Anda di halaman 1dari 22

KONSEP FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN

Disusun oleh:
Novita Harruna Pratiwi
NPM 1714201110040

PROGRAM S1 KEPERAWATAN REGULAR A


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Manajemen..........................................................................3
2.2 Konsep Manajemen Keperawatan....................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................18
3.2 Saran.................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen keperawatan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan, dan
pengendalian aktivitas-aktivitas upaya keperawatan dalam rangka
meningkatkan mutu,kualitas dan kwantitas pelayanan dibidang kesehatan
secara komprehensif sesuai dengan standard kesehatan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Sering kita lihat bahwa manajemen keperawatan ini diberbagai
rumah sakit belum semaksimal diterapkan atau kurang terkoodinir dengan
baik dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan harmonis antara
perawat dan pasien untuk melakukan tindakan keperawatan atau praktik
keperawatan dan asuhan keperawatan (sumber pustaka).
Selain itu Manajemen Keperawatan ini sebagai struktur kegiatan
operasional dalam melakukan pelayanan keperawatan yang akan mendukung
proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien yang dirawat selama 24
jam.Hal ini menunjukkan manajemen keperawatan sangat penting,karena
membutuhkan waktu yang panjang untuk melayani pasien. Dengan demikian
perawat membutuhkan lingkungan kerja yang baik. Karena lingkungan kerja
merupakan lingkungan internal dalam sebuah organisasi yang mempengaruhi
perilaku perawat dalam menjalankan tugasnya (Huber,1996).
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami
bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu
sendiri.Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita
perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi
keperawatan, bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari masing-masing
personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk
lebih mengerti bagaimana konsep dasar  dari Manajemen Keperawatan itu
sendiri.

1
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini di buat Untuk mengetahui,memahami,dan menerapkan
konsep manajemen keperawatan dalam bidang kesehatan, khususnya
bidang keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi dan fungsi
manajemen keperawatan
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami manajemen
keperawatan dalam proses keperawatan
c. Mahaiswa mampu mengetahui dan memahami prinsip – prinsip
manajemen keperawatan
d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami ruang lingkup
manajemen keperawatan
e. Mahasiswa mampu menganalisis perkembangan manajemen
keperawatan di masa datang.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Manajemen


2.1.1 Definisi Manajemen
Manajemen merupakan suatu proses untuk melaksanakan pekerjaan
melalui upaya orang lain. Menurut Liang Lie, manajemen adalah
suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian,
dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan
yang ditentukan sebelumnya (Liang Lie, 2008 dalam Nursalam,
2011).

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif


dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Didalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai
tujuan organisasi (Grant dan Massey, 1999 dalam Nursalam, 2011).

2.1.2 Fungsi Manajemen


Manajemen berasal dari Manage, yaitu mengatur. Dimana dalam
hal mengatur ada beberapa pertanyaan; mengapa harus diatur dan apa
tujuan pengaturan tersebut diadakan. Manajemen merupakan usaha
dari orang-orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
(Visi dan Misi) sehingga akan ada hubungan antara administrasi,
manajemen, dan organisasi. Manajemen dibutuhkan oleh semua
organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia
dan pencapaian tujuan  akan lebih sulit. Ada tiga alasan utama
diperlukannya manajemen:
2.1.2.1 Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan
pribadi

3
2.1.2.2 Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara
tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan yang saling
bertentangan dari pihak-pihak berkepentingan dalam
organisasi, seperti pemilik dan
2.1.2.3 karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier,
serikat kerja,  asosiasi perdagangan, masyarakat dan
pemerintah
2.1.2.4 Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja organisasi
dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara
yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.
Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
a) Perencanaan (Planning), perencanaan merupakan:
1. Gambaran apa yang akan dicapai
2. Persiapan pencapaian tujuan
3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4. Persiapan tindakan-tindakan
5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis
6. Tiap-tiap organisasi perlu perencanaan
b) Pengorganisasian (Organizing)
merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur dan
menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit
kerja, alat-alat keuangan dan fasilitas.
c) Penggerak (Actuating)
Menggerakkan orang-orang agar mau/suka bekerja.
Ciptakan suasana bekerja   bukan hanya karena perintah
tetapi harus dengan kesadaran sendiri dan termotivasi.
d) Pengendalian/pengawasan (Controlling)
merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai
sesuai dengan rencana. Pengendalian juga berfungsi agar
kesalahan dapat segera diperbaiki.
e) Penilaian (Evaluasi)

4
Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil
pekerjaan yang seharusnya dicapai.
2.2 Konsep Manajemen Keperawatan
2.2.1 Definisi Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan dapat didefinisikan sebagai suatu proses
koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan
proses manajemen untuk mencapai perawatan, tujuan pelayanan dan
obejektif (Huber, 2006).

Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus


dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber yang
ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga
dan masyarakat (Suyanto, 2008).

Muninjaya (2004), menyatakan bahwa manajemen mengandung tiga


prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi
dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam
pengambilan keputusan manajerial.

Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif, karena


manajemen adalah pengguna waktu yang efektif, keberhasilan rencana
perawat manajer klinis, yang mempunyai teori atau sistematik dari
prinsip dan metode yang berkaitan pada instusi yang besar dan
organisasi keperawatan di dalamnya, termasuk setiap unit. Teori ini
meliputi pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi dapat
memerlukan pengembangan atau perbaikan termasuk misi atau tujuan
devisi keperawatan. Dari pernyataan pengertian yang jelas perawat

5
manajer mengembangkan tujuan yang jelas dan realistis untuk
pelayanan keperawatan.

Keterampilan manajemen dapat diklasifikasikan dalam tiga tingkatan


yaitu: 1) Keterampilan intelektual, yang meliputi kemampuan atau
penguasaan teori, keterampilan berfikir. 2) Keterampilan teknikal
meliputi: metode, prosedur atau teknik. 3) Keterampilan interpersonal,
meliputi kemampuan kepemimpinan dalam berinteraksi dengan
individu atau kelompok.

2.2.2 Fungsi Manajemen Keperawatan


Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama
yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),Staffing (
Kepegawaian), Directing (Pengarahan), Controlling(Pengendalian/Eval
uasi).
2.2.2.1 Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-
fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan merupakan
landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan.
Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen
lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan
memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua
pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan,
dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan
terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan
efesien. planning adalah memutuskan seberapa luas akan
dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya.

Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan


sebagai proses untuk menumbuhkan, merumuskan

6
masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-
langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tersebut.
a) Tujuan Perencanaan
1. Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai
sasaran dan tujuan
2. Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia
lebih efektif
3. Membantu dalam koping dengan situasi kritis
4. Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
5. Membantu menurunkan elemen perubahan, karena
perencanaan berdasarkan masa lalu dan akan datang
6. Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk
berubah
7. Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif

b) Tahap Dalam Perencanaan


1. Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
2. Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data
atau fakta
3. Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas
masalah
4. Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang
ingin dicapai
5. Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala
dalam pelaksanaan program
6. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
c) Jenis Perencanaan
1. Perencanaan Strategi

7
Perencanaan strategis merupakan suatu proses
berkesinambungan, proses yang sistematis dalam
pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini
dengan kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari
efek-efek perencanaan pada masa depan,
mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk
melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang
diharapkan melalui mekanisme umpan balik yang dapat
dipercaya. Perencanaan strategis dalam keperawatan
bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber
yang langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk
mengatur pekerjaan divisi keperawatan
2. Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan
prosedur yang akan digunakan, serta menyusun jadwal
waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang
yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan
prosedur. Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang
untuk bekerja dan juga standard untuk mengevaluasi
perawatan pasien. Di dalam perencanaan operasional
terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap dan rencana
sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang sudah
ada dan menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari,
yang terdiri dari kebijaksanaan, standard prosedur
operasional dan peraturan. Sedangkan rencana sekali
pakai terdiri dari program dan proyek.
d) Manfaat Perencanaan
1. Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan lingkungan
2. Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk
pelaksanaan

8
3. Memudahkan kordinasi
4. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan
gambaran operasional secara jelas
5. Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
6. Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih
mudah dipahami
7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. Menghemat waktu dan dana

e) Keuntungan Perencanaan
1. Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang
tidak produktif
2. Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang
dicapai
3. Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen
lainnya terutama fungsi keperawatan
4. Memodifikasi gaya manajemen
5. Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan

f) Kelemahan Perencanaan
1. Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal
ketepatan informasi dan fakta-fakta tentang masa yang
akan datang
2. Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
3. Perencanaan mempunyai hambatan psikologi
4. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
5. Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang
perlu diambil

2.2.2.2 Organizing (Pengorganisasian)

9
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian
wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi
pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua
kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata
cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang
sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang
menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan
jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang
harus dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan kerja di
antara para pekerjanya.
a) Manfaat Pengorganisasian
1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
2. Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam
organisasi tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya
3. Pendelegasian wewenang
4. Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik

b) Langkah-langkah Pengorganisasian
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini
sudah tertuang dalam fungsi perencanaan
2. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok
untuk mencapai tujuan
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan
kegiatan yang praktis
4. Menetapkan berbagai kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh staf dan menyediakan fasilitas yang
diperluka

10
5. Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan
tugas
6. Mendelegasikan wewenang

2.2.2.3 Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang
teratur, sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk
menentukan jumlah personil suatu organisasi yang dibutuhkan
dalam situasi tertentu. Proses pengaturan staff bersifat
kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol
termasuk studi pengaturan staff, penguasaan rencana pengaturan
staff, rencana penjadwalan, dan Sistem Informasi Manajemen
Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu
kualitas perawatan pasien, karakteristik dan kebutuhan
perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga perawat yang
diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan
kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan.

Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit


keperawatan mencakup personil keperawatan yang bermutu
harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan adekuat,
memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam
sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap
rencana pengaturan staff harus disesuaikan dengan kebutuhan
rumah sakit dan tidak dapat hanya dicapai dengan rasio atau
rumusan tenaga/pasien yang sederhana. Jumlah dan jenis staff
keperawatan yang diperlukan dipengaruhi oleh derajat dimana
departemen lain memberikan pelayanan pendukung, juga
dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan
pelayanan medis yang diberikan. Kebutuhan khusus individu,

11
dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan dan
pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi
kualitas dan kuantitas personel perawat yang diperlukan dan
mempengaruhi penempatan mereka.

Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi


divisi keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan
diperbaharui untuk mengatur departemen beroperasi secara
efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan
objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab,
kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan program staff
efektif, dan evaluasi periodik terencana.

Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip


rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas,
dan klasifikasi pasien. Pengrekrutan merupakan proses
pengumpulan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk
pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian aktivitas. Tujuan
orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam
menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat
karena lebih sedikit orang yang dibutuhkan jika mereka
terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan siklus merupakan
salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat
distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini
dibuat pola waktu dasar untuk minggu-minggu tertentu dan
diulang pada siklus berikutnya. Jadwal modifikasi kerja
mingguan menggunakan shift 10-12 jam dan metode lain yang
biasa.

2.2.2.4 Directing (Pengarahan)

12
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual
yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-
bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang
efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata. Kepemimpinan
merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi
aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan
mencapai tujuan.

kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi


contoh sehingga individu (pimpinan kelompok) membujuk
kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan
usulan pimpinan atau usulan bersama.Seorang manajer yang
ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu  untuk
memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca,
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan
organisasi, dan menggerakkan (memotivasi) staffnya agar
mereka mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.
terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan yaitu:
a) Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih
cenderung memikirkan penyelesaian tugas dari pada
memperhatikan karyawan. Kepemimpinan ini cenderung
menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali
apatis dan menghilangkan inisiatif.
b) Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses
pengambilan keputusan. Mereka berorientasi pada bawahan
dan menitikberatkan pada hubungan antara manusia dan
kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis meningkatkan
produktivitas dan kepuasan kerja.

13
c) Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh,
dan pantang memberikan bimbingan kepada staff.
Pemimpin tersebut membantu kebebasan kepada setiap
orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat
mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi.

Manajer perawat harus belajar mempraktekkan


kepemimpinan perilaku yang merangsang motivasi pada
para pemiliknya, mempraktekkan keperawatan professional
dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi
autonomi, membuat keputusan dan manajemen partisipasi
oleh perawat professional.
2.2.2.5 Controlling (Pengendalian/Evaluasi)
Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan
fungsi yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki
kaitan yang erat dengan fungsi yang lainnya. Pengawasan
merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai
dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah
dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang
bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar
dapat diperbaiki.

Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk


menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan,
merancang sistem informasi timbal balik, membandingkan
kegiatan nyata dengan standard yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan
dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
perusahaan

14
Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala
sesuatu dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati,
instruksi yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah
diberlakukan (Urwick, 1998). Tugas seorang manajemen dalam
usahanya menjalankan dan mengembangkan fungsi pengawasan
manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut:
a) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan
hasilnya mudah diukur, misalnya menepati jam kerja
b) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting
dalam upaya mencapai tujuan organisasi
c) Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan
kepada semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan
rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap kegiatan
progra
d) Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk
meyakinkan bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk
mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk
memperbaiki kinerja
e) Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang
baik:
1. Harus menunjukkan sifat dari aktivitas
2. Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
3. Harus memandang ke depan
4. Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis
5. Harus objektif
6. Harus fleksibel
7. Harus menunjukkan pola organisasi
8. Harus ekonomis
9. Harus mudah dimengerti
10. Harus menunjukkan tindakan perbaikkan

15
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap
tingkat manajer. Sebagai contoh, manajer perawat kepala
dari satu unit bertanggung jawab mengenai kegiatan
operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan
mingguan, dan penugasan, serta pengunaan sumber-sumber
secara efektif. Kegiatan-kegiatan control ditujukan untuk
perubahan yang cepat. Dua metode pengukuran yang
digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan-tujuan
keperawatan adalah:
1. Analisa tugas: Kepala perawat melihat gerakan,
tindakan dan prosedur yang tersusun dalam pedoman
tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya
mengukur dukungan fisik saja, dan
2. Secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa
tugas dalam keperawatan.
3. Kontrol kualitas: Kepala perawat dihadapkan pada
pengukuran kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan
keperawatan. Apabila fungsi pengawasan dan
pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat, maka
akan diperoleh manfaat:
a. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau
program telah dilaksanakan sesuai dengan standard
atau rencana kerja
b. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada
pengetahuan dan pengertian staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya
c. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya
lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah
digunakan secara benar

16
d. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan
penghargaan atau bentuk promosi dan latihan
lanjutan.

2.2.2.6 Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan


a) Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan
b) Tahap perencanaan terdiri atas pembuatan tujuan,
pengalokasian anggaran, identifikasi kebutuhan pegawai,
dan penetapan struktur organisasi
c) Selama proses perencanaan, yang dapat dilakukan oleh
pimpinan keperawatan adalah menganalisis dan mengkaji
system, mengatur strategi organisasi dan menentukan tujuan
jangka panjang dan pendek, mengkaji sumber daya
organisasi, mengidentifikasi kemampuan yang ada dan
aktivitas yang spesifik serta prioritasnya
d) Manajemen keperawatan dilandaskan melalui penggunaan
waktu yang  efektif
e) Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan
keputusan
f) Manajemen keperawatan harus terorganisasi
g) Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang
efektif
h) Komunikasi yang dilakukan secara efektif mampu
mengurangi kesalahpahaman, dan akan memberikan
persamaan pandangan arah dan pengertian diantara pegawai
dalam suatu tatanan organisasi
i) Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen merupakan suatu proses untuk melaksanakan pekerjaan
melalui upaya orang lain melalui pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen
mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya
yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih
alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional
dalam pengambilan keputusan manajerial.
Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama
yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),
Staffing (Kepegawaian), Directing (Pengarahan), Controlling
(Pengendalian/Evaluasi).

3.2 Saran
Dalam pembuatan laporan pendahuluan ini penulis sadar bahwa masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran di perlukan agar dalam pembuatan laporan
pendahuluan selanjutnya akan lebih baik dari sekarang dan juga
berharap pengetahuan tentang konsep fungsi manajemen dapat terus di
kembangkan dan diterapkan dalam bidang keperawatan manajemen.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bakri, M. H. (2017). Manajemen Keperawatan ( Konsep dan Aplikasi Dalam


Praktik Keperawatan Profesional). Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan (Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Simamoro, R. (2012). Manajemen Keperawatan Jakarta : EGC.

19
20

Anda mungkin juga menyukai