Anda di halaman 1dari 13

KEPALA DESA SUKADANA

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DESA SUKADANA


NOMOR .. TAHUN 2021

TENTANG

PEDOMAN PENYELENGGARAAN LAYANAN ADMINISTRASI


KEPENDUDUKAN BERBASIS KEWENANGAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA SUKADANA,

Menimbang : a. bahwa pada hakekatnya setiap warga negara Republik


Indonesia berhak atas perlindungan dan pengakuan
terhadap penentuan status pribadi dan status hukum
atas setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa
penting yang dialaminya;
b. bahwa di masyarakat desa mengalami kendala jarak
tempuh dan kerumitan proses pengurusan administrasi
kependudukan sehingga menimbulkan kesenjangan
kepemilikan dokumen kependudukan antara perdesaan
dan perkotaan;
c. bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan
administrasi kependudukan sebagai pemenuhan salah
satu kebutuhan dasar warga, memperbaiki kualitas data
kependudukan skala desa, kualitas perencanaan
pembangunan desa dan perlu pendekatan pelayanan
secara maksimal;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu
membentuk Peraturan Desa Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Layanan Administrasi Kependudukan
Berbasis Desa;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 1655);
3. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

1
Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
UndangUndang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 262, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6321);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6178);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2019 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 102, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6354);
9. Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2018 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 184);
10. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2019 tentang
Strategi Nasional Percepatan Administrasi
Kependudukan Untuk Pengembangan Statistik Hayati
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2019

2
Nomor177);
11. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2019 tentang
Strategi Nasional Percepatan Administrasi
Kependudukan Untuk Pengembangan Statistik Hayati
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor11)
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016
Tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2019
Pelayanan Administrasi Kependudukan secara Daring
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
152);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2019
Pendataan dan Penerbitan Dokumen Kependudukan
Bagi Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
1479);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun
2019 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan
Presiden Nomor 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan
dan Tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan
Sipil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 1789);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 109 Tahun
2019 tentang Formulir dan Buku Yang Digunakan
Dalam Admnistrasi Kependudukan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1790);
18. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 Tentang
Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Dan
Pencatatan Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok
Tahun 2011 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Timur Nomor 8) Sebagaimana Telah
Diubah Dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015
Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 8
Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran
Penduduk Dan Pencatatan Sipil (Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2015 Nomor 2
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur
Nomor 2);
19. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur 2016
Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Lombok Timur Nomor 6);
20. Peraturan Bupati Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas, Fungsi
Dan Tata Kerja Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Sipil (Berita Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun
2016 Nomor 44);

3
21. Peraturan Bupati Nomor 11 Tahun 2019 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Lombok Timur (Berita
Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2019 Nomor
11);
22. Peraturan Bupati Nomor 30 Tahun 2019 Tentang
percepatan kepemilikan akta kelahiran di Kabupaten
Lombok Timur (Berita Daerah Kabupaten Lombok Timur
Tahun 2019 Nomor 30);

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SUKADANA
DAN
KEPALA DESA SUKADANA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DESA SUKADANA TENTANG PEDOMAN


PENYELENGGARAAN LAYANAN ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN BERBASIS KEWENANGAN DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Desa adalah Desa Sukadana
2. Kepala Desa adalah Kepala Desa Sukadana
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
4. Badan Permusyarawatan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan Pemerintah Desa.

5. Peraturan Desa adalah Peraturan-peraturan perundang-undangan yang


dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.
6. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan
penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran
penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi administrasi
kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik
dan pembangunan sektor lain.
7. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi
kewenangan berdasarkan hak asal-usul, kewenangan lokal berskala
desa, kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta kewenangan
lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8. Layanan Administrasi Kependudukan Berbasis Kewenangan Desa, yang
selanjutnya disingkat LABKD adalah pengelolaan data kependudukan di
Desa dan penyelenggaraan fasilitasi pelayanan administrasi

4
kependudukan di Desa melalui aplikasi layanan online dari tahap
permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dalam satu tempat.
9. Aplikasi layanan online adalah aplikasi pelayanan administrasi
kependudukan sesuai ketentuan yang berlaku.
10. Petugas Pencatat Kependudukan Desa yang selanjutnya disingkat PPKD
adalah Petugas di desa yang ditugaskan khusus untuk melayani
kebutuhan dokumen kependudukan.
11. Kelompok Kerja Administrasi Kependudukan yang selanjutnya disingkat
Pokja Adminduk adalah perwakilan kelompok masyarakat yang fasilitasi
masyarakat dalam pengurusan dokumen adminduk.
12. Pemberdayaan dan Kesejahteraan keluarga yang selanjutnya disingkat
PKK, adalah Lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah
dan organisasi kemasyarakatan lainnya yang berfungsi sebagai
fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada
masing-masing jenjang pemerintah untuk terlaksananya program PKK.
13. Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut Posyandu adalah salah
satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola
dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembengunan Kesehatan guna memberdayaakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan Kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi.
14. Pelayanan Administrasi Kependudukan Dalam Jaringan (daring) yang
selanjutnya disebut Pelayanan Adminduk Daring adalah proses
pengurusan dokumen kependudukan yang pengiriman data/berkas
persyaratannya dilakukan dengan media elektronik yang berbasis web
dengan memanfaatkan fasilitas teknologi, komunikasi dan informasi.
15. Pelayanan Administrasi Kependudukan Luar Jaringan (luring) yang
selanjutnya disebut Pelayanan Adminduk luring adalah proses
pengurusan dokumen kependudukan melalui operator UPTD
Disdukcapil di Kecamatan atau Disdukcapil di kabupaten.
16. Operator Sistem Informasi Desa adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Pengelola Sistem Informasi
Desa oleh Kepala Desa.
17. Penduduk rentan adminduk adalah penduduk korban bencana alam,
korban bencana sosial, orang terlantar dan d. komunitas terpencil.

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Desa ini adalah sebagai berikut:
a. penyelenggaraan LABKD;
b. sistem dan prosedur pelaksanaan LABKD;
c. koordinasi dan pelaksanaan LABKD;
d. koordinasi, pengawasan dan evaluasi; dan
e. pembiayaan.

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 3

5
(1) Maksud dari penyusunan Peraturan Desa ini adalah sebagai dasar hukum
dan pedoman bagi Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan LABKD.
(2) Tujuan Peraturan Desa ini adalah mengatur tatalaksana pengurusan
administrasi kependudukan yang berkualitas dan pemenuhan hak-hak
dasar masyarakat desa.
(3) Tujuan Peraturan Desa sebagaimana disebutkan pada ayat (1), meliputi :
a. memenuhi kebutuhan dasar identitas hukum warga desa;
b. mendekatkan layanan adminduk dan perlindungan warga untuk
kesejahteraan;
c. memperbaiki kualitas data kependudukan skala desa;
d. memperbaiki kualitas perencanaan pembangunan desa; dan
e. memperbaiki sistem dan syarat penyaluran Bantuan Langsung Tunai,
bansos dan program pemerintah lainnya.

BAB IV
PRINSIP PENYELENGGARAAN LABKD
Pasal 4
Prinsip penyelenggaraan LABKD adalah:
a. non diskriminasi;
b. kemudahan layanan;
c. berbasis kewenangan desa;
d. partisipatif; dan
e. bebas biaya.

BAB V
PENYELENGGARAAN LABKD
Bagian Kesatu
Penyelenggaraan LABKD
Pasal 5
(1) Penyelenggara LABKD di tingkat desa terdiri dari:
a. Sekretaris Desa;
b. Kepala Seksi pemerintahan;
c. PPKD ;
d. Pokja Adminduk; dan
e. TP.PKK Desa.
(2) Penyelenggara LABKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, b, c,
d dan e, bekerja secara integratif sesuai peran dan tanggungjawabnya
masing-masing.

Bagian Kedua
Tugas dan Tanggung Jawab
Pasal 6
(1) Sekretaris Desa mempunyai tugas penatausahaan administrasi LABKD;
(2) Sekretaris Desa adalah penanggung jawab kesekretariatan, penata
usahaan penyelenggaraan LABKD; dan
(3) dalam melaksanakan kesekretariatan penatausahaan penyelenggaraan
LABKD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Sekretaris Desa bertanggung
jawab kepada Kepala Desa.

Pasal 7

6
(1) Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai tugas terdiri atas :
a. menyusun rencana, melaksanakan dan melaporkan perkembangan
pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan administrasi
kependudukan;
b. melaksanakan pelayanan administrasi kependudukan dan
melaksanakan koordinasi penyelenggaraan administrasi pelayanan
publik;
c. pendataan, penyusunan, dan pendayagunaan Profil Desa; dan
d. melaksanakan pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang
pelayanan;
(2) Hasil pelaksanaan tugas Kepala Seksi Pemerintahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada kepala desa sebagai bentuk
laporan pertanggungjawaban pelaksana tugas.

Pasal 8
(1) PPKD mempunyai tugas membantu Kepala Desa, Disdukcapil Kabupaten
dalam memberikan pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan
sipil di Desa;
(2) Tugas PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. memfasilitasi kebutuhan warga desa terhadap kepemilikan dokumen
kependudukan seperti : Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk
Elektronik (KTP El), Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan Kartu Identitas
Anak (KIA);
b. Melakukan pencatatan secara berkala dengan melengkapi: Buku Induk
Penduduk, Buku Mutasi Penduduk, Buku Rekapitalusi Jumlah
Penduduk, Buku Penduduk Sementara, dan Buku Dokumen
Kependudukan ;
c. Mengelola dan menyajikan data kependudukan di tingkat desa;
d. Melakukan identifikasi, verifikasi dan fasilitasi permohonan dokumen
kependudukan masyarakat; dan
e. melakukan koordinasi dengan Pokja Adminduk untuk pelayanan
jemput bola terhadap kelompok penduduk rentan administrasi
kependudukan .
(3) Hasil pelaksanaan tugas PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada kepala desa sebagai bentuk laporan
pertanggungjawaban pelaksana tugas.

Pasal 9
(1) Pokja Adminduk mempunyai tugas meliputi:
a. menfasilitasi masyarakat desa dalam pemenuhan kepemilikan
dokumen adminduk dan akses bantuan kesejahteraan sosial;
b. melaporkan pengaduan dan keluhan masyarakat kepada pemerintahan
desa tentang kepemilikan dokumen administrasi kependudukan;
c. melakukan sosialisasi tentang LABKD; dan
d. melakukan evaluasi implementasi LABKD di desa.
(2) Tugas Pokja Adminduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkoordinasi dengan PPKD dan Kasi Pemerintahan; dan
(3) Hasil pelaksanaan tugas Pokja Adminduk sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan kepada kepala desa sebagai bentuk laporan
pertanggungjawaban pelaksana tugas.

Pasal 10
(1) TPPKK Desa mempunyai tugas membantu pemerintah desa dalam hal
pemenuhan dokumen administrasi kependudukan masyarakat yang
terintegrasi dengan kegiatan Posyandu.

7
(2) Tugas TPPKK Desa yang terintegrasi dengan kegiatan Posyandu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. melakukan identifikasi kepemilikan dokumen administrasi
kependudukan masyarakat ;
b. melakukan pengumpulan dokumen persyaratan penerbitan adminduk
masyarakat;
c. menyerahkan dokumen persyaratan pengurusan adminduk masyarakat
kepada PPKD; dan
d. melakukan sosialisasi tentang pengurusan adminduk pada saat
kegiatan Posyandu.
(3) Tugas TPPKK Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkoordinasi
dengan Pokja Adminduk dan PPKD.

Bagian Ketiga
Prosedur Penunjukan PPKD
Pasal 11
(1) PPKD ditunjuk dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa untuk
jangka waktu selama satu tahun;
(2) Setelah jangka waktu berakhir PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat ditunjuk kembali dengan Keputusan Kepala Desa berdasarkan
hasil evaluasi kinerja;
(3) PPKD ditunjuk dari unsur perangkat desa dan/atau unsur masyarakat
serta harus memiliki kemampuan mengoperasionalkan perangkat
komputer; dan
(4) PPKD diberhentikan dengan alasan sebagai berikut:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri; atau
c. tidak dapat melaksanakan tugasnya atau tidak lagi memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Desa ini.
(5) Sehubungan dengan pemberhentian PPKD sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), Kepala Desa menunjuk pengganti PPKD dengan Keputusan
Kepala Desa;
(6) Dalam melaksanakan tugasnya PPKD mempunyai kewajiban yang terdiri
atas:
a. memfasilitasi layanan adminduk bagi penduduk di desa;
b. memberikan layanan secara inklusif, transparan, profesional, dan
bebas biaya; dan
c. menjaga kerahasiaan informasi akun khusus layanan online yang
diberikan oleh Disdukcapil yang meliputi username dan password.
(7) Dalam melaksanakan tugasnya PPKD berhak:
a. mendapatkan dukungan pembiayaan, sarana dan prasarana dari desa;
dan
b. memfasilitasi persyaratan permohonan dokumen kependudukan.

Bagian Keempat
Pembentukan Pokja Adminduk
Pasal 12
(1) Pembentukan Pokja Adminduk Desa dilaksanakan melalui musyawarah
mufakat;
(2) Musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
menentukan susunan pengurus Pokja Adminduk dengan keterwakilan
unsur-unsur pemerintah desa, perangkat desa, TPPKK desa, tokoh
agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, tokoh adat, kader Posyandu,

8
Kader Pembangunan Manusia (KPM), tenaga kependidikan, bidan desa
dan tokoh pemuda;
(3) Struktur Susunan Pengurus Pokja Adminduk sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) terdiri dari:
a. Penanggungjawab : Kepala Desa
b. Ketua : Sekretaris Desa atau Kepala Seksi Pemerintahan
c. Sekretaris : PPKD
d.Anggota : Perwakilan unsur-unsur kelompok
masyarakat sesuai kebutuhan
(4) Susunan Pengurus Pokja Adminduk Desa ditetapkan melalui Surat
Keputusan Kepala Desa dalam jangka periode paling lama satu tahun dan
bisa diangkat kembali dengan Keputusan Kepala Desa.

BAB VI
PENYELENGGARAAN LABKD
Bagian Kesatu
Sistem dan Prosedur Pendataan Penduduk
Pasal 13
(1) Sistem dan prosedur pendataan penduduk bertujuan untuk
mengidentifikasi kepemilikan dokumen kependudukan seluruh penduduk
desa;
(2) Pendataan penduduk dilakukan dengan cara:
a. penunjukan Pokja Adminduk sebagai tim pendataan penduduk dengan
PPKD sebagai koordinator pendataan;
b. PPKD melakukan:
1) mempersiapkan formulir pendataan yang memuat identitas
penduduk, dokumen kependudukan yang dimiliki, nomor dokumen
kependudukan, serta kendala khusus kepemilikan dokumen
kependudukan;
2) menyusun rencana kerja pendataan penduduk;
3) memberikan pembekalan kepada tim; dan
4) mengkoordinasikan pelaksanaan pendataan.
c. PPKD merekapitulasi hasil pendataan dan menyimpan data tersebut
dalam sebuah sistem informasi.
(3) Dalam melaksanakan pendataan penduduk, PPKD berkoordinasi dengan
Operator Sistem Informasi Desa serta petugas lainnya.

Bagian Kedua
Sistem dan Prosedur Fasilitasi Dokumen Kependuduk
Pasal 14
(1) Sistem dan prosedur fasilitasi dokumen kependudukan bertujuan untuk
membantu penduduk mendapatkan dokumen kependudukan secara
mudah, dekat, dan bebas biaya;
(2) Fasilitasi dokumen kependudukan dilakukan dengan cara:
a. PPKD mengidentifikasi penduduk yang tidak memiliki dokumen
kependudukan tertentu dari data hasil pendataan penduduk, hasil
identifikasi oleh Pokja Adminduk dan pihak lain di tingkat desa, atau
dari pengajuan permohonan dokumen kependudukan dari warga;
b. PPKD meminta penduduk mengisi formulir permohonan serta
mempersiapkan persyaratan yang diperlukan;
c. PPKD memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan
yang disediakan warga;
d. PPKD mencatat permohonan yang telah memenuhi persyaratan dan
meminta warga menandatangani tanda terima;

9
e. PPKD mengajukan permohonan penerbitan dokumen kependudukan
beserta dokumen persyaratan secara daring melalui layanan online atau
secara luring melalui operator UPTD Disdukcapil di Kecamatan atau
Disdukcapil di kabupaten.
(3) PPKD segera mengambil dokumen kependudukan yang diterbitkan
Disdukcapil atas permohonan yang difasilitasinya;
(4) PPKD menyerahkan dokumen kependudukan yang telah diterbitkan
kepada warga yang bersangkutan dengan bukti tanda terima dokumen;
(5) Sistem dan prosedur fasilitasi dokumen kependudukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Desa dalam sebuah
Standar Operasional Prosedur selanjutnya disingkat SOP.

Bagian Ketiga
Layanan Aduan LABKD
Pasal 15
(1) Tata cara pengaduan masyarakat terhadap LABKD berupa :
a. Pengaduan langsung; dan
b. Pengaduan tidak langsung
(2) Pengaduan langsung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a
disampaikan melalui Kepala Desa dengan cara mengisi Buku Pengaduan
yang disediakan oleh pemerintah desa;

(2) Buku Pengaduan sekurang – kurangnya memuat:


a. identitas pengadu yang terdiri dari nama lengkap dan alamat;
b. uraian keluhan terhadap pelayanan;
c. tempat, waktu penyampaian dan tanda tangan pengadu; dan
d. dalam hal pengadu tidak dapat membaca dan menulis, maka
pemerintah desa wajib membantu mengisi formulir.
(3) Pengaduan tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b
disampaikan melalui Kepala Desa dengan cara:
a. kotak pengaduan;
b. kontak layanan pengaduan;
c. website; dan/atau
d. media Sosial.
(4) Dalam pengelolaan pengaduan, pemerintah desa wajib:
a. menerima, menanggapi, memproses dan menyelesaikan setiap
pengaduan;
b. melakukan pencatatan dan pelaporan pengaduan kepada Kepala Desa;
dan
c. melakukan rekapitulasi pengelolaan pengaduan
(5) Rekapitulasi pengelolaan pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
huruf c dilakukan paling sedikit satu bulan sekali.

Bagian Keempat
Penyajian Data Kependudukan
Pasal 16
(1) Penyajian data penduduk di Desa bertujuan untuk menyediakan basis
data bagi Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, dan Pemerintah
Kabupaten dalam menyusun perencanaan pembangunan;
(2) Penyajian data penduduk di desa untuk publik hanya dapat dilakukan
dalam bentuk data agregat;
(3) Memastikan penyajian data penduduk di tingkat desa sesuai dengan
prinsip kerahasiaan data pribadi; dan

10
(4) Dalam melaksanakan penyajian data penduduk di tingkat desa, PPKD
berkoordinasi dengan Operator Sistem Informasi Desa serta petugas
Pemerintah Desa.

BAB VII
KOORDINASI PELAKSANAAN LABKD
Pasal 17
Koordinasi pelaksanaan LABKD dilakukan melalui:
a. PPKD berkoordinasi dengan Pokja Adminduk untuk memfasilitasi
kepemilikan dokumen kependudukan penduduk;
b. PPKD melakukan koordinasi dengan Disdukcapil untuk melakukan
pelayanan jemput bola bagi kelompok penduduk rentan adminduk dan
kelompok khusus; dan
c. PPKD memberikan laporan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada
Kepala Desa.

BAB VIII
SISTEM MONITORING DAN EVALUASI LABKD
Pasal 18
(1) Untuk memastikakan LABKD berjalan sesuai dengan tujuan utamanya,
yaitu menfasilitasi kepemilikan dokumen kependudukan warga
berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh desa diperlukan Sistem
Monitoring dan Evaluasi.
(2) Sistem Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk:
a. memastikan LAKBD berjalan sesuai dengan target yang telah
ditetapkan;
b. sebagai bentuk akuntabilitas terhadap anggaran dan sumberdaya yang
telah dialokasikan;
c. memudahkan pemetaan dan penyelesaian masalah yang terjadi selama
berlangsungnya LAKBD; dan
d. sebagai bahan analisis untuk perbaikan layanan ke depan.

Bagian Kesatu
Monitoring
Pasal 19
(1) Monitoring sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (1) dilakukan
oleh Pemerintah Desa yang bertujuan untuk :
a. memudahkan pemantauan dan pemetaan terhadap jumlah penduduk
yang perlu difasilitasi, jumlah permohonan yang ditolak/butuh
perbaikan dan diterima, jumlah permohonan masuk ke Disdukcapil,
dan jumlah dokumen yang terbit; dan
b. mempermudah Pemerintah Desa merencanakan alokasi anggaran
LABKD.
(2) Untuk memudahkan monitoring yang dilakukan oleh pemerintah desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPKD menyiapkan lember kerja
selama proses pengurusan dokumen kependudukan.
(3) Lember Kerja yang harus dilengkapi oleh PPKD sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) terdiri atas:

11
a. tanda Terima Berkas untuk mengetahui jumlah dan berkas apa saja
yang diserahkan kepada Disdukcapil ;
b. tanda Terima Dokumen Kependudukan untuk memastikan kapan
dokumen yang diajukan selesai dan diterima sekaligus melihat berapa
banyak jumlah dokumen yang diterbitkan oleh Disdukcapil; dan
c. lembar Kerja Rekap Tanda Terima Permohonan untuk merekam
pengurusan yang telah dilakukan.

Bagian Kedua
Evaluasi
Pasal 20
(1) Evaluasi pelaksanaan LABKD dimaksudkan untuk melihat dan menilai
perkembangan LABKD secara komprehensif dengan menggunakan metode
yang tepat seperti wawancara, FGD, dan angket untuk masyarakat;
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan melibatkan pemerintah daerah,
kecamatan, pemerintah desa dan perwakilan unsur kelompok masyarakat;
(3) Evaluasi dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu tahun;
(4) Evaluasi pelaksanaan LABKD didukung dengan laporan pelaksanaan
tugas PPKD yang terdiri dari laporan bulanan dan laporan semester; dan
(5) Dalam menyusun laporan pelaksanaan tugas PPKD sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) mencantumkan hasil pelaksanaan pendataan
penduduk, pelaksanaan fasilitasi dokumen kependudukan meliputi
jumlah dokumen diterbitkan, jenis layanan, jumlah dokumen
dikembalikan karena tidak lengkap atau alasan lain, pelaksanaan
penyajian data desa.

BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 21
(1) Biaya Penyelenggaraan LABKD dibebankan kepada APBDes;
(2) Biaya penyelenggaraan LABKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a. insentif bagi PPKD yang bukan berasal dari unsur perangkat desa;
b. biaya operasional fasilitasi dokumen kependudukan;
c. biaya pendataan dan pemutakhiran data kependudukan;
d. biaya pengelolaan data kependudukan berskala desa;
e. biaya penyediaan sarana dan prasarana; dan
f. biaya sosialisasi dan Peningkatan kapasitas PPKD dan Pokja Adminduk
(3) Biaya penyelengaraan LABKD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan bagian dari Rencana Kerja Desa.

Pasal 22
(1) Dukungan anggaran LABKD juga dapat berasal dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan
b. Sumber pendanaan lainnya yang sah.
(2) Dukungan anggaran LABKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
mencakup pada:
a. biaya peningkatan kapasitas PPKD dan Pokja Adminduk;
b. biaya penyelenggaraan monitoring dan evaluasi;
c. biaya peningkatan sistem layanan administrasi kependudukan di desa;
dan
d. biaya lain terkait penyelenggaraan LABKD.

12
BAB X
KETENTUAN LARANGAN
Pasal 23
(1) PPKD dilarang :
a. menyalahgunakan fasilitas khusus yang diberikan oleh Desa dan
Disdukcapil;
b. memungut biaya dari penduduk atas layanan yang diberikannya; dan
c. menggunakan data kependudukan di luar ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(1) Disdukcapil dapat memberhentikan pemberian fasilitas khusus kepada
PPKD yang diindikasikan melanggar larangan tersebut;
(2) Kepala Desa harus menunjuk PPKD baru apabila Disdukcapil
memberhentikan pemberian fasilitas khusus kepada PPKD yang
melanggar larangan.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap
orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Sukadana.

Ditetapkan di : Sukadana
Pada tanggal : .. Agustus 2021

KEPALA DESA SUKADANA

Diundangkan di : Sukadana
Pada tanggal : .. Agustus 2021
SEKRETARIS DESA SUKADANA

LEMBARAN DESA SUKADANA TAHUN 2021 NOMOR ..

13

Anda mungkin juga menyukai