Anda di halaman 1dari 3

Sitem peradilan adalah suatu proses pemeriksaan, pemutusan, dan penyelesaian suatu perkara yang

dilakukan dengan cara tertentu. Proses ini dilakukan oleh lembaga peradilan. Sistem peradilan di
Indonesia sendiri berupa forum publik resmi yang pelaksanaannya berlandaskan hukum acara.

Perangkat2 peradilan seperti peradilan umum dan khusus,

Susunan

Tugas dan wewenang pengadilan negeri

Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang, memeriksa, mengadili, memutuskan


dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat pertama (Pasal
50 UU No.2 Tahun 1986) Pengadilan dapat memberikan keterangan,
pertimbangan dan nasihat tentang hukum kepada instansi pemerntah di
daerahnya apabila diminta (Pasal 52 UU No.2 Tahun 1986). Selain menjalankan
tugas pokok, pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau
berdasarkan Undang-Undang.

Tungas dan wewenang pengadilan tinggi


tugas dan kewenangan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, dalam pasal 51
menyatakan :
1. Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang mengadili perkara
pidana dan perkara perdata di Tingkat Banding.
2. Pengadilan Tinggi juga bertugas dan berwenang mengadili di
Tingkat Pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili
antar Pengadilan Negeri di daerah hukumnya.

Hukum materilnya perdata hukum formilnya pidana

Hukum materiil perdata yaitu hukumnya sendiri contoh kuhp

Tahapan persidangan persidangan perdata


TAHAPAN PERSIDANGAN PERKARA PERDATA
1. Tahap Pertama, UPAYA DAMAI

  Majelis Hakim akan berusaha menasehati para pihak untuk berdamai.

2. Tahap Kedua, PEMBACAAN GUGATAN/PERMOHONAN

  Bila upaya damai tidak berhasil, Majelis Hakim akan memulai pemeriksaan perkara dengan membacakan
gugatan/permohonan Penggugat/Pemohon.

3. Tahap Ketiga, JAWABAN TERGUGAT/TERMOHON

  Kesempatan Tergugat/Termohon untuk menjawab gugatan/permohonan Penggugat/Pemohon, baik secara lisan


maupun tertulis.

4. Tahap Keempat, REPLIK

  Kesempatan Penggugat/Pemohon untuk menanggapi jawaban Tergugat/Termohon, baik secara lisan maupun
tertulis.

5. Tahap Kelima, DUPLIK

  Kesempatan Tergugat/Termohon untuk menjawab kembali tanggapan (replik) Penggugat/Pemohon, baik secara
lisan maupun tertulis.

6. Tahap Keenam, PEMBUKTIAN

  Pada tahap ini baik Penggugat/Pemohon akan dimintakan bukti untuk menguatkan dalil-dalil
gugatan/permohonannya dan Tergugat/Termohon akan dimintakan bukti untuk menguatkan bantahannya.

7. Tahap Ketujuh, KESIMPULAN

  Penggugat/Pemohon dan Tergugat/Termohon menyampaikan kesimpulan akhir terhadap perkara yang sedang
diperiksa.

8. Tahap Kedelapan, MUSYAWARAH MAJELIS

  Majelis Hakim akan bermusyawarah untuk mengambil keputusan mengenai perkara yang sedang diperiksa.

9. Tahap Kesembilan, PEMBACAAN PUTUSAN

  Majelis Hakim akan membacakan putusan hasil musyawarah Majelis Hakim.

Anda mungkin juga menyukai