Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Krisis energi minyak bumi telah mendorong berbagai pihak untuk
memanfaatkan berbagai sumber energi alternatif (Simamora, 2006). Salah satu
sumber energi alternatif yang populer dengan teknologi yang sederhana adalah
biogas. Biogas secara luas diproduksi dipermukaan bumi oleh bakteri pembusuk
dengan cara menguraikan bahan organik. Sumber biogas dapat ditemukan di
rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran
manusia dan hewan (Wikipedia, 2008).
Biogas sebagian besar mengandung gas metana (CH4) dan
karbondioksida (CO2), disamping itu biogas juga mempunyai kandungan lain
yang jumlahnya kecil diantaranya hidrogen (H2), hidrogen sulfida (H2S) dan
ammonia (NH3) (Sullavan, 2007).
Berbagai metode dan teknologi pengembangan produksi biogas telah
dilakukan salah satunya adalah digesti anaerob. Teknologi ini menghasilkan
energi dan sangat ekonomis dengan mengolah limbah. Singh, dkk (2005)
menyatakan digesti anaerob adalah proses yang sangat menguntungkan, tidak
mempersyaratkan oksigen (O2), temperatur tinggi, dan tekanan, namun dapat
menghasilkan metana, karbondioksida, nutrien, dan kompos sebagai produksinya.
Menurut Smith, dkk (2000) pengolahan secara anaerob memainkan peranan
penting dalam perombakan nutrisi dengan mengolah limbah organik, digesti
anaerob juga dapat mereduksi pathogen, memproduksi energi dan kompos.
Menurut Daugherty, dkk (2005) digesti anaerob sering dihubungkan
dengan produksi gas metana, yang tergantung pada banyaknya variabel termasuk
karakteristik limbah, kandungan air, temperatur, PH, ketersediaan nutrisi dan
mikroba, serta kehadiran inhibitor seperti ; oksigen, logam, dan sulfat. Sedangkan
menurut Cicerone, anaerob efektif untuk mengolah berbagai jenis limbah cair,
seperti limbah cair industri makanan/minuman, pertanian, pulp/kertas, kimia,
petrokimia, farmasi dll.

1
Implementasi penggunaan biogas sebagai salah satu solusi krisis energi
masih menyisakan masalah karena gas yang dihasilkan dari produksi biogas
dengan teknologi digesti anaerob kurang efisien, salah satunya adalah
perbandingan antara hasil dan bahan biogas masih kecil, sehingga perlu adanya
teknologi terobosan untuk meningkatkan efisiensi dan volume gas yang
dihasilkan. Salah satu upaya untuk mengetahui ketidak efisiensian pada setiap
tahapan proses untuk menghasilkan biogas dapat dilakukan dengan monitoring
pada setiap tahap produksi biogas yaitu saat bahan dimasukkan ke reaktor biogas
(biogas digester) sampai gas sudah tidak diproduksi lagi. Monitoring akan
dilakukan dengan memasang sensor, misalkan sensor metana, sensor
karbondioksida atau sensor lain yang sesuai dengan tujuan monitoring. Pada
kenyataannya sebagian besar kandungan biogas yang dimanfaatkan adalah gas
metana. Untuk itu pada proposal penelitian ini akan dilakukan karakterisasi
sensor yang dapat diaplikasikan untuk monitoring produksi gas metana.
Pada penelitian ini, dirancang dan dibuat suatu peralatan yang dapat
digunakan untuk mengukur konsentrasi gas metana (CH4) pada biogas digester.
Instrumen tersebut akan dikarakterisasi untuk mendapatkan karakteristik
pegukuran.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Merancang pendeteksi gas metana dan pengkondisi sinyalnya
2. Mengkarakterisasi sistem sensor gas metana pada produksi biogas

1.3 Perumusan Masalah


1.Bagaimana rancangan pendeteksi gas metana dan pengkondisi sinyalnya
sehingga sensor gas metana dapat digunakan dalam sistem pengukuran
2. Bagaimana karakteristik sistem sensor gas metana pada produksi biogas

1.4. Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sensor yang digunakan terbuat dari bahan metal oxida.

2
2. Konsentrasi gas yang terukur adalah konsentrasi gas metana.
3. Produksi biogas dengan teknologi digesti anaerob menggunakan reaktor jenis
Batch.
4. Biogas yang dihasilkan tersebar homogen pada penampung.

1.5 Manfaat Penelitian


Dari penelitian ini dapat diperoleh beberapa manfaat antara lain:
1. Dapat mengetahui karakteristik instrumen yang dapat digunakan untuk
mendeteksi gas metana.
2. Hasil monitoring dapat digunakan sebagai dasar analisis optimalisasi
proses produksi gas metana.

1.6 Sistematika Penulisan


Bab 1 : Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, perumusan masalah
batasan masalah dan manfaat tesis.
Bab 2 : Kajian Pustaka
Berisi mengenai kajian pustaka yang digunakan pada tesis yang
meliputi biogas, sensor gas metana, karakteristik sensor, dan
Mikrokontroler AVR ATMEGA 8.
Bab 3 : Perencanaan Sistem dan Pembuatan Perangkat Lunak
Berisi perencanaan pembuatan keseluruhan sistem, blok diagram
sistem, tahap pengambilan data dan tahap pengujian.
Bab 4 : Pengujian Sistem dan Analisa Hasil
Berupa pengujian dari perangkat keras dan perangkat lunak yang telah
dibuat serta menganalisa hasil dari pengujian tersebut.
Bab 5 : Kesimpulan
Berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

3
“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Anda mungkin juga menyukai