WALIKOTA DEPOK
PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN WALIKOTA KOTA DEPOK
NOMOR 25 TAHUN 2016
TENTANG
PERCEPATAN PELAYANAN DAN PENINGKATAN
CAKUPAN KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK USIA 0-18 TAHUN
2
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Kota Depok.
2. Walikota adalah Walikota Depok.
3. Pemerintah Kota Depok, yang selanjutnya disebut
Pemerintah Kota adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Depok.
5. Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan adalah
penyelenggaraan rangkaian kegiatan penataan dan
penertiban dalam penerbitan dokumen dan data
kependudukan melalui pendaftaran penduduk, Pencatatan
Sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan
serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan
pembangunan sektor lain.
6. Warga Negara Indonesia yang selanjutnya disingkat WNI
adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang sebagai
Warga Negara Indonesia.
7. Penduduk adalah WNIdan Orang Asing yang masuk secara
sah serta bertempat tinggal di Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
8. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resrm yang
diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti
autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran
4
penduduk dan pencatatan sipil.
9. Data Kependudukan adalah data perseorangan dan/atau
data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.
10. Database Kependudukan adalah kumpulan elemen data
penduduk yang terstruktur yang diperoleh dari hasil
kegiatan penyelenggaraan pendaftaran penduduk.
11. Data Pribadi adalah data perseorangan tertentu yang
disimpan, dirawat dan dijaga kebenaran serta dilindungi
kerahasiaannya.
12. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang
selanjutnya disingkat dengan SIAK adalah sistem informasi
yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi
kependudukan di tingkat penyelenggara dan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai satu kesatuan.
13. Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang
dialami oleh seseorang dalam Register Pencatatan Sipil pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
14. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami seseorang
meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan,
perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak,
pengangkatan anak, perubahan nama, perubahan status
kewarganegaraan.
15. Petugas Registrasi adalah Pegawai Negeri Sipil atau petugas
yang diberi tugas dan tanggung jawab memberikan
pelayanan pelaporan peristiwa kependudukan, peristiwa
penting, pengelolaan dan penyajian data kependudukan di
Kelurahan.
16. Akta Pencatatan Sipil adalah Akta yang diterbitkan oleh
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang merupakan
alat bukti autentik mengenai kelahiran, perkawinan,
perceraian, kematian, pengakuan, pengangkatan dan
pengesahan anak.
5
17. Kutipan Akta Pencatatan Sipil adalah Kutipan dari
Akta-Akta Pencatatan Sipil yang diberikan kepada
penduduk atau penduduk asing yang memiliki izin tinggal
tetap.
18. Pejabat Pencatatan Sipil adalah pejabat yang melakukan
pencatatan Peristiwa Penting yang dialami seseorang pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang
pengangkatannya didasarkan pada peraturan perundang-
undangan.
19. Pihak yang memiliki kedudukan hukum (legal standing)
sebagai pemohon dalam permohonan pencatatan kelahiran
adalah orang tua, wali, pihak yang ingin dicatatkan
kelahirannya, orang yang menemukan anak dan pihak lain
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
20. Pihak yang memiliki kedudukan hukum (legal standing)
sebagai pemohon dalam permohonan pencatatan kematian
adalah orang tua, dan atau ahli waris, dan atau pihak yang
ingin mencatatkan kematian seseorang.
21. Pengajuan permohonan secara reguler adalah permohonan
pencatatan kelahiran dan kematian yang diajukan sendiri-
sendiri oleh pemohon dan disampaikan pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
22. Pengajuan permohonan secara kolektif adalah permohonan
pencatatan kelahiran dan kematian yang diajukan lebih dari
satu pemohon dan disampaikan pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil yang bertanggung jawab dan
berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan
administrasi kependudukan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Percepatan Pelayanan dan Peningkatan Cakupan
Kepemilikan akta kelahiran bagi anak usia 0-18 tahun
dimaksudkan sebagai acuan bagi SKPD/Unit Kerja di
lingkungan Pemerintah Daerah dan diluar lingkungan
Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
6
(2) Percepatan Pelayanan dan Peningkatan Cakupan
Kepemilikan akta kelahiran bagi anak usia 0-18 tahun
bertujuan untuk:
a. meningkatkan Pelaksanaan Tertib Administrasi
Kependudukan;
b. meningkatkan cakupan kepemilikan Akta kelahiran bagi
anak usia 0-18 tahun; dan
c. memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam
mengurus Akta Kelahiran sehingga pencatatan tepat
waktu.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup Percepatan dan Peningkatan Cakupan
Kepemilikan akta kelahiran bagi anak usia 0-18 tahun adalah
meliputi seluruh proses pelaksanaan pelayanan akta kelahiran
yang dilaksanakan pada :
a. rumah sakit negeri/puskesmas;
b. rumah sakit swasta/rumah bersalin/bidan praktek swasta;
c. lingkungan pendidikan; dan
d. lingkungan sosial lainnya.
BAB IV
PERSYARATAN DAN TATA CARA
PENERBITAN KARTU KELUARGA
Pasal 4
(1) Orang tua atau yang dikuasakan menyampaikan
permohonan perubahan Kartu Keluarga karena
penambahan anggota keluarga bagi penduduk yang
mengalami kelahiran atau Pemecahan Kartu Keluarga dan
Akta Kelahiran melalui Rumah Sakit dan/ atau
Puskesmas/Rumah Bersalin tempat lahir anak untuk
proses perubahan/penerbitan kartu keluarga dan
penerbitan akta kelahiran.
7
(2) Permohonan dan penerbitan Kartu Keluarga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus melampirkan persyaratan
sebagai berikut:
a. Surat keterangan kelahiran ditandatangani oleh
Dokter, Bidan atau Penolong kelahiran yang telah
dibubuhi cap stempel setempat;
b. Surat Kuasa bagi permohonan yang dikuasakan;
c. Kartu Keluarga asli orang tua anak;
d. Fotocopy kartu tanda penduduk (KTP Elektronik)
orang tua anak;
e. Fotocopy akta perkawinan orang tua anak; dan
f. Formulir pendaftaran.
Pasal 5
(1) Operator Komputer Rumah Sakit dan atau Puskesmas/
Rumah Bersalin tempat lahir anak menginput data anak
dan data orang tua pada layanan aplikasi yang sudah
disediakan dan mengirimkan melalui website atau email ke
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(2) Data yang di input oleh Operator Komputer Rumah Sakit
dan atau Puskesmas/ Rumah Bersalin harus sesuai dengan
dokumen yang telah dilampirkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4.
(3) Petugas Operator Komputer Rumah Sakit dan atau
Puskesmas/Rumah Bersalin menyampaikan dokumen
pendaftaran ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
melalui Sistem lnformasi Administrasi Kependudukan.
(4) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melakukan
validasi dan verifikasi atas dokumen pendaftaran yang telah
disampaikan oleh Petugas Operator Komputer Rumah Sakit
dan atau Puskesmas/ Rumah Bersalin.
(5) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menerbitkan
Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran dan ditandatangani oleh
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kartu
Keluarga dan Kutipan Akta Kelahiran diserahkan kembali
ke Rumah Sakit dan atau Puskesmas/ Rumah Bersalin asal
8
pendaftaran Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran.
10
Bagian Ketiga
Tata cara permohonan clan persyaratan Pencatatan
Kelahiran diatas 60 hari melalui Lingkungan Pendidikan clan
lingkungan sosial lainnya
Pasal 8
(1) Penduduk mengajukan permohonan dengan mengisi
Formulir Permohonan dan Formulir Surat Keterangan
Kelahiran format sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Walikota ini dan dilampiri persyaratan sebagai
berikut:
a. fotocopy Surat Nikah/Kutipan Akta Perkawinan Orang
Tua yang sudah dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang;
b. Kartu Keluarga (KK) Orang Tua asli;
c. fotocopyKartu Tanda Penduduk (KTPElektronik) Orang
Tua yang sudah dilegalisir oleh Pejabat yang
berwenang;
d. Surat Keterangan kelahiran dari Rumah
Sakit/Puskesmas/Rumah Bersalin; dan
e. Surat keterangan tanggung jawab mutlak (SKTM)yang
dibuat oleh orang tua/ ahli waris diketahui saksi
kelahiran.
(2) Berdasarkan permohonan pencatatan kelahiran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Petugas Lingkungan
Pendidikan dan Lingkungan Sosial melakukan :
a. verifikasi Formulir Pelaporan Kelahiran dan Berkas
Pelaporan Kelahiran;
b. menginput data kelahiran anak ke dalam Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan; dan
c. mengirim berkas persyaratan ke Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil secara langsung maupun tidak
langsung melalui website atau email.
11
Pasal 9
Dalam rangka pelayanan pencatatan Kelahiran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 8, Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil bertugas :
a. menerima dan meneliti berkas permohonan dan persyaratan
pencatatan kelahiran;
b. memverifikasi dan memvalidasi data permohonan dan
persyaratan;
c. mengentri data/menginput data permohonan pencatatan
kelahiran ke dalam Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan;
d. merekap data dan persyaratan permohonan yang sudah
memenuhi syarat; dan
e. mencatat pada Akta Kelahiran dan menerbitkan kutipan
Akta Kelahiran.
BABV
PEMBIAYAAN
Pasal 10
Biaya yang timbul untuk percepatan pelayanan pencatatan
kelahiran bagi anak usia 0-18 tahun dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah melalui Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Pasal 11
(1) Permohonan Pencatatan dan Penerbitan Akta Kelahiran bagi
anak usia O - 18 tahun sejak tanggal kelahiran tidak
dikenakan biaya/ gratis.
(2) Pencatatan Kelahiran yang melampaui batas waktu
60 (enam puluh) hari sejak kelahiran sampai dengan batas
usia 18 (delapan belas) tahun, pencatatan kelahiran tetap
dilaksanakan di domisili penduduk setelah mendapat
penetapan Kepala Dinas dan tidak dikenakan denda
administrasi.
12
Pasal 12
(1) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil membuat
perjanjian kerjasama dengan Instansi terkait agar cakupan
pelayanan penerbitan akta kelahiran bagi anak usia 0-18
tahun bisa tercapai sesuai dengan target yang telah
ditetapkan dan melaksanakan sosialisasi secara periodik
kepada warga masyarakat yang belum memiliki akta
kelahiran.
(2) Mekanisme Pelayanan pencatatan kelahiran diatur melalui
Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan berpedoman
pada Peraturan Perundang undangan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
Peraturan Walikota Depok ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Walikota Depok ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Depok.
Ditetapkan di Depok
Pada tanggal 19 Mei2016
WALIKOTA DEPOK,
TTD
KH. MOHAMMAD IDRIS
Diundangkan di Depok
Pada tanggal 19 Mei2016
SEKRETARIS DAERAH KOTA DEPOK,
TTD
HARRY PRIHANTO
BERITA DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2016 NOMOR 25
,~,v•a ....,,.1:1.1.,~.q~.ASLINY A
~Mt:Jtw-SETDA KOTA DEPOK