bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya.Bahwa
lingkungan hidup mengalami proses perubahan. Proses perubahan ini yang perlu
dijaga agar lingkungan hidup itu tetap mampu menunjang kehidupan yang normal. 2
Andalas, 2007)
lingkungan adalah konsep studi lingkungan hidup yang mengkhususkan pada ilmu
hidup. Hukum lingkungan pada dasarnya mencakup penataan dan penegakan atau
hukum perdata dan bidang hukum pidana. (St. Munadjat Danusaputro, Hukum
dengan segala resikonya yang tentunya akan mengganggu baku mutu air, udara,
dan tanah yang pada akhirnya dampak itu kembali lagi kepada manusia. Produksi
sampah yang begitu meningkat tidak dibarengi dengan strategi penanganan dan
pengelolaan sampah itu sendiri secara optimal sehingga yang terjadi masalah
sampah hanya sekedar bau tak sedap saja. (Pengelolaan sampah, tersedia di
kesehatan masyarakat. Hal ini sesuai denganisi pasal 34 ayat (3) UUD 1945 bahwa
Rumah sakit terdiri dari beberapa bagian yang saling berinteraksi dan berintegrasi.
Bagian tersebut adalah balai pengobatan, tempat praktik dokter, ruang operasi,
kegiatan rumah sakit berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan
sampah padat berkaitan erat dengan prosedur tetap yang dimiliki oleh
dikelola secara benar, hal ini mengingat limbah medis termasuk ke dalam kategori
logam berat, limbah genotoxic dan wadah bertekanan masih banyak yang belum
dikelola dengan baik. Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa
biasanya berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban, biakan
atau media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan
lingkungan yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan penyakit. Beberapa
pengelolaan limbah yang dihasilkannya dan dalam hal setiap orang tidak mampu
yang sudah mempunyai izin, yaitu baru terdapat 12 perusahaan yang berada di
Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Jumlah perusahaan tersebut sangat kurang
yang berasal dari 2787 rumah sakit di Indonesia mencapai 133.91 kg/RS/hari. Dari
jumlah tersebut rata – rata tumpukan limbah mencapai 373.20 kg/ hari.
khusus yang berkaitan dengan limbah yang dihasilkan instalasi tersebut. Kewajiban
fasilitas medis dan lembaga penelitian semakin dekat dalam memenuhi tujuan
mewujudkan lingkungan yang sehat dan aman bagi karyawan mereka maupun
Secara umum, limbah rumah sakit terdiri dari tiga kelompok yaitu: limbah
padat, limbah cair, dan limbah gas. Limbah tersebut bisa dianggap sebagai limbah
jenis limbahnya, akan tetapi hal ini sangat bergantung pada macam dan jenis kuman
yang terkandung di dalam limbah dan jenis limbahnya. Pada beberapa jenis limbah,
kuman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik karena memang sesuai dengan
kondisi ideal yang dibutuhkan oleh jenis kuman tersebut, sehingga perlu dilakukan
namun pada beberapa kondisi hal tersebut tidak cukup memadai dalam
mengendalikan kuman yang ada di Rumah Sakit, sehingga perlu dilakukan berbagai
cara dan metoda agar pengendalian kuman tersebut dapat dilakukan dengan cara
yang seefektif mungkin dengan maksud agar dampak yang diakibatkan dapat
oleh suatu tim yang dinamakan Tim Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI), yaitu
sebuah Tim Pengendali intern Rumah Sakit untuk menangani dan menanggulangi
melakukan upaya agar tidak terjadi cross contamination, waterborne disease, dan
airborne disease di lingkungan rumah sakit. Dengan demikian tidak terjadi penularan
penyakit di antara sesama pasien, sesama petugas maupun antara petugas dan
sakit harus memiliki standar baku mutu lingkungan sesuai dengan UndangUndang
infeksius atau limbah medis dan domestic di lingkungan perawatan.Hal ini di lakukan
limbah medis di luar rumah sakit. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit. Kendala yang ada yaitu kurangnya kesadaran
dilakukan beberapa tahapan pengelolaan sampah medis padat mulai dari upaya
pemanfaatan kembali, dan daur ulang. Pengelolaan sampah medis yang tidak baik
dapat menimbulkan masalah terhadap kesehatan dan lingkungan seperti infeksi,
luka atau tertusuk benda tajam, kecelakaan kerja, maupun pencemaran tanah
apabila sampah medis padat dibuang ke tanah tanpa dilakukan pembakaran dengan
incinerator.
upaya yang dilakukan untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara
mengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang
tempat khusus yang kuat,anti bocor,nti tusuk dan tidak mudah dibuka. Pemusnahan
limbah medis padat menggunakan incinerator dengan suhu tinggi sekitar 1200 oC
setelah itu residu yang sudah aman dibuang ke lanfiil (Ditjen P2MPL,2004:18)
(reuse), daur ulang (recycle), dan perolehan kembali (recovery) merupakan satu
mata rantai penting dalam Pengelolaan Limbah B3. Penggunaan kembali (reuse)
Limbah B3 untuk fungsi yang sama ataupun berbeda dilakukan tanpa melalui proses
tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal. Daur ulang (recycle)
tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal yang menghasilkan
produk yang sama, produk yang berbeda, dan/atau material yang bermanfaat.
kembali komponen bermanfaat dengan proses kimia, fisika, biologi, dan/atau secara
yang terjadi di antaranya meliputi pembuangan limbah secara terbuka atau angsung
(open dumping), pengolahan tanpa izin, proses pembakaran limbah yang tidak
incinerator karena belum mempunyai izin dari Kementrian Lingkungan Hidup dan
(reuse), daur ulang (recycle), dan perolehan kembali (recovery) merupakan satu
mata rantai penting dalam Pengelolaan Limbah B3. Penggunaan kembali (reuse)
Limbah B3 untuk fungsi yang sama ataupun berbeda dilakukan tanpa melalui proses
tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal. Daur ulang (recycle)
tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara termal yang menghasilkan
produk yang sama, produk yang berbeda, dan/atau material yang bermanfaat.
kembali komponen bermanfaat dengan proses kimia, fisika, biologi, dan/atau secara
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masih banyak penanganan
limbah medis padat yang belum memenuhi syarat, maka peneliti tertarik untuk
melakukan Study Literatur terkait penanganan limbah medis padat dan faktor yang
mempengaruhi di Puskesmas.