuk mengukur multikolinieritas adalah Pengujian hipotesis dilakukan untuk me
tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 maka ngetahui secara parsial variabel bebas ber
terjadi multikolinieritas. pengaruh secara signifikan atau tidak terhadap
variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan
Uji Heteroskedastisitas menggunakan uji dua arah, Hipotesis yang
diujikan diterima apabila hasil pengujian
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menunjukkan t hitung yang lebih besar dari t
menguji apakah dalam model regresi terjadi table atau hasil pengujian menunjukkan nilai
ketidaksamaan varians dari residual satu peng sig. t kurang dari 5%.
amatan kepengamatan lain. Jika varians dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
tetap, maka disebut homoskedositas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Dan jika varians ber Hasil analisis pada tabel 1 menjelaskan bahwa:
beda maka disebut heteroskedas tisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedas 1. Return saham tertinggi sebesar 1.681 yang
tisitas atau tidak terjadi heteros kedasitas dimiliki oleh perusahaan Bakriland Develop
(Ghozali,2006). Deteksi ada tidaknya heteros ment Tbk, sedangkan return saham terendah
kedastisitas dapat dilakukan dengan melihat sebesar 0.010 yang dimiliki oleh perusahaan
ada tidaknya pola tertentu pada grafik Kawasan Industri Jababeka. Rata-rata return
scatterplot antara SRESID dan ZPRED di saham sebesar 0.58287 dengan tingkat
mana sumbu Y’ adalah Y yang diprediksi, kesenjangan sebesar 0.430666. Melihat
dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y besarnya nilai kesenjangan tersebut dapat
sesungguhnya) yang telah di studentized disimpulkan bahwa perusahaan yang menjadi
(Ghozali,2006).Selain dengan menggunakan obyek pengamatan tidak mempunyai
analisis grafik, pengujian heteroskedastisitas fluktuasi yang tinggi.
dapat dilakukan dengan uji Park. Uji ini
meregresi nilai In residual kuadrat terhadap 2. Inflasi (inf) saham tertinggi sebesar 0.735
variabel independen. Jika variable independen yang dimiliki oleh perusahaan Ciputra Deve
signifikan secara statistik mempengaruh lopment Tbk, sedangkan inflasi terendah
variable dependen, maka ada indikasi terjadi sebesar -0.84 yang dimiliki oleh perusahaan
heteroskedastisitas. Jika probabilitas signi Modernland Realty Ltd. Tbk. Rata-rata
fikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%, inflasi sebesar -0.07748 dengan tingkat
maka dapat disimpulkan model regresi tidak kesenjangan sebesar 0.325493. Melihat
mengandung heteroskedastisitas (Ghozali, besarnya nilai kesenjangan tersebut dapat
2006). disimpulkan bahwa perusahaan yang menjadi
obyek pengamatan mempunyai fluktuasi
Uji Autokorelasi yang tinggi, hal ini didasarkan nilai standard
Uji Autokorelasi bertujuan untuk me Deviasi melebihi 30% dari nilai rata-rata.
ngetahui apakah dalam suatu model regresi
42 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

3. Tingkat suku bunga (ir) tertinggi sebesar 0.79 Karawaci Tbk., sedangkan nilai terendah
yang dimiliki oleh perusahaan Suryamas sebesar 11.59 yang dimiliki oleh Metro
Dutamakmur Tbk, sedangkan tingkat suku Realty Tbk.. Rata-rata ukuran perusahaan
bunga terendah sebesar -0.680 yang dimiliki sebesar 20.6532 dengan tingkat kesenjangan
oleh perusahaan Roda Vivatex Tbk. Rata-rata sebesar 6.33418. Melihat besarnya nilai ke
tingkat suku bunga saham sebesar -0.08582 senjangan tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan tingkat kesenjangan sebesar perusahaan yang menjadi obyek pengamatan
0.283894.Melihat besarnya nilai kesenjangan tidak mempunyai fluktuasi yang tinggi.
tersebut dapat disimpulkan bahwa perusaha
an yang menjadi obyek pengamatan tidak Uji Model
mempunyai fluktuasi yang tinggi
Pengujian model dalam penelitian ini ber
4. Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar tujuan untuk mengetahui apakah model regresi
tertinggi sebesar 0.657 yang dimiliki oleh yang digunakan bisa menjelaskan kemampuan
perusahaan Ciputra Development Tbk, variable independen terhadap variable dependen
sedangkan nilai terendah sebesar -0.640 yang serta mengetahui apakah semua variable inde
dimiliki oleh Modernland Realty Ltd. Tbk. penden berpengaruh terhadap variable depen
Rata-rata nilai tukar sebesar 0.16148 dengan den.
tingkat kesenjangan sebesar 0.273624.
Melihat besarnya nilai kesenjangan tersebut Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang Hasil koefisien determinasi pada table 2
menjadi obyek pengamatan tidak mempunyai menjelaskan bahwa nilai Adjusted R Square
fluktuasi yang tinggi sebesar 0,194. Hal ini berarti kemampuan
inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar Rupiah
5. Return on Asset (ROA) tertinggi sebesar terhadap US Dollar, Return on Asset (ROA),
27.330 yang dimiliki oleh perusahaan Jakarta Debt to Equity Ratio (DER) dan ukuran per
International Hotels & Development, sedang usahaan (size) dalam menjelaskan variasi return
kan Return on Asset (ROA) terendah sebesar saham sebesar 19.4% sedangkan sisanya (100-
-9.240 yang dimiliki oleh perusahaan Bhuwa 19.4) sebesar 80.6% dijelaskan oleh variabel
natala Indah Permai Tbk.. Rata-rata ROA lain yang tidak dikutkan dalam penelitian ini..
saham sebesar 6.86025 dengan tingkat
kesenjangan sebesar 5.531157. Melihat besar Uji Anova
nya nilai kesenjangan tersebut dapat disimpul
kan bahwa perusahaan yang menjadi obyek Hasil uji Anova pada table.3 menjelaskan
pengamatan tidak mempunyai fluktuasi yang bahwa besarnya F hitung sebear 5.123 dengan
tinggi signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti secara
bersama-sama variable bebas yang terdiri dari
6. Debt to Equity Ratio (DER) tertinggi sebesar inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar Rupiah
2.270 yang dimiliki oleh perusahaan Summa terhadap US Dollar, Return on Asset (ROA),
recon Agung Tbk., sedangkan terendah Debt to Equity Ratio (DER) dan ukuran
sebesar 0.02 yang dimiliki oleh perusahaan perusahaan (size) mampu menjelaskan perubah
Laguna Cipta Griya Tbk. Rata-rata DER an pada return saham. Kesimpulan yang dapat
sebesar 0.85553 dengan tingkat kesenjangan diambil adalah bahwa model yang digunakan
sebesar 0.543067. Melihat besarnya nilai ke dalam penelitian ini memenuhi asumsi goodness
senjangan tersebut dapat disimpulkan bahwa of fit model.
perusahaan yang menjadi obyek pengamatan
tidak mempunyai fluktuasi yang tinggi Uji Normalitas Data

7. Ukuran perusahaan (size) tertinggi sebesar Tabel 4 menjelaskan bahwa pengujian


31.26 yang dimiliki oleh perusahaan Lippo normalitas data dalam penelitian ini meng
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 43

gunakan uji Skeweness. Untuk mengetahui yang digunakan dalam penelitian ini terbebas
apakah data berdistribusi normal atau tidak dari masalah autokorelasi.
dilakukan dengan cara membagi nilai Skewness
dibagi dengan standard error apabila hasil Hasil Analisis Regresi
pembagian diperoleh nilai kurang dari 1,96 bisa
disimpulkan data berdistribusi Normal. Dari Pengujian hipotesis bertujuan untuk me
tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa nilai ngetahui bagaimana pengaruh variabel inde
Skewness sebesar 0.392 dibagi dengan standard penden yang meliputi inflasi, tingkat suku
error sebesar 0.237 diperoleh nilai sebesar bunga, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar,
1,654. Nilai tersebut kurang dari 1,96 maka Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio
dapat disimpulkan data-data yang digunakan (DER) dan ukuran perusahaan (size) terhadap
dalam penelitian ini berdistribusi secara normal. variabel dependen (return saham).
Hasil analisis regresi pada table 8 meng
Uji Asumsi Klasik hasilkan persamaan regresi seperti berikut:

Uji Multikoleniaritas Return = 0.377 -0.495 inf + 0.615ir + 0.718 er -


0.006 roa + 0.057 der + 0.016 size
Hasil analisis pada tabel 5 menunjukkan
bahwa variabel inflasi, tingkat suku bunga, nilai Hasil persamaan regresi di atas menunjuk
tukar Rupiah terhadap US Dollar, Return on kan bahwa variable nilai tukar Rupiah terhadap
Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan US Dollar (er) mempunyai pengaruh paling
ukuran perusahaan (size) memiliki nilai dominan dalam mempengaruhi return saham
tolerance di atas 0,01 dan nilai VIF kurang dari yaitu dengan koefisien regresi sebesar 0.718
10, maka dapat disimpulkan jika model regresi sedangkan ROA mempunyai pengaruh yang
yang dipakai dalam penelitian ini terbebas dari paling kecil yaitu sebesar -0,006.
permasalahan multikolinearitas.
Pengujian Hipotesis
Uji Heterokedastisitas
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
Hasil analisis dengan uji Glejser pada digunakan untuk menguji pengaruh variable
table 6 menunjukkan hasil bahwa semua independen meliputi inflasi, tingkat suku bunga,
variable independen yang terdiri dari inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, Return
tingkat suku bunga, nilai tukar Rupiah terhadap on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER)
US Dollar, Return on Asset (ROA), Debt to dan ukuran perusahaan (size) terhadap variabel
Equity Ratio (DER) dan ukuran perusahaan dependen (return saham). Untuk menguji
(size) mempunyai signifikansi di atas 0,05, hipotesis yang diujikan, dilakukan dengan uji
maka dapat disimpulkan jika dalam model secara individual (Uji t ).
regresi yang dipakai terbebas dari permasalahan
heterokedastisitas. Pengaruh inflasi terhadap return saham

Uji Autokorelasi Hasil analisis pada table 7 menunjukkan


bahwa inflasi (inf) berpengaruh negatif tidak
Hasil analisis dengan uji DW yang ter signifikan terhadap return saham. kesimpulan
lihat dalam table 7 di atas menunjukkan nilai ini didasarkan pada hasil analisis yang
sebesar 2.134, sementara tabel DW untuk menunjukkan bahwa besarnya nilai sig. t untuk
jumlah sampel 104 dengan K=6 menunjukkan variabel inflasi sebesar 0.002, dengan koefisien
nilai du sebesar 1,8040. Nilai Dw sebesar 2.134 regresi sebesar -0.495 dan t hitung sebesar -
lebih besar dari du dan nilai DW lebih kecil dari 3.159 karena nilai sig. t kurang dari 0,05 maka
4-du (4-1,8040)= 2.196, maka model regresi hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
inflasi berpengaruh negative signifikan terhadap
44 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

return saham dapat diterima. Hasil analisis ini dikemukakan oleh Iswardono (1999, dalam
menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh Sugeng,2004)yang menyatakan bahwa kenaikan
negative terhadap return saham yang berarti jika suku bunga akan berakibat terhadap menurun
inflasi meningkat return saham mengalami nya return saham begitu juga sebalik nya. Hasil
penurunan atau sebaliknya. analisis ini menunjukkan bahwa tingginya
Hasil penelitian ini mendukung penelitian tingkat suku bunga tidak berdampak pada
terdahulu yang dilakukan oleh Ouma dan Muriu menurunnya penjualan saham sektor property
(2014), Okwuchukwu (2014), Yasmeen Hayat dan dan real estate. Investor tidak tertarik dengan
Syed Nisar Ahmed (2014) namun tidak tingkat suku bunga yang tinggi dan investor
mendukung penelitian yang dilakukan oleh lebih memilih untuk menginvestasikan modal
Evans Kirui, Nelson H. W. Wawire & Perez O. nya ke sector property dan real estate karena
Onono (2014). Hasil penelitian ini memperkuat investor menganggap keuntungan yang diper
konsep teori tentang inflasi yang dikemukakan oleh dari suku bunga, sifatnya adalah keuntung
oleh Tandelilin (2010;h.342), yang menyatakan an jangka pendek dan returnnya kecil. Investor
bahwa inflasi merupakan kecenderungan terjadi lebih tertarik menginvestasikan modalnya ke
nya peningkatan harga produk-produk secara dalam sector property dan real estate karena
keseluruhan. Inflasi yang tinggi mengurangi beranggapan bahwa untuk jangka panjang inves
tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor tasi di sector properrty akan lebih menjanjikan
dari investasi. Hasil analisis ini menunjukkan yang berarti akan memperoleh keuntungan jadi
bahwa inflasi yang terjadi selama tahun 2009 walaupun tingkat suku bunga meningkat
sampai dengan 2014 menjadi pertimbangan bagi investor tetap tidak menarik dananya untuk
para investor dalam melakukan investasi di diinvestasikan dalam tabungan dan deposito.
sector property dan real estate. Inflasi yang
meningkat menjadikan daya beli masyarakat Pengaruh nilai tukar Rupiah terhadap return
menjadi lemah, hal ini karena harga-harga saham
mengalami peningkatan, investor cenderung
menghindari inflasi dan menjadikan daya beli Hasil analisis pada table 7 menunjukkan
masyarakat menurun menjadikan penjualan me bahwa nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar
nurun akibatnya pendapatan juga menurun. (er) berpengaruh positif signifikan terhadap
return saham. Kesimpulan ini didasarkan pada
Pengaruh tingkat suku bunga terhadap hasil analisis yang menunjukkan bahwa
return saham besarnya nilai sig. t untuk variabel nilasi tukar
Rupiah terhadap US Dollar (er) sebesar 0.000,
Hasil analisis pada table 7 menunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0.718 dan t
bahwa tingkat suku bunga (ir) berpengaruh hitung sebesar 4.253.Hasil analisis ini menunjuk
positif signifikan terhadap return saham. kan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan
kesimpulan ini didasarkan pada hasil analisis bahwa nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar
yang menunjukkan bahwa besarnya nilai sig. t (er) berpengaruh negative signifikan terhadap
untuk variabel tingkat suku bunga sebesar return saham tidak dapat diterima atau ditolak.
0.000, dengan koefisien regresi sebesar 0.615 Hasil analisis ini mendukung penelitian
dan t hitung sebesar 4,009. Hasil analisis ini yang dilakukan oleh Emenike Kalu O., Odili
menunjukkan bahwa hipotesis kedua yang Okwuchukwu, (2014), Yasmeen Hayat dan Syed
diujikan dalam penelitian ini yang menyatakan Nisar Ahmed (2014) namun tidak sejalan
bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dengan penelitiannya Wycliffe Nduga Ouma,
signifikan terhadap return saham tidak dapat Peter Muriu (2014) dan Kirui, Nelson H. W.
diterima. Wawire & Perez O. Onono (2014). Pengujian
Hasil analisis ini tidak mendukung hipotesis ini menunjukkan bahwa nilai tukar
penelitian yang dilakukan oleh Yasmeen Hayat Rupiah terhadap US Dollar selama tahun 2009
dan Syed Nisar Ahmed, (2014). Hasil analisis sampai 2014 menjadi perhatian yang berarti
ini cenderung bertentangan dengan yang bagi para investor, walaupun kenyataannya nilai
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 45

tukar Rupiah terhadap US Dollar mengalami menunjukkan bahwa besarnya nilai sig. t untuk
peningkatan tidak serta merta menurunkan variabel inflasi sebesar 0.455, dengan koefisien
minat investor untuk membeli property, karena regresi sebesar 0.057 dan t hitung sebesar 0.750
para investor memperkirakan investasi di sektor karena nilai sig. t lebih dari 0,05 maka hipotesis
ini akan memperoleh keuntungan untuk jangka kelima yang menyatakan Debt to Equity Ratio
panjang. (DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap
return saham ditolak.Hasil analisis menunjuk
Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap kan pengaruh yang positif antara DER terhadap
return saham return ini berarti semakin meningkat DER maka
akan meningkatkan return dan sebaliknya.
Hasil analisis pada table 7 menunjukkan Hasil penelitian ini tidak mendukung
bahwa Return on Asset (ROA) terhadap return penelitian yang dilakukan oleh Prince Acheam
saham berpengaruh negatif tidak signifikan pong, Evans Agalega & Albert Kwabena Shibu
terhadap return saham. Temuan ini didasarkan (2014) namun mendukung penelitian yang di
pada hasil analisis yang menunjukkan bahwa lakukan oleh Adnan Gharaibeh (2014). Hasil
besarnya nilai sig. t untuk variabel Return on analisis ini menunjukkan bahwa perusahaan
Asset (ROA) terhadap return saham sebesar pasti membutuhkan tambahan modal untuk
0.384, dengan koefisien regresi sebesar -0.006 meningkatkan usahanya, sehingga tambahan
dan t hitung sebesar -0.875. Hasil analisis ini dana tersebut dipenuhi dari pihak ketiga karena
menunjukkan bahwa hipotosis keempat yang dana internal tidak mencukupi. Sebagai bentuk
menyatakan bahwa Return on Asset (ROA) tanggung jawab besarnya hutang tersebut
berpengaruh positif signifikan terhadap return menjadikan perusahaan memasang target untuk
saham ditolak. memperoleeh keuntungan yang lebih besar,
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil dengan kondisi seperti ini perusahaan akan
penelitian Mohd. Heikal, Muammar Khaddafi, berkembang di masa mendatang.
Ainatul Ummah (2014) namun sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Inka Natasya Pengaruh ukuran perusahaan (size) terhadap
Hagaina Bukit (2012).Hasil analisis ini me return saham
nunjukkan jika perusahaan kurang efektif dalam
pemanfaatan aktivanya untuk menghasilkan Hasil analisis pada table 7 menunjukkan
keuntungan sehingga mengurangi minat inves bahwa ukuran perusahaan (size) berpengaruh
tor untuk membeli saham-saham perusahaan positif signifikan terhadap return saham.
property dan real eatate tesebut akibatnya pen Temuan ini didasarkan pada hasil analisis yang
dapatan perusahaan mengalami penurunan yang menunjukkan bahwa besarnya nilai sig. t untuk
akhirnya returnnya juga mengalami penurunan. variabel ukuran perusahaan (size) sebesar
Hasil analisis ini menunjukkan jika perusahaan 0.012, dengan koefisien regresi sebesar 0.016
property dan real estate yang menjadi sampel dan t hitung sebesar 2.552. Hasil analisis ini
penelitian ini adalah perusahaan yang ROA nya menunjukkan bahwa hipotesis keenam yang
rendah yang menjadikan informasi yang di diujikan dalam penelitian ini yang menyatakan
terima oleh investor kurang baik dan ini men bahwa ukuran perusahaan (size) berpengaruh
jadikan transaksi perdagangannya menjadi positif signifikan terhadap return saham dapat
rendah, dan berdampak pada perolehan return. diterima.
Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) yang dilakukan oleh Acheampong, Agalega &
terhadap return saham Shibu (2014), Arslan, dan Zaman (2014).
Ukuran perusahaan (size) menggambarkan besar
Hasil analisis pada table 7 menunjukkan kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan
bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata
positif tidak signifikan terhadap return saham. tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva.
Temuan ini didasarkan pada hasil analisis yang Hasil analisis ini menunjukkan jika investor
46 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

mempunyai kepercayaan bahwa perusahaan 3. Penelitian ini hanya meneliti perusahaan


yang assetnya besar akan mampu memperoleh pada sektor Property dan Real Estate yang
keuntungan yang besar dan juga memberikan terdaftar di BEI berturut-turut dari tahun
imbal balik yang besar dibandingkan dengan 2009-2014 sesuai dengan kriteria pene
perusahaan yang assetnya kecil. litian. Sehingga hasil yang ditunjukkan
tidak dapat digeneralisasikan untuk per
PENUTUP usahaan lain.
4. Hasil penelitian diperoleh Adjusted R
Simpulan Square sebesar 0,225 artinya seluruh
variable yang digunakan hanya memberi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kan kontribusi sebesar 22.5% terhadap
dilakukan mengenai pengaruh inflasi, tingkat perubahan pada return saham. Hal ini
suku bunga, nilai tukar Rupiah terhadap US menunjukkan masih ada variabel lain yang
Dollar, Return on Asset (ROA), Debt to Equity dapat mempengaruhi return saham.
Ratio (DER) dan ukuran perusahaan (size) ter
hadap return saham, dapat disimpulkan be Saran
berapa hal sebagai berikut.
1. Diharapkan penelitian yang akan datang
1. Inflasi berpengaruh negativ signifikan ter untuk menggunakan return harian atau bula
hadap Return saham. nan serta menggunakan perusahaan-perusaha
2. Tingkat suku bunga berpengaruh positif an lain tidak hanya pada sector property dan
signifikan terhadap Return saham realestate .
3. Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar ber 2. Memperpanjang periode pengamatan serta
pengaruh positif signifikan terhadap Return menggunakan jenis industri yang meng
saham hasilkan produk sejenis agar hasil yang diper
4. Return on Asset (ROA) berpengaruh oleh lebih baik. Serta dengan memperluas
negative tidak signifikan terhadap Return objek penelitian seperti perusahaan Manu
saham faktur, Food and Beverages, Adehesive,
5. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh Banking, Cement, Cabres, Agrikulture,
negative signifikan terhadap Return saham. Animal Food.
6. Ukuran perusahaan (size) berpengaruh 3. Bagi peneliti yang topik sejenis disaran
positif tidak signifikan terhadap Return kan untuk melakukan kajian lebih lanjut
saham. dengan menambah variabel variabel; bebas
lainnya, seperti quick ratio, current ratio dan
Keterbatasan lain lain, serta menambah atau memper
panjang periode penelitian dengan menggu
Penelitian ini masih memiliki kelemahan nakan data penelitian terbaru untuk men
yang disebabkan oleh keterbatasan-keterbatasan dapatkan hasil penelitian yang lebih bisa
berikut ini: mendekati fenomena - fenomena sesungguh
nya pada pasar modal Indonesia.
1. Return yang digunakan dalam penelitian ini
dibentuk berdasarkan selisih harga saham DAFTAR PUSTAKA
akhir tahun, sehingga perbedaan return
yang dihasilkan kurang nampak. Abimayu, Yoopi, (2004), Memahami Kurs
2. Penelitian ini hanya menggunakan faktor Valuta Asing, FE-UI, Jakarta
ekonomi makro dan rasio-rasio keuangan
Al Farooque, O., Tony Van Zijl., Dunstan, K.,
yang secara umum sering digunakan, se
Karim, W. (2005). A Simultaneous
hingga masih menghasilkan pengaruh yang
Equations Approach to Analysing the
relatif kecil.
Relationship Between Ownership
Structure and Performance in Bangladesh.
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 47

University of Auck-land Business School Halim. Abdul, (2005). Analisis Investasi, Salem
(Tamaki Division), Private Bag 92019, ba Empat, Jakarta
Auckland, New Zealand, Email: Hayat, Yasmeen dan Syed Nisar Ahmed,
keitha.dunstan@vuw.ac.nz, School of (2014), Impact of Inflation on Stock Ex
Accounting and Commercial Law, change Market Returns, European Aca
Victoria University of Wellington, PO demic Research , Vol. I, Issue 11/
Box 600, Wellington, New Zealand, February 2014
http://www.accounting-research.org.nz
Hooker, Mark A. (2004) “Macroeconomic
Asri, I Gusti Ayu Amanda Yulita, I Ketut Factors and Emerging Market Equity
Suwarta, (2014), Pengaruh Faktor Funda Returns: A Bayesian Model Selection
mental dan Ekonomi Makro Pada Return Approach”. Emerging Markets Review.
Saham Perusahaan Consumer Good,
5:379‐ 387
Jurnal Akuntansi, Universitas Udayana,
2014 Husnan, Suad, (2004), Dasar-Dasar Teori
Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogya
Bukit, Inka Natasya Hagaina, Achmad Herlanto
karta, UPP AMP YKPN
Anggono, (2012), The Effect of Price to
Book Value (PBV), Dividend Payout Iswardono. (1999). Suku Bunga Diturunkan
Ratio (DPR), Return on Equity (ROE), Investasi Akan Meningkat. Jurnal
Return on Asset (ROA), and Earning Per Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 14,
Share (EPS) Toward Stock Return of LQ No. 2, Hal 34-42.
45 for the Period of 2006-2011, Rev. Jundan Adi Wiratama. (2012). Pengaruh
Integr. Bus. Econ. Res. Vol 2(2) Informasi Laba, Arus Kas dan Size
Darsono dan Ashari, (2005). Pedoman Praktis Perusahaan terhadap Return Saham (Studi
Memahami Laporan Keuangan, Penerbit Empiris pada Perusahaan Manufaktur
Andi, Jakarta yang Terdaftar di BEI). Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Humanika, 2(1):h:1-25
Dendawijaya Lukman. (2003). Manajemen
Perbankan, Edisi kedua. Jakarta: Ghalia Kandir, Serkan Yilmaz (2008) ”Macroeconomic
Indonesia Variables, Firm Characteristics and Stock
Returns: Evidence from Turkey”. Inter
Dornbusch, Rudiger, dan Stanley Fischer,
national Research Journal of Finance and
Makroekonomi, Edisi Keempat, Penerbit
Economics ISSN 1450‐ 2887 Issue 16
Erlangga, Jakarta, (1992)
Kirui, Evans, Nelson H. W. Wawire & Perez O.
Dzuhri, Ahmad Agus (2013) Analisis pengaruh
Onono, (2014), Macroeconomic Varia
return on asset (ROA), return on equity
bles, Volatility and Stock Market Returns:
(ROE) dan debt to equity ratio (DER)
A Case of Nairobi Securities Exchange,
terhadap return saham (studi pada
Kenya, International Journal of Econo
perusahaan yang listing di Jakarta Islamic
mics and Finance; Vol. 6, No. 8
Index Periode 2009 - 2011
Laksmono, Didy, R, (2001), Suku Bunga
Emenike Kalu O, Odili Okwuchukwu, (2014),
Sebagai Salah Satu Indikator Inflasi
Stock Market Return Volatility and
Macroeconomic Variables in Nigeria, Nopirin. (1996). Ekonomi Moneter, Buku 2 Edisi 1.
International Journal of Empirical BPFE Yogyakarta.
Finance Vol. 2, No. 2, 2014, 75-82 Prince Acheampong, Evans Agalega & Albert
Ferri, Michael G.; W.H. Jones, (1979), Kwabena Shibu, (2014), The Effect of
Determinants of Financial Structure: A Financial Leverage and Market Size on
New Methodological Approach, The Stock Returns on the Ghana Stock
Journal Of Finance 34, 631-644. Exchange: Evidence from Selected Stocks
48 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

in the Manufacturing Sector, International International Journal of Contemporary


Journal of Financial Research Vol.5,No 1 Research Vol. 2 No. 12
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. Mok, Henry MK (1993) ”Causality of Interest
(1992). Makro Ekonomi, Edisi XIV. Alih Rate, Exchange rate, and Stock price at
bahasa: Haris Munandar. Jakarta : Stock Market Open and close in
Erlangga. Hongkong”. Asia Pacific Journal of
Management. Vol.X. Hal 123‐ 129
Sangkyun, Park (1997) “Rationality of negative
Stock Price Responses to Strong Ouma, Wycliffe Nduga, Dr. Peter Muriu,
Economics Activity”. Journal Financial (2014), The impact of macroeconomic
Analyst, Sept/Oct 1997 variables on stock market returns in
Kenya, International Journal of Business
Sudiyatno, Bambang, Moch. Irsad, (2011), and Commerce Vol. 3, No.11: July
Menguji Model Tiga Faktor Fama Dan
French Dalam Mempengaruhi Return Tandelilin, Eduardus, (2010), Portofolio dan
Saham Studi Pada Saham Lq45 Di Bursa Investasi teori dan aplikasi, Edisi
Efek Indonesia, Jurnal Bisnis dan Pertama, KANISIUS, Yogyakarta
Ekonomi, Vol. 18 No. 2 Yuliantari, Ni Nym Ayu. (2014). Pengaruh
Sudiyano, Bambang et al (2012), The Financial Ratio, Firm Size, Dan Cash
Company's Policy, Firm Performance, and Flow Operating Terhadap Return Share
Firm Value: An Empirical Research on Perusahaan F&B. E-Jurnal Akuntansi
Indonesia Stock Exchange, American Universitas Udayana 7.3 (2014): 547-558.
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 49

LAMPIRAN

Gambar 1
Perkembangan IHSG dan Nilai Rata-Rata Perdagangan Saham Harian

Sumber: Statistik Pasar Modal, OJK

Tabel 1. Deskripsi Variabel Penelitian

N
Valid Missing Mean Median Mode Std. Deviation Range Minimum Maximum
a
return 104 0 .58287 .53000 .290 .430666 1.671 .010 1.681
inf 104 0 -.07214 -.08500 -.180 .319632 1.575 -.840 .735
ir 104 0 -.05608 -.08436 -.090 .294045 1.470 -.680 .790
er 104 0 -.16148 -.21500 -.180 .273624 1.297 -.640 .657
roa 104 0 6.44083 5.59500 1.010 5.598337 36.570 -9.240 27.330
a
der 104 0 .77881 .70327 .070 .513791 2.250 .020 2.270
a
SIZE 104 0 20.0228 16.2416 11.59 6.38600 19.67 11.59 31.26
Sumber: Data sekunder yang diolah dalam lampiran

Tabel 2. Hasil Uji Model dengan Koefisien Determinasi

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .491 .241 .194 .386722 2.134
Sumber: Data sekunder yang diolah dalam lampiran
50 Bambang Sudarsono dan Bambang Sudiyatno Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Tabel .3. Hasil Uji Model dengan Anova

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 4.597 6 .766 5.123 .000

Residual 14.507 97 .150


Total 19.104 103
Sumber: data sekunder diolah dalam lampiran

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Unstandardized 104 -.68084 .92621 .0000000 .37528883 .392 .237


Residual
Valid N (listwise) 104
Sumber: data sekunder diolah dalam lampiran

Tabel 5. Hasil Uji Asumsi Klasik Multikoleniaritas

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
inf ,579 1,727
ir ,714 1,401
er ,681 1,468
roa ,914 1,094
der ,954 1,048
SIZE ,928 1,077
Sumber: data sekunder diolah dalam lampiran
Vol. 23 No. 1 Jurnal Bisnis dan Ekonomi 51

Tabel 6. Hasil Uji Asumsi Klasik Hetrokedastisitas dengan Uji Park


Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.495 .612 -4.074 .000

inf -1.230 .688 -.232 -1.788 .077

ir 1.100 .674 .191 1.632 .106


er 1.438 .741 .232 1.941 .055
roa -.004 .031 -.012 -.120 .904

der -.206 .333 -.062 -.617 .539


SIZE .004 .027 .017 .162 .872

Tabel 7. Hasil Analisis Regresi

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .377 .139 2.702 .008


inf -.495 .157 -.367 -3.159 .002

ir .615 .153 .420 4.009 .000


er .718 .169 .456 4.253 .000
roa -.006 .007 -.081 -.875 .384

der .057 .076 .068 .750 .455


SIZE .016 .006 .234 2.552 .012

Anda mungkin juga menyukai