Anda di halaman 1dari 2

DJKN Kementerian Keuangan RI dan LPEI Tingkatkan Kelas UKM Indonesia

By Agus Windiarto (Narahubung Media)

Jakarta, 12 Agustus 2021 – Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung
perekonomian Indonesia menjadi perhatian Pemerintah dalam menopang keberlangsungan kegiatan
operasional usahanya. Di tengah situasi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, sektor UMKM harus
bertahan untuk menyangga kebutuhan ekonomi para pelaku usaha termasuk rantai pasok yang
melibatkan jutaan pekerja. Upaya Pemerintah untuk menggerakkan ekonomi nasional diwujudkan
dengan memberi dukungan kepada para pelaku usaha termasuk UMKM.

Kementerian Keuangan RI melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Direktorat Kekayaan
Negara yang Dipisahkan (KND) memberikan penugasan kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
(LPEI)/Indonesia Eximbank, salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI, untuk
mengelola program penyelamatan ekonomi nasional yaitu Penjaminan Pemerintah (JAMINAH) dan
Penugasan Khusus Ekspor untuk UMKM.

“Pemerintah memiliki target agar porsi UKM ekspor dapat mencapai angka 21,6%. Oleh karena itu
Pemerintah melalui DJKN berkolaborasi bersama semua pihak termasuk SMV Kementerian Keuangan RI
yang juga punya peran dalam pengembangan UMKM yaitu LPEI. Tanggung jawab diberikan dalam hal
pendanaan dan pembiayaan untuk bisa mengelola Program Penjaminan Pemerintah dan Penugasan
Khusus Ekspor kepada UMKM yang terdampak COVID-19, sehingga mereka dapat mempertahankan
kegiatan operasionalnya. Program ini secara garis besar juga diharapkan dapat mendorong program
Pemulihan Ekonomi Nasional,” ujar Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald Silaban, dalam acara
Webinar “UMKM Naik Kelas dengan Ekspor Berkelas” pada Kamis (12/08).

Peningkatan kemampuan UMKM merupakan misi bersama yang harus dieksekusi dengan baik. Sejumlah
langkah Pemerintah diharapkan dapat menciptakan UMKM yang berkelas. Pada kesempatan yang sama,
Direktur Eksekutif LPEI, D.James Rompas juga turut menyampaikan komitmen yang sama khususnya
meningkatkan kemampuan UMKM untuk bisa melakukan kegiatan ekspor.

“LPEI memiliki peran dari aspek finansial dan non-finansial dalam meningkatkan ekspor nasional
termasuk dari sektor UMKM. Dari aspek finansial kami telah menyalurkan pembiayaan ekspor kepada
UMKM sebesar Rp14,5 Triliun termasuk program Penugasan Khusus Ekspor sebesar Rp408 Miliar ke
seluruh Indonesia. Pembiayaan ini melibatkan 59 nasabah dengan serapan tenaga kerja lebih dari 8 ribu
orang. Sementara dari sisi non-finansial kami juga memiliki 2 program utama yaitu Rumah Ekspor untuk
penciptaan eksportir baru dan Desa Devisa untuk peningkatan kapasitas masyarakat. Seluruh
pelaksanaan program ini tentu membutuhkan kerja sama yang erat dengan seluruh pemangku
kepentingan terutama DJKN Kementerian Keuangan RI,” ujar James Rompas.

Peran LPEI berkolaborasi dengan DJKN diharapkan dapat terus ditingkatkan guna meningkatkan
kapasitas UKM berorientasi ekspor agar mampu membantu UMKM meningkatkan kelasnya menjadi
lokal yang mendu

Diskusi ini berlangsung dalam Webinar bertajuk “UMKM Naik Kelas dengan Ekspor Berkelas” yang dapat
disaksikan di kanal YouTube DJKN Kementerian Keuangan RI dan Indonesia Eximbank.
Optimalkan Penerimaan Negara Melalui Lelang Sukarela Produk UMKM

By Admin Web Bea dan Cukai 04-Dec-2020

Kementerian Keuangan Provinsi Banten terus berupaya untuk mewujudkan program Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN), salah satunya dengan cara menggelar kegiatan lelang yang diinisiasi Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Banten. Lelang yang bersifat sukarela kali ini
mempromosikan produk-produk unggulan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lokal di Kota
Serang, di antaranya adalah Batik Banten.

Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta Finari Manan, mengunjungi Kanwil DJKN Banten pada hari
Senin 26 Oktober 2020, dengan maksud untuk membahas potensi penerimaan negara sekaligus melihat
proses pelaksanaan lelang diselenggarakan secara daring, menggunakan aplikasi Zoom Meeting yang
berlangsung pada pukul 09.00 – 11.00 WIB.

“Adanya lelang sukarela seperti ini, dapat menggerakkan roda perekonomian di masa pandemi, yaitu
dengan cara meningkatkan potensi nilai barang. Tak hanya itu, lelang juga bisa membantu mengurangi
kredit macet yang ada di bank pemerintah maupun swasta, karena setiap barang yang laku, nantinya
akan disetorkan ke bank, kemudian uangnya digulirkan lagi ke masyarakat sebagai stimulus
perekonomian,” ungkap Kepala Kanwil DJKN Banten Nuning Sri Rejeki Wulandari, melalui sambutannya
di awal acara.

Nuning lalu menambahkan, bahwa Kanwil DJKN Banten merangkul produsen batik Banten, PT Batik
Banten Mukarnas untuk membantu pemasaran produknya melalui lelang, dan hal ini juga sebagai
bentuk dukungan pemerintah dalam memajukan perekonomian sektor UMKM.

Adapun cara penawaran lelang ini, dengan mekanisme Open Bidding atau penawaran lelang secara
terbuka tanpa kehadiran peserta lelang. Sebelumnya, DJKN Kanwil Banten, melalui KPKNL Serang telah
menerbitkan daftar barang produk UMKM yang akan dilelang, sehingga masyarakat dapat menyetorkan
uang jaminan terlebih dahulu terhadap barang yang diminati.

Finari Manan, yang juga didampingi oleh Kepala Bidang Kepatuhan Internal dan Layanan Informasi Irwan
Djuhais, membahas potensi penerimaan negara yang dapat diperoleh dari kolaborasi DJKN dan DJBC.
Misalnya, penyelenggaraan lelang atas barang-barang yang merupakan sitaan pajak atau bea cukai.
Sebab, pemerintah berwenang melakukan semua metode lelang, salah satunya dengan menjual barang
sitaan yang memiliki kekuatan hukum tetap.

Diharapkan melalui lelang ini, dapat menstimulus perekonomian daerah setempat hingga skala nasional,
serta dapat memajukan produk UMKM agar semakin dikenal masyarakat, sehingga mampu bersaing di
pasar internasional.

Anda mungkin juga menyukai