NPP : 30.0954
Kelas : I-2
No. Absen : 16
Mata Kuliah : Ekologi Pemerintahan
Bab V
Lingkungan Eksternal Sistem Pemerintahan
5.1 Ideologi dan Politik
Dalam awal terbentuknya pemerintahan , faktor yang terpenting adalah adanya
ideologi dan politik , karena kedua hal tersebut yang akan menentukan bentuk
negara,sistem politik,serta hubungan antara negara dan pemerintah dengan
rakyatnya. Salah satu contoh pentingnya Ideologi suatu bangsa adalah bubarnya
Uni Soviet sebagai pertanda kalahnya ideologi sosisalisme. Selain itu untuk
memperkuat posisi menghadapi persaingan diberbagai bidang, negara-negara di
Eropa Barat membentuk Uni Eropa. Munculnya kekuatan ekonomi baru yakni
China juga menunjukkan eksistensi perkembangan ideologi yang sangat pesat.
China menganut politik jalan tengah dengan mengawinkan antara sosialisme dan
kapitalisme liberal dalam bentuk ideologi martket sosialism,diikuti dengan sistem
ekonomi socialist market economy yang cebderung menggunakan sistem
pemerintahan yang sentralistik. Apabila bangsa Indonesia meninggalkan Pancasila
sebagai ideologi berbangasa dan bernegara, niscaya akan ada upaya dari berbagai
pihak unutk menggantikannya dengan idelogi lain, baik kapitalisme maupun Islam
sebagai ideologi serta antara negara barat dengan China. Hal tersebut akan
membuat Indonesia menjadi medan pertempuran ideologi, yang apabila tdak
diantisipasi secara cerdas tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi
Timur Tengah jilid kedua.
5.2 Ekonomi
Pada sistem pemerintahan yang berideologi sosialisme, kegiatan ekonomi
bangsa dikendalikan oleh pemerintah. Pada sektor swasta relatif terbatas. Birokrasi
negara memegang peran penting dalam mengatur jalannya ekonomi bangsa. Model
ini memiliki keunggulan apabila dikendalikan oleh pimpinan pemerintahan yang
jujur dan memiliki integritas jika sebaliknya akan menyebabkan pemerintahan
yang otoriter dan berpotensi besar untuk korupsi.
5.4 Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebgai bangsa yang religius. Konstitusi menjamin
kemerdekaan setiap penduduk untuk beribadat menurut agama atau
kepercayaannya. Ada agama tertentu yang sangat kental pada tata kelola
pemerintahan,ada pula yang sekedar formalitas.
Bab VI
Lingkungan Fisik dan Non Fisik
6.1 Lingkungan Fisik
1. Letak Geografis
Indonesa merupakan negara kepulauan terbesar didunia. Sebagai negara
kepulauan terbesar Indonesia memiliki kekuatan maupun kelemahan yang berbeda
dengan negara daratan, sehingga perlu dikelola dengan cara-cara yang spesifik.
Karakteristik geografis Indonesia memang berbeda dengan negara daratan pada
umumnya, maka perlu para peneyelenggara pemerintahannya perlu memahami
dalam menjalankan tata kelolanya. Selama ini bangsa Indonesia lupa memelihara
beranda depan rumah, sehingga terbengkalai dan mudah dimasuki orang lain.
Dilihat dari letak geografisnya, Indonesia berada pada posisi yang sangat strategis
yaitu berada di antara dua benua (Asia dan Australia) serta berada dipersimpangan
lalu lintas laut skala internasional antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Letak yang strategis tersebut seharusnya menjadi peluang bagi bangsa Indonesia
menjadi sebuah negara terkemuka didunia. Apalagi menurut Son Daiamar(2010)
90% perdagangan internasional diangkut melalui laut. Dan dari jmlah tersebut,
40% nya diangkut melewati wilayah Indonesia. Banyak paradoks yang terjadi
akibat salah urus negara karena sebagian penyelenggara negaranya masih
merupakan bagian dari “rent-seeking government”. Sakah satu paradoks yang
muncul adalah Indonesia menjadi pengimpor beras padahal merupakan negara
agraris dengan penduduk nomor ke – 4 dunia serta memiliki lahan yang luas dan
subur (1.904.569 km2 atau peringkat ke 15 di dunia). Padahal dulu Indonesia
pernah mengalami masa swasembada pangan, karena pemerintahanya berpihak
pada petani. Kalau sekarang pemerintaha hanya berpihak pada pedagang dan
pengusaha yang hanya mencari untung.
Paradoks lainnya adalah Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelago state)
terbesar di dunia memiliki pantai nomor 2 terpanjajng di dunia masih menjadi
pengimpor garam dan ikan asin. Padahal pada zaman Hindia Belanda, negeri
nusantara pernah menjadi pengekspor garam terbesar di dunia.
Lingkungan non fisik berupa filosofi,norma, tata nilai yang secara nyata
memberi warna dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dalam konteks kehidupan
berbangsa, bernegara, berpemerintahan, sudah ada filosofi yang disepakati bersama
yakni Pancasila. Indonesia dihuni ole banyak sekali suku bangsa dengan
kebudayaan msing-masing. Bersatunya suku bangsa yang bervariasi tersebut tidak
lepas dari jasa Kerajaan Majapahit yang dalam masa kejayaannya menaklukkan
kerajaan-kerajaan kecil melalu cara persuasif. Model pendekatan ini juga
diteruskan oleh Soekarno, sehingga dia dapat diterima oleh seluruh rakyat
Indonesia sampai ke pelosok negeri.
Desentralisasi asimetris merupakan salah satu jawabannya asalkan arah
perubahannya terprogram dan terkendali, sebab desentralisasi asimetris yang
sangat luas dinegara unitaris hanya tinggal selangkah menuju bentuk negara
federasi. Pada negara federal, sumber kekuasaanya justru datang dari bawah yakni
negara bagin atau provinsi yag semula merupakan sebuah negara merdeka yang
berdaulat yang kemudian secara sukarela maupun dipaksa bergabung menjadi
bagian dari sebuah negara bagian dengan sistem pemerintahan federal. Pada negara
unitaris, sumber kekuasaan datang dari pemerintaan nasional yang kemudian
ditransfer kepada entitas pemerintahan subnasional. Bagi negara berbentuk
unitaris, desentralisasi asimetris yang meluas akan mendorong erjadinya bentuk
negara ke arah federasi. Antara bentuknegara konfederasi, federasi, maupun
unnitaris sebenarnya terletak pada sebuah kontinum yang titik beratnya dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan. Semakin ke kiir berarti semakin desentralistik yang
mengarah pada bentuk konfederasi, sebaliknya semakin ke kanan berarti semakin
sentralistik yang mengarah pada bentuk unitaris. Dari proses pembentukan (by-
design), negara unitaris cenderung bersifat sentralistik, karena sumber kekuasaan
pemerintah yang ditransfer kepada entitas subnasional berasal dari pemerintah
nasiaonal.
Agar sebuah entitas subnasional dapat memperoleh atau memiliki desentralisasi
asimetris secara adil, pemerintah nasional perlu membuat parameter yang
disepakati bersama. Parameter tersebut antara lain mencakup kekhasan geografi,
demografi, sejarah, politik, ekologi,kebudayaan, yang memungkinkan sebuah
entitas subnasional dikelola secara berbeda dibandingkan entitas subnasional
lainnya.