Anda di halaman 1dari 11

AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN ALAM

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah

Kajian Akhlak Aplikatif

Dosen Pengampu: M.A. Hermawan, M.S.I

Disusun Oleh:

Indri Utari (1917402126)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UIN
PROF. K. H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2021
A. Pendahuluan
Manusia dan makhluk lainnya memiliki keterkaitan dan
ketergantungan terhadap alam dan lingkungan sekitar. Namun, pada akhir-
akhir ini manusia semakin aktif dalam mengambil langkah yang dapat
merusak bahkan menghancurkan lingkungan hidup. Hampir setiap hari kita
mendengar berita menyedihkan mengenai kerusakan alam yang timbul pada
sumber air, gunung, laut, dan udara. Pemanfaatan lingkungan alam secara
berlebihan dan tanpa aturan sudah di mulai sejak manusia memiliki
kemampuan besar dalam menguasai lingkungan alam, dengan
mengeksploitasi alam manusia dapat menikmati kemakmuran hidup, namun
sayangnya seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi manusia dalam
mengeksploitasi alam berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan.
Kerusakan alam yang ditimbulkan oleh manusia bersumber dari cara
pandang manusia teehadap alam lingkungannya. Dalam pandangan manusia
yang oportunitis memandang alam sebagai barang dagangan yang
menguntungkan dan manusia bebas untuk melakukan apa saja terhadap
lingkungan. Sebaliknya, bagi manusia yang memahami akhlak dia akan
menyadari adanya keterkaitan dirinya dengan lingkungan alam sehingga
tidak mengeksploitasi alam secara sewenang wenang. Dalam hal ini kita
sebagai manusia yang berpijak di bumi dengan di karuniai lingkungan alam
yang dapat membantu kita dalam menjalani hidup sudah seharusnya kita
menjaga lingkungan alam dengan baik.
B. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab yang artinya as-sajiyah (perangai),
at-tabi’ah (kelakuan, watak, tabiat), al-muru’ah (peradaban yang baik), ad-
din (agama). Akhlak menurut AlGhazali adalah sebuah tatanan yang
tertanam kuat dalam jiwa yang darinya muncul beragam perbuatan dengan
mudah dan ringan tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak adalah sikap jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan terlebih dahulu. 1 Akhlak yang agung dan mulia merupakan
akhlak yang dimiliki oleh Rasulullah saw. Maka dari itu diharapkan dapat
meneladani akhlak Rasulullah saw. Allah telah menjelaskan keagungan
akhlak Rasulullah saw. Dan memerintahkan agar meneladani akhlaknya.
Sebagaimana dalam firman Allah dalam QS. Al-Qalam ayat 4:
‫عظيْم‬ َ َ‫َوانَّكَ لَع‬
َ ‫لى خلق‬
Artinya:
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur."

Dan juga dalam firman Allah QS. Al-Ahzab ayat 21


‫ّللا كَثي َْرا‬ َ ْ ‫ّللا َو ْال َي ْو َم‬
َ َّ ‫اْلخ َر َوذَك ََر‬ َّ ‫ّللا ا س َْوة َح َسنَة ل َم ْن كَانَ َيرْ ج ْو‬ ْ ‫لَقَدْ َكانَ لَك ْم ف‬
َّ ‫ي َرس ْول‬

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.2 Pengertian Lingkungan Alam
Menjaga kelestarian lingkungan adalah hal yang wajib dilakukan
oleh setiap manusia demi keberlangsungan seluruh makhluk hidup. Apabila
tidak dirawat dengan baik, tentu lingkungan alam akan rusak dan dapat
mengancam kehidupan setiap makhluk. Lingkungan alam adalah
lingkungan yang terdiri dari proses alam baik berupa fisik, biologis, dan non
biologis. Lingkungan alam terbagi menjadi dua yakni lingkungan darat dan
lingkungan air, dimana keduanya tercipta secara alami tanpa campur tangan
manusia. Lingkungan di wilayah daratan terbagi menjadi beberapa jenis
seperti bukit, gunung, lembah, dan lain sebagainya. Sedangkan lingkungan
diwilayah air meliputi sungai, laut, danau, dan rawa.
C. Hubungan Manusia dengan Alam Lingkungan
Dalam pandangan Islam, alam semesta termasuk bumi dan seisinya
adalah ciptaan Tuhan dan diciptakan dalam kesetimbangan, proporsional

1 Ibrahim Bafadhol, “Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif Islam” Jurnal edukasi pendidikan islam,
Vol. 06 No. 1, Juli 2017, hlm. 46
2 Handono, “Meneladani Akhlak” (Solo: PT. Tiga Serangakai Pustaka Mandiri, 2015) hlm.92
dan terukur atau mempunyai ukuran-ukuran, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Bumi yang merupakan planet dimana manusia tinggal dan
melangsungkan kehidupannya, terdiri atas berbagai unsur dan elemen
dengan keragaman yang sangat besar dalam bentuk proses dan fungsinya.
Berbagai unsur dan elemen yang membentuk alam tersebut diciptakan Allah
untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam menjalankan kehidupannya di
muka bumi, sekaligus merupakan bukti ke-mahakuasaan dan ke-
mahabesaran sang pencipta dan pemelihara alam.. Dia-lah yang
menentukan dan mentakdirkan segala sesuatu di alam semesta. Tidak ada
sesuatu di alam ini kecuali mereka tunduk dan patuh terhadap ketentuan
hukum dan qadar tuhan serta berserah diri dan memuji-Nya. Alam
merupakan sebuah entitas atau realitas (empirik) yang tidak berdiri sendiri,
akan tetapi berhubungan dengan manusia.
Manusia merupakan bagian tak terpisahkan dari alam. Sebagai
bagian dari alam, keberadaan manusia di alam adalah saling membutuhkan,
saling terkait dengan makhluk yang lain dan masing-masing makhluk
mempunyai peran yang berbedabeda. Manusia disamping mempunyai peran
sebagai komponen alam, manusia mempunyai peran dan posisi khusus
diantara komponen alam dan makhluk ciptaan tuhan yang lain yakni sebagai
khalifah, wakil tuhan dan pemimpin di bumi.
Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan hidupnya ini
ditegaskan dalam beberapa ayat al-Qur’an dan Hadist Nabi, yang intinya
adalah sebagai berikut:3
1. Hubungan keimanan dan peribadatan. Alam semesta berfungsi
sebagai sarana bagi manusia untuk mengenal kebesaran dan
kekuasaan Tuhan (beriman kepada Tuhan) melalui alam semesta,
karena alam semesta adalah tanda atau ayat-ayat Allah. Manusia

3Mujahiddin Mawardi, dkk. AKHLAK LINGKUNGAN: Panduan Berperilaku Ramah Lingkungan.


(Yogyakarta: Deputi Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia, 2011) hlm. 15-17.
dilarang memperhamba alam dan dilarang menyembah kecuali
hanya kepada Allah yang Menciptakan alam.
2. Hubungan pemanfaatan yang berkelanjutan. Alam dengan segala
sumberdayanya diciptakan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Dalam memanfaatkan sumberdaya alam guna menunjang
kehidupannya ini harus dilakukan secara wajar (tidak boleh
berlebihan atau boros). Demikian pula tidak diperkenankan
pemanfaatan sumberdaya alam yang hanya untuk memenuhi
kebutuhan bagi generasi saat ini sementara hak-hak pemanfaatan
bagi generasi mendatang terabaikan. Manusia dilarang pula
melakukan penyalahgunaan pemanfaatan dan atau perubahan alam
dan sumberdaya alam untuk kepentingan tertentu sehingga hak
pemanfaatannya bagi semua kehidupan menjadi berkurang atau
hilang.
3. Hubungan pemeliharaan untuk semua makhluk. Manusia
mempunyai kewajiban untuk memelihara alam untuk keberlanjutan
kehidupan, tidak hanya bagi manusia saja akan tetapi bagi semua
makhluk hidup yang lainnya. Tindakan manusia dalam pemanfaatan
sumberdaya alam secara berlebihan dan mengabaikan asas
pemeliharaan dan konservasi sehingga mengakibatkan terjadinya
degradasi dan kerusakan lingkungan, merupakan perbuatan yang
dilarang.
D. Akhlak Terhadap Lingkungan Alam
Pada dasarnya, akhlak yang di ajarkan dalam Al-Qur’an terhadap
lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah di bumi.
Kekhalifahan menuntut adanya interkasi antara manusia dengan sesamanya
dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti penganyoman,
pemeliharaan serta pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptaannya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan
mengambil buah sebelum matang atau memetik bunga sebelum mekar,
karena hal ini berarti tidak memberikan kesempatan kepada makhluk untuk
mencapai tujuan penciptaannya. Dalam hal ini, manusia di tuntut untuk
menghormati proses-proses yang sedang berjalan terhadap semua proses
yang sedang terjadi. Dengan demikian hal ini dapat mengantarkan manusia
untuk bertanggung jawab sehingga ia tidak melakukan perusakan.
Manusia sebagai khalifah diberi kesempatan oleh Allah untuk
mengelola bumi dan alam semesta. Manusia diturunkan kebumi untuk
membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya. Oleh karena itu
manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam sekitarnya, yakni
melestarikannya dengan baik.4
Manusia di wajibkan untuk berakhlak kepada lingkungan alam, hal
ini didasarkan pada hal hal berikut:
1. Manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi.
2. Alam termasuk hal pokok yang di bicarakan dalam Al-Qur’an.
3. Allah telah memerintahkan manusia untuk menjaga pelestarian
alam, baik bersifat khusus atau umum.
4. Allah telah memerintahkan manusia untuk menganbil mamfaat
yang sebesar-besarnya dari alam agar kehidupan menjadi
makmur.
5. Manusia berkewajiban mewujdukan kemakmuran dan
kebahagiaan di bumi.5
Akhlak manusia kepada alam bukan semata mata untuk kepentingan
lingkungan alam itu sendiri tetapi juga untuk memlihara, melestarikan, dan
memakmurkan lingkungan alam. Dengan memenuhi kebutuhannya
sehingga kemakmuran, kesejahteraan, dan keharmonisan hidup dapat
terjaga.
Adapun akhlak yang dapat dilakukan manusia terhadap lingkungan
antara lain:

4 Asmaran.A.S Pengantar Studi Akhlak. (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003) hlm. 182
5 M.Yatimin Abdullah. Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007) hlm. 3
1. Melarang penebangan pohon secara liar
2. Melarang perburuan binatang secara liar
3. Melakukan reboisasi
4. Mengendalikan erosi
5. Membuat cagar alam dan suaka marga satwa
6. Melarang membuang sampah sembarangan
7. Merawat fasilitas umum dengan baik
8. Menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai
9. Memberikan sanksi tertentu bagi pelanggarnya 6

Manusia sebagai khalifah di bumi, memiliki tugas dan kewajiban


terhadap alam sekitarnya, adapun akhlak manusia terhadap lingkungan alam
yang wajjb dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Memerhatikan dan merenungkan penciptaan alam, sebagaimana


dalam firman allah Q.S Ali Imran 190
‫ْليَت ِْل ْولى اَ ْلبَاب‬
َ َ ‫اختلَفى الَّيْل َوالنَّ َهار‬ َ ْ ‫ى خ َْلق ال َّس َم َوات َو‬
ْ ‫اْلرْ ض َو‬ ْ ‫انَّ ف‬
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda tanda bagi orang yang
berakal”
2. Memanfaatkan alam beserta isinya, karena Allah menciptakan alam
dan isinya untuk manusia. Allah berfirman dalam Q.S Al-baqarah
22

‫ج به منَ الثَّ َم َرت‬


َ ‫َاوال َّس َما َءبنَاء َّواَ ْنزَ َل منَ ال َّس َماء َماء فَا َ ْخ َر‬ َ ْ‫اَلَّذى َجعَ َل لَكم ْاْلَر‬
َّ ‫ض ف َراش‬
َ‫ر ْزقالَّك ْم فَلَ تَجْ عَل ْوا َّلِل اَ ْندَادا َّواَ ْنت ْم تَ ْعلَم ْون‬
Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hampara bagimu
dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari
langit. Lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-

6 Syahmini Zaini, Isi Pokok Ajaran Al-Qur’an, (Jakarta: Kalam Mulia, 1996), hlm. 224
buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu
mengadakan sekutu sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui”.
E. Studi Kasus
Dalam makalah ini, penulis akan memberikan kasus mengenai
akhlak terhadap lingkungan alam. Kasus ini saya ambil berdasarkan
peristiwa yang terjadi didaerah tempat saya tinggal tepatnya di
Karangmoncol, Purbalingga. Ada kasus penebangan pohon sembarangan
yang terjadi sekitar 1 bulan yang lalu. Suatu ketika ada seorang bapak (sebut
saja pak Sabar) yang sudah lama tidak menengok kebunnya sehingga di
berkeinginan menengok kondisi kebun. Pada pintu masuk kebun pak sabar
sejak dulu memang terdapat pohon duku, namun lambat laun pak Sabar
merasa terganggu dengan keberadaan pohon duku yang semakin tumbuh
besar, pak Sabar merasa pohon tersebut menghalangi pintu masuk ke
kebunnya sehingga tanpa pikir panjang pak Sabar langsung menebang
pohon tersebut.
Kasus diatas sebenarnya dapat diselesaikan sesuai materi yang telah
saya paparkan mengenai akhlak terhadap lingkungan alam lebih tepatnya
tentang salah satu kewajiban manusia sebagai khalifah di bumi yaitu
memanfaatkan alam beserta isinya karena Allah menciptakan alam untuk
manusia. Dalam masalah ini pak Sabar seharusnya harus bisa mensyukuri
keberadaan pohon tersebut dan tidak diperbolehkan menebang pohon
sembarangan, karena pepohonan yang rindang dapat digunakam untuk
berlindung dari panas, berfungsi untuk melestarikan lingkungan, dan
menjaga ekosistem satwa yang hidup di sekitarnya. Sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang melarang umatnya
menebang pohom sembaragan.
َّ ‫من قطع سدرة صوب‬
‫رواه ابو داود وقال هذ الحديث‬. ‫ّللا راسه فى النار‬
‫مختصر يعنى من قطع سدرة فى فلة يستضل بها ابن السبيل والبهاءم غشما‬
‫وضلما بغيرحق يكون له فيها صوب هللا راءسه فى النار‬

Artinya: “Barang siapa menebang pohon bidara maka akan


dituangkan di atas kepalanya air yang panas.” Hadis ini diriwayatkan oleh
Abu Dawud, ini hadis ringkas dari hadis lain yakni, “Barang siapa
menebang pohon bidara yang menaungi ibnu sabil, hewan ternak dengan
zalim dan cara tidak baik, maka Allah akan menuangkan air panas pada
kepalanya di neraka.”(HR. Abu Dawud)

Hadis tersebut menunjukkan larangan menebang sembarangan


pepohonan yang digunakan untuk bernaung dari panas. Apalagi bila buah
yang dihasilkan pohon tersebut bermanfaat bagi makhluk hidup di
sekitarnya. Sehingga orang yang menebang pohon dikatakan sebagai orang
yang zalim dalam hadis tersebut. Menebang pohon tidak selamanya buruk
jika dilakukan dengan benar, seperti jika dikelola dengan baik maka
menebang pohon dibolehkan seperti pada tanaman pertanian yang
dibudidayakan dengan baik, tidak hanya ditebang tapi ditanam kembali.
Sehingga tanaman tersebut akan terus bermanfaat bagi manusia dan
sekaligus membuat lingkungan jauh lebih lestari.

F. Kesimpulan

Berdasarkan materi yang telah penulis paparkan dapat disimpulkan


akhlak yang baik merupakan pondasi yang kokoh bagi terciptanya
hubungan yang baik antara manusia denhan sesama maupun dengan
lingkungan. Orang-orang yang mampu.mewujudkan hubungan baik
tersebut adalah orang-oang yang bersih ruhnya, konsisten menunaikan
segala perintah dan menjauhi segala larangan yang Allah SWT tetapkan.

Limgkungan alam merupakan sebuah wadah yang didalamnya


tertampung berbagai jenis makhluk dan benda mati yang beraneka ragam
seperti manusia, hewan, tumbuhan, udara, air, dan sebagainya. Akhlak
terhadap lingkungan alam adalah bahwa manusia tidak diperbolehkan
memanfaatkan sumber daya alam dengan jalan mengeskploitasi secara
besar-besaran yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan alam dan
kerusakan bumi. Pemanfaatan sumber daya alam harus selalu
memperhatikan dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan.
Adapun akhlak yang dapat kita lakukan terhadap lingkungan alam yaitu
Melarang penebangan pohon secara liar, melarang perburuan binatang
secara liar, melakukan reboisasi, mengendalikan erosi, membuat cagar alam
dan suaka marga satwa, melarang membuang sampah sembarangan, dan
lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Yatimin. 2007. Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta:
Amazah

Asmaran A.S. 2003. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Bafadhol, Ibrahim. 2017. Jurnal Edukasi Pendidikan Islam “Pendidikan Akhlak


Dalam Perspektif Al-Qur’an”. Vol. 06 No. 1, Juli

Handono. 2015. Meneladani Akhlak. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Mawardi, Mujahiddin. Dkk. 2011. AKHLAK LINGKUNGAN: Panduan


Berperilaku Ramah Lingkungan. Yogyakarta: Deputi Komunikasi
Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Lingkungan
Hidup Republik Indonesia

Zaini, Syahmini. 1996. Isi Pokok Ajaran Al-Qur’an. Jakarta: Kalam Mulia

Anda mungkin juga menyukai