Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PERBANDINGAN HUKUM PERDATA

Disusun oleh
HARIANUS PURNAYUDA ( 1974 20100435 )
KALIMA ( 197420100424 )
MUHAMMAD REHZA MAHENDRA ( 187420100390 )
TANTI RIZKI RAHMADANI ( 197420100421 )
PENCATATAN SIPIL DALAM PENYELENGGARAAN SISTEM
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

I. Pendahuluan
1. Pengertian
Perbedaan mendasar antara administrasi kependudukan
sistem administrasi kependudukan, pencatatan sipil dan
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dapat
dilihat dari pengertian keempatnya di bawah ini :

Administrasi Kependudukan
Adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban
dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan
melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,
pengelolaan informasi penduduk serta pendayagunaan
hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan
sektor lain.

Sistem Administrasi Kependudukan (SAK)


Merupakan jaringan pelayanan dan sarana
informasi/komunikasi data kependudukan bagi
Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha

Pencatatan Sipil
Adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh
seseorang pada register catatan sipil oleh Instansi
Penyelenggara Pencatatan Sipil

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)


Adalah sistem informasi nasional untuk memfasilitasi
pelayanan penerbitan dokumen penduduk atau surat
keterangan kependudukan dan pengelolaan sipil dengan
teknologi informasi dan komunikasi

2. Esensi Pembangunan Sistem Administrasi


Kependudukan
Esensi membangun SAK adalah membakukan atau
memantapkan mekanisme penyelenggaraan pendaftaran
penduduk dan pencatatan sipil terutama kelahiran,
kematian, perkawinan dan perceraian yang dilakukan
berbagai instansi terkait didukung dengan sistem
informasi yang mampu menghimpun data penduduk
dengan tepat waktu dengan cakupan lengkap serta
menyeluruh dan dapat dimanfaatkan untuk penerbitan
dokumen penduduk dan pelayanan publik lainnya.

Untuk melaksanakan program rintisan SAK termasuk


dalam penyelenggaraan pelayanan, perlu diterapkan
mekanisme yang berisi persyaratan dan prosedur serta
tatacara seperti yang telah dituangkan dalam pedoman
termasuk formulir – formulir pelayanan dan blangko
dokumen penduduk sekaligus langkah – langkah yang
harus ditempuh dalam pendaftaran penduduk, pencatatan
sipil dan pengelolaan informasi.

3. Kebijakan Penyelenggaraan SAK


Pengembangan SAK dilandasi kebijakan dan arah
penyelenggaraan sebagai berikut :

a. Pengembangan SAK merupakan sarana untuk


menciptakan sistem pengenal tunggal dalam dokumen
penduduk sebagaimana direkomendasi oleh MPR RI
dalam TAP Nomor VI/MPR/2002;
b. SAK ditujukan untuk menyediakan data
kependudukan hasil registrasi penduduk dan
pencatatan sipil guna mendukung pemerintahan,
pelayanan publik dan pembangunan dalam era
otonomi;
c. Penerapan SAK merupakan langkah untuk
mendorong setiap penduduk secara tertib melaporkan
dan memiliki dokumen atas peristiwa kependudukan
dan peristiwa penting yang dialaminya;
4. Komparasi Administrasi Kependudukan dengan Civil
Registration
Penyelenggaraan administrasi kependudukan di
Indonesia dengan rekomendasi penyelenggaraan civil
registration dari Perserikatan Bangsa – Bangsa terletak
pada re – grouping dan cakupan peristiwa penting yang
direkomendasikan, sebagaimana di dalam perbandingan
berikut

VISI DAN MISI SERTA KEBIJAKAN DAN


STRATEGI DITJEN ADMMINDUK

Visi dan misi serta kebijakan dan strategi ditjen


administrasi kependudukan

A. VISI :
TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
DENGAN PELAYANAN PRIMA MENUJU
PENDUDUK BERKUALITAS TAHUN 2015.
B. MISI
MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI TINGKAT
PUSAT DAN DAERAH, SERTA
MENGEMBANGKAN POTENSI PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG TERTIB
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.
KEBIJAKAN NASIONAL DI BIDANG
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Penyelenggaraan SAK dimaksud untuk lebih


meningkatkan pelayanan kepada rakyat dalam
pengurusan dokumen penduduk, sekaligus untuk
meningkatkan kepemilikan dokumen penduduk dalam
memberikan perlindungan kepada masyarakat melalui
dokumen yang sah, sekaligus menghimpun data
penduduk secara baik, benar dan terpercaya. Sehingga
terwujud suatu pemerintah yang efektif dan akuntabel.

Berikut ini komparasi administrasi kependudukan


dengan civil registration :
Administrasi Civil Registration
Kependudukan
1. Kelahiran 1.Birth ( kelahiran )
2. Kematian 2.Death ( kematian )
3. Perkawinan 3.Foetal Death (lahir
mati)
4. Perceraian 4.Marriage
(perkawinan)
5. Pengangkatan Anak 5.Divorce (perceraian)
6. Pengakuan Anak 6.Annulment
(pembatalan
perkawinan)
7. Pengesahan Anak 7.Judicial Separation
(pisah meja ranjang)
8. Perubahan 8.Adoption
Kewarganegaraan (pengangkatan anak)
9.Recognition
(pengakuan anak)
10.Legitimation
(pengesahan anak)

II. SISTEM PENCATATAN SIPIL


1. Pengertian Siste Pencatatan Sipil, Pencatatan Sipil dan
Akta Catatan Sipil adalah sebagai berikut:

Sistem Pencatatan Sipil


Sistem pencatatan sipil merupakan bagian dari sistem
pencatatan menyeluruh dalam sebuah negara, mencakup
segala bentuk pengaturan hukum, institusi dan teknik
pelaksanaan yang diperlukan untuk mewujudkan fungsi –
fungsi pencatatan sipil.

Pencatatan Sipil
Adalah proses pembuatan catatan peristiwa penting
dalam kehidupan seseorang pada register catatan sipil
oleh Instansi Penyelenggara Catatan Sipil sebagai dasar
penerbitan kutipan akta.

Akta Catatan Sipil


Adalah dokumen yang diterbitkan oleh Instansi
Pemerintah yang menyelenggarakan pencatatan sipil
(meliputi 5 jenis yaitu akta kelahiran, kematian,
perkawinan, perceraian dan pengakuan anak)

Register Akta Catatan Sipil


Adalah daftar yang memuat data otentik mengenal
peristiwa penting yang diterbitkan dan disahkan oleh
Pejabat berwenang berdasarkan peraturan perundang –
undangan yang berlaku

Kutipan Akta Catatan Sipil


Adalah kutipan data otentik yang dipetik sebagian dari
register akta yang diterbitkan dan disahkan oleh Pejabat
berwenang berdasarkan peraturan perundang – undangan
yang berlaku

Salinan Akta Catatan Sipil


Adalah salinan data otentik dari seluruh register akta
yang diterbitkan dan disahkan oleh Pejabat berwenang
berdasarkan peraturan perundang – undangan yang
berlaku.

2. Komponen Sistem Pencatatan Sipil di Indonesia


Sebagai sebuah sistem, komponen sistem pencatatan sipil
di Indonesia meliputi :
a. Dasar hukum
b. Kelembagaan
c. Aparatur
d. Prosedur
e. Persyaratan
f. Dokumen

3. Kaidah Universal Civil Registration


Kaidah universal civil registration yang
direkomendasikan oleh Perserikatan Bangsa – Bangsa
meliputi 3 hal yaitu : azas, fungsi, dan norma.

a. Azas
- Universal
Pencatatam sipil dilaksanakan atas semua peristiwa
penting yang dialami penduduk pada semua
wilayah negara tanpa kecuali

- Permanen
Pencatatan sipil diselenggarakan pada sebuah
sistem yang permanen yang ditetapkan oleh negara

- Wajib
Pemerintah wajib menetapkan sebuah sistem yang
permanen untuk menyelenggarakan pencatatan
sipil dan setiap penduduk atas amanat hukum
wajib melaporkan setiap peristiwa penting yang
dialaminya

- Terus – menerus
Pencatatan sipil diselenggarakan secara
berkelanjutan/terus menerus untuk setisp peristiwa
penting yang dialami seseorang

b. Fungsi
- Hukum
Pencatatan sipil menghasilkan dokumen hukum
bagi seseorang, utamanya bagi status keperdataan
seseorang

- Statistik
Pencatatan sipil memberikan pembuktian peristiwa
penting yang dialami seseorang, yang dalam
pencatatannya membantu pengumpulan data untuk
masukan statistik vital yang memberikan data bagi
perencanaan pembangunan

- Kerjasama
Merupakan fungsi kerjasama timbal balik antara
sistem pencatatan sipil dengan lembaga lain yang
memerlukan data pencatatan sipil untuk pelayanan
publik

c. Norma
- Pengelolaan, operasionalisasi dan pemeliharaan
- Penyiapan kerangka hukum
- Komunikasi, informasi, dan edukasi
- Komputerisasi
- Pengarsipan register dan pengeluaran data individu
4. Cakupan Pencatatan Sipil
Pencatatan sipil di Indonesia meliputi pencatatan atas
peristiwa penting :
a. Kelahiran
b. Kematian
c. Perkawinan
d. Perceraian
e. Pengangkatan anak
f. Pengakuan anak
g. Pengesahan anak
h. Perubahan nama
i. Perubahan jenis kelamin
j. Perubahan kewarganegaraan

5. Prinsip Pencatatan
Prinsip pencatatan atas peristiwa penting dimaksud
dilaksanakan dengan prinsip sebagai berikut :
a. Pencatatan kelahiran, didasarkan atas surat keterangan
penolong/orang yang mengetahui persalinan. Untuk
anak yang tidak diketahui asal usulnya, pencatatan
kelahiran didasarkan atas berita acara penemuan dari
kepolisian
b. Pencatatan kematian, didasarkan surat keterangan
kematian dari dokter/petugas kesehatan atau
penetapan Pengadilan
c. Pencatatan perkawinan, didasarkan atas surat
keterangan perkawinan dari Pemuka Agama
d. Pencatatan perceraian, didasarkan atas keputusan
Pengadilan
e. Pencatatan pengangkatan anak didasarkan atas
penetapan Pengadilan Negeri
f. Pencatatan pengakuan anak didasarkan atas surat
pengakuan ayah kandung yang disetujui oleh ibu
kandung
g. Pencatatan pengesahan anak didasarkan atas
pengesahan perkawinan kedua orang tua kandung
h. Pencatatan perubahan nama didasarkan atas :
- Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM
untuk perubahan nama keluarga;
- Penetapan Pengadilan Negeri untuk perubahan
nama kecil
i. Pencatatan perubahan jenis kelamin, didasarkan atas
penetapan Pengadilan
j. Pencatatan perubahan kewarganegaraan, didasarkan
keputusan Pengadilan

III. Proses Pencatatan Sipil


1. Metode
Pencatatan sipil dapat dilaksanakan dengan menggunakan
2 metode, yaitu manual atau menggunakan teknologi
informasi (komputerisasi)
2. Tahapan
Metode apapun yang digunakan, apakah dengan cara
manual atau menggunakan teknologi informasi,
pencatatan harus melalui tahapan :
- Pelaporan, yaitu penduduk yang bersangkutan
datang untuk melaporkan peristiwa penting yang
dialaminya;
- Verifikasi, yaitu proses pencocokan data yang
tertera dalam dokumen persyaratan
- Validasi, yaitu proses pengujian kebenaran data
yang tertera dalam dokumen persyaratan
- Penerbitan akta
3. Mekanisme
a. Prosedur
Prosedur pencatatan sipil dilaksanakan melalui :
- Desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota :
bagi pencatatan kelahiran WNI, kematian dan
perkawinan
- Kabupaten/kota : bagi pencacatan kelahiran WNA,
perceraian, pengangkatan anak, pengakuan anak,
pengesahan anak, perubahan nama, perubahan
jenis kelamin, perubahan kewarganegaraan
b. Persyaratan
Persyaratan pencatatan sipil pada dasarnya meliputi :
- Persyaratan inti, yang merupakan dasar
dilaksanakannya pencatatan, sebagaimana didalam
prinsip pencatatan
- Persyaratan dokumen kependudukan lain, seperti
KTP, KK, dan lain – lain.

4. Mekanisme
a. Formulir dan blangko
Jenis formulir pada intinya terdiri dari 2, yaitu :
- Formulir pelaporan
- Formulir permohonan

Jenis blangko pada intinya terdiri dari 2, yaitu :


- Blangko register akta
- Blangko kutipan akta
Yang terdiri dari 5 jenis, yakni :
- Akta kelahiran
- Akta kematian
- Akta perkawinan
- Akta perceraian
- Akta pengakuan anak

5. Pemutakhiran
Pemutakhiran data catatan sipil dapat dilakukan dengan 3
cara, yaitu :
a. Pencatatan baru, yaitu yang dilakukan atas dasar
terjadinya sebuah peristiwa penting yang dialami oleh
penduduk
b. Perubahan akta
Perubahan akta dapat dilaksanakan atas permohonan
penduduk dengan atau tanpa penetapan pengadilan
c. Pembatalan akta dilakukan atas dasar penetapan
pengadilan karena ada kesalahan prosedur atau hukum
materiilnya

IV. Arah Kebijakan Teknis dan Strategi Catatan Sipil


1. Arah Kebijakan Teknis
a. Pengkajian dan penyempurnaan peraturan pencatatan
sipil (Undang – Undang, PP, Keppres, Kepmen);
b. Konsolidasi format kelembagaan catatan sipil di
Kabupaten/kota;
c. Pengkajian dan penyusunan sistem, prosedur, standar,
pelayanan pencatatan sipil;
d. Penciptaan tertib penyelenggaraan catatan sipil
dengan mengakomodasikan hak perdata yang tidak
diskriminatif;
e. Peningkatan kualitas pelayanan pencatatan sipil
melalui peningkatan profesionalitas SDM,
akuntabilitas dan transparansi pelayanan;
f. Peningkatan cakupan pemilikan akta dan perubahan
kualitas data melalui program rintisan catatan sipil
dengan SIAK;
g. Penerbitan format dan spesifikasi akta dengan standar
nasional
2. Strategi
a. Membangun komitmen politis, kebijakan dan
operasionalisasi catatan sipil secara nasional
b. Meningkatkan eksistensi Direktorat Pencatatan Sipil
sebagao pembina operasional penyelenggaran catatan
sipil
c. Membina kerjasama dengan instansi yang terkait
dengan catatan sipil di tingkat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota
d. Menggalang kerjasama dengan LSM dan Masyarakat
yang concern dengan penyelenggaraan catatan sipil
e. Melaksanakan kegiatan pencatatan sipil melalui
pendekatan piloting (SIAK), pengkajian untuk
penyusunan kebijakan teknis (studi kasus)
f. Meningkatkan profesionalitas SDM perumus
kebijakan dan pelaksana teknis catatan sipil
g. Merintis upaya pembukaan kontak pengaduan
masyarakat (Hotline Services) untuk peningkatan
pelayanan catatan sipil di Kabupaten/Kota
h. Membangun international Civil Registration
NetWorking dengan Lembaga – Lembaga
Internasional

V. Permasalahan Pencatatan Sipil dalam Kerangka SA


a. Permasalahan Dasar :
1. Pada dasarnya permasalahan dalam catatan sipil sama
dengan permasalahan yang dijumpai dalam
administrasi kependudukan, yaitu landasan hukum,
kelembagaan, SDM, Sistem Informasi,
Terkonsentrasinya tempat pelayanan di Kab/Kota,
kesadaran masyarakat
2. Selain 6 masalah mendasar tersebut, permasalahan
oprasional catatan sipil yang perlu diperhatikan
adalah:
a) Banyak dari Kabupaten/Kota belum mempunyai
Perda tentang Penyelenggaraan Capil, yang ada
baru Perda tentang Retribusi Penggantian Biayya
Cetak Kutipan Akta
b) Komputerisasi yang dilaksanakan sekadar untuk
pelayanan belum menjurus kearah integrasi data
c) Belum terbangun koneksitas data antara Dinas
Capil, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama dan
KUA
d) Tersendatnya pelayanan catatan sipil pada daerah
terpencil, karena pelayanan terkonsentrasi di
Kabupaten/Kota
e) Sangat dinamisna mutasi/pergantian pejabat di
Dinas/Kantor Catatan Sipil
b. Materi (contoh masalah fundamental)
1. Implikasi pencatatan karena beda asas
kewarganegaraan yang dianut antar negara;
2. Pencatatan kelahiran anak dari perkawinan beda
kewarganegaraan;
3. Pencatatan kelahiran anak dari perkawinan kontrak
antara WNA dengan WNI
4. Pencatatan perkawinan beda agama

VI. Penutup
Program Rintisan SAK dapat terlaksana jika semua pihak
berperan aktif. Pengembangan program rintisan SAK
merupakan langkah awal dalam mewujudkan tertib
administrasi kependudukan, termsauk tertib pencatatan sipil
dalam upaya pemenuhan hak – hak sipil peduduk.

Anda mungkin juga menyukai