Email : *victor.21118016@mahasiswa.unikom.ac.id
1. Pendahuluan
Wabah pandemi covid-19 yang melanda dunia pada akhir tahun 2019 hingga saat ini
yakni tahun 2021 telah memberikan dampak secara masif dan signifikan terhadap
perekonomian dunia termasuk di Indonesia, dan juga mempengaruhi seluruh sektor
terutama sektor ekonomi, kesehatan dan sektor umkm atau usaha mikro, kecil,
menengah, karena permintaan dan penawaran akan barang dan jasa di sektor umkm
menjadi terganggu akibat pembatasan yang dilakukan untuk menekan penyebaran virus
corona. Hal ini mengakibatkan penurunan omset yang sangat drastis selama pandemi di
kalangan umkm di indonesia. Omset yang menurun mengakibatkan umkm tidak mampu
lagi untuk membayar segala biaya-biaya operasional dan biaya gaji karyawan, sehingga
ada banyak kasus pengurangan karyawan.
Umkm merupakan sektor yang berperan penting bagi pemulihan ekonomi indonesia
akibat pandemi. Sektor umkm dinilai menjadi kunci utama dalam menopang
perekonomian nasional. Menurut menteri koperasi dan ukm teten masduki, umkm telah
menyerap setidaknya 97% terhadap total tenaga kerja dan 60 persen pdb nasional, oleh
karena itu pemerintah berusaha untuk mempercepat pemulihan dampak pandemi covid-
19 ini, terutama pada sektor UMKM melalui insentif perpajakan sebagai bentuk
dukungan bagi UMKM agar pulih di masa pandemi.
Insentif pajak merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah berupa
pengurangan beban pajak yang ditanggung oleh wajib pajak atau pajak ditanggung
pemerintah (DTP). Insentif pajak jenis ini memberikan fasilitas kepada wajib pajak
yang tidak perlu lagi membayar atau melakukan penyetoran pajak dalam jangka waktu
yang telah ditentukan menurut kebijakan pemerintah. Insentif perpajakan ini diberikan
dengan mempertimbangkan keterbatasan fiskal pemerintah dengan tujuan untuk
mendukung program kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional.
Pemerintah memberikan insentif perpajakan ini secara selektif, khususnya untuk sektor
yang tertahan dan lebih didukung laju pemulihannya seperti jasa kesehatan, jasa
pendidikan, jasa angkutan, kontruksi , dan akomodasi.
Berdasarkan latar belakang ini dapat disimpulkan bahwa di satu sisi negara
membutuhkan dana untuk membiayai keperluan negara tetapi di sisi lain karena dampak
pandemi mengakibatkan seluruh sektor mengalami penurunan. Sebab itu pemerintah
memberikan insentif pajak dengan tujuan untuk mendorong seluruh sektor yang
mengalami penurunan akibat pandemi bisa kembali meningkat. pemerintah melalui
direktorat jenderal pajak memberikan berbagai macam insentif, dimulai dari PMK-
23/PMK.03/2020 sampai dengan PMK-82/PMK.03/2021 untuk memperpanjang jangka
waktu insentif sampai dengan bulan desember 2021.
Ada beberapa jenis insentif yang diatur di dalam PMK-82/PMK.03/2021, sebagai
berikut :
1. insentif tentang PPh Pasal 21 yang ditanggung pemerintah (DTP),
2. PPh Final yang berdasarkan PP 23 Tahun 2018 yaitu PPh UMKM yang
ditanggung pemerintah (DTP),
3. PPh Final Jasa Kontruksi tertentu yang ditanggung pemerintah (DTP),
4. Pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 Impor,
5. Pengurangan besarnya angguran PPh Pasal 25 sebesar 50%,
6. Dan pengembalian pendahuluan PPN lebih bayar paling banyak 5 miliyar
rupiah.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode deskriptif, yaitu
melalui studi literatur, teori atau kepustakaan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian
studi literatur. Studi literatur berisikan ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis
tentang beberapa sumber pustaka (artikel, buku, slide, informasi dari internet, data
gambar dan grafik dan lain lain) tentang topik yang dibahas. Studi literatur ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui kebijakan insentif perpajakan bagi umkm di masa
pandemi covid-19.
Dengan adanya insentif pajak, tentu akan sangat bermanfaat bagi para pelaku
UMKM, terutama bagi usaha yang terdampak pandemi. Insentif pajak yang diberikan
pemerintah memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM, karena Wajib Pajak
UMKM tidak perlu melakukan penyetoran pajak terutang, tetapi hanya perlu melakukan
laporan realisasi di setiap bulannya. Hal ini akan meningkatkan kesadaran Wajib Pajak
dalam melakukan pelunasan atas kewajiban perpajakannya.
Selain itu, dengan adanya insentif pajak ini akan menyelamatkan para pelaku
UMKM dari kebangkrutan akibat pandemi, sehingga kegiatan ekonomi di kalangan
umkm tetap dapat berjalan sebagai mana mestinya tanpa terbebani dengan pajak.
Insentif pajak dapat mengurangi biaya pengeluaran suatu usaha. Insentif pajak dapat
meningkatkan belanja masyarakat, karena harga suatu produk di pasaran relatif akan
lebih kecil karena adanya insentif pajak.
Insentif pajak juga akan meningkatkan investasi di kalangan investor asing maupun
dalam negeri untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Baik investor asing
maupun investor dalam negeri tentu akan lebih tertarik untuk mengembangkan
usahanya di Indonesia karena adanya insentif pajak.
4. Kesimpulan
Pemberian insentif pajak oleh pemerintah, terutama kepada para pelaku UMKM
berpengaruh positif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi indonesia di masa
pandemi. Karena, UMKM merupakan salah satu sektor yang menjadi kunci utama
dalam upaya pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi. Dengan adanya insentif
pajak, akan meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam melakukan pelunasan atas
kewajiban perpajakannya dan meningkatkan tingkat investasi. Selain itu, insentif pajak
juga akan meningkatkan belanja masyarakat. Hal ini tentu akan mempercepat
pemulihan ekonomi indonesia di masa pandemi.
Daftar Pustaka
[1] Direktorat Jenderal Pajak, Insentif Perpajakan, 2021. Materi Webinar Pajak