Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
PERCOBAAN III

ELASTISITAS

DISUSUN OLEH

NAMA : NI LUH AYU SRI WIDYASARI


NIM : E1R019113
KELAS : D/2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2020
PERCOBAAN III

ELASTISITAS

A. Tujuan Percobaan
Menentukan tetapan pegas dengan menggunakan persamaan hukum Hooke.

B. Landasan Teori
Elastisitas adalah bidang fisika yang mempelajari hubungan antara perubahan
bentuk benda dan gaya yang menyebabkan perubahan tersebut. Berbeda dengan benda
padat, jika diberikan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk tetapi tidak kembali
pada kondisi semula. Benda yang memiliki sifat benda elastisitas beban disebut
elastik. Benda ini jika diberikan gaya berupa tekanan ditekan, tarik ditarik, diplintir
tetap akan kembali pada kondisi benda semula. Benda elastis ini bila diilustrasikan
antara atom penyusunnya ada pegas yang menyambungkan antara atom satu dengan
atom yang lain. Sehingga, apabila ada gaya yang dikerjakan pada benda ini, maka
ikatan antara atom-atom penyusun benda elastis akan mengembalikan ke posisi
semula (Lambaga,2019:104).
Pegas termasuk benda elastis, bila diberi tegangan menjadi teregang. Di daerah
elastisitasnya, dipenuhilah hukum Hooke. Hukum ini menyatakan bahwa
“Pertambahan panjang sebuah benda adalah sebanding dengan besar gaya yang
bekerja pada pegas itu”. Jika pertambahan panjang (tegangan) pegas x dan gaya yang
bekerja pada pegas (gaya balik) F, pada tetapan pegas k, dipenuhi F= -kx. Nilai k
bergantung pada jenis bahan yang digunakan, diameter logam pembuat pegas,dan
diameter spiral dari pegas. Pegas yang meregang disebabkan oleh tarikan dikedua
ujungnya atau tarikan disalah satu ujung pegas, sedangkan ujung yang lain dilem.
Berhubung F selalu menuju ke titik setimbangnya, maka regangan pegas dapat
dimaknai pula berupa rapatan. Adanya rapatan ini menyebabkan panjang pegas lebih
pendek dari panjang pegas pada keaadaan setimbang (Jati,2013: 182).
Hampir semua bahan memperlihatkan sifat elastisitas. Ada bahan yang sangat
elastis seperti karet dan ada yang kurang elastis seperti keramik. Sifat elastis adalah
sifat bahan yang cenderung kembali ke bentuk semula ketika gaya yang bekerja pada
benda dihilangkan. Kawat besi yang ditarik gaya tertentu mengalami perubahan
panjang, dan jika gaya yang bekerja pada kawat tersebut dilepaskan, maka panjang
kawat besi kembali ke semula. Benda dapat dikatakan elastik sempurna artinya jika
gaya penyebab perubahan bentuk hilang maka benda akan kembali ke bentuk semula.
Banyak benda yang bersifat elastik sempurna yaitu mempunyai batas-batas deformasi
yang disebut limit elastik sehingga jika melebihi dari limit elastis maka benda tidak
akan kembali ke bentuk semula. Sifat yang lain adalah sifat plastis atau sifat tidak
elastis dan cenderung tidak ke bentuk semula ketika gaya yang diberikan padanya
dihilangkan (Salim,2018: 98-99).

C. Alat dan Bahan


Percobaan kali ini dibutuhkan seperangkat alat dan bahan sebagai berikut : 1 set
beban gantung, 2 unit pegas, 1 unit penggaris kayu, 1 unit penggaris plastic, 1 unit
spidol, dan 1 lembar kertas millimeter block.

D. Langkah Kerja
Pertama-tama, alat dan bahan disiapkan. Lalu, dirangkai alat untuk percobaan
kali ini. Beban mula-mula (m0) lalu digantungkan, hingga pegas meregang sampai
panjang tertentu kemudia dicatat sebagai (l0). Setelah itu, ditambahkan beban menjadi
(m) dan dicatat perubahan pegas sebagai (l). Kegiatan tersebut diulangi dengan setiap
kali beban diperbesar dan dicatat kedudukan pegas setelah diberi beban. Hasilnya
dicatat dalam tabel hasil pengamatan. Kemudian dibuatlah kurva yang menyatakan
hubungan antara ∆ m dengan ∆ l. Serta dibuatlah kurva yang menyatakan ∆ F dan ∆ l.
Langkah percobaan dari awal diulangi kembali untuk susunan pegas yang identik
(baik dari segi massa dan bentuk) secara seri dan paralel secara bergantian. Kemudian,
dicarilah nilai konstanta pegas untuk setiap unsure susunan pegas.

E. Hasil Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan
a. Pegas A
M0 = 0 kg
g = 10 m/s2
l0 = 0,48 m
Tabel hasil pengamatan menggunakan pegas A
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Menggunakan Pegas A

Beban (m) ∆ F=(m-m0)g ∆ l = (l –


No. m-m0 (kg) l (m)
kg (N) l0)m
1. 0,05 0,05 0,5 0,57 0,09
2. 0,1 0,1 1 0,64 0,16
3. 0,15 0,15 1,5 0,73 0,25
4. 0,2 0,2 2 0,81 0,33

b. Pegas B
M0 = 0 kg
g = 10 m/s2
l0 = 0,48 m
Tabel hasil pengamatan menggunakan pegas B
Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Menggunakan Pegas B

Beban (m) ∆ F=(m-m0)g ∆ l = (l –


No. m-m0 (kg) l (m)
kg (N) l0)m
1. 0,05 0,05 0,5 0,54 0,06
2. 0,1 0,1 1 0,60 0,12
3. 0,15 0,15 1,5 0,65 0,17
4. 0,2 0,2 2 0,70 0,22

2. Grafik hasil pengamatan


a. Percobaan pegas A Grafik hubungan antara ∆ F dengan ∆ m
1. Grafik hubungan antara ∆ F dengan ∆ m
Grafik 6.1 Hubungan Antara ∆ F dengan ∆ m untuk Pegas A

2. Grafik hubungan antara ∆ F dengan ∆ l


Grafik 6.1 Hubungan Antara ∆ F dengan ∆ l untuk Pegas A

b. Percobaan pegas B
1. Grafik hubungan antara ∆ F dengan ∆ m
Grafik 6.1 Hubungan Antara ∆ F dengan ∆ m untuk Pegas B

2. Grafik hubungan antara ∆ F dengan ∆ l


Grafik 6.1 Hubungan Antara ∆ F dengan ∆ l untuk Pegas B
F. Analisis Data
1. Pegas A
1. Menentukan konstanta pegas
1. Untuk beban 50 gram
Diketahui : m0 = 0 kg
m1 = 0,05 kg
l0 = 0,48 m
l1 = 0,57 m
g = 10 m/s2
Ditanya : F1 = …?
∆ l1 = …?
k1 = …?
penyelesaian : F1 = (m1 – m0) . g
F1 = (0,05 - 0) kg . 10 m/s2
F1 = 0,05 kg. 10 m/s2
F1 = 0,5 N
∆ l1 = l1 – l0
∆ l1 = (0,57 – 0,48) m
∆ l1 = 0,09 m
F1
k1 =
△ l1
0,5 N
k1 =
0,0 9 m
k1 = 5,55 N/m
Jadi, nikai konstanta pegas (k1) adalah 5,55 N/m.
2. Untuk beban 100 gram
Diketahui : m0 = 0 kg
m1 = 0,1 kg
l0 = 0,48 m
l2 = 0,64 m
g = 10 m/s2
Ditanya : F2 = …?
∆ l2 = …?
K2 = …?
penyelesaian : F2 = (m2 – m0) . g
F2 = (0,1 - 0) kg . 10 m/s2
F2 = 0,1 kg. 10 m/s2
F2 =1N
∆ l2 = l2 – l0
∆ l2 = (0,64 – 0,48) m
∆ l2 = 0,16 m
F2
k2 =
△ l2
1N
k2 =
0 ,16 m
k2 = 6,25 N/m
Jadi, nikai konstanta pegas (k2) adalah 6,25 N/m.
3. Untuk beban 150 gram
Diketahui : m0 = 0 kg
M3 = 0,15 kg
l0 = 0,48 m
l3 = 0,73 m
g = 10 m/s2
Ditanya : F3 = …?
∆ l3 = …?
K3 = …?
penyelesaian : F3 = (m3 – m0) . g
F3 = (0,15 - 0) kg . 10 m/s2
F3 = 0,15 kg. 10 m/s2
F3 = 1,5 N
∆ l3 = l3 – l0
∆ l3 = (0,73 – 0,48) m
∆ l3 = 0,25 m
F3
k3 =
△ l3
1,5 N
k3 =
0 ,25 m
k3 = 6 N/m
Jadi, nikai konstanta pegas (k3) adalah 6 N/m.
4. Untuk beban 200 gram
Diketahui : m0 = 0 kg
m4 = 0,2 kg
l0 = 0,48 m
l4 = 0,81 m
g = 10 m/s2
Ditanya : F4 = …?
∆ l4 = …?
k4 = …?
penyelesaian : F4 = (m4 – m0) . g
F4 = (0,2 - 0) kg . 10 m/s2
F4 = 0,2 kg. 10 m/s2
F4 =2N
∆ l4 = l4 – l0
∆ l4 = (0,81 – 0,48) m
∆ l4 = 0,33 m
F4
k4 =
△ l4
2N
k4 =
0 ,33 m
k4 = 6,06 N/m
Jadi, nikai konstanta pegas (k4) adalah 6,06 N/m.
2. Menghitung konstanta pegas rata-rata (ḱ)
Diketahui : k1 = 5,55 N/m
k2 = 6,25 N/m
k3 = 6 N/m
k4 = 6,06 N/m
Ditanya : ḱ = …?

Penyelesaian : ḱ =
∑k
n
( 5,55+ 6,25+6+6,06 ) N /m
ḱ =
4
23,86 N /m
ḱ =
4
ḱ = 5,96 N/m
Jadi, nilai konstanta pegas rata-rata (ḱ) adalah 5,96 N/m.
3. Menentukan standar deviasi (SD)

No
k (N/m) k - ḱ (N/m) (k - ḱ)2 N2/m2
.
1. 5,55 -0,41 0,168
2. 6,25 0,29 0,084
3. 6 0,04 0,0016
4. 6,06 0,1 0,01
∑(k - ḱ)2 = 0,263
Diketahui : ∑(k - ḱ)2 = 0,263 N2/m2
n =4
Ditanya : SD = …?
2
= ∑(k −ḱ )
Penyelesaian : SD

n−1
2 2
= 0,263 N /m
SD
√ 3
SD = √ 0. 087 N 2 /m2
SD = 0,29 N/m
Jadi, standar deviasinya adalah 0,29 N/m.
4. Menentukan rentang nilai pengukuran
Diketahui : ḱ = 5,96 N/m
SD = 0,29 N/m
Ditanya : NP = …?
Penyelesaian : NP = ḱ ± SD
NP = (5,96 ± 0,29) N/m
NP1 = ḱ + SD
NP1 = (5,96 + 0,29) N/m
NP1 = 6,25 N/m
NP2 = ḱ - SD
NP2 = (5,96 - 0,29) N/m
NP2 = 5,67 N/m
Jadi, rentang pengukuran nilai adalah 5,67 N/m sampai 6,25 N/m.
5. Menentukan nilai kesalahan relative
Diketahui : ḱ = 5,96 N/m
SD = 0,29 N/m
Ditanya : %KR = …?
SD
Penyelesaian : %KR =

0 ,29 N /m
%KR = × 100 %
5,96 N / m
%KR = 4,86 %
Jadi, nilai kesalahan relatifnya adalah 4,86 %.
6. Menentukan nilai keberhasilan
Diketahui : %KR = 4,86 %
Ditanya : %KP = …?
Penyelesaian : %KP = 100 % - %KR
%KP = 100 % - 4,86 %
%KP = 95,14 %
Jadi, nilai keberhasilannya adalah 95.14 %.

2. Pegas B
a. Menentukan konstanta pegas
1. Untuk beban 50 gram
Diketahui : m0 = 0 kg
m1 = 0,05 kg
l0 = 0,48 m
l1 = 0,54 m
g = 10 m/s2
Ditanya : F1 = …?
∆ l1 = …?
k1 = …?
penyelesaian : F1 = (m1 – m0) . g
F1 = (0,05 - 0) kg . 10 m/s2
F1 = 0,05 kg. 10 m/s2
F1 = 0,5 N
∆ l1 = l1 – l0
∆ l1 = (0,54 – 0,48) m
∆ l1 = 0,06 m
F1
k1 =
△ l1
0,5 N
k1 =
0,0 6 m
k1 = 8,33 N/m
Jadi, nikai konstanta pegas (k1) adalah 8,33 N/m.
2. Untuk beban 100 gram
Diketahui : m0 = 0 kg
m1 = 0,1 kg
l0 = 0,48 m
l2 = 0,60 m
g = 10 m/s2
Ditanya : F2 = …?
∆ l2 = …?
K2 = …?
penyelesaian : F2 = (m2 – m0) . g
F2 = (0,1 - 0) kg . 10 m/s2
F2 = 0,1 kg. 10 m/s2
F2 = 0,1 N
∆ l2 = l2 – l0
∆ l2 = (0,60 – 0,48) m
∆ l2 = 0,12 m
F2
k2 =
△ l2
1N
k2 =
0 ,12 m
k2 = 8,33 N/m
Jadi, nikai konstanta pegas (k2) adalah 8,33 N/m.
3. Untuk beban 150 gram
Diketahui : m0 = 0 kg
M3 = 0,15 kg
l0 = 0,48 m
l3 = 0,65 m
g = 10 m/s2
Ditanya : F3 = …?
∆ l3 = …?
K3 = …?
penyelesaian : F3 = (m3 – m0) . g
F3 = (0,15 - 0) kg . 10 m/s2
F3 = 0,15 kg. 10 m/s2
F3 = 1,5 N
∆ l3 = l3 – l0
∆ l3 = (0,65 – 0,48 ) m
∆ l3 = 0,17 m
F3
k3 =
△ l3
1,5 N
k3 =
0,17 m
k3 = 8,82 N/m
Jadi, nikai konstanta pegas (k3) adalah 8,82 N/m.
4. Untuk beban 200 gram
Diketahui : m0 = 0 kg
m4 = 0,2 kg
l0 = 0,48 m
l4 = 0,70 m
g = 10 m/s2
Ditanya : F4 = …?
∆ l4 = …?
k4 = …?
penyelesaian : F4 = (m4 – m0) . g
F4 = (0,2 - 0) kg . 10 m/s2
F4 = 0,2 kg. 10 m/s2
F4 =2N
∆ l4 = l4 – l0
∆ l4 = (0,70 – 0,48) m
∆ l4 = 0,22 m
F4
k4 =
△ l4
2N
k4 =
0 ,22 m
k4 = 9,09 N/m
Jadi, nikai konstanta pegas (k4) adalah 9,09 N/m.
b. Menghitung konstanta pegas rata-rata (ḱ)
Diketahui : k1 = 8,33 N/m
k2 = 8,33 N/m
k3 = 8,82 N/m
k4 = 9,09 N/m
Ditanya : ḱ = …?

Penyelesaian : ḱ =
∑k
n
( 8,33+8,33+8,82+9,09 ) N /m
ḱ =
4
34,57 N /m
ḱ =
4
ḱ = 8,64 N/m
Jadi, nilai konstanta pegas rata-rata (ḱ) adalah 8,64 N/m.
c. Menentukan standar deviasi (SD)

No
k (N/m) k - ḱ (N/m) (k - ḱ)2 N2/m2
.
1. 8,33 -0,31 0,096
2. 8,33 -0,31 0,096
3. 8,82 -0,18 0,032
4. 9,09 0,45 0.202
∑(k - ḱ)2 = 0,426
Diketahui : ∑(k - ḱ)2 = 0,426 N2/m2
n =4
Ditanya : SD = …?
2
= ∑(k −ḱ )
Penyelesaian : SD
√n−1
2 2
= 0,426 N /m
SD
√ 3
SD = √ 0,142 N 2 /m2
SD = 0,37 N/m
Jadi, standar deviasinya adalah 0,37 N/m.
d. Menentukan rentang nilai pengukuran
Diketahui : ḱ = 8,64 N/m
SD = 0,37 N/m
Ditanya : NP = …?
Penyelesaian : NP = ḱ ± SD
NP = (8,64 ± 0,37) N/m
NP1 = ḱ + SD
NP1 = (8,64 + 0,37) N/m
NP1 = 9,01 N/m
NP2 = ḱ - SD
NP2 = (8,64 – 0,37) N/m
NP2 = 8,27 N/m
Jadi, rentang pengukuran nilai adalah 8,27 N/m sampai 9,01 N/m.
e. Menentukan nilai kesalahan relative
Diketahui : ḱ = 8,64 N/m
SD = 0,37 N/m
Ditanya : %KR = …?
SD
Penyelesaian : %KR =

0,37 N /m
%KR = ×100 %
8,64 N /m
%KR = 4,2 %
Jadi, nilai kesalahan relatifnya adalah 4,2 %.
f. Menentukan nilai keberhasilan
Diketahui : %KR = 4,2 %
Ditanya : %KP = …?
Penyelesaian : %KP = 100 % - %KR
%KP = 100 % - 4,2 %
%KP = 95,8 %
Jadi, nilai keberhasilannya adalah 95,8 %.

G. Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul elastisitas, yang bertujuan menentukan tetapan
pegas dengan menggunakan persamaan hukum Hooke. Elastisitas adalah bidang fisika
yang mempelajari hubungan antara perubahan bentuk benda dan gaya yang
menyebabkan perubahan tersebut. Berbeda dengan benda padat, jika diberikan gaya
yang menyebabkan perubahan bentuk tetapi tidak kembali pada kondisi semula. Benda
yang memiliki sifat benda elastisitas beban disebut elastik. Benda ini jika diberikan
gaya berupa tekanan ditekan, tarik ditarik, diplintir tetap akan kembali pada kondisi
benda semula. Pegas termasuk benda elastis, bila diberi tegangan menjadi teregang. Di
daerah elastisitasnya, dipenuhilah hukum Hooke. Hukum ini menyatakan bahwa
“Pertambahan panjang sebuah benda adalah sebanding dengan besar gaya yang
bekerja pada pegas itu”. Jika pertambahan panjang (tegangan) pegas x dan gaya yang
bekerja pada pegas (gaya balik) F, pada tetapan pegas k, dipenuhi F= -kx. Nilai k
bergantung pada jenis bahan yang digunakan, diameter logam pembuat pegas,dan
diameter spiral dari pegas. Pegas yang meregang disebabkan oleh tarikan dikedua
ujungnya atau tarikan disalah satu ujung pegas, sedangkan ujung yang lain dilem. Sifat
elastis adalah sifat bahan yang cenderung kembali ke bentuk semula ketika gaya yang
bekerja pada benda dihilangkan. Kawat besi yang ditarik gaya tertentu mengalami
perubahan panjang, dan jika gaya yang bekerja pada kawat tersebut dilepaskan, maka
panjang kawat besi kembali ke semula. Benda dapat dikatakan elastik sempurna
artinya jika gaya penyebab perubahan bentuk hilang maka benda akan kembali ke
bentuk semula.
Praktikum tentang elastisitas ini. Praktikkan menggunakan dua pegas yakni
pegas A dan pegas B, dimana dilakukan percobaan pada masing-masing pegas
sebanyak empat kali percobaan yakni dengan diberikan beban berturut-turut sebesar
0,05 kg, 0,10 kg, 0,15 kg, 0,20 kg. Dengan diketahuinya beban mula-mula sebesar
0 kg, maka didapatkan nilai dari ∆m untuk masing-masing pegas berturut-turut sama
dengan nilai dari beban yang diberikan. Untuk pegas A gaya yang diperoleh untuk
masing-masing beban yang diberikan yakni berturut-turut 0,5 N, 1 N, 1,5 N, dan 2 N.
Panjang mula-mula pegas A yakni 0,48 m yang kemudian ketika ditambahkan beban
sebesar 0,05 kg, 0,10 kg, 0,15 kg, 0,20 kg maka didapatkan perubahan panjang (∆l)
berturut-turut 0,09 m, 0,16 m, 0,25 m, dan 0,33 m. Dari hasil pengukuran tersebut
didapatkan nilai konstanta untuk masing-masing beban berurutan sebesar 5,55 N/m,
6,25 N/m, 6 N/m, dan 6,06 N/m, sehingga didapatkan pula nilai konstanta pegas rata-
rata sebesar 5,96 N/m. Nilai standar deviasi pada pegas A yakni 0,29 N/m
dengan rentang nilai pengukuran antara 5,67 N/m sampai 6,25 N/m. Persentase
kesalahan relatif yang didapatkan yakni sebesar 4,86 % dengan persentase
keberhasilan sebesar 95,14 %. Berdasarkan grafik hubungan antara ∆m dengan ∆l
pada pegas A terlihat membentuk garis linier, begitupun pada grafik hubungan antara
∆F dengan ∆l. Artinya semakin besar nilai dari ∆m atau ∆F maka semakin besar pula
nilai dari ∆l. Hal ini berarti semakin berat beban maka semakin besar gaya yang
diberikan sehingga semakin panjang elastisitas pegas. Sedangkan untuk pegas B
diperoleh gaya yang sama seperti pada pegas I dikarenakan beban mula-mula dan
beban yang diberikan sama yakni sebesar 0,05 kg, 0,10 kg, 0,15 kg, 0,20 kg dengan
gaya berturut-turut 0,5 N, 1 N, 1,5 N, dan 2 N. Panjang mula-mula pegas B yakni 0,48
m yang kemudian ketika ditambahkan beban sebesar 0,05 kg, 0,10 kg, 0,15 kg, 0,20
kg sehingga didapatkan perubahan panjang (∆l) berturut-turut 0,06 m, 0,12 m, 0,17 m,
dan 0,22 m. Dari hasil pengukuran tersebut didapatkan nilai konstanta untuk masing-
masing beban berurutan sebesar 8,33 N/m, 8,33 N/m, 8,82 N/m, dan 9,09 N/m,
sehingga didapatkan pula nilai konstanta pegas rata-rata sebesar 8,64 N/m. Nilai
standar deviasi pada pegas B yakni 0,37 N/m dengan rentang nilai pengukuran antara
8,27 N/m sampai 9,01 N/m. Persentase kesalahan relatif yang didapatkan yakni
sebesar 4,2 % dengan persentase keberhasilan sebesar 95,8 %. Berdasarkan grafik
hubungan antara ∆m dengan ∆l dan grafik hubungan antara ∆F dengan ∆l, keduanya
membentuk grafik linier yang berarti semakin berat beban maka semakin besar gaya
yang diberikan sehingga semakin panjang elastisitas pegas.
Terdapat perbedaan nilai persentase keberhasilan untuk pegas A dan B,
dimana persentase pada pegas B lebih banyak dibandigkan pegas A. Hal ini
dikarenakan kekakuan dari pegas A tersebut kurang elastis dan pegas B menjadi lebih
elastis dibandingkan pegas A. Kesalahan juga disebabkan karena kurangnya ketelitian
saat mengukur panjang pegas saat diberikan beban. Dari hasil pengamatan untuk
kedua pegas dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa benda yang digantungkan
pada pegas, artinya semakin besar gaya beratnya, maka pegas bertambah panjangnya.
Hal ini juga terlihat pada grafik hubungan antara ∆m dengan ∆l dan grafik hubungan
antara ∆F dengan ∆l yang ditunjukkan dengan grafik linear yang dapat ditafsirkan
semakin besar nilai dari ∆m atau ∆F maka semakin besar pula nilai dari ∆l. Hal ini
sesuai dengan hukum Hooke yang menyatakan bahwa gaya pegas sebanding dengan
pertambahan panjang. Pada grafik terlihat adanya kemiringan garis. Kemiringan garis
pada grafik inilah merupakan nilai konstanta pada pegas yang menunjukkan seberapa
kaku pegas sehingga sulit atau mudah pada saat berelastis.

H. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, landasan teori, hasil pengamatan, analisis data, dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa elastisitas adalah bidang fisika yang
mempelajari hubungan antara perubahan bentuk benda dan gaya yang
menyebabkan perubahan tersebut.. Di daerah elastisitasnya, dipenuhilah hukum
Hooke. Hukum ini menyatakan bahwa “Pertambahan panjang sebuah benda
adalah sebanding dengan besar gaya yang bekerja pada pegas itu”. Praktikkan
menggunakan dua pegas yakni pegas A dan pegas B, dimana dilakukan percobaan
pada masing-masing pegas sebanyak empat kali percobaan yakni dengan
diberikan beban berturut-turut sebesar 0,05 kg, 0,10 kg, 0,15 kg, 0,20 kg. Dengan
diketahuinya beban mula-mula sebesar 0 kg, maka didapatkan nilai dari ∆m untuk
masing-masing pegas berturut-turut sama dengan nilai dari beban yang diberikan.
Terdapat perbedaan nilai persentase keberhasilan untuk pegas A dan B, dimana
persentase pada pegas B yaitu 95,8% dengan nilai KR sebesar 4,2% lebih banyak
dibandigkan pegas A yaitu 95,14% dengan nilai KR sebesar 4,86%. Hal ini
dikarenakan kekakuan dari pegas A tersebut kurang elastis dan pegas B menjadi
lebih elastis dibandingkan pegas A. Kesalahan juga disebabkan karena kurangnya
ketelitian saat mengukur panjang pegas saat diberikan beban. Dari hasil
pengamatan untuk kedua pegas dapat disimpulkan bahwa semakin besar massa
benda yang digantungkan pada pegas, artinya semakin besar gaya beratnya, maka
pegas bertambah panjangnya. Hal ini juga terlihat pada grafik hubungan antara
∆m dengan ∆l dan grafik hubungan antara ∆F dengan ∆l yang ditunjukkan dengan
grafik linear yang dapat ditafsirkan semakin besar nilai dari ∆m atau ∆F maka
semakin besar pula nilai dari ∆l. Hal ini sesuai dengan hukum Hooke yang
menyatakan bahwa gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang. Pada
grafik terlihat adanya kemiringan garis. Kemiringan garis pada grafik inilah
merupakan nilai konstanta pada pegas yang menunjukkan seberapa kaku pegas
sehingga sulit atau mudah pada saat berelastis.

1. Saran

Semoga praktikum online dapat berjalan dengan lancar dan kita semua
selalu diberikan kesehatan sehingga dapat mengikuti setiap kegiatan dengan baik.
Daftar Pustaka

Jati, Bambang Murdaka Eka. 2013.Pengantar Fisika 1. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Lambaga, Ilham. 2019. Tinjauan Umum Konsep Fisika Dasar. Yogyakarta: CV Budi
Utama.

Salim, A.2018. Fisika Dasar I. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai