net/publication/331556317
CITATIONS READS
0 3,661
2 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mohamad Awal Lakadjo on 06 March 2019.
Abstract
Persiapan pernikahan/perkawinan perlu dipahami oleh individu maupun pasangan karena memberi
dampak pada perkawinan, meliputi keinginan hidup bahagia, ekspektasi pada pasangan, dan persepsi
sikap dan preferensi. Bimbingan dan konseling pranikah merupakan upaya membantu individu maupun
pasangan dalam merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang dianggap penting dalam hal
pernikahan/perkawinan berbasis sumber daya pasangan untuk memiliki berbagai keterampilan dan
mengembangkan visi kehidupan pernikahan. Adapun bimbingan dan konseling pranikah disusun
berdasarkan konten, intensitas, metode, target, dan penyampaian.
Keywords: Bimbingan dan Konseling Pranikah, Masa Dewasa Awal, Program Pendidikan Pernikahan
(Bentley, 2007; & Friedman & Schustack, emosional menentukan intervensi persiapan
2016) yaitu tahap intimacy vs isolation. pernikahan (Duncan & Larson, 2014;
Tahapan ini menerangkan bahwa individu Elisabeth & Hinde, 1994; & Murray, 2004).
mengembangkan hubungan intim tau Artikel ini menguraikan bimbingan dan
romantis berlangsung dengan orang lain atau konseling pranikah untuk meningkatkan
tetap terisolasi dari lingkungan. Sebuah studi persiapan pernikahan pada masa dewasa
dengan sampel 572 individu yang terlibat awal. Pentingnya mempersiapkan pernikahan
pada hubungan romantis menunujukkan akan memberi dampak terhadap individu
adanya hubungan langung antara pola yang menjalani hubungan dengan pasangan,
menghindar dan kecemasan dengan keadaan maka pendidikan dan pelatihan perlu
afeksi positif dan negative (Meyer, Jones, didapatkan dalam mempersiapkan menjalani
Rorer, & Maxwell, 2014). Tujuan pada tahap hubungan pernikahan (Halford, Markman,
ini adalah mencari hubungan dengan sesama Kline, & Stanley, 2003; Jakubowski, Milne,
yang memiliki banyak kesamaan dan perlu Brunner, & Miller, 2004).
diinternalisasi untuk pemilihan calon 2. PEMBAHASAN
pasangan. Konsep Bimbingan dan Konseling
Persiapan pernikahan/perkawinan Pranikah
perlu dipahami oleh individu maupun Bimbingan dan konseling (BK)
pasangan karena memberi dampak pada pranikah tidaklah beridiri sendiri sebagai
perkawinan. Ekspektasi individu terhadap suatu konsep yang utuh, namun merupakan
pasangan sangat bermakna bagi individu konsep terapan dari program, pelatihan,
sebagai bentuk keinginan kepuasan pendidikan pernikahan maupun persiapan
hubungan pasangan (Heafner, Kang, Ki, & pernikahan atau pendidikan peningkatan
Tambling, 2016). Pengeksplorasian persepsi hubungan pasangan.
sikap dan preferensi penting dipahami oleh Relationship education atau
individu dalam persiapan pernikahan (L. M. pendidikan hubungan pasangan mengacu
Williams, 1992). Dalam persiapan pada upaya pendidikan atau program yang
pernikahan penyelidikan kepribadian memberikan keterampilan dan prinsip-
individu, karakteristik, dan kesiapan prinsip bagi individu yang termasuk
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI PERGURUAN TINGGI
Bandung, 6 April 2018
dan Protestan serta layanan konseling bantuan pada item-item individu yang
non denominasi. sangat penting sangat membantu
b. Empat bidang konten utama dalam dalam menafsirkan hasil. Pernikahan
FOCCUS berisi 19 skala terpisah kembali, kohabitasi, dan barang-
dikelompokkan sebagai berikut: barang antar agama disertakan. Bahan
Kecocokan kepribadian, gaya hidup tambahan tersedia.
dan teman, komunikasi dan e. Kekhawatiran. FOCCUS tidak
keterampilan pemecahan masalah, mengukur tiga faktor yang
pengikat dan integrator, seperti memprediksi kualitas perkawinan:
agama, nilai-nilai, dan kesiapan untuk penyakit mental orang tua, kesamaan
pernikahan, dan kategori ringkasan, kecerdasan, dan kesamaan status
seperti indikator masalah utama dan absolut.
isu keluarga asal. 3. RELATE
c. FOCCUS dapat diberikan kepada a. RELATE aadalah instrumen
pasangan individu atau kelompok berisikan 271 item dengan versi
pasangan. Hasil cetak komputer dari bahasa Inggris dan Spanyol
hasil daftar semua pernyataan untuk nondenominasional yang tersedia.
masing-masing dari 19 skala dan b. RELATE item mengukur faktor
menunjukkan di mana item mitra dalam empat area luas: Kepribadian
setuju satu sama lain dan dengan karakteristik, kesamaan nilai, latar
tanggapan yang disukai. belakang keluarga, dan pengalaman
d. Kekuatan FOCCUS termasuk hubungan (mis., keterampilan
ketersediaan beberapa versi untuk komunikasi pasangan).
pasangan yang tidak berbicara bahasa c. Keunikan dari RELATE karena tidak
Inggris atau memiliki masalah memerlukan bantuan dari konselor
membaca. Tiga opsi penilaian dalam menginterpretasikan hasil
tersedia. Area masalah utama mudah kepada pasangan. Ini mungkin
terdaftar dalam satu skala. Pola-pola disebabkan oleh presentasi yang
untuk studi pasangan dan konselor sederhana dan sederhana tentang
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI PERGURUAN TINGGI
Bandung, 6 April 2018
temuan dan penjelasan rinci tentang 1988), dan Couples Coping Enhancement
hasil dan pedoman apa yang harus Training (CCET) (Bodenmann & Shantinath,
dilakukan ketika perbedaan muncul. 2004). Hampir semua topic bahasan dalam
Tersedia panduan konselor yang program pelatihan keterampilan memiliki
menyediakan deskripsi tentang pembahasan yang sama seperti komunikasi
instrumen, deskripsi singkat tentang positif, manajemen konflik, dan ekspresi
bidang konten RELATE, informasi kasih sayang positif.
tentang administrasi dan penilaian Bimbingan dan Konseling Pranikah untuk
instrumen, dan panduan untuk Meningkatkan Persiapan Pernikahan
menggunakan RELATE dalam pada Masa Dewasa Awal
pengaturan konseling dan pengajaran. Persiapan pernikahan memberi dampak
d. Kekuatan. RELATE adalah terhadap individu yang menjalani hubungan
instrumen yang paling mudah dengan pasangan atau tanpa pasangan,
ditafsirkan dan paling mudah (Carroll, J.S. & Doherty, 2003; & Halford,
digunakan dalam kelompok besar dan 2004). Uraian singkat pada model program
pengaturan pengajaran. RELATE pendidikan pernikahan memberi gambaran
juga merupakan yang paling sederhana betapa kompleks hal yang perlu
komprehensif dan paling murah jika disiapkan dalam pelaksanaan program yang
menggunakan penilaian komputer. dimaksudkan.
e. Kekhawatiran. RELATE tidak Jika merujuk program pendidikan
mengukur satu faktor yang pernikahan sebelumnya maka program
memprediksi kualitas perkawinan: bimbingan dan konseling pranikah dapat
kesamaan status absolut. dilakukan sebagai upaya membantu individu
Pelatihan keterampilan dapat ditelusuri dalam proses perkembangannya. Usia
pada Couple Commitment And Relationship individu yang memasuki masa persiapan
Enhancement Program (Couple CARE) pernikahan / pranikah yaitu masa dewasa
(Halford et al., 2004), Premarital awal perlu difasilitasi. Keilmuan bimbingan
Relationship Enhancement Program (H. J. dan konseling berfungsi mengembangkan
Markman, Floyd, Stanley, & Storaasli, ragam aspek perkembangan dan kecakapan
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI PERGURUAN TINGGI
Bandung, 6 April 2018
manusia untuk mencapai kesejahteraan lahir pernikahan yang sehat, begitupun dengan
batin yang hakiki (Kartadinata, 2017). kebajikan, seperti kemurahan hati,
Kaitannya dengan persiapan pernikahan bagi keadilan, dan kesetiaan.
yaitu memfasilitasi aspek perkembangan Dimensi II Intensitas
kesiapan menikah untuk mencapai a. Low Level (Tingkat Rendah). Internsitas
kesejahteraan lahir batin yang hakiki dalam tingkat rendah merupakan upaya
pernikahan yang dijalani kelak. kampanye melalui pamflet kepada
Bimbingan dan konseling pranikah pasangan pranikah, dapat melalui pesan
dapat disusun dengan memenuhi beberapa media yang kreatif untuk mengajarkan
kriteria (Hawkins, Carroll, Doherty, & prinsip dasar perkawinan sehat.
Willoughby, 2004) yaitu: b. Moderate Level (Tingkat Sedang).
Dimensi I Konten Intensitas tingkat sedang memberi
a. Relational Skills (Keterampilan kerangka ruang lingkup kurikulum dalam
Hubungan). Keterampilan yang perlu ada pendidikan pernikahan. Menghadirkan
pada pasangan sebagai keterampilan peserta, adanya waktu yang ditentukan
dalam mencapai visi perkawinan. bersama untuk memabahas konten dalam
b. Awareness, Knowledge, and Attitudes pendidikan pernikahan.
(Kesadaran, Pengetahuan, dan Sikap). c. High Level (Tingkat Tinggi). Intensitas
Keterampilan hubungan yang baik tingkat tinggi sangat penting untuk
membutuhkan kesadaran, pengetahuan, strategi pendidikan pernikahan yang
dan sikap dari setiap pasangan, sepeti komprehensif, eksplorasi mendalam
elemen kesiapan mental dan etika, terhadap topik yang lebih lengkap, dan
harapan yang realistis, kemauan untuk memungkinkan individu dan pasangan
membuat pengorbanan pribadi yang untuk mengeksplorasi masalah pribadi
signifikan. pada tingkat yang lebih dalam dengan
c. Motivation/Virtues (Motivasi dan fasilitator terlatih.
Kebajikan). Karakter dan motivasi yang Di perguruan tinggi dapat dilaksanakan
diberikan individu terhadap hubungan dengan intensitas moderate level dengan
sangat penting untuk memahami asumsi bahwa sebagai bentuk persiapan
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI PERGURUAN TINGGI
Bandung, 6 April 2018
Journal of Marital and Family Therapy, Kartadinata, S. (2017). Dari Bimbingan dan
29(3), 385–406. Konseling Perkembangan ke
https://doi.org/10.1111/j.1752- Komprehensif (Refleksi 21 Tahun
0606.2003.tb01214.x Mengawal Perjalanan Bimbingan dan
Konseling di Indonesia, 1996-2017).
Halford, W. K., Moore, E., Wilson, K. L., Bandung: Departemen Psikologi
Farrugia, C., & Dyer, C. (2004). Benefit Pendidikan dan Bimbingan Fakultas
or Flexible Delivery Relationship Ilmu Pendidikan Universitas
Education: An Evaluation of the Couple Pendidikan Indonesia.
CARE Program. Family Relations,
53(5), 469–476. Kenedy, G. (2005). Model Konseling
Pranikah Berorientasi Pengembangan
Hawkins, A. J., Carroll, J. S., Doherty, W. J., Konsep Diri: Studi Kasus Tentang
& Willoughby, B. (2004). A Persiapan Pernikahan Mahasiswa Etnis
Comprehensive Framework for Minangkabau di Lain Imam Bonjol
Marriage Education. Family Relations, Padang. Universitas Pendidikan
53(5), 547–558. Indonesia. Retrieved from
https://doi.org/10.1111/j.0197- http://digilib.upi.edu/digitalview.php?di
6664.2004.00064.x gital_id=1224
Heafner, J., Kang, H., Ki, P., & Tambling, R. Larsen, A. S., & Olson, D. H. (1989).
B. (2016). Exploring Client Predicting Marital Satisfaction Using
Expectations in Marriage and Family Prepare: a Replication Study. Journal of
Therapy. The Family Journal, 24(3), Marital and Family Therapy, 15(3),
256–262. 311–322.
https://doi.org/10.1177/1066480716628 https://doi.org/10.1111/j.1752-
582 0606.1989.tb00812.x
Hurlock, E. B. (1980). Development Larson, J. H., Newell, K., Topham, G., &
Psychology (A Life-Span) (5th ed.). Nichols, S. (2002). A Review of Three
USA: McGraw-Hill,Inc. Alih Bahasa Comprehensive Premarital Assessment
Istiwidayanti & Soedjarwo. Psikologi Questionnaires. Journal of Marital and
Perkembangan (Suatu Pendekatan Family Therapy, 28(2), 233–239.
Sepanjang Rentang Kehidupan) (edisi https://doi.org/10.1111/j.1752-
kelima). Jakarta: Erlangga. 0606.2002.tb00360.x
Jakubowski, S. F., Milne, E. P., Brunner, H., Markman, H. J., Floyd, F. J., Stanley, S. M.,
& Miller, R. B. (2004). A Review of & Storaasli, R. D. (1988). Prevention of
Empirically Supported Marital Marital Distress: A Longitudinal
Enrichment Programs. Family Investigation. Journal of Consulting and
Relations, 53(5), 528–536. Clinical Psychology, 56(2), 210–217.
https://doi.org/10.1111/j.0197- https://doi.org/10.1037//0022-
6664.2004.00062.x 006X.56.2.210
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI PERGURUAN TINGGI
Bandung, 6 April 2018