Anda di halaman 1dari 13

Nama Penulis : Farlen Sumarni

Nim : 1611430015

Tahun Tamat : 2021

Prodi : Sejarah Peradaban Islam (SPI)

Judul :Masjid Al-Mujahidin Masa Penjajahan Belanda dan

Aktivitas Sosial Keagamaan Masyarakat Pasar Nelayan

Bengkulu Tahun (1920-2019)

A. Latar Belakang Masalah

Masjid adalah suatu bangunan atau gedung yang digunakan

sebagai tempat menunaikan shalat, baik sholat lima waktu atau shalat

Jum’at maupun sholat hari raya. Pengertian Masjid sebagai bangunan

merupakan wujud dari aspek fisik dalam kebudayaan Islam. Masjid

Nabawi adalah Masjid yang dibangun pertama kali oleh Nabi Muhammad

SAW pada tahun pertama hijrah di Madinah.

Masuk dan berkembangnya agama Islam di Bengkulu, maka

secara pasti masyarakat Bengkulu juga memerlukan Masjid sebagai tempat

beribadah dan juga sebagai pusat aktivitas sosial. Tidak heran jika

Bengkulu terdapat beberapa Masjid lama dan bersejarah. Salah satunya

yaitu Masjid Al-Mujahidin yang terletak di Jalan Enggano No. 07, RT 03,

Rw 01 Kelurahan Pasar Nelayan Bengkulu. Pasar Nelayan Bengkulu

merupakan sebuah wilyah yang terdapat di Kecamatan Teluk Segara, kota

Bengkulu, Memiliki potensi wilayah pesisir yang besar.


Diwilayah ini terdapat area perkantoran (Kantor Gubernur, Polda

Bengkulu, Bank Indonesia Bengkulu), area cagar budaya (Benteng

Marlborough, dan Kampung China, serta area kampung nelayan yang

padat penduduk dan mayoritas masyarakatnya masih hidup dalam

kemiskinan.

Masjid ini awalnya berdiri tahun 1850, dulu Masjid ini berdiri di

sekitar pemandian (Batang hari) atau tempat pemandian dangkal, yaitu

tempat pemandian para dewa, lokasi Masjid ini dulunya menjadi arena“

Sabung Ayam”. Bentuk asli bangunan ini awalnya masih sangat

sederhana, seluruhnya terbuat dari bahan kayu, seperti halnya rumah

penduduk waktu itu. Pada tahun 1920 dimulai perbaikan bangunan Masjid

yang agak berarti atau disebut juga layak digunakan. Jika sebelumnya,

lokasi Masjid berada di tepi sungai, maka pada saat diperbaiki

dipindahkan kurang lebih 100 meter maju kedepan, dekat dengan

perkampungan penduduk, alasan Masjid ini dipindahkan karena Masjidnya

kecil kurang memadai dan jauh dari pemukiman warga.

Orang yang pertama kali membangun tahun 1920 adalah

masyarakat setempat yang bernama H. Muhammad Setir, semasa hidupnya

merupakan orang yang sering berdakwah beliau merupakan keturunan

Padang (Minang). Masjid ini berdiri diatas tanah berukuran 17 x 16 meter

dengan luas bangunan 10 x 10 meter persegi dan masuk dalam wilayah

keluarahan Pasar baru, Kurang Lebih 2,5 Km dari pusat keramaian kota

Bengkulu, Tepatnya disekitar Perkampungan para nelayan Pasar


Bengkulu. Dulu kurang lebih 175 meter dari Masjid ini berdiri sebuah

benteng bersejarah peninggalan kolonial inggris Yaitu; Benteng York

(Fork York) yang sekarang tertimbun oleh tanah dan diatasnya bangunan

kosong tempat rumah pemotongan hewan.

Masjid bersejarah ini banyak menyimpan nilai sejarah dimasa

silam tentang perjuangan rakyat Bengkulu melawan Penjajah khusunya

Belanda, menurut catatan sejarah dan penuturan warga setempat

perkampungan ini sebagai pelarian orang-orang buangan dari Sulawesi

Selatan. Pada tahun 1981 terjadi bencana alam berupa naiknya gelombang

laut sampai menenggelamkan rumah penduduk dan berpengaruh terhadap

mata pencaharian penduduk yang mayoritas nelayan, masyarakat berlarian

menyelamatkan diri ke pasar bukit, Sebagian ada yang pindah ke Kuala

Lempuing.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Proses Pembangunan Masjid Al-Mujahidin Pasar Nelayan

Bengkulu tahun 1920-2019?

2. Bagaimana Kondisi Masjid Al-Mujahidin Pasar Nelayan Bengkulu

Masa Penjajahan Belanda?

3. Bagaimana Aktivitas Sosial Keagamaan masyarakat di Pasar Nelayan

Bengkulu?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, batasan masalah ini dibuat agar

tidak terlalu luas kajiannnya. Maka penulis membatasi yang dikaji dalam
penelitian ini yaitu: Masjid Al-Mujahidin Masa Penjajahan Belanda dan

Aktivitas Sosial Keagmaan Masyarakat di Pasar Nelayan Bengkulu Tahun

1920-2019, Studi kasus bertempat di Pasar Nelayan Bengkulu. Batasan ini

nantinya akan membantu peneliti agar lebih fokus pada topik yang akan di

pecahkan.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan tentang Proses Pembangunan Masjid Al-

Mujahidin Pasar Nelayan Bengkulu tahun 1920-2019?

2. untuk mendeskripsikan tentang Kondisi Masjid Al-Mujahidin Pasar

Nelayan Bengkulu Masa Penjajahan Belanda?

3. Untuk mendeskripsikan tentang Aktivitas Sosial Keagamaan

Masyarakat Pasar Nelayan Bengkulu?

E. Metode Penelitian

1. Metode Observasi (Pengamatan)

2. Metode Wsawancara (interview)

3. Metode Dokumentasi

F. Landasan Teori

Arti kata sebenarnya dari Masjid adalah tempat sujud yaitu,

tempat orang bersembahyang menurut peraturanIslam, sesuai dengan

pendirian, bahwa Allah itu ada dimana saja tidak terkait pada suatu tempat

maka untuk menyembahnya manusia dapat melakukan sholat dimana-

mana. Menurut hadits Masjid adalah setiap jangkal tanah diatas

permukaan bumi ini.


Dalam skripsi ini penulis mengunakan teori progresif linier yang

dikemukakan oleh Ibnu Khaldun. Ia adalah seorang sarjana Arab yang

termansyur. Ibnu khaldun dalam Mukaqadimah mengatakan bahwa,” Ilmu

sejarah merupakan salah satu ilmu yang dikaji berbagai bangsa dan

generasi”. Adapun pada batinnya, sejarah merupakan tinjauan dan

pengkajian serta analisis tentang berbagai kejadian dan elemen-elemen,

selain itu ilmu yang mendalam tentang berbagai peristiwa dan

kausalitasnya. Ibnu Khaldum menunjukkan perubahan-perubahan yang

terjadi dalam masyarakat karena kadar Tuhan, sedangkan yang terdapat

pada masyarakat adalah naluri utuk berubah.

Teori ini tentu saja berkaitan dengan penelitian yang penulis

lakukan, karena pada saat Masjid Al-Mujahidin Pasar Nelayan Bengkulu

dibangun dalam mempertahankan kemerdekaan melawan Belanda banyak

sekali konflik-konflik yang terjadi. Dalam penelitian ini menurut penulis

konflik yang muncul pertama ialah konflik realistis, hal itu dikarenakan

terjadinya agresi Militer Belanda I dan II yang terjadi di kota Bengkulu.

G. Pembahasan

Masjid Al-Mujahidin dibangun oleh seorang tokoh masyarakat

setempat bernama H. Muhammad Setir. Ia memiliki istri bernama Siti

Zuleina dan dikaruniai 4 orang anak bernama Ismail, Marzuki, Yani dan

kidun. H Muhammad Setir merupakan orang yang berasal dari keturunan

Minang Kabau (Padang). H.Muhammad Setir lahir Saat H.Muhammad


Setir masih bujangan ia merantau ke Bengkulu untuk mengubah nasibnya

dan mencari kehidupan yang baru.

Ketika di Bengkulu H. Muhammad Setir menjadi sosok yang

sangat berarti bagi penduduknya ia terkenal dengan ketegasan dan

kerendahan hatinya. Sehingga pada tahun 1920 ia memiliki keinginan

untuk menjadikan masyarkat Pasar Nelayan Bengkulu menjadi masyarakat

yang memiliki iman dan taat beribadah. Hingga terjadilah pembangunan

Masjid Al-Mujahidin dari tempat yang awalnya di pemandian batang hari,

atau tempat pemandian para dewa kecamatan sungai serut kota Bengkulu.

Masjid dulu merupakan Masjid yang masih sangat sederhana terbuat dari

atap dedaunan dan kayu seadanya serta jauh dari pemukiman penduduk.

Masjid Al-Mujahidin akhirnya pindah ke tempat yang dekat dengan

penduduk dan dibangun lebih layak lagi untuk digunakan masyarakat

Pasar Nelayan Bengkulu.

H. Muhammad setir beserta Masyarakat membangun Masjid Al-

Mujahidin pada tahun 1920 yang terletak di Jl. Enggano, kelurahan Pasar

Nelayan Bengkulu. Dana Masjid ini berasal dari Swadaya Masyarakat

setempat bekerja samauntuk menjadikan Masjid ini layak digunakan oleh

Masyarakatnya. Tanah Masjid ini merupakan tanah waqaf dari Alm,

Rizwan Efendi. H. Muhammad Setir selain bekerja sebagai nelayan yang

kerjanya pergi subuh pulang siang, ia juga bekerja sampingan sebagai guru

mengaji anak-anak dan orang dewasa saat sore hari dan malam hari yang

dilakukan 3 hari dalam seminggu.


H. Muhammad Setir meninggalkan 4 orang anak dan satu istri.

Keluarga, sahabat terdekatdan Masyarakat sangat kehilangan tokoh yang

menjadi panutan, banyak memberikan ajaran tentang ilmu agama maupun

tentang ilmu sosial lainnya. Setelah H. Muhammad Setir wafat terjadilah

perpecahan antara Masyarakat anak didik dari H. Muhamad Setir dengan

anaknya Ismail.Salah satua anaknya bernama Ismailmendapatkan warisan

yang sama seperti H. Muhammad Setir mendalami ilmu fikih. Proses

pembangunan Masjid Al-Mujahidin memakan waktu satu tahun lamanya

dari tahun 1920-1921 baru mulai digunakan . Bangunan ini dulunya

berbentuk rumah panggung namun sudah bercampur dg batu bata serta

semen. Fungsi panggung yang tinggi tersebut untuk tempat

mengumandangkan adzan sebab zaman dulu belum ada listrik. Jadi perlu

suara yang keras dan tempat yang tinggi agar bisa didengar orang lain

untuk menyerukan mengajak sholat.

Dana yang didapatakn dari Swadaya Masyarakat Tanah

pembangunan Masjid ini berasal dari tanah waqaf H. Rizwan effendi.

Masjid ini memiliki visi dan misi Masyarakat tenang beribadah “i Masjid,

Masjid bersih dan Masjid tempat orang menimba ilmu”. Masjid ini sudah

mengalami perombakan selama empat kali.Pada tahun 1960 dilakukan

pemugaran dengan menambah 4 tiang utama yang terbuat dari Kayu.

Tahun 1970 dilakukan pemasangan kaca pada dinding teras dan mengganti

plapon serta lantai menggunakan tegel.


Tahun 1990 di lakukan perubahan pada atap Masjid. Masjid

sekarang ini berukuran 17 x 16 Meter. Masjid yang dulunya berwarna

kuning kecoklatan dan sekarang sudah berubah menjadi putih biru dan

pembangunan terakkhir pada tahun 2019 Masjid ini dibangun pagar

menjulang tinggi atasnya yang berbentuk Al-quran. Pada saat Agresi

militer Belanda 1, Pasar Bengkulu kembali mencatatkan satu kisah

perjuangan para pejuang Bengkulu dalam menghadapi penjajahan. Pos

Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) didirikan di sekolah Muhammadiyah di

Pasar Bengkulu dan terkenal dengan kisah penyergapan tiga orang, 2

orangdari belanda dan 1 orang dari inggris. Di jembatan Pasar Bengkulu.

Penyergapan tersebut bermula dari sebuah sedan biru yang meluncur dari

Lubuk Linggau. Di kota Curup sedan itu ditahan dengan ketiga

penumpangnya adalah orang-orang kulit putih. Namun  sedan itu

diizinkan untulk lewat dan PKR Curup menelpon PKR Bengkulu. Setelah

itu diadakanlah rapat di Masjid Al-Mujahidin sebagai tempat yang aman

dan dekatan dengan lokasi kejaidan.

Di Masjid Al-Mujahiddin ini mereka membahas berbagai hal

mengenai hal yang mereka akan lakukan. Berdasarkan laporan ketiga

orang itu adalah Trevooro seorang bekas karyawan tambang emas di

Lebong Tandai, dan Kapten Smith yang berasal dari belanda, serta

Mc.crea yang juga anggota pasukan inggris. Pada saat terjadinya agesi

militer Belanda II tanggal 31 desember 1948 telah terjadi penembakan


oleh Belanda di daerah dekat pulau tikus. Yang termasuk daerah Pasar

Nelayan Bengkulu.

Pada malam hari, kapal Belanda Mulai melakukan penembakan

dengan meriam yang diarahkan ke Bengkulu termasuk kawasan Pasar

Nelayan Bengkulu karena berdekatan .Sehingga membuat Masyarakat

Pasar Nelayan Bengkulu panik berlari-larian menyelamatkan diri dan

sebagain berlindung didalam Masjid Al-Mujahidin. Akhirnya rombongan

bapak Jalil Apriadi dan kawan-kawannya mengatur strategi yang telah

mereka rancang bebarapa waktu yang lalu.Namun diantara mereka

menjadi korban saat berperang apalagi pada malam hari,kondisi kurang

memadai cuaca gelap dan kepanikan akibat ledakan meriam yang

dilakukan Belanda. Akhirnya sebagaian ada yang meninggal dunia karena

kalah. Makam Korban tersebut terletak tidak berjauhan dengan sekitaran

Masjid Al-Mujahidin dan dekat dengan Benteng (fork york). Makam yang

sekarag memang tidak memiliki bentuk lagi karena sudah tertimbun tanah.

Dengan berakhirnya Agresi Militer Belanda II akhirnya Masyarakat

Bengkulu bisa menghirup udara segar.

Kegitan Sosial masyarakat Pasar Nelayan Bengkulu seperti tradisi

(gotong royong) dalam berbagai macam kegiatan bakti sosial Masjid dan

mushallah, bakti sosial kuburan, gotong royong dalam perbaikan kapal

nelayan, gotong royong dalam melaksanakan tradisi masyarakat nelayan

dan lain-lain. Kegiatan gotong-royong yang dilakukan masyarakat Pasar

Nelayan Bengkulu ini masih terjaga sampai sekarang.


Kepedulian masyarakat terhadap urusan sosial keagamaan dapat

berupa diantaranya :

1. Melakukan bakti sosial pemakaman umum.

2. Melakukan bakti sosial tempat ibadah.

3. Menyambut hari-hari besar keagamaan.

4. Aktif dalam pemberdayaan Masjid.

Masyarakat Pasar Nelayan Bengkulu, kecamatan sungai serut

kota Bengkulu dalam mengamalkan ajaran agama Islam sudah cukup baik.

Dapat dilihat seperti dalam pelaksanaan shalat, puasa dan lain-lain. Karena

pada dasarnya mereka memiliki kesadaran beragama yang tinggi, mengerti

akan kebenaran agama yang dianutnya. Keadaan seperti inilah yang ada

dalam diri masyarakat Pasar Nelayan Bengkulu yang kemudian

mendorong mereka untuk teguh mempertahankan dan menjalankan

perintah agamanya . keadaan masyarakat sekarang jauh lebih baik karena

di Masjid jemaah shalat sudah semakin banyak.

Selain aktivitas dibidang sosial dan keagamaan, di Masjid Al-

Mujahidin Pasar Nelayan Bengkulu juga didukung dengan Aktivitas

dibidang pendidikan. Penyelenggaraan kegiatan atau aktifitas yang

dilaksanakan di Masjid Al-Mujahidin Pasar Nelayan Bengkulu

berdasarkan pada program kerja yang disusun oleh Badan Pengelola

Masjid Al-Mujahidin. Penyelenggaraan program dan kegiatan Masjid Al-

Mujahidin Pasar Nelayan Bengkulu, sesuai dengan Peraturan dan

keputusan Gubernur Bengkulu, diserahkan kepada Badan Pengelola


Masjid Al-Mujahidin. Program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh

Masjid Al-Mujahiddin yaitu;

a. Kajian Ahad Pagi (KAP)

Kajian ahad pagi merupakan kegiatan rutin mingguan yang

diselenggarakan oleh Remaja Islam Masjid Al-Mujahidin, Pasar

Nelayan Bengkulu (RISMA PNB).

b. Kajian Annisa

Kajian annisa merupakan kegiatan bulanan yang dilaksanakan

pada hari minggu pukul 09.00 – 11.00 Wib, bertempat salah satu rumah

anggota kajian annisa Pasar Nelayan Bengkulu atau juga terkadang ke

tempat-tempat lain menyesuaikan pemateri.

c. Pesantren Ramadhan

Dalam rangka untuk mengisi kegiatan pada bulan ramadhan,

RISMA PNB menyelenggarakan kegiatan pesantren ramadhan bagi

siswa SMP, MTS, SMK, dan SMA se-kota Bengkulu. Pelaksanaan

kegiatan ini dilaksanakan setiap akhir pekan, pada hari sabtu dan

minggu. Acara dimulai pukul 13.00 sampai waktu buka bersama tiba.

H. Kesimpulan

Berdasararkan sumber-sumber yang diperoleh selama penelitan

ini, maka penulis membuat kesimpulan yaitu:

Masjid ini telah berdiri pada saat penjajahan Belanda, Masjid Al-

Mujahiddin merupakan Masjid lama di Pasar Nelayan, Kota Bengkulu

yang dibangun pada tahun 1920. Masjid Al-Mujahiddin pernah mengalami


perpindahan tempat, awalnya Masjid ini terletak di pemandian batang

hari,atau tempat pemandian para dewa yang dulunya mejadi arena sabung

ayam para anak muda yang dibangun tahun 1850. Jarak bangunan yang

dulu dengan sekarang sekitar 100 meter. Alasan Masjid ini dipindahkan

karena jauh dari pemukiman penduduk dan ukurannya kecil kurang

memadai. Masjid Al-Mujahiddin sekarang terletak di Pasar Nelayan

Bengkulu berada didaerah pemukiman penduduk dan sudah layak untuk

digunakan. Masjid Al-Mujahiddin dibangun oleh tokoh Masyarakat

setempat bernama H.Muhammad Setir.

Masjid Al-Mujahiddin pada masa Penjajahan Belanda Pernah

dijadikan tempat untuk bermusyawarah dan berkumpulnya orang-orang

terdahulu dalam menghadapi sekutu (Belanda/Inggris) yang terjadi di

kawasan Pasar Nelayan Bengkulu untuk menyelesaikan permasalahan dan

merancang taktik saat mengahadapi musuh. Masa penjajahan ini

menewaskan 2 orang dari Belanda yaitu, Trevoro, Bekas karyawan

tambang emas lebong tandai, dan kapten Smith, serta dari Inggris kapten

Mc.Crea.

Di Pasar Nelayan Bengkulu terdapat Aktivitas Sosial Keagamaan

serta didukung oleh aktivitas pendidikah dan dakwah, di buktikan dengan

Aktvitas Sosial yaitu tingginya rasa solidaritas antar warga yang saling

peduli terhadap sesame, seperti gotong-royong saat ada warga yang

membutuhkan bantuan. Dan Aktivitas Sosial Keagamaan seperti tidak

pernah meninggalkan sholat berjamaah diMasjid. Warga Pasar Nelayan


Bengkulu sangat mengedepankan agama. Didukung juga dengan

pendidikan dakwah selain orang dewasa,anak-anak muda juga berperan

penting seperti terbentuknya Remaja Islam Masjid Al-Mujahiddin yang

telah melakukan berbagai kegiatan,salah satunya pengajian rutin setiap

minggu pagi, serta diadakan juga pengajian untuk perempuan yang

dinamakan kajian annisa, dan pesantren ramadhan yang di isi setiap bulan

Ramadan.

Anda mungkin juga menyukai