Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH MADZHAB MALIKI

DOSEN PENGAMPU : SHOHIBUL ADIB, S.Ag.,MSI

DISUSUN OLEH :

1. ARINA RODHOTUL JANNAH ( 21030418 )


2. ASIFA URWATHIL WUTSQO
3. DEWI CHOTIJAH ( 21030394 )
4. SITI KHARISMA MA’SUMAH ( 21030388 )
5. TITIK RAHAYU (21030385 )

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEMESTER 1
STAIA SYUBBANUL WATHON MAGELANG
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan dan transformasi dunia, berarti akan
memunculkan berbagai perubahan - perubahan yang sangat radikal , baik pada
bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, dan semua komponenpun akan mengikuti
alurnya, termasuk hukum islam , yang harus selalu bersifat dinamis agar mampu
menjawab berbagai persoalan persoalan baru yang semakin kompleks akibat dari
revolusi tersebut. Al quran di turunkan Allah Swt kepada manusia masih bersifat
global dan universal, sehingga hukum yang memang bersifat rinci maka diperlukan
penjelasan yang lebih lanjut lagi, yang kemudian akan di gali lebih lanjut oleh para
fuqaha’.
Dalam menggali dan menelaah ilmu tentunya para fuqoha memiliki pemahaman
yang berbeda sehingga akan menghasilkan disiplin ilmu yang berbeda pula, dari
fenomena tersebut masing – masing fuqoha memiliki pengikut dan penganut, yang
akhirnya terbentuklah menjadi sebuah aliran – aliran fikih atau madzhab.
Pada pembahasan diatas penulis hendak menelusuri ,mengenai berdirinya madzhab
dan komponen komponen yang bersangkutan dengan hal tersebut, terutama disiplin
ilmu dan pemahaman pada madzhab maliki.

2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas penulis merumuskan masalhanya sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengertian madzhab?
2. Bagaimana sejarah berdirinya madzhab?
3. Siapakah pendiri madzhab Maliki?
4. Bagaiama metode ijtihad dan pola pikir madzhab maliki ?
B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Madzhab
Pengertian Madzhab secara Bahasa
،‫ أخذ بمذهبه وسلك طريقه في فقهه‬:‫ أي‬،‫ أو أحمد‬،‫ أو الشافعي‬،‫ أو مالك‬،‫ ذهب فالن إلى قول أبي حنيفة‬: ‫قال‬
‫ وتخريجا على مذهبه‬،‫ واستنباطا‬،‫رواية‬.
“ Madzhab secara bahasa artinya tempat untuk lewat, yaitu jalan, kemudian
dikaitkan dengan hukum – hukum Syariah ijtihadiyah yaitu metode – metode ulama’
yang menjadi hukum”.1
Pengertian Madzhab secara Istilah
‫َما أُ ْختُصَّ بِ ِه ْالمجْ تَ ِه ُد ِمنَ ْاألَحْ َك ِام ال َّشرْ ِعيَّ ِة ْالفَرْ ِعيَّ ِة اإْل ِ جْ تِهَا ِديَّ ِة ْال ُم ْستَفَا َد ِة ِمنَ اأْل َ ِدلَّ ِة الظَّنِّيَّ ِة‬
“Apa yang diambil oleh mujtahid dari hukum – hukum syar’I yang bersifat furu’
ijtihadi, yang dihasilkan dari dalil – dalil yang bersifat dzann ( asumtif )”. 2

2. Sejarah Singkat Munculnya Madzhab


Pada awalnya islam berkembang bukan atas dasar madzhab, namun setelah
wafatnya nabi Muhammad SAW yakni pada masa sahabat, dalam menjalankan
ajaran – ajaran Allah SWT, terutama dalam bidang Fikih umat Islam mengikuti
pendapat para ulama. Kehadiran madzhab tidak terlepas dari politik dan teologi.
Dalam sudut pandang politik, pada abad 2 sampai abad 3 hijriyah terjadilah proses
saling mempengaruhi antara politik dan perkembangan fikih, masa ini terjadi pada
masa kepemerintahan bani umayah hingga abasiyyah, kemudian pada masa
abasiyyah pemerintah terbagi menjadi dua kelompok yakni Madinah dan kuffah,
namun pemerintahanh lebih mendukung ulama kuffah .
Dalam sudut pandang teologi, Allah berfirman dalam dalam Q.S Al – Taubbah
ayat 122 mengharuskan adanya segolongan umat Islam yang mendalami fikih.3 Pada
masa sahabat terjadilah ikhtilaf yang disebabkan karena perbedaan pemikiran dan
nas ( hadis ) yang sampai kepada mereka. Setelah berakhirnya masa sahabat
kemudian dilanjutkan dengan masa tabi’in munculah generasi tabi’al tabi’in.4
Pada masa ini ijtihad sahabat dan tabi’in dijadikan sebagai kiblat hukum oleh
generasi penerusnya , kemudian generasi ke tiga ini disebut dengan generasi tabi’al
tabi’in, yang terjadi pada masa bani abasiyyah atau yang disebut dengan “the golden
age” atau tahun keemasan islam, yang kemudian munculah ilmuwan – ilmuwan
islam yang menghasilkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, salah satunya adalah
berbagai pemahaman di bidang fikih yang diwakili madzhab ahli hadis dan ahli rakyu,

1
Ghamzu ‘uyun al Bashair fi syarh al – Asybah wa an- Nadzair, Jilid : 1, Hal : 30
2
Ghamzu ‘uyun al Bashair fi Syarh al – Asybah wa an-Nadzair, Jilid:1, Hal: 30
3
Nafiul Lubab
4
Jalaludin Rahmat, Tinjauan Kritis Atas Sejarah Fiqh, Artikel Yayasan Paramdina, www.
Media.Isnet.org/islam/paramdina/konteks /sejarahfiqh
yang merupakan penyebab timbulnya madzhab – madzhab dalam fikih dan madzhab
– madzhab inilah yang mengaplikasikan pemikiran – pemikiran operasional. 5
Pada abad kedua adalah masa kelahiran madzhab madzhab hukum,dengan
berbagai pola dan karakteristiknya masing masing yang kemudian menimbulkan
ikhtilaf dari para tokoh imam madzhab, teori dan kaidah kaidah pemikiran dari
berbagai madzhab kemudian berkembang dan menjadi pegangan hukum umat islam
hingga masa sekarang .
Hingga sampai masa sekarang, ikhtilaf terus berlangsung menunjukkan
pemikiran umat islam yang dinamis . perselisihan dan perbedaan inilah yang
kemudian melahirkan madzhab – madzhab Islam, salah satunya adalah madzhab
Maliki.

3. Pendiri Madzhab Maliki


Madzhab ini dinisbatkan oleh Imam Malik Bin Annas beliau memiliki nama
lengkap Abu ‘Abdullah Malik Ibn Anas Ibn Malik Ibn Amir ibn Amr Ibn Harris Ibn
Gaiman Ibn Kutail Ibn Amr Bin Ibn Harris al – Ashbahi, yang lahir di Madinah pada
Tahun 717 M/ 93 H, kemudian wafat pada tahun 795 M / 173 H. Kakeknya bernama
‘Amir al – Ashbahi merupakan salah satu sahabat Rasulullah Ketika di Madinah.
Malik belajar hadis di bawah bimbingan al – Zuhri yang merupakan seorang ulama
hadis terbesar pada masanya, dan juga di bawah bimbingan perawi hadis, Nafi’
seorang budak yang dimerdekakan oleh ‘ Abdulloh Ibn ‘ Umar.
Di antara para tabi,ut tabi’in Imam Malik adalah ulama yang paling cerdas
dalam bidang fikih, hadis , dan memiliki tingkat ke dhabitan yang tinggi. Padahal
pada periode tersebut ada orang orang besar seperti said bin Musayyib, ulama fikih
yang berjumlah tujuh, Qasim, salim , Ikriman, Nafi’ dan orang – orang yang sezaman
denganya namun Ketika mereka dipertemukan maka yang akan muncul dan unggul
adalah Imam Malik.6
Imam Malik adalah guru dari Muhammad Ibn idris pendiri madzhab Syafi’i.
Imam. Imam Malik pernah dipenjara pada tahun 764 M oleh pemerintah Madinah,
karena Imam Malik membuat ketetapan hukum yang menyatakan bahwa perceraian
yang dipaksa tidak sah. Ketetapan hukum ini bertentangan dengan ketetapan
pemerintah bahwa terdapat sumpah setia dari kalangan istri. Bila mereka melanggar
sumpah tersebut maka otomatis di cerai. Malik kemudian melaksakan dengan kedua
tangan di sisinya.7

Imam Malik memiliki karya monumental yakni kitab Al muwatha. 8 Dalam


penyusunanya, Imam Malik banyak dipengaruhi oleh dua tokoh yang paling dominan
5
Ahmad satori Ismail, Pasang Surut Perkembangan Fiqh Islam (Jakarta: Pustaka Tarbiatuna, Cet I: 2003), h. geu
106.
6
Syaikh Ahmad Farid, Op.Cit, hlm.261
7
Huzaimah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Madzhab, h. 104.

8
Ngainun Naim, Sejarah Pemikiran…, hlm 85
dalam bidang fikih yang berbasis hadits, yaitu Nafi’ Maula Bin Umar dan Ibnu
Syihaba az- Zuhri.9 Selain itu imam Malik juga Menyusun kitab, mudawammah yang
berisi asas- asas fikih.10

4. Metode Ijtihad dan pola pikir Madzhab Maliki


Imam Malik merumuskan bahwa sumber hukum islam terdiri dari dari Al
qur’an, sunnah, praktek masyarakat Madinah, ijma’, qiyas,al maslahah mursalah,
urf, istishan , istishaadd al zhariyah dan syar’u man Qablana.11 Madzhab Maliki
sangat jarang menggunakan kias dan lebih sering mendahulukan urf ( tradisi
penduduk Madinah ) karena menurut Imam Maliki, fatwa sahabat dan dan tradisi
penduduk Madinah adalah bagian dari sunnah nabi. Dasar pemikiran madzhab
Maliki dalam melakukan ijtihad,yakni :
a. lebih mendahulukan tradisi rakyat Madinah daripada ra’yu dan qiyas, karena
dalam pandangan Imam Maliki tradisi orang orang Madinah dianggap memiliki
kesetaraan dengan sunnah nabi. Di lihat dari aspek budaya, Madinah juga belum
mengalami aspek kemajuan yang pesat , yang berarti melambangkan
kesederhaan
b. Imam maliki beranggapan bahwa dalam menentukan dalil syar’I lebih
didahulukan menggunakan qaul sahabi daripada qiyas.
c. Penggunaan maslahah murasalah yang masih sangat kuat, hal ini merupakan ciri
khas pemikiran beliau yang diduga akibat pengaruh pemikiran tokoh tokoh fikih
seperti sahabat Umar Bin Khatab.
d. Imam Malik sangat toleran terhadap penggunaan hadits ahad. Ini merupakan
salah satu indicator bahwa tradisi orang Madinah dalam bentuk hadits ahad bagi
Imam Malik merupakan hujjah.12
Beberapa faktor yang melatar belakangi pemikiran beliau adalah, pertama,
tempat tinggal beliau yang merupakan pusat perbendaharaan hadits sehingga
sangat memudahkan beliau untuk menjawab setiap persoalan persoalan yang
muncul dengan bersandar kepada hadits nabi maupun fatwa sahabat. Kedua,
semasa hidup beliau tidak pernah meninggalkan tempat tinggalnya dan hanya keluar
untuk menunaikan ibadah haji, sehingga beliau tidak pernah bersentuhan dengan
kompleksitas budaya. Kehidupan ilmiah beliau dimulai dengan menghafal qur’an ,
kemudian menghafal hadits nabi SAW.13

C. KESIMPULAN
Pada awalnya islam tidak mengenal ajaran bermadzhab, namun setelah wafatnya
nabi SAW, umat islam telah mengikuti pendapat ulama tertentu dalam menjalankan syariat

9
Dedi Ismatullah, sejarah sosial …,hlm303
10
Ngainun Naim, sejarah Pemikiran…,86
11
Huzaimah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Madzhab, h. 105 - 112
12
Dedi Ismatullah, Sejarah Sosial…,hlm . 300-301.
13
Ahmad Hanafi, pengantar dan sejarah Hukum Islam,( Jakarta: Bulan Bintang,1986), hlm. 152 – 153.
islam. Ada lima madzhab dalam konstruksi hukum islam , salah satunya adalah madzhab
Maliki, yang didirikan oleh Imam Malik Bin Annas, beliau merupakan seorang ahli fikih dan
ahli hadits yang hidup di Madinah pada masa kepemerintahan abasiyah. Imam Malik bin
Annas memiliki pola dan ciri khusus dalam pengambilan ijtihad yakni lebih mendahulukan
tradisi rakyat Madinah, terkait dengan keadaan Madinah yang merupakan pusat
perbendaharaan hadits nabi, dan dilihat dari aspek budaya yang belum mengalami
kemajuan, dalam artian melambangkan kesederhanaan. Dalam berijtihad, selain
menggunakan hadits sebagai sandarannya, beliau juga tetap menggunakan rasio, dibuktikan
dengan penggunaan dalil dari amalan praktik rakyat Madinah, fatwa sahabat, maslahah
murslah, urf, dan az Zariah, dalam pengambilan hukum.

DAFTAR PUSTAKA
Ghamzu ‘uyun al Bashair fi syarh al – Asybah wa an- Nadzair, Jilid : 1, Hal : 30
Ghamzu ‘uyun al Bashair fi Syarh al – Asybah wa an-Nadzair, Jilid:1, Hal: 30
Nafiul Lubab
Jalaludin Rahmat, Tinjauan Kritis Atas Sejarah Fiqh, Artikel Yayasan Paramdina, www.
Media.Isnet.org/islam/paramdina/konteks /sejarahfiqh
Ahmad satori Ismail, Pasang Surut Perkembangan Fiqh Islam (Jakarta: Pustaka Tarbiatuna,
Cet I: 2003), h. geu
106.
Syaikh Ahmad Farid, Op.Cit, hlm.261
Huzaimah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Madzhab, h. 104.
Ngainun Naim, Sejarah Pemikiran…, hlm 85
Dedi Ismatullah, sejarah sosial …,hlm303
Ngainun Naim, sejarah Pemikiran…,86
Huzaimah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Madzhab, h. 105 - 112
Dedi Ismatullah, Sejarah Sosial…,hlm . 300-301.
Ahmad Hanafi, pengantar dan sejarah Hukum Islam,( Jakarta: Bulan Bintang,1986), hlm. 152
– 153

Anda mungkin juga menyukai