2
1.2. Identitas Pasien
Nama : An. A
Umur : 9 tahun
Rujukan dari RSUD Panglima Sebaya Tanah Grogot. Pasien dirujuk dengan diagnosa
post evakuasi hematom genu kiri + riw. Hemofilia. Saat ini keluhan bengkak pada lutut kiri
terasa hangat dan nyeri.
Pasien sudah 3 kali jatuh dan mengalami trauma pada lutut kiri, pada trauma yang
pertama dan kedua lutut bengkak namun pasien masih bisa berjalan. Pada trauma yang ketiga
tanggal 5 januari 2014 lutut kiri bertambah bengkak hingga tidak bisa berjalan. Pasien
dibawa berobat oleh orang tuanya dan di RS panglima sebaya dilakukan operasi evakuasi
hematom pada lutut kiri tanggal 8 januari 2014. Pasien memiliki riwayat penyakit hemofilia
sejak 2010. Tanggal 11 januari pasien dirujuk ke RSUD AWS untuk pemeriksaan dan
penanganan lebih lanjut.
Sejak usia 3 tahun pasien sering mengeluhkan gusi siring berdarah. Terkadang pasien
juga mengeluhkan lebam pada kulit dan mimisan. Pada tahun 2010 pasien MRS diperiksa
3
darah dan dinyatakan menderita hemofilia. Pasien juga memiliki riwayat sirkumsisi dengan
pemberian koate (antihemofilia faktorVIII).
Lahir di : rumah
Ditolong : bidan
Periksa di : Puskesmas
Ya/Tidak : ya
4
Gigi keluar : lupa Berdiri : 9 bulan
ASI :-
Buah :-
Tim saring :-
1.13. Imunisasi
5
DPT + + + //////////
Hepatitis B + + + //////////
Tifoid - - - -
Pemeriksaan fisik dilakukan di ruang Melati RSUD.A.W.Sjahranie pada hari senin 18 Januari
2014.
Temperatur : 37.2oC
BB = 25 Kg
TB = 130 cm
IMT = 14.79
6
Kesimpulan :Status gizi berdasarkan BB/U adalah baik.
Kepala/leher
Rambut merah :-
Ubun-ubun cekung :-
Mata : konjungtiva anemis (-/-), skera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), mata
cowong (-/-), edem palpebra (-/-), wajah edem (-)
7
Mulut : bibir lembab, lidah bersih, faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-),
perdarahan (-)
Thorax
Pulmo
Inspeksi : gerakan simetris D=S, retraksi ICS (-), bintik merah (-)
Cor
Abdomen
Palpasi : Soefl, nyeri tekan (-), massa (-), H/L tak teraba
8
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
5 5
Edema - - MMT
5 Sde
- +
Genu
S
Superior Inferior
Ekstremitas hangat Ekstremitas hangat
Edem (-) Edem (+) pada genu
Sianosis (-) sinistra, hangat, nyeri +
Palmar eritema (-) funtiolaesa
Sianosis (-)
Palmar eritema (-)
9
1.15 Pemeriksaan Penunjang
1.16 Diagnosis
Hemofilia A
10
1.17 Penatalaksanaan
IGD
Konsul dr. Sp.A :
injeksi koate 25 U / kgBB IV selama 2 hari berturut - turut
transfusi PRC 1x 10 cc/KgBB (250cc)
11
1.18 Follow Up Pesien
12
Tanggal Perjalanan Penyakit Perintah Pengobatan/Tindakan yang
diberikan
Hari 4 perawatan S: Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+), Koate 25 U/kgbb selama 2 hari
11 januari 2014 demam (-), batuk-pilek (-) Transfusi PRC 1 x 250 cc
O: Anemis (-/-), ikt (-/-), rh (--/--), wh (--/--) Cek BT, CT, PT, APTT
Akral hangat
A: Hamarthrosis et causa Hemofilia
Hari 5 perawatan S: Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+), Koate 25 U/kgbb selama 2 hari
12 januari 2014 demam (-), batuk-pilek (-) Cek DL post taransfusi
O: Anemis (-/-), ikt (-/-), rh (--/--), wh (--/--) Inj. Ketorolac 5 mg extra
Akral hangat PCT 3 x 250 mg
A:
Hamarthrosis et causa Hemofilia
Hari 6 perawatan S: Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+), koate 25 U/kgbb selama 2 hari
13 januari 2014 demam (-), batuk-pilek (-) inj. ketorolac 5 mg extra
O: Anemis (-/-), ikt (-/-), rh (--/--), wh (--/--) pct 3 x 250 mg
inj. ranitidin 20 mg IV extra
A: T : 36.8oC RR : 20x/I N : 80x/I , Akral hangat Hasil Lab :
Hamarthrosis et causa Hemofilia Leukosit 4650
Hb 10.2
HCT 29.5
Trombosit 167.000
BT 3 menit
CT 3 menit
APTT 48.3 menit
PT 14.1 menit
Hari 7 perawatan S: Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+), koate 1250 IU H1
14 januari 2014 demam (-), batuk-pilek (-) (3 ampul 500 IU)
O: Anemis (-/-), ikt (-/-), rh (--/--), wh (--/--) inj. ketorolac 5 mg extra
pct 3 x 250 mg
A: T : 37.0oC RR : 18x/I N : 78x/I , Akral hangat Transamin 3 x 250 cc
Hamarthrosis et causa Hemofilia 13
Hari 8 perawatan S: Nyeri pada lutut kiri (+), bengkak pada lutut kiri (+), koate 1250 IU H2
15 januari 2014 demam (-), batuk-pilek (-) (3 ampul 500 IU)
O: Anemis (-/-), ikt (-/-), rh (--/--), wh (--/--) inj. ketorolac 5 mg extra
Prognosis:
Dubia ad bonam
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Hemofilia adalah penyakit kongenital herediter yang disebabkan karena gangguan sintesis
faktor pembekuan darah. Faktor-faktor pembekuan berjumlah 13 dan diberi nomor dengan
angka Romawi (I-XIII).
2.2. Epidemiologi
2.3. Etio-patogenesis
Hemofilia diturunkan oleh ibu sebagai pembawa sifat yang mempunyai 1 kromosom
X normal dan 1 kromosom X hemofilia. Penderita hemofilia, mempunyai kromosom Y
dan 1 kromosom X hemofilia. Seorang wanita diduga membawa sifat jika:
15
Ayah normal Ayah Hemofilia Ayah Hemofilia
Ibu carier Ibu normal Ibu carier
sehat sakit carier sehat carier sehat carier sehat sakit sakit carier
Karena sifatnya menurun, gejala klinis hemofilia A atau B dapat timbul sejak bayi,
tergantung beratnya penyakit. Hemofilia A atau B dibagi tiga kelompok:
Proses pembekuan darah diperankan oleh pembuluh darah, trombosit dan faktor
pembekuan darah. Berikut ini bagan kaskade pembekuan darah yang apabila salah
satu faktornya hilang/isufisiensi atau tidak berfungsi maka kasakade pembekuan
darah akan terganggu sehingga proses koagulasi darah menjadi memanjang.
Pada hemophilia defisiensi faktor VIII, IX dan XI akan menyebabkan uji APTT
memanjang karena kurangnya faktor pembekuan intrinsik.
16
2.4. Diagnosis
APTT memanjang
17
Activated Partial tromboplastin Time (APTT) sama dengan Partial Tromboplastin
Time (PTT) merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk menilai semua faktor
pembekuan darah dalam jalur intrinsik kecuali trombosit, termasuk faktor VIII, IX,
XI, XII. Nilai normal bekuan fibrin terbentuk dalam waktu 21 – 35 detik. APTT
memanjang pada keadaan defisiensi faktor pembekuan, pemberian heparin, adanya
hasil pemecahan fibrin fibrinolisin, dan adanya antibodi terhadap faktor pembekuan
yang spesifik[ CITATION Wil10 \l 1033 ].
PPT normal
Protrombin Time (PT) merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur
waktu yang diperlukan untuk membentuk bekuan fibrin dalam sample plasma yang
telah dicampur dengan sitrat yang menggambarkan fungsi dari faktor pembekuan jalur
ekstrinsik (faktor V, VII, X, protrombin dan fibrinogen). Nilai normal 10 – 14
detik[ CITATION Wil10 \l 1033 ].
SPT memendek
Kadar fibrinogen normal
Retraksi bekuan baik
2.7. Penatalaksanaan
I (Ice) : dikompres es
C (Compression) : ditekan/dibebat
E (Elevation) : ditinggikan
18
Transfusi konsentrat faktor VIII dengan dosis BB dalam kg x target faktor
yang diinginkan dalam IU / dl x 0.5. Waktu paruh konsentrat faktor VIII adalah 8 –
12 jam. Sediaan yang ada dalam satu vial mengandung konsentrat faktor VIII
sebanyak 250-3000 IU.
19
2.8 Komplikasi
a. Perdarahan
b. Hamarhrosis
c. Atrofi otot
d. Deformitas sendi
e. Kontraktur
2.9 Prognosis
Harapan hidup penderita hemofilia berat pada usia 35, 55 dan 75 tahun adalah 89%,
68% dan 23%, dengan rata-rata usia harapan hidup 63 tahun. Untuk penderita hemofilia
sedang harapan hidup untuk kategori usia yang sama adalah 96%, 88% dan 49% dengan rata-
rata usia harapan hidup 75 tahun. Sebagai perbandingan harapan hidup rerata pria di Inggris
adalah 97%, 92% dan 59% dengan rata-rata usia harapan hidup 78 tahun. Meskipun angka
harapan hidupnya cukup baik namun cacat sendi sering kali muncul sebagai morbiditas utama
pada hemophilia.
20
BAB III
PEMBAHASAN
Anamnesis
TEORI FAKTA
1. Anamnesis : Dari allo dan heteroanamnesa :
a. saat lahir : perdarahan tali pusat. a. Pasien sering mengeluhkan gusi
b. anak yang lebih besar : perdarahan yang mudah berdarah
sendi akibat jatuh pada saat belajar b. Sering lebam pada anggota tubuh
berjalan. c. Bengkak pada lutut kiri setelah
c. ada riwayat lebam-lebam apabila beberapakali terjatuh, bengkak
terbentur. semakin membesar, nyeri dan tak
kunjung mereda.
d. Epistaksis
Teori dan fakta sesuai
Pemeriksaan Fisik
TEORI FAKTA
a. Hematom pada kepala atau extremitas
b. Hamarthrosis Terdapat :
Laboratorium
TEORI FAKTA
a. APTT memanjang a. APTT memanjang, pasien
b. PPT normal 48.3 detik, kontrol 28-34 detik
c. SPT memendek b. PT normal 14.1 detik,
21
d. Kadar fibrinogen normal normal 10-14 detik.
e. Retraksi bekuan baik c. Faktor VIII sedikit pasien 3
f. Defisiensi faktor pembekuan kontrol 109
darah VIII / IX /XI
Terapi
TEORI FAKTA
Terapi simptomatis inj antrain 250 mg prn
Fisioterapi (RICE) pct 3 x 250 mg
Transamin 3 x 250 cc
Pemberian Konsentrat faktor VIII
BB x ∆faktor VIII x 0.5 = fisioterapi RICE
25 x 50 x 0.5 = 625 IU
dberikan 2 kali total 1250 IU/hr
koate 1250 IU
(3 ampul 500 IU)
22
Daftar Pustaka
Williams; Wilkins;. (2010). Buku Pegangan Uji Diagnostik Edisi 3. Jakarta: EGC.
23