Anda di halaman 1dari 49

35

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Bioshop,Owen.2002.Elektronika Dasar.Erlangga.Jakarta


[2]. Chandra,Franky, dan Arifianto Deni 2011.Modul Jago Elektronika Untuk
Rangkaian Sistem Otomatis. [15 Juli 2014].
[3]. Chandra N,Ariodie MT,Muhammad Ali MT,dkk.2012. Modul Proteus
Profesional 7.5 Isis Digital Generator. Pendidikan Elektro FT UNY.1;9-
10[16 Juli 2014].
[4]. Datasheet Arduino uno
[5]. Gabriel,JF.2008.Fisika Lingkungan.Hipokrata.Jakarta.
[6]. Hartono,Jugiyanto.1993.Konsep Dasar Pemrograman Bahasa.Andi
Yogyakarta.
[7]. Setiawan,Arif.2013.Pemograman Mikrokontroler AVR ATMega 16
Menggunakan Bahasa C (CodeVisionAVR) .Informatika Yogyakarta
[8]. Suptandar,Pamudji.2005.Sistem Pencahayaan Pada Desain Interior.
Universitas Trisakti.
[9]. Sutanto,2006.Rangkaian Elektronika Terpadu.Jakarta.
[10]. Utama,Teguh Putra.2011.Perancangan Alat Pemonitor Besaran-Besaran
Listrik Berbasis Mikrokontroler
ATMega.[Skripsi].Medan:Universitas Sumatera Utara,Program
Sarjana.
[11]. Wanto.2008.Rancangan Bangunan Pengukuran Intensitas Cahaya Tampak
Berbasis Mikrokontroler.[SKripsi].Jakarta:Universitas Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


27

BAB 3

PERANCANGAN ALAT

3.1. PRINSIP KERJA SISTEM


Prinsip kerja sistem keseluruhan adalah dimulai dari menangkap intensitas
cahaya oleh rangkaian sensor cahaya (LDR). Intensitas cahaya tersebut kemudian
diubah oleh rangkaian LDR menjadi tegangan. Tegangan yang dihasilkan oleh
rangkaian sensor LDR masih bersifat analog. Oleh karena itu agar tegangan
tersebut dapat diproses secara digital dengan mikrokontroler, maka tegangan
tersebut harus diubah terlebih dahulu ke digital. Perangkat converter analog ke
digital (Analog to Digital Converter) ADC, berfungsi untuk mengubah tegangan
analog keluaran rangkaian sensor LDR menjadi data digital. Data digital keluaran
dari perangkat ADC kemudian diproses di dalam mikrokontroler dan dikalibrasi
untuk kemudian ditampilakan pada layar tampilan LCD.
3.1.1. Blok Diagram dan Fungsinya
Secara keseluruhan, sistem untuk mengukur besarnya intensitas cahaya
tampak ini terdiri dari beberapa bagian yang digambarkan menjadi blok diagram
pada gambar

Power
Supply

MIkrokontroller
Rangkaian
sensor ADCCounting
coun display
LDR

Gambar 3.1 :block diagram system.

Universitas Sumatera Utara


Keterangan fungsi masing- masing sistem :
1) Rangkaian sensor cahaya LDR
Rangkaian sensor ini digunakan untuk menangkap perubahan intensitas
cahaya menjadi tegangan.
2) Mikrokontroler
Mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler arduino uno yang
akan melakukan proses pengolahan data,perhitungan data, kalibrasi dan
mengubah tegangan analaog keluaran dari rangkaian sensor menjadi
digital 8 bit melalui ADC yang akan di kirim pada layar LCD.
3) Input baterai
Input baterai adalah baterai yang digunakan untuk mengaktifkan
mikrokontroler.
4) Konfigurasi Display LCD
Konfigurasi Dispay LCD berfungsi untuk menampilkan informasi
pengukuran kepada pengguna. LDC yang digunakan adalah LCD tipe
M1632, terdiri dari dua baris dan masing- masing berdiri terdiri dari 16
karakter ( biasanya dikenal dengan LCD 16x2). Tiap karakter berukuran 5
x 7 dot matrix.
3.2 GAMBAR RANGKAIAN.

Gambar 3.2:Skematik diagram perangkat keras sistem.


3.2 FLOWCHART.

MULAI

INISIALISASI PIN

Counting ADC ke lux dan Cd

Tampilan LCD

SELESAI

Gambar 3.3.Diagram alir program untuk pemrosesan data pengukuran


intensitas cahaya.
BAB 4

DATA PERCOBAAN

4.1. HASIL RANCANGAN ALAT UKUR INTENSITAS CAHAYA


Berdasarkan rancangan bangun pada Bab 3, maka dibuatlah system
secara keseluruhan, dan hasilnya pada gambar 4.1 memperihatkan perangkat
keras dari bagian luar.

Gambar :perangkat keras bagiana luar.


4.2 DATA PENGUKURAN DENGAN ALAT
PERCOBAAN STANDART(LUXMETER) ALAT YANG DIUJI
KE
1 67 67,71
2 65 67,82
3 70 68,90
4 70 68,79
5 71 68,79
72
71

70

69

68
standart (lux meter)
67
66 Alat yang Diuji

65
64
63
62

1 2 3 4 5

Gambar 4.1 : Grafik Data Percobaan Standart dengan alat yang diuji

4.3. ANALISA DATA


Setelah dilakukan pengujian terhadap alat ukur intensitas cahaya maka
diperoleh selisih perbandingan terhadap alat ukur standar pada tabel 4 seperti
yang terlihat pada tabel berikut :

Rumus Ralat Pengukuran Intensitas Cahaya :

| |

1. x 100 % = 6.598 %

2. X 100% = 6.395 %

3. X 100% = 6.901 %
4. x 100% = 6.901 %

5. X100% = 7.001 %

Nilai rata-rata dari %ralat adalah sebesar : 6.7592 %

Semakin jauh suatu sumber cahaya dari sensor, maka intensias cahaya
terukur semakin menurun. Hal ini disebabkan karena banyaknya fluks cahaya
yang terdeteksi oleh sensor semakin kecil. Banyak sedikitnya cahaya yang
mengenai sensor mempengaruhi banyak sedikitnya electron bebas dan hole yang
terbentuk didalam material pembentuk sensor cahaya yang selanjutnya
berpengaruh terhadap konduktifitas bahan.
BAB 5

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

1. Telah dibuat alat ukur intensitas cahaya menggunakan light dependen


resistor (LDR) berbasis arduino uno.

2. Dari hasil pengujian alat ini dihasilkan % rata-rata sebesar 6.7592%

3. Alat ukur intensitas cahaya ini sudah dapat bekerja sesuai dengan yang
dihaarapkan.

5.2. Saran
1. Untuk melakukan pengukuran intensitas cahaya diluar ruangan,maka
terlebih dahulu diukur intensita cahaya yang ada didalah ruangan dan bandingkan.
2. Alat ini dapat diaplikasikan pada ruangan yang pencahayaanya dapat
diatur sehingga lebih meminimalkan penggunaan energi listrik.
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Bioshop,Owen.2002.Elektronika Dasar.Erlangga.Jakarta


[2]. Chandra,Franky, dan Arifianto Deni 2011.Modul Jago Elektronika Untuk
Rangkaian Sistem Otomatis. [15 Juli 2014].
[3]. Chandra N,Ariodie MT,Muhammad Ali MT,dkk.2012. Modul Proteus
Profesional 7.5 Isis Digital Generator. Pendidikan Elektro FT UNY.1;9-
10[16 Juli 2014].
[4]. Datasheet Arduino uno
[5]. Gabriel,JF.2008.Fisika Lingkungan.Hipokrata.Jakarta.
[6]. Hartono,Jugiyanto.1993.Konsep Dasar Pemrograman Bahasa.Andi
Yogyakarta.
[7]. Setiawan,Arif.2013.Pemograman Mikrokontroler AVR ATMega 16
Menggunakan Bahasa C (CodeVisionAVR) .Informatika Yogyakarta
[8]. Suptandar,Pamudji.2005.Sistem Pencahayaan Pada Desain Interior.
Universitas Trisakti.
[9]. Sutanto,2006.Rangkaian Elektronika Terpadu.Jakarta.
[10]. Utama,Teguh Putra.2011.Perancangan Alat Pemonitor Besaran-Besaran
Listrik Berbasis Mikrokontroler
ATMega.[Skripsi].Medan:Universitas Sumatera Utara,Program
Sarjana.
[11]. Wanto.2008.Rancangan Bangunan Pengukuran Intensitas Cahaya Tampak
Berbasis Mikrokontroler.[SKripsi].Jakarta:Universitas Indonesia.
5

BAB 2

LANDASAN TEORI

Landasan teori sangat membantu ntuk dapat memahami suatu sistem. Selain
daari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu
sistem. Dengan pertimbangan hal-hal
tersebut, maka landasan teori merupakan bagian yang harus dipahami untuk
pembahasan selanjutnya. Pengetahuan yang mendukung perencanaan dan realisasi
alat meliputi mikrokontroler Arduino uno, sensor cahaya LDR, LCD dan program.
Cahaya adalah suatu bentuk pancaran energi yang mana mempunyai
kapasitas arau kemampuan untuk merangsag sensasi penglihatan. Cahaya dari
kebanyakan sumber adalah tidak terpolarisasi yang berarti bahwa arah dari medan –E
dan medan –B adalah acak, bahkan ketika cahaya bergerak dalam arah yang sama.
Pada cahaya yang terpolarisasi, gelombang cahayanya mempunyai medan listrik dan
medan magnetik yang bersekutu (gambar 2.1).
Salah satu dari sekian banyak cara agar cahaya menjadi terpolarisasi adalah
dengan menembus sebuah filter polarisasi. Filter polarisasi merupakan lembaran-
lembaran plastik dengan berjuta-juta molekul memanjang linear yang bersekutu.
Apabila cahaya menembus filter polarisasi, gelombang-gelombang cahaya yang
medan listriknya sejajar terhadap molekul-molekul tersebutt membentuk arus di
dalam molekul dan kemudian diserap. Gelombang-gelombang cahaya yang medan
listriknya tegak lurus terhadap molekul- molekul tersebut tidak diserap.
Tak terpolarisasi Terpolarisasi

Gambar 2.1 Cahaya yang tak terpolarisasi dan cahaya yang terpolarisasi

Universitas Sumatera Utara


6

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat dengan


mata. Suatu sumber cahaya memancarkan energy, sebagaian dari energy ini
diubah menjadi cahaya tampak. Perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh
gelombang elektromagnetik.
Kecepatan rambat ( v ) gelombang elektromagnetik di ruang bebas sama
dengan 3 x 108 meter per detik. Jika frekuensi (f) dan panjang gelombang , maka
berlaku :
………….(2.1)

Dimana adalah panjang gelombang, dengan satuan meter (m)


v adalah kecepatan cahaya, dengan satuan meter per detik (m/s)
f adalah frekunsi, dengan satuan hertz ( Hz )
Panjang gelombang cahaya tampak berkisar antara 350 namometer ( nm ) hingga
790 nanometer ( nm ). Yang terdiri atas beberapa daerah warna seperti yang
terlihat pada gambar 2.2 berikut ini :

Gambar 2.2 Warna-warna spektrum

Cahaya putih dapat diuraikan menggunakan prisma kaca, sinar-sinarnya


dibiaskan sedemikian rupa sehingga terjadi suatu spektrum. Warna-warna
spektrum ini dinamakan cahaya satu warna atau cahaya monokrom. Warna-warna
tersebut juga tampak pada pelangi, yang terjadi karena pembiasan cahaya oleh titik-
titik air hujan.

Universitas Sumatera Utara


Selain memiliki warna tertentu, setiap panjang gelombang juga memiliki
intensitas. Mata manusia paling peka cahaya dengan panjang gelombang 555 nm,
yaitu cahaya berwarna kuning- hijau. Warna- warna yang lain dengan intensitas
yang sama lebih redup, seperti yang terlihat pada grafik kepekaan mata gambar
2.3 berikut ini.

Gambar 2.3 Grafik Kepekaan Mata

2.1.LIGHT DEPENDENT RESISTOR ( LDR )

Sebuah light dependent resistor ( LDR ) terdiri dari sebuah piringan bahan
semikonduktor dengan dua buah elektroda pada perumukaannya. Biasanya LDR
terbuat dari bahan CdS, CdSe, PbS, dan Bi2Se3. Gambar 2.4 menunjukan salah
satu bentuk LDR.

Gambar 2.4 Bentuk dan Simbol LDR

Dalam gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan


piringan hanya mengundang elektron bebas dalam jumlah
yang relatif sangat kecil. Hanya tersedia sedikit elektron
bebas untuk mengalirkan muatan listrik. Hal ini berarti
bahwa bahan
bersifat sebagai konduktor yang buruk untuk mengalirkan arus listrik.
Dengan kata lain, nilai tahanan bahan sangat tinggi.
Dibawah cahaya yang terang, lebih banyak elektron dapat melepaskan dari
atom-atom bahan semikonduktor ini. Terdapat lebih banyak elektron bebas yang
mengalirkan muatan listrik. Hal ini disebabkan adanya efek foto elektrik yaitu
fenomena quantum elektron dimana elektron-elektron dipancarkan atau dilepas
oleh suatu bahan setelah menyerap energi dari radiasi gelombang elektromagnetik
seperti sinar X atau cahaya tampak. Dalam keadaan ini, bahan bersifat sebagai
konduktor yang baik. Tahanan listrik bahan rendah. Semakin terang cahaya yang
mengenai bahan, semakin banyak electron bebas yang tersedia, dan semakin
rendah pula tahanan listrik bahan. Gambar 2.5 menunjukan grafik hubungan
antara intensitas cahaya terhadap resistansi LDR.
R ON
LOG (Ohms)

ILLUMINATION
LOG (fc)

Gambar 2.5 Grafik Iluminasi Cahaya

2.1.1. Sensitifitas
Sensitifitas suatu LDR berhubungan dengan cahaya yang mengenainya
dan hasil output sinyalnya. Resistansi LDR pada suatu tingkat intensitas cahaya
tertentu, seperti yang ditunjukan pada gambar 2.6, ditemukan dengan formula
berikut :
……………( 2.2)

Dimana RH adalah resistansi LDR pada intensitas cahaya level H


H adalah data sensitivitas bahan LDR pada intensitas cahaya level H
w adalah lebar celah elektroda
l adalah panjang celah elektroda
Gambar 2.6 Geometri Elektroda Permukaan LDR

Pada gambar 2.6 diatas bahwa bagian yang sensitif terhadap perubahan
cahaya, dibentuk dalam struktur yang berliku- liku, hal ini dimaksudkan agar
resolusi tahananya dapat sekecil mungkin.

2.1.2. Spektrum Respons


Seperti halnya mata manusia, sensitivitas LDR juga tergantung dari
panjang gelombang cahaya yang mengenainya. Masing-masing jenis material
bahan semikonduktor LDR mempunyai grafik spektrum respons sendiri. Gambar
2.7 menunjukan grafik respons suatu jenis LDR yang banyak dipasaran terhadap
spektrum panjang gelombang cahaya.

Gambar 2.7 Grafik Respon LDR

2.1.3. Kecepatan Respons


Kecepatan respons adalah pengukuran kecepatan saat LDR
merespons perubahan cahaya dari terang ke gelap atau dari
gelap ke terang. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.8
Waktu naik didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan konduktansi cahaya pada LDR untuk mencapai 1 – e-1 ( sekitar
63 % ) dari nilai akhirnya. Waktu turun didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan konduktansi cahaya pada LDR untuk menurun sampai e-1 ( sekitar 37
% ) dari keadaan teriluminasi, dimana e adalah bilangan Euler yang besarnya
2,718. Pada 1 fc ( footcandela ) iluminasi, waktu respons sekitar 5 msec sampai
100 msec.
Untuk kerja kecepatan respons suatu LDR berkaian dengan sifat dari
bahan semikonduktor pembentuknya, yaitu sifat carrier lifetime bahan
semikonduktor. Pada beberapa semikonduktor, hole-electron berpasang-pasangan
pada suatu suhu ruangan. Pembuatan electron dan hole pada bahan semikonduktor
akan memerlukan energi. Ketika electron terbentuk maka hole pun akan
terbentuk. Energi untuk membangkitkan terbentuknya electron dan hole tersebut
dapat berupa energi panas ataupun energi yang dihasilkan dari cahaya yang
mengenai bahan semikonduktor tersebut. Pengukuran lamanya waktu untuk
berekombinasi kembali antara hole dan electron seperti keadaan sebelumnya
setelah energi pembangkitnya hilang dinamakan carrier lifetime.

Response Time vs Illumination Response Time vs


(Rise Time) Illumination (Decay Time)
1
0,1

0,5 0,05

0
0
00,010,1110100 0 0,01 0,1110 100

Gambar 2.8 Grafik Respons Waktu

Kecepatan respons juga dipengaruhi oleh terang redupnya cahaya. Semua


jenis material LDR menunjukan kecepatan responsnya lebih tinggi saat level
cahaya lebih terang dan kecepatan lebih rendah saat cahaya lebih redup.
Penyimpanan LDR di ruang yang gelap akan menyebabkan respons lebih lambat
dari pada penyimpanan diruang yang terang.
2.3 Mikrokontroler Arduino UNO

Untuk memahami Arduino, terlebih dahulu kita harus memahami terlebih


dahulu apa yang dimaksud dengan physical computing. Physical computing
adalah membuat sebuah sistem atau perangkat fisik dengan menggunakan
software dan hardware yang sifatnya interaktif yaitu dapat menerima rangsangan
dari lingkungan dan merespon balik. Physical computing adalah sebuah konsep
untuk memahami hubungan yang manusiawi antara lingkungan yang sifat
alaminya adalah analog dengan dunia digital.
Pada prakteknya konsep ini diaplikasikan dalam desain- desain alat atau
projek-projek yang menggunakan sensor dan microcontroller untuk
menerjemahkan input analog ke dalam sistem software untuk mengontrol gerakan alat-
alat elektro-mekanik seperti lampu, motor dan sebagainya.
Pembuatan prototype atau prototyping adalah kegiatan yang sangat
penting di dalam proses physical computing karena pada tahap inilah seorang
perancang melakukan eksperimen dan uji coba dari berbagai jenis komponen,
ukuran, parameter, program komputer dan sebagainya berulang-ulang kali sampai
diperoleh kombinasi yang paling tepat.
Dalam hal ini perhitungan angka-angka dan rumus yang akurat bukanlah satu-
satunya faktor yang menjadi kunci sukses di dalam mendesain sebuah alat karena
ada banyak faktor eksternal yang turut berperan, sehingga proses mencoba dan
menemukan/mengoreksi kesalahan perlu melibatkan hal-hal yang sifatnya non-eksakta.
Prototyping adalah gabungan antara akurasi perhitungan dan seni.
Proses prototyping bisa menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan atau
menyebalkan, itu tergantung bagaimana kita melakukannya. Misalnya jika untuk
mengganti sebuah komponen, merubah ukurannya atau merombak kerja sebuah
prototype dibutuhkan usaha yang besar dan waktu yang lama, mungkin
prototyping akan sangat melelahkan karena pekerjaan ini dapat dilakukan berulang-
ulang sampai puluhan kali – bayangkan betapa frustasinya perancang yang harus
melakukan itu. Idealnya sebuah prototype adalah sebuah sistem yang fleksibel dimana
perancang bisa dengan mudah dan cepat melakukan perubahan- perubahan dan
mencobanya lagi sehingga tenaga dan waktu tidak menjadi kendala
berarti. Dengan demikian harus ada sebuah alat pengembangan yang membuat
proses prototyping menjadi mudah.
Pada masa lalu (dan masih terjadi hingga hari ini) bekerja dengan
hardware berarti membuat rangkaian menggunakan berbagai komponen elektronik
seperti resistor, kapasitor, transistor dan sebagainya. Setiap komponen
disambungkan secara fisik dengan kabel atau jalur tembaga yang disebut dengan
istilah “ hard wired ” sehingga untuk merubah rangkaian maka sambungan-
sambungan itu harus diputuskan dan disambung kembali.
Dengan hadirnya teknologi digital dan microprocessor fungsi yang
sebelumnya dilakukan dengan hired wired digantikan dengan program-program
software. Ini adalah sebuah revolusi di dalam proses prototyping. Software lebih
mudah diubah dibandingkan hardware, dengan beberapa penekanan tombol kita
dapat merubah logika alat secara radikal dan mencoba versi ke-dua, ke-tiga dan
seterusnya dengan cepat tanpa harus mengubah pengkabelan dari rangkaian.
Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATMEGA 328
(datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut
dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator
kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk
mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan
Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik
dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya.:
Uno berbeda dari semua papan sebelumnya dalam hal itu tidak
menggunakan FTDI chip driver USB-to-serial. Sebaliknya, fitur Atmega16U2
(Atmega8U2 hingga versi R2) diprogram sebagai konverter USB-to-serial.Revisi
2 dari dewan Uno memiliki resistor menarik garis 8U2 HWB ke tanah, sehingga
lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam mode DFU.
Tabel 1. Ringkasan Arduino UNO

Microcontroller ATmega328
Operating Voltage 5V
InputVoltage 7-12V
(recommended)
Input Voltage (limits) 6-20V
Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output)
Analog Input Pins 6
DC Current per I/O Pin 40 Ma
DC Current for 3.3V Pin 50 Ma
32 KB (ATmega328) of which 0.5 KB used by
Flash Memory
bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Clock Speed 16 MHz
Length 68.6 mm
Width 53.4 mm
Weight

1. Power

Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan satu
daya eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis.Eksternal (non-USB) dapat di
ambil baik berasal dari AC ke adaptor DC atau baterai. Adaptor ini dapat
dihubungkan dengan menancapkan plug jack pusat-positif ukuran 2.1mm
konektor POWER. Ujung kepala dari baterai dapat dimasukkan kedalam Gnd dan
Vin pin header dari konektor POWER.Kisaran kebutuhan daya yang disarankan
untuk board Uno adalah7 sampai dengan 12 volt, jika diberi daya kurang dari 7
volt kemungkinan pin 5v Uno dapat beroperasi tetapi tidak stabil kemudian
jikadiberi daya lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan dapat merusak
board Uno.
Pin listrik adalah sebagai berikut:
VIN. Tegangan masukan kepada board Arduino ketika itu menggunakan
sumber daya eksternal (sebagai pengganti dari 5 volt koneksi USB atau sumber
daya lainnya).5V. Catu daya digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen
lainnya3v3. Sebuah pasokan 3,3 volt dihasilkan oleh regulator on-board. GND.
Ground pin.

2. Memori
ATmega328 memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan untuk
bootloader), 2 KB dari SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis
dengan EEPROM liberary).

3. Input dan Output

Masing-masing dari 14 pin digital di Uno dapat digunakan sebagai input atau
output, dengan menggunakan fungsi pinMode (), digitalWrite (), dan digitalRead
(), beroperasi dengan daya 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima
maksimum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (secara default terputus)
dari 20-50 kOhms. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:
Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan
(TX) TTL data serial. Pin ini dihubungkan ke pin yang berkaitan dengan chip
Serial ATmega8U2 USB-to-TTL.
Eksternal menyela: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt
pada nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun, atau perubahan nilai.
Lihat (attachInterrupt) fungsi untuk rincian lebih lanjut.
PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan fungsi
analogWrite ().
SPI: 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi
SPI menggunakan SPI library.
LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin bernilai nilai
HIGH, LED on, ketika pin bernilai LOW, LED off.
Uno memiliki 6 masukan analog, berlabel A0 sampai dengan A5, yang masing-
masing menyediakan 10 bit dengan resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda).
Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:
I2C: A4 (SDA) dan A5 (SCL). Dukungan I2C (TWI) komunikasi menggunakan
perpustakaan Wire.
Aref. Tegangan referensi (0 sampai 5V saja) untuk input analog. Digunakan
dengan fungsi analogReference ().
Reset. Bawa baris ini LOW untuk me-reset mikrokontroler.

2.3.1 Arsitektur Mikrokontroler Arduino Uno

Gambar 2.9 Arduino UNO tampak depan

Gambar 2.10 Arduino UNO tampak belakang

Komponen utama di dalam papan Arduino adalah sebuah microcontroller


8 bit dengan merk ATmega yang dibuat oleh perusahaan Atmel Corporation .
Berbagai papan Arduino menggunakan tipe ATmega yang berbeda-beda
tergantung dari spesifikasinya, sebagai contoh Arduino Uno menggunakan
ATmega328 sedangkan Arduino Mega 2560 yang lebih canggih menggunakan
ATmega2560.
Untuk memberikan gambaran mengenai apa saja yang terdapat di dalam
sebuah microcontroller, pada gambar berikut ini diperlihatkan contoh diagram
blok sederhana dari microcontroller ATmega328 (dipakai pada Arduino Uno).
Blok-blok di atas dijelaskan sebagai berikut:
Universal Asynchronous Receiver/Transmitter (UART) adalah antar muka
yang digunakan untuk komunikasi serial seperti pada RS-232, RS-422 dan RS-
485.
2KB RAM pada memory kerja bersifat volatile (hilang saat daya dimatikan),
digunakan oleh variable-variabel di dalam program.
32KB RAM flash memory bersifat non-volatile , digunakan untuk
menyimpan program yang dimuat dari komputer. Selain program, flash memory
juga menyimpan bootloader . UART (antar muka serial) 2KB RAM (memory
kerja) 32KB RAM Flash memory (program)
1KB EEPROM CPU Port input/output
Bootloader adalah program inisiasi yang ukurannya kecil, dijalankan oleh CPU
saat daya dihidupkan. Setelah bootloader selesai dijalankan, berikutnya program
di dalam RAM akan dieksekusi.
1KB EEPROM bersifat non-volatile, digunakan untuk menyimpan data
yang tidak boleh hilang saat daya dimatikan. Tidak digunakan pada papan
Arduino.
Central Processing Unit (CPU) , bagian dari microcontroller untuk menjalankan
setiap instruksi dari program. Port input/output, pin-pin untuk menerima data
(input) digital atau analog, dan mengeluarkan data (output) digital atau analog.
Setelah mengenal bagian-bagian utama dari microcontroller ATmega
sebagai komponen utama, selanjutnya kita akan mengenal bagian-bagian dari
papan Arduino itu sendiri.

Dibawah ini pemetaan pin ATmega168 pada Arduino UNO


Gambar 2.11 ATMega 168 pin mappping

2.1.2 Fitur ATMega8535

Berikut ini adalah fitur-fitur yang dimiliki oleh Aduino UNO.

1. Dua buah 8 bit counter/ timer dengan prescaler dan mode pembanding.
2. Satu buah 16 bit counter/ timer dengan prescaler, mode pembanding dan
mode capture. Real Time Counter dengan on-chip oscillator terpisah.
3. 4 kanal PWM
4. 8 kanal 10-bit ADC.
5. TWI.
6. Programmable serial USART.
7. Maser/ slave SPI.
8. Programmable Watchdog timer dengan on-chip oscillator terpisah.
9. Power-on reset dan programmable Brown-out detection.
10. Internal RC Oscillator terkalibrasi.
11. Internal dan eksternal Interrupt.
12. 6 mode sleep.
13. 32 Programmable I/O.
14. Tegangan operasi 2.7 – 5.5 V.
15. Speed grades dengan range 0 – 16 MHz.

2.1.3 Komunikasi.
Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan
komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lainnya. ATmega328 menyediakan
UART TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan 1
(TX). Pada ATmega16U2 saluran komunikasi serial melalui USB dan muncul
sebagai com port virtual untuk perangkat lunak pada komputer.
Firmware 16U2 menggunakan standar driver USB COM, dan tidak ada
driver eksternal diperlukan. Namun, pada Windows, diperlukan file .inf.
Perangkat lunak Arduino termasuk monitor serial yang memungkinkan data
tekstual sederhana akan dikirim ke dan dari papan Arduino. RX dan TX LED di
papan akan berkedip ketika data sedang dikirim melalui chip USB-to-serial dan
koneksi USB komputer (tetapi tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1).
The ATmega328 juga mendukung I2C (TWI) dan komunikasi SPI.
Perangkat lunak Arduino termasuk perpustakaan Wire berfungsi
menyederhanakan penggunaan bus I2C. Untuk komunikasi SPI, menggunakan
perpustakaan SPI.Port A.
Merupakan 8-bit dua arah bi-directional port I/O,dengan menggunakan
resistor pull-up internal dimana setiap pinnya dapat diatur per bit. Output buffer
Port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara
langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus disetting terlebih dahulu
sebelum Port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin
port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu,
kedelapan pin port A juga .selain itu arduino juga memliki kelebihan, sebagai
berikut :

 Tidak perlu perangkat chip programmer karena di dalamnya sudah ada bootloader
yang akan menangani upload program dari komputer.
 Sudah memiliki sarana komunikasi USB, sehingga pengguna Laptop yang tidak
memiliki port serial/RS323 bisa menggunakan nya.
 Bahasa pemrograman relatif mudah karena software Arduino dilengkapi dengan k
 kumpulan library yang cukup lengkapi

2.4 ANALOG TO DIGITAL CONVERTER ( ADC )

ADC adalah suatu alat yang mampu untuk mengubah sinyal atau tegangan
analog menjadi informasi digital. Resolusi ADC selalu dinyatakan sebagai jumlah bit-
bit dalam kode keluaran digitalnya. Misalnya, ADC dengan resolusi n-bit memiliki
2n kode digital yang mungkin dan berarti juga memiliki 2n step level.
Jika resolusi ADC semakin tinggi, maka semakin banyak kemungkinan nilai-nilai
analog yang bias disajikan. Misalnya ADC dengan resolusi 8 bit menghasilkan
bilangan 0 sampai 255 ( 256 bilangan dan 255 step ), dengan demikian tidak
mungkin menyajikan semua kemungkinan nilai-nilai analog. Jika sekarang
resolusinya menjadi 10 bit maka akan menghasilkan bilangan 0 sampai dengan
1023 ( 1024 bilangan dan 1023 step ).

( )

( )

Fitur- fitur pada arsitektur ADC mikrokntroler AVR adalah sebagai


berikut :
 Resolusi maksimum 10 bit (dapat dipilih resolusi 8 bit)
 0,5 LSB Integral Non Linearity
 Akurasi mutlak ± 2 LSB
 Waktu konversi 13 – 260 µs
 Pengambilan sampel sampai 15 kilo sampel per detik pada resolusi
maksimum
 8 kanal masukan single ended termultipleks
 7 kanal masukan differensial dan 2 kanal masukan differential dengan opsi
penguatan 10x dan 200x
 Jangkauan tegangan masukan ADC 0 – VCC
 Tegangan referensi 2,56 V internal yang dipilih
 Mode konversi tunggal
Ada banyak cara yang dapat digunnakan untuk mengubah sinyal analog menjadi
sinyal digital yang nilainya proposional. Jenis ADC yang biasa digunakan.

dalam perancangan adalah jenis successive approximation convertion atau


pendekatan bertingkat yang memiliki waktu konversi jauhlebih singkat dan tidak
tergantung pada nilai masukan analognya atau sinyal yang akan diubah. Diagram
blok pengubah sinyal analog ke dalam digital ditunjukkan pada gambar
2.21Berikut ini :
Pembanding
- Mulai Konversi
Vin

KENDALI CLK

+ Selesai Konversi
Analog in

MSB LSB

Konverter D/A 8 bit Register SAR


V out

Register Buffer

Digital Out D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7

Gambar 2.12 Diagram blok ADC

Prinsip kerja rangkaian pada gambar 2.21 tersebut adalah jika sinyal
masukan mulai konversi dari unit kendali diberi logika „0‟ , maka register SAR
(Succesive Approximation Register) akan direset. Sehingga keluaran Vout unit
DAC (Digital to Analog) menjadi nol. Pada waktu sinyal „mulai konversi‟
kembali menjadi tinggi, operasi konversi segera dimulai.
Proses konversi diawali dengan pengesetan bit paling berarti (MSB)
register SAR oleh kendali. Selanjutnya dta digital dalam register SAR dikonversi
ke analog oleh DAC. Hasil konversi Voutoleh unit dibandingkan dengan sinyal
masukan Vin oleh unit pembanding. Bila Vout lebih besar dari pada Vin, maka unit
pembanding akan mengirimkan sinyal negatif ke unit kendali. Dengan adanya
sinyal negatif ini, unit kendali akan mereset bit paling berarti (MSB) register
SAR. Sebaliknya, jika Vout lebih kecil dari pada Vin, unit pembanding akan
mengirimkan sinyal positif ke unit kendali. Dengan sinyal positif ini, unit kendali
tetap mengeset bit paling berarti (MSB).
Pada pulsa clock berikutnya unit terkendali akan mengeset bit yang lebih rendah
yaitu bit ke 7 register SAR. Kemudian data dikonversikan oleh unit DAC dan
hasil konversi Vout dibandingkan dengan sinyal masukan Vin. Sinya hasil

perbandingan akan menentukan unit kendali untuk mengeset dan mereset


register SAR. Demikian proses ini berlangsung sampai diperoleh nilai Vin sama
dengan nilai Vout. Apabila konversi telah selesai, unit kendali mengirimkan sinyal
„selesai konversi‟ yang berlogika rendah.

2.5. PEMROGRAMAN MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN


CODE VISION AVR ( BAHASA C )

Penggunaan mikrokontroler yang diterapkan diberbagai rumah


tangga,otomotif,sampai dengan kendali, membuat mikrokontroler mulai masuk
didunia pendididkan. Banyak varian dan type dari mikrokontroler yang dipelajari
dan digunakan di dunia pendidikan.
Akar dari bahas C adalah dari bahasa BCPL yang dikembangkan oleh
Martin Richhards pada tahun 1967. Bahasa ini memberikan ide kepada Ken
Thompson yang kemudian mengembangkan bahasa yang disebut dengan B pada
tahun 1970. Perkembangan selanjutnya dari bahasa B adalah bahasa C oleh
Dennis Ricthie sekitar 1970-an di Bell Telephone Laboratories Inc ( sekarang
adalah AT & T Bell Laboratories ). Bahasa C pertama kali digunakan di computer
Digital Equipment Corporation PDP-11 yang menggunakan sistem operasi
UNIX.
C adalah bahasa yang standar, artinya satuan program yang ditulis dengan
versi bahas C tertentu akan dapat dikoompilasi dengan versi bahasa C yang lain
dengan sedikit modifikasi. Standar bahasa C yang asli adalah standar dari UNIX.
Patokan standar UNIX ini diambil dari buku yang ditulis oleh Brian Kerninghan
dan Dennis Ritehi e yang berjudul “The C Programming Language”,diterbitkan
oleh Prentice Hall tahun 1978.
Beberapa alasan mengapa bahasa C banyak digunakan, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Bahasa C hamper tersedia di semua jenis computer.
Bahasa C ini merupakan bahasa computer yang tersedia baik di computer
mikro, mini maupun computer besar.
2. Kode bahasa C sifatnya portable.
Aplikasi yang ditulis dengan bahasa C untuk suatu computer tersebut dapat
digunakan di computer lain hanya dengan modifikasi yang sedikit saja.
3. Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci.
Semakin sedikit kata-kata kunci yang digunakan disuatu bahasa, semakin
mudah bagi pemakai untuk mempelajari dan menggunkan bahasa tersebut.
4. Proses executable program bahasa C lebih cepat.
Karena philosopi dari bahasa C yang menyediakan sedikit kata-kata kunci,
maka konsekuensinya program hasil dari kompilasi bahasa C relative akan
lebih cepat prosesnya dibandingkan dengan hasil dari bahasa lain.
5. Dukungan pustaka yang banyak.
Telah disebut bahwa keandalan bahasa C dicapai dengan fungsi- fungsi
pustakanya. Fungsi-fungsi pustaka ini disediakan oleh versi-versi bahasa C
masing- masing atau dapat dibeli dari sumber yang lain.
6. C adalah bahasa yang tersruktur.
Bahasa C mempunyai struktur yang baik sehingga mudah untuk
dipahami. C disebut bahasa yang terstruktur karena menggunakan fungsi-
fungsi sebagai program-program bagiannya.
7. Selain bahasa tingkat tinggi, C juga dianggap sebagai bahasa tingkat
menengah.
Pada awalnya, bahasa C sudah digunakan untuk membuat program-
program perangkat lunak sistem. Yang termasuk program-program
perangkat lunak sistem diantaranya adalah sistem operasi, interpreter,
compiler, bahasa perakit, bahasa pemrograman dan DBMS ( Database
Management System ). Untuk mempunyai kemapuan seperti ini, bahasa C
menggunkan kemapuan bahasa tingkat tinggi dan bahasa tinggkat rendah
yang menghsilkan bahasa tingkat menengah. Sebagai bahasa tingkat
menengah,C menyediakan kemampuan seperti yang disediakan oleh
bahasa perakitan untuk operasi-operasi bit,byte, alamat-alamat memori,
register, BIOS ( Basic Input Ouput System ), DOS ( Disk Operating System
) dan lain sebagainya.
8. Bahasa C adalah compiler.
Karena bahasa C sifatnya adalah compiler, maka akan menghasilkan
executable program yang banyak dibutuhkan oleh program-
program komersial.
Ada beberapa program yang dapat digunakan sebagai editor dan compiler
untuk mikrokontroler AVR, salah satunya yaitu CodeVision. CodeVision AVR
adalah salah satu alat bantu pemrograman yang bekerja dalam lingkungan
pengembangan perangkat lunak yang terintegrasi. Code vision AVR ini
merupakan cross-compiler C, Integrated Development Environtment (IDE), dan
Automatic Program Generator yang didesain untuk mikrokontroler buatan Atmel
seri AVR. Cross-compiler C mampu menerjemahkan hamper semua perintah dari
bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan
beberapa fitur untuk mengambil kelebihan khusus dari arsitektur AVR dan
kebutuhan dari sistem embedded.
CodeVisionAVR juga mempunyai Automatic Program Generator bernama
CodeWizardAVR, yang mengizinkan anda untu menulis, dalam hitungan menit,
semua instruksi yang diperlukan untuk membuat beberapa fungsi- fungsi tertentu.
Dengan fasilitas ini mempermudah para Programmer pemula untuk belajar
pemograman mikrokontroler menggunakan CVAVR. Seperti aplikasi IDE
lainnya, CodeVision AVR dilengkapi dengan source code editor, compiler, linker,
dan dapat memanggil Atmel AVR Studio untuk debugger nya.
Untuk memulai menjalankan CodeVision, buka program CodeVision
melalui menu Start|All Program||CodeVision|CodeVision AVR C Compiler
atau melalui desktop klik lambang codevision.
Gambar 2. 13 Tampilan Pertama Kali CodeVision dijalankan

2.6. SOFTWARE DESAIN PCB ( Printed Circuit Board ) Proteus


Profesional 7.7 SP2 Pro

Proteus professional merupakan kelompok software yang digunakan untuk


membantu para desainer dalam merancang dan mensimulasikan suatu rangkaian
elektronika. Software ini memiliki dua fungsi sekaligus dalam satu paket, paket
yang pertama sebagai software untuk menggambar skematik dan dapat
disimulasikan yang diberi nama ISIS. Paket kedua digunakan sebagai merancang
gambar Printed Circuits Board (PCB) yang diberi nama ARES. Secara langsung,
pengubahan dari skematik ke PCB dapat dilakukan dalam software Proteus Prof
7.7 ini.
Proteus Prof ISIS memiliki versi yang selalu diperbarui, mulai dari versi
7.0 samapai dengan 7.10. setiap kenaikan versi memiliki penambahan akan
library komponen yang dapat diambil dan digunakan dalam penggambaran
atau perancangan. Sebagai peramcanngan rangkaian elektroonik terlebih
dahulu menggunakan ISIS sebagai media yang memudahkan dalam
perancangan dan simulasi. Banyaknya library dari Proteus Prof 7.7. ISIS
membuat software ini dikatakan software simulasi lengkap, yaitu dari
komponen-komponen pasif, Analog, Trasistor, SCR, FET, jenis button
atau tombol, jenis saklar atau relay, IC digital IC penguat, IC
programmable (mikrokontroler) dan IC memory. Selain diidukung dengan
kelengkapan komponen, juga didukung.

2.6.1. Fungsi Tiap Fitur Proteus Prof 7.7


Tampilan window Proteus Profesional ISIS 7 seperti dibawah ini, dan
memiliki fungsi difitur-fitur nya yang sering digunakan sebagai berikut :

Gambar 2.14 Tampilan window Proteus Profesional 7.7

Tabel 2.3 Nama-Nama Fitur Proteus Profesional dan Kegunaannya

Tabel 2.3 Nama-Nama Fitur Proteus Profesional dan Kegunaannya

Nama Fitur Kegunaan


Merupakan list menu yang dapat
Menu Bar digunakan dalam perancangan atau
pengolahan gambar rangkaian.
Open Save Data
New File Membuat file baru dengan area
gambar baru.
Open File Membuka file yang pernah disimpan.
Save Manyimpan file yang telah dibuat.
Menampilkan bantuan titik-titik
Togle Grid
panduan pada area gambar.
Zoom Sheet
Center at Cursor Membuat area tengah tampilan
gambar dengan bertumpu pada cursor.
Zoom in Memperbesar gambar.
Zoom out Memperkecil gambar.

Zoom to view sheet Menampilkan keseluruhan gambar


dalam layar monitor.
Memperbesar gambar dengan memilih
Zoom to area area yang dikehendaki.
Menampilkan gambar dalam bentuk
Mini view
tampilan kecil seluruh area gambar.
Daftar komponen yang telah diambil
Component List
dari library.
Mengambil komponen pada library
Pick From Library yang akan diletakkan pada component
list.
Componen Mode Meliputi
Selection mode Memilih dan melakukan aksi pada
komponen yang dipilih.
Component Mode Mengambil komponen pada library.
Terminal Mode Mengambil dan menggunakan
terminal yang dibutuhkan dalam
rangkaian (VCC,Gnd,Input,Output).
Generator Mode Memilih pembangkit pulsa yang akan
digunakan.
Voltage Probe Terminal dengan tampilan nilai dari
jalur koneksi komponen dengan
menampillkan besaran tegangan.
Current Probe Terminal dengan tampilan nillai dari
jalur koneksi komponen dengan
menampilkan besaran arus.
Virtual Instrument Mode Mengambil alat ukur yang akan
digunakan (CRO,Voltmeter,Ampere
meter, AFG, Signal Analyyzer).
Drawing Tool and Text meliputi
2D Graphic line Mode Membuat garis jalur rangkaian 2D
2D Graphic box Mode Membuat gambar kotak atau persegi
2D pada area gambar.
2D Graphic Circle Mode Membuat gambar lingkaran 2D pada
area gambar.
2D Graphic Arc Mode Membuat gambar Arc atau garis
lengkung 2D pada area gambar.
2D Graphic Text Mode Menambahkan tulisan text 2D pada
area gambar.
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Cahaya dan sinar, kedua kata ini sepintas mempunyai makna yang sama.
Namun, bila dikaji lebih mendalam, cahaya dan sinar sangatlah berlainan. Cahaya
adalah suatu bentuk pancaran energi yang mana mempunyai kapasitas atau
kemampuan untuk merangsang sensasi penglihatan. Cahaya dalam berbagai hal
memperlihatkan karakternya sebagai gelombang, tetapi dalam gerakan cahaya itu
merupakan garis lurus dan dalam hal tertentu cahaya disebut pula sebagai sinar.
Namun kata sinar ini biasanya dipakai untuk menunjukkan bentuk energi gelombang
elektromagnetik, misalnya sinal X, sinar gamma dan sinar kosmis.
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang.
Ruang yang telah dirancang tidak dapat memenuhi fungsinya dengan baik apabila
tidak disediakan akses pencahayaan. Pencahayaan di dalam ruang memungkinkan
orang yang menempatinya dapat melihat benda-benda. Tanpa dapat melihat benda-
benda dengan jelas maka aktivitas di dalam ruangan akan terganggu. Sebaliknya
cahaya yang terlalu terang juga dapat menggangu penglihatan.
Kualitas penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan
psikologis serta aktivitas kerja sesuai Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun
1964 tentang Syarat-Syarat Kesehatan,Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat
Kerja, telah menetapkan ketentuan penting intensitas penerangan menurut sifat
pekerjaan.
Proses pendidikan yang terjadi di ruang kelas harus memperhatikan beberapa
aspek, antara lain intensitas pencahayaan. Ketidak sesuaian salah satu aspek akan

Universitas Sumatera Utara


mengakibatkan ketidak nyamanan serta proses pendidikan menjadi terganggu.
Sedangkan efektivitas proses pendidikan didasarkan pada beberapa hal seperti
kenyamanan pengajar dan peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas
cahaya harus diperhatikan.
Pencahayaan terdiri dari pencahayaan matahari dan pencahayaan buatan.
Pencahayaan di ruang kelas harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu:
a. Menciptakan lingkungan visual yang nyaman, sehingga segala
kegiatan di dalam ruang kelas bisa berjalan dengan baik.
b. Penggunaan energi yang sesuai dengan fungsi ruang kelas.
Dalam upaya mendapatkan kenyamanan, ketenangan dan efisiensi energi
listrik, ruang kelas perlu mendapatkan sistem penerangan yang sesuai dengan fungsi
ruangan. Berdasarkan data dari Badan Standarisasi Nasional (BSN), intensitas cahaya
diruang kelas minimal 250 lux dengan nilai toleransi maksimal hingga 20%, dan daya
pencerahan maksimum per meter persegi sebesar 15 watt/m2, sesuai dengan SNI 03-
6197-2000.
Pemakaian penerangan yang berlebihan juga berhubungan dengan efisiensi
penggunaan energi listrik sehingga diperlukan peratutan penerangan. Dengan
demikian intensitas cahaya perlu diatur untuk menghasilkan kesesuaian kebutuhan
luminasi di dalam ruang berdasarkan jenis dan fungsi ruangan.
Untuk mengetahui kondisi tersebut, maka diperlukan suatu alat yang bisa
megukur intensitas cahaya. Pada umumnya alat ukur intensitas cahaya mempunyai
harga yang cukup mahal. Berawal dari kasus tersebut muncul ide merancang dan
mengembangkan alat yang berfungsi untuk mengetahui dan mengukur intensitas
cahaya dalam suatu ruangan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara merancang alat ukur intensitas cahaya dengan menggunakan
LDR dan Mikrokontroler Arduino Uno
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan alat ukur intensitas cahaya.
3. Menganalisa rangkaian alat ukur intensitas cahaya yang telah dirancang
berdasarkan skematik yang telah dibuat.
1.3. Batasan Masalah
1. Menjelaskan bagaimana prinsip kerja LDR.,
2. Pengujian dilakukan pada ruang perkuliahan Universitas Sumatera Utara.
1.4. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan intensitas cahaya
pada ruang perkuliahan.
2. Memperoleh kesimpulan mengenai pengaruh yang timbul aikbat perbedaan
intensitas cahaya.
3. Menentukan intensitas cahaya yang sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
4. Membantu mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir.
Membantu mahsiswa belajar bertanggung jawab terhadap setiap
permasalahan yang terjadi di bidang instrumentasi yang dipelajari
1.5. Metode Penelitian
1. Studi pustaka
Penulisan mengumpulkan data dan teori yang dibutuhkan dalam penulisan
tugas akhir melalui buku-buku dan referensi laiinya yang berkaiatan dengan
tugas akhir.
2. Lembar data (Datasheet) komponen yang dipakai pada alat LDR dan
Arduino Uno.
3. Persiapan pembuatan konsep alat ukur
Merupakan suatu tahap awal dalam merumuskan masalah dan membuat
rancangan konsep dalam menyelesaikan suatu masalah. Bentuknya adalah
konsep tertulis dan tergambarkan dalam bentuk diagram blok.
4. Perancangan dan pembuatan alat ukur
Proses merancang desain dan bentuk alat ukur sampai membuat alat
ukurnya.
5. Menguji mekanik dan elektronik dari alat ukur
Merupakan tahap menguji mekanik dan elektronik dari alat ukur, untuk
dilanjutkan agar dapat melakukan pemograman.
6. Proses pembuatan pemrograman
7. Uji tahap awal
8. Mengkalibrasi alat ukur
9. Membuat kesimpulan dari hasil alat ukur intensitas cahayapenulisan tugas
akhir ini.
1.6Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN

Berisi judul latar belakang permasalahan, rumusan masalah,


batasan masalah, tujuan pembahasan, metodologi pembahasan,
sistematika penulisan dan relevansi dari penulisan tugas akhir
ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang


digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian
teori pendukung itu antara lain tentang Mikrokontroler
Arduino uni,LCD,LDR.dan komponen pendukungnya.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara


keseluruhan.

BAB IV PENGUJIAN RANGKAIAN

Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian


dan spesifikasi alat dan lain-lain.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab


sebelumnya dan kemungkinan pengembangan alat.
v

PERANCANGAN ALAT UKUR INTENSITAS CAHAYA


MENGGUNAKAN LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR) BERBASIS
ARDUINO UNO

ABSTRAK

Telah dirancang dan dibuat alat ukur intensitas cahaya menggunakan LDR berbasis
arduino uno.
Alat ukur intensitas cahaya ini menggunakan LDR sebagai sensor intensitas
cahaya,mikrokontroller,arduino uno berfungsi sebagai pengolah sinyal elektronik dari
LDR dan sebagai pengolah data,sedangkan hasil pengolahan data akan ditampilkan
pada LCD

Dari hasil pengujian alat ini dihasilkan persentase kesalahan relatif rata-rata sekitar
%

Kata kunci :Arduino Uno,Lcd,LDR.

Universitas Sumatera Utara


i

PERANCANGAN ALAT UKUR INTENSITAS CAHAYA


MENGGUNAKAN LIGHT DEPENDET RESISTOR (LDR)
BERBASIS ARDUINO UNO

TUGAS AKHIR

NANDANG NURHIDAYAT
D321911012

PROGRAM STUDI D-4 MEKANIK INDUSTRI DAN DESAIN


KONSENTRASI MEKATRONIK
POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2021
i
2

PERANCANGAN ALAT UKUR INTENSITAS CAHAYA


MENGGUNAKAN LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR)
BERBASIS ARDUINO UNO

TUGAS AKHIR

NANDANG NURHIDAYAT
D321911012

PROGRAM STUDI D-4 MEKANIK INDUSTRI DAN DESAIN


KONSENTRASI MEKATRONIK
POLITEKNIK TEDC BANDUNGU
2021

Universitas Sumatera Utara


ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Perancangan alat pendeteksi intensitas cahaya


menggunakan LDR berbasis arduino uno
Kategori : tugas akhir
Nama : Karlina
Nomor Induk Mahasiswa : 132411080
Program Studi : Diploma (D3) Metrologi dan Instrumentasi
Departemen : Fisika
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara

Disetujui di
Medan, 01 juli 2016

Disetujui Oleh
Jurusan D3 Metrologi dan
Instrumentasi FMIPA USU
Ketua, Pembimbing,

Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc Dr.Kerista Tarigan,M.Eng.Sc


NIP. 196607291992032002 NIP. 196002031986011001

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PERNYATAAN

PERANCANGAN ALAT UKUR INTENSITAS CAHAYA


MENGGUNAKAN LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR)
BERBASIS ARDUINO UNO

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa laporan projek akhir I ini adalah hasil kerja saya sendiri.
Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing- masing disebutkan sumbernya.

Medan, 01 JULI 2016

KARLINA
132411080
PENGHARGAAN

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah


Subhanahuwata‟ala, atas segala karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat dan Salam
kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan safa‟atnya di kemudian
hari. Amin
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima
kasih yang sebesar- besarnya kepada keluarga tercinta ALLAH SWT yang telah
memberi ridhoNya kepada saya untuk menyesaikan segala sesuatunya dengan baik,
terima kasih Ayahanda dan Mama atas kasih sayang dan kepercayaan yang telah
kalian berikan kepada anak kalian ini. Terimakasih buat dukungannya, doa dan
motivasi yang diberikan dari awal mulai perkuliahan sampai penulisan projek akhhir
1 ini serta buat seluruh keluarga yang telah membantu, mendukung dan memberikan
kelonggaran serta support terhadap pendidikan saya hingga bisa berkembang seperti
sekarang.
serta orang- orang yang mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan
proyek Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
banyak kepada :
1. Yth.Bapak Dekan Dr.Kerista Sebayang,Ms beserta jajarannya di lingkungan
FMIPA USU
2. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang, selaku Ketua Program Studi Fisika S1
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam .
3. Ibu Dr.Diana Alemin Barus ,Msc , selaku Ketua Program Studi D-3 Metrologi
dan Instrumentasi dan selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian
tugas akhir ini. Penulis sangat berterima kasih untuk setiap bimbingan, masukan ,
saran bahkan waktu yang senantiasa diberikan kepada penulis sampai pada akhir
penyelesaian tugas akhir ini.
4. Bapak Dr.Kerista Tarigan,M.Eng.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
mengarahkan penulis menyelesaikan penulis dalam melaksanakan tugas akhir
5. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi D-3 Metrologi Dan Instrumentasi
Departemen Fisika FMIPA USU
6. Kepada Juliana dan juliani yang sudah membantu membantu dan memotivasi
saya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan dan projek 2 ini.
7. Kepada teman-teman atas support dan kerjasamanya yang telah membantu
mengerjakan segala sesuatunya bersama-sama sehingga kita bisa menyelesaikan
lapran dan tugas akhir ini dengan baik meskipun banyak halangan yang kita
dapat.
8. dan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kehidupan penulis yang
tidak mampu saya tuliskan satu persatu. Jazakumullah khairan katsiran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas akhir ini ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun dalam penyempurnaan tugas akhir ini.
Semoga laporan tugas akhr ini menjadi ibadah yang baik bagi penulis dan
menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.
Amin Yaa Rabbal‟alamin
Medan, 01 Juli 2016
Penulis,

KARLINA
PERANCANGAN ALAT UKUR INTENSITAS CAHAYA
MENGGUNAKAN LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR) BERBASIS
ARDUINO UNO

ABSTRAK

Telah dirancang dan dibuat alat ukur intensitas cahaya menggunakan LDR berbasis
arduino uno.
Alat ukur intensitas cahaya ini menggunakan LDR sebagai sensor intensitas
cahaya,mikrokontroller,arduino uno berfungsi sebagai pengolah sinyal elektronik dari
LDR dan sebagai pengolah data,sedangkan hasil pengolahan data akan ditampilkan
pada LCD

Dari hasil pengujian alat ini dihasilkan persentase kesalahan relatif rata-rata sekitar
%

Kata kunci :Arduino Uno,Lcd,LDR.


DAFTAR ISI

Halama
n Persetujuan..............................................................................................................i
Pernyataan.................................................................................................................ii
Penghargaan.................................................................................................................iii
Abstract.....................................................................................................................v
Abstrak......................................................................................................................vi
Daftar Isi...................................................................................................................vii
Daftar Tabel.............................................................................................................ix
Daftar Gambar....................................................................................................................x
Daftar Singkatan.....................................................................................................xii

Bab 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang..................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3. Batasan Masalah.2............................................................................3
1.4. Tujuan Penelitian..............................................................................3
1.5. Metode Penulisan..............................................................................3
1.6. Sistematika Penulisan.......................................................................4

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Sensor Cahaya..................................................................................6
2.1.Light Dependent Resistor (LDR)......................................................8
2.1.1. Sensitifitas..............................................................................9
2.1.2. 9Spektrum Respons...............................................................1
2.1.3. Kecepatan Respons...............................................................10
2.2.Mikrokontror Arduino uno ...............................................................
2.3. Sejarah Mikrokontroler.....................................................................12
2.3.1. Arsitekstur arduino uno........................................................13
2.3.2. Fitur Atmega 8.....................................................................14
2.3.3. Pin AVR...............................................................................15
2.3.4. Blok Diagram........................................................................18
2.3.5. Arsitektur Mikrokontroler AVR RISC.................................19
2.3.6. General Purpose Register AVR............................................21
2.3.7. Stack Pointer.........................................................................22
2.3.8. Peta Memori arduino.............................................................
2.4..9.Status Register...........................................................................23
2.4.1. Komunikasi Serial pada AV

2.4 Analog To Digital Converter ( ADC )........................................24


2.5 Pemrograman Mikrokontroler Menggunakan CodeVision AVR.28

2.5.Software Desain PCB.......................................................................25

Fungsi Tiap Fitur Proteus Prof 7.7

Bab 3. Perancangan Alat Dan Program


3.1. Prinsip Kerja Alat.............................................................................35
3.1.1 blok digram funsi............................................................................36
3.2. flowchart..............................................................................................37
Bab 4. Pengujian Rangkaian Dan Analisa Program......................

4.1. hasil rancangan....................................................................................38


4.2 pengukuean data alat..............................................................................39
4.3 Analisa data.........................................................................................40
Bab 5.
5.1 Kesimpulan....................................................................................41
5.2.Saran.............................................................................................42

Daftar Pustaka...............................................................................
Lampiran.........................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.5 grafik imulasi cahaya......................................................................9


Gambar 2.6.geometri elekroda permukaan elektroda.......................................9
Gambar 2.7grafik respon ldr...............................................................................10
Gambar 2.8 grafik resspon waktu......................................................................11
Gambar 2.9 arduino uno tampak belakang........................................................16
Gambar 2.10 diagram blok ADC........................................................................21
Gambar 3.1 blok diagram sistem........................................................................29
Gambar 3.2 skematik diagram perangkat...........................................................30
Gambar 3.3 flowchart...........................................................................................31
Gambar gambar rangkaian keseluruhan........................................................33

Anda mungkin juga menyukai