BAB IV-V Jemy
BAB IV-V Jemy
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jalannya penelitian
1. Persiapan
Persiapan penelitian yang pertama dimulai dengan mencari sebuah masalah setelah
mendapatkan masalah penulis mulai menyusun proposal ± selama dua minggu setelah itu
dilakukan ujian proposal dan perbaikan proposal selama satu minggu. Kemudian
mengajukan surat perizinan penelitian ke dinas kesehatan kota Bengkulu selama 3 hari
dan selanjutnya mengajukan surat penelitian ke Puskesmas X Kota Bengkulu dengan
melakukan “asuhan keperawatan pada anak demam dengan pemberian kompres daun
kembang sepatu”
2. Pelaksanaan
3. Penyusunan laporan
berdasarkan tahap penelitian yang dilakukan peneliti mendapatkan hasil data dan
pengamatan selama penelitian berlangsung yang hal ini penelitian membuat dalam bentuk
laporan berupa asuhan keperawatan yang nantinya akan dijadikan sebagai laporan tugas
akhir dari peneliti itu sendiri.
B. Hasil
1. Pengkajian
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Klien An.Q dengan demam
1. Pengkajian Keperawatan
a. Biodata
1) Identitas klien:
Nama : An. Q.
Usia : 2 Tahun
Jenis kelamin : laki laki
25
c. Riwayat imunisasi
Table 4.1. riwayat imunisasi
(1,2,3, 4) bulan 1x
4. 9 bulan
Campak
5. 3,5 bulan 2x
Hepatitis
Kesimpulan: An. Q mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan program Dinas
Kesehatan Republik Indonesia.
d. Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu mengatakan anak dapat berguling usia 4 bulan, dapat duduk usia 7 bulan, merangkak
usia 9 bulan, berdiri usia 11 bulan, berceloteh ‘’ ma ma ma’’ usia 7 bulan, berjalan usia 1
tahun.
e. Aktivitas sehari-hari
1) Pola nutrisi:
a) Makan: sebelum sakit, jenis makanan nasi lembek dengan jumlah/ porsi 1
mangkok dengan frekuensi 3x sehari. Saat sakit, jenis makanan nasi lembek
dengan jumlah/ porsi ½ mangkok dengan frekuensi 3x sehari. Ibu mengatakan
nafsu makan saat sakit menurun.
b) Minum: sebelum sakit, jenis minuman susu dan air putih dengan jumlah 6 botol
dengan frekuensi 6 kali. Saat sakit jenis minuman susu sebanyak 4 botol dengan
frekuensi 4-5 kali.
3) Jumlah jam tidur: sebelum sakit, An.Q tidur siang selama 3 jam, tidur malam selama 8
jam, saat sakit , An.Q jarang tidur siang, tidur malam selam 6-7 jam.
4) Personal hygiene: sebelum sakit dan saat sakit, An.Q mandi 2x sehari, dan gunting
kuku 1 minggu sekali.
5) Aktivitas: sebelum sakit, An.Q suka menulis, berjalan dengan siapapun yang
mengajaknya. Saat sakit, An.Q masih suka berjalan dan menulis tetapi tidak sesering
saat sehat.
f. Pemeriksaan fisik
Keadaanumum :lemah
Kesadaran : CM
< 2 detik
Kepala :
a. Inspeksi: bentuk kepala normalchepalus, rambut ikal berwarna hitam,
persebaran rambut merata, kondisi kepala bersih, tidak ada lessi atau
massa, tidak ada ketombe
b. Palpasi :tidak terkaji
Mata :
a. Inspeksi :mata simetris kanan dan kiri, penyebaran bulu mata merata,
penyebaran alis merata, konjuntiva merah muda, pupil isokor kanan dan
kiri(+/+), sclera putih susu, mata tidak cowong
b. Palpasi : bola matateraba kenyal dan tidak ada nyeri tekan
Telinga :
a. Inspeksi :telingga simetris kanan dan kiri, warna seperti sekitar, tidak ada
massa, tidak ada serumen, tidak ada pendarahan, telinga Nampak bersih
b. Palpasi : nyeritekan pada telinga
Hidung :
a. Inspeksi :hidung tepat berada ditengah, tidakad apendarahan , tidak ada luka
atau lessi, tidak tampak pernafasan cuping hidung, terdapat secret, tidak
ada polip.
b. Palpasi :tidakadanyeritekan
Mulut :
a. Inspeksi : terdapa tjumlah gigi 9, tidak adakaries pada gigi, tidak ada
28
peradangan pada gusi, gusi berwarn merah, lidah kotor, mukosa bibir
kering dan pucat, tidak ada nyeri telan anak hanya bisa berbicara dan
menangis
Leher :
a. Inspeksi : tongsil tidakada pembesaran (T1) , tidakada pembesaran kelenjar
thyroid.
b. Palpasi :kelenjar thyroid tidak teraba pembesaran, tidak teraba pembesaran
pada kelenjar limfe.
Thorax :
a. Inspeksi :bentuk dada normal chest, irama pernafasan regular, tidak ada otot
bantu pernafasan frekuensi nafas 26x pernafasan dangkal.
b. Palpasi :pergerakkan dada simetris, tidak ada massa, taktil fremitus tidak
terkaji, tidak ada retraksi dada
c. Auskultasi :
Wheezing Ronchi
d. Auskultasi :
Abdomen
a. Inspeksi :warnakulit normal, tida ada bekas luka, bentuk perut supel.
b. Auskultasi :bising usus 11 x / menit
Ekstermitas :
a. Inspeksi :simetris antara ekstermitas kanan dan kiri, tidak ada benjolan atau
bekas luka, terpasang infuse C1:4 pada tangankanan.
b. Palpasi :tidak terdapat nyeritekan, tidak terdapat oedema, akral hangat.
Kekuatanotot
4 4
4 4
Integumen : turgor kulit < 2 detik, akral hangat, CRT kembali< 2 detik tidak ada
lesi tau pun luka.
g. Pemeriksaan tingkat perkembangan
Menggunakan KPSP (kuesioner pra skrinning test):
1) Motorik kasar: perkembangan motorik kasar An.Q normal, An.Q dapat berdiri sendiri
tanpa berpegangan, dapat mengambil mainan di lantai dengan membungkuk dan
berdiri kembali tanpa jatuh, dapat berjalan dengan lancer tanpa jatuh.
2) Motoric halus: perkembangan motoric An.Q normal, An.Q dapat mengambil benda
kecil seperti biscuit dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk, dapat
menggelindingkan bola.
3) Kemampuan Bahasa: perkembangan kemampuan Bahasa pada An.Q normal, An.Q
dapat mengucapkan 1-2 kata dengan jelas.
30
DO:
Berat badan menurun dari
15 kg ke 14 kg
Membram mulkosa pucat.
3. DS: Demam Intoleransi
Biasanya anak mengeluh ↓ aktivitas
badan lemah/lelah, lemas Meningkatnya
metabolik tubuh
Do: ↓
1. Frekuensi jantung Kelemahan/ lelah
meningkat ↓
Intoleransi aktivitas
444 444
444 444
1. Diagnosa
a. Diagnosa keperawatan
1) Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
2) Defisit nutrisi berhubungan ketidak mampuan menelan
3) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
32
2. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.2. Intervensi Keperawatan Pada A.Q Febris
NO Diagnosa Intervensi keperawatan
keperawatan
1 Hipertermia Intervensi utama : manajemen hipertermia
berhubungan Observasi
dengan 1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi terpapar lingkungan
proses infeksi, panas, penggunaan Inkubator)
proses 2. Monitor suhu tubuh
penyakit. 3. Monitor kadar elektrolit
4. Monitor haluaran urine
5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti setiap hari ataulebih sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
6. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau
kompres hangat pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
7. Hindari pemberian antiperetik atau aspirin
8. Berikan oksigen, jika perlu
9. Lakukan kompres menggunakan daun kembang sepatu
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
Defisit nutrisi Sabtu,10 -04-20 1. Identifikasi makanan 1. Klien tidak nafsu S : ibu klien mengeluh nafsu makan anak
berhubungan yang disukai makan menurun
ketidakmampua O : 1. Membran mulkosa pucat
n menelan 2. Klien nafsu makan 2. klien mengalami penurunan berat
setelah sakit menjadi badan dari 15 kg ke 14 kg
2. Monitor asupan 2xsehari A : Masalah belum teratasi
makanan P : Intervensi 1,2,3,4, dilanjutkan
I : Implementasi yang dilakukan
3. upaya nafsu makan mengidentifikasi penyebab penurunan
3. Sajikan makanan yang klien kembali normal nafsu makan akibat mual muntah yang
menarik dan dengan timbul yang diakibatkan klien meminum
suhu yang sesuai 4. untuk mengetahui minuman yang menyebabkan kagar gula
4. Monitor berat badan hasil dari tindakan naik
E : Defisit Nutrisi
Hipertermia senin, 11-04- 1. meniIdentifika 1. Demam S : orang tua klien mengatakan badan anak
berhubungan 2020 si penyebab masih panas
dengan proses hipertermia ii.
O : S: 37OC
infeksi, proses
P: 26x/menit
penyakit 2. Memonitor
suhu tubuh N:124x/menit
2. Mengetahui A : masalah belum teratasi
penurunan suhu
P : intervensi dilanjutkan
tubuh klien
I : implementasi yang dilakukan penyebab
3. Memonitor 3. Memberikan air peningkatan suhu tubuh pada klien
kadar minum sesuai
elektrolit dengan kebutuhan sehingga terjadi demam
tubuh klien
E : hipertermia
Defisit nutrisi Senin,11 -04- 1. Identifikasi makanan 1. Klien menyukai S : ibu klien mengatakan mual muntah
berhubungan 2020 yang disukai semua makanan dan berkurang
ketidakmampua tidak ada alergi O : berat badan klien turun dari 15 kg ke 14 kg
n menelan terhadap makanan
2. Monitor asupan makan A : Masalah belum teratasi
2. ntuk mengetahui P : Intervensi 1,2,3,4, dilanjutkan
nafsu makan klien I : Implementasi yang dilakukan
3. Sajikan makanan yang sudah kembali mengidentifikasi penyebab penurunan nafsu
menarik dan dengan normal makan akibat mual muntah yang timbul
suhu yang sesuai yang diakibatkan klien meminum minuman
3. upaya nafsu makan yang menyebabkan kagar gula naik
4. Monitor berat badan klien kembali normal E : Defisit Nutrisi
R : Tiada ada perubahan intervensi
4. ntuk mengetahui
hasil dari tindakan
Intoleransi senin, 11-04- 1. Mengidentifikasikan 1. Untuk S : orang tua klien mengatakan klien maih lemas
aktivitas 2020 gangguan fungsi mengetahui O : P:26X/menit
berhubungan tubuh yang kelainan pada
Dengan mengakibatkan klien 555 555
444 444
kelemahan kelelehan
2. Memonitor kelelahan 2. Untuk
fisik dan emosional mengetahui A : masalah belum teratasi
keadaantubuh P : lanjutkan intervensi
meningkatkan kolaborasi
asupan makanan dengantim medis
lain
Hipertermia selasa, 12-04- 1. meniIdentifikasi 1. Demam S : orang tua klien mengatan badan klien tidak
berhubungan 2020 penyebab panas lagi
dengan proses hipertermia
O : suhu tubuh sudah mulai normal 36,7°C
infeksi, proses 2. Mengetahui
A : masalah teratasi
penyakit 2. Memonitor suhu penurunan suhu
tubuh tubuh klien P : intervensi dihentikan
klien
E : intoleransi aktivitas
A. Pembahasan
Pada bab sebelumnya,penulis telah menjabarkan berbagai permasalahan tentang
kasus demam pada anak. Sedangkan tujuan kasus diperoleh melalui studi langsung pada
pasien An.Q dengan kasus Demam,i Berat pada tanggal 04 april 2020 di UPTD Puskesmas
Lingkar Barat Kota Bengkulu. Penulis akan membahas mengenai hasil dari studi kasus yang
telah dilakukan dengan teori yang telah disajikan sebelumnya untuk mengetahui apakah
terdapat kesenjangan antara hasil yang ditemukan penulis dengan teori. Untuk memudahkan
dalam mengetahui apakah terdapat kesenjangan seperti yang dimaksudkan di atas, maka
penulis membahas dengan menggunakan asuhan keperawatan pada anak dengan masalah
demam menggunakan terapi kompres daun kembang sepatu. Selama penulis melakukan
asuhan keperawatan pada pasien tersebut, penulis mengacu pada pendekatan keperawatan
yang meliputi : pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan
evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut ( Carpet & Moyet ) Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis
dalam pengumpulan data tentang individu keluarga dan kelempok. Dalam melakukan
pengkajian pada klien data didapatkan dari klien beserta keluarga, catatan medis serta
tenaga kesehatan lainnya. Dalam tinjuan teoritis dengan tinjuan kasus tidak ada
terdapat kesenjangan, secara teoritis suhu tubuh panas > 37,5 °C, berkeringat,
mual/muntah menurut (Maryunani, 2010).. Pada saat dialkuakan pengkajian suhu
tubuh klien didapatkan 37,9° C dan klien juga mengalami muntah dengan frekuensi ±
2 x disertai mual, dan klien sering berkeringat. Secara teoritis biasanya klien dengan
febris suhunya > 37,5 °C, nadi > 80 x menit dan pada saat dilakukan pengkajian suhu
klien di dapatkan 37,9°C dan nadi klien 124x/menit, tidak terdapat kesenjangan scara
teoritis dan tinjuan kasus hal ini sama halnya terjadi An.Q.
2. Diagnosa Keperawatan
Pada bab sebelumnya penulis telah menjabarkan diagnosa keperawatan beserta
batasan karakteristiknya tentang anak yang mengalami demam. Ada tiga diagnosa pada
kasus diatas diantaranya adalah hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, defisit
nutrisi berhubungan ketidak mampuan menelan, intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan. Berdasarkan dari pengkajian yang telah dilakukan penulis, semua
diagnosa yang muncul pada kasus yang dikelola penulis. Penulis menemukan tiga
diagnosa yang sesuai dengan teori di atas berdasarkan dengan batasan kriteriannya.
Diagnosa yang pertama yaitu hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, Diagnosa
yang kedua defisit nutrisi berhubungan ketidak mampuan menelan, Diagnosa yang
ketiga intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan Jadi terdapat kesesuain
antara pathway teori dengan pathway kasus.febry & marendra,2010)
3. Intervensi Keperawatan
intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang perawat lakukan atas nama
klien. tindakan ini termasuk intervensi yang diprakarsai oleh perawat, dokter, atau intervensi
kolaboratif. Intervensi keperawatan yang dapat digunakan berdasarkan teori yaitu : terapi
non farmakologi pemberian kompres daun kembang sepatu menurut (Nuraini, 2014).
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti setiap hari ataulebih sering jika mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
6. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres hangat pada
dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
7. Hindari pemberian antiperetik atau aspirin
8. Berikan oksigen, jika perlu
9. Lakukan kompres menggunakan daun kembang sepatu
Adapun intervensi yang dilakukan pada hasil pengkajian yaitu hanya memfokuskan pada
tindakan keperawatan, melakukan penanganan demam secara non farmakologi, yaitu terapi
kompres daun kembang sepatu. Dimana tujuan dari teknik ini untuk menghilangkan atau
menurunkan suhu panas yang dirasakan pasien,
4. Implementasi Keperawatan
Perawat dapat melakukan berbagai tindakan untuk mengurangi suhu tinggi. Tindakan
tersebut yaitu tindakan non farmakologis. Biasanya untuk menurunkan suhu tubuh. tindakan
non farmakologis merupakan tindakan intervensi yang paling utama. Penanganan demam
pada An.Q dengan metode non-farmakologi terapi kompres daun kembang sepatu.
Pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan berdasarkan teori SIKI yaitu :
Intervensi utama : manajemen hipertermia
Observasi
1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi terpapar lingkungan panas,
penggunaan Inkubator)
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor kadar elektrolit
4. Monitor haluaran urine
5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti setiap hari ataulebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
6. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres hangat pada
dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
7. Hindari pemberian antiperetik atau aspirin
8. Berikan oksigen, jika perlu
9. Lakukan kompres menggunakan daun kembang sepatu
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
04 april 2020 s.d 06 april 2020, dimana tindakan yang dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga dapat tercapai sesuai
dengan tujuan yaitu menurunkan suhu.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan yang dilakukan pada hari selasa tanggal 07 april 2020 diperoleh
hasil dimana demam pada An.Q teratasi. Pada data subjektif ibu pasien mengatakan suhu
tubuh sudah menuru, dan data objektif suhu tubuh 37oC. Dari hasil penelitian dapat dilihat
bahwa terdapat penurunan suhu tubuh menggunakan terapi kompres daun kembang
sepatu, karena daun kembang sepatu yang berlendir mengandung bahan bioaktif yang
dapat menurunkan suhu tubuh akibat demam (antipiretik), kandungan flavonoid, saponin
dan polifenol memiliki efek anti bakteri. Selain itu, flovanoid bekerja menghambat fase
penting dalam biosintesis protaglandin yang mana dapat menghambat peningkatan suhu
tubuh (Nuraini, 2014). tindakan non farmakologi ini hanya sebagai pelengkap dari tindakan
farmakologi yang diberikan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari hasil pemkajian yang dilakukan di dapatkan data subjektif dan objektif. Dari data
subjektif ibu klien mengatakan suhu badan anak tinggi pada sore hari,ibu klien mengatakan
anak tidak mau makan, ibu klien mengatakan anak lemas, ibu klien mengatakan demam
sudah berlangsung selama 4 hari. Data objektif yang didapatkan yaitu tanda-tanda vital
suhu:37,90C, nadi: 124x/menit, pernapasan: 23x/menit. Faktor penyebab demam ini timbul
adalah karena infeksi.
2. Diagnosa yang ditegakan pada An.Q yaitu Febris Ada tiga diagnosa pada kasus diatas
diantaranya adalah hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, defisit nutrisi
berhubungan ketidak mampuan menelan, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan..
3. Berdasarkan diagnosa keperawatan penulis menyusun intervensi yang disesuaikan dengan
teori dan mempertimbangkan prosedur kebijakan dan fasilitas di Puskesmas,serta
disesuaikan juga dengan kemampuan menulis dan keadaan An.Q.
4. Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan,
serta mengevaluasi setiap respon hasil atau kemajuan An.Q setelah dilakukan asuhan
keperawatan.
5. Pada evaluasi disemua tindakan keperawatan dikategorikan berhasil.
6. Dari hasil pembahasan antara teori dan kasus yang ditemukan pada An.Q. tidak terdapat
kesenjangan.
B. Saran
1. Tempat penelitian
Diharapkan pelayanan kesehatan dapat memfasilitasi sarana dalam menunjang
pelaksanaan, menjadi recana acuhan tindakan dengan terapi kompres daun kembang
sepatu
2. Pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan wawasan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada anak demam.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan
mengikuti perkembangan teknologi,sehingga mampu memberikan asuhan keperawatan
secara optimal pada pasien demam.