Anda di halaman 1dari 18

BUPATI GOWA

PROVINSI SULAWESI SELATAN

RANCANGAN
PERATURAN BUPATI GOWA
NOMOR … TAHUN …

TENTANG

PERCEPATAN KEPEMILIKAN DOKUMEN ADMINISTRASI


KEPENDUDUKAN BAGI PENDUDUK RENTAN DI DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI GOWA,

Menimbang : a. bahwa Negara berkewajiban memberikan


dokumen Kependudukan kepada seluruh
penduduk, termasuk kepada Penduduk Rentan
sebagai upaya perlindungan dan pemenuhan hak
konstitusional warga negara;
b. bahwa dalam rangka mempercepat kepemilikan
dokumen kependudukan bagi Penduduk Rentan
diperlukan percepatan layanan administrasi
kependudukan yang cepat, tepat, responsif dan
bertanggung jawab;
c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20
dan Pasal 23 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan sebagaimana telah
diubah dangan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan maka perlu dibentuk dengan
Peraturan Bupati;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c,
perlu ditetapkan Peraturan Bupati tentang
Percepatan Kepemilikan Dokumen Administrasi
Kependudukan Bagi Penduduk Rentan di Daerah.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1822);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3019),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 186,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6401);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851), sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6409);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4674) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 232, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5475);
7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4846);
8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038);
9. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5080);
11. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5235);
12. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5494);
13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang- Undang Nomor 1 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6573);
14. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5601) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
15. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 69,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5871);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
215, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5357);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5888), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6402);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2019
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 102, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6354).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN BUPATI TENTANG PERCEPATAN


KEPEMILIKAN DOKUMEN ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN BAGI PENDUDUK RENTAN DI
DAERAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Gowa.
2. Bupati adalah Bupati Gowa.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan sebagai urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
5. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang selanjutnya disebut
Dinas adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Gowa.
6. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang
bertempat tinggal di Kabupaten Gowa.
7. Penduduk Rentan adalah penduduk yang dalam berbagai matranya
tidak atau kurang mendapat kesempatan untuk mengembangkan
potensinya sebagai akibat dari keadaan fisik dan/atau non fisiknya.
8. Administrasi Kependudukan yang selanjutnya disebut Adminduk
adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam
penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran
penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi Administrasi
Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan
publik dan pembangunan sektor lain.
9. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
10. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan
oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai
alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil.
11. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata Penduduk,
pencatatan atas pelaporan Peristiwa Kependudukan, dan pendataan
Penduduk rentan Administrasi Kependudukan serta penerbitan
Dokumen Kependudukan berupa kartu identitas atau surat
keterangan kependudukan.
12. Pencatatan Sipil adalah pencatatan Peristiwa Penting yang dialami
oleh seseorang dalam register Pencatatan Sipil pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota.
13. Administrasi Kependudukan Secara Daring yang selanjutnya disebut
Adminduk Daring adalah rangkaian kegiatan penataan dan
penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan
berbasis elektronik melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,
pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta
pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan
sektor lain.
14. Pelayanan Administrasi Kependudukan Daring yang selanjutnya
disebut Pelayanan Adminduk Daring adalah proses pengurusan
dokumen kependudukan yang pengiriman data/berkas
persyaratannya dilakukan dengan media elektronik yang berbasis
teknologi informasi dengan memanfaatkan fasilitas teknologi,
komunikasi dan informasi.
15. Pendataan adalah proses mengumpulkan data penduduk pengungsi,
korban bencana alam, korban bencana sosial, masyarakat miskin,
orang terlantar, penyandang disabilitas dan penduduk rentan
lainnya.
16. Tim Pendataan adalah Tim Pendataan Penduduk Rentan
Administrasi Kependudukan yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah
untuk melakukan Pendataan Penduduk Rentan Administrasi
Kependudukan dalam rangka penertiban dan penerbitan dokumen
kependudukan.
17. Petugas adalah staf dinas kependudukan dan pencatatan sipil yang
diberi tugas dan tanggung jawab untuk memverifikasi, menginput,
meregistrasi dan menerbitkan dokumen kependudukan.
18. Petugas Registrasi Desa dan Kelurahan adalah petugas Desa dan
Kelurahan untuk membantu masyarakat dalam mengurus
penerbitan Dokumen Administrasi Kependudukan.

Pasal 2
Ruang Lingkup Percepatan Kepemilikan Dokumen Administrasi
Kependudukan bagi Penduduk Rentan, meliputi :
a. dokumen Adminduk;
b. kewajiban dan tanggung jawab;
c. mekanisme kepemilikan dokumen Adminduk;
d. Pendataan Penduduk Rentan;
e. pelayanan percepatan penerbitan Dokumen Kependudukan bagi
Penduduk Rentan;
f. hak dan kewajiban Penduduk;
g. koordinasi;
h. monitoring dan evaluasi;
i. peran serta masyarakat;
j. pembiayaan;
k. penghargaan; dan
l. pembinaan dan pengawasan.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3
Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai landasan hukum dan
pedoman dalam hal percepatan kepemilikan Dokumen Kependudukan
bagi Penduduk Rentan.

Pasal 4
Peraturan Bupati ini bertujuan untuk mempercepat peningkatan cakupan
kepemilikan Dokumen Kependudukan bagi Penduduk Rentan.

BAB III
ASAS
Pasal 5
Dalam melaksanakan Peraturan Bupati ini mengedepankan asas, yang
meliputi :
a. keadilan;
b. keterbukaan;
c. aksesibiltas; dan
d. tidak memungut biaya.

BAB IV
DOKUMEN ADMINDUK
Pasal 6
(1) Dokumen Adminduk, meliputi :
a. biodata Penduduk;
b. kartu keluarga;
c. kartu tanda penduduk elektronik;
d. surat keterangan kependudukan; dan
e. akta Pencatatan Sipil.
(2) Surat keterangan kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d, meliputi :
a. surat keterangan pindah; 
b. surat keterangan pindah datang; 
c. surat keterangan pindah ke luar negeri; 
d. surat keterangan datang dari luar negeri; 
e. surat keterangan tempat tinggal; 
f. surat keterangan kelahiran; 
g. surat keterangan lahir mati; 
h. surat keterangan pembatalan perkawinan; 
i. surat keterangan pembatalan perceraian; 
j. surat keterangan kematian; 
k. surat keterangan pengangkatan anak; 
l. surat keterangan pelepasan kewarganegaraan indonesia; 
m. surat keterangan pengganti tanda identitas; dan 
n. surat keterangan Pencatatan Sipil.
(3) Akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e,
meliputi:
a. register akta Pencatatan Sipil; dan
b. kutipan akta Pencatatan Sipil.
(4) Kutipan akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf b, terdiri atas kutipan akta :
a. kelahiran;
b. kematian;
c. perkawinan;
d. perceraian;
e. pengakuan anak; dan
f. pengesahan anak.

Pasal 7
(1) Percepatan kepemilikan Dokumen Kependudukan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6, menjadi kewenangan dan tanggungjawab
Dinas.
(2) Dinas mengoordinasikan pelaksanaan kepemilikan dokumen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
(3) Penduduk Rentan Adminduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
terdiri atas :
a. Penduduk korban Bencana alam;
b. Penduduk korban Bencana sosial;
c. orang terlantar;
d. orang dengan gangguan jiwa;
e. komunitas terpencil
f. masyarakat miskin;
g. masyarakat adat;
h. penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
i. anak dari perkawinan yang tidak tercatat di negara;
j. pelaku pernikahan usia anak;
k. anak dari buruh migran;
l. masyarakat dari suku nomaden serta keluarga yang memiliki pola
hidup berpindah-pindah dan masyarakat di Daerah perbatasan;
m. penyandang disabilitas;
n. keluarga dari perkawinan campur;
o. lanjut usia terlantar;
p. eks penderita penyakit kronis non potensial;
q. anak putus sekolah;
r. anak korban kekerasan seksual;
s. anak dan orang dewasa yang hidup di jalan dan/atau di luar
pengasuhan keluarga;
t. pasangan dari keluarga miskin dan rentan yang telah menikah
atau bercerai tetapi belum memiliki bukti perkawinan/ perceraian;
dan
u. kelompok khusus lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB V
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB

Bagian Kesatu
Pemerintah Daerah
Pasal 8
Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab :
a. mengoordinasi penyelenggaraan urusan Adminduk ;
b. mengatur teknis penyelenggaraan Adminduk sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. membina penyelenggaraan urusan Adminduk ;
d. melaksanakan pelayanan masyarakat di bidang Adminduk ;
e. meningkatkan kapasaitas penyelenggara layanan Adminduk ;
f. menyediakan sarana dan prasarana;
g. mengelola dan menyajikan data kependudukan berskala Daerah;
dan
h. mengawasi penyelenggaraan Adminduk.

Bagian Kedua
Dinas
Pasal 9
(1) Dinas berkewajiban dan bertanggung jawab :
a. mendaftarkan dan mencatat peristiwa kependudukan dan
peristiwa penting bagi Penduduk Rentan ;
b. memberikan pelayanan yang sama dan profesional kepada setiap
Penduduk atas pelaporan peristiwa kependudukan dan peristiwa
penting;
c. melakukan verifikasi dan validasi data dan informasi yang
disampaikan oleh Penduduk dalam pelayanan Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil;
d. mendokumentasikan hasil Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil;
e. menerbitkan, dan mendistribusikan Dokumen Kependudukan;
f. menjamin kerahasiaan dan keamanan data atas peristiwa
kependudukan dan peristiwa penting; dan
g. menyediakan layanan aduan masyarakat tentang Adminduk .
h. melakukan peningkatan kapasitas bagi Petugas Registrasi Desa
dan Kelurahan; dan
i. menyediakan layanan khusus bagi Petugas Registrasi Desa dan
Kelurahan.

Bagian Ketiga
Pemerintah Desa dan Kelurahan
Pasal 10
(1) Pemerintah Desa dan Kelurahan berkewajiban dan bertanggungjawab:
a. mengangkat Petugas Registrasi Desa dan Kelurahan;
b. merencanakan dan meganggarkan program percepatan
kepemilikan Dokumen Kependudukan untuk Penduduk Rentan;
c. memfasilitasi Pendataan, pengurusan dan pendistribusian
Dokumen Kependudukan bagi Penduduk Rentan;
d. melakukan monitoring dan evaluasi program percepatan
kepemilikan Dokumen Kependudukan bagi Penduduk Rentan;
(2) Dalam hal memfasilitasi Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c, Pemerintah Desa dan Kelurahan menginventarisir
Penduduk Rentan diwilayahnya.
(3) Dalam hal memfasilitasi pengurusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, dari hasil Pendataan tersebut, Pemerintah Desa dan
Kelurahan wajib melengkapi seluruh persyaratan dalam penerbitan
dokumen Adminduk.

BAB VI
MEKANISME KEPEMILIKAN DOKUMEN ADMINDUK

Bagian Kesatu
Pendataan Berbasis Desa dan Kelurahan
Pasal 11
Pendataan berbasis desa dan kelurahan dilaksanakan dengan tata cara
sebagai berikut :
a. kepala Desa/Lurah menunjuk Petugas Registrasi Desa dan Kelurahan
sebagai Petugas Pendataan di tingkat desa/kelurahan;
b. kepala Desa/Lurah menetapkan nomor layanan handphone dan
alamat email layanan sebagai sarana komunikasi informasi dan data
layanan;
c. Petugas Registrasi Desa dan Kelurahan mencari, menemukan dan
mencatat masyarakat yang belum memiliki Dokumen Kependudukan;
d. Pendataan sebagaimana dimaksud pada huruf c, dilakukan dengan
menggunakan formulir Pendataan yang sudah ditetapkan oleh Dinas.
e. Petugas Registrasi Desa dan Kelurahan melakukan verifikasi awal
terhadap kebenaran informasi dan dokumen yang disampaikan oleh
masyarakat.
f. Petugas Registrasi Desa dan Kelurahan melengkapi berkas
persyaratan penerbitan dokumen Adminduk yang dipersyaratkan oleh
Dinas;
g. Petugas Registrasi Desa dan Kelurahan melakukan entry data secara
komputerisasi menggunakan aplikasi khusus atau sekurang-
kurangnya menggunakan aplikasi microsoft excel;
h. hasil Pendataan berupa file elektronik yang berisi rekapitulasi hasil
Pendataan beserta seluruh berkas persyaratannya disampaikan oleh
Petugas Registrasi Desa dan Kelurahan ke Dinas;
i. Dokumen Kependudukan yang diterbitkan oleh Dinas, kecuali KTP-el,
akan dikirimkan secara elektronik langsung ke alamat email layanan
sebagaimana dimaksud pada huruf b, berupa file pdf. Sedangkan
KTP-el akan didistribusikan ke Kantor Desa/ Kelurahan; dan
j. file dan Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud pada huruf
i, wajib diserahkan kepada masyarakat pemilik dokumen baik dalam
bentuk kertas dokumen maupun file elektronik.

Pasal 12
(1) Pendataan berbasis desa dan kelurahan dilaksanakan paling rendah 1
(satu) kali setiap 2 (dua) tahun.
(2) Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
serentak di seluruh desa dan kelurahan dengan jangka waktu paling
lama 60 (enam puluh) hari.
(3) Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk
keadaan mendesak (force majeure).

Bagian Kedua
Pendataan Berbasis Fasilitas Kesehatan
Pasal 13
Setiap penyelenggara fasilitas kesehatan wajib mendukung kegiatan
Pendataan terhadap Penduduk Rentan di lembaganya masing-masing.

Pasal 14
Pendataan berbasis fasilitas kesehatan dilaksanakan dengan tata cara
sebagai berikut :
a. pimpinan fasilitas kesehatan menunjuk Petugas registrasi puskesmas
sebagai Petugas Pendataan di puskesmas;
b. pimpinan fasilitas kesehatan menetapkan nomor layanan handphone
dan alamat email layanan sebagai sarana komunikasi informasi dan
data layanan;
c. Petugas registrasi puskesmas mencari dan mencatat pasien/
Penduduk Rentan yang belum memiliki Dokumen Kependudukan;
d. Pendataan sebagaimana dimaksud pada huruf c, dilakukan dengan
menggunakan formulir Pendataan yang sudah ditetapkan oleh Dinas;
e. Petugas registrasi puskesmas melakukan verifikasi awal terhadap
kebenaran informasi dan dokumen yang disampaikan oleh
masyarakat;
f. Petugas registrasi puskesmas melengkapi berkas persyaratan
penerbitan dokumen Adminduk yang dipersyaratkan oleh Dinas;
g. Petugas registrasi puskesmas melakukan entry data secara
komputerisasi menggunakan aplikasi khusus atau sekurang-
kurangnya menggunakan aplikasi microsoft excel;
h. hasil Pendataan berupa file elektronik yang berisi rekapitulasi hasil
Pendataan beserta seluruh berkas persyaratannya disampaikan oleh
Petugas registrasi puskesmas ke Dinas;
i. Dokumen Kependudukan yang diterbitkan oleh Dinas, kecuali KTP-el,
akan dikirimkan secara elektronik langsung ke alamat email layanan
sebagaimana dimaksud pada huruf b, berupa file pdf. Sedangkan
KTP-el akan didistribusikan ke puskesmas; dan
j. file dan Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud pada huruf
i, wajib diserahkan kepada masyarakat pemilik dokumen Adminduk
baik dalam bentuk kertas dokumen maupun file elektronik.

Pasal 15
(1) Pendataan di fasilitas kesehatan diutamakan untuk pencatatan/
penerbitan kartu keluarga, akta kelahiran dan akta kematian.
(2) Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setiap
saat berdasarkan peristiwa kependudukan yang terjadi.
(3) Petugas kesehatan menerbitkan Surat keterangan kelahiran untuk
pencatatan akta kelahiran.
(4) Petugas kesehatan menerbitkan surat keterangan kematian untuk
pencatatan akta kematian.
(5) Pelaporan hasil Pendataan di sampaikan paling lama 3 (tiga) hari
sejak terjadinya peristiwa kependudukan.

BAB VII
PENDATAAN PENDUDUK RENTAN

Pasal 16
(1) Pendataan terhadap Penduduk Rentan dilakukan oleh tim
koordinasi dan Pelaksana Pendataan.
(2) Tim koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
susunan keanggotaan sebagai berikut:
a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Anggota.
(3) Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dijabat oleh
Sekretaris Daerah.  
(4) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dijabat oleh
Kepala Dinas.
(5) Anggota tim koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
meliputi :
a. pengadilan agama;
b. pengadilan negeri;
c. kepolisian;
d. kantor kementrian agama;
e. badan pusat statistik;
f. Perangkat Daerah yang menangani urusan kependudukan dan
Pencatatan Sipil, kesatuan bangsa dan perlindungan
masyarakat, sosial, Bencana, kesehatan, pendidikan,
pemberdayaan masyarakat dan desa;
g. kecamatan; dan
h. desa/kelurahan.
(6) Tim koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.
(7) Pelaksana Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah.

Pasal 17
Tim koordinasi dan Pelaksana Pendataan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (1) mempunyai tugas:
a. menetapkan lokasi Pendataan ;
b. melakukan Pendataan ;
c. membuat laporan berkala berdasarkan hasil Pendataan ;
d. mengolah dan menyajikan data hasil Pendataan skala kecamatan;
e. melakukan verifikasi dan validasi data hasil isian formulir Pendataan ;
f. mengoordinasikan perekaman biometrik ktp-el dan penerbitan
Dokumen Kependudukan;
g. melakukan bimbingan teknis bagi Petugas pendata; dan
h. melakukan edukasi tentang pentingnya Kepemilikan Dokumen
Adminduk kepada Penduduk Rentan.
Pasal 18
(1) Pendataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, dilakukan
secara berjenjang menjangkau setiap desa dan kelurahan.
(2) Pendataan sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf b
dilaksanakan berdasarkan klasifikasi Penduduk Rentan dan
karakteristik kerentanan dalam mengakses layanan Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil.

BAB VIII
PELAYANAN PERCEPATAN PENERBITAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN
BAGI PENDUDUK RENTAN

Bagian Kesatu
Percepatan Pelayanan Secara Luring
Pasal 19
Percepatan Pelayanan secara luring dilaksanakan dalam bentuk:
a. penyediaan loket khusus;
b. pelayanan di luar jam kerja;
c. pelayanan jemput bola / stelsel aktif;
d. pelayanan terpadu; dan
e. penyederhanaan layanan.

Pasal 20
(1) Loket khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a,
merupakan ruangan/gerai/meja yang disediakan oleh Dinas, khusus
untuk melayani Penduduk Rentan.
(2) Loket khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga untuk
menerima pendaftaran dokumen dari :
a. pendataan berbasis desa/ kelurahan; dan
b. pendataan berbasis fasilitas kesehatan.
Pasal 21
Pelayanan di luar jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(1) huruf b, yaitu:
a. pelayanan di luar jam kerja pada hari kerja yang berlaku;
b. pelayanan pada hari libur, hari sabtu dan minggu.

Pasal 22
(1) Pelayanan jemput bola/stelsel aktif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (1) huruf c merupakan pelayanan keliling atau
penjangkauan pelayanan dalam rangka penerbitan 1 (satu) atau lebih
Dokumen Kependudukan yang diselenggarakan di luar area kantor
Dinas dengan mendatangi perorangan atau kelompok masyarakat di
lokasi atau tempat yang sudah ditentukan.
(2) Pelayanan jemput bola/stelsel aktif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilaksanakan melalui koordinasi dengan pemerintah kecamatan,
desa dan kelurahan, serta Perangkat Daerah terkait.

Pasal 23
Pelayanan terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf d
merupakan pelayanan pencatatan dan penerbitan Dokumen
Kependudukan bagi Penduduk Rentan yang diselenggarakan oleh Dinas
bersama dengan Perangkat Daerah/instansi lainnya dalam waktu dan
tempat yang sama.

Pasal 24
Penyederhanaan layanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf e
merupakan penyederhanaan mekanisme dan persyaratan
penyelenggaraan penerbitan Dokumen Kependudukan bagi Penduduk
Rentan.

Pasal 25
(1) Penyelenggaraan segala bentuk percepatan layanan secara luring
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 wajib mempermudah akses
layanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil bagi Penduduk
Rentan.
(2) Pengaturan penyelenggaraan segala bentuk percepatan layanan
secara luring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui
keputusan kepala Dinas sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Bagian Kedua
Percepatan Pelayanan Secara Daring
Pasal 26
(1) Pelayanan Adminduk Daring bagi Penduduk Rentan dilakukan melalui
sistem informasi Adminduk dan sistem pendukungnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Sarana dan prasarana yang memadai untuk penyelenggaraan
Pelayanan Adminduk Daring disediakan oleh Pemerintah Pusat dan
Daerah.
(3) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. perangkat keras;
b. perangkat lunak;
c. sumber daya manusia;
d. pengamanan; dan
e. pengembangan dan pemeliharaan.

Pasal 27
(1) Pelayanan Adminduk Daring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
ayat (1) terdiri dari :
a. pelayanan Pendaftaran Penduduk; dan
b. pelayanan Pencatatan Sipil.
(2) Hasil Pelayanan Adminduk Daring berupa Dokumen Kependudukan.
(3) Dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditandatangani secara elektronik.

Pasal 28
(1) Pelayanan Adminduk Daring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
menggunakan formulir elektronik.
(2) Formulir elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disediakan
melalui aplikasi Pelayanan Adminduk Daring.
(3) Aplikasi Pelayanan Adminduk Daring sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), dapat diakses melalui aplikasi web maupun mobile.

Pasal 29
(1) Untuk meningkatkan akses Penduduk Rentan terhadap Pelayanan
Adminduk Daring, Pemerintah Daerah dapat menyediakan Pelayanan
Adminduk Daring pada desa dan kelurahan.
(2) Pelayanan Adminduk Daring sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
paling sedikit menyediakan perangkat komputer, printer, dan
terkoneksi dengan jaringan komunikasi data.
(3) Bupati melalui Dinas melaksanakan pembinaan operasionalisasi
Pelayanan Adminduk Daring pada desa dan kelurahan.

Pasal 30
Bentuk formulir elektronik dan Dokumen Kependudukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 31
Pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) dan Pasal 27
ayat (1) termasuk penyusunan dan penetapan Standar Operasional
Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan (SP).

Bagian Ketiga
Jangka waktu Pelayanan
Pasal 32
Setiap pengurusan dan penerbitan Dokumen Kependudukan bagi
Penduduk Rentan diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 2 Hari
sejak dokumen dinyatakan lengkap.
BAB IX
HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK
Pasal 33
Setiap Penduduk mempunyai hak untuk memperoleh:
a. Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
b. pelayanan yang sama dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan
Sipil;
c. perlindungan atas data pribadi;
d. kepastian hukum atas kepemilikan dokumen;
e. informasi mengenai data hasil Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil atas dirinya dan/atau keluarganya; dan
f. informasi mengenai mekanisme dan prosedur Pendataan dan
penerbitan Dokumen Kependudukan oleh Dinas.

Pasal 34
Setiap Penduduk wajib melaporkan peristiwa kependudukan dan
peristiwa penting yang dialaminya kepada Dinas dengan memenuhi
persyaratan yang diperlukan dalam Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil.

BAB X
KOORDINASI
Pasal 35
(1) Koordinasi penyelenggaraan percepatan penerbitan dokumen
Adminduk untuk Penduduk Rentan dimaksudkan untuk
menciptakan efisiensi dan efektifitas layanan.
(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
oleh :
a. Bupati melalui Perangkat Daerah terkait;
b. instansi dan lembaga lain; dan
c. organisasi masyarakat.
(3) Pelaksanaan koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
melalui rapat koordinasi paling singkat 6 (enam) bulan sekali.

BAB XI
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 36
(1) Pemerintah Daerah melakukan monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan percepatan penerbitan dokumen Adminduk untuk
Penduduk Rentan.
(2) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dimaksudkan untuk mengukur pencapaian
penyelenggaraan percepatan penerbitan dokumen Adminduk bagi
Penduduk Rentan.
(3) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan melalui rapat berkala dan indeks kepuasan masyarakat.
(4) Rapat berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan
paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali.
(5) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), dikoordinasikan oleh Dinas.

BAB XII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 37
(1) Dalam upaya percepatan kepemilikan Dokumen Kependudukan,
masyarakat dapat berperan aktif dalam melaporkan setiap peristiwa
kependudukan.
(2) Masyarakat melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting
yang terjadi di lingkungannya kepada Dinas secara langsung atau
secara online atau melalui Petugas Pelaksana Pendataan .

BAB XIII
PEMBIAYAAN
Pasal 38
Biaya pelaksanaan percepatan Pendataan dan penerbitan Dokumen
Kependudukan bagi Penduduk Rentan Adminduk dapat bersumber dari :
a. anggaran pendapatan dan belanja negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja Daerah provinsi;
c. anggaran pendapatan dan belanja Daerah kabupaten;
d. anggaran pendapatan dan belanja Desa; dan/atau
e. sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat.

BAB XIV
PENGHARGAAN
Pasal 39
(1) Pemerintah Daerah memberikan penghargaan yang telah memberikan
konstribusi terhadap pencapaian kinerja penyelenggaraan percepatan
penerbitan Dokumen Kependudukan bagi Penduduk Rentan kepada:
a. kepala desa/lurah;
b. Petugas Registrasi Desa dan Kelurahan .
(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. piagam; dan/atau
b. bentuk lainnya.
(3) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
Bupati.
(4) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB XV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 40
(1) Pembinaan atas penyelenggaraan pelayanan dilakukan oleh Bupati
melalui Perangkat Daerah sesuai dengan urusan yang menjadi
kewenangannya dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan
mutu pelayanan percepatan Pendataan dan penerbitan Dokumen
Kependudukan bagi Penduduk Rentan.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
peningkatan pemahaman dan kemampuan penyedia layanan terhadap
pemberian pelayanan kepada Penduduk Rentan.
(3) Pembinaan teknis administratif dilaksanakan oleh sekretaris daerah,
meliputi tata hubungan kerja, evaluasi dan pelaporan.
(4) Pembinaan teknis operasional kepada staf dilaksanakan oleh masing-
masing kepala instansi kerja teknis dan kepala Dinas sesuai dengan
urusan kewenangan yang menjadi tugas dan fungsinya.
(5) Pengawasan terhadap proses penyelenggaraan pelayanan dilakukan
secara melekat oleh atasan langsung secara berjenjang dan fungsional
oleh aparat pengawasan fungsional Daerah serta pengawasan
masyarakat.
(6) Pengawasan terhadap upaya percepatan kepemilikan Dokumen
Kependudukan dapat dilakukan oleh masyarakat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 41
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan


Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah.

Ditetapkan di Sungguminasa
pada tanggal
BUPATI GOWA,

ADNAN PURICHTA ICHSAN YL

Diundangkan di Sungguminasa
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GOWA,
KAMSINA

BERITA DAERAH KABUPATEN GOWA TAHUN … NOMOR …

Anda mungkin juga menyukai