KEPENDUDUKAN (SIAK)
2
A. PENDAHULUAN
3
DATA KEPENDUDUKAN
DATA KEPENDUDUKAN, MENCAKUP DATA
PERSEORANGAN DAN/ATAU DATA AGREGAT
PENDUDUK, YANG DIGUNAKAN UNTUK SEMUA
KEPERLUAN ADALAH DATA KEPENDUDUKAN DARI
KEMENTERIAN YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM
URUSAN PEMERINTAHAN DALAM NEGERI, ANTARA
LAIN UNTUK PEMANFAATAN:
a. pelayanan publik;
b. perencanaan pembangunan;
c. alokasi anggaran;
d. pembangunan demokrasi; dan
e. penegakan hukum dan pencegahan kriminal.
4
14 LANGKAH BESAR DUKCAPIL DALAM 4 TAHUN
1. Pelayanan terintegrasi 3 in 1, 4 in 1 sampai 8. Pindah penduduk tidak perlu lagi
6 in 1. Ini adalah layanan dalam 1 paket pengantar RT RW desa kecamatan. Cukup
(KTP, KK, Akta Kematian, KTP-el, KK akta datang ke dinas dukcapil dengan
perkawinan, akta lahir, KIA). membawa FC KK.
2. Pembuatan KTP-el tanpa pengantar RT / 9. Penyajian data penduduk sampai tingkat
RW Desa / Kelurahan. Cukup dengan desa berbasis kewilayahan (Geographic
membawa fc KK. Information System / GIS)
3. Perekaman dan pembuatan KTP-el yang 10. Face Recognition dengan foto KTP el
tidak merubah elemen data boleh diubah untuk penegakan hokum.
diluar domisili. 11. DUKCAPIL GO DIGITAL, yaitu semua
4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak dokumen ditandatangi secara elektronik.
(SPTJM) untuk percepatan akta cakupan 12. Pendirian Program Diploma 4 Dukcapil
kelahiran. kerjasama dengan FH UNS untuk
5. Bangun ekosistem : data dan dokumen menciptakan SDM Dukcapil yang
kependudukan digunakan untuk semua professional.
keperluan. 13. Tindakan afirmatif / kemudahan untuk
6. Akta Kelahiran Online. Pemilih Pemula suku Baduy, Papua, Lapas
7. Pemanfaatan data kependudukan untuk dan orang sakit.
semua keperluan (sudah 1128 lembaga 14. Pemberian identitas untuk semua usia :
yang kerjasama untuk akses data). KTP el dan KIA.
5
B. PERUBAHAN SUBSTANSI YG MENDASAR DALAM
PERUBAHAN UU NO. 23 TAHUN 2006
3. Pencetakan Dokumen/Personalisasi
KTP-el
Pencetakan dokumen/personalisasi KTP-el
yang selama ini dilaksanakan terpusat di
Jakarta diserahkan kepada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten/Kota pada Tahun 2014.
7
Lanjutan ……….. II.
8. Pencatatan Kematian
Pelaporan pencatatan kematian yang semula
menjadi kewajiban penduduk, diubah menjadi
kewajiban RT untuk melaporkan setiap
kematian warganya kepada Instansi Pelaksana.
Pelaporan tersebut dilakukan secara berjenjang
melalui RW, Desa/Kelurahan dan Kecamatan.
Dengan kebijakan ini diharapkan cakupan
pencatatan kematian akan meningkat secara
signifikan. (Pasal 44)
10
Lanjutan ……….. II.
9. Stelsel Aktif
Semula stelsel aktif diwajibkan kpd
penduduk, diubah menjadi stelsel aktif
diwajibkan kepada Pemerintah melalui
Petugas. (Penjelasan UU 24/2013)
11
Lanjutan ……….. II.
12
II.Administrasi
MAKNA ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
Kependudukan
adalah, merupakan rangkaian
kegiatan PENATAAN dan
PENERTIBAN dalam
Dokumen
PENERBITAN DOKUMEN dan
Kependudukan
DATA KEPENDUDUKAN melalui
DUKCAPIL (KK, KTP-el, Akte
Dafduk
Kelahiran, Akte Kematian, Akte
Perkawinan ,Akte Perceraian, TATA PEMANFAATA
Kartu Identitas Anak) , DAN N DATA
DUKCAPIL
PENGELOLAAN INFORMASI TERTIB
ADMINDUK serta
PENDAYAGUNAAN hasilnya
untuk pelayanan publik dan
Data Base
pembangunan sektor lain dan/atau
Informasi
Ps. 1
Pa Kependudukan
UU 23/2006
13
II. MAKNA ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
..... Lanjutan
Tertib administrasi kependudukan adalah kesadaran dari para
anggota masyarakat untuk melaporkan diri atas keberadaannya
maupun perubahan-perubahan atau kejadian peristiwa penting
kependudukan dan memiliki dokumen kependudukan serta
menggunakan sesuai peruntukannya.
14
II. MAKNA ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
..... Lanjutan
15
III. RUANG LINGKUP ADMINDUK
Dan Intisari UU No 23 Tahun 2006 (Adminduk)
PENDAFTARAN PENDUDUK PENCATATAN SIPIL
PENCATATAN ATAS
PENCATATAN ATAS PELAPORAN PERISTIWA
PELAPORAN PERISTIWA PENCATATAN PENTING
KEPENDUDUKAN BIODATA
• Kelahiran;
• Lahir mati;
• Penerbitan NIK
• Perkawinan;
• Perubahan alamat;
PEMUTAKHIRAN • Pembatalan Perkawinan;
• Pindah dlm Wil Indonesia
• Perceraian;
• Pindah Antar negara; BIODATA • Pembatalan Perceraian
• Penddk Pelintas batas; • Kematian;
• Pendataan Penduduk • Pengangkatan Anak;
Rentan Adminduk; • Pengakuan Anak;
• Pelaporan pddk yg tdk • Pengesahan anak;
mampu mengantar DATA/INFODUK
• Perubahan Nama;
sendiri • Perubahan Status Kewaganegaraan;
• Peristiwa Penting lainnya;
SIAK/ • Pelaporan pddk yg tdk mampu
SIMDUK melapor sendiri.
Pencatatan Sipil
Adalah proses pembuatan catatan peristiwa penting dalam
kehidupan seseorang pada register catatan sipil oleh Instansi
Penyelenggara Catatan Sipil sebagai dasar penerbitan
kutipan akta.
19
IV. SISTEM PENCATATAN SIPIL --lanjutan
20
IV. SISTEM PENCATATAN SIPIL --lanjutan
21
IV. SISTEM PENCATATAN SIPIL --lanjutan
3. Prinsip pencatatan
Prinsip pencatatan atas peristiwa penting dimaksud
dilaksanakan dengan prinsip sebagai berikut :
a. Pencatatan Kelahiran, didasarkan atas surat keterangan
penolong/orang yang mengetahui persalinan. Untuk anak
yang tidak diketahui asal usulnya, pencatatan kelahiran
didasarkan atas berita acara penemuan dari kepolisian.
b. Pencatatan Kematian, didasarkan atas surat keterangan
kematian dari dokter/petugas kesehatan atau penetapan
Pengadilan
c. Pencatatan perkawinan, didasarkan atas surat keterangan
perkawinan dari Pemuka Agama.
d. Pencatatan perceraian, didasarkan atas keputusan
Pengadilan
23
IV. SISTEM PENCATATAN SIPIL --lanjutan
24
IV. SISTEM PENCATATAN SIPIL --lanjutan
25
V. PROSES PENCATATAN SIPIL
1. Tahapan
Metode apapun yang digunakan, apakah dengan cara
manual atau menggunakan teknologi informasi, pencatatan
harus melalui tahapan :
- Pelaporan, yaitu penduduk yang bersangkutan datang untuk
melaporkan peristiwa penting yang dialaminya;
- Verifikasi, yaitu proses pencocokan data yang tertera dalam
dokumen persyaratan
- Validasi, yaitu proses pengujian kebenaran data yang tertera
dalam dokumen persyaratan
- Penerbitan akta
26
V. PROSES PENCATATAN SIPIL
2. Pemutakhiran
b. Perubahan akta
Perubahan akta dapat dilaksanakan atas permohonan
penduduk dengan atau tanpa penetapan pengadilan.
c. Pembatalan akta
Pembatalan akta dilakukan atas dasar penetapan
pengadilan karena ada kesalahan prosedur atau hukum
materiilnya
27
V. PROSES PENCATATAN SIPIL
3. Mekanisme
a. Prosedur
Prosedur pencatatan sipil dilaksanakan melalui :
- Desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota : bagi
pencatatan kelahiran WNI, kematian, dan perkawinan
- Kabupaten/Kota : bagi pencatatan kelahiran WNA, perceraian,
pengangkatan anak, pengakuan anak, pengesahan anak,
perubahan nama, perubahan jenis kelamin, perubahan
kewarganegaraan
b. Persyaratan
Persyaratan pencatatan sipil pada dasarnya meliputi :
- Persyaratan inti, yang merupakan dasar dilaksanakannya
pencatatan, sebagaimana didalam prinsip pencatatan
- Persyaratan dokumen kependudukan lain, seperti KTP, KK, dan
lain-lain.
28
VI. AKTA CATATAN SIPIL
1. AKTA KELAHIRAN
Akta Kelahiran Umum
Adalah : Setiap kelahiran yang dilaporkan oleh orang
tuanya, keluarganya atau kuasanya selambat-lambatnya
60 (enam puluh) hari kerja sejak kelahirannya, sedangkan
untuk WNA batas usia kelahirannnya 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak kelahirannya.
29
VI. AKTA CATATAN SIPIL
1. AKTA KELAHIRAN
Penerbitan akta kelahiran dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil . Adapun persyaratan untuk membuat akta kelahiran adalah
sebagai berikut :
a. Surat keterangan lahir dari dokter/bidan/penolong kelahiran
Dalam hal persyaratan dimaksud tidak terpenuhi, pemohon
melampirkan SPTJM kebenaran data kelahiran;
b. akta nikah/kutipan akta perkawinan
Dalam hal persyaratan tidak terpenuhi, pemohon melampirkan
SPTJM kebenaran sebagai pasangan suami isteri;
c. KK dimana penduduk akan didaftarkan sebagai anggota keluarga;
d. KTP-el orang tua/wali/pelapor;
e. KTP-el 2 (dua) orang saksi;
f. Melampirkan Surat Kuasa bagi Pelapor bukan Orang Tua;
g. Melampirkan FC Ijasah atau Halaman Biodata buku Raport bagi usia
sekolah
30
VI. AKTA CATATAN SIPIL
1. AKTA KELAHIRAN
MANFAAT AKTA KELAHIRAN
1. Merupakan alat bukti paling kuat dalam menentukan kedudukan status
hukum seseorang;
2.Merupakan alat otentik yang mempunyai kekuatan hukum pembuktian
sempurna di depan hukum
3. Kegunaan khusus dari pada Akta Kelahiran antara lain sebagai berikut :
Untuk keperluan Sekolah;
Untuk keperluan masuk kerja / TNI / Polri / Karyawan lainnya;
Untuk mengurus paspor;
Untuk pengurusan KTP dan Kartu Keluarga;
Untuk menentukan status ahli waris;
Untuk pengurusan SBKRI dan ganti nama;
Untuk melangsungkan perkawinan, membuat Akta Perkawinan atau Akta
Perceraian;
Untuk ketertiban dan keteraturan sistem Administrasi Kependudukan.
31
AKTA KELAHIRAN
ad 2).Perspektif keperdataan.
Pasal 55 UU No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan,
menyebutkan bahwa asal-usul seorang anak hanya
dapat dibuktikan dengan akta kelahiran.
ad 3). Perspektif database kependudukan.
Akta Kelahiran merupakan input utama yang
mempengaruhi perubahan database kependudukan,
bersama-sama dengan pencatatan kematian dan
pendaftaran pindah datang.
33
VI. AKTA CATATAN SIPIL
2. AKTA KEMATIAN
PERSYARATAN
1. Surat Keterangan Kematian dari Rumah Sakit,
Puskesmas atau Visum Dokter ;
2. Surat Keterangan Kematian dari Kelurahan ;
3. Fotocopy Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk
yang bersangkutan ;
4. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk Saksi 2 (dua)
orang;
5. Bagi WNA melampirkan Paspor, Surat Keterangan
Lapor Diri (SKLD) dari Kepolisian Republik Indonesia
dan Dokumen imigrasi;
34
VI. AKTA CATATAN SIPIL
2. AKTA KEMATIAN
MANFAAT
Sebagai alat bukti yang sah, bahwa yang
bersangkutan telah meninggal dunia;
Sebagai alat bukti ketidakhadiran ybs dalam
Perkawinan anak–anaknya di Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil;
Sebagai alat mengurus hal–hal yang berkenaan
dengan warisan yang di tinggalkan oleh yang
bersangkutan;
35
VI. AKTA CATATAN SIPIL
2. AKTA KEMATIAN
3. AKTA PERKAWINAN
Berdasarkan
UNDANG-UNDANG Nomor 1 Tahun 1974
Tentang PERKAWINAN
Setiap perkawinan yang sah wajib dicatat pada Buku Induk
dan atau dilaporkan oleh yang bersangkutan atau kuasanya
kepada Dinas KepeAndudukan dan Pencatatan Sipil selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal sahnya perkawinan.
Perkawinan yang telah dilangsungkan oleh Pemuka agama
yang berwenang selain Islam dicatatkan pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari sejak tanggal perkawinan, dengan melampirkan data
dan persyaratan sebagai berikut :
37
VI. AKTA CATATAN SIPIL
3. AKTA PERKAWINAN
a. Bukti pemberkatan/pengesahan perkawinan dari pemuka
agama ;
b. Akta kelahiran yang bersangkutan ;
c. Surat Keterangan / Pengantar dari Kelurahan/Desa ;
d. Fotocopy Kartu Keluarga dengan memperlihatkan aslinya ;
e. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk kedua mempelai dengan
memperlihatkan aslinya ;
f. Kutipan akta perceraian bagi yang pernah kawin ;
g. Kutipan akta kematian bagi yang pernah kawin yang salah
satunya meninggal ;
h. Izin dari orang tua bagi mempelai yang berusia di bawah usia
21 (dua puluh satu) tahun ;
i. Izin dari Pengadilan Negeri bagi calon mempelai di bawah 21
(dua puluh satu) tahun apabila tidak mendapat persetujuan orang tua ;
38
VI. AKTA CATATAN SIPIL
3. AKTA PERKAWINAN
j. Izin dari Pengadilan Negeri apabila Calon mempelai di bawah umur 19
(sembilan belas) tahun bagi pria 16 (enam belas) tahun bagi wanita ;
k. Surat Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap bila ada sanggahan ;
l. Izin Pengadilan Negeri bila ingin kawin lebih dari satu isteri ;
m. Kutipan akta kelahiran anak yang akan diakui / disahkan dalam
perkawinan ;
n.Bagi mempelai yang berlainan wilayah dilengkapi hasil pengumuman
39
VI. AKTA CATATAN SIPIL
3. AKTA PERKAWINAN
r. Bagi anggota TNI / POLRI harus ada izin dari Komandan/ Kepala ;
s.Bagi Warga Negara Asing, melampirkan Paspor, Visa, Dokumen
Imigrasi, surat izin dari Kedutaan Besar / Perwakilan Negara /
Konsulat Jenderal negara Asing dan Rekomendasi dari Departemen Luar
Negeri Cq. Dirjen Protokol Konsuler apabila Negara asing tidak
mempunyai perwakilan di Jakarta.
MANFAAT
Sebagai alat bukti bahwa yang bersangkutan telah melakukan
perkawinan yang sah menurut perundang undangan;
Untuk mengurusan Akta Kelahiran;
Untuk mengajukan gugatan perceraian di pengadilan;
Untuk mengurus Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak;
Untuk menentukan status Ahli Waris dan lain – lain.
40
VI. AKTA CATATAN SIPIL
4. AKTA PERCERAIAN
PERSYARATAN :
1.Penetapan Pengadilan Negeri/Pengadilan
Tinggi/Mahkamah Agung
2. Asli Akta Perkawinan
3.Fotocopy Kartu Keluarga (KK) / Kartu Tanda
Penduduk (KTP)
4. Paspor (bagi WNA)
5.Surat Tanda Melapor Diri (STMD) dari Kepolisian
(bagi WNA)
6. SKK dari Imigrasi (bagi WNA)
7. Surat dari Kedutaan/Konsul/Perwakilan Negara
41
VI. AKTA CATATAN SIPIL
4. AKTA PERCERAIAN
MANFAAT
Sebagai alat bukti yang sah, bahwa yang
bersangkutan telah melangsungkan perceraian;
Sebagai persyaratan untuk melakukan suatu
perkawinan lagi;
Untuk mengurus hak–hak yang timbul sebagai
akibat adanya perceraian.
42
VII. DOKUMEN PENDAFTARAN PENDUDUK
KTP ELEKTRONIK
43
VII. DOKUMEN PENDAFTARAN PENDUDUK
44
KARTU IDENTITAS ANAK
45
KARTU IDENTITAS ANAK
48
KARTU KELUARGA
49
KARTU KELUARGA
50