Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Pengantar Metodologi Studi Islam


Dosen Pembimbing : Nur Fadhlina M.Pd

Disusun oleh :
1. Deni Rachmat Alkhamzah (181420156)
2. Sarmila (181420145) 3. Tatu Roaetu
(181420159)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dan puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu. Tanpa ridha dan petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat dirampungkan.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah
Metodologi Studi Islam sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
”Pengantar Metodologi Studi Islam”.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai
pegangan dalam mempelajari materi tentang Metodologi Studi Islam. Juga merupakan
harapan kami dengan hadirnya makalah ini, akan mempermudah semua pihak dalam proses
perkuliahan pada mata Metodologi Studi Islam.

Sesuai kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, kami mengharapkan saran dan kritik,
khususnya dari rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi. Kesempurnaan hanyalah milik Allah
SWT. Akhir kata, semoga segala daya dan upaya yang kami lakukan dapat bermanfaat, amin.

Penyusun,

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................................1


DAFTAR ISI..........................................................................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan ....................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Metodologi .................................................................. 3
B. Pengertian Studi Islam ................................................................... 4
C. Urgensi Mempelajari Studi Islam ................................................. 6
D. Sejarah Pertumbuhan Studi Islam ................................................. 8

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup di dunia dengan memiliki hak dan
kewajiban. Hak tersebut salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu
proses panjang yang bertujuan menghantarkan seorang yang memiliki kekuatan
spritual dan intelektual. Tempat dalam mencapai cita-cita melalui pendidikan itu
sendiri adalah sekolah. Sekolah merupakan bagian pokok atau utama untuk
mengembangkan berbagai karakter, sikap, kemampuan serta keterampilan seorang
individu. Dalam sekolah terdapat aktivitas untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
melatih mental, serta mengembangkan potensi. Pada dasarnya setiap manusia
mempunyai potensi, sehingga manusia mampu untuk hidup berkembang dalam
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan tiga hal penting
yaitu materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil pembelajarannya. Setiap
sekolah memberikan materi pelajaran sesuai dengan tingkatannya.
Mengupas sedikit tentang akidah akhlak, Pokok dari akhlak terhadap Allah adalah
meyakini keberadaan Allah SWT dengan melalui keesaan-Nya serta sifat
kesempurnaan-Nya. Islam merupakan agma yang sanga kompleks. Sehingga dalam
memahaminya pun dibutuhkan cara yang tepat agar dapat tercapai suatu pemahaman
yang utuh tentang islam. Di indonesia sejak islam masuk pertama kali sampai saat ini
telah timbul berbagai macam pemahaman yang berbea mengenai islam. Sehingga
dibutuhkan penguasaan tentang cara-cara yang digunakan dalam memahami islam.
Maka dari itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai metodologi serta
beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi studi islam.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan metodologi?


2. Apa yang dimaksud dengan studi islam?
3. Mengapa studi islam penting untuk dipelajari?
4. Bagaimana sejarah pertumbuhan studi islam?

C. Tujuan penulisan

1. Mengetahui dan memahami tentang metodologi studi islam.


2. Mengembangkan pemikiran pembaca, tentang pentingnya mempelajari studi
islam.
3. Mengetahui sejarah pertumbuhan studi islam.

2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metodologi

Metode secara bahasa atau etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta yang
berarti sepanjang dan hodos yang berarti jalan. Bermaksud bahwa suatu jalan yang di
tempuh untuk dalam suatu hal untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian lain, bahwa
metode artinya suatu ilmu ataupun cara menyampaikan segala sesuatu kepada orang
lain. Apabila metode bergabung dengan kata logos yang maknanya akan berubah.
Logos bermakna “studi tentang” atau bisa juga diartikan “teori tentang”. Maka secara
keseluruhan metodologi diartikan sebagai metode atau caracara yang berlaku dalam
kajian atau sebuah penelitian. Terlihat jelas bahwa arti metodologi merupakan suatu
cara-cara yang digunakan untuk mengakaji suatu ilmu ataupun permasalahan secara
keseluruhan, sehingga menemukan titik temu. Metodologi adalah studi tentang
metode yang digunakan suatu bidang ilmu agar memperoleh pengetahuan mengenai
pokok persoalan dari ilmu melalui aspek tertentu melalui penyelidikan. Penyelidikan
inilah yang nantinya akan dijadikan sebuah kunci jawaban atas segala perkara yang
muncul.

Bahkan Metedologi juga suatu ilmu yang membicarakan bagaimana cara


menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran sehingga dapat diserap, dipahami
dan dikuasai oleh anak didik, maka mempelajari metedologi saja, memang belum
merupakan jaminan seorang guru akan berhasil dengan baik akan tugasnya. Sebagai
akibat dari perubahan sosial dan kemajuan dibidang teknologi, maka muncullah
berbagai persoalan baru yang menuntut kepada manusia untuk segera menyesuaikan
dengan perubahan-perubahan tersebut.1

Contoh kegiatan metedologi islam, pada abad ke-14 sampai ke-16 Masehi,
Aristoteles (384-322 SM) orang jenius melebihi dari Francis Bacon, Plato lebih jenius
dari Roger Baconn. Mengapa kedua orang Bacon itu menjadi salah satu faktor dalam

1
M. Ali Hasan, Studi Islam Al-Quran dan As-Sunnah, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2000), hal:213.

3
kemajuan sains, sekalipun kedua orang tersebut jauh lebih rendah , tetapi justru
membawa kemajuan–kemajuan ilmiah dan kebangkitan. Sedangkan kedua orang
jenius tidak mampu membawa Eropa ke arah kemajuan, justru sebaliknya, kedua
orang tersebut membuat stagnasi dan kebodohan dunia.2

B. Pengertian Studi Islam

Metodologi perlu di sambung dengan studi agar berjalan secara selaras. Studi ialah
mempelajari sesuatu untuk mengerti level, mencari pengetahuan tentang sesuatu di
dalam hubungan sebab maupun akibatnya, ditinjau dari jurusan tertentu dengan
metode tertentu. Metodologi berkaitan dengan proses-proses kognitif yang dituntut
oleh masalah-masalah yang muncul dari ciri pokok studi itu sendiri. Dapat dikatakan
bahwa metode merupakan kombinasi sistematik dari proses-proses kognitif. Proses
kognitif dapat menjadikan sesuatu yang akan dikaji, lebih mudah. Dalam mengkaji
suatu ilmu harus dengan metode yang benar agar tidak terjadi kekeliuran dan
kesalahpahaman. Apalagi memahami studi islam ini, tidak boleh sembarangan dan
main-main. Namun harus melalui contoh dari Rasulullah SAW. Kehadiran agama
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad diyakini dapat terwujudnya kebutuhan
manusia sejahtera lahir dan batin.
Islam yang mengatur segala sendi kehidupan, misalnya dari segi peradaban.
Peradaban kontemporer sangat menghargai ilmu pengetahuan karena sebagai alat
untuk mencapai kebenaran. Kebenaran dapat dikatakan apabila sudah sesuai dengan
yang Allah dan Rasul contohkan. Manusia yang ingin hidupnya terarah harus mau
mengikuti aturan islam, tentunya aturan islam ini harus dipahami dan juga harus
melihat situasi serta kondisi. Islam datang sebagai rahmatan lil a’lamin. Sesuai
dengan firman allah yang artinya ”dan kami tidak mengutus engkau (muhammad)
melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Islam juga bukan hanya

2
Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer,(Jakarta:Pustaka Sinar Harapan,2010) hal:149

4
mengurusi sosial ibadah dan seluk beluk yang terkait dengannya saja, melainkan juga
ikut terlibat memberikan jalan keluar yang terbaik untuk mengatasi berbagai
masalah.3
Namun Studi Islam secara harfiah merupakan kajian tentang hal-hal yang
berhubungan atau berkaitan dengan agama Islam baik berkaitan dengan ajaran,
sejarah ataupun praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-
hari sepanjang sejarah peradabannya. Salah satu ajaran islam yang harus diterapkan
adalah keimanan dan ketakwaan kita terhadap Allah. Iman serta takwa merupakan
konsep yang sangat terpenting untuk diketahui serta dilaksanakan dalam kehidupan
manusia.
Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.
Studi islam adalah suatu upaya membimbing untuk merubah tingkah laku individu
agar menjadi pribadi yang lebih baik yang sesuai dengan tuntunan yang ada dalam
syariat islam.
Ajaran studi islam menjadi suatu kegiatan usaha (sengaja), sistematis, serta
berkesinambungan untuk mengembangkan potensi manusia yang berupa dorongan
untuk beragama Islam, memberikan sifat keislaman serta kecakapan, kecekatan sesuai
dengan tujuan pendidikan agama Islam. Sifat keislaman yang menyelaraskan dengan
studi hukum islam. Studi hukum Islam adalah cabang ilmu-ilmu keislaman paling tua
umurnya serta telah dikembangkan pada zaman tabi’in. Cabang ilmu ini yang perlu
di pelajari melalui pendidikan. Di dunia Islam banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan.
Banyak ilmuan yang berjasa dalam memberikan dampak positif. Dengan mengingat
kegigihannya, maka akan menjadi motivasi kita. Selain itu, ada kalangan ilmuan luar
islam yang mengkaji studi islam. Para ahli studi Islam yang berasal dari luar kalangan
umat Islam (outsider) tersebut dikenal dengan kaum orientalis atau orang-orang Barat
yang melakukan pengkajian tentang dunia Timur termasuk dunia Islam. Dahulu, St.
John sebagai seorang penganut teologi Kristen yang berpikir bahwa Islam adalah
ajaran murtad. Namun, di masa sekarang ini sepertinya para orientalis mulai

3
Abuddin Natta, Metodologi Studi Islam,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2010), hal:2-3

5
berpindah haluan, banyak diantara mereka yang memberikan berbagai pandangan
yang objektif, kritis, serta ilmiah terhadap Islam serta pemeluknya. Hal tersebut
sangat berguna terhadap pengembangan studi Islam di kalangan umat Islam sendiri
(insider). Bahwa pemikiran dan studi Islam senantiasa strukturnya terbuka, berubah,
dan selalu siap untuk dikritisi serta dikembangkan. Maka dalam hal ini, bahwa harus
berfikir secara komprehensif.
Dengan cara berfikir demikian, maka orang tidak melihat dari sudut pandang saja
serta sadar dengan moral yang dimiliki. Studi Islam di dalam kalangan umat Islam
bertujuan untuk proses memahami, menggali, dan membahas ajaran-ajaran islam
supaya mereka dapat mengaplikasikannya serta mengamalkan ajarannya dengan baik
dan benar. Melalui kajian Islam yang objektif serta ilmiah, maka ajaran-ajaran Islam
bukan hanya sekedar dogma-dogma teologis tetapi ajaran yang dipercaya sebagai
ajaran abadi dan universal itu benar-benar berkembang, relevan, dibutuhkan, serta
mampu menjawab tantangan zaman yang dinamis. Sebagai umat islam harus
mengembangkan potensinya agar berfikir kritis.

C. Urgensi Mempelajari Studi Islam

Pada zaman modern banyak negara bersaing membentuk negara yang semakin
maju, oleh karena itu sangat dianjurkan setiap negara menciptakan generasi muda
yang berkulaitas. Apalagi sebagai mahasiswa yang di tuntut menjadi bermanfaat
untuk masyarakat sekitarnya. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat
urgen yang harus di penuhi oleh seluruh umat manusia. Urgen yang dimaksud yakni
yang mengenai tentang metodologi studi islam. Pada saat ini umat islam sedang
menghadapi tantangan dari kehidupan dunia dan budaya modern, studi keislaman
menjadi sangat urgen. Studi islam dituntut untuk membuka diri terhadap masuknya
dan digunakannya pendekatan- pendekatan yang bersifat objektif dan rasional. Dan
secara bertahap meninggalkan pendekatan yang bersifat subjektif doktriner.4 Proses
pengajaran islam hingga saat ini belum tersusun secara sistematis dan belum

4
Yusuf Ali Anwar, Studi Agama Islam, (Bandung:Pustaka Setia,2003), hal:258

6
disampaikan menurut prinsip, pendekatan, dan metode yang direncanakan dengan
baik. Namun untuk kepentingan akademis, membuat islam lebih responsive dan
fungsional dalam memandu perjalanan umat islam, diperlukan metode yang dapat
menghasilkan pemahaman islam yang utuh dan komprehensif.

Pada abad pertengahan, eropa dalam keadaan stagnasi dan masa bodoh dalam waktu
seribu tahun. Tetapi stagnasi dan masa bodoh tersebut kemudian menjadi kebangkitan
revolusioner yang multifaset dalam bidang sains, seni, dan kehidupan sosial. Revolusi
yang mendadak dalam pemikiran manusia ini menghasilkan peradaban kebudayaan.
Sekarang apa yang terjadi pada dirinya yang menyebabkan perubahan mendadak
sehingga dalam waktu 300 tahun Eropa menemukan kebenaran yang mereka peroleh
dalam waktu seribu tahun yang lalu?

Seorang sarjana Iran, Ali Syariati mengatakan bahwa faktor utama yang
menyebabkan kemandekan dan stagnasi dalam pemikiran peradaban kebudayaan di
Eropa tersebut adalah metode pemikiran analogi aristoteles. 5 Pada saat melihat
metode yang tepat masalah berubah, maka sains, masyarakat, dan juga dunia berubah.
Inilah pentingnya metode sebagai fektor fundamental dalam renaisans.

Begitu pentingnya peranan metode pemahaman ajaran islam dalam kemajuan dan
kemunduran pertumbuhan ilmu. Mukti Ali mengatakan bahwa yang menentukan dan
membawa stagnasi adalah metode yang digunakan. Sebagai contoh abab ke 14- 16 M
Aristoteles lebih jenius bila dibanding Francis Bacon. Namun mengapa justru bacon
menjadi orang yang menyebabkan kemajuan dalam sains sekalipun dia lebih rendah
tingkat kejeniusannya disbanding Aristoteles? Hal ini dijawab oleh mukti ali karena
orang yang biasa- biasa saja seperti bacon dapat menemuka metode berpikir yang
benar dan utuh.

Hal demikian, bukan bermaksud untuk merendahkan orang- orang jenius.


Kejeniusan saja tidak cukup, namun harus dilengkapi dengan ketepatan memilih

5
Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer(Jakarta:Pustaka Sinar Harapan,2010), hal:150

7
metode yang digunakan untuk kerjanya dalam bidang pengetahuan. Pada dasarnya
metode digunakan untuk mencapai tujuan dalam mencari kebenaran ilmu dan
menggali kebenaran pengetahuan.Kewajiban pertama bagi peneliti adalah memilih
metode yang paling tepat untuk riset dan penelitiannya. Riset dan penelitian tidak
dapat dipisahkan dengan metode agar tercapai suatu kelogisan secara ilmiah.

D. Sejarah Pertumbuhan studi islam

1. Massa Rasulullah
a. Transformasi ilmu dilakukan secara lisan.
b. Rasul telah mengembangkan bibit pengembangan studi islam terutama tafsir dan
ushul fiqih. Hadis adalah penafsiran Rasul tarhadap Al-qur’an yang didalamnya
terdapat metode penerapan hukum.

2. Masa Pasca Rasulullah


a. Mulai muncul tradisi literer dimulai dengan pengumpulan Al-qur’an (masa
khulafaur rasyidin).
b. Hadis juga mulai dikumpulkan dan ditulis dalam sebuah kitab (masa dinasti
Abasiyyah). Para muhaddisin juga menyusun kriteria ilmiah bagi penerimaan
Hadis dengan kategori shahih, hasan dan dha’if.
c. Perkembanggan studi islam mencapai puncaknya pada masa Abasiyyah. Studi
islam yang dikembangkan hanya meliputi ilmu normatif islam yang bersumber
pada teks agama.6

3. Studi Islam di Dunia Barat

6
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di rumah, sekolah, dan Masyarakat,(Jakarta:Gema Insani
Press,1995), hal:25-26

8
a. Kajian barat terhadap islam memunculkan orientalisme, yaitu kajian tentang
ketimuran. Kajian awal yang dilakukan orientalisme yang diselenggarakan
diperguruan tinggi dibarat memandang umat islam sebagai bangsa primitif.
b. Kajiannya difokuskan pada Al-qur’an dan pribadi nabi Muhammad secara ilmiah
yang hasilnya menyudutkan ajaran dan umat islam.
c. Pendekatan yang digunakan para orientalis bersifat lahiriah (eksternalisasi).
Agama islam hanya dipandang dari sisi luarnya saja menurut sudut pandang barat.
d. Pada masa selanjutnya muncul karya-karya yang mengoreksi dan merekonstruksi
kajian orientalis lama, Karen adanya anomali (ketidaktepatan) dalam studi islam.
Tokohnya antara lain:Louis Massingnon, w. Montgomery Watt, dan Wilfred
Cantwell Smith.
e. Pendukung yang lengkap. Pendekatan yang digunakan antara lain: filologi,
antropologi, sejarah, sosiologi, psikologi, dan sebagainya. Islamic Studies menjadi
salah satu kajian yang dibuka di universitas barat dengan sarana.7

4. Studi Islam di Indonesia


a. Masa klasik (abad 7-15M)
• Melalui kontak informal, saluran perdagangan, perkawinan, dan tasawuf
• Para pedagang (arab, ppersia dan india) beberapa sebagai mubalighoh
• Materi pengajaran: kalimat syahadat, rukun iman, rukun islam
• Abad 13 muncul pendidikan langgar dan pesantren
b. Masa pra kemerdekaan
• Tahun 1909 muncul pendidikan madrasah yang didirikan oleh Syekh
Abdullah Ahmad di Palembang
• Tahun 1910, Syekh Tholib Umar mendirikan madrasah schoot di Batu
Sangkar tahun1923 diganti dengan dini’yah school dan tahun 1931 diganti
menjadi al-jam’iah al-islamiah

7
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di rumah, sekolah, dan Masyarakat,(Jakarta:Gema Insani
Press,1995), hal:26-27

9
• Tahun 1915, Zainuddin Labib Al-Yunusi mendirikan madrasah diniyah di
Padang Panjang
• Muhammadiyah (berdiri tahun 1912) mendirikan HIS, sekolah guru, SD 5
tahun, dan madrasah.
• Al-irsyad (berdiri di Jakarta tahun 1913) mendirikan madrasah awaliyah (3th),
ibtidaiyah (4th), tajhizyah (2th), mualimmin (2th), dan takhassus (2th).
• Al-jami’ah Al-Wasliyah (berdiri tahun 1930 di Medan), mendirikan:
madrasah tajhiziyah (2th), ibtidaiyah (4th), tsanawiyah (2 th), qismul ali (3
th), dan takhassus (2th)
• Nidhamul ulama (didirikan tahun 1926). Mendirikan: madrasah awaliyah (
2th), ibtidaiyah (3th), tsanawiyah (3th), mu’alimmin wstha (2 th), mu’alimmin
ulya (2 th).
c. Pasca kemerdekaan
• Tahun 1952 studi islam pada tingkat dasar sampai menengah diseragamkan
melalui jenjang: MI (6 th), MTS 93 Th), dan MA (3 th).
• Pada tahun 1951 didirikan Perguruan Tinggi Agama Islam Negri (PTAIN)
yang kemudian menjadi Institute Agama Islam Negeri (IAIN) tahun 1960.

Selama penggal sejarah timbulnya Islam, peradaban dunia meliputi dua kerajaan:
yaitu Sasanid Persia dan Bizanti Roma yang bersuku Badui dan pengembala unta
yang hidupnya dengan cara berkabila-kabila dan berdagang. Suku Quraisy yang hidup
berdagang, yang mendominasi kota perdagangan Mekkah dimana Muhammad juga
memulai aktifitasnya dan di tempat itu pula islam pertama kali diproklamirkan.
Pendidikan Islam pada zaman awal dilaksanakan di masjidmasjid. Mahmud Yunus
menjelaskan bahwa pusat-pusat studi Islam klasik adalah
Mekkah dan Madinah (Hijaz), Bashrah dan Kufah (Irak), Damaskus dan Palestina
(Syam), dan Fistat (Mesir). Madrasah Mekkah dipelopori oleh Mu’adz bin Jabal;
madrasah Madinah dipelopori oleh Abu Bakar, Umar dan Ustman; madrasah Bashrah
dipelopori oleh Abu Musa al-Asy’ari dan Anas bin Malik; madrasah

10
Kuffah dipelopori oleh Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas’ud; madrasah
Damaskus (Syiria) dipelopori oleh Ubadah dan Abu Darda; sedangkan madrasah
Fistat (Mesir) dipelopori oleh Abdullah bin Amr bin Ash’.
Pada zaman kejayaan Islam, studi Islam dipusatkan di ibukota negara, yaitu
Bagdad. Di Istana Dinasti Bani Abbas pada zaman al-Makmun (813-833), putra
Harun al-Rasyid, didirikan Bait al-Hikmah, yang dipelopori oleh khalifah sebagai
pusat pengembangan ilmu pengetahuan dengan wajah ganda; sebagai perpustakaan
serta sebagai lembaga pendidikan (sekolah) dan penerjemahan karya-karya Yunani
kuno ke dalam bahasa Arab untuk melakukan akselerasi pengembangan ilmu
pengetahuan. Di samping itu, di Eropa terdapat pusat kebudayaan yang merupakan
tandingan Bagdad, yaitu Universitas Cordova yang didirikan oleh Abdurrahman III
(929-961 M) dari Dinasti Umayah di Spanyol. Di Timur Islam, Bagdad, juga didirikan
Madrasah Nizhamiah yang didirikan oleh Perdana Menteri Nizham alMuluk; dan di
Kairo, Mesir, didirikan Universitas Al-Azhar yang didirikan oleh Dinasti Fatimiah
dari kalangan Syiah.
Asal-Usul dan Pertumbuhan Studi Islam, Pendidikan Islam di Indonesia tidak
pernah lepas dari semangat penyebaran Islam yang dilakukan secara intensif oleh para
pendahulu dalam kerangka perpaduan antara konteks keindonesiaan dengan
8
keislaman. Pada awalnya pendidikan Islam, dalam bentuk halaqah-halaqah,
kemudian bentuk madrasah. Selain pesantren pendidikan Islam di Indonesia
diharapkan pada tantangan semakin berkembangnya model-model pendidikan.
Pertumbuhan minat untuk memahami Islam lebih sebagai tradisi keagamaan yang
hidup, yang historis. Ketimbang “kumpulan tatanan doktrin” yang terdapat dalam Al-
qur'an dan Hadis. Studi Islam kontenporer di Barat, berusaha keras menampilkan citra
yang lebih adil dengan mengandalkan berbagai pendekatan dan metode yang lebih
canggih dalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan.

8
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di rumah, sekolah, dan Masyarakat,(Jakarta:Gema Insani
Press,1995), hal:29

11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode memahami yang pada intinya Islam harus dilihat dari berbagai dimensi.
Jika kita meninjau Islam dari satu sudut pandangan saja, maka yang akan terlihat
hanya satu dimensi saja dari gejalanya yang bersegi banyak. Mungkin kita
berhasil melihatnya secara tepat, namun tidak cukup bila kita ingin memahaminya
secara keseluruhan. Buktinya ialah Al-quran sendiri. Kitab ini memiliki banyak
dimensi, sebagiannya telah dipelajari oleh sarjana-sarjana besar sepanjang
sejarah. Satu dimensi, misalnya, mengandung aspek-aspek linguistik dan sastra
Al-quran. Para sarjana sastra telah mempelajarinya secara terperinci. Dimensi lain
terdiri atas tema-tema filosofis dan keimanan Alquran yang menjadi bahan
pemikiran hagi para filosof serta para teolog hari ini. Dimensi al-quran lainnya
lagi yang belum dikenal ialah dimensi manusiawinya, yang mengandung
persoalan historis, sosiofogis, dan psikologis. Dimensi ini belum banyak dikenal,
karena sosiologi, psikologi ilmu-ilmu manusia memang jauh lebih muda
dibandingkan ilmu-ilmu alam. Apalagi ilmu sejarah yang merupakan ilmu
termuda di dunia. Namun yang dimaksudkan dengan ilmu sejarah di sini tidaklah
identik dengan data historis ataupun buku-buku sejarah yang tergolong dalam
buku-buku tertua yang pernah ada.

3.2 Saran

12
Alhamdulillah, Akhirnya dengan do’a dan usaha, kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami berharap supaya makalah ini dapat berguna dan dapat
dimanfaatkan oleh kalangan banyak. Dan kami berharap kritik dan saran dari
dosen pembimbing dan teman-teman sekalian. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,Yatimin.2010.Studi Islam Kontemporer.Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.

Anwar,Yusuf Ali.2003.Studi Agama Islam.Bandung:Pustaka Setia.

Hasan, Muhammad Ali.2000.Studi Islam Al-Quran dan As-Sunnah.Jakarta:Raja


Grafindo Persada

Nahlawi,Abdurrahman An.1995.Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan


Masyarakat.Jakarta:Gema Insani Press.

Natta,Abudin.2010.Metodologi Studi Islam.Jakarta:Raja Grafindo Persada.

13

Anda mungkin juga menyukai