Anda di halaman 1dari 12

Faletehan Health Journal, 7 (1) (2020) 18-29

www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif


Pada Ibu Bekerja di Kelurahan Cipare Kota Serang
Nila Marwiyah1*, Titi Khaerawati1

1
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Faletehan, Serang, Indonesia
*Corresponding Author: nila_marwiyah@yahoo.com

Abstrak

Angka kematian pada bayi dan balita bisa disebabkan oleh karena bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif. Salah satu
faktor tidak cukupnya pemberian ASI karena kesulitan ibu dalam hal menyusui, terutama bagi ibu-ibu yang bekerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor–faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif
pada ibu bekerja di Kelurahan Cipare wilayah Kerja Puskesmas Serang Kota. Desain penelitian adalah korelasi dengan
menggunakan cross sectional. Tekhnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel 51
responden. Analisis data univariat disajikan dengan distribusi frekuensi, sedangkan analisis bivariat menggunakan Chi
Square. Hasil analisis univariat penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden tidak memberikan ASI
eksklusif dan hampir sebagian besar responden mendapatkan dukungan dari atasannya. Hasil analisis bivariat penelitian
ini ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status paritas (p value = 0,011), pendidikan (p value = 0,037),
pengetahuan (p value = 0,035), dukungan keluarga (p value = 0,006) dan dukungan atasan (p value = 0,006). Pemahaman
tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi sangat membantu ibu bekerja dalam memberikan ASInya selama
6 bulan. Adapun Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk mengevaluasi ibu pekerja agar mengoptimalkan
pemanfaatan ruang laktasi dan tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Kata Kunci: ASI Eksklusif, Dukungan Keluarga, Ibu Bekerja

Factors Associated with Exclusive Breastfeeding for Working Mothers


in Cipare Village Serang City

Abstract

Infant and child mortality rate may be caused by not getting exclusive breastfeeding. One of the factors of inadequate
breastfeeding is mothers difficulty in breastfeeding, especially working moms. The purpose of this research is to identify
factors related to exclusive breastfeeding among working moms in Cipare Village at Work Area of Serang City Community
Health Center. The research design is cross sectional. The sampling technique is purposive sampling with 51 respondents.
The univariate data analysis was presented by frequency distribution, while the bivariate analysis by chi square. The
univariate analysis showed that almost respondents did not give exclusive breastfeeding and almost respondents got
support from their boss. The results of bivariate analysis showed a correlation between exclusive breastfeeding and
parity status (p value 0.011), education background (p value 0.037), knowledge (p value 0.035), family support (p value
0.006), and boss support (p value 0.006). The understanding of the importance of exclusive breastfeeding really helps
working moms breastfeed during 6 months. The research results may be a basis of evaluating working moms to optimize
the use of lactation room and to keep exclusive breastfeeding for their babies.
Keywords: Exclusive Breastfeeding, Family Support, Working Moms

18
Faletehan Health Journal, 7 (1) (2020) 18-29
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Pendahuluan itu, kegagalan ASI eksklusif juga dapat


Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan yang mengganggu proses pematangan organ dan
keluar langsung dari payudara seorang ibu untuk hormon.
bayi. ASI merupakan makanan bayi yang paling Pemberian ASI secara Eksklusif dapat
sempurna, praktis, murah dan bersih karena mencegah kematian balita sebanyak 13% (Nurheti,
langsung diminum dari payudara ibu. ASI 2010). Pemberian makanan pendamping ASI
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dengan jumlah yang tepat dapat mencegah
dibutuhkan bayi untuk memenuhi kebutuhan gizi kematian balita sebanyak 6 % sehingga pemberian
di 6 bulan pertamanya. Jenis ASI terbagi menjadi 3 ASI secara eksklusif selama 6 bulan dan
yaitu kolostrum, ASI masa peralihan dan ASI dilanjutkan sampai usia > 2 tahun bersama
mature. ASI memiliki kandungan gizi dan imunitas makanan pendamping ASI yang tepat dapat
yang sangat penting bagi bayi (Adhi, 2013). mencegah kematian balita sebanyak 19%.
Empat Standar Emas Nutrisi Bayi, yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada satu jam No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 menyatakan bahwa
pertama segera setelah bayi lahir dilanjutkan bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik
dengan rawat gabung, Memberikan hanya ASI saja bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai
sejak lahir sampai bayi berumur enam bulan, untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) Selanjutnya untuk mencapai pertumbuhan dan
mulai umur enam bulan, dan Menyusui dilanjutkan perkembangan bayi yang optimal ASI perlu
sampai anak berumur 24 bulan (Adhi, 2013). diberikan secara Eksklusif sampai umur 6 (enam)
Dalam teori continum of care dijelaskan bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur
bahwa seribu hari pertama kehidupan seorang 2 (dua) tahun.
manusia yang terhitung sejak dalam janin sampai ASI eksklusif dapat menekan angka kematian
usia dua tahun merupakan fase penting yang bukan bayi di Indonesia dan dapat menyelamatkan 1,3
hanya berpengaruh terhadap jangka pendek akan juta jiwa di seluruh dunia. UNICEF menyatakan
tetapi jangka panjang kehidupan mereka (Jalal, bahwa 30.000 kematian bayi di Indonesia dan
2014). Salah satu hal yang direkomendasikan 10juta kematian anak balita di dunia setiap tahun
untuk memenuhi fase penting dalam periode enam bisa dicegah melalui pemberian ASI eksklusif
bulan pertama adalah pemberian air susu ibu (ASI) selama enam bulan sejak sejam pertama setelah
Eksklusif. United Nations International Children’s kelahirannya tanpa memberikan makanan dan
Emergency Fund (UNICEF) dan WHO (2011) juga minuman tambahan kepada bayi (Proverawati,
merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui 2010).
air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan Kematian perinatal diseluruh dunia sekitar 10
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian juta persalinan hidup dengan catatan bahwa sekitar
anak. Pemerintah Indonesia mengubah 98-99% terjadi di Negara berkembang, dimana
rekomendasi pemberian ASI eksklusif dari empat angka kematian perinatal seratus kali lebih besar
bulan menjadi enam bulan. dari pada negara maju. Salah satu penyebab
ASI eksklusif sangat penting bagi kematian tersebut adalah kurangnya akses
kelangsungan hidup bayi (Ballard & Morrow, keperawatan kesehatan bagi neonatal. Sebanyak
2013). ASI mengandung growth faktor dan zat 136.700.000 bayi dilahirkan diseluruh dunia dan
antibodi. Growth faktor dalam ASI berperan dalam hanya 32,6% dari mereka yang mendapat ASI
membantu proses pematangan organ dan hormon, secara eksklusif pada usia 0 sampai 6 bulan
sedangkan zat antibodi berfungsi membantu proses pertama. Hal tersebut menggambarkan cakupan
pematangan sistem imun. Proses pematangan pemberian ASI Eksklusif di bawah 80% dan masih
sistem imun sangat penting karena sistem imun sedikitnya ibu yang memberikan ASI Eksklusif
bayi baru lahir belum sempurna. Apabila ASI tidak pada bayi (WHO, 2011).
diberikan secara eksklusif, proses pematangan Indikator utama derajat kesehatan masyarakat
sistem imun akan terganggu dan menyebabkan adalah Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant
bayi mudah terserang infeksi. Penanganan infeksi Mortality Rate (IMR). AKB tidak berdiri sendiri,
yang terlambat dapat memicu kematian melainkan berkaitan dengan beberapa faktor lain
(Buonocore, Bracci, & Weindling, 2013). Selain seperti tingkat keberhasilan program KIA dan

19
Faletehan Health Journal, 7 (1) (2020) 18-29
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

pencapaian perbaikan gizi masyarakat salah seperti keluarga atau suami (Soetjiningsih, 2012).
satunya adalah pemberian ASI Eksklusif. Tahun Dalam penelitian ini, yang diteliti adalah faktor
2015 Indonesia menargetkan penurunan sebesar dari luar diri ibu yaitu dukungan dari suami dan
23% untuk angka kematian bayi dan balita dalam dukungan tempat bekerja atau dukungan atasan,
kurun waktu 2009-2015. Oleh sebab itu Indonesia serta faktor dari dalam diri ibu yaitu paritas,
mempunyai komitmen untuk menurunkan angka pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian
kematian bayi dari 68/1.000 kelahiran hidup ASI.
menjadi 23/1.000 kelahiran hidup dan angka Data dari Badan Pusat Statistik terbaru,
kematian balita dari 97/1.000 kelahiran hidup tingkat partisipasi pekerja perempuan meningkat
menjadi 32/1.000 kelahiran hidup. Untuk mencapai menjadi 51,09% dari tahun sebelumnya yang
targetmenurunkan AKB, dapat dilakukan salah berada di angka 48,90% dan saat ini pekerja
satunya dengan pemberian ASI Eksklusif perempuan mencapai 86,7 juta orang. Masih
(Prasetyono, 2012). terdapat banyak ibu menyusui yang bekerja
Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar sehingga hal tersebut menyebabkan pemberian ASI
tahun 2013 menunjukkan bahwa bayi yang eksklusif kurang optimal, tenaga kerja perempuan
mendapat ASI Eksklusif secara nasional sebesar yang meningkat menjadi salah satu kendala dalam
15,3%. Angka tersebut masih jauh dari target yang meningkatkan keberhasilan program ASI Eksklusif
telah ditetapkan, yakni sebesar 80 %. Sedangkan karena cuti melahirkan hanya 12 minggu, dimana
berdasarkan Pemantauan Status Gizi Tahun 2016, empat minggu diantaranya sering harus diambil
Ditjen. Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2013 sebelum melahirkan. Dengan demikian, ibu yang
bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan bekerja hanya dapat menemani bayinya secara
tahun 2016 di Banten sebanyak 38,5 %. Angka intensif hanya dua bulan termasuk dalam
tersebut masih jauh dari target yang telah penyusuan bayinya. Setelah itu ibu harus kembali
ditetapkan, yakni sebesar 80 %. Berdasarkan bekerja dan sering ibu terpaksa berhenti menyusui
laporan rekapitulasi pencatatan ASI Eksklusif di (Badan Pusat Statistik, 2015).
Serang Kota pada tahun 2016 dan 2017 sebanyak Menyeimbangkan antara karir dengan
72,5 % tidak ada peningkatan dan jauh dari target menyusui sebenarnya tergantung dari manajemen
yang telah ditetapkan. Kegagalan praktek waktu ibu. Jika ibu dapat mengatur waktunya
Pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh dengan baik dan tidak mengganggu operasional
bermacam-macam hal seperti pemberian makanan kantor maka hal tersebut tidak menjadi masalah.
prelakteal, ibu harus bekerja, ibu lelah/ sakit, dan Keadaan tersebut juga dimudahkan dengan adanya
lain-lain. Berdasarkan penelitian ibu mendapatkan kemajuan teknologi dan kemajuan di bidang
informasi yang salah tentang manfaat ASI kedokteran, serta adanya pengetahuan tentang ASI
eksklusif, mengenai cara menyusui yang benar, yang semakin baik. Jika demikian maka tidak ada
dan apa yang harus dilakukan bila timbul alasan apapun bagi ibu untuk tidak dapat
kesukaran dalam menyusui. Proses pemberian ASI menyeimbangkan antara karir dan menyusui
bisa saja mengalami hambatan dikarenakan (Yulianti, 2014).
produksi ASI berhenti (Febriyanti & Ernawati, Pada penelitian Nasution, Liputo, & Masri
2014). (2014) di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus
Hambatan dalam pemberian ASI Eksklusif menyatakan bahwa pemberian ASI tidak eksklusif
antara lain ASI keluar sedikit, ibu takut payudara lebih banyak pada Ibu yang tidak bekerja (78,7%),
turun, dan ibu bekerja. Beberapa faktor yang dibandingkan dengan Ibu yang bekerja (71,4%).
mempengaruhi pemberian ASI eksklusif antara Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang
lain faktor internal yaitu pengetahuan, faktor menyita waktu sehingga kesempatan untuk
psikologis, faktor fisik ibu, faktor perilaku mendapatkan informasipun lebih sedikit sehingga
sedangkan faktor eksternal atau faktor dari luar diri tingkat pengetahuan mereka juga berkurang.
ibu juga dapat berpengaruh, antara lain keyakinan Terbatasnya waktu juga menyebabkan pemberian
yang keliru yang berkembang dalam masyarakat, ASI kepada bayinya menjadi berkurang.
faktor sosial ekonomi, maupun kurangnya Berdasarkan informasi dari bidan desa Cipare
dukungan terhadap ibu dari tenaga kesehatan, Wilayah Kerja Puskesmas Serang Kota,
petugas penolong persalinan, lingkungan ketika mengungkapkan bahwa di Posyadu Melati banyak
ibu bekerja, maupun orang-orang terdekat ibu ibu menyusui tidak dapat menyeimbangkan antara

20
Faletehan Health Journal, 7 (1) (2020) 18-29
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

karir dan menyusui yang dikarenakan ibu harus Ibu yang gagal dalam memberikan ASI
bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari Eksklusif kepada bayi juga telah memberikan
meskipun sebenarnya ibu sangat ingin berada makanan prelaktal dan memberian PASI usia dini.
dirumah untuk mengasuh anaknya. Dari hasil studi Ibu yang gagal dalam memberikan ASI Eksklusif
pendahuluan di Posyandu Melati Desa kepada bayi mengatakan bahwa ASI belum keluar
CipareWilayah Kerja Puskesmas Serang Kota, dari sehingga bayi langsung diberikan susu formula.
10 ibu yang memiliki anak, 8 orang tidak menyusui Selain itu, pada ibu yang gagal dalam memberikan
selama 6 bulan sedangkan 2 orang ibu yang ASI Eksklusif kepada bayi juga beranggapan
memberikan ASI Eksklusif selama 1 tahun. bahwa memberikan ASI saja tidak dapat
mencukupi kebutuhan bayi, sehingga jika bayi
Metode Penelitian terus rewel ibu memberikan susu formula kepada
Penelitian ini menggunakan desain penelitian bayi. Pekerjaan rumah yang menguras waktu dan
korelasi dengan cross sectional. Populasi dalam tenaga juga menjadi penyebab ibu tidak
penelitian ini sebanyak 778 ibu pekerja yang memberikan ASI eksklusif (Timporok, Wowor, &
memiliki anak >6 bulan. Sample yang dilibatkan Rompas, 2018).
dalam penelitian adalah sejumlah 51 ibu pekerja, Penelitian ini juga menunjukkan hasil yang
dengan teknik sampling yang digunakan adalah sama dengan penelitian Dahlan Mubin, & Mustika
simple random sampling. Penelitian ini (2013) bahwa ibu yang bekerja memiliki resiko
dilaksanakan di Kelurahan Cipare wilayah kerja untuk tidak memberikan ASI eksklusif, hal itu
Puskesmas Serang Kota dimulai sejak 25 Agustus dikarenakan banyak waktu yang ibu habiskan
2018 sampai bulan Januari 2019. Analisis univariat untuk pekerjaannya. Namun sebaliknya bila status
menggunakan distribusi frekuensi dan analisis ibu adalah tidak bekerja maka besar kemungkinan
bivariat menggunakan uji Chi Square. bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif, karena
Instrumen yang digunakan telah di uji banyak waktu luang ibu yang dapat digunakan
validitas dan reliabilitas, kuesioner dukungan untuk merawat dan memberikan kasih sayang
atasan hasil analisis untuk 9 item pertayaan tentang untuk bayinya.
dukungan atasan ditempat kerja dengan r hitung Ibu yang bekerja di Kelurahan Cipare
(0,507-0,877) dan uji reliabilitas diperoleh r hitung Wilayah Kerja Puskesmas Serang Kota tidak
0,910. Kuesioner Pengetahuan ASI eksklusif hasil menerapkan Peraturan Bersama Menteri Negara
analisis untuk 20 item pertanyaan tentang Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja
pengetahuan Asi Eksklusif dengan r hitung (0,537- dan Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan
0,866) dan uji reliabilitas diperoleh r hitung 0,952. (No.48/Men.PP/XII/2008, No. PER.27/MEI
Kuesioner dukungan keluarga hasil analisis untuk I/XII/2008 dan No.1177/Menkes/PB/XII/2008)
22 item pertanyaan tentang dukungan keluarga tentang peningkatan pemberian air susu ibu selama
dengan r hitung (0,601-0,849) dan uji reliabilitas waktu kerja di tempat kerja. Di mana ibu-ibu
diperoleh r hitung 0,959. seharusnya memiliki kesempatan untuk menyusui
atau mengeluarkan ASI untuk bayinya di tempat
Hasil dan Pembahasan kerja. Hal ini yang menyebabkan banyak ibu yang
bekerja tidak menerapkan pemberian ASI eksklusif
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 1 selama 6 bulan.
menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu
pekerja tidak memberikan ASI Eksklusif. Josefa Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan
dan Margawati (2011) menyatakan bahwa pemberian ASI (n=51)
sebagian besar ibu yang bekerja kurang fokus
dalam mengurus anak terutama dalam pemberian Pemberian ASI F %
ASI eksklusif, hal ini disebabkan karena kesibukan Tidak ASI Eksklusif 37 72,5
di tempat kerja sehingga waktu untuk memompa ASI Eksklusif 14 27,5
ASI lebih sedikit dan bahkan tidak bisa. Selain itu Jumlah 51 100
sarana dan prasarana yang tidak mendukung dan
tingkat stress di tempat kerja juga mengakibatkan
penurunan produksi ASI.

21
Faletehan Health Journal, 7 (1) (2020) 18-29
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Berdasarkan hasil analisis data penelitian untuk berperilaku karena tingkat pendidikan
terlihat bahwa sebagian besar responden membentuk cara pikir seseorang (Priyoto, 2014).
didominasi oleh ibu dengan status paritasnya Berdasarkan pengetahuan ibu, hasil analisis
primipara. Secara teoritis paritas diperkirakan ada data menunjukkan bahwa sebagian responden ibu
kaitannya dengan arah pencarian informasi tentang pekerja memiliki pengetahuan yang baik terhadap
pengetahuan ibu nifas/menyusui dalam ASI Eksklusif. Pengetahuan merupakan domain
memberikan ASI eksklusif. Hal ini dihubungkan yang cukup penting dalam menentukan perilaku.
dengan pengaruh pengalaman sendiri maupun Perilaku yang didasari pengetahuan, kesadaran dan
orang lain terhadap pengetahuan yang dapat sikap positif akan semakin langgeng. Pengetahuan
mempengaruhi prilaku saat ini atau kemudian. yang baik akan memudahkan seseorang untuk
Berdasarkan pendidikan ibu, hasil analisis merubah perilaku termasuk dalam praktik
data penelitian menunjukkan bahwa sebagian menyusui. Perilaku ibu untuk memberikan ASI
responden memiliki tingkat pendidikan yang eksklusif disebabkan oleh faktor penyebab perilaku
tinggi. Tingkat pendidikan adalah tahapan yang salah satunya adalah pengetahuan, dimana
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat faktor ini menjadi dasaratau motivasi bagi individu
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dalam mengambil keputusan (Notoatmojo, 2014).
dicapai dan kemauan yang dikembangkan. Tingkat Adanya informasi tentang manajemen laktasi
pendidikan berpengaruh terhadap perubahan sikap yang diperoleh ibu baik yang diperoleh ibu secara
dan perilaku hidup sehat. Pendidikan formal pribadi dan didukung oleh informasi yang
membentuk nilai bagi seseorang terutama dalam diperoleh ketika melakukan kegiatan Posyandu
menerima hal baru (Prasetyono, 2012). Ibu yang membantu mereka dalam mengetahui dan
mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, memahami tentang pengetahuan manajemen
umumnya terbuka menerima perubahan atau hal- laktasi yang baik dan benar. Status pekerjaan juga
hal guna pemeliharaan kesehatanya. Pendidikan dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan.
juga akan membuat seseorang terdorong untuk Menurut Notoatmodjo (2014) kemampuan
ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda
yang diterima akan menjadi pengetahuan. dengan orang lain, kemampuan tersebut dapat
Penelitian Lestari (2018) tentang penyebab berkembang karena pendidikan dan pengalaman
gizi kurang pada anak menunjukkan bahwa tingkat sehingga lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
pendidikan dalam keluarga khususnya Ibu dapat seseorang memperoleh pengalaman dan
menjadi faktor yang mempengaruhi status gizi pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
anak dalam keluarga. Semakin tinggi pendidikan langsung.
orang tua maka pengetahuannya akan gizi akan
lebih baik dari yang berpendidikan rendah. Salah Tabel 2. Distribusi responden menurut paritas,
satu penyebab gizi kurang pada anak adalah pendidikan, pengetahuan, dukungan
kurangnya perhatian orang tua akan gizi anak, hal keluarga dan dukungaan atasan (n=51)
ini disebabkan karena pendidikan dan pengetahuan Variabel f %
gizi Ibu yang rendah. Pendidikan formal Ibu akan Paritas
mempengaruhi tingkat pengetahuan gizi, semakin Primipara 37 72,5
tinggi pendidikan Ibu, maka semangkin tinggi Multipara 14 27,5
kemampuan untuk menyerap pengetahuan praktis Pendidikan
dan pendidikan formal. Rendah 21 41,2
Menurut Undang- Undang No. 20 Tahun Tinggi 30 58,8
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pengetahuan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, Kurang 25 49
maka semakin mudah pula seseorang untuk Baik 26 51
menerima informasi. Informasi yang didapat Dukungan keluarga
seseorang nantinya akan mempengaruhi Kurang mendukung 27 52,9
pengetahuan (Kurniawati, 2014). Dalam teori Mendukung 24 47,1
Health Belief Model, tingkat pendidikan termasuk Dukungan atasan
dalam variable demografi yang merupakan salah Kurang mendukung 25 49
satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang Mendukung 26 51

22
Faletehan Health Journal, 7 (1) (2020) 18-29
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Berdasarkan dukungan keluarga, analisis data karyawan swasta. Sebagai buruh, maka waktu
penelitian menunjukkan bahwa sebagian luang yang diberikan kepada bayi sangat singkat
responden ibu pekerja kurang mendapatkan karena sebagian besar waktunya digunakan untuk
dukungan dari keluarga. Dalam pemberian ASI bekerja. Minimnya waktu istirahat dan tidak
Eksklusif dukungan keluarga sangat penting, adanya fasilitas penyimpanan ASI misalnya lemari
terutama suami. Dikarenakan menyusui kadang pendingin, merupakan faktor-faktor yang
tidak mudah dan sangat melelahkan. Dari semua menyebabkan dukungan tempat kerja terhadap
dukungan bagi ibu menyusui, dukungan suami pemberian ASI menjadi rendah. Implementasi
adalah dukungan paling berarti bagi ibu. Suami kebijakan pemberian ASI eksklusif bagi ibu
dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian bekerja adalah pelaksanaan kebijakan bagi pekerja
ASI dengan jalan memberikan dukungan secara perempuan meliputi pemberian kesempatan atau
emosional dan bantuan praktis lainnya waktu kepada pekerja perempuan untuk menyusui/
(Roesli,2008). memerah ASI selama waktu kerja, sosialisasi,
Dukungan keluarga dari sekitar ibu penyuluhan, pelatihan dan serta adanya kebijakan
mempunyai peran yang besar terhadap tertulis instansi yang mendukung pemberian ASI
keberhasilan menyusui. Dukungan itu berasal dari eksklusif dan juga fasilitas khusus untuk
lingkungan disekitar ibu selain suami, juga ada pelaksanaan pemberian ASI eksklusif di tempat
keluarga misalnya nenek dan keluarga lain yang kerja (Rahadian, 2014).
sudah mempunyai pengalaman menyusui, peran Menurut WHO (2011) setiap tempat sarana
nenek biasanya yang lebih dominan terhadap ibu. umum berupa fasilitas pelayanan kesehatan harus
Dukungan suami/keluarga yang bagus akan mendukung keberhasilan program pemberian ASI
senantiasa mendukung ibu dalam menumbuhkan eksklusif dengan berpedoman pada 10 langkah
sikap yang positif dalam pemberian ASI (IDAI, menuju keberhasilan menyusui seperti mempunyai
2010). Namun berdasarkan penelitian oleh Ayton kebijakan tertulis tentang menyusui yang secara
& Emily (2016) menyatakan bahwa Seorang ayah rutin disampaikan kepada semua staf pelayanan
yang baru pertama kali memiliki anak beranggapan kesehatan. Namun pedoman khusus dari peraturan
bahwa dukungan yang diberikan untuk menyusui pemerintah untuk perusahaan di dalam menuju
bukan menjadi prioritas utama meskipun mereka keberhasilan menyusui belum ada. Berkaitan
mengetahui manfaat menyusui bagi bayi. Tetapi dengan 10 langkah menuju keberhasilan bagi
dukungan dan pengalaman dari komunitas akan pelayanan kesehatan dapat diadopsi untuk
memberikan dampak yang lebih positif. Hal ini perusahaan.
berarti ayah kurang memahami tugasnya untuk
mendukung ibu agar tetap dapat menyusui. Karena
dukungan dari keluarga termasuk suami sangat Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
penting dan berpengaruh pada keputusan yang bahwa antara paritas dengan praktik pemberian
akan diambil oleh seorang ibu. ASI eksklusif didapatkan nilai p value=0,010 maka
Berdasarkan aspek dukungan atasan, hasil dapat disimpulkan ada hubungan antara
analisis data penelitian menunjukkan bahwa peemberian ASI Eksklusif dengan status paritas.
sebagian responden mendapatkan dukungan dari Ibu yang memiliki anak lebih dari satu cenderung
atasannya, Dalam kajian teori Health Belief Model, untuk mempraktikkan pemberian ASI eksklusif
dukungan atasan langsung merupakan isyarat dibandingkan dengan ibu yang memiliki 1 anak.
untuk melakukan tindakan. Dukungan yang Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
diberikan dapat berupa dukungan informasional, dilakukan oleh Warille (2015) yang menyatakan
appraisal, instrumenal dan emosional. Misalnya bahwa ada hubungan antara paritas dengan
dengan memberikan informasi tentang manajemen pemberian ASI eksklusif.
laktasi dan ASI eksklusif serta memberikan waktu Hasil penelitian ini juga didukung oleh
khusus untuk memerah ASI. Dengan dukungan penelitian yang dilakukan Yulianti (2014) yang
tersebut, maka ibu bekerja dapat mencapai menyatakan bahwa paritas berhubungan dengan
keberhasilan pemberian ASI eksklusif (Priyoto, pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan nilai Odd
2014). Ratio menunjukkan bahwa responden yang status
Distribusi pekerjaan ibu menunjukkan paritasnya primipara mempunyai peluang 6,889
sebagian besar ibu bekerja sebagai buruh dan kali untuk tidak memberikan ASI Eksklusif

23
Faletehan Health Journal, 7 (1) (2020) 18-29
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

dibanding responden yang status paritasnya menyusui sehingga ibu tidak mengetahui
multipara. Hal ini sesuai dengan penelitian bagaimana cara yang baik dan benar untuk
sebelumnya yang dilakukan oleh Mabud, Mandang menyusui bayinya (Musiskah, 2014). Teori ini
& Mamuaya (2014) menyimpulkan bahwa ada didukung pula dengan hasil penelitian yang
hubungan antara paritas dengan pemberian ASI dilakukan oleh Destriatania, Februhartanty, dan
eksklusif. Semakin tinggi tingkat paritas ibu maka Fatmah, (2013) yang menyatakan bahwa ibu yang
berpengaruh positif terhadap pemberian ASI mempunyai anak lebih dari 1 memiliki
eksklusif. Jumlah anak mempengaruhi tingkat kecenderungan lebih besar untuk mempraktikkan
pengetahuan dan adanya pengalaman menyusui ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang baru
sebelumnya sehingga ibu yang mempunyai anak memiliki1 anak.
banyak akan memberikan ASI eksklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah pemberian ASI tidak eksklusif lebih banyak pada
suatu cara untuk memperoleh kebenaran Ibu dengan pendidikan rendah, dibandingkan
pengetahuan dengan cara mengulang kembali dengan Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan dengan P value = 0,037 maka dapat disimpulkan
masalah yang dihadapi di masa lalu. Kondisi ini ada hubungan antara pemberian ASI Eksklusif
menyebabkan, ibu yang multipara memiliki dengan status pendidikan. Tingkat pendidikan Ibu
kemungkinan yang lebih besar untuk pemberian yang rendah mengakibatkan kurangnya
ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang pengetahuan Ibu dalam menghadapi masalah,
primipara. terutama dalam pemberian ASI eksklusif.
Pengalaman menyusui pada kelahiran Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal
sebelumnya mempengaruhi seseorang untuk terus maupun informal. Ibu yang mempunyai tingkat
menyusui pada kelahiran-kelahiran setelahnya. pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka
Seorang ibu yang mengalami laktasi kedua dan menerima perubahan atau hal-hal guna
seterusnya cenderung untuk lebih baik daripada pemeliharaan kesehatanya. Pendidikan juga akan
yang pertama. Laktasi kedua yang dialami ibu membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu
berarti ibu telah memiliki pengalaman dalam mencari pengalaman sehingga informasi yang
menyusui anaknya. Begitu pula dalam laktasi diterima akan menjadi pengetahuan (Lestari,
ketiga dan seterusnya. Sedangkan pada laktasi 2018).
pertama ibu belum mempunyai pengalaman dalam

Tabel 3. Hubungan antara (paritas, pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga, dan dukungan atasan)
dengan Pemberian ASI Eksklusif (n=51)
Pemberian ASI Eksklusif
Tidak ASI ASI Total OR
Variabel P value
Eksklusif Eksklusif (95% CI)
f % f % f %
Paritas
Primipara 31 83,8 6 16,2 37 100
6,889 0,011
Multipara 6 42,9 8 57,1 14 100
Pendidikan
Rendah 19 90,5 2 9,5 21 100 6,333 0,037
Tinggi 18 60 12 40 30 100
Pengetahuan
Kurang 22 88 3 12 25 100 5,378 0,035
Baik 15 57,7 11 42,3 26 100
Dukungan keluarga
Kurang Mendukung 24 88,9 3 11,1 27 100 6,769 0,014
Mendukung 13 54,2 11 45,8 24 100
Dukungan atasan
Kurang Mendukung 23 92 2 8 25 100 9,857 0,006
Mendukung 14 53,8 12 46,2 26 100

24
Faletehan Health Journal, 7 (1) (2020) 18-29
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Penelitian yang dilakukan oleh Sandiwana menjadi dasar bagi ibu untuk berperilaku
pada tahun 2011 di Wilayah Kerja Puskesmas memberikan ASI perah kepada bayinya (Nurhayati
Lubuk Kilangan Padang menyebutkan bahwa & Nurlatifah, 2018).
persentase pemberian ASI tidak Eksklusif lebih Hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian
besar pada Ibu dengan tingkat pendidikan yang ASI tidak eksklusif lebih sedikit pada Ibu yang
rendah (85,7%) dibandingkan dengan Ibu yang kurang mendapat dukungan keluarga (88,9%),
memiliki tingkat pendidikan tinggi (57,4%). Secara dibandingkan dengan Ibu yang mendapat
statistik terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan dari keluarga (54,2%) dengan nilai P
tingkat pendidikan responden dengan pemberian value = 0,014 maka dapat disimpulkan ada
ASI Eksklusif dengan p value =0,019. Penelitian hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan
yang dilakukan Lestari tahun 2018 di Puskesmas dukungan keluarga. Dukungan keluarga sangat
Tapung Perawatan menyebutkan bahwa terdapat signifikan mungkin dapat dikarenakan tingginya
hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan kemauan ibu untuk memberikan ASI kepada
Ibu terhadap perilaku pemberian ASI Eksklusif bayinya sehingga ibu yang didukung secara cukup
(p=0,008). maupun baik oleh keluarga sama-sama mempunyai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesempatan untuk memberikan ASI secara
pemberian ASI tidak eksklusif lebih banyak pada eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa usaha dalam
Ibu yang dengan pengetahuan kurang (88%), memberi dukungan dalam pemberian ASI
dibandingkan dengan Ibu yang mempunyai eksklusif tidak akan sia-sia apabila ibu memiliki
pengetahuan baik (57,7%) dengan P-value = 0,035 kemauan yang keras.
maka dapat disimpulkan ada hubungan antara Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR =
pemberian ASI Eksklusif dengan pengetahuan. hal 6,769, artinya responden yang kurang
ini dikarenakan masa kehamilan merupakan masa mendapatkan dukungan dari keluarga mempunyai
dimana Ibu siap memutuskan memberikan ASI peluang 6,769 kali untuk tidak memberikan ASI
eksklusif kepada anak atau tidak. Banyak sekali Eksklusif dibanding responden yang mendapatkan
faktor yang mempengaruhi Ibu dalam memutuskan dukungan dari keluarga. Dukungan keluarga
dan melakukan pola pemberian ASI, terutama sangat berpengaruh terhadap proses memberikan
kekurangsiapan fisik maupun psikis Ibu, ASI eksklusif khususnya pada ibu bekerja. Hal ini
kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai dikarenakan keluarga adalah lingkungan yang
manfaat ASI, manajemen laktasi dan hal-hal paling dekat dengan ibu. Keluarga juga perlu
berkaitan dengan pemberian ASI. mengetahui informasi tentang ASI eksklusif dan
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian cara memberikan ASI eksklusif pada ibu bekerja.
yang telah dilakukan oleh Tarigan, Aryastami Sehingga keluarga dapat meyakinkan ibu dan
(2012) yang menyatakan bahwa faktor membuat ibu tidak merasa sendiri dalam merawat
pengetahuan merupakan pemicu seseorang untuk bayi. Dukungan keluarga juga sangat berpengaruh
memberikan ASI eksklusif. Penelitian yang pada pengambilan keputusan untuk memberikan
dilakukan Aprilia (2012) juga menyatakan bahwa ASI eksklusif pada ibu bekerja (Prasetyono, 2012).
ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu Teori ini dikuatkan dengan hasil penelitian yang
tentang ASI eksklusif dengan praktik pemberian dilakukan oleh Zakiyah (2012) yang menyatakan
ASI eksklusif. Dengan demikian perlunya bahwa dukungan suami, ibu, dan mertua
pendidikan kesehatan tentang bagaimana cara berhubungan dengan praktik pemberian ASI.
memerah ASI selama bekerja akan mempengaruhi Dukungan keluarga dari sekitar ibu
keberhasilan ibu bekerja dalam memberikan ASI mempunyai peran yang besar terhadap
secara Eksklusif, Hasil analisis menunjukkan keberhasilan menyusui. Dukungan itu berasal dari
terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan disekitar ibu selain suami, juga ada
pengetahuan ibu menyusui yang bekerja tentang keluarga misalnya nenek dan keluarga lain yang
pemberian ASI perah dengan pendidikan ibu sudah mempunyai pengalaman menyusui, peran
(p=0,036). Dengan adanya pengetahuan ibu nenek biasanya yang lebih dominan terhadap ibu.
tentang pemberian ASI perah akan meningkatkan Dukungan suami/keluarga yang bagus akan
pemahaman yang mendalam pada ibu tentang senantiasa mendukung ibu dalam menumbuhkan
manfaat pemberian ASI. Pemahaman ini akan

25
Faletehan Health Journal, 7 (1) (2020) 18-29
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

sikap yang positif dalam pemberian ASI (IDAI, atasan langsung tidak berhubungan dengan
2010). pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja.
Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan Hasil analisis data menunjukkan nilai
oleh Mazza, Nunes, Tararthuch, & Alexandre OR=9,857, artinya responden yang kurang
(2014), bahwa ada dua kategori yang berpengaruh mendapatkan dukungan dari atasan mempunyai
dalam pemberian ASI, salah satunya adalah peluang 9,857 kali untuk tidak memberikan ASI
pengaruh sosial primer. Jaringan Primer ditandai Eksklusif dibanding responden yang mendapatkan
oleh anggota keluarga dan orang-orang dekat. dukungan dari atasan. Dalam mencapai
Suami dapat berperan dalam meningkatkan keberhasilan memberikan ASI eksklusif khususnya
percaya diri ibu dalam memberikan ASI, bagi ibu yang bekerja, dukungan atasan tentu
kepercayaan diri ibu dapat meningkatkan produksi sangat dibutuhkan. Toleransi dan kebijakan khusus
ASI. Rodrigues, Padoin, De Paula & Guido (2013) yang diberikan bagi ibu menyusui untuk memerah
menyatakan bila ibu yang mendapatkan dukungan ASI pada jam kerja tentu akan berdampak positif
dari anggota keluarga, terutama suami atau pada pemberian ASI eksklusif oleh ibu bekerja.
pasangan dan kakek nenek, berpengaruh positif Selain itu apabila dilengkapi dengan fasilitas
terhadap kepercayaan diri terhadap menyusui. memadai di tempat kerja tentu akan menambah
Anggota keluarga harus mendukung ibu dan peluang lebih untuk memudahkan ibu bekerja
membantu ibu dalam hal pemberian ASI sehingga untuk memberikan ASI eksklusif (Damayanti,
ibu merasa mampu untuk menyusui. 2013).
Hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
ASI tidak eksklusif kurang memiliki dukungan dari Pratiwi (2016) salah satu faktor yang berhubungan
atasan yaitu sebanyak 23 responden (92%), dengan pemanfaatan ruang laktasi ialah dukungan
dibandingkan dengan Ibu yang mendapat atasan. Sehingga atasan berperan penting dalam
dukungan atasan (53,8%) dengan nilai P program ASI eksklusif oleh karyawannya.
value=0,006 maka dapat disimpulkan ada Penelitian yang dilakukan oleh Setyawati &
hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan Sutrisminah (2012) menyatakan bahwa faktor
dukungan atasan. Ibu yang mendapatkan lingkungan yang sangat mempengaruhi perilaku
dukungan, cenderung lebih banyak yang menyusui pada ibu bekerja berasal dari pimpinan
memberikan ASI eksklusif dari pada yang kurang perusahaan yang mempunyai kekuasaan untuk
mendapat dukungan dari atasan langsung. membuat kebijakan dan menyediakan fasilitas
Sebagian besar responden mengakui bahwa atasan menyusui selama bekerja. Oleh sebab itu,
di tempat kerja kurang mendukung tentang ASI dukungan atasan langsung sangat penting bagi ibu
eksklusif. Atasan juga tidak memberikan waktu bekerja agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif
khusus untuk memerah ASI. Hanya sebagian kecil kepada bayinya.
(26,9%) atasan yang mendukung pemberian ASI Dalam kajian teori Health Belief Model,
ekkslusif. dukungan atasan langsung merupakan isyarat
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian untuk melakukan tindakan (Priyoto, 2014).
yang dilakukan oleh Permatasari (2015) bahwa Dukungan yang diberikan dapat berupa dukungan
terdapat perbedaan antara ibu yang mendapat informasional, appraisal, instrumenal dan
dukungan dari atasan dan ibu yang tidak mendapat emosional. Misalnya dengan memberikan
dukungan dari atasan. Ibu yang mendapat informasi tentang manajemen laktasi dan ASI
dukungan dari atasan sebanyak 10% memberikan eksklusif serta memberikan waktu khusus untuk
ASI eksklusif. Sedangkan yang tidak mendapat memerah ASI. Dengan dukungan tersebut, maka
dukungan dari atasan hanya sebanyak 3,3% yang ibu bekerja dapat mencapai keberhasilan
memberikan ASI eksklusif. Begitu pula penelitian pemberian ASI eksklusif.
yang dilakukan oleh Rizkianti, Saptarini, Novianti,
dan Prasodjo, (2014) yang menyatakan bahwa Simpulan
dukungan atasan kerja merupakan faktor yang Faktor yang paling berhubungan permberian
berperan dalam keberhasilan pemberian ASI ASI eksklusif pada ibu bekerja adalah dukungan
eksklusif pada ibu bekerja. Namun berbeda dengan keluarga dan dukungan atasan, dimana mereka
hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdullah dan memiliki peranan penting dalam memfasilitasi
Ayubi (2013) yang menyatakan bahwa dukungan kebutusan sarana dan prasarana untuk memerah

26
Faletehan Health Journal, 7 (1) (2020) 18-29
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

ASI dan juga di berikan waktu untuk menyusui Depkes. (2001). Strategi nasional peningkatan
bayinya. Oleh karena itu ibu yang bekerja harus pemberian ASI (PP-ASI). Jakarta :
mengoptimalkan pemanfaatan ruang laktasi dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
tetap memberikan ASI eksklsuif kepada bayi. Destriatania, S; Februhartanty,J; Fatmah (2013),
Sikap Ayah dan Jumlah Anak serta Praktik
Referensi Air Susu Ibu Eksklusif, Jurnal Kesehatan
Abdullah, G.I dan Ayubi D, (2013), Determinan Masyarakat Nasional, Vol. 8, No. 5, 229-234.
Perilaku Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif DOI: http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v8i5
pada Ibu Pekerja, Jurnal Kesehatan .389
Masyarakat Nasional, Vol 7 No 7. p- Febriyanti, R., & Ernawati, D. (2015). Analisis
ISSN:1907-7505 e-ISSN: 2460-060 DOI: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
http://dx.doi.org/10.21109 Pemberian ASI Eksklusif di Desa Gilang
Adhi, M. (2013). Homemade healthy baby food, Taman Sidoarjo. Jurnal Keperawatan.
Masak sehat penuh cinta. Jakarta: Diakses pada tanggal 28 Oktober 2018, Dari
Pandamedia. https://www.e-jurnal.com/2015/12/analisis-
Aprilia, G, (2012). Hubungan Tingkat faktor-faktor-yang.html.
Pengetahuan Ibu Tentang ASI eksklusif IDAI. (2010). Bedah ASI, Jakarta: Balai Penerbit
dengan pemberian ASI eksklusif di Desa FKUI
Harjobinangun Purworejo, Jurnal . (2010).Indonesia Menyusui. Jakarta : Badan
Komunikasi Kesehatan (Edisi 5), 3(2). Penerbit IDAI
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Jalal, F. (2014). Fasli. 20 Peneliti untuk
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Pengabdian yang Konkret dalam
Astutik RY. (2014). Payudara dan laktasi. Jakarta: Pembangunan Negara dan Bangsa_149910
Salemba Medika. Naskah Orasi Ilmiah. Jakarta: LIPI dan
Ayton, J & Emily H. (2016). Complex young live : BKKBN
a collective qualitative case study analysis of Josefa, K.G , Margawati A. (2011). Faktor-faktor
young fatherhood and breastfeeding, yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI
International Breastfeeding Journal, 11 : 6. Eksklusif pada Ibu (Studi Kasus di Wilayah
DOI 10.1186/s13006-016-0066-9. Kerja Puskesmas Manyaran, Kecamatan
Badan Pusat Statistik (2014) Statistik Indonesia: Semarang Barat. Artikel Penelitian.
Statistical Yearbook of Indonesia. 2013. Semarang: Program Pendidikan Sarjana
Badan pusat statistic.http://www.bps.go.id Kedokteran. Fakultas Kedokteran.
Ballard O, Morrow AL. (2013). Human milk Universitas Diponegoro.
composition: Nutrients and bioactive factors. Kemenkes RI. (2013). Peningkatan Pemberian Air
Pediatr Clin North Am. 60(1):49-74. doi: Susu Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja.
10.1016/j.pcl.2012.10.002. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Kerja
Baron, Robert A & Byrne, Donn. (2002). Psikologi Kurniawati, D. (2014). Faktor Determinan yang
Sosial Jilid 2 (Edisi Kesepuluh). Jakarta: Mempengaruhi Kegagalan Pemberian ASI
Erlangga Eksklusif pada Bayi Usia 6–12 bulan di
Buonocore G, Bracci R, Weindling M. Kelurahan Mulyorejo Wilayah Kerja
(2013).Neonatology: A practical approach to Puskesmas Mulyorejo Surabaya. Skripsi.
neonatal diseases. Alih Bahasa Buonocore. Program Studi Kesehatan Masyarakat:
Milan: Springer. Universitas Airlangga.
Dahlan, A., Mubin, F., & Mustika, D.N., (2013). Lestari, R.R.(2018). Faktor-faktor yang
Hubungan Status Pekerjaan Dengan berhubungan dengan pemberian ASI
Pemberian Asi Eksklusif di Kelurahan Eksklusif pada ibu. Jurnal obsesi: Jurnal
Palebon Kecamatan Pedurungan Kota Pendidikan anak usia dini. 2(1) 131-136. p-
Semarang. Jurnal Kebidanan 2 (2). ISSN 2356-1327. e-ISSN 2549-8959.
DOI: https://doi.org/10.26714/jk.2.2.2013.56 http://obsesi.or.id/index.php/obsesi
-60 Mabud, N.H., Mandang, J., & Mamuaya, T.
Damayanti, D. (2013). Asyiknya Minum ASI. (2014). Hubungan pengetahuan, pendidikan,
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama paritas, dengan pemberian ASI eksklusif di

27
Faletehan Health Journal, 7 (1) (2020) 18-29
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Prasetyono, D.S. (2012). ASI Eksklusif


Kota Manado. Jurnal Ilmiah Bidan. 2(2), 51– Pengenalan, Praktik dan Kemanfaatannya.
56. ISSN:2339-1731 Diva Press. Yogyakarta
Mazza, V.D.A., Nunes R.C.T., Tararthuch, R.Z.P Pratiwi, D, M. (2016). Analisis Faktor Penghambat
& Alexandre, AMC. (2014). Influence of Pemanfaatan Ruang Menyusui di Tempat
social support networks for adolescent Kerja Pada Pekerja Wanita di PT. Daya
breastfeeding mother in the process of Manunggal, Unnes Journal of Public Health,
breastfeeding. International Breastfeeding 5(2).
Journal, 19, 1–7 DOI: https://doi.org/10.15294/ujph.v5i2.101
Megasari, M. (2014). “Panduan Belajar Asuhan 11
Kebidanan I”. Yogyakarta: Deepublish Priyoto, (2014). Teori sikap dan Perilaku dalam
Musiskah. (2014). Pengalaman ibu primipara Kesehatan Dilengkapi Contoh Kuesioner,
dalam memberikan asi eksklusif di wilayah Yogyakarta : Nuha Medika.
kerja Puskesmas Kleurahan Kembangan Proverawati, E. (2010). Kapita Selekta ASI &
Utara Jakarta Barat. Skripsi. Universitas Islam menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.
Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Rahadian, R.A. (2014). Pemenuhan Hak Asi
Nasution, S.I., Liputo, N.I., & Masri, M. (2014). Eksklusif Di Kalangan Ibu Bekerja: Peluang
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dan Tantangan. Jurnal Kependudukan
Pola Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Indonesia 9 (2) 109-118. diakses pada tanggal
Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014. Jurnal 25 Oktober 2018.
Kesehatan Anddalas. 5(3) 635-639. http://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.
DOI: https://doi.org/10.25077/jka.v5i3.590 php/jki/article/download/40/26.
Notoatmodjo, S. (2014). Pendidikan dan Perilaku Rizkianti A; Saptarini, I ; Novianti, Prasodjo, R.
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. (2014). Analisis Faktor Keberhasilan Praktik
(2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta Pemberian Asi Eksklusif Di Tempat Kerja
: Rineka Cipta Pada Buruh Industri Tekstil Di Jakarta,
. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Buletin Penelitian Kesehatan, 42 (4), Hlm :
Bumi Aksara 237-248.
Nurfajria,A.E. (2017). Faktor-Faktor Yang Rodrigues A P; Padoin S M, D; De Paula C C, &
Berhubungan Dengan Pemberian Asi Guido D A. (2013). Factors those influence in
Eksklusif Pada Ibu Bekerja Di Tempat self efficacy of breastfeeding. Journal of
Penitipan Anak Wilayah Kota Yogyakarta.. Nursing7(5), 4144-4152. DOI:
Jurnal Keperawatan 2 (1). di akses pada 10.5205/reuol.4134-32743-1-SM-
tanggal 20 Oktober 2018 dari 1.0705esp201307.
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mo Roesli, U. (2008). Manfaat ASI dan Menyusui.
d=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail& Jakarta: FKU
act=view&typ=html&buku_id=109107&oby Sandiwana B. (2011). Faktor-faktor Yang
ek_id=4 berhubungan dengan pemberian ASI
Nurhatyati, F; Nurlatifah, S. (2018). Hubungan eksklusif di wilayah kerja Lubuk Kilangan
pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian Padang (skripsi). Padang: PSIKM Universitas
ASI perah dengan pendidikan ibu di Wilayah Andalas
Kerja Puskesmas Cimahi Tengah. Jurnal Sarwono, Sarlito Wirawan. (2004). Teori-teori
Bidan “Midwife Journal” .4(02). 11-15, Psikologi Sosial. Jakarta:PT Raja Grafindo
pISSN 2477-3441 eISSN 2477-345X Persad
Nurheti, Y. (2010). Keajaiban ASI – Makanan Setyawati, I & Sutrisminah, E. (2012). Pentingnya
Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan, dan Motivasi dan Persepsi Pimpinan Terhadap
Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: CV. ANDI. Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu
Permatasari, P, (2015). Gambaran Data Demografi Bekerja. Majalah Ilmiah Sultan Angung. 50
Pemberian ASI Pada Wanita Pekerja Swasta (127).
di Desa Jetis, Wilayah Kerja Puskesmas Baki Soetjiningsih. (2012). ASI Petunjuk untuk Tenaga
1 Kabupaten Sukoharjo, Skripsi, Surakarta : Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kedokteran EGC.

28
Faletehan Health Journal, 7 (1) (2020) 18-29
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Tarigan, I. U; Aryastami, N.K. (2012). Age In El Sabbah Hospital Juba-South Sudan,


Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Bayi Tesis, Nairobi, University of Nairobi.
Terhadap Pemberian Asi Eksklusif. Jurnal WHO. (2011). Pengertian ASI Eksklusif. Jakarta:
Penelitian Sistem Kesehatan. Buletin World Health Organization
Penelitian Sistem Kesehatan , 15 (4), 390– Yulianti, F, (2014). Hubungan Antara
397 Karakteristik, Tingkat Pengetahuan Dan
Timporok, A.G.A; Wowor, P.M; Rompas, S. Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian Asi
(2018). Hubungan Status Pekerjaan Ibu Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara
Kerja Puskesmas Kawangkoa. Jurnal Tahun 2014, Jurnal Mahasiswa Fakultas
Keperawatan. 6(1) ,1-6 diakses pada 20 Kedokteran Universitas Tanjungpura, Vol 1
Oktober No 1.
2018https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/j Yusrina, A; Devy, S.R. (2016). Faktor Yang
kp/article/download/19474/19025 Mempengaruhi Niat Ibu Memberikan Asi
Undang – Undang RI No 36 Tahun 2009 tentang Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo.
Kesehatan. (2009). Jakarta Jurnal Promosi Kesehatan. 4(1). 11-21 p-
Walyani, E. S. (2015). Perawatan Kehamilan dan ISSN 2085-3475, e-ISSN 2540-9972
Menyusui Anak Pertama agar Bayi Lahir dan Zakiyah. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan
Tumbuh Sehat. Yogyakarta : Pustaka Baru dengan pemberian ASI Eksklusif di
Press. Kelurahan Semanan Kecamatan Klaideres
Warille, E, B. (2015), Knowledge And Practice Of Jakarta Barat. Skripsi. Universitas Indonesia.
Exclusive Breastfeeding Among Women
With Children Between 9 And 12 Months Of

29

Anda mungkin juga menyukai