Anda di halaman 1dari 11

Implikasi Hukum Atas Kepemilikan (Kartu Tanda Penduduk)

KTP Indonesia oleh Warga Negara Asing Yang Tidak Memiliki


Izin Tinggal Tetap (ITAP)

Andi Nur Febrianty (2131701)1 dan Vivi Vionita Hasibuan (21311009)2


Fakultas Hukum, Universitas Yapis Papua, Indonesia

Email: Andinurfebrian1212@gmail.com

ABSTRAK

Kartu Tanda Penduduk dalam Pasal 1 ayat (14) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan merupakan identitas resmi Penduduk sebagai
bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Di Indonesia hanya Warga Negara Indonesia yang dapat memiliki
KTP sebagai tanda identitas berkewarganegaraan Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian yuridis normatif dengan menelaah teori-teori, konsep-konsep,asas-asas hokum
maupun peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian kali ini.
PENDAHULUAN semula penyebutannya e-KTP
Indonesia sebagai Negara yang kemudian menjadi KTP-el.
memiliki jumlah penduduk sangat
Untuk mendapatkan Kartu
besar dan merupakan Negara
Kartu Tanda Penduduk ada beberapa
berkepulauan yang menjadikan
syarat yang perlu dipenuhi yaitu Warga
persebaran penduduk di Indonesia tidak
Negara Indonesia (WNI) dan Warga
merata. Persebaran penduduk yang
Negara Asing (WNA) yang memiliki
tidak merata kerap kali memicu adanya
Izin Tinggal Tetap (ITAP), yang sudah
permasalahan yang mendesak
berumur 17 tahun atau sudah pernah
pemerintah untuk mengambil langkah
kawin atau telah kawin. Namun ada
suatu kebijakan.
beberapa kasus yang melanggar
Melihat dari jumlah penduduk
beberapa peraturan tentang tata cara
Indonesia yang sangat besar,
mendapatkan Kartu Tanda Penduduk
Pemerintah memerlukan program
(KTP). Salah satunya adalah subjek
kependudukan yang akurat.
Warga Negara Asing yang dapat
Sejak jaman Hindia Belanda mempunyai Kartu Tanda Penduduk
identitas resmi penduduk Indonesia (KTP) yaiti Warga Negara Asing
terus mengalami perkembangan hingga (WNA) yang memiliki Izin Tinggal
saat ini dikenal dengan KTP-el. Tetap (ITAP) .
KTP-el merupakan cara baru Kasus yang berkaitan tentang
jitu kepemilikan dokumen kependudukan
yang akan ditempuh oleh pemerintah Indonesia dapat mengganggu
dengan membangun database kestabilan pegawai administrasi di
kependudukan secara nasional untuk instansi lain dalam bekerja dikarenakan
memberikan identitas kepada dokumen yang tidak benar adanya, Hal
masyarakat dengan menggunakan ini dapat membuat kerancuan data
sistem biometrik yang ada di dalamnya, antar instansi jika tertera data
maka setiap pemilik KTP-el dapat kependudukan yang tidak sesuai dalam
terhubung kedalam satu database dokumen kependudukan seperti Kartu
nasional. Ketentuan KTP-el menurut Tanda Penduduk (KTP).
Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun Mengingat Kartu Tanda Penduduk
2009 mengenai Pelaksanaan Kartu (KTP) juga merupakan salah satu syarat
Tanda Penduduk dengan menggunakan administrasi dalam mendapat pelayanan
Nomor Induk Kependudukan dan publik tertentu. Hal ini menjadi
Undang-Undang Nomor 24 Tahun perhatian bagi pemerintah dalam
2013 mengenai Perubahan Atas meningkatkan akuntabilitas bekerja.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun Agar sasaran subjek yang dapat
2006, Administrasi Kependudukan. memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Yang sejak Undang-undang Nomor 24 tepat sasaran.
Tahun 2013 atas perubahan Undang-
Pemerintah juga dapat
undang Nomor 24 Tahun 2006 tentang
menindak tegas jika terdapat
Administrasi Kependudukan yang
pelanggaran yang berkaitan dengan wilayah Negara Kesatuan Republik
dokumen kependudukan. Agar Indonesia. Kartu ini wajib dimiliki
penduduk Indonesia lebih tertib dan Warga Negara Indonesia (WNI) dan
jujur dalam bernegara. Warga Negara Asing (WNA) yang
memiliki Izin Tinggal Tetap (ITAP),
yang sudah berumur 17 tahun atau
METODE PENELITIAN sudah pernah kawin atau telah kawin.
Metode penelitian yang bersifat
Kartu Tanda Penduduk (KTP)
deskriptif analitis merupakan metode
memuat data kependudukan yang
yang akan digunakan untuk
meliputi himpunan data perseorangan
menjabarkan Implikasi Hukum Atas
berupa data kuantitatif dan data
Kepemilikan (Kartu Tanda Penduduk)
kualitatif. Data hasil dari pendaftaran
KTP Indonesia oleh Warga Negara
penduduk dan pencatatan sipil dijamin
Asing Yang Tidak Memiliki Izin
keamanannya dan kerahasiaannya
Tinggal Tetap (ITAP) . Jenis penelitian
oleh Negara dengan menyimpannya
yang akan dipakai dalam penelitian
di Data Center.
yakni penelitian hukum normatif.
Sumber data yang dipergunakan pada KTP yang menjadi salah satu
penelitian ini adalah data sekunder bentuk Dokumen Kependudukan dalam
yang terdiri dari, bahan hukum primer, pasal 58 UU No.24 Tahun 2013
bahan hukum sekunder dan bahan dimanfaatkan untuk:
hukum tersier. Metode pengumpulan
1. Pelayanan publik antara lain
data yang
untuk penerbitan surat izin
digunakan dalam penulisan ini adalah
mengemudi, izin usaha, pelayanan
menggunakan metode penelitian
wajib pajak, pelayanan perbankan,
kepustakaan (library research) Untuk
pelayanan penerbitan sertifikat
lebih mengembangkan data penelitian
tanah, asuransi, jaminan kesehatan
ini, dilakukan analisis secara langsung
masyarakat, dan jaminan sosial
kepada informan dengan menggunakan
tenaga kerja.
pedoman analisis yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu.
2. Perencanaan pembangunan
yakni untuk perencanaan
HASIL DAN PEMBAHASAN pembangunan nasional, perencanaan
Pengaturan Hukum tentang Kartu pendidikan, perencanaan kesehatan,
Tanda Penduduk (KTP) Indonesia perencanaan tenaga kerja, dan
yang dapat dimiliki Warga Negara pengentasan masyarakat dari
Asing. kemiskinan.
Kartu Tanda Penduduk
(disingkat KTP) adalah identitas resmi 3. Alokasi anggaran meliputi
seorang penduduk sebagai bukti diri penentuan Dana Alokasi Umum
yang diterbitkan oleh instansi (DAU) dan perhitungan potensi
pelaksana yang berlaku di seluruh perpajakan.
Adanya kebijakan pemerintah
4. Pembangunan demokrasi yaitu terkait hal tersebut mempunyai tujuan
penyiapan Data Agregat untuk mengatur, mengelola, dan
Kependudukan per kecamatan memecahkan suatu masalah publik
(DAK2) dan penyiapan data tertentu untuk kepentingan bersama.
Penduduk Potensial Pemilih Pemilu Kebijakan yang dilakukan pemerintah
(DP4). ini pun dilaksanakan oleh pemerintah
yang dalam prosesnya melibatkan
5. Penegakan hukum dan interaksi antar institusi dan pada
pencegahan kriminal antara lain akhirnya akan membawa perubahan
untuk memudahkan pelacakan bagi masyarakat.
pelaku kriminal, mencegah
perdagangan orang dan mencegah Adanya perkembangan yang di
pengiriman tenaga kerja illegal. lakukan pemerintah dalam
menyempurnakan nilai dari dokumen
Adapun isi dari Pasal 2 UU RI kependudukan yang saat ini mendapat
Nomor 23 Tahun 2006 Tentang versi terbaru yang dikenal dengan
Administrasi Kependudukan setiap KTP-elektronik. KTP-elektronik adalah
penduduk mempunyai hak untuk dokumen kependudukan yang memuat
memperoleh : sistem keamanan/pengendalian baik
1. Dokumen Kependudukan; dari sisi administrasi ataupun penduduk
hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu)
2. Pelayanan yang sama dalam KTP yang tercantum pada Nomor
Pendaftaran Penduduk dan Induk
Pencatatan Sipil; Kependudukan (NIK). Tujuan
penerbitan KTP Elektronik (KTP-el)
3. Perlindungan atas Data Pribadi; berdasarkan Permendagri Nomor 9
tahun 2011 pasal 2, pemerintah
4. Kepastian hukum atas menerbitkan KTP Elektronik untuk
kepemilikan dokumen; mewujudkan kepemilikan satu KTP
untuk satu penduduk yang memiliki
5. Informasi mengenai data hasil kode keamanan dan rekaman elektronik
Pendaftaran Penduduk dan data kependudukan berbasis NIK
Pencatatan Sipil atas dirinya secara Nasional.
dan/atau keluarganya; dan Tujuan Penerapan Kartu Tanda
Penduduk Elektronik (KTP-el) untuk
6. Ganti rugi dan pemulihan nama mendukung terbangunnya data
baik sebagai akibat kesalahan kependudukan yang tepat secara
dalam Pendaftaran Penduduk dan nasional. maka setiap penduduk tidak
Pencatatan Sipil serta dapat memiliki Kartu Tanda Penduduk
penyalahgunaan Data Pribadi Elektronik (KTP-el) lebih dari satu.
oleh Instansi Pelaksana. Fungsi dari Kartu Tanda
Penduduk Elektronik (KTP-el) yakni :
1. Identitas Diri, Pemerintah yang mempunyai
2. Berlaku Nasional, wewenang dalam menerbitkan
3. Terciptanya data penduduk dokumen kependudukan harus lebih
yang tepat, jeli dan lebih tegas dalam melakukan
4. Mencegah pemalsuan KTP-el tugasnya agar tidak terjadi kasus
pelanggaran kepemilikan dokumen
Setiap Pemerintah
kependudukan. Khususnya dalam
kabupaten/kota
penelitian yang akan membahas
diwajibkan untuk melaksanakan
tentang kepemilikan dokumen
kebijakan Nasional terkait dengan
kependudukan seperti KTP yang
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2006
dimiliki oleh Warga Negara Asing yang
tentang perubahan atas Undang-undang
tidak memiliki Izin Tetap .
nomor 23 Tahun 2013 tentang
Administrasi Kependudukan. Tujuan Seperti kasus 2 (dua) Warga
dari undang-undang tersebut tidak lain Negara Asing yang memiliki KTP di
dalam rangka meningkatkan pelayanan Bali. Kasus ini ditemukan saat
administrasi kependudukan kepada Pengawasan Orang Asing (Pora) yang
masyarakat, menjamin akurasi terdiri atas anggota kepolisian,
kependudukan, menjamin ketunggalan kejaksaan, Badan Intelijen Negara,
Nomor Induk Kependudukan (NIK), Bais TNI, dan Imigrasi menggelar
serta ketunggalan dokumen dalam operasi gabungan di Bali pada 15
mengatasi permasalahan yang Februari 2023. Hasil operasi itu
berkaitan dengan kependudukan. ditemukan ada dua orang warga negara
Suriah berinisial MNZ dan Ukraina
Dalam mempermudah
berinisial KR yang memiliki KTP
penyelenggaraan administrasi
Indonesia dengan identitas palsu,
kependudukan dengan adanya sistem
dilansir detikBali.
pelayanan kependudukan dan
pencatatan sipil yang terintegrasi dapat "Layanan pembuatan biodata
merealisasikan data base penduduk. berkasnya dikirimkan melalui online.
Semua syarat sesuai aturan, yaitu
Pelayanan data base tersebut
F.101, F.104 (surat pernyataan tidak
bertujuan untuk memudahkan para
memiliki dokumen kependudukan),
pegawai dalam melakukan pelayanan
surat keterangan kepala dusun, surat
kepada masyarakat dan tentunya dapat
persetujuan kesediaan dari pemilik KK,
memberikan dampak yang positif bagi
dan bukti pengecekan biometrik iris
masyarakat itu sendiri. (Suriadi &
mata. Namun ternyata dokumen
Muhammad, 2013).
permohonan tersebut semuanya
Maka dari itu isi dari data base dipalsukan," kata Dirjen Dukcapil Prof
tersebut tidak dalam disalahgunakan Zudan Arif Fakrulloh kepada detikcom,
maupun di palsukan. Karena data Kamis (9/3).
tersebut merupakan data yang akan di
Berdasarkan uraian kasus
pakai dan dipercaya oleh instansi lain
tersebut ditemukan bahwa inovasi yang
yang menjalankan pelayanan publik.
dilakukan oleh pemerintah dengan masih perlu diatur tentang
layanan layanan online menjadi pertanggungajawaban mutlak
kesempatan baru untuk penduduk karena antara pelaku pembuat
Indonesia yang ingin melakukan eKTP palsu dan pengguna e-KTP
pelanggaran. Hal ini dapat dikatakan palsu saling berkaitan. Pemidanaan
bahwa inovasi yang memudahkan merupakan masalah terpenting
masyarakat yang dilakukan secara dari suatu kebijakan
online tetap harus diawasi lebih ketat pemidanaan untuk menunjang
agar tidak terjadi kecolongan pada tercapainya tujuan yaitu
pelaksanaan pemerintahan. penanggulangan tindak pidana
pemalsuan e-KTP.
Berdasarkan analisis dari kasus
Penanggulangan terhadap
yang telah disebutkan, dapat
tindak pidana pemalsuan eKTP
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
perlu diimbangi dengan
1. Pemalsuan surat (valschheid in pembenahan dan pembangunan
gescheriften) diatur dalam Bab XII kultur, struktur, dan substansi
buku II KUHP, dari Pasal 263 s/d hukum pidana.
276, yang bentuk-bentuknya
adalah: Pemalsuan surat dalam 3. Kebijakan hukum kriminal
bentuk standar atau bentuk pokok pidana terhadap tindak pidana
(eenvoudigevalshheid in pemalsuan eKTP, yaitu
geschiften), yang juga disebut Kebijakan hukum pidana di
sebagai pemalsuan surat pada masa yang akan datang untuk
umumnya (Pasal 263). Pemalsuan menanggulangi tindak pidana
surat yang diperberat pemalsuan e-KTP memerlukan
(gequalificeerde valshheids in pembaruan hukum pidana yang
gescgeriften) (Pasal 264). harus memerhatikan formulasi
Menyuruh memasukkan hukum pidana,
keterangan palsu ke dalam akta pertanggungjawaban pidana
autentik (Pasal 266). Pemalsuan dan juga pemidanaan.
surat keterangan dokter (Pasal 267 Kebijakan sanksi pidana dalam
dan 268). Pemalsuan surat-surat penanggulangan tindak pidana
tertentu (Pasal 269,270 dan 271). pemalsuan e-KTP harus
Pemalsuan surat keterangan memperhatikan harmonisasi
pejabat tentang hak milik (Pasal internal dengan sistem hukum
267 dan 268). pidana atau aturan pemidanaan
Menyimpan bahan atau benda umum yang berlaku
untuk pemalsuan surat (Pasal 275).
Warga Negara Asing yang ingin
memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP)
2. Pertanggungjawaban pidana
Indonesia harus mendapatkan ijin
pelaku tindak pidana Pemalsuan e-
tinggal terbatas (ITAS) dan ijin tinggal
KTP, yaitu Pertanggungjawaban
tetap (ITAP), para warga negara asing
pidana dalam pemalsuan e-KTP
harus mengurusnya di kantor imigrasi 4. Bagi yang sudah
setempat. Warga Negara Asing yang mempunyai KTP harus
mengurus KTP harus pergi ke Dinas membawanya kemana saja ia
Kependudukan dan Catatan Sipil pergi.
setempat. Bentuk ITAS dan ITAP itu
sendiri adalah berupa kartu seperti
KTP, tapi desain dan warnanya
berbeda.Jenis izin tinggal ini lazim 5. Setiap orang hanya
disebut KITAS diperkenankan mempunyai 1
dan KITAP. (satu) KTP.
Penerbitan e-KTP kepada orang
asing disetujui oleh pemerintah. Maksud dari izin tinggal tetap
Penerbitan kartu tanda penduduk menurut undang-undang administrasi
kepada orang asing sesuai dengan kependudukan adalah izin tinggal tetap
Undang-Undang Nomor 24 Tahun bagi WNA yang berdomisili di
2013 tentang Perubahan Undang- Indonesia sesuai dengan ketentuan
Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang peraturan perundang-undangan.Izin
Administrasi Kependudukan (yang tinggal tetap tampaknya menjadi
selanjutnya disebut Undang-Undang persyaratan bagi WNA untuk
Administrasi Kependudukan). mendapatkan KTP. Walaupun seorang
Berdasarkan pasal 63 Undang-Undang WNA telah mendapatkan KTP terdapat
Administrasi Kependudukan yang adanya perbedaan antara KTP WNA
merumuskan sebagai berikut: dengan KTP WNI, dalam KTP WNA
dalam keterangan dimunculkan
1. Warga Indonesia dan orang kewarganegaraan berdasarkan asal
asing yang telah mendapatkan izin negara WNA tersebut.Adapula jangka
tinggal tetap lalu berusia 17 tahun waktu KTP WNA hanya berlaku
atau sudah melakukan perkawinan selama 5 tahun sedangkan untuk KTP
atau sudah pernah melaksanakan WNI berlaku seumur hidup.
perkawinan.
Jika terdapat Warga Negara Asing
2. KTP seperti yang disebut di atas yang tidak memiliki Izin Tinggal Tetap
diterapkan keseluruhan Indonesia. (ITAP) yang memiliki Kartu Tanda
Penduduk (KTP) Indonesia maka dapat
3. Orang asing yang dimaksud di dikatakan hal tersebut sebagai tindak
atas harus melakukan laporan pidana pemalsuan surat dikarenakan
perpanjangan saat berlaku dan saat kepemilikan Kartu Tanda Penduduk
mengganti KTP kepada instansi tersebut tidak sesuai dengan Undang-
pelaksana selamalamanya 30 (tiga Undang Republik Indonesia Nomor 23
puluh) hari sebelum saat Tahun 2006 Tentang Administrasi
berlakunya berakhir. Kependudukan.
Tindakan pemalsuan surat pada 4) Surat yang diperuntukkan
umumnya merupakan pemalsuan surat sebagai bukti daripada sesuatu hal;
dalam bentuk pokok yang dimuat c. Pemakaian surat tersebut dapat
dalam pasal 263 KUHP, yang menimbulkan akibat kerugian dari
rumusannya adalah sebagai berikut: pemakaian surat tersebut.
1. Barang siapa yang membuat - Unsur-unsur subjektif yaitu
surat palsu ataupun memalsukan Kesalahan: dengan maksud untuk
surat yang dapat menimbulkan memakai atau
suatu hak, perikatan atau menyuruh orang lain memakai
pembebasan hutang, atau yang seolah-olah isinya benar dan tidak
bermaksud untuk menjadikan bukti palsu.
sesuatu hal dengan maksud untuk
memakai surat tersebut seolah-olah Berdasarkan kasus yang telah
isinya benar dan tidak palsu, dipaparkan, kepemilikan KTP
diancam jika pemakaian tersebut Indonesia secara ilegal oleh WNA
dapat menimbulakn kerugian dapat diproses secara hukum atas
karena pemalsuan surat, dengan tindak pidana yang telah dilakukan,
pidana penjara paling lama enam tentu saja dalam proses penegakan
tahun.” hukum terhadap pelaku tindak pidana
2. Diancam dengan pidana yang pemalsuan maka tak luput adanya
sama, barangsiapa yang sengaja ajaran turut serta suatu tindakan dalam
memakai surat palsu ataupun yang penerbitan sebuah KTP secara ilegal,
dipalsukan seolah-olah benar, jika pasal 55 ayat (1) mengatur terkait
pemakaian surat tersebut dapat penyertaan dalam tindak pidana. Pasal
menimbulkan kerugian. 55 ayat (1) KUHP menyatakan bahwa:
(1) Dipidana sebagai pelaku tindak
Dalam pasal 263 tersebut ada 2 pidana:
kejahatan, masing-masing dirumuskan
pada ayat 1 dan 2. Rumusan pada ayat 1. Mereka yang melakukan, yang
ke-1 terdiri dari unsur-unsur sebagai menyuruh melakukan, dan turut
berikut: serta melakukan perbuatan;
- Unsur-unsur objektif 2. Mereka yang dengan memberi
a. Perbuatannya: atau menjajikan sesuatu dengan
1) Membuat palsu; menyalahgunakan kekuasaan atau
2) Memalsu; martabat, dengan kekerasan,
b. Objeknya: ancaman atau penyesatan, atau
1) Surat yang dapat menimbulkan dengan memeberi kesempatan,
hak; sarana atau keterangan, sengaja
2) Surat yang dapat menimbulkan menganjurkan orang lain supaya
suatu perikatan; melakukan perbuatan.
3) Surat yang dapat menimbulkan
suatu pembebasan hutang Terdapat syarat dalam bentuk
mereka yang turut serta, antara lain:
a. Adanya kerjasama secara dasar karena atau berhubungan dengan
dari setiap pelaku tanda perlu sesuatu yang bertentangan dengan
ada kesepakatan, tetapi harus kewajiban, dilakukan atau tidak
ada kesengajaan untuk dilakukan dalam jabatannya.
mencapai hasil berupa tindak
Maka dari itu akibat hukum dari
pidana;
kepemilikan KTP Indonesia secara
b. Adanya kerjasama pelaksana
illegal oleh WNA dapat diproses secara
secara fisik untuk melakukan
hukum dan dikenakan sanksi pasal 263
tindak pidana.
KUHP karena kepemilikan KTP
Jika terdapat pegawai negeri yang tersebut tidak didapati sesuai dengan
terlibat dalam kasus Warga Negara Undang-Undang Administasi
Asing yang mendapatkan KTP secara Kependudukan pasal 63 sehingga KTP
ilegal maka ndakan tersebut telah tersebut palsu atau tidak sah secara
masuk dalam tindak pidana korupsi hukum. Ketika dalam pembuatan KTP
dalam tindakan penyuapan terhadap pelaku melibatkan pegawai negeri
pegawai negeri. Hal ini dijelaskan kependudukan dan pencatatan sipil
dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang- serta melakukan penyuapan untuk
Undang Republik Indonesia Nomor 20 melakukan
Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas penerbitan KTP tersebut sehingga
Undang-Undang Nomor 31 Tahun berdasarkan pasal 55 ayat (1) KUHP
1999 Tentang Pemberantasan Tindak maka pelaku dapat dikenakan pasal 5
Pidana Korupsi (selanjutnya disebut ayat (1) Undang-Undang Tipikor untuk
Undang-Undang Tipikor) yang dapat dipertanggungjawabkan tindak
berbunyi: pidana yang telah dilakukan oleh para
pelaku.
(1) Dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 5 tahun (5) tahun dan/atau denda
KESIMPULAN
paling sedikit Rp 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak 1. Aspek pidana dalam
Rp 250.000.000 (dua ratus lima puluh kepemilikan KTP secara ilegal
juta rupiah) setiap orang yang: oleh WNA termasuk tindak pidana
pemalsuan yang mana dalam hal
a. Memberi atau menjajikan sesuatu
ini kepemilikan tersebut tidak sah
kepada pegawai negeri atau
karena tidak memenuhi syarat-
penyelenggara negara dengan maksud
syarat kepemilikan KTP Indonesia
supaya pegawai negeri atau
yang telah diatur dalam peraturan
penyelenggara negara tersebut berbuat
perundang-undangan Indonesia
atau tidak berbuat sesuatu dalam
yaitu Undang-undang Administrasi
jabatannya, yang bertentangan dengan
Kependudukan. Hal lain dari
kewajibannya, atau
berbicara mengenai kepemilikan
b. Memberi sesuatu kepada pegawai KTP secara illegal dalam hukum
negeri atau penyelenggara Negara pidana ada yang dikenal dengan
ajaran turut serta sehingga penting 1. Krisdianto, Niko, Tri Mulyani,
untuk memandang seberapa & Doddy Kridasaksana, Analisis
bahayanya turut serta dalam Yuridis Mengenai Kebijakan EKtp
kepemilikan KTP yaitu terjadi Bagi Warga Negara Asing Dalam
kerjasama antara pelaku dengan Perspektif Identitas Nasional
tujuan untuk melakukan tindak Indonesia;
pidana diatur dalam pasal 55 2. Riris, Katharina, (2019),
KUHP. Dalam hal memiliki KTP Polemik Ktp Elektronik Wna
secara ilegal sehingga Menjelang Pemilu Dan Reformasi
menyebabkan KTP tersebut Administrasi Kependudukan;
merupakan surat palsu maka 3. Dewi Sinta Oktamia1, Nike
perbuatan pemalsuan memiliki Mutiara Fauziah, S.AP., M.A ,
pertanggungjawaban masing- (2018) Implementasi Kebijakan
masing atas tindak pidana yang Pembuatan Kartu Tanda Penduduk
telah dilakukan oleh pelaku. Elektronik (KTP-el) Di Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan
2. Akibat hukum dari kepemilikan Sipil Kabupaten Temanggung;
KTP Indonesia secara ilegal oleh 4. Jon Fredi Purba, Usman
WNA dapat diproses secara hukum Tarigan, Irwan Nasution & Agung
dan dikenakan sanksi pasal 263 Suharyanto, (2019) , Implementasi
KUHP karena kepemilikan KTP Sistem Informasi Administrasi
tersebut tidak didapati sesuai Kependudukan dalam Pengurusan
dengan Undang-Undang Kartu Tanda Penduduk Elektronik.
Administasi Kependudukan pasal
Peraturan
63 sehingga KTP tersebut palsu
atau tidak sah secara hukum. 1. Bab XII buku II KUHP;
Ketika dalam pembuatan KTP 2. Undang-Undang Republik
pelaku melibatkan pegawai negeri Indonesia Nomor 20 Tahun 2001
kependudukan dan pencatatan sipil Tentang Perubahan Atas Undang-
serta melakukan penyuapan untuk Undang Nomor 31 Tahun 1999
melakukan penerbitan KTP Tentang Pemberantasan Tindak
tersebut sehingga berdasarkan Pidana Korupsi;
pasal 55 ayat (1) KUHP maka 3. Undang-Undang Republik
pelaku dapat dikenakan pasal 5 Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
ayat (1) Undang-Undang Tipikor Tentang Administrasi
untuk dapat Kependudukan.
dipertanggungjawabkan tindak
pidana yang telah dilakukan oleh
para pelaku. Online/World Wide Web

REFERENSI 1. https://
dukcapil.kalbarprov.go.id/post/
Jurnal memahami-tentang pentingnya-
data-kependudukan;
2. https://id.wikipedia.org/wiki/
Kartu_Tanda_Penduduk;
3. https://
dinpendukcapil.purbalinggakab.go.
id/fungsi-dan-kegunaan-e
ktp/#:~:text=Sebagai%20identitas
%20jati%20diri.,penduduk
%20untuk%20mendukung
%20program%20pembangunan;
4. https://news.detik.com/berita/d-
6623064/kasus-wna-ktp-bali
motif-modus-hingga-penetapan-
tersangka.

Anda mungkin juga menyukai