PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada wanita usia produktif, tetapi
(Handayani, 2017). Dalam kehamilan mual muntah adalah gejala yang normal dan sering terjadi
pada trimester pertama (Setyawati et al, 2014). Namun, apabila berlebihan dapat mengganggu
pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk sehingga ibu kekurangan energi dan
juga zat gizi yang disebut hiperemesis gravidarum (Rofi’ah et al, 2019).
kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual dan
muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual.
Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan
menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria. Hiperemesis juga berdampak negatif,
seperti anemia. Sedangkan anemia sendiri dapat mengakibatkan syok disebabkan kekurangan
asupan gizi yang dimakan dan diminum dimuntahkan semua (Morgan et al, 2010).
peningkatan kadar Human Chorionic Gonadotropin (HCG) tampaknya berperan besar. Penyebab
lain adalah peningkatan kadar hormon progesteron serta peningkatan hormon estrogen. Faktor
psikologis juga berperan terhadap terjadinya hiperemesis gravidarum seperti tekanan pekerjaan,
rumah tangga yang retak dan dapat menyebabkan konflik mental sehingga memperparah mual
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali
sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan
berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan
kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual dan
muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual.
Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan
akan menurun, turgor kulit berkurang dan timbul asetonuria (Morgan et al,
2010).
2. Klasifikasi
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah sistolik menurun
b. Tingkat II
9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan
c. Tingkat III
2) Muntah berhenti
5) Suhu meningkat
6) Tensi menurun
3. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti
bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan
oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Menurut (Khayati, 2013) terdapat
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.
c. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan
kehilangan pekerjaan.
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi penyebab
hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar 60-80% pada
(multigravida).
4. Manifestasi Klinis
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil, yang bisa
terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya
nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga
b. Konstipasi
e. Inkontinensia urine
f. Jantung berdebar
4-6 minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu. Mual dan muntah yang
dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat mereka menjadi lebih lemah dan akan
meningkatkan
kecemasaan terhadap kejadian yang lebih parah. Masalah psikologis juga berperan pada
psikologis yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung mengalami mual dan muntah dalam
kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada serta mengurangi kemampuan untuk
mengatasi gejala normal. Selain itu ketidakseimbangan psikologis ibu hamil seperti cemas,
rasa bersalah, mengasihani diri sendiri, ingin mengatasi konflik secara serius, ketergantungan
atau hilang kendali akan memperberat keadaan mual dan muntah yang dialaminya sehingga
akan lebih ditakutkan keadaan mual muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan
Pathway
Faktor Predisposisi : Kehamilan Faktor Psikologis : Stress, Faktor Organik : Antigen baru
ganda, Molahidatidosa Kurang support sosial janin dan Plasenta, vili korialis
5. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi
lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum
dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat
sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi
muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
akibat perdarahan
6. Pemeriksaan Penunjang
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejal yang fisiologik
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka diperlukan
seperti :
a. Obat-obatan
1) Sedativa : Phenobarbital
khlorpromasine.
b. Isolasi
udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau
c. Terapi psikologika
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan
d. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam
cairan fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek,
vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila
dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan
e. Menghentikan kehamilan
penglihatan.
3) Ganggguan faal ditandai dengan : hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk
anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah
menurun.
B. Konsep Masalah Keperawatan
Pengkajian
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien Tidak dapat menahan
makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya
berlebihan/hipersalivasi. Riwayat haid : sebagian besar pasien sadar akan haid yang
tidak Datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang- Kadang pasien tidak
2. DataObjektif
Pemeriksaan fisik
tampak kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus.Vomitus yang iritatif dapat
membuat erosi pada bibir dan wajah : lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring
kering dan merah, dan pernapasan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang khas
untuk ketoasidosis. Takikardi dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada
penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor, dan
b. Pemeriksaan abdomen:
temuan ini biasanya normal, Meskipun rasa sakit di hepar dapat ditemukan
c. Pemeriksaan pelvis :
Uterus lunak dan membesarkan sesuai Dengan umur gestasi, Kebutuhan Dasar Khusus
a. Aktifitas istirahat :
b. Integritas ego :
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya,
c. Eliminasi:
konsentrasi urine.
d. Makanan/cairan:
Mual dan muntah yang berlebihan(4–8minggu), nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5–
10Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton,
e. Pernafasan:
f. Keamanan:
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan Dapat jatuh dalam koma
g. Seksualitas:
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu Membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
h.Interaksi sosial:
yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
Tes Laboratorium
b. Urinalisis:
urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi sebagai akibat dehidrasi.
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Pemasukan yang tidak
2. Cemas b/d kurang pengetahuan dan psikologi kehamiland d/d Klien mengeluh takut
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum dan kurangnya intake nutrisi d/d klien dalam