Anda di halaman 1dari 125

Laporan Akhir

Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

BAB 4
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA JAMBI

4.1 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah


4.1.1 Visi dan Misi
Rencana Jangka Menengah Daerah Kota Jambi tahun 2013-2018 merupakan
penjabaran dari visi, misi dan program Walikota yang penyusunannya berpedoman
pada RPJPD dan memperhatikan RPJM-D Provinsi Jambi, memuat arah kebijakan
keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program
SKPD, lintas SKPD dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Salah satu yang
menjadi isu pokok di Kota Jambi adalah permasalahan pembangunan, dimana
masalah infrastruktur menjadi sesuaitu hal yang penting dalam menopang kehidupan
masyarakat di Kota Jambi. Berdasarkan RPJMD Kota Jambi tahun 2013-218 salah
satu permasalah yang mendasar di bidang infrastruktur kota yang berkaitan dengan
persampahan adalah “Belum optimalnya sarana dan prasarana pengelolaan
persampahan” dan “Masih terdapat kawasan-kawasan kumuh dan sintasi buruk”.
DON’T NOT COPY
Oleh karena itu dalam rangkan mengurangi permasalah tersebut di atas, dalam
RPJMD Kota Jambi tahun 2013-2018 pemerintah Kota Jambi mengusung Visi dan
Misi sebagai berikut.
Visi :
Terwujudnya Kota Jambi Sebagai Pusat Perdagangan Dan Jasa Berbasis
Masyarakat Yang Berakhlak Dan Berbudaya.

Sedangkan Misi yang diudung dalam rangka mewujudukan visi tersebut di


atas ditetapkan 5 (lima) Misi pembangunan Kota Jambi periode 2013-2018 sebagai
berikut :
1. Membangun Infrastruktur Perkotaan yang Merata dan Berwawasan Lingkungan.

Halaman IV-1
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

2. Meningkatkan Perekonomian Kota Berbasis Potensi Lokal menuju Kemandirian


Daerah.
3. Mewujudkan Masyarakat Kota yang Berkualitas, Berakhlak, Berbudaya dan
Berdaya Saing.
4. Mewujudkan Pemerintahan yang Profesional dan Bersih (Clean Governance)
5. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial, Keamanan dan Kenyamanan Masyarakat,
Dalam Bingkai Kearipan Lokal.

Berdasarkan rumusan Visi dan Misi yang diselaraskan dengan arahan teknis
operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Jambi
Tahun 2005-2025, maka tujuan dan sasaran pembangunan Kota Jambi lima tahun
kedepan (2013-2018) yang erat kaitannya dengan pengelolaan persampahan adalah
Misi pertama “Membangun Infrastruktur Perkotaan yang Merata dan Berwawasan
Lingkungan” dengan Tujuan dan sasaran adalah “Mewujudkan Lingkungan Hidup
Perkotaan yang Sehat, Hijau, Nyaman dan Berkelanjutan” (Tujuan 3). Adapun yang
menjadi sasaran dari tujuan tersebut adalah :
1. Terwujudnya pemanfaatan dan pengendalian tata ruang, Penataan kawasan
sepadan sungai dan danau serta perluasan RTH
2. Terwujudnya kualitas pengelolaan Lingkungan Hidup dan Persampahan
yang baik dan berkelanjutan

DON’T NOT COPY


Memperhatikan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang
dimiliki oleh Kota Jambi, maka visi misi sanitasi Kota Jambi Tahun adalah Sebagai
Berikut :

“Menciptakan Sistem Pelayanan Sanitasi Yang Berdaya Guna Dan


Optimal”

Berdasarkan pada visi misi pemerintah Kota Jambi dalam pelayanan


pengelolaan sampah, maka pengembangan Master Plan Persampahan diarahkan
untuk secara bertahap berupaya secara progresif mendorong hal-hal sebagai berikut:

Halaman IV-2
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

1. Memaksimalkan Pengurangan Sampah : mengubah sistem pengelolaan


sampah yang boros material, termasuk sistem ekonomi yang melandasinya
(throwaway economy), menuju penggunaan material yang efisien pada seluruh
daur materi
2. Memaksimalkan Pengolahan Sampah : mengubah sistem pengelolaan sampah
yang saat ini mengutamakan operasional pengangkutan (kumpul-angkut-
buang), menjadi yang mengutamakan pengolahan sampah
3. Menerapkan konsep Desentralisasi Pengelolaan Sampah : mengubah sistem
pengelolaan sampah yang saat ini tersentralisasi di satu tempat yang mengelola
sampah dalam jumlah besar (TPA), ke sistem pengelolaan sampah yang
tersebar dan sedekat mungkin dengan sumber sampah
4. Berorientasi jangka panjang pada upaya penghilangan kandungan racun dan
bahan tambang pada seluruh material yang digunakan : pengurangan
kandungan berbagai jenis bahan beracun dan bahan tambang pada berbagai
barang yang digunakan, atau minimal yang dapat sepenuhnya didaur ulang

4.1.2 Kebijakan
Berdasarkan pada isu strategis yang meliputi aspek teknis, kelembagaan,
pengaturan, pembiayaan dan peran serta masyarakat diketahui bahwa tingkat
pelayanan persampahan Kota Jambi hingga disusunnya dokumen Masterplan

DON’T NOT COPY


Persampahan Kota Jambi adalah mencapai 76%. Peningkatan persampahan beum
optimal lebih disebabkan karena pola pelayanan saat ini yang berorientasi kumpul-
angkut-buang. Oleh karenanya, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
persampahan di Kota Jambi maka kebijakan yang dikembangkan adalah:
1) Meningkatkan kualitas akses pelayanan persampahan dari 78% menjadi 100%
pada tahun 2019.
2) Membangun sistem pengelolaan terdesentralisasi, dalam mengurangi beban
operasional pengangkutan ke TPA, dan mencapai target pengurangan 50%
pada tahun 2019.
3) Meningkatan pembiayaan pengelolaan sampah dengan penguatan komitmen
dalam alokasi pendanaan dan optimalisasi penyerapan retribusi sampah
berdasarkan beban operasional ke TPA.
Halaman IV-3
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

4) Menguatkan peraturan dan optimalisasi kelembagaan baik institusi maupun


kelembagaan pelaku pengolahan sampah di masyarakat.

Keempat kebijakan diatas sejalan dengan indicator capaian akses sanitasi


Indonesia pada tahun 2019 (universal acsess) yang mengamanatkan program 100-0-
100, yaitu 100% akses aman air minum, bebas kumuh, dan 100% akses sanitasi yang
layak pada akhir tahun 2019. Kemudian kebijakan tersebut juga sejalan dengan Misi
Kota Jambi yang dituangkan dalam RPJMD 2013-208, dan RPJPD 2005-202025
dimana Kota Jambi memiliki Misi “Membangun Infrastruktur Perkotaan yang
Merata dan Berwawasan Lingkungan”.

4.2 Tujuan dan Target Penanganan


4.2.1 Tujuan
Dengan mengacu terhadap kebijakan yang menjadi landasan dasar dalam
operasional sistem pengelolaan sampah Kota Jambi maka tujuan yang akan dicapai
yaitu:
a) Jangka Pendek (Tahun 2017 – 2019)
Upaya peningkatan kinerja operasional sistem pengelolaan sampah dan
peningkatan tingkat pelayanan sampah 100% dan pengurangan sampah 50% di
seluruh wilayah administrasi Kota Jambi sesuai dengan target Universal Access

DON’T NOT COPY


Tahun 2019 dengan pemrosesan akhir sampah Kota Jambi masih memanfaatkan
TPA Talang Gulo.
b) Jangka Menengah (Tahun 2020 – 2025)
Upaya penguatan kinerja operasional pelayanan sampah dan peningkatan kinerja
pengelolaan sampah di Kota Jambi berbasis institusi dan masyarakat dalam
rangka melakukan pengurangan sampah hingga 60% di sumber sampah pada
akhir tahun jangka menengah.
c) Jangka Panjang (Tahun 2026 – 2036)
Upaya pengurangan beban pencemaran terhadap dampak dari adanya sampah
terhadap ekosistem lingkungan sekitar melalui pengelolaan sampah yang
berwawasan lingkungan dan berbasis masyarakat. Hal ini dilakukan dengan
melakukan penguatan pemrosesan akhir sampah di TPA Talang Gulo.
Halaman IV-4
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

4.2.2 Target Penanganan


Secara umum target penangan sampah di Kota Jambi dalam jangka waktu 20
tahun yang akan datang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Lingkup wilayah pelayanan dalam pengelolaan sampah adalah seluruh
wilayah administrasi Kota Jambi
Pengumpulan sampah diserahkan kepada pengelolaan kawasan (Kelurahan)
untuk proses pengangkutan
Pengembangan Desentraliasi pengolahan dan pemrosesan sampah dengan
membangun TPS 3R, rumah kompos, dan pusat-pusat daur ulang pada semua
zona khusunya untuk wilayah pada zona 3 dan zona 2
Jenis sampah yang ditangai adalah sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan permukiman, pasar, daerah
komersil, sapuan jalan dan taman, perkantoran, rumah sakit dan fasilitas
umum yang ada di Kota Jambi.
Pengelolaan sampah B3 rumah tangga seperti aerosol bekas, kemasan
insektisida, batu baterai bekas, neon bekas dan lain sebagaianya secara
bertahap harus menjadi tanggung jawab pemerintah dan produsen penghasil
produk, dan dipastikan dalam jangka panjang dapat ditangani. Dalam hal
sampah tersebut terkandung di dalam sampah rumah tangga dan sejenisnya,

DON’T NOT COPY


maka dalam penanganannya institusi pengelola harus berkoordinasi dengan
bagian Lingkungan Hidup.

A. Target Penanganan Jangka Pendek (2017-2019)


Target penanganan jangka pendek di Kota Jambi direncanakan pada tahun
2017-2019, dimana pada target penanganan jangka pendek ini direncanakan
dikembangkan dengan skenario Optimis.
1. Target Pengolahan Skenario Optimis :
Dikembangkan berdasarkan dengan target universal access pada
tahun 2019  Target pelayanan 100%
Menghidupkan dan mengoperasikan kembali pengolahan-pengolahan
dengan prinsip 3R yang ada di Kota Jambi.
Halaman IV-5
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 4. 1 Target Pengolahan Jangka pendek


Jangka Pendek
Kriteria Satuan Tahun
2017 2018 2019
Jumlah Penduduk Kota Jambi Jiwa 603,649 615,307 626,965
Timbulan Sampah Kota Jambi ton/hari 345.3 352.0 358.6
Target Pelayanan Kota Jambi % 80% 90% 100%
Beban Operasional ton/hari 276.2 316.8 358.6
Target Pengurangan Kota Jambi % 6% 8% 10%
Beban Pengurangan ton/hari 16.6 25.3 35.9
Beban Sampah Terolah di TPS 3R ton/hari 14.2 21.6 30.6
Residu dari TPS 3R ton/hari 2.4 3.7 5.2
Target Pengangkutan Kota Jambi 94% 92% 90%
Beban Pengangkutan ke TPA Talang Gulo ton/hari 259.7 291.4 322.8
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan, 2016

B. Target Penanganan Jangka Menengah (2020-2027)


Target penanganan jangka menengah di Kota Jambi direncanakan pada tahun
2020-2026, dimana pada target penanganan jangka menengah ini direncanakan
dikembangkan dengan skenario Optimis
Dikembangkan berdasarkan dengan target universal access dengan
tingkat pelayanan optimal  Target pelayanan 100%
Membangun dan mengoptimalkan kembali pengolahan-pengolahan
dengan prinsip 3R yang ada di Kota Jambi

DON’T NOT COPY


Tabel 4. 2 Target Pengolahan Jangka Menengah

Jangka Menengah
Kriteria Tahun
2020 2025 2026 2027
Jumlah Penduduk Kota Jambi 638,623 696,914 708,572 720,230
Timbulan Sampah Kota Jambi 365.3 398.6 405.3 412.0
Target Pelayanan Kota Jambi 100% 100% 100% 100%
Beban Operasional 365.3 398.6 405.3 412.0
Target Pengurangan Kota Jambi 12% 28% 30% 32%
Beban Pengurangan 43.8 111.6 121.6 131.8
Beban Sampah Terolah di TPS 3R 37.4 95.3 103.8 112.6
Residu dari TPS 3R 6.4 16.3 17.8 19.2
Target Pengangkutan Kota Jambi 88% 72% 70% 68%
Beban Pengangkutan ke TPA Talang Gulo 321.5 287.0 283.7 280.1
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan, 2016

Halaman IV-6
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

C. Target Penanganan Jangka Panjang (2028- 2037)


Target penanganan jangka panjang di Kota Jambi direncanakan pada tahun
2028-2037, dimana pada target penanganan jangka panjang ini direncanakan
dikembangkan dengan skenario Optimis.
Dikembangkan berdasarkan dengan target universal access dengan
tingkat pelayanan optimal  Target pelayanan 100%
Mengoptimalkan pengolahan-pengolahan dengan prinsip 3R yang ada
di Kota Jambi dan penguatan pelaksanaan pemilahan

Tabel 4. 3 Target Pengolahan Jangka Panjang

Jangka Panjang
Kriteria Tahun
2028 2030 2035 2036 2037
Jumlah Penduduk Kota Jambi 731,888 755,204 813,495 825,153 836,811
Timbulan Sampah Kota Jambi 418.6 432.0 465.3 472.0 478.7
Target Pelayanan Kota Jambi 100% 100% 100% 100% 100%
Beban Operasional 418.6 432.0 465.3 472.0 478.7
Target Pengurangan Kota Jambi 36% 40% 49% 50% 50%
Beban Pengurangan 150.7 172.8 228.0 236.0 239.3
Beban Sampah Terolah di TPS 3R 128.7 147.6 194.7 201.5 204.4
Residu dari TPS 3R 22.0 25.2 33.3 34.5 34.9
Target Pengangkutan Kota Jambi 64% 60% 51% 50% 50%
Beban Pengangkutan ke TPA Talang Gulo 267.9 259.2 237.3 236.0 239.3
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan, 2016
DON’T NOT COPY
4.3 Pengembangan Daerah Pelayanan
Wilayah-wilayah yang telah terlayani oleh pengangkutan sampah saat ini di
Kota Jambi merupakan wilayah yang menjadi prioritas utama dalam pelayanan
pengangkutan sampah. Hal ini, mengingat dari tahun ke tahun kondisi timbulan
sampah kelurahan akan semakin besar. Kondisi eksisting pelayanan persampahan di
Kota Jambi saat ini terjadi menjadi 3 (tiga) zona pelayanan. Dimana setiap zona
dibedakan berdasarkan tingkat kedalaman pelayanan yang dilakukan.
 Zona 1 : merupakan zona yang dilayani rutin setiap hari oleh DKPP disebut
Level 3,
 Zona 2 : merupakan zona penyisiran di jalan utama/ protocol yang dilakukan
secara berkala oleh DKPP disebut level 2
Halaman IV-7
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

 Zona 3 : merupakan zona penyisiran di jalan utama/protocol yang dilakukan


tidak setiap hari (tidak rutin) yang dilakukan oleh DKPP disebut level 1.
Untuk rencana pengembangan daerah pelayanan persampahan di Kota Jambi konsep
yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut :
Untuk kelurahan yang berada pada zona 3 (level 1) dan 2 (level 2) merupakan
wilayah yang akan menjadi prioritas penangan pengolahan sampah DKPP
Kota Jambi
Pendekatan pengolahan sampah untuk level 1 dan level 2 adalah dengan
pendekatan prinsip 3R (on-site treatment)
Residu yang dihasilkan dari kegiatan dengan prinsip 3R pada level 1 dan
level 2 akan diangkut oleh petugas DKPP menuju ke TPA Talang Gulo.
Untuk kelurahan yang berada pada zona 1 (level 3) dimana merupakan
wilayah yang intensif dilayanai oleh DKPP, tingkat pelayanan akan
ditingktkan menjadi 100%.
Pelayanan yang akan dikembangkan adalah pelayanan intensif pengangkutan
sampah ke TPA dan mengembangkan program 3R dengan mengaktifkan
TPS 3R yang sudah ada (berhenti operasi) dan membangun kawasan 3R
baru.

4.4 Penetapan Zona Prioritas


DON’T NOT COPY
Penetapan zona prioritas dilakukan melalui skoring terhadap beberapa
indikator yang digunakan untuk mengetahui skala prioritas penanganan pengelolaan
sampah. Setiap indikator disajikan dalam bentuk peta yang menunjukkan tingkatan
tertentu dalam beberapa kategori. Beberapa peta yang disajikan kemudian akan
dioverlay untuk mengetahui tingkatan prioritas yang paling mendesak untuk
dilakukan pengelolaan sampah dan pembangunan sarana/prasarana persampahan
pada jangka periode tertentu. Terdapat 4 (empat) indikator penentuan zona prioritas
pengelolaan sampah di Kota Jambi, hal ini dengan pertimbangan teknis operasional
pelayanan sampah serta ketersediaan data sehingga didapat indikator-indikator
prioritas tersebut antara lain:
1) Tingkat kepadatan penduduk

Halaman IV-8
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

2) Indeks Resiko Sanitasi (IRS)


3) Pengembangan wilayah perkotaan (RTRW)
4) Wilayah pelayanan eksisting
Masing-masing indikator memiliki kategori tersendiri yang menunjukkan
tingkatan dari masing-masing indikator tersebut untuk setiap desa/kelurahan di
wilayah perencanaan. Skor untuk setiap tingkatan disesuaikan dengan data yang
tersedia untuk setiap indikator. Sedangkan dalam menentukan zona prioritas adalah
dengan menjumlahkan skor dari setiap indikator pada masing-masing kelurahan di
lokasi pekerjaan. Hasil akhir dari penjumlahan skor di tiap kelurahan tersebut
kemudian akan kembali diklasifikasikan untuk menentukan skala prioritas
penanganan sampah sehingga akan diperoleh lokasi (desa/kelurahan) yang menjadi
lokasi pembangunan sarana/prasarana pengelolaan sampah pada suatu kecamatan.
Pembagian zona prioritas pengembangan pengelolaan sampah Kota Jambi
mengadopsi pada batas administrasi tingkat desa/kelurahan untuk mengetahui
desa/kelurahan mana yang menjadi wilayah prioritas penanganan sampah di setiap
zona pelayanan sampah di Kota Jambi. Selanjutnya akan dilakukan lagi pembobotan
untuk menentukan zona prioritas dari kecamatan prioritas yang telah di tentukan
sebelumnya, kemudian dilakukan overlay dengan peta-peta dari setiap indikator yang
ada. Semakin besar total skor dari penjumlahan nilai indikator, maka semakin
prioritas penanganan pengelolaan sampahnya. Dari penentuan prioritas tersebut

DON’T NOT COPY


kemudian dibagi menjadi 2 (dua) kelas zona prioritas yaitu Zona Prioritas I (Sangat
Penting) dan Zona Prioritas II (Penting). Adapun rentang nilai dari setiap kelas
penentuan prioritas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

4.4.1 Kepadatan Penduduk


Kepadatan penduduk yang dinilai adalah kepadatan penduduk di Tahun
2015 di tingkat kelurahan. Tingkat kepadatan penduduk di tiap kelurahan ini
diketahui dari jumlah penduduk di suatu kelurahan yang dibagi dengan luas wilayah
kelurahan tersebut. Data jumlah penduduk dan luas wilayah kelurahan mengacu data
Kecamatan Dalam Angka yang diterbitkan BPS Tahun 2016. Hasil skoring untuk
indikator kepadatan penduduk pada kelurahan di Kota Jambi disajikan pada

Halaman IV-9
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Lampiran, sedangkan rentang untuk setiap klasifikasi tingkat kepadatan penduduk


dibagi menjadi 5 (lima) kelas seperti yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4. 4 Indikator Tingkat Kepadatan Penduduk


Rentang Kepadatan
No Kategori Prioritas
(Jiwa/Ha)
1 Sangat Rendah < 1000 5
2 Rendah > 1000 - 2000 4
3 Sedang > 2000 - 3000 3
4 Padat > 3000 - 4000 2
5 Sangat Padat > 40000 1
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016

DON’T NOT COPY

Halaman IV-10
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Insertkan petanya

Gambar 4. 1 Peta Kepadatan Penduduk

DON’T NOT COPY

Halaman IV-11
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

4.4.2 Indeks Resiko Sanitasi (IRS)


Penetapan area beresiko sanitasi ini sangat penting bagi Kota Jambi untuk
menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi dan prioritas wiayah
pengembangan sanitasi dan prioritas pengembangan per subsektornya. Prioritas ini
akan menentukan arah pengembangan sanitasi kota di masa mendatang. Proses
penetapan area beresiko merupakan proses klasifikasi dan pemetaan wilayah Kota
berdasarkan tingkat/derajat resiko sanitasi yang dimiliki kawasan tersebut. Resiko
dimaksud mencakup resiko : penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan
dan/atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sanitasi dan perilaku
hidup bersih dan sehat.
Kualitas hasil penetapan area beresiko sangat ditentukan oleh kelengkapan,
keakuratan data, pemahaman individu pokja terhadap kondisi yang ada. Untuk
penentuan area beresiko dilakukan dengan pembobotan dari masing-masing : Hasil
akumulasi penilaian masing-masing SKPD, Data sekunder yang ada, serta Hasil
analisa studi EHRA sebagai sumber data primer. Beberapa indikator yang digunakan
Pokja Sanitasi Kota Jambi untuk menentukan skoring yang bersumber dari data
sekunder adalah: tingkat kepadatan penduduk, persentase angka kemiskinan,
ketersediaan air bersih, kondisi persampahan, serta aspek penyehatan lingkungan.
Hasil skoring penentuan area beresiko sanitasi untuk setiap kelurahan
mengacu pada Buku Putih Sanitasi Kota Jambi tahun 2013 disajikan pada Lampiran.

DON’T NOT COPY


Area beresiko sanitasi dibagi menjadi 4 (empat) tingkat/katagori yang dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4. 5 Indikator Resiko Sanitasi

Indikator Kategori Prioritas


Area beresiko sanitasi rendah 4
Area beresiko Area beresiko sanitasi sedang 3
sanitasi Area beresiko sanitasi tinggi 2
Area beresiko sanitasi sangat tinggi 1
Sumber: Hasil analisis konsultan, 2016

Halaman IV-12
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Insertkan petanya

Gambar 4. 2 Peta Indeks Resiko Sanitasi (IRS) Kota Jambi

DON’T NOT COPY

Halaman IV-13
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

4.4.3 Klasifikasi Wilayah Perkotaan


Klasifikasi ini merupakan pembagian wilayah di Kota Jambi yang
merupakan kawasan yang menjadi prioritas pelayanan persampahan menurut fungsi
kota. Fungsi Kota menurut RTRW terdiri dari Pusat Pelayanan Kota (PPK), sub
Pusat Pelayanan Kota (SPPK), dan Pusat Lingkungan (PL). Pusat pelayanan kota
memiliki wilayah pelayanan satu kota ataupun wilayah regional yang lebih luas.
Kegiatan dengan skala pelayanan di Kota Jambi tersebar pada pusat yang berbeda
yaitu Kawasan Pasar Jambi, Kawasan Telanai, dan Kota Baru.
Sub pusat pelayanan kota memiliki skala pelayanan terhadap sub-wilayah
kota yang bertujuan untuk mendukung fungsi Kota Jambi sebagai pusat regional
yang diharapkan mampu mereduksi beban yang ditanggung kawasan pusat kota.
Secara fungsional kawasan ini mampu memberikan pelayanan terhadap bagian
wilayah kota yang didukung oleh aksesibilitas yang memadai baik terhadap Kawasan
Pusat Pelayanan Kota maupun pusat-pusat lingkungan yang dilayani.
Pusat Pelayanan Kota merupakan Pusat Lingkungan merupakan pusat
pelayanan untuk melayani kegiatan dengan skala wilayah lingkungan kota, dimana
pusat lingkungan ini untuk mendukung keberadaan sub pusat pelayanan kota melalui
redksi terhadap beban dari sub pusat pelayanan kota. Adapun wilayah yang
diperuntukkan sebagai pusat lingkungan adalah Kelurahan yang termasuk kedalam
BWK II, III, IV, V, dan VI.Berdasarkan kepada ketentuan dan ketetapan terhadap
DON’T NOT COPY
fungsi kota menurut RTRW, maka klasifikasi ditentukan berdasarkan Pusat
pelayanan kota dan bukan pusat pelayanan kota.

Tabel 4. 6 Indikator Klasifikasi Wilayah Perkotaan


Indikator Kategori Prioritas
PPK 1
Klasifikasi Wilayah Perkotaan
Non-PPK 2
Sumber: Hasil analisis konsultan, 2016

Halaman IV-14
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Gambar 4. 3 Peta Klasifikasi Wilayah Perkotaan

DON’T NOT COPY

Halaman IV-15
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

4.4.4 Daerah Pelayanan Eksisting


Wilayah-wilayah yang telah terlayani oleh pengangkutan sampah saat ini di
Kota Jambi merupakan wilayah yang menjadi prioritas utama dalam pelayanan
pengangkutan sampah. Hal ini, mengingat dari tahun ke tahun kondisi timbulan
sampah kelurahan akan semakin besar. Kondisi eksisting pelayanan persampahan di
Kota Jambi saat ini terjadi menjadi 3 (tiga) zona pelayanan. Dimana setiap zona
dibedakan berdasarkan tingkat kedalaman pelayanan yang dilakukan.
 Zona 1 : merupakan zona yang dilayani rutin setiap hari oleh DKPP disebut
Level 3,
 Zona 2 : merupakan zona penyisiran di jalan utama/ protocol yang dilakukan
secara berkala oleh DKPP disebut level 2
 Zona 3 : merupakan zona penyisiran di jalan utama/protocol yang dilakukan
tidak setiap hari (tidak rutin) yang dilakukan oleh DKPP disebut level 1.
Adapun Kelurahan yang masuk kedalam kategori level 1 sampai 3
diperlihatkan pada table di bawah ini.
Tabel 4. 7 Daerah Pelayanan Eksisting

Kelurahan
Zona 1 (level 3) Zona 2 (level 2) Zona 3 (level 1)
Tanjung johor Handil Jaya Beringin
Tanjung Pinang Eka Jaya OKH
Tanjung Sari Lingkar selatan Pasar Jambi
Sijenjang
teluk kenali
DON’T NOT COPY
Beliung
Arab Melayu
Sungai Asam
Cempaka Putih
Penyengat rendah Jelmu Jelutung
Pasir panjang Mudung Laut Kebon Handil
tanjung pasir Tahtul Yaman Lebak Jambi
tanjung raden Tengah Payo Lebar
Kasang Jaya Talang Jauh
Telanai Pura Talang Bakung
olak kemang Payo Selincah
Paal Merah
Sungai Putri
Murni
Legok
Selamat
Solok Sipin
Kenali Besar
Halaman IV-16
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Kelurahan
Zona 1 (level 3) Zona 2 (level 2) Zona 3 (level 1)
Rawa Sari
Mayang Mangurai
Bagan Pete
Rajawali
Talang Banjar
Budiman
Sulanjana
Kasang
Thehok
Pasir Putih
Pakuan Baru
Tambak Sari
Wijaya Pura
Paal lima
Sukakarya
Kenali asam Atas
Kenali Asam
Bawah
Simpang III sipin
Simpang IV sipin
Buluran Kenali
pematang sulur
ulu gedong

Pelayanan pengelolaan sampah baik secara insitusi maupun masyarakat


DON’T NOT COPY
harus dipenuhi oleh semua masyarakat perkotaan. Hasil skoring untuk indikator
wilayah pelayanan eksisting di Kota Jambi disajikan pada Lampiran. Adapun kriteria
dan nilai dari indikator wilayah pelayanan pengangkutan sampah eksisting dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. 8 Indikator Wilayah Pelayanan Eksisting


Indikator Kategori Prioritas
Wilayah Telah terlayani 2
Pelayanan
Belum terlayani 1
Eksisting
Sumber: Hasil analisis konsultan, 2016

Halaman IV-17
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Insertkan Gambar 4. 4 peta setiap zona/level 1-3

DON’T NOT COPY

Halaman IV-18
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

4.4.5 Hasil Penetapan Zona Prioritas


Berdasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan di atas, maka wilayah
pelayanan pengelolaan sampah di Kota Jambi dikembangkan berdasarkan kepada
faktor-faktor berikut :
1. Arah pengembangan kota yang merupakan perwujudan dari visi dan misi
Kota Jambi dalam Jangka Pendek sampai dengan jangka panjang;
2. Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk pada setiap
kawasan berdasarkan luas terbangun;
3. Indek Resiko Sanitasi (IRS);
4. Kondisi fisik wilayah (arahan RTRW)

Maka dengan menganalisa kriteria pembangian zona pelayanan pengelolaan


sampah diatas, rencana wilayah pelayanan pengelolaan sampah di Kota Jambi
akan dikembangkan menjadi 2 (Dua) zona yaitu:
1. Zona 1
Zona 1 adalah zona pelayanan eksisting yaitu kawasan pusat kegiatan perkotaan
yang membutuhkan pelayanan tinggi; sehingga dalam hal ini kriteria pengelolaan
sampah yang dilakukan dalam zona 1 adalah sebagai berikut :
Zona Prioritas Pelayanan I :
1. Level Pelayanan Eksisting Level-I
2. Pusat Pelayanan Perkotaan
DON’T NOT COPY
3. Kepadatan > 6000 jiwa/km2
4. Resiko Sanitasi Tinggi
5. Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah).

Dengan mengacu terhadap kriteria diatas, Zona ini mencakup di 9


kecamatan di Kota Jambi yaitu Kecamatan Pasar, Kecamatan Jelutung, Kecamatan
Paal Merah, Kecamatan Danau Sipin, Kecamatan Alam Barajo, Kecamatan Jambi
Timur, Kecamatan Jambi Selatan, Kecamatan Kota baru dan Kecamatan Telanai
Pura. Cakupan wilayah pelayanan pengelolaan sampah di Zona 1 disajikan dalam
tabel sebagai berikut.

Halaman IV-19
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 4. 9 Wilayah Pelayanan Zona 1

No. Kecamatan Kelurahan


1 Kec.Pasar Beringin
OKH
Pasar Jambi
Sungai Asam
2 Kec. Jelutung Cempaka Putih
Handil Jaya
Jelutung
Kebon Handil
Lebak Jambi
Payo Lebar
Talang Jauh
3 Kec. Paal Merah Talang Bakung
Payo Selincah
Eka Jaya
Lingkar selatan
Paal Merah
4 Kec. Danau Sipin Sungai Putri
Murni
Legok
Selamat
Solok Sipin
5 Kec. Alam Barajo Kenali Besar
Rawa Sari
Mayang Mangurai

DON’T NOT COPY


Bagan Pete
Beliung
6 Kec. Jambi Timur Tanjung Pinang
Tanjung Sari
Rajawali
Talang Banjar
Sijenjang
Budiman
Kasang Jaya
Sulanjana
Kasang
7 Kec. Jambi Selatan Thehok
Pasir Putih
Pakuan Baru
Tambak Sari
Wijaya Pura
Halaman IV-20
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

No. Kecamatan Kelurahan


8 Kec. Kota Baru Paal lima
Sukakarya
Kenali asam Atas
Kenali Asam Bawah
Simpang III sipin
9 Kec. Telanai Pura Telanai Pura
Simpang IV sipin
teluk kenali
Buluran Kenali
Penyengat rendah
pematang sulur
Sumber : Hasil Analisa Konsultan

Konsep dasar pelayanan pengelolaan sampah pada zona pertama ini adalah
sebagai berikut:
(a) Merupakan area yang harus terlayani penuh 100% (full coverage) dalam
jangka pendek ke menengah;
(b) Pelayanan pengelolaan sampah pada zona ini harus dilakukan dengan
pengelolaan berbasis instiusi, dalam hal ini adalah DKPP Kota Jambi; dan
dengan intensitas pelayanan yang tinggi, untuk menjamin kebersihan
terwujud dalam 24 jam;
(c) Pelayanan tinggi dilaksanakan dengan pola kemitraan bersama Kewilayahan,
bahwa operasi pengumpulan sampah di lingkungan permukiman menjadi
tanggung jawab
DON’T
Kecamatan,
NOT COPY
DKPP memberikan pelayanan berupa
pengumpulan sampah di TPS- TPS yang telah ditentukan dan pengumpulan
sampah di daerah komersil.

2. Zona 2
Zona 2 adalah kawasan kelurahan dengan kebutuhan sedang. Zona ini
sebagai zona pengembangan wilayah pelayanan dari zona 1 sehingga dalam hal ini
kriteria pengelolaan sampah yang dilakukan dalam zona 2 adalah sebagai berikut :
(a) Merupakan area yang harus terlayani hingga 100% dalam jangka menengah-
panjang;

Halaman IV-21
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

(b) Pola operasional difokuskan pada penanganan sampah di sumber; dan


mendorong terjadinya perputaran tertutup material, yaitu sampah yang
timbulkan harus dimanfaatkan untuk kegiatan lain di kawasan tersebut,
misalnya pertanian dan peternakan yang memang banyak terdapat di Zona 2
ini.
(c) Dengan mengacu terhadap kriteria diatas, Zona ini mencakup di 2 kecamatan
di Kota Jambi yaitu Kecamatan Pelayangan dan Danau teluk sebagai
pengembangan wilayah pelayanan. Cakupan wilayah pelayanan pengelolaan
sampah di Zona 2 disajikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4. 10 Wilayah Pelayanan Zona 2

No. Kecamatan Kelurahan


1 Kec. Pelayangan Arab Melayu
Jelmu
Mudung Laut
Tahtul Yaman
Tanjung johor
Tengah
2 Kec. danau teluk olak kemang
Pasir panjang
tanjung pasir
tanjung raden
Ulu gedong
DON’T NOT COPY
Sumber : Hasil Analisa Konsultan

Maka rencana wilayah pelayanan pengelolaan sampah di Kota Jambi


akan dikembangkan berdasarkan Zona 1 dan Zona 2 yang dilihat pada gambar
sebagai berikut.

Halaman IV-22
Laporan Konsep Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Gambar 4. 5 Peta Rencana Pengembangan Zona Pelayanan Persampahan

DON’T NOT COPY

Halaman IV-23
Laporan Konsep Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

4.5 Perhitungan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah


4.5.1 Perhitungan Proyeksi Timbulan Sampah
Saat ini timbulan sampah Kota Jambi diperkirakan mencapai 2,6 l/o/hari
sehingga beban operasional pelayanan pengelolaan sampah mencapai 339 ton/hari di
tahun 2017 dan menjadi 379 ton/hari dalam 5 tahun mendatang dan dalam 20 tahun
mendatang yaitu pada tahun 2037, menjadi 479 ton/hari. Tabel berikut
memperlihatkan beban operasional pengelolaan sampah Kota Jambi, mulai tahun
2016 hingga 20 tahun mendatang, yaitu hingga tahun 2037.
Tabel 4. 11 Beban Operasional Kota Jambi

Tahun 2016 2017 2022 2027 2032 2037


Jumlah Penduduk
591991 603649 661939 720230 778520 836811
(Jiwa)
Timbulan Sampah
561799 572863 628181 683498 738816 794134
(m3/tahun)
Timbulan Sampah
1539 1569 1721 1873 2024 2176
(m3/hari)
Timbulan Sampah
123596 126030 138200 150370 162539 174709
(ton/tahun)
Timbulan Sampah
339 345 379 412 445 479
(ton/hari)
Sumber : Hasil Perhitungan konsultan, 2016

DON’T NOT COPY


4.5.2 Perhitungan Teknis Operasional
4.5.2.1 Pemilahan/ Pewadahan
Pewadahan adalah aktifitas penanganan sampah di sumber. Wadah sampah
adalah tempat untuk menyimpan sampah di sumber, sebelum sampah itu dikelola.
Konsep pewadahan yang akan diterapkan di Kota Jambi disesuaiakan dengan UU
No 18 Tahun 2008 dan peraturan turunannya yaitu PP No 81 Tahun 2012 dan
Permen PU 03 Tahun 2013, bahwa pewadahan sudah harus terpilah.

Kriteria teknis pewadahan yang akan diterapkan di Kota Jambi yaitu:


1. Pemilahan wadah menjadi 2 jenis (jangka pendek) yaitu sampah yang mudah
membusuk dan sampah yang sulit membusuk;

Halaman IV-24
Laporan Konsep Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

2. Pemilahan wadah menjadi 3 jenis (jangka menengah-panjang) yaitu sampah


yang mudah membusuk, sampah yang sulit membusuk dan sampah B3 rumah
tangga;
3. Kapasitas wadah sampah minimal 20-30 liter per jenis sampah;
4. Label sampah yaitu Sampah Mudah Membusuk, Sampah Sulit Membusuk
dan Sampah B3 Rumah Tangga;
5. Warna wadah sampah terdiri dari yaitu :
(a) Wadah sampah mudah membusuk berwarna hijau;
(b) Wadah sampah sulit membusuk berwarna kuning;
(c) Wadah sampah B3 rumah tangga berwarna merah.
(d) Bentuk wadah berupa kotak, silinder, kontainer, dan bin (tong tertutup);
6. Bahan wadah sampah terbuat dari logam, plastik, fiberglass, kayu, bambu
atau rotan;
7. Sifat wadah sampah yaitu ringan, mudah dipindahkan dan dikosongkan,
bentuk dan warna estetis, mudah dibersihkan, kedap air dan udara serta
memiliki tutup supaya higienis;
8. Pengadaan wadah sampah dilakukan oleh penimbul sampah secara mandiri;

DON’T NOT COPY


Tabel 4. 12 Pewadahan Berdasarkan Sumber Sampah di Kota Jambi

Halaman IV-25
Laporan Konsep Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

4.5.2.2 Pengumpulan
Pengumpulan sampah merupakan kegiatan operasional pelayanan yang
berhubungan langsung dengan hasil tingkat kebersihan di sumber atau tempat asal
sampah yaitu berupa lingkungan bersih dan sehat yang dapat dinikmati oleh
masyarakat. Kelancaran dan keberhasilan sistem pengumpulan sampah merupakan
syarat pertama tercapainya sanitasi lingkungan dari gangguan sampah. Dengan
demikian lingkungan menjadi bersih tidak terdapat sampah yang tercecer, dibuang
ke saluran, ke sungai ke tempat-tempat ilegal lainnya.Target dari sistem
pengumpulan adalah tercapainya tingkat sanitasi lingkungan dari gangguan sampah
melalui operasi pengumpulan yang menjamin rutinitas dan stabilitas pelayanan.
Sistem pengumpulan yang dibangun disesuaikan dengan kondisi fisik geografi,
ekonomi, fasilitas jalan dan kondisi lainnya supaya dapat berlangsung secara efektif
dan efisien. Adapun prasarana pengumpulan secara umum saat ini permasalahannya
terletak pada kuantitas armada pengumpul. Saat ini nilai kecukupan sarana
pengumpul baru mencapai 8%. Untuk kebutuhan jumlah prasarana dan sarana
pengumpulan sampah di Kota Jambi sampai tahun 2037 maka dihitung berdasarkan
jumlah kebutuhan penambahan prasarana dan sarana pengumpul dan jumlah
eksisting prasarana dan sarana pengumpul yang dimiliki oleh DKPP Kota Jambi. Hal
DON’T NOT COPY
ini dapat dilihat dalam tabel berikut.

Halaman IV-26
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 4. 13 Kebutuhan Penambahan Sarana Pengumpulan (Motor sampah)

MOTOR SAMPAH (UNIT)


Kecamatan Kelurahan
2017 2021 2027 2032 2037
Zona 1
Beringin 2 2 2 2 3
OKH 1 1 1 1 1
Pasar Pasar Jambi 0 0 0 0 0
Sungai Asam 3 4 4 4 5
Jumlah 7 8 8 8 9
Cempaka Putih 4 5 5 5 5
Handil Jaya 5 6 6 6 7
Jelutung 8 10 10 10 11
Kebon Handil 5 6 6 6 7
Jelutung
Lebak Bandung 6 7 7 7 8
Payo Lebar 5 6 6 6 7
Talang Jauh 2 2 2 2 2
Jumlah 35 42 40 43 47
Talang Bakung 12 15 14 15 16
Payo Selincah 7 8 8 8 9
Eka Jaya 8 10 10 10 11
Pall Merah
Lingkar selatan 9 10 10 11 12
DON’T
Paal Merah NOT
6 COPY
8 7 8 9
Jumlah 42 51 48 52 57
Sungai Putri 4 5 5 5 6
Murni 3 3 3 3 4
Legok 6 8 7 8 9
Danau Sipin
Selamat 4 5 5 5 6
Solok Sipin 5 7 6 7 7
Jumlah 23 28 26 28 31
Kenali Besar 16 19 18 20 21
Rawa Sari 8 10 10 10 11
Mayang Mangurai 9 11 10 11 12
Alam Barajo
Bagan Pete 5 6 5 6 6
Beliung 4 5 5 5 5
Jumlah 42 51 48 52 57
Tanjung Pinang 6 7 7 8 8
Jambi Timur
Tanjung Sari 4 5 4 5 5

Halaman IV-27
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

MOTOR SAMPAH (UNIT)


Kecamatan Kelurahan
2017 2021 2027 2032 2037
Rajawali 4 5 4 5 5
Talang Banjar 7 9 8 9 10
Sijenjang 2 2 2 2 3
Budiman 3 3 3 3 3
Kasang Jaya 3 4 4 4 4
Sulanjana 2 2 2 3 3
Kasang 3 3 3 4 4
Jumlah 33 41 38 41 45
Thehok 9 11 11 12 13
Pasir Putih 7 8 8 8 9
Pakuan Baru 4 5 5 5 6
Jambi Selatan
Tambak Sari 6 7 7 7 8
Wijaya Pura 4 5 4 5 5
Jumlah 30 36 35 37 41
Paal lima 7 9 8 9 10
Sukakarya 5 6 5 6 6
Kenali asam Atas 4 4 4 4 5
Kota Baru
Kenali Asam Bawah 9 11 10 11 12
Simpang III sipin 11 14 13 14 16

DON’T
Jumlah
Telanai Pura
NOT
36
3
COPY
43
3
41
3
44
3
48
4
Simpang IV sipin 7 9 8 9 10
Teluk Kenali 1 1 1 1 1
Telanai Pura Buluran Kenali 4 5 4 5 5
Penyengat rendah 5 6 5 6 6
Pematang Sulur 4 5 5 6 6
Jumlah 23 28 27 29 31
Danau Teluk Ulu Gedong 1 1 1 2 2
Total 271 329 312 336 368
Zona 2
Arab Melayu 1 2 1 1 1
Jelmu 0 0 0 0 0
Pelayangan Mudung Laut 1 1 0 0 1
Tahtul Yaman 2 2 1 1 1
Tanjung johor 1 1 0 1 1

Halaman IV-28
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

MOTOR SAMPAH (UNIT)


Kecamatan Kelurahan
2017 2021 2027 2032 2037
Tengah 0 0 0 0 0
Jumlah 6 6 2 3 4
Olak kemang 2 2 1 1 1
Pasir panjang 1 1 0 0 0
Danau Teluk Tanjung Pasir 1 1 0 0 1
Tanjung Raden 1 1 1 1 1
Jumlah 5 5 2 3 3
Total 10 11 4 6 7
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan

Tabel 4. 14 Kebutuhan Penambahan Sarana Pengumpulan TPS


Beban Keb
Pengadaan Revitalisasi Jumlah
Pelayanan TPS
TPS TPS Kebutuhan
Sampah (M3/Hari) (unit)
2,447 235 235 235
2,781 267 32 32
3,187 306 39 39
3,247 312 6 6
3,307 318 6 6
3,366 324 6 6
3,426 DON’T NOT COPY
329 6 6
3,486 335 6 6
3,546 341 6 6
3,593 345 5 121 126
3,653 351 6 32 38
3,712 357 6 39 45
3,772 363 6 6 11
3,831 368 6 6 11
3,886 374 5 6 11
3,964 381 8 6 13
4,024 387 6 6 11
4,084 393 6 6 11
4,144 398 6 5 10
4,203 404 6 6 11
4,251 409 5 6 10
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan

Halaman IV-29
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

4.5.2.3 Pengangkutan
Dalam perencanaan pengembangan sistem pengangkutan di Kota Jambi maka
dikembangkan untuk melayani seluruh wilayah pelayanan institusi pengelolaan
sampah Kota Jambi. Oleh karena itu rute transportasi sampah yang direncanakan
dibagi menjadi 2 (dua) tahap yaitu:
1. Rencana jangka pendek-menengah (2017-2019), Rute pengangkutan sampah
di area zona 1 dan 2 dengan kategori sumber sampah non permukiman
dimana armada angkut yang digunakan adalah dump truck dan armroll truck;
2. Rencana jangka panjang dibutuhkan pengembangan rute pengangkutan residu
dari setiap TPS 3R kawasan.Pengembangan rencana jenis sarana
pengangkutan sampah di Kota Jambi dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4. 15 Kebutuhan Penambahan Sarana Pengangkutan pada Residu TPS


3R

Amroll TPS 3R (Unit)


Nama Kecamatan
2017 2021 2027 2032 2037
Zona 1 Kec. Pasar 1 1 1 1 1
Jelutung 4 5 4 5 5
Pall Merah
Danau Sipin
DON’T NOT
5
2
COPY
6
3
5
3
6
3
6
3
Alam Barajo 5 6 5 6 6
Jambi Timur 4 4 4 5 5
Jambi Selatan 3 4 4 4 4
Kota Baru 4 5 4 5 5
Telanai Pura 3 3 3 3 3
Danau Teluk (Ulu Gedong) 0 0 0 0 0
Jumlah 29 36 34 37 40
Zona 2 Pelayangan 1 0 0 0 0
Danau Teluk 0 0 0 0 0
Jumlah 1 1 0 1 1
Total 30 37 34 37 41
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan

Halaman IV-30
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 4. 16 Kebutuhan Penambahan Sarana Pengangkutan pada Kawasan


Komersil

ARM ROLL KOMERSIAL


Nama Kecamatan
2017 2021 2027 2032 2037
Zona 1 Kec. Pasar 0 0 0 0 0
Jelutung 1 1 1 1 1
Pall Merah 1 1 1 1 0
Danau Sipin 0 0 1 1 1
Alam Barajo 1 1 1 1 1
Jambi Timur 1 1 1 1 1
Jambi Selatan 1 1 1 1 1
Kota Baru 1 1 1 1 1
Telanai Pura 0 0 1 1 1
Danau Teluk (Ulu Gedong) 0 0 0 0 0
Jumlah 5 5 8 8 7
Zona 2 Pelayangan 0 0 0 0 0
danau teluk 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0 0
Total 5 5 8 8 8
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan

DON’T NOT COPY


Tabel 4. 17 Kebutuhan Penambahan Sarana Pengangkutan pada Sarana Pasar
dan Rumah sakit

ARM ROLL TRUK PASAR DAN RS


Nama Kecamatan
2017 2021 2027 2032 2037
Pasar 0 0 0 0 0
Jelutung 0 1 1 1 1
Pall Merah 0 1 1 1 1
Danau Sipin 0 1 1 1 1
Alam Barajo 0 1 1 1 1
Zona 1 Jambi Timur 0 1 1 1 1
Jambi Selatan 0 1 1 1 1
Kota Baru 0 1 1 1 1
Telanai Pura 0 1 1 1 1
Danau Teluk (Ulu Gedong) 0 0 0 0 0
Jumlah 1 6 7 8 8
Halaman IV-31
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

ARM ROLL TRUK PASAR DAN RS


Nama Kecamatan
2017 2021 2027 2032 2037
Pelayangan 0 0 0 0 0
Zona 2 Danau Teluk 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0 0
Total 1 7 7 8 9
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan

4.5.2.4 Pengolahan
Dalam rencana pengembangan sarana dan prasarana unit pengolah sampah di Kota
Jambi dilakukan secara bertahap pada pengelolaan sampah wilayah pelayanan.
Dalam hal ini rencana pengembangan jumlah unit pengolahan sampah yang akan
dilakukan di Kota Jambi mengacu terhadap kebutuhan penambahan jumlah sarana
TPS 3R.

Tabel 4. 18 Kebutuhan Penambahan Sarana Pengolahan


TPS 3R
Nama Kecamatan
2017 2021 2027 2032 2037
Pasar 0 0 0 0 0
Jelutung
Pall Merah
DON’T NOT
0
0
0
0
COPY
1
1
1
1
1
1
Danau Sipin 0 0 0 0 0
Alam Barajo 0 0 1 1 1
Zona 1 Jambi Timur 0 0 0 1 1
Jambi Selatan 0 0 0 0 0
Kota Baru 0 0 1 1 1
Telanai Pura 0 0 0 0 0
Danau Teluk (Ulu Gedong) 0 0 0 0 0
Jumlah 0 1 4 4 4
Pelayangan 0 0 1 1 1
Zona 2 Danau Teluk 0 0 1 1 1
Jumlah 0 1 2 2 2
Total 0 2 6 7 7
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan

Halaman IV-32
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Maka berdasarkan Kebutuhan sarana dan prasarana Pengelolaan sampah Kota Jambi
dari tahun 2017 hingga 2037 dapat diihat pada table berikut ini :

Tabel 4. 19 Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pengelolaan sampah di Kota


Jambi

Tahun
No Kebutuhan Sapras Satuan
2017 2021 2027 2032 2037
1 Motor Sampah
Kebutuhan tahunan unit 281 343 349 349 375
Pengadaan tahunan unit 281 0 0 0 6
Peremajaan Mosam unit 0 281 17 7 281
Jumlah Pengadaan unit 281 281 17 7 287
2 TPS 3R Kecamatan
Kebutuhan tahunan unit 0 2 6 7 7
Pengadaan tahunan unit 0 1 1 1 0
Amroll TPS 3R
Kebutuhan tahunan unit 30 37 38 38 41
Pengadaan tahunan unit 30 0 0 0 1
Peremajaan Amroll unit 0 0 0 4 12
Jumlah Pengadaan unit 30 0 0 4 13
3 Amroll TPS Komersil
Kebutuhan tahunan unit 5 7 8 8 9
Pengadaan tahunan unit 5 0 0 0 0
Peremajaan Amroll DON’T NOT COPY
unit 0 0 0 2 2
Jumlah Pengadaan unit 5 0 0 2 2
4 Amroll TPS Pasar & RS
Kebutuhan tahunan unit 1 7 7 8 9
Pengadaan tahunan unit 1 0 0 0 1
Peremajaan Amroll unit 0 0 0 0 0
Jumlah Pengadaan unit 1 0 0 0 1
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan

4.5.2.5 Pemrosesan Akhir


Operasi pemrosesan akhir adalah proses mengembalikan sampah ke media
lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.Saat ini, operasi pemrosesan
akhir sampah di Kota Jambi dilakukan di TPA Talang gulo, TPA ini menjadi satu-
satunya TPA milik Pemerintah yang digunakan di Kota Jambi. Konsep pemrosesan
akhir sampah di Kota Jambi, dikembangkan sejalan dengan sistem yang
Halaman IV-33
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

dikembangkan di hulu. Pada dasarnya TPA untuk Kota Jambi dalam jangka panjang
harus hanya menerima sampah residu dan sampah tidak terolah di sumber. Namun
demikian, dalam masa transisi, yaitu hingga tahun 2019 TPA Kota Jambi masih
akan menerima sampah tercampur yang harus diproses secara penimbunan.

Tabel 4. 20 Kebutuhan Lahan TPA

Target
Target Kebutuhan
Reduksi
Timbulan Sampah Pelayanan Beban Pelayanan Lahan
No Tahun TPS 3 R
(%) (ha/5 thn))
(%)
m3/hari ton/hari m3/hari ton/hari
1 2017 1,569 345.29 80% 1,255.59 276.23 6.0%
2 2018 1,600 351.96 90% 1,439.82 316.76 8.0%
3 2019 1,630 358.62 100% 1,630.11 358.62 10.0% 14.77
4 2020 1,660 365.29 100% 1,660.42 365.29 12.0%
5 2021 1,691 371.96 100% 1,690.73 371.96 15.0%
6 2022 1,721 378.63 100% 1,721.04 378.63 18.0%
7 2023 1,751 385.30 100% 1,751.35 385.30 22.0%
8 2024 1,782 391.97 100% 1,781.66 391.97 25.0% 13.98
9 2025 1,812 398.63 100% 1,811.98 398.63 28.0%
10
11
2026
2027
1,842
1,873
405.30
411.97
DON’T NOT COPY
100%
100%
1,842.29
1,872.60
405.30
411.97
30.0%
32.0%
12 2028 1,903 418.64 100% 1,902.91 418.64 36.0%
13 2029 1,933 425.31 100% 1,933.22 425.31 38.0% 12.00
14 2030 1,964 431.98 100% 1,963.53 431.98 40.0%
15 2031 1,994 438.65 100% 1,993.84 438.65 43.0%
16 2032 2,024 445.31 100% 2,024.15 445.31 45.0%
17 2033 2,054 451.98 100% 2,054.46 451.98 46.0%
18 2034 2,085 458.65 100% 2,084.78 458.65 48.0% 10.41
19 2035 2,115 465.32 100% 2,115.09 465.32 49.0%
20 2036 2,145 471.99 100% 2,145.40 471.99 50.0%
21 2037 2,176 478.66 100% 2,175.71 478.66 50.0%
Kebutuhan Luas Lahan Total (Ha) 51.16
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan

Halaman IV-34
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

4.6 Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah


4.6.1 Strategi Pengembangan Sarana dan Prasarana
Sebagai Ibu Kota Propinsi, Kota Jambi memiliki peran dan fungsi
pengembangan wilayah yang sangat strategis. Kota Jambi merupakan pusat
pemerintahan serta pusat perdagangan dan jasa mempunyai mobilitas penduduk yang
tinggi, terutama dari daerah tetangga (mobilitas sirkuler). Kondisi ini secara langsung
maupun tidak langsung dapat mempengaruhi terhadap meningkatnya kualitas dan
kuantitas sampah. Melalui strategi pengembangan prasarana dan sarana persampahan
tersebut diharapkan Kota Jambi dapat terbebas dari problem pengelolaan sampah
sehingga kelestarian lingkungan dan nilai estetika kota tetap terpelihara dari
penceramaran lingkungan akibat sampah, sehingga strategi dalam pengembangan
prasarana dan sarana persampahan di Kota Jambi dikembangkan sebagai berikut :

Jangka Pendek 2017-2019 :


1. Menguatkan Armada Pengangkutan untuk mendukung operasi pengangkutan ke TPA
TAlang Gulo lama dan bahkan perluasannya, sebagai pentahapan pencapaian 100%
pelayanan,
2. DON’T NOT COPY
Memaksimalkan kapasitas operasional TPS 3R yang aktif, hingga mencapai kapasitas
total 1-2 ton/hari per unit TPS 3R, dengan mengedepankan pengolahan sampah organik
menjadi kompos padat ataupun cair,
3. Memgaktifkan TPS 3R yang saat ini tidak beroperasi, hingga mencapai 1-2 ton/hari
(Tahun 2020) juga dengan mengedepankan pengolahan sampah organik menjadi
kompos padat, atau cair dan atau menjadi pakan ternak,
4. Mulai melakukan pemetaan potensi penanganan dan perancangan sistem sampah
material daur ulang,
5. Mulai membangun Model Kawasan Permukiman yang melakukan pemilahan sampah
sejak dari sumber nya, dengan mengedepankan kawasan terdekat dengan TPS 3R aktif.
Sangat tepat bila program ini di kemas besamaan dengan program Kampung Bantar
6. Menguatkan sosialisasi pemilahan sampah di setiap sumber aktifiatas perkotaan,

Halaman IV-35
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Jangka Menengah 2020-2027 :


1. Intensifikasi sosialisasi pemilahan, melalui program komunikasi, informasi dan
edukasi,
2. Optimalisasi Kapasitas TPS 3R dan penambahan unit TPS 3R di setiap kecamatan,
terintegrasi dengan replikasi pembangunan model kawasan
3. Optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan nilai ekonomi produk olahan sampah
organik, di bidang pertanian, dan peternakan dan atau pemanfaatan lainnya,
4. Penyiapan sarana prasarana sistem penanganan sampah material daur ulang,
5. Operasionalisasi sistem daur ulang sampah material daur ulang,
6. Peningkatan kinerja pengumpulan sampah di sumber komersil, dalam kerangka
peningkatan pendapatan retribusi, dan peningkatan perolehan sampah material daur
ulang,
7. Intensifikasi kinerja pengangkutan sampah dari zona prioritas, untuk menjamin
kondisi bebas sampah, di jalur prioritas,
8. Mempersiapkan sistem penanganan sampah residu, mulai dari kajian kelayakan
teknologi, sampai pada pengembangan sistem penanganan sampah residu.
9. Mempersiapkan sistem pengurangan sampah toksik (beracun berbahaya) dari
sampah rumah tangga.

Jangka Panjang 2028-2037 :


DON’T NOT COPY
1. Intensifikasi pengolahan sampah organik, sehingga 100% sampah organik
dapat terolah dan produknya dimanfaatkan dalam pertanian dan peternakan di
dalam kota,
2. Penguatan pelaksanaan pemilahan di sumber, hingga seluruh permukiman
teratur, dan seluruh kawasan komersil sudah memilah sampah sejak di
sumbernya,
3. Pengurangan timbulan sampah beracun berbahaya
4. Pengurangan timbulan sampah yang tidak bisa didaur ulang
5. Operasionalisasi pusat pengolahan sampah residu

Halaman IV-36
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

4.6.2 Strategi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan


Implementasi sistem operasional pengelolaan sampah di Kota Jambi baik dalam
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, memerlukan perencanaan
strategis aspek kelembagaan. Perlu dibangun model kelembagaan yang sesuai untuk
mengelola prasarana terbangun. Strategi pengembangan kelembagaan tersebut
meliputi :
a. Penguatan pelaksanaan pemisahan lembaga regulator dan lembaga operator
pengelolaan sampah di seluruh wilayah pelayanan,
b. Penguatan kelembagaan swadaya masyarakat (KSM) dalam proses pengumpulan
sampah dan dalam operasionalisasi TPS 3R.

A. Strategi Pengembangan Perangkat Daerah


Pengembangan Kelembagaan Dinas/Badan sebagai lembaga regulator dan
lembaga operator dilakukan melalui rencana pengembangan lembaga regulasi
dan lembaga operator pengelolaan sampah dengan menempatkan DKPP dan
Bidang terkait sebagai Regulator dan UPTD sebagai operator pengelolaan
sampah di Kota Jambi.

Penetapan strategi dalam pengembangan kelembagaan lembaga regulator dan


DON’T NOT COPY
operator dimaksud dengan melihat potensi dan permasalahan serta ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dasar hukum yang digunakan
sebagai dasar dalam pembetukan kelembagaan perangkat daerah yaitu Undang-
undang No. 9 Tahun 2015 dan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa permasalahan yang dihadapi


kelembagaan DKPP Kota Jambi adalah SDM dan anggaran yang terbatas
sehingga pelayanan yang diberikan menjadi terbatas. Strategi yang dapat
diterapkan meliput:
a. Pemisahan fungsi antara Dinas sebagai regulator dan UPTD sebagai operator;
b. Pembentukan dan penguatan kelembagaan pada masing-masing sistem kegiatan
pengelolaan sampah berupa Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengelolaan

Halaman IV-37
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Sampah; UPTD tersebut salah satunya dibentuk sebagai pengelola pelayanan pada
wilayah pelayanan yang telah ditetapkan;
c. Penguatan koordinasi Dinas, UPTD, Kecamatan, Kelurahan dan kelembagaan
masyarakat;
d. Pembentukan kelembagaan masyarakat sebagai operator pengelolaan sampah pada
tingkat wilayah yang lebih kecil (RT/ Kelurahan).
e. Penguatan UPTD menjadi UPTD dengan manajemen pola pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada jangka menengah.

Selain itu untuk meningkatkan pelayanan manajemen perlu diterapkan strategi:


a. Penyelenggaraan birokrasi pengelolaan sampah yang efektif, efisien dan
professional;
b. Penyelenggaraan pengelolaan sampah yang transparan, partisipatif serta akuntabel;
c. Penerapan standar operasional prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) untuk mendukung kinerja kelembagaan pengelolaan sampah;
d. Penyelenggaraan sistem informasi untuk memperkuat komunikasi kelembagaan
pengelolaan sampah.

Dari beberapa strategi yang akan diterapkan tersebut perlu dijelaskan terlebih dahulu
tentang khususnya tentang Strategi Pengembangan Perangkat Daerah melalui
pengembangan fungsi Dinas dan UPTD dan Strategi Kelembagaan Masyarakat.
DON’T NOT COPY
Seperti yang disampaikan di atas terdapat dua peraturan yang mendasari
pembentukan UPTD, yaitu Undang-undang N0. 9 Tahun 2015 dan Peraturan
Pemerintah No. 18 Tahun 2016. Sebelum menjelaskan bagaimana pembentukan
UPTD, akan dijelaskan terlebih dahulu pembetukan Dinas Kab/kota yang akan
mengelola persampahan. Sebagaimana Pasal 209 ayat (2) Undang-undang No. 23
Tahun 2014 Perangkat Daerah Kab/kota terdiri atas :
a. Sekretariat Daerah;
b. Sekretariat DPRD;
c. Inspektorat;
d. Dinas;
e. Badan; dan
f. Kecamatan

Halaman IV-38
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

1) Urusan Pemerintahan
Perangkat Daerah Kab/kota sebagaimana dimaksud selain melaksanakan urusan
Pemerintah yang menjadi kewenangan Daerah juga melaksanakan tugas
Pembantuan. Pembagian Urusan Pemerintahan sub Bidang Persampahan diatur
pada Lampiran C dan Lampiran D Undang-undang No. 23 Tahun 2014, seperti
diuraiakan pada tabel berikut ini.
Tabel 4. 21 Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang
Sub Bidang Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/kota
Persampahan a. Penetapan Pengembangan Pengembangan system
pengembangan system system dan pengelolaan persampahan
pengelolaan pengelolaan dalam daerah Kab/kota
persampahan regional
persampahan secara
nasional
b. Pengembangan system
pengelolaan
persampahan lintas
daerah provinsi dan
system pengelolaan
sampah untuk
kepentungan strategis
nasional
Sumber: Lampiran C - Undang-undang No. 23 Tahun 2014.

DON’T NOT COPY


Tabel 4. 22 Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup
Sub Bidang Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/kota
Persampahan a. Penerbitan izin Penanganan sampah a. Pengelolaan sampah.
insenerator pengolah di TPA/TPST
sampah menjadi regional b. Penerbitan izin
energy listrik pendaurulangan
b. penerbitan izin sampah/pengolahan
pemanfaatan gas sampah dan pemrosesan
metana (landfill gas) akhir sampah yang
untuk energy listrik di diselenggarakan oleh
tempat pemrosesesan swasta
akhir (TPA) regional
oleh pihak swasta c. pembinaan dan
c. pembinaan dan pengawasan pengelolaan
pengawasan penangan sampah yang
sampah di TPA/tempat diselenggarakan oleh
pengolahan sampah pihak swasta.
terpadu (TPST)
regional oleh pihak
swasta
d. Penetapan dan
pengawasan tanggung

Halaman IV-39
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Sub Bidang Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/kota


jawab produsen dalam
pengurangan sampah.
e. Pembinaan dan
pengawasan tanggung
jawab produsen dalam
pengurangan sampah.
Sumber : Lampiran K. Undang-undang No. 23 Tahun 2014.

SEKSI RETRIBUSI DAN


PENGELOLAAN SAMPAH
DAN LIMBAH B3

DON’T NOT COPY


Gambar 4. 6 Arahan Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Sampah Kota Jambi Pasca
PP 18 Tahun 2016

2) Pembagian Peran Operator dan Regulator


Untuk menghindari terjadinya konfik kepentingan serta adanya check and
balance yang memastikan pelaksanaan pelayanan persampahan, Permen PU No.
21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) menyatakan perlu adanya
pemisahan peran antara institusi yang berperan sebagai regulator dan institusi
yang berperan sebagai operator/ penyelenggara layanan. Dalam konteks tugas
pemerintahan, yang dimaksud dengan regulator adalah pihak yang
mengembangkan kebijakan, norma, dan standar, bagi pelaksanaan pelayanan
publik. Regulator kemudian juga melakukan fungsi pengawasan dan
Halaman IV-40
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

pengendalian agar pelaksanaan pelayanan publik bisa berjalan sesuai koridor


yang telah ditetapkan. Di lain pihak, operator merupakan pelaksana pelayanan
publik (misal: pengelola TPA, pengelola pengangkutan sampah) yang
melakukan perencanaan dan implementasi kegiatan sesuai arahan dari regulator.
Peran regulator dan operator harus tercermin dengan jelas pada uraian tugas dan
fungsi dari masing-masing institusi.

Tabel 4. 23 Uraian Tugas dan Fungsi Regulator dan Operator


Uraian Regulator Operator
Tugas Melaksanakan urusan pemerintahan bidang Melaksanakan kegiatan teknis operasional
persampahan yang menjadi kewenangan dan/ atau kegiatan teknis penunjang di
pemerintah daerah bidang pengelolaan sampah
Fungsi Perumusan kebijakan teknis dan Pelaksana penyusun rencana kebutuhan
perencanaan strategis operasional pengelolaan sampah
Penyusunan NSPK Pelaksana pelayanan dan jasa pengangkutan
Penyelenggara urusan pemerintahan dan sampah, serta pemrosesan akhir sampah
pelayanan yang meliputi: pembangunan Pelaksana pemeliharaan sarana dan
dan rehabilitasi prasarana pelayanan persampahan
Pembinaan, pengawasan, pemantauan, Pengawasan pemanfaatan sarana dan
evaluasi, dan pelaporan prasarana pelayanan persampahan
Pelaksana pendataan & pelaporan hasil
pelak- sanaan operasi dan pemeliharaan
sarana dan prasarana persampahan.
Pelaksana administrasi umum dan f.
kerumahtanggaan
DON’T NOT COPY
Sumber : Permen PU No. 21/PRT/M/2006

3) Pembentukan Dinas Daerah


Menurut Pasal 211 ayat (2) Undang-undang No. 23 Tahun 2014, nomenklatur
Perangkat Daerah dan unit kerja pada Perangkat Daerah yang melaksanakan
Urusan Pemerintahan dibuat dengan memperhatikan pedoman dari
kementerian/lembaga pemerintah nonkemeterian yang membidangi Urusan
Pemerintahan tersebut. Beberapa ketentuan lainnya pada Undang-undang No. 23
Tahun 2014 yang berkenaan dengan pembentukan Perangkat Daerah yaitu:
 Pasal 212 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang No. 23 Tahun 2014, pembentukan
dan susunan Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perda. (2) Perda sebagaimana
dimaksud berlaku setelah mendapat persetujuan dari Menteri bagi Perangkat Daerah
provinsi dan dari gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi Perangkat Daerah
Kab/kota.

Halaman IV-41
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

 Pasal 212 ayat (3) Undang-undang No. 23 Tahun 2014, Persetujuan Menteri atau
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat diberikan berdasarkan pemetaan Urusan
Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan
Pemerintahan Pilihan.
 Pasal 217 ayat (1) Undang-undang No. 23 Tahun 2014, Dinas dibentuk untuk
melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. (2) Dinas
diklasifikasikan atas:
a. dinas tipe A yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang besar;
b. dinas tipe B yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang sedang; dan
c. dinas tipe C yang dibentuk untuk mewadahi Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah dengan beban kerja yang kecil.
 Pasal 217 ayat (3) Undang-undang No. 23 Tahun 2014, Penentuan beban kerja
didasarkan pada jumlah penduduk, luas wilayah, besaran masing-masing Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, dan kemampuan keuangan Daerah
untuk Urusan Pemerintahan Wajib dan berdasarkan potensi, proyeksi penyerapan
tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan untuk Urusan Pemerintahan Pilihan.
 Pasal 218 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Undang-undang No. 23 Tahun 2014, Dinas

DON’T NOT COPY


dipimpin oleh seorang kepala. Kepala dinas mempunyai tugas membantu kepala
daerah melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
Kepala dinas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala
daerah melalui sekretaris Daerah.

Menurut Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016,
Kriteria tipelogi Perangkat Daerah untuk menentukan tipe Perangkat Daerah
berdasarkan hasil pemetaan urusan pemerintahan dengan variabel:
 Umum dengan bobot 20% (dua puluh persen); dan
 Teknis dengan bobot 80% (delapan puluh persen).

Kriteria variabel umum ditetapkan berdasarkan karakteristik Daerah yang terdiri


atas indikator:
a. Jumlah penduduk;
b. Luas wilayah; dan
c. Jumlah anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Halaman IV-42
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Menurut Pasal 6 ayat (3) Kriteria variabel teknis ditetapkan berdasarkan beban
tugas utama pada setiap Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
provinsi dan Daerah Kab/kota serta fungsi penunjang Urusan Pemerintahan.
Untuk Kriteria Variabel Teknis pengelolaan persampahan hanya terdapat pada
Kriteria Variabel Teknis Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup.
Sebaliknya Kriteria variabel Teknis pengelolaan persampahan tidak terdapat pada
Kriteria Variabel Teknis Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang. Kriteria Variabel Teknis Urusan Pemerintahan Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana diatur pada Lampiran C
Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang pada
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016, diantaranya mengatur Kriteria
Variabel Teknis tentang 1) Jumlah bangunan gedung, 2) Panjang sungai, 3)
Jumlah kapasitas tampungan air, 4) Panjang garis pantai, 5) Luas daerah irigasi
teknis, 6) Jumlah desa/kelurahan rawan air, 7) Jumlah fasilitas pengelolaan air
limbah, 8) Luas cakupan layanan Sistem Pengelolaan air limbah (SPAL), 9)
Drainase, 9) Jumlah Luas kawasan permukiman 10) Panjang jalan yang menjadi
kewenangan Kab/kota.

DON’T NOT COPY


Tabel 4. 24 Kriteria variabel Teknis Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup
Kab/kota

INDIKATOR & KELAS


NO SKALA NILAI BOBOT (%) SKOR
INTERVAL
1 Jumlah Taman Kehati 5
a. ≤ 200 10
b. 3 - 4 400 20
c. 5 - 6 600 30
d. 7 - 8 800 40
e. > 8 1.000 50
2 Jumlah perusahaan pengumpul
dan pengolah Limbah B3 200 30
a. < 10 400 60
b. 11 - 50 600 15 90
c. 51 – 100 800 120
d. 101 – 200 1.000 150
e. > 200
3 Jumlah TPA/TPS Regional 15
a. < 3 200 30
b. 4 - 7 400 60
c. 8 - 11 600 90
d. 12 - 15 800 120

Halaman IV-43
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

INDIKATOR & KELAS


NO SKALA NILAI BOBOT (%) SKOR
INTERVAL
e. > 15 1.000 150
4 Jumlah Dokumen Lingkungan 20
yang dinilai (AMDAL,
UKL/UPL, SPPL) bagi usaha
yang izinnya dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi
a. < 10 200 40
b. 11 - 50 400 80
c. 51 – 200 600 120
d. 201 –350 800 160
e. > 100 1.000 200
5 Jumlah objek yang harus
dilakukan pemantauan kualitas
lingkungan sesuai ketentuan
yang dampaknya lintas
Kab/kota 200 40
a. < 3 400 20 80
b. 4 - 50 600 120
c. 51 - 75 800 160
d. 76 – 100 1.000 200
e. >100
Menurut Pasal 35 Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016, Dinas Daerah
Kab/kota mempunyai tugas membantu bupati/wali kota melaksanakan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang
diberikan kepada Kab/kota. Dinas Daerah Kab/kota dalam melaksanakan tugas
menyelenggarakan fungsi:
DON’T NOT COPY
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 36 Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016, Dinas Daerah Kab/kota


dibedakan dalam 3 (tiga) tipe, terdiri atas:
a. dinas Daerah Kab/kota tipe A untuk mewadahi pelaksanaan fungsi dinas Daerah
Kab/kota dengan beban kerja yang besar;
b. dinas Daerah Kab/kota tipe B untuk mewadahi pelaksanaan fungsi dinas Daerah
Kab/kota dengan beban kerja yang sedang; dan
c. dinas Daerah Kab/kota tipe C untuk mewadahi pelaksanaan fungsi dinas
Daerah Kab/kota dengan beban kerja yang kecil
Halaman IV-44
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Menurut Pasal 37 Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016, Urusan


Pemerintahan terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan
Pilihan. Urusan Pemerintahan Wajib terdiri atas:
a. Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar; dan
b. Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.

Tabel 4. 25 Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan


Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan Wajib Yang Urusan
Wajib Yang Berkaitan Tidak Berkaitan Dengan Pelayanan Pemerintahan
Dengan Pelayanan Dasar Dasar Pilihan
a. pendidikan; a. tenaga kerja; a. kelautan dan
b. kesehatan; b. pemberdayaan perempuan dan perikanan;
c. pekerjaan umum dan perlindungan anak; b. pariwisata;
penataan ruang; c. pangan; c. pertanian;
d. perumahan rakyat dan d. pertanahan; d. perdagangan;
kawasan permukiman; e. lingkungan hidup; e. kehutanan;
e. ketenteraman dan f. administrasi kependudukan dan f. energi dan sumber
ketertiban umum serta pencatatan sipil; daya mineral;
perlindungan masyarakat; g. pemberdayaan masyarakat dan Desa; g. perindustrian; dan
dan h. pengendalian penduduk dan keluarga h. transmigrasi.
f. sosial. berencana;
i. perhubungan;
j. komunikasi dan informatika;

DON’T NOT COPY


k. koperasi, usaha kecil, dan menengah;
l. penanaman modal;
m. kepemudaan dan olah raga;
n. statistik;
o. persandian;
p. kebudayaan;
q. perpustakaan; dan
r. kearsipan.
Sumber: Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016

Menurut Pasal 37 ayat (6) Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 masing-
masing Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada tabel di atas diwadahi
dalam bentuk dinas. Adapun uraian struktur organisasi pada Dinas Daerah
Kab/kota, seperti pada tabel berikut ini.

Halaman IV-45
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 4. 26 Tipe Dinas Daerah Kab/kota


TIPE DINAS
KETENTUAN STRUKTUR ORGANISASI
KAB/KOTA
Pasal 81 Dinas Daerah Kab/kota  1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang
tipe A  Sekretariat terdiri atas paling banyak 3 subbagian
 Bidang terdiri atas paling banyak 3 seksi
Pasal 82 Dinas Daerah Kab/kota  1 sekretariat dan paling banyak 3 bidang
tipe B  Sekretariat terdiri atas 2 subbagian dan
 Bidang terdiri atas paling banyak 3 seksi.
Pasal 83 Dinas Daerah Kab/kota  1 sekretariat dan paling banyak 2 bidang.
tipe C  Sekretariat terdiri atas 2 subbagian dan
 Bidang terdiri atas paling banyak 3 seksi.
Sumber : Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016

Penggabungan Urusan Pemerintahan dilakukan paling banyak 3 (tiga) Urusan


Pemerintahan. Tipelogi dinas hasil penggabungan Urusan Pemerintahan dapat
dinaikkan 1 (satu) tingkat lebih tinggi atau mendapat tambahan 1 (satu) bidang
apabila mendapatkan tambahan bidang baru dari Urusan Pemerintahan yang
digabungkan. Nomenklatur dinas yang mendapatkan tambahan bidang Urusan
Pemerintahan merupakan nomenklatur dinas dari Urusan Pemerintahan yang
berdiri sendiri sebelum penggabungan.

DON’T NOT COPY


Dalam hal berdasarkan perhitungan nilai variabel tidak terdapat Urusan
Pemerintahan dalam 1 (satu) rumpun yang memenuhi kriteria untuk dibentuk
dinas, Urusan Pemerintahan tersebut dapat digabung menjadi 1 (satu) dinas tipe
C sepanjang paling sedikit memperoleh 2 (dua) bidang. Nomenklatur dinas
mencerminkan Urusan Pemerintahan yang digabung. Dalam hal berdasarkan
perhitungan nilai variabel tidak terdapat Urusan Pemerintahan dalam 1 (satu)
rumpun yang memenuhi kriteria untuk dibentuk dinas atau bidang, fungsi
tersebut dilaksanakan oleh sekretariat Daerah dengan menambah 1 (satu)
subbagian pada unit kerja yang mengoordinasikan Urusan Pemerintahan yang
terkait dengan fungsi tersebut.

Halaman IV-46
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 4. 27 Uraian Pekerjaan Regulator/ Perangkat Daerah Pengelola Persampahan


Lingkup Pekerjaan Uraian Pekerjaan Regulator
Perumusan kebijakan teknis dan  Menyusun kebijakan teknis di bidang persampahan
perencanaan strategis  Melakukan penyusunan master plan, studi kelayakan,
Detailed Engineering Design, AMDAL dan dokumen
perencanaan lainnya
 Melakukan penyusunan rencana program kerja &
anggaran
 Memberikan masukan teknis dalam rangka
penyusunan peraturan daerah pendukung di bidang
persampahan
 Melakukan penyusunan tata laksana organisasi
 Menyusun rancangan kerjasama antar daerah dan
kerjasama dengan pihak swasta
Penyusunan NSPK  Menyusun NSPK persampahan
 Menyusun SOP sarana & prasarana
Pembangunan dan Rehabilitasi  Melaksanakan pembangunan konstruksi prasarana dan
sarana fasilitas persampahan, seperti TPA, TPST, SPA
dan TPS 3R
 Melakukan kerjasama dengan pihak swasta terkait
pengembangan prasarana dan sarana persampahan (*)
 Melakukan pengadaan alat berat dan alat angkut
sampah(*)
 Melakukan pengadaan dan pemeliharaan tempat
sampah umum
Pembinaan dan Pengawasan  Mengkoordinasikan upaya penegakan hukum
Melaksanakan koordinasi dalam rangka

DON’T NOT COPY


penyelenggaraan pengelolaan persampahan
 Melaksanakan peningkatan kapasitas teknik dan
manajemen penyelenggara persampahan
 Melakukan kampanye, sosialisasi dan pemberdayaan
pengurangan dan pemilahan sampah dari sumber
 Melakukan penyelenggaraan bantuan teknis pada
kecamatan, pemerintah desa serta kelompok
masyarakat di wilayahnya
Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan  Mengkoordinasikan upaya penegakan hukum
Melaksanakan koordinasi dalam rangka
penyelenggaraan pengelolaan persampahan
 Melaksanakan peningkatan kapasitas teknik dan
manajemen penyelenggara persampahan
 Melakukan kampanye, sosialisasi dan pemberdayaan
pengurangan dan pemilahan sampah dari sumber
 Melakukan penyelenggaraan bantuan teknis pada
kecamatan, pemerintah desa serta kelompok
masyarakat di wilayahnya
Keterangan : (*) feksibel dilakukan oleh regulator/operator

Halaman IV-47
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

4) Pembentukan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Daerah (UPTD)


Pasal 41 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 yang menetapkan
bahwa pada dinas Daerah Kab/kota dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas
Daerah Kab/kota untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu. Pembentukan unit pelaksana teknis dinas
khususnya sebagai operator pengelolaan sampah di Kota Jambi dilakukan
dengan pengedekatan proses penanganan sampah, dalam hal ini UPTD harus
mampu mewadahi semua tahapan operasi penanganan sampah dari hulu ke hilir,
yaitu : (1) UPTD Pengumpulan dan Pengangkutan (2) UPTD TPA dan
Pemrosesan Akhir (3) UPTD Pengurangan dan Pengolahan.

Dinas

UPTD Pengumpulan dan Pengangkutan

UPTD TPA dan Pemrosesan Akhir

UPTD Pengurangan dan Pengolahan

DON’T NOT COPY


Gambar 4. 7 Kebutuhan Pengembangan Kelembagaan
UPTD Operator Pengelolaan Sampah di Kota Jambi

Pembentukan Unit pelaksana teknis dinas Daerah untuk pengelolaan sampah di


Kota Jambi sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 dapat
dilakukan dalam 2 (dua) alternatif/pilihan klasifikasi, yang terdiri atas:
a. unit pelaksana teknis dinas Daerah kelas A untuk mewadahi beban kerja yang
besar; dan
b. unit pelaksana teknis dinas Daerah kelas B untuk mewadahi beban kerja yang
kecil.

Pembentukan Unit pelaksana teknis dinas Daerah kelas A dan/atau kelas B


sangat tergantung hasil penilaian pada Kriteria variabel Umum dan Kriteria
variabel Teknis yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri pada urusan

Halaman IV-48
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

pemerintahan bidang Lingkungan Hidup. Pembentukan unit pelaksana teknis


dinas pengelolaan sampah Kota Cimahi ditetapkan dengan Peraturan Walikota
Jambi setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada Gubernur Jawa Timur
sebagai wakil Pemerintah Pusat.

a) Pengembangan Struktur Organisasi


Struktur organisasi UPTD dapat disusun dengan mengacu kepada Pasal 84
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016, yang menetapkan:
1) Unit pelaksana teknis pada dinas Daerah Kab/kota kelas A terdiri atas 1
(satu) subbagian tata usaha dan kelompok jabatan fungsional.
2) Unit pelaksana teknis pada dinas Daerah Kab/kota kelas B terdiri atas
pelaksana dan kelompok jabatan fungsional.

DON’T NOT COPY

Gambar 4. 8 Struktur Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah

Kepala UPTD adalah pejabat setara Eselon IVa dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha
adalah pejabat setara Eselon IVb. Jabatan Fungsional yang diperlukan untuk
membantu pekerjaan pelaksanaan operasional pengelolaan persampahan. Struktur
organisasi seperti tersebut di atas dapat dikembangkan dengan beberapa komponen
jabatan dalam struktur organisasi UPTD kelas A sesuai kegiatan pengelolaan
sampah, yaitu jabatan di bawah Kepala (Ka) Subbagian Tata Usaha ditambahkan
jabatan untuk pengelolaan administrasi (Adm) Keuangan dan Adm. Kepegawaian

Halaman IV-49
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

dan Rumah Tangga. Untuk UPTD Pengangkutan Sampah dalam pengelolaan


kegiatan operasional dapat ditambahkan jabatan Koordinator untuk kegiatan
pengumpulan dan pengangkutan.

KEPALA UPTD

Ka. Subbagian Tata


Usaha

Kelompok Jabatan Staf Adm. Kepeg


Fungsional dan RT

Staf Adm. Keuangan

Koordinator Koordinator Koordinator


Pengumpulan Pemrosesan Akhir Pengangkutan
Dan Pengolahan

Operator Operator Operator

Gambar 4. 9 Arahan Struktur Organisasi UPTD Pengangkutan Sampah

Sebagai operator, UPTD yang akan dibentuk mempunyai tugas pokok:


DON’T NOT COPY
“Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/ atau kegiatan teknis
penunjang di bidang pengelolaan sampah”.

Dalam menjalankan tugas pokok tersebut UPTD menyelenggarakan fungsi:


a. Pelaksana penyusun rencana kebutuhan operasional pengelolaan sampah
b. Pelaksana pelayanan dan jasa pengangkutan sampah, serta pemrosesan
akhir sampah
c. Pelaksana pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan persampahan
d. Pengawasan pemanfaatan sarana dan prasarana pelayanan persampahan
e. Pelaksana pendataan dan pelaporan hasil pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan sarana dan prasarana persampahan.
f. Pelaksana administrasi umum dan kerumahtanggaan.

Halaman IV-50
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 4. 28 Uraian Tugas SDM dalam UPTD


Jabatan Uraian Tugas
Ka. UPTD - Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan UPTD
- Mengkoordinasikan kegiatan operasional UPTD
- Memberikan pembinaan SDM UPTD
- Melakukan pengendalian dan evaluasi kegiatan UPTD
- Mengkoordinasikan kegiatan penyusunan data, informasi dan
pelaporan UPTD
Ka. Subbgian - Menyusun rencana program, kegiatan dan anggaran tahunan
Tata/Usaha/Koordinator - Menyusun rencana bisnis (bagi UPTD PPK BLUD/Perusahaan
Tata Usaha Daerah)
- Memberi masukan dan terlibat dalam penyusunan perencanaan
master plan, DED, AMDAL dan dokumen perencanaan lainnya
bersama regulator
- Melakukan perhitungan tariff retribusi sampah
- Melakukan pemeliharaan prasarana dan sarana
- Melakukan pengadaan prasarana dan sarana
- Meningkatkan kompetensi personil operator pemrosesan sampah
- Melakukan pengadaan kebutuhan operasional alat angkut dan alat
berat
- Melakukan pengarsipan surat menyurat − melakukan
pengadministrasian keuangan dan kepegawaian dan perlengkapan
- Mengumpulkan dan menyusun data kegiatan pengelolaan sampah
- Menyajikan data, informasi dan pelaporan UPTD
Koordinator - Merencanakan kegiatan pengumpulan
Pengumpulan - Melakukan pengumpulan
- DON’T NOT COPY
Melakukan kebersihan pada fasilitas umum
- Mengumpulkan dan menyusun data pengumpulan
- Melaporkan kegiatan pengangkutan kepada Kepala UPTD
Koordinator - Merencanakan kegiatan pengolahan dan pengangkutan
Pengolahan dan - Melakukan pengolahan dan pengangkutan sampah
Pengangkutan
- Mengoperasikan alat angkut dan alat berat
- Memelihara alat angkut dan alat berat
- Mengoperasikan Prasarana Sarana TPST, SPA
- Melaksankan pemeliharaan alat angkut dan alat berat
- Melakukan pemeliharaaan Prasarana Sarana TPST, SPA
Mengumpulkan dan menyusun data pengolahan dan pengangkutan
- Melaporkan kegiatan pengolahan dan pengangkutan kepada Kepala
UPTD
Koordinator - Merencanakan kegiatan pemrosesan akhir
Pemrosesan Akhir - Melaksanakan penimbangan dan pencatatan sampah yang masuk ke
TPA
- Melakukan pengadaan tanah penutup sel sampah
- Melaksanakan penutupan sampah secara rutin sesuai SOP
- Melakukan pengaturan penempatan sampah di TPA

Halaman IV-51
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Jabatan Uraian Tugas


- Pelaksanaan pengolahan leachate di TPA
- Melaksanakan pengendalian proses pengolahan di TPA
- Melaksanakan pengelolaan gas metan
- Melaksanakan pemeliharaan rutin sarana dan prasarana fasilitas TPA
- Mengumpulkan dan menyusun data pengolahan dan pengangkutan
- Melaporkan kegiatan pengolahan dan pengangkutan kepada Kepala
UPTD
Kelompok jabatan - Menyusun dan/atau memberikan masukan pada perencanaan UPTD
fungsional - Menyusun dan mensosialisasikan SOP
- Memberikan arahan teknis operasional UPTD
- Membina dan melakukan penyuluhan (kampanye dan edukasi)
kelompok masyarakat
- Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan persampahan sesuai SOP
- Menyusun dan/atau memberikan masukan data, informasi dan
pelaporan UPTD

Untuk memastikan UPTD bisa menjalankan tugas-fungsinya dengan baik,


diperlukan SDM yang kompetan dalam pengelolaan persampahan. Kebutuhan
personil pengelola persampahan dapat diidentifikasi melalui pendekatan
proses kegiatan dalam pengelolaan persampahan, mulai dari pengumpulan
sampah hingga pemrosesan akhir. Sumberdaya manusia yang dibutuhkan
untuk pengelolaan sampah sebagaimana scenario di atas, meliputi PNS
DON’T NOT COPY
(Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional) dan THL. PNS utamanya adalah
untuk jabatan Kepala UPTD dan Kasubag Tata Usaha. Jumlah Sumberdaya
manusia didasarkan pada analisis beban kerja dan kapasitas penyelenggaraan
kegiatan (teknis dan penunjang) pengelolaan sampah. Berikut ini personil
yang diperlukan untuk menjalankan komponen-komponen kegiatan
pengelolaan persampahan.

Tabel 4. 29 Uraian Kebutuhan Personil dalam UPTD


No. Komponen Kegiatan Kebutuhan Personil

1  Penyusunan rencana program/ kegiatan & Anggaran Tenaga Perencana


 Penyusunan perencanaan teknis pengelolaan
persampahan
2  Pelaksanaan administrasi surat menyurat Tenaga Administrasi
 Pelaksanaan administrasi kepegawaian
 Penyusunan laporan kegiatan dan keuangan

Halaman IV-52
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

No. Komponen Kegiatan Kebutuhan Personil

3  Sosialisasi/ kampanye pemilahan sampah, serta 3R Tenaga Penyuluhan


 Pendataan dan pembinaan kegiatan pemilahan yang
berbasis masyarakat
4  Perencanaan dan penyediaan kebutuhan sarana Tenaga Pengumpulan sampah
pewadahan sampah di tempat umum dan Operator Insfrastruktur
 Pemeliharaan sarana pewadahan sampah di tempat Pengolahan Sampah
umum
 Pembagian wilayah pelayanan pengumpulan dan
penyediaan sarananya
 Perencanaan dan Penyediaan alat pengumpul sampah
(gerobak, motor sampah)
 Penyusunan kebutuhan dan pengawasan petugas
gerobak sampah dan penyapu jalan, taman fasilitas
umum
 Koordinasi dan pengawasan pengumpulan yang
dilakukan pengelola kawasan
 pemeliharaan alat pengumpul sampah (gerobak, motor
sampah)
 Penyusunan kebutuhan prasarana penampungan
sementara (TPS/ TPS 3R)
 Pemeliharaan prasarana penampungan sementara (TPS/
TPS 3R)
 Pengaturan dan pengawasan kegiatan pemilahan/
pencacahan & pengomposan di TPS/ TPS 3R
 Pengaturan kendaraan angkut yang keluar & masuk di
TPS/ TPS 3R
5 DON’T NOT COPY
 Penyusunan pola dan rute pengangkutan sampah
Tenaga Pengangkutan sampah
 Pengaturan jadwal dan kebutuhan sopir pengangkutan
sampah
 Perencanaan dan penyediaan kebutuhan alat angkut
 Perencanaan kerjasama dengan swasta
 Pemeliharaan kendaraan angkut
 Pengawasan operasional alat angkut
 Pembelian bahan bakar untuk kendaraan angkut
6  Pencatatan dan Penimbangan sampah masuk Tenaga Pengoperasian TPA
 Pengarahan pembongkaran sampah
 Pemadatan sampah
 Pengurugan dan penimbunan tanah penutup harian dan
antara
 Pemadatan
 Penutupan tanah penutup
 Penyiapan tanah penutup
 Pemeriksanaan leachate influen dan efluen
 Pengerukan/ penyedotan lumpur • Pembuangan lumpur
ke lanfill
 Pengumpulan dan penanganan gas methan

Halaman IV-53
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

No. Komponen Kegiatan Kebutuhan Personil

 Pemanfaatan gas methan


 Penerangan dan suplai energi untuk sarana di TPA
 Monitoring sumur pemantauan
 Monitoring parameter pencemar

Selain jabatan di atas diperlukan jabatan/tenaga fungsional. Jabatan


fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian
dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri (PP. 16 Tahun 1994
Tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil). Penjelasan mengenai
Kelompok Jabatan Fungsional, dapat juga dilihat pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan
Organisasi Perangkat Daerah. Dijelaskan bahwa:
a. Pada masing-masing Perangkat Daerah dapat ditetapkan Jabatan
Fungsional berdasarkan keahlian dan spesialisasi yang dibutuhkan sesuai
dengan prosedur ketentuan yang berlaku.
b. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian

DON’T NOT COPY


tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
c. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional
yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
d. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional
senior yang ditunjuk.
e. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban
kerja.
f. Jenis dan jenjang jabatan fungsional di atas diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
g. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
h. Satuan kerja perangkat daerah yang dapat didukung oleh kelompok
jabatan fungsional, selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah organisasi
perangkat daerah ditetapkan dalam peraturan daerah dilakukan
Halaman IV-54
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

penyerasian dan penyesuaian sesuai ketentuan peraturan perundang-


undangan.

Pada struktur organisasi Dinas dan UPTD pengelolaan persampahan, jabatan


fungsional yang diperlukan meliputi jabatan fungsional tertentu, misalnya
Teknik Penyehatan Lingkungan yang merupakan pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan teknis fungsional penyelenggara pengelolaan air minum, air
limbah, sampah dan drainase. Selain itu, jabatan fungsional umum misalnya
pengadministrasi TPA, analis lingkungan hidup, Teknisi Mesin dan peralatan,
pengelola sampah, pengelola TPA, operator mesin, teknisi keciptakaryaan dan
lainnya yang akan mendukung tugas operasional sistem pengelolaan
persampahan.

(1) Peningkatan Kelembagaan UPTD menjadi PPK-BLUD


Di dalam Perda Kota Jambi No.8 Tahun 2013 , Pasal 34 disebutkan adanya
peluang pembantukan BLUD sebagai operator pengelola sampah. Namun PP 16
Tahun 2018 mengamanatkan UPTD sebagai lembaga operator, karena itu, perlu
pembentukan Dinas + UPTD terlebih dahulu, dan berjalannya waktu dan

DON’T NOT COPY


didasarkan atas eveluasi pengelolaan leuangan oleh lembaga UPTD telah
dinyatakan mengalami peningkatan kinerja berarti, maka BLUD bisa
dipersiapkan.
Perbedaan yang mendasar antara UPTD dan BLUD adalah dalam hal
pengelolaan keuangan. Bila dalam pengelolaan UPTD diinginkan adanya
fleksibilitas pengelolaan keuangan, hal itu dimungkinkan dengan UPTD yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD dimana fleksibilitas
tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyrakat.
Pola Pengelolaan Keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat berdasarkan prinsip efisiensi, efektifitas dan
produktivitas. PPK-BLUD pada UPTD, dapat dilaksanakan apabila telah
memenuhi syarat: substantif, teknis, dan administratif. Penjelasan persyaratan
substantif, teknis, dan administratif dapat dilihat pada gambar berikut:
Halaman IV-55
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Gambar 4. 10 Persyaratan Penerapan PPK-BLUD pada UPTD

Prosedur dan tata cara Penerapan pola keuangan badan layanan umum daerah
(PPK-BLUD) diatur di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61
Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
DON’T NOT COPY
Umum Daerah. Berikut mekanisme pengajuan BLUD:

Gambar 4. 11 Mekanisme Pengajuan BLUD

Halaman IV-56
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 4. 30 Perbandingan antara SKPD/ UPTD dan UPTD-PPK BLUD sebagai


penyelenggara layanan (operator) persampahan
Aspek SKPD/UPTD UPTD PPK BLUD

Pendapatan  Masuk Kas Umum Daerah  Masuk Rek Kas BLUD


 Tidak boleh langsung digunakan  Boleh langsung digunakan
 APBD Bukan merupakan  APBD merupakan pendapatan
Pendapatan
 APBD merupakan kewajiban  Kewajiban PEMDA masih ada
PEMDA
Penetapan  SKPD ditetapkan melalui  Penetapan PPK-BLUD dengan
Kelembagaan PERDA Keputusan Walikota/ Bupati
 UPTD ditetapkan melalui
Peraturan Walikota/ Bupati
Belanja  Tidak boleh melebihi PAGU  Boleh melebihi PAGU (ada ambang
batas), tercantum dalam Rencana
Bisnis Anggaran (RBA) dan DIPA
Utang & Piutang  Tidak Boleh melakukan utang &  Boleh melakukan Utang & piutang,
piutang - pinjaman jangka panjang dengan
persetujuan Walikota/ Bupati
Investasi  Tidak boleh melakukan investasi  Boleh melakukan investasi,
Investasi jangka panjang dengan
persetujuan Walikota/ Bupati
Pengadaan Barang  Perpres 54/ 2010 dengan  Dapat tidak dengan Perpres 54/
dan Jasa perubahannya 2010, untuk pendapatan non APBD

Pengelolaan barang  Tidak boleh menghapus Aset  Boleh menghapus aset tidak tetap,
penghapusan aset tetap mengikuti
peraturan yang belaku
Pegawai  PNS  Boleh PNS dan Non PNS, Non PNS
DON’T NOT COPY sesuai kebutuhan dan
profesionalisme
Dewan Pengawas  Tidak ada Dewan Pengawas  Dimungkinkan ada Dewan
Pengawas, tergantung Aset/ Omset
Remunerasi  Mengikuti penggajian PNS,  Sesuai tanggungjawab & capaian
bersumber APBD kinerja, PNS bersumber APBD dan
jasa layanan, Non PNS bersumber
dari jasa layanan
Tarif/ retribusi  PERDA  Peraturan Walikota/ Bupati

Laporan Keuangan  Standar Akutansi Pemerintahan  SAP dan SAK


(SAP)
 Bagian laporan keuangan SKPD/  Bagian laporan keuangan SKPD/
PEMDA PEMDA

Selain itu, untuk meningkatkan pelayanan pengelolaan persampahan karena


disebabkan masih terbatasnya pelayanan yang diberikan Dinas kerena
permasalahan dan SDM, maka strategi yang dapat diterapkan adalah dengan
mengembangkan jejaring kerja melalui pelimpahan tugas/penugasan kepada unit

Halaman IV-57
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

kelembagaan pemerintah kepada Kecamatan sebagai perangkat daerah


(Desa/Kelurahan) sesuai dengan peraturan perundang-undangan, melalui :
a. Pengembangan kelembagaan pengelola sampah di tingkat kecamatan.
b. Meningkatkan kapasitas pengetahuan teknologi, prasarana dan sarana, pada
perangkat kecamatan.
c. Penguatan koordinasi dengan SKPD/UPTD terkait dalam pengelolaan
sampah.
Didasarkan pada PP 18 Tahun 2016 , kebijakan mengenai kelembagaan
pengelola sampah tingkat kota di Kota Jambi ini diarahkan sebagai perikut :
(1) Jangka Pendek-Menengah, 10 tahun pertama periode perencanaan PTMP ini,
ditetapkan Lembaga Operator adalah UPTD. Penguatan pembinaan
manajemen UPTD harus menjadi prioritas, agar mampu mencapai UPTD
yang professional.
(2) Jangka Panjang, ketika UPTD dibawah Dinas sudah terukur performansinya
tinggi, maka dilakukan penyiapan perubahan UPTD menjadi PPK-BLUD.

B. Strategi Pengembangan Kelembagaan Swadaya Masyarakat


Rencana pengembangan kelembagaan swadaya masyarakat dapat dilakukan
DON’T NOT COPY
dengan strategi pengembangan kelembagaan masyarakat. Pengembangan
kelembagaan swadaya masyarakat merupakan salah satu strategi untuk
pengembangan jejaring kerja pelayanan, agar pelayanan pengelolaan sampah
yang diberikan kepada masyarakat dapat berjalan secara maksimal, terutama
pada tahapan operasi pengumpulan dan pengolahan di sumber. Dengan
Pengembangan kelembagaan swadaya masyarakat dapat dilihat dari kondisi
masyarakat. Observasi yang dilakukan terhadap beberapa pengelola swadaya
masyarakat, nampaknya masih diperlukan penguatan kapasitas dan adanya
penetapan mekanisme pembiayaan bagi para Lembaga Swadaya tersebut.
Dilihat dari tahapan operasional pengelolaan sampah, dan dengan mengukur
kekuatan pembiayaan APBD Kota Jambi dalam pengelolaan sampah, maka
tahapan operasi penanganan sampah yang dapat dikerjasamakan dengan
Lembaga Swadaya Masyarakat adalah (1) Operasi Pengumpulan sampah di

Halaman IV-58
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Kawasan Permukiman dari sumber ke TPS/TPS 3R, (2) Operasi pengolahan


sampah di TPS 3R.
Karena itu strategi yang dikembangkan untuk itu adalah :
a. Membenahi kelembagaan masyarakat pengelola sampah di tingkat RT,
Kelurahan dan Kecamatan.
b. Mempersiapkan perangkat hukum bagi Lembaga Pengelola Sampah Swadaya
Masyarakat , dalam urusan : (1) ketentuan bentuk lembaga, (2) Tugas pokok
dan kewenangan yang diperoleh (3) Mekanisme kerjasama dengan Dinas
Pengelola Sampah Kota, termasuk di dalamnya mengenai Mekanisme
pembiayaan operasional pengelolaan sampah yang dijalankannya.

Arah pengembangan Lembaga pengelola sampah swadaya masyarakat (LPSM)


di Kota Jambi adalah sebagai berikut :

1. LPSM dibentuk dan atau ditunjuk oleh Forum RT di


tingkat Kelurahan, berkoordinasi dengan Lurah
setempat. Namun lembaga ini adalah lembaga
independen, tidak berada di bawah Struktur Kelurahan.
Lurah dalam hal ini bertanggung jawab sebagai

DON’T NOT COPY


Pembina dan Pengawasan Kinerja LPSM.

2. LPSM merupakan lembaga berbadan hukum, yaitu


minimal berbentuk Koperasi dan atau CV, sehingga
dapat menjalin kerjasama dengan Pemerintah.

3. LPSM dapat melayani satu kawasan Kelurahan dana


tau beberapa Kelurahan, namun pemberian penugasan
awal dimulai dari satu Kelurahan terlebih dahulu, bila
kinerja teruji, maka dapat diberikan perluasan wilayah
pelayanan oleh Dinas.

Pengembangan LPSM dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup, Bidang


Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, khusus Seksi Manajemen dan retribusi,

Halaman IV-59
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

dan dapat dilakukan sejalan dengan pembinaan kawasan yang dilayani oleh TPS
3R.

4.6.3 Strategi Pengembangan Peran Serta Masyarakat


Berdasarkan pada hasil studi sikap dan prilaku masyarakat di Kota Jambi,
pada dasarnya dibutuhkan adanya perubahan pola pikir dari: fisik dulu, baru non-
fisik, menjadi sebaliknya: persiapkan non-fisik dulu, baru didukung dengan fisik.
Lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
• Perlunya disusun program pembangunan masyarakat yang lebih
mengutamakan aspek perubahan sikap (membuat masyarakat mau dan
antusias menerapkan 3R), daripada melulu penambahan pengetahuan atau
keterampilan. Sehingga lebih banyak diperlukan program-program
pembelajaran dan pendampingan masyarakat
• Merancang peran Pemerintah agar lebih memfasilitasi pembiayaan kegiatan
untuk menumbuhkan budaya mengelola sampah yang pro 3R, daripada
pembiayaan penyediaan sarana dan prasarana fisik
• Membuat sistem baru pengelolaan persampahan, yang lebih mendorong

DON’T NOT COPY


partisipasi masyarakat. Sistem layanan armada pengangkut sampah yang
masih tercampur dari TPS-TPS ke TPA, harus digantikan dengan cara-cara
yang baru. Misalnya pemerintah hanya melayani pengangkutan sampah
kering
• Perlunya dirancang perencanaan koordinasi antar pihak untuk menciptakan
sinergi antar pihak yang berkepentingan dalam membentuk sistem
pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Setiap pihak memiliki kapasitas
dan sumberdaya tersendiri yang unik. Jika bekerja masing-masing, akan
sangat kecil dampaknya. Tetapi jika pemerintah selaku regulator mampu
menghimpun parapihak yang berkepentingan untuk bahu membahu, bisa
dipastikan akan tercipta sinergi bagi kemakmuran masyarakat

Halaman IV-60
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Dengan pemahaman terhadap kondisi umum masyarakat Kota Jambi, maka pengembangan
peran serta masyarakat Kota Jambi, di kemas dalam Program Komunikasi Perubahan
Perilaku.

Program ini dimulai dari tahun 2017 sampai dengan akhir tahun 2027. Tujuan
akhir dari desain ini adalah:
 Penguatan kapasitas masyarakat dalam menganalisis kebutuhan sistem
pengelolaan sampah tingkat komunitas, merencanakan, melaksanakan sistem
tersebut, dan melakukan monev 3R
 Terbangunnya infrastruktur persampahan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan selaras dengan pola pengelolaan sampah tingkat kota
 Penguatan kapasitas pemerintahan daerah dalam pengawasan dan
pengendalian sistem pengelolaan persampahan 3R

Adapun sasaran program adalah sebagai berikut:


 Aparat SKPD. Termasuk dalam kategori ini adalah: DKPP, BLH, Pemerintah
tingkat Kecamatan, Kelurahan/Desa
 Pihak non-pemerintah pengelola persampahan. Termasuk para pengusaha,
DON’T NOT COPY
akademisi, penyedia jasa pengelolaan sampah
 Masyarakat. Yang dimaksud sebagai masyarakat dalam hal ini termasuk para
pengurus RW, RT, kaum perempuan, dan Kelompok masyarakat, LSM
Keluaran
 Aparat SKPD yang bertanggungjawab, setara, partisipatif, dan pro 3R
 Pihak non-pemerintah yang bertanggungjawab, partisipatif, profesional, dan
pro 3R
 Masyarakat yang pro aktif, mandiri, bertanggungjawab, partisipatif, setara,
dan pro 3R

Khusus bagi SKPD Kota Jambi, perlu direncanakan adanya program


pengembangan kapasitas para pihak sebagai berikut:

Halaman IV-61
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

 Penguasaan para pihak terhadap sistem pengelolaan sampah berbasis 3R di


Kota Jambi terhadap : mekanisme sistem pengelolaan sampah berbasis 3R
 Penguasaan para pihak sistem pengelolaan sampah berbasis 3R di Kota Jambi
terhadap : filosofi pemberdayaan masyarakat, dan pendekatan partisipatif
 Penguasaan para pihak sistem pengelolaan sampah berbasis 3R di Kota Jambi
terhadap ilmu manajemen atau pengelolaan sistem
 Kesepakatan para pihak untuk tidak melakukan korupsi, suap, dan
penyalahgunaan sistem
Jika kapasitas-kapasitas tersebut telah dikuasai oleh para pihak berkepentingan di
Kota Jambi, diharapkan akan tercipta sistem pengelolaan sampah berbasis 3R yang
berkelanjutan di Kota Jambi.

Tahapan Proses
Proses pengembangan kapasitas, akan menjadi langkah awal dalam
membekali parapihak agar bisa melakukan kampanye penerapan konsep 3R di Kota
Jambi. Program pengembangan kapasitas sebaiknya dilakukan bertahap dalam waktu
satu tahun, dengan menggunakan berbagai metode pelatihan.

DON’T NOT COPY


Tahap selanjutnya adalah kampanye penerapan sistem pengelolaan sampah
berbasis 3R di Kota Jambi. Kampanye akan harus melibatkan semua pihak, dengan
para lulusan pengembangan kapasitas sebagai tim inti. Kampanye akan dilakukan
selama dua tahun, dengan metode yang integratif dan kreatif.
Jika kampanye telah berhasil meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan para pihak, maka untuk selanjutnya pemerintah kota Jambi akan
menyediakan tim untuk mendampingi berbagai pihak, dalam memulai penerapan
konsep 3R seutuhnya dalam pengelolaan sampah di Kota Jambi. Pendampingan
sebaiknya dilakukan selama dua tahun, untuk memastikan parapihak siap untuk
mendukung sepenuhnya pengelolan sampah berbasis 3R di Kota Jambi.
Setelah tahapan-tahapan tersebut, sebaiknya pihak DKPP Kota Jambi bertugas untuk
mengkoordinasikan proses harmonisasi sistem pengelolan sampah dari tingkat
komunitas hingga tingkat Kota, hingga tercapainya Kota Jambi yang bersih dan sehat
di tahun 2027. Berikut adalah gambar tahapan-tahapan tersebut:
Halaman IV-62
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

REKOMENDASI TAHAPAN PENERAPAN KONSEP 3R DI


KOTA JAMBI
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027

 Pengembangan  Pelaksanaan  Pelaksanaan  Program Harmonisasi sistem


konsep program program pendampin pengelolaan sampah dari
pengembangan pengemban Kampanye gan tingkat komunitas hingga
kapasitas gan dan intensif kota, menuju penerapan
parapihak kapasitas advokasi 3R penerapan menyeluruh sistem
 Penyiapan dan parapihak parapihak sistem pengelolaan sampah berbasis
pemantapan  Total  Total pengelolaa 3R
pendampingan menjangkau menjangkau n sampah
seluruh seluruh berbasis
kelurahan kelurahan 3R secara
 Penyiapan  Penyiapan menyeluru
konsep konsep h
kampanye pendamping  Program
3R an intensif advokasi
parapihak
3R

KEMANDIRI
AN

Masyarakat berkenalan dengan sistem Masyarakat terlibat aktif Masyarakat secara mandiri
pengelolaan sampah berbasis 3 R
DON’T NOT COPYmengelola
mengkampanyekan dan menerapkan
pengelolaan sampah berbasis 3R
sistem
persampahan berbasis 3R

Para pelaku lapangan menerima Para pelaku lapangan terlibat Para pelaku lapangan
beberapa pelatihan pengembangan aktif mengkampanyekan dan mendukung sistem
kapasitas menerapkan 3R pengelolan sampah berbasis
3R

Kalangan swasta dilibatkan menerima Kalangan swasta terlibat aktif


pelatihan pengembangan kapasitas/ atau mengkampanyekan dan menerapkan Kalangan swasta
berbagi kapasitas 3R mendukung sistem
pengelolaan sampah 3R

Aparat SKPD (dikoordinir DKPP) DKPP mengkoordinasi kegiatan DKPP mengkoordinasi


memperoleh pengembangan kapasitas kampanye 3R penerapan sistem 3R
tentang 3R dan cara pembelajarannya

Halaman IV-63
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Kegiatan
Pengembangan kapasitas, sebagai langkah pertama untuk menuju penerapan
sistem pengelolaan sampah berbasis 3R di Kota Jambi, disampaikan dalam berbagai
paket pelatihan sebagai berikut:
Jenis Pelatihan Sasaran Tingkatan Keterangan
Training of Pemandu Kota Pelatihan bagi para pemandu
Trainers (TOT) untuk suatu pelatihan
Pelatihan Pendamping Kelurahan Pelatihan bagi para Pendamping
Pendamping parapihak penetrapan konsep 3R berbasis
proses/ tahapan program
Pelatihan Tematik Aparat Kota Pelatihan tambahan bagi SKPD,
pemerintah khusus nya DKPP, mengenai
materi-materi di luar 3R, namun
berguna untuk pelaksanaan 3R
Lokakarya Aparat Kota Rangkaian acara seminar,
Konsolidasi Masyarakat, Kota diskusi panel, diskusi kelompok,
akademisi, dan untuk mencapai kesepakatan
swasta atas sendi-sendi dan cara
melakukan 3R
On The Job Pendamping Kelurahan Pemandu membantu DKPP
Training masyarakat merancang metode dan materi
pelatihan dan pendampingan
harian kepada Pendamping
Masyarakat

DON’T NOT COPY


Kegiatan kampanye, direncanakan akan terdiri dari berbagai kegiatan berupa:
 Berbagai perlombaan. Termasuk perlombaan antar RT, RW, Kelurahan,
dengan tema lingkungan bebas sampah terbaik, kelurahan paling inovatif
dalam pengelolaan sampah, dan Bank sampah terbaik
 Siaran media massa. Menjalin kerjasama dengan Radio lokal untuk
mempromosikan kegiatan pengelolaan sampah terpadu, dan program-
program lainnya yang menyentuh semua pihak, mulai dari anak-anak, remaja,
ibu-ibu, bapak-bapak, dll.
 Lokakarya. Ditujukan untuk memperkenalkan konsep 3R dan bank sampah.
Dilaksanakan setahun 2 kali. Selain itu, setiap tahun diselenggarakan juga
satu kali lokakarya untuk menyerap aspirasi pengembangan fasilitas
persampahan tingkat Kota

Halaman IV-64
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

 Pameran. Ditujukan untuk memamerkan karya-karya inovatif dari sampah.


Diselenggarakan setahun sekali di tingkat kota.
 Penyuluhan. Pemerintah bekerjasama dengan forum-forum peduli
lingkungan, menggerakkan seluruh potensi untuk memberikan penyuluhan
kepada semua pihak di semua tingkat.
 Pengembangan kelembagaan pendukung

Kegiatan advokasi bertujuan untuk menyemangati parapihak agar secara


aktif, mau mendukung pengelolaan sampah yang berbasis 3R dengan
memanfaatkan potensi dan kapasitas masing-masing dalam sebuah sinergi.
Kegiatan advokasi direncanakan terdiri dari:
 Sosialisasi aturan negara tentang sistem persampahan. Tidak selalu
berupa lokakarya, tetapi bisa dengan memanfaatkan berbagai bentuk
media komunikasi informasi dan edukasi (KIE), dan penyebarluasan
informasi melalui media massa
 Pendampingan perancangan peraturan daerah. Para pihak membentuk
forum Peduli Sampah, bisa terdiri dari kalangan perguruan tinggi,
pengusaha, LSM, pemerintah, masyarakat sipil, ormas, pers, dll.
DON’T NOT COPY
Tujuannya untuk memebentuik sinergi dalam menghasilkan rancanagan
peratuiran daerah pro- 3R di Tangerang
 Konsultasi publik. Salah satu bentuk sosialisasi dan uji peraturan daerah,
yang telah diatur dalam UU.
 Pengembangan naskah akademik, yang berhubungan dengan pengelolaan
sampah secara partisipatif dan berbasis 3R
 Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi, yang dilakukan bersama
oleh seluruh pihak berkepentingan dalam pengelolaan sampah di Kota
Jambi, agar tercipta good governance dalam pengelolaan sistem
persampahan di Jambi
Ketiga tahapan ini akan didukung pula dengan kegiatan pendampingan dan
harmonisasi sistem.

Halaman IV-65
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

4.6.4 Strategi Pengembangan Peraturan


Sebuah Peraturan Daerah sebagai dasar aturan dalam mendukung kinerja
pengelolaan sampah secara spesifik mulai dari organisasi pengelola, pembiayaan,
peraturan dan sanksi, operasional pelayanan hingga peran serta masyarakat.
Peraturan yang bersifat regional maupun lokal menunjang peraturan dan undang-
undang yang bersifat nasional, yaitu berupa:
a. Peraturan Daerah
b. Peraturan Gubernur
c. Keputusan Walikota/Bupati

DON’T NOT
Peraturan walikotaa TentangCOPY
Pengelolaan Sampah

Gambar 4. 12 Pengembangan Perangkat Peraturan Pengelolaan Sampah


Dalam penyusunan peraturan daerah tentang pengelolaan sampah ada beberapa
hal pokok yang perlu diatur yaitu:
1. Tujuan untuk mengembangkan manajemen atau pengelolaan sampah kota yang
modern, efisiensi sekaligus pro pada pembangunan kota berkelanjutan.

Halaman IV-66
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

2. Perbaikan manajemen ke arah manajemen terpadu, baik dalam arti proses


maupun partisipasi semua pihak.
3. Struktur kerjasama antara pemerintah daerah, masyarakat serta sektor bisnis
dalam mengelola sampah yang mengatur pembagian peran secara menyeluruh.
4. Kemungkinan privatisasi atau peran sektor bisnis dalam pengelolaan sampah
kota.
5. Perlu dilakukan sosialisasi dari semua peraturan perundang-undangan kepada
seluruh aparat dan juga kepada masyarakat
6. Evaluasi Perda perlu dilakukan setiap 5 tahun untuk menguji tingkat
kelayakannya

a) Pengembangan Peraturan Daerah Pengelolaan Sampah


Dukungan peraturan merupakan hal penting dalam menjalankan proses
pengelolaan sampah dan harus memuat ketentuan hukum berdasarkan peraturan
perundangan bidang persampahan yang belaku, Kebijakan Nasional dan Provinsi
serta NSPK (Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria) bidang persampahan.
Pengembangan peraturan daerah pengelolaan sampah di Kota Jambi dapat dilakukan
mengingat telah ditetapkan beberapa peraturan perundang-undangan baru, seperti :
1) DON’T NOT COPY
Undang-Undang No. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
2) Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga,
3) Peraturan Presiden No. 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi,
4) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan
Sampah,
5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
prasarana dan sarana persampahan dalam penanganan sampah Rumah Tangga dan
sampah sejenis sampah Rumah Tangga,
6) Peraturan Menteri Kesehatan No.3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat.

Halaman IV-67
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Selain keberadaan Peraturan Daerah mengenai Pengelolaan Sampah saat ini yang
sudah ada di Kota Jambi, namun diperlukan juga beberapa perangkat pendukung
pengaturan tentang pengelolaan sampah baik aspek operasional maupun aspek
lainnya, yaitu :
1) Pengurangan sampah
 Peraturan hukum mengenai pengurangan sampah terkait penggunaan plastik
dan pengurangan penggunaan kemasan yang sampah lainnya
2) Penanganan sampah
 Peraturan hukum mengenai Teknis dan Standardisasi Pemilahan Sampah
 Peraturan hukum mengenai Pengelola dari Sumber ke TPS
 Peraturan hukum mengenai Juknis / Tata Cara Pembentukan Lembaga
Pengelola Sampah di Sumber
 Peraturan hukum mengenai Ketentuan TPS dan TPS 3R dan TPST, SPA dan
TPA
 Peraturan hukum mengenai Tata Cara Pengelolaan Sampah Spesifik
 Peraturan hukum mengenai Tata Cara Pengelolaan Sampah di Tempat dan
Fasilitas Umum, Pasar, Saluran Terbuka, Sungai, Taman Kota di Lingkungan
Pemkab
DON’T NOT COPY
 Peraturan hukum mengenai Standar Pelayanan Minimal Lokal Kota Jambi
 Peraturan hukum mengenai Sistem Tanggap Darurat
3) Pembiayaan
 Peraturan hukum mengenai Pengaturan Keuangan dari Tarif Jasa
 Peraturan hukum mengenai Ketentuan Biaya Pengelolaan Sampah dari
Berbagai Sumber
 Peraturan hukum mengenai Kompensasi Dampak Negatif dari Seluruh
Aktivitas Pengelolaan Sampah
 Peraturan hukum mengenai Insentif Disinsentif Pengolahan Sampah yang
Berdampak pada Pengurangan
4) Kelembagaan
 Peraturan hukum mengenai review lembaga kebersihan

Halaman IV-68
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

 Peraturan hukum mengenai ketetapan bentuk lembaga kebersihan


 Peraturan hukum mengenai susunan organisasi dan tata kerja dinas terkait
pengelolaan sampah
 Peraturan hukum mengenai Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
5) Peran serta masyarakat
 Peraturan hukum tentang peran serta masyarakat
6) Perizinan
 Peraturan hukum tentang pengelolaan sampah oleh pihak ketiga dan tata cara
memperoleh izin tersebut
 Peraturan hukum tentang jenis usaha pengelolaan sampah yang bisa
mendapatkan izin dan tata cara pengumuman kepada masyarakat

b) Materi Pengaturan
Adanya beberapa peraturan perundang-undangan terbaru terkait sistem
pengelolaan sampah mengaruskan adanya penyesuaian terhadap perangkat peraturan
eksisting di Kota Jambi mengenai sistem pengelolaan sampah yang mencakup semua
aspek pengelolaan. Oleh karena itu strategi yang dapat dijalankan adalah dengan
mereview pengaturan eksisting diantaranya Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2013 dan
DON’T NOT COPY
kemudian bilamana hasil review memerlukan revisi terhadap Peraturan Daerah No.8
Tahun 2013 tersebut maka dapat diinisiasi legislasi perubahan terhadap Peraturan
Daerah No. 8 Tahun 2013 oleh Dinas yang memiliki kewenangan pengelolaan
sampah. Hasil perbandingan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2013 dengan Undang-
undang No. 8 Tahun 2008 diperoleh pertimbangan untuk memperhatikan kembali
ketentuan-ketentuan yaitu :
- Perizinan
- Kompensasi
- Kerjasama dan kemitraan
Potensi pengembangan aspek pengaturan lainnya adalah dengan membandingkan
Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2013 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun
2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Pemerintah. Hasil perbandingan tersebut menunjukkan bahwa perlunya dilakukan

Halaman IV-69
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

perubahan terhadap Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2013 yaitu penambahan beberapa
ketentuan pada Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah yang meliputi
ketentuan:
a. Penyusunan kebijakan dan strategi Kab/kota dalam pengelolaan sampah
b. Kompensasi
c. Pengembangan dan penerapan teknologi
d. Sistem kompensasi
e. Kerjasama dan kemitraan
Pengembangan Peraturan Daerah tentang Retribusi khususnya terkait dengan
ketentuan Retribusi Sampah, dapat dilakukan mengingat pada:
1) perkembangan peraturan perundang-undangan di atasnya,
2) pengembangan subjek dan objek Retribusi Sampah, dan
3) pengembangan nilai tariff Retribusi Sampah.
Retribusi sampah termasuk Retribusi daerah, yang Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang
pribadi atau badan. Pengenaan retribusi dalam penyelenggaraan penanganan sampah
diatur dalam peraturan perundang-undangan (Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun
DON’T NOT COPY
2012), bahwa pemerintah Kab/kota memungut retribusi kepada setiap orang atas jasa
pelayanan yang diberikan. Retribusi ditetapkan secara progresif berdasarkan jenis,
karakteristik, dan volume sampah. Hasil retribusi digunakan untuk:
a. kegiatan layanan penanganan sampah;
b. penyediaan fasilitas pengumpulan sampah;
c. penanggulangan keadaan darurat;
d. pemulihan lingkungan akibat kegiatan penanganan sampah; dan/atau
e. peningkatan kompetensi pengelola sampah.

4.6.5 Strategi Pengembangan Ekonomi dan Pembiayaan


Kinerja penyelenggaraan pelayanan pengelolaan sampah/kebersihan yang
diselenggarakan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota
Jambi diukur dari penyerapan anggaran yang telah tersedia untuk menjalankan
Halaman IV-70
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

kegiatan sebagaimana telah tercantum dalam Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA).


Tingkat penyerapan anggaran yang dicapai memiliki korelasi positif atau berbanding
lurus dengan tingkat capaian pelaksanaan secara fisik. Semakin tinggi prosentase
serapan anggaran kegiatan penyelenggaraan pengelolaan sampah, maka semakin
tinggi tingkat pencapaian pelaksanaan pelayanan pengelolaan sampah di lapangan.
Penetapan jenis kegiatan pengelolaan sampah yang akan dilaksanakan dalam setiap
tahun anggaran sebagaimana dicantunkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran
(RKA), harus didasarkan kepada jenis kegiatan yang diturunkan dari program yang
ada di dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Demikian pula bahwa program yang tertuang dalam RPJMD merupakan bagian atau
rangkaian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
Penyusunan RKA tahunan yang tidak didasarkan kepada RPJMD, akan
mengakibatkan terjadinya bias terhadap target capian pembangunan sektor
persampahan yang telah ditetapkan dalam target capain jangka menengah dan
selanjutnya akan menjadikan bias pula dalam pencapaian target jangka panjang.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 24:
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membiayai penyelenggaraan
pengelolaan sampah.
DON’T NOT COPY
(2) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta anggaran pendapatan dan belanja daerah.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau peraturan daerah.

Pembiayaan penyelenggaraan pengelolaan sampah sesuai dengan kebutuhan


biaya untuk penyediaan pelayanan pengelolaan sampah, terdiri dari :
1. Biaya penyediaan prasarana dan sarana
2. Biaya peningkatan operasional dan pemeliharaan.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Pengelolaan Sampah, maka Pemerintah Kota
Jambi wajib menyediakan anggaran biaya untuk penyelenggaraan pelayanan
pengelolaan sampah berdasarkan kebutuhan dalam penyediaan prasarana dan sarana,

Halaman IV-71
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

kebutuhan biaya operasional dan pemeliharaan dalam urusan pengelolaan sampah


sesuai kewenangannya.

Strategi Penyediaan Anggaran


Keberhasilan pengembangan pelayanan pengelolaan sampah sangat
dipengaruhi oleh keberhasilan dalam penyediaan anggaran sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Pengelolaan Sampah. Kebutuhan biaya penyediaan pelayanan
pengelolaan sampah sebagaimana telah tercantum dalam dokumen Rencana Induk
Pengelolaan Sampah harus menjadi referensi dalam penyusunan dan diperjuangkan
masuk kedalam RPJPD, RPJMD dan RKA. Kebutuhan biaya penyelenggaraan
pengelolaan sampah harus mencakup seluruh kegiatan pengelolaan sampah yang
meliputi:
1. Komponen biaya penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah harus
meliputi prasarana dan sarana penyelenggaraan kegiatan:
a. Pengurangan sampah
b. Penanganan sampah meliputi:
 Pemilahan sampah
 Penyapuan dan pengumpulan sampah
DON’T NOT COPY
 Pengangkutan sampah
 Pengolahan sampah
 Pemrosesan akhir sampah
Kebutuhan biaya penyediaan sarana dan prasarana didasarkan kepada harga
satuan barang masing-masing jenis dikalikan dengan volume barang.
2. Komponen biaya operasional dan pemeliharaan meliputi:
a. Operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana
b. Peningkatan kapasitas kelembagaan
c. Peningkatan peranserta masyarakat
d. Peningkatan kerjasama dan kemitraan dengan badan usaha dalam
pengelolaan sampah.
Kebutuhan biaya operasional dan pemeliharaan didasarkan kepada harga satuan
barang masing-masing jenis dikalikan dengan kegiatan.

Halaman IV-72
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Strategi Pengalokasian Anggaran


Anggaran biaya penyelenggaraan pengelolaan sampah dilaksanakan oleh
perangkat daerah yang diberikan tugas untuk menyelenggarakan kegiatan
pembiayaan pengelolaan sampah dan pihak lain yang diberikan tugas untuk
melaksanakan tugas pengelolaan sampah.
1. Anggaran penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah, dialokasikan
kepada perangkat daerah yang diberikan tugas untuk pengadaan barang.
2. Anggaran biaya operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana penanganan
sampah, dialokasikan kepada:
a. Perangkat daerah yang melaksanakan kegiatan penanganan sampah.
b. Perangkat daerah yang melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas
kelembagaan
c. Perangkat daerah yang melaksanakan kegiatan peranserta masyarakat
d. Mitra kerjanya yang dilibatkan dalam penyelenggaraan penanganan sampah.

Strategi Pengembangan Sumber Pembiayaan


1. Pengembangan Sumber Pembiayaan Pemerintah
Penyelenggaraan pengelolaan sampah merupakan urusan wajib yang menjadi
DON’T NOT COPY
kewenangan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing. Manfaat dari
penyelenggaraan pelayanan pengelolaan sampah dinikmati oleh seluruh
masyarakat. Oleh karena itu seluruh potensi anggaran dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab/kota, ditujukan untuk
meengembangkan sistem pelayanan pengelolaan sampah bagi masyarakat.
Strategi pengembangan sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah
dilakukan dengan membagi/mengelompokkan kegiatan pembiayaan berdasarkan
kegiatan yang dapat dibiayai dari sumber pembiayaan Pemerintah (APBN),
Pemerintah Daerah Provinsi (APBD Provinsi) dan Pemerintah Daerah Kota
(APBD Kota).
2. Pengembangan Sumber Pembiayaan Kerjasama dan Kemitraan

Halaman IV-73
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Kegiatan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur pengelolaan sampah dapat


dilaksanakan melalui kerjasama dan kemitraan dengan pemerintah daerah lain
dan dengan badan usaha. Kemitraan dengan badan usaha dapat dilakukan dalam
rangka peningkatan pelayanan pengelolaan sampah melalui penggunaan sumber
pembiayaan yang dimiliki oleh badan usaha melalui mekanisme perjanjian
kerjasama sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Strategi
pengembangan sumber pembiayaan melalui kerjasama dengan badan usaha
dapat dilakukan dengan pola konsesi pelayanan sebagai contoh:
a. Konsesi pelayanan pengolahan sampah skala kawasan.
b. Konsesi pengangkutan sampah
c. Konsesi pengelolaan TPST
Badan usaha mitra dari pemerintah melakukan penyediaan sarana dan prasarana
untuk pelayanan yang dilaksanakan oleh badan usaha tersebut dan pemerintah
daerah membayar jasa atas pelayanan yang disediakan oleh badan usaha mitra
pemerintah. Pemerintah tidak menyediakan anggaran biaya untuk pembangunan,
tetapi menyediakan anggaran biaya untuk membayar jasa yang disediakan oleh
badan usaha.
3. Peningkatan Pendapatan Retribusi Pelayanan
DON’T NOT COPY
Pelayanan pengelolaan sampah merupakan salah satu objek pemungutan
retribusi. Salah satu faktor keberhasilan pemungutan retribusi adalah kualitas
pelayanan pengelolaan sampah yang diberikan kepada wajib bayar retribusi.
Namun demikian harus disadari bahwa biaya pelayanan pengelolaan sampah
sesuai dengan standar pelayanan, memerlukan biaya yang cukup mahal yang
kemungkinan tidak dapat terjangkau dengan kemampuan bayar dari masyarakat
pengguna jasa. Strategi peningkatan pendapatan retribusi dapat dilakukan
melalui peningkatan kualitas pelayanan dengan tarip retribusi bersubsidi secara
progresif. Tarip retribusi bersubsidi secara progresif adalah tarif retribusi yang
ditetapkan berdasarkan biaya pelayanan dengan sebagaian besaran biaya
pelayanan ditanggung oleh pemerintah (disubsidi) dan besaran subsidi berangsur
berkurang sebanding dengan peningkatan kemampuan bayar dari wajib bayar
retribusi.

Halaman IV-74
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

B AB 5
RENCANA PROGRAM DAN
TAHAPAN PELAKSANA KEGIATAN

5.1 Rencana Program


5.1.1. Rencana Pengembangan Teknis
5.1.1.1 Pemilahan/Pewadahan

Pewadahan adalah aktifitas penanganan sampah di sumber. Wadah sampah


adalah tempat untuk menyimpan sampah di sumber, sebelum sampah itu dikelola.
Konsep pewadahan yang akan diterapkan di Kota Jambi disesuaiakan dengan UU No
18 Tahun 2008 dan peraturan turunannya yaitu PP No 81 Tahun 2012 dan Permen
PU 03 Tahun 2013, bahwa pewadahan sudah harus terpilah, dimana pemilahan
sampah dilakukan berdasarkan paling sedikit 5 (lima) jenis sampah, yaitu:
1. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan
berbahaya dan beracun, seperti kemasan obat serangga, kemasan oli, kemasan
obat-obatan, obat-obatan kadaluarsa, peralatan listrik dan peralatan elektronik
rumah tangga;
DON’T NOT COPY
2. Sampah yang mudah terurai, antara lain sampah yang berasal dari tumbuhan,
hewan, dan/atau bagiannya yang dapat terurai oleh makhluk hidup lainnya
dan/atau mikroorganisme, seperti sampah makanan dan serasah;
3. Sampah yang dapat digunakan kembali, adalah sampah yang dapat dimanfaatkan
kembali tanpa melalui proses pengolahan, seperti kertas kardus, botol minuman,
kaleng;
4. Sampah yang dapat didaur ulang, adalah sampah yang dapat dimanfaatkan
kembali setelah melalui proses pengolahan, seperti sisa kain, plastik, kertas,
kaca; dan
5. Sampah lainnya, yaitu residu.

Halaman V-1
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Dalam pelaksanaan pemilahan sampah di Kota Jambi maka perlu waktu yang
panjang untuk menuju pemilahan sampah yang sempurna. Pengembangan dalam
pewadahan dengan memperhatikan hal berikut:
- Pemilahan sampah terpilah diawali dengan konsep terpilah 2 jenis yaitu sampah
organik dan anorganik. Setelah itu, ketika kebiasaan masyarakat telah terbentuk
akan dilakukan pemilahan 3 jenis yaitu dipisahkannya sampah B3 rumah tangga
dalam wadah tersendiri
- Pembelajaran pemilahan sampah akan dikaitkan dalam program pengelolaan
sampah berbasis masyarakat

Untuk memudahkan pemahaman masyarakat dalam hal pemilahan sampah,


dalam implementasinya konsep pewadahan terpilah akan dikembangkan secara
bertahap sebagai berikut:
1. Jangka Pendek (2017-2019)
Tahap ini merupakan tahap pengenalan pada semua wilayah pelayanan
operasional di Kota Jambi. Pewadahan di sumber dilakukan dengan konsep
terpilah 2 (dua) yaitu :
a. Sampah sisa makanan dan tanaman yaitu sampah yang berasal dari

DON’T NOT COPY


tumbuhan, hewan, dan/atau, bagian-bagiannya yang dapat terurai oleh
makhluk hidup lainnya dan/atau mikroorganisme seperti sampah makanan
dan serasah.
b. Sampah lainnya yaitu merupakan sampah selain sampah sisa makan dan
tanaman.
Edukasi pemilahan sampah bagi masyarakat di Kota Jambi akan dikaitkan
dengan program pembangunan TPS 3R. Secara umum edukasi dilakukan lebih
intensif di wilayah perkotaan. Edukasi dijalankan melalui kegiatan kegiatan
masyarakat seperti Posyandu atau PKK dan edukasi formal di sekolah.
2. Jangka Menengah (2020-2027)
Pada tahap menengah ini ditargetkan pewadahan terpilah 3 (tiga) jenis sampah
yaitu :
a. Sampah sisa makanan dan tanaman yaitu sampah yang berasal dari
tumbuhan, hewan, dan/atau, bagian-bagiannya yang dapat terurai oleh
Halaman V-2
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

makhluk hidup lainnya dan/atau mikroorganisme seperti sampah makanan


dan serasah.
b. Sampah potensi daur ulang yaitu sampah yang merupakan material yang
dapat di daur ulang seperti botol, kaleng, kertas, plastik.
c. Sampah lainnya yaitu merupakan sampah selain sampah sisa makan,
tanaman dan sampah potensi daur ulang.
Pada masa ini institusi pengelola sampah di Kota Jambi harus meningkatkan
sosialisasi pemilahan kepada masyarakat secara umum dan lebih diintensifkan
pada wilayah pelayanan operasional.
3. Jangka Panjang (2028-2037)
Tahap ini merupakan masa pengembangan pemilahan sampah menjadi 4 jenis
sebagai berikut:
a. Sampah sisa makanan dan tanaman yaitu sampah yang berasal dari
tumbuhan, hewan, dan/atau, bagian-bagiannya yang dapat terurai oleh
makhluk hidup lainnya dan/atau mikroorganisme seperti sampah makanan
dan serasah.
b. Sampah potensi daur ulang yaitu sampah yang merupakan material yang
dapat di daur ulang seperti botol, kaleng, kertas, plastik.
DON’T NOT COPY
c. Sampah B3 Rumah Tangga yaitu sampah yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun antara
lain kemasan obat serangga, kemasan oli, kemasan obat-obatan, obat-obatan
kadaluarsa, peralatan listrik, dan peralatan elektronik rumah tangga.
d. Sampah lainnya yaitu merupakan sampah selain sampah sisa makan,
tanaman, sampah potensi daur ulang dan sampah B3 rumah tangga.

A. Kriteria Teknis
Kriteria teknis pewadahan yang akan diterapkan di Kota Jambi yaitu:
1. Kapasitas wadah sampah minimal 20-30 liter per jenis sampah;
2. Label sampah yaitu sampah sisa makanan dan atau tanaman, sampah potensi
daur ulang, sampah B3 rumah tangga dan sampah lainnya;
3. Warna wadah sampah terdiri dari yaitu :

Halaman V-3
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

- Wadah sampah sisa makanan dan tanaman berwarna hijau;


- Wadah sampah sampah potensi daur ulang berwarna biru;
- Wadah sampah B3 rumah tangga berwarna merah;
- Wadah sampah lainnya berwarna abu-abu.
4. Bentuk wadah berupa kotak, silinder, kontainer, bin (tong tertutup) atau kantong
plastik;
5. Bahan wadah sampah terbuat dari logam, plastik, fiberglass, kayu, bambu atau
rotan;
6. Sifat wadah sampah yaitu ringan, mudah dipindahkan dan dikosongkan, bentuk
dan warna estetis, mudah dibersihkan, kedap air dan udara serta memiliki tutup
supaya higienis;
7. Pengadaan wadah sampah dilakukan oleh penimbul sampah secara mandiri;

B. Rencana Pengembangan Pewadahan/Pemilahan


Rencana pengembangan untuk jenis pewadahan sampah di Kota Jambi sebagaimana
kriteria teknis dan tahapan pengembangan diatas dapat dilihat dalam Tabel 5.2

DON’T NOT COPY

Halaman V-4
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 5. 1 Rencana Tahapan Pemilahan dan Pewadahan

Rencana Implementasi Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

(2017-2019) (2020-2027) (2028-2037)

Tahapan Kerja Tahap pengenalan pemilahan dalam Tahap peningkatan pemilahan Tahap penguatan pelaksanaan
pewadahan sampah pewadahan sampah pemilahan sampah

Pemilahan DON’T NOT


Pemilahan sampah COPY
menjadi 2 jenis: Pemilahan sampah menjadi 3 jenis: Pemilahan sampah menjadi 4 jenis:

- Sampah sisa makanan dan - Sampah sisa makanan dan - Sampah sisa makanan dan
tanaman tanaman tanaman
- Sampah lainnya - Sampah potensi daur ulang - Sampah potensi daur ulang
- Sampah lainnya - Sampah B3 rumah tangga
- Sampah lainnya
Pewadahan Label sampah dalam pewadahan antara lain:
- Sampah sisa makanan dan tanaman
- Sampah potensi daur ulang
- Sampah B3 rumah tangga
- Sampah lainnya
Sumber: Hasil analisa konsultan, 2016

Halaman V-5
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 5. 2 Rencana Pengembangan Jenis Pemilahan dan Pewadahan


Kategori Pewadahan

Sampah
Sumber Sampah Rencana Jenis Rencana Tahapan
No Sisa B3 Pewadahan Eksisting
Sampah Potensi Sampah Pewadahan Pewadahan
Makanan Rumah
Daur lainnya
dan Tangga
Ulang
Tanaman
DON’T NOT COPY
Kawasan
1    
Permukiman

2 Pasar   

Kawasan
Niaga
3 (Pertokoan   
dan
Restoran)

Halaman V-6
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Kategori Pewadahan

Sampah
Sumber Sampah Rencana Jenis Rencana Tahapan
No Sisa B3 Pewadahan Eksisting
Sampah Potensi Sampah Pewadahan Pewadahan
Makanan Rumah
Daur lainnya
dan Tangga
Ulang
Tanaman

Kawasan

4
Institusi
(Perkantoran 
DON’T

NOT

COPY

dan
Sekolah)

Kawasan
5 Hotel dan    
Industri

Taman dan
6 Penyapuan   
Jalan

Sumber: Hasil analisa konsultan, 2016

Halaman V-7
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

5.1.1.2 Pengumpulan

Target dari sistem pengumpulan adalah tercapainya tingkat sanitasi


lingkungan dari gangguan sampah melalui operasi pengumpulan yang menjamin
rutinitas dan stabilitas pelayanan. Dari kondisi prasarana maupun sarana
pengumpulan saat ini di Kota Jambi maka sistem pengumpulan masih berupa pola
yang sederhana. Hal ini karena belum mencakup pertimbangan operasional
pengumpulan seperti kondisi fisik geografi, ekonomi, fasilias jalan dan kondisi
lainnya sehingga proses pengumpulan seharusnya dapat berlangsung secara efektif
dan efisien.

Oleh karena itu, peningkatan operasi pengumpulan sampah di Kota Jambi


dengan pertimbangan aspek kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga rencana
kegiatan dalam 20 tahun mendatang dalam operasional pengumpulan sampah di Kota
Jambi antara lain:
1. Jangka pendek (2017-2019)
Tahap ini merupakan masa penguatan pelayanan operasi pengumpulan. Untuk
permukiman dilakukan pola operasi individual tidak langsung, dengan armada
pengumpul berupa motor sampah , serta wilayah non permukiman menggunakan

DON’T NOT COPY


dump truk. Kawasan yang dilayani oleh DKPP pada seluruh wilayah pelayanan
perkotaan.
2. Jangka menengah (2020-2027)
Dalam tahap ini merupakan masa penguatan operasi pengumpulan sampah
dimana pemilahan di sumber sudah dilakukan di kawasan permukiman yang
terlayani oleh TPS 3R. Pengumpulan terpilah dilakukan dengan penjadwalan
pengumpulan sampah sesuai dengan jenisnya yang dikembangkan dengan
kesepakatan di setiap wilayah pelayanan.
3. Jangka panjang (2028-2037)
Dalam tahap jangka panjang maka seluruh wilayah perkotaan sudah harus
terlayani dalam operasi pengumpulan 100% sampah terkumpul dari permukiman
sudah 100% terpilah. Operasi pengumpulan dijalankan dengan kinerja
maksimal, tidak lagi terlihat ada sampah bertumpuk di TPS dan di lahan kosong.

Halaman V-8
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

A. Kriteria Teknis
Operasi pengumpulan sampah di Kota Jambi akan menerapkan kriteria umum antara
lain:
a. Operasi pengumpulan di Kota Jambi dikembangkan dalam beberapa opsi
sebagai berikut :
- Pengumpulan dilakukan oleh LPSM (Lembaga Pengelola Swadaya
Masyarakat) di koordinasi oleh RT masing masing, dan bekerjasama dengan
DLH yang bertanggung jawab atas TPS 3R terdekat. Sampah dari kawasan
diolah di TPS 3R terdekat. Armada pengumpulan minimal adalah motor
sampah dan pengadaannya di fasilitasi oleh Dinas,
- Pengumpulan dilakukan oleh UPTD Dinas Lingkungan Hidup, atas
permintaan pihak Pengelola Kawasan. Pada opsi ini, sampah dari kawasan
diolah di TPST Wilayah. Armada pengumpulan adalah tanggung jawab
Dinas, dapat berupa Motor Sampah, dan atau Dump Truk ,
b. Frekuensi pengumpulan sampah di Kota Jambi diatur sebagai berikut:
- Sampah organik, disyaratkan harus setiap hari
- Sampah material daur ulang dan sampah B3 rumah tangga disyarakatkan
minimal 3 kali dalam seminggu.
DON’T NOT COPY
- Pada masa transisi yaitu sampai tahun 2019, dimana sampah masih terampur
frekuensi pengumpulan minimal 2 (dua) kali dalam seminggu.
c. Sistem pewadahan sudah terpilah operasi pengumpulan diatur berdasarkan jenis
sampah dan hari pengumpulan. Jadwal pengumpulan dikembangkan berdasarkan
kesepakatan di setiap kawasan pelayanan. Hal ini diterapkan pada jangka
menengah-panjang.

B. Rencana Pengembangan Pengumpulan


1) Pola Pengumpulan Sampah Permukiman
Pola operasi pengumpulan sampah di kawasan permukiman direncanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:

Halaman V-9
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

a. Pemukiman teratur (kawasan pemukiman dengan fasilitas jalan yang lebar, cukup
dilewati oleh kendaraan) akan dilayani dengan menggunakan armada pengumpul
berupa kompactor truk

Gambar 5. 1 Pola Pengumpulan Sampah Pemukiman Teratur

b. Pemukiman tidak teratur (kawasan pemukiman dengan fasilitas jalan yang sempit,
tidak mungkin dilewati kendaraan) akan dilayani dengan menggunakan bin
sampah 200 Liter. Setelah itu dari bin sampah akan dipindahkan ke motor
sampah.

DON’T NOT COPY


Gambar 5. 2 Pola Pengumpulan Sampah Pemukiman Teratur
2) Pola Pengumpulan Sampah Pasar
Kegiatan pasar di Kota Jambi saat ini telah memberikan peran yang besar dalam
timbulan sampah rata-rata harian. Sebagian besar komposisi sampah pasar
merupakan sampah organik sehingga memiliki potensi untuk pemanfaatan
pengolahan sampah baik untuk di pasar atau tempat lainnya. Adapun ketentuan
dalam pola pengumpulan sampah pasar yaitu:
- Pewadahan sampah pasar akan diarahkan terpilah berdasarkan jenisnya, sejak
dari sumber nya yaitu sampah
- Wadah pengumpulan sampah disesuiaikan dengan kemampuan pemilik kios,
dapat berupa karung, keranjang bambu atau lainnya.
- Operasional pengumpulan sampah di dalam pasar menjadi tanggung jawab
instansi pasar dalam hal ini adalah Dinas Pasar.
Halaman V-10
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

- Pengangkutan sampah pasar adalah tanggung jawab DLH,


- Petugas pengelolaan sampah pasar terdiri dari petugas pengumpul, menjadi
tanggung jawab Dinas Pasar.
- Sarana pengumpulan sampah pasar yaitu kontainer yang ditempatkan di setiap
unit pasar
- Terdapat sarana pengolahan sampah di pasar atau sedekat mungkin dengan
lokasi pasar yang ada untuk proses pengolahan langsung di tempat (insitu). Jika
tidak memungkinkan, maka sampah dibawa langsung ke TPST Wilayah
Pelayanan

Gambar 5. 3 Pola Pengumpulan Sampah Pasar

3) Pola Pengumpulan Sampah Kawasan Komersil


Kawasan komersil di Kota Jambi yaitu kawasan dengan aktifitas perdagangan barang
dan jasa berupa pertokoan, hotel, ruko dan restoran. Ketentuan dalam pengumpulan

DON’T NOT COPY


sampah di kawasan komersil antara lain:
- Pelaksanaan pengumpulan sampah di kawasan komersil menjadi tanggung
jawab DLH. Namun demikian, dengan terlebih dahulu dilakukan pengaturannya,
akan dikembangkan kerjasama pengelolaan sampah kawasan komersil dengan
pihak Swasta.
- Pengumpulan dilakukan dengan pola individual langsung yaitu sampah dari
setiap toko dikumpulkan langsung oleh petugas sampah
- Armada pengumpul kawasan pertokoan berupa mobil dump truck dan atau
compactor truck.
- Frekuensi pengangkutan dilakukan setiap hari dengan 2 (dua) shift yaitu pagi
dan siang/malam (sesuai kondisi).
- Sampah dari kawasan komersil langsung diangkut ke lokasi pengolahan yang
dikerjasamakan dengan pihak swasta, dan atau langsung ke TPST Wilayah,.

Halaman V-11
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Gambar 5. 4 Pola Pengumpulan Sampah Dari Kawasan Komersil

4) Pola Pengumpulan Sampah Institusi (Perkantoran/Sekolah)


Institusi yang dimaksud adalah perkantoran dan sekolah yang ada di Kota Jambi.
Adapun ketentuan dalam pola pengumpulan sampah institusi disampaikan berikut
ini:
- Konsep pemilahan, wajib dilaksanakan di setiap kantor dan sekolah,
- Setiap institusi wajib mengembangkan program minimasi dan pengolahan
sampah di lingkungannya sendiri untuk mereduksi sampah yang ditimbulkannya.
Hal ini dijalankan dalam konteks program eco-office dan eco-school/ program
Sekolah Adiwyata.
- Setiap kantor, sekolah dan institusi lainnya wajib mengolah sampah organik di
kawasannya masiing masing.
-
DON’T NOT COPY
Sampah material daur ulang, menjadi hak institusi dapat dijual ke Bank Sampah
terdekat.
- Frekuensi pengumpulan disesuaikan dengan kondisi atau aktifitas perkantoran
atau sekolah itu sendiri, minimal setiap hari
- Pengangkutan sampah anorganik dan residu menjadi tanggung jawab Dinas,
- Sampah institusi kemudian diangkut ke TPS 3R kelurahan/kecamatan terdekat.
- Ketika TPS 3R kelurahan/kecamatan belum terbangun maka sampah institusi
diangkut TPST Wilayah.

Halaman V-12
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Gambar 5. 5 Pola Pengumpulan Sampah Dari Institusi

5) Pola Pengumpulan Sampah Industri


Industri yang dimaksud adalah semua industri baik kecil hingga besar yang ada di
wilayah Kota Jambi. Kriteria dalam pengumpulan sampah dari industri antara lain:
- Setiap industri diwajibkan mengembangkan program minimisasi sampah di
dalam lingkungannya sendiri, sehingga mampu mereduksi timbulan sampah. Hal
ini diintegrasikan dengan program Industri Bersih.
- Setiap industri diwajibkan mengolah sampah organik di lingkungannya sendiri,
- Setiap industri wajib menyediakan lahan sebagai tempat penampungan
sementara sampah residu dan material daur ulang.
- Tempat penampungan sementara dapat berupa pelataran dengan kontainer yang
atau bangunan khusus tempat penampungan sampah di area industri tersebut.
- Pengumpulan sampah industri dilakukan pihak pengelola industri yang
bersangkutan.
- Pengangkutan dilakukan secara berkala berdasarkan perjanjian dengan Dinas,
- Armada pengangkutan dari instansi berupa compactor truck
- Frekuensi pengangkutan dari intansi minimal 3 kali dalam seminggu.
DON’T NOT COPY

Gambar 5. 6 Pola Pengumpulan Sampah Industri

6) Pola Pengumpulan Sampah Taman dan Sapuan Jalan


Rencana penanganan sampah dari taman dan sapuan jalan akan dilakukan dalam
kriteria sebagai berikut:
- Kebersihan dan pengelolaan sampah di dalam taman umum menjadi tanggung
jawab Dinas yang mengelola taman,

Halaman V-13
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

- Kewajiban utama Dinas pengelola taman adalah mengumpulkan sampah dan


mengolah sampah organik di lingkungan taman tersebut,
- Penanganan sampah taman dan sapuan jalan menjadi prioritas yang ditinjau dari
tingkat kebutuhan kebersihan jalan protokol, jalan prioritas II dan jalan lainnya.
- Adakalanya Bidang Pertamanan tidak mampu mengolah sampah organik, maka
dapat diserahkan kepada UPTD Dinas (TPS dan TPS 3R) terdekat,
- Sapuan jalan, sepenuhnya tanggung jawab DLH yang dijalankan oleh UPTD,
- Frekuensi pengumpulan sampah taman dan penyapuan jalan dilakukan setiap
hari dan atau mengikuti jadwal operasi penyapuan jalan.
- Sampah organik taman, harus habis di kawasan taman tersebut
- Sampah organik dari sapuan jalan, diolah di TPS 3R dan atau TPST Wilayah,
- Sampah matrial daur ulang dari taman menjadi hak petugas taman, sedangkan
dari sapuan jalan menjadi hal petugas pengumpulan dari Dispertasih atau yang
menggantikannya,
- Ketika TPS 3R dan atau TPST belum terbangun maka sampah taman dan
penyapuan jalan dibawa ke TPA kota,

DON’T NOT COPY

Gambar 5. 7 Pola Pengumpulan Sampah Taman dan Penyapuan Jalan


Tabel 5. 3 Rencana Pengembangan Pengumpulan Sampah
Rencana Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Implementasi
(2017-2019) (2020-2027) (2028-2037)

Tahapan Tahap transisi dalam Tahap penguatan Tahap penguatan


Implementasi operasi pengumpulan operasi pengumpulan operasi pengumpulan
sampah permukiman sampah di semua sampah di semua
dan non permukiman di sumber sampah yang sumber sampah 100%
selurh wilayah dapat terlayani sampah terkumpul
pelayanan UPTD

Halaman V-14
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Rencana Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang


Implementasi
(2017-2019) (2020-2027) (2028-2037)

pengangkutan sampah menuju ke TPS 3R

Sumber: Hasil analisis konsultan, 2016

5.1.1.3 Pengangkutan
Saat ini operasi pengangkutan sampah di Kota Jambi dengan pola individual
langsung dan tidak langsung. Operasi pemindahan dilakukan pada operasi tidak
langsung di TPS. Oleh karena itu target dari pemindahan yaitu adanya mekanisme
pemindahan yang praktis dan mudah bagi petugas pengumpul dalam memindahkan
sampah dari armada pengumpul ke kontainer. Sehingga pola yang diterapkan yaitu
pola tidak langsung, dimana sampah sebelum diangkut ke TPA maka masuk ke TPS
3R terlebih dahulu untuk melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Rencana
pengembangan operasi pengangkutan sampah di Kota Jambi yaitu:
1. Jangka Pendek (2017-2019)
Pada tahap ini merupakan masa intensifikasi pengangkutan sampah di kawasan
Zona Prioritas di zona 1 dan zona 2. Cakupan pengangkutan pada jangka pendek
DON’T NOT COPY
wilayah perkotaan yang ada di Kota Jambi. Selain itu tahap ini merupakan
sosialisasi dimana operasi pengangkutan sampah masih direncanakan untuk
mencegah dan mengantisipasi sampah organik dan anorganik yang tercampur ke
TPA.
2. Jangka Menengah (2020-2027)
Pada tahap ini merupakan masa peningkatan operasional pengangkutan sampah
di perkotaan dimana semua sampah sudah dapat terangkut ke TPS 3R kelurahan
dan TPST Wilayah. Pengangkutan sampah sudah seharusnya terpisah untuk
setiap masing-masing jenis sampah dan hanya sampah residu saja yang diangkut
ke TPA.

Halaman V-15
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

3. Jangka Panjang (2028 – 2037)


Jangka panjang merupakan masa penguatan dan peningkatan operasi
pengangkutan hanya untuk sampah residu saja yang masuk ke TPA.
Tabel 5. 4 Rencana Pengembangan Pengumpulan Sampah

Rencana Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang


Implementasi
(2017-2019) (2020-2027) (2028-2037)

Tahapan Tahap intensifikasi Tahap peningkatan Tahap penguatan dan


Implementasi pengangkutan sampah operasional peningkatan operasi
di kawasan Prioritas pengangkutan sampah pengangkutan
di zona 1 dan zona 2 di perkotaan dimana sampah hanya untuk
semua sampah sudah sampah residu saja
dapat terangkut ke yang masuk ke TPST
TPS 3R kelurahan di semua di semua
dan TPST di semua Zona 1 dan 2
Zona 1 dan 2

Sumber: Hasil analisa konsultan, 2016

A. Kriteria Teknis
Target pengangkutan sampah di dalam jangka panjang di Kota Jambi akan
DON’T NOT COPY
dikhususkan untuk pengangkutan sampah residu saja. Kriteria umum yang akan
dijalankan dalam operasi pemindahan dan pengangkutan sampah di Kota Jambi
yaitu:
a. Operasi pemindahan sampah tercampur dilakukan di sebuah TPS 3R
b. Operasi pengangkutan sampah untuk semua jenis sampah. Jenis sampah B3 dan
residu diangkut dari TPS 3R ke TPA.
c. TPS pinggir jalan dihapuskan, diganti dengan TPS 3R.
d. Pelayanan pengangkutan langsung dilakukan pada sumber sampah yang
dikumpulkan dan diangkut ke TPS 3R terdekat, atau ke TPST Wilayah.
e. Pelayanan pengangkutan langsung hanya diberikan pada pasar, terminal, mall,
hotel, rumah sakit, komplek perkantoran besar.
f. Frekuensi pengangkutan sampah dilakukan setiap hari dan tidak diperbolehkan
ada sampah menginap di TPS 3R dan di tempat penampungan sementara.

Halaman V-16
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

B. Rencana Pengembangan Pengangkutan Sampah


Dalam perencanaan pengembangan pengangkutan di Kota Jambi maka operasi
pengangkutan sampah di sumber dengan menggunakan armada dump truk, dan
armroll truk. Perencanaan armada pengangkutan dijelaskan pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. 5 Rencana Pengembangan Jenis Pengangkutan Sampah

No Komponen

1. Jenis armada Dump Truck, Arm Roll Truck,


angkut Kapasitas 8 m3 Kapasitas 8 m3
3. Sumber - Permukiman (TPS - Pasar;
sampah 3R - Rumah sakit.
-
Jenis sampah - Sampah residu, B3 - Sampah tercampur,
yang dan anorganik sampah organik dan
diangkut potensi daur ulang; sampah residu.
Sumber: Hasil analisis konsultan, 2016

DON’T NOT COPY


5.1.1.4 Pengolahan

Pengolahan sampah merupakan kegiatan yang dimaksud untuk mengurangi


jumlah sampah yang harus diangkut ke TPA. Fokus pengolahan sampah di Kota
Jambi adalah terhadap sampah organic, sebagaimana ditemukannya komposisi
sampah organic yang masih dominan. Karena itu, teknologi yang dikembangkan
adalah pengomposan baik aerobic dan anaerobic, recycling/daur ulang, dan teknologi
pengolahan lain yang mengedepankan teknologi ramah lingkungan.

Saat ini pengolahan sampah di Kota Jambi hanya dilakukan di TPS 3R dan di lokasi
pengomposan terpusat di TPA Talang Gulo. Untuk meningkatkan kapasitas
infrastruktur pengolahan sampah, maka strategi pengolahan sampah dikembangkan
sebagai berikut :
1. Perlu penguatan pemilahan sampah di sumber agar, pengolahan menjadi lebih
efektif dan efisien;

Halaman V-17
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

2. Kehadiran sampah organik yang tinggi, dan dengan terlaksananya pemilahan


sampah di sumber, menjadi prioritas untuk mengendepankan pengolahan
sampah organik. Adapun sampah organik, hanya disarankankan untuk diolah
secara biologis. Teknologi yang direkomendasikan adalah fermentasi aerobic
(pengomposan) ,fermentasi anaerobic (biodegester), dan pengolahan biologis
lainnya seperti pemanfaatan cacing dan atau mikroorganisma,
3. Peningkatan angka kehadiran sampah potensi daur ualng, semakin
menguatkan posisi Bank Samici untuk terus dikembangkan. Ketentuan
bahwa setiap Pengelola Sampah Kawasan harus menjadi Nasabah Bank
Samici, menjadi sebuah mekanisme yang berpotensi besar keberhasilannya
untuk dijalankan di Kota Jambii.

Rencana pengembangan pengolahan sampah di Kota Jambi yaitu:


1. Jangka Pendek (2017-2019)
Dalam tahap ini merupakan pembangunan sarana dan prasarana pengolahan
sampah di Zona Prioritas yaitu Zona 1 dan 2 di Kota Jambi. Dimana masa ini
merupakan masa optimalsi TPS 3R eksisting dan pengaktifan kembali TPS 3R

DON’T NOT COPY


yang non aktif yang ada dengan mengedepankan pengolahan sampah organik
menjadi kompos padat dana tau kompos cair. Sejalan dengan optimalisasi
pengolahan di TPS 3R, mulai dibangun unit pengolahan di TPST dengan tetap
focus pada pengolahan sampah terpilah, namun dengan pengembangan
pengolahan sampah menjadi produk bermanfaat lainnya.

2. Jangka Menengah (2020-2027)


Pada masa ini merupakan masa penguatan dalam pelaksanan pengolahan sampah
untuk semua jenis sampah di TPS 3R yang ada wilayah perkotaan dan mulai
beroperasinya pengolahan sampah di TPST Wilayah. Selain itu dilakukan
peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pengolahan sampah di berupa
TPS 3R kelurahan bagi wilayah yang belum mempunyai unit TPS 3R.

Halaman V-18
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

3. Jangka Panjang (2028 – 2037)


Tahap ini sebagian besar sumber sampah di Kota Jambi sudah harus terpilah
sejak dari sumbernya. Pembangunan infrastruktur pengolahan sampah, di
fokuskan untuk upaya pengolahan sampah meterail daur ulang menjadi produk
jadi dan penanganan sampah residu dan sampah beracun berbahaya dari
timbulan sampah rumah tangga.

Tabel 5. 6 Rencana Pengembangan Pengolahan Sampah


Rencana Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Implementasi
(2017-2019) (2020-2027) (2028-2037)

Tahapan Tahap optimalsi TPS 3R Tahap pelaksanan Tahap peningkatan


Implementasi eksisting dan pengolahan sampah kapasitas pengolahan
pengaktifan kembali untuk semua jenis sampah di TPS 3R dan
TPS 3R yang non aktif sampah di TPS 3R serta TPST, dengan memulai
dengan focus pembangunan sarana upaya penangan
pengolahan sampah dan prasarana sampah residu di TPA
organik pengolahan sampah di Talang gulo
berupa TPS 3R dan
TPST di setiap Zona 1
dan 2 dengan focus
DON’T NOT COPY pada upaya
pemanfaatan produk
olahan sampah organik
dan material daur ulang
Sumber: Hasil analisa konsultan, 2016

A. Kriteria Teknis
Kriteria yang diterapkan dalam pengolahan sampah yang akan dijalankan di Kota
Jambi diuraikan sebagai berikut:
a. Pengolahan sampah semaksimal mungkin dilakukan di sumber dan atau di TPS
3R kelurahan maupun TPS 3R Kecamatan dan di TPST yang akan dibangun di
setiap wilayah operasional,
b. Dalam pengolahan sampah, menekankan pada pengutamaan pengolahan sampah
organik,
c. Pengolahan skala individual dilakukan melalui pembinaaan kepada masyarakat
agar mau menangani sampah organik dan anorganik sejak dirumahnya, namun
Halaman V-19
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

hal ini bersifat sukarela, sehingga tidak di tetapkan sebagai target dalam Rencana
Induk ini,
d. Pengolahan skala lingkungan dilakukan oleh masyarakat dengan membentuk
kelompok bersama-sama mengolah sampah menjadi bahan lain yang
bermanfaat.
e. Pengolahan skala lingkungan dikembangkan menjadi TPS 3R yang melayani
minimal satu wilayah RW dan maksimal satu wilayah kelurahan (TPS 3R
Kelurahan).
f. Pengolahan skala wilayah dilakukan di TPST Wilayah, yang direncanakan satu
lokasi untuk setiap wilayah pelayanan,
g. Sampah organik diolah sejak disumber dengan teknik pengolahan sebagai
berikut :
- Pengomposan individual, metoda Takakura dan atau Bioreaktor mini .
- Pengomposan skala komunal dan kawasan, bahkan skala wilayah, dengan
prinsip menghasilkan kompos untuk pemanfaatan di bidang pertanian,
- Anarobic Digester skala Individual, dan atau komunal untuk memperoleh gas
methane yang dapat menjadi bahan bakar, dan juga diintegrasikan dengan
pertanian dan peternakan ikan,
DON’T NOT COPY
- Pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak, dikaitkan dengan program
di Dinas Peternakan Kota Jambi
h. Sampah potensi daur ulang dikelola dengan pendekatan bank sampah, dimana
setiap TPS 3R Kelurahan merupakan unit bank sampah terkecil.
i. Sampah residu ditangani dengan pengangkutan TPST Wilayah di setiap wilayah
operasional pelayanan.
j. Sampah B3 Rumah Tangga sedapat mungkin terpisah dari sampah lainnya
dikumpulkan di TPS 3R Kelurahan/Kecamatan kemudian diangkut ke TPST
untuk ditangani lebih lanjut. Sampah B3 RT direncanakan mulai ditangani dalam
jangka menengah.

Halaman V-20
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

B. Rencana Pengembangan Pengolahan Sampah


Dengan melihat potensi sampah yang ada di setiap jenis sampah, maka
pengolahan sampah di Kota Jambi dapat dikembangkan berdasarkan jenisnya.
Pemanfaatan metode pengolahan sampah dengan teknologi yang ramah lingkungan
dan produk yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat maupun pemerintah sendiri.
Rencana pengolahan sampah di Kota Jambi diuraikan dibawah ini
1) Sampah Organik:
Pada dasarnya sampah organik dari sisa makanan dapat dipisahkan dari sampah
lainnya untuk kemudian dimanfaatkan kembali baik secara individual sebagai
pakan ternak. Selain itu untuk skala komunal maka teknologi pengolahan
sampah organic yang dapat dikembangkan untuk di Kota Jambi yaitu :

- Secara aerobik
Pengolahan sampah secara aerobik (dengan kehadiran oksigen) yaitu
pengomposan yang dikhususkan untuk mengolah sampah organik sapuan
halaman/jalan dan sayuran. Adapun kriteria teknis dalam pengomposan
secara aeronik yaitu:
a) Metode pembuatan kompos dapat dilakukan dengan cara open windrow
dan caspary DON’T NOT COPY
b) Perlu dilakukan analisa kualitas terhadap produk kompos secara acak
dengan parameter warna, C/N rasio, kadar N, P, K dan logam berat.
Dalam pengecekan analisa kuailtas produk kompos bisa bekerja sama
dengan laboratorium tanah yang ada di universitas atau milik instansi
pemerintah setempat
- Secara anaerobik
Pengolahan sampah secara anaerob (tanpa kehadiran oksigen) maka metode
yang direncanakan yaitu anaerobic digester. Metode ini dikhususkan untuk
penanganan sampah organik dari sisa makanan. Kriteria teknis dari anaerobic
digester/biodigester yaitu:

Halaman V-21
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

a) Biodegester diperuntukkan bagi sampah organik yang berasal dari


aktifitas keseharian di rumah, pasar , rumah makan dan atau pusat
jajanan,
b) Biodegester yang di bangun, adalah Skala Komunal dengan kapasitas
minimal per unit 15-20 kg sampah organik / hari.
c) Total sampah terolah dengan program pengadaan Biodegster ini, minimal
150 kg sampah organik per Kecamatan
2) Sampah Potensi Daur Ulang
Jenis penanganan dan pengolahan dari sampah potensi daur ulang adalah kertas,
karton, kardus, plastik laku dijual, plastik tidak laku dijual, gelas dan logam.
Konsep pengolahan sampah potensi daur ulang yang diarahkan di Kota Jambi
yaitu:
- Dalam skala kota, akan dibangun unit usaha daur ulang sampah (recycling
center) dibawah koordinasi unit pelaksana teknis daur ulang sampah (UPTD
Pengurangan dan Pengolahan).
- Dalam skala kecamatan, sampah potensi daur ulang dikumpulkan dan
dipisahkan di setiap TPS 3R yang ada di kawasan tersebut. Secara berkala
sampah potensi daur ulang tersebut diangkut ke TPST yang ada di setiap
DON’T NOT COPY
wilayah di zona 1 dan 2.
3) Sampah B3 Rumah Tangga
Jenis sampah B3 rumah tangga yang akan dikelola adalah bahan beracun
berbahaya yang ada dalam kegiatan domestik skala rumah tangga diantaranya
batu baterai bekas, lampu TL, kemasan bekas aerosol, dll. Sumber sampah B3
rumah tangga ini dapat berasal dari permukiman, pasar, pertokoan, instansi,
sekolah, hotel dan kegiatan lainnya di Kota Jambi. Oleh karena itu rencana
pengolahan sampah B3 rumah tangga yang tidak terpisahkan di Kota Jambi
diarahkan untuk:
- Sampah B3 rumah tangga dikumpulkan ke TPST .
- Pengumpulan sampah B3 rumah tangga di wilayah perkotaan dan pedesaan
dilakukan oleh Dinas.

Halaman V-22
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

- Kegiatan pengumpulan, pengangkutan dan penyimpanan sementara sampah


B3 rumah tangga mengacu pada peraturan yang berlaku mengenai
penanganan sampah B3 di Indonesia yang dikeluarkan oleh KLHK.
- Setelah kuota dan waktu yang mencukupi, maka sampah B3 rumah tangga
tersebut diangkut kepada pengelola Limbah B3 seperti PPLI atau lainny
yang berwenang dalam penanganan limbah B3.
4) Sampah Residu
Sampah residu adalah sampah yang tidak lagi dapat diolah/dimanfaatkan
kembali. Sampah residu ditemui di Kota Jambi seperti karet, kulit, dll. Sampah
ini umumnya memiliki kadar air yang sangat rendah dan memiliki nilai kalori
bakar yang lebih baik dari sampah tercampur pada umumnya. Kehadiran sampah
residu akan selalu terkait dengan terlaksananya pemilahan sampah di sumber.
Semakin tinggi tingkat keberhasilan pemilahan, maka volume sampah residu
akan semakin kecil. Dan apabila pemilahan di sumber belum terjadi, maka
dipastikan volume sampah residu akan tinggi. Besar kecilnya volume residu
akan mempengaruhi umur layan tempat permosesan akhir sampah atau TPA.
Oleh karena itu penanganan sampah residu yang ada di Kota Jambi antara lain:
- Pengolahan sampah residu di seluruh wilayah pelayanan dipusatkan di TPS
DON’T NOT COPY
3R Kelurahan/ untuk selanjutnya dipadatkan dan dikumpulkan hingga pada
volume tertentu untuk diangkut menuju ke TPST atau TPA Talang gulo

5.1.1.5 Pemrosesan Akhir


Pemrosesan akhir sebagai kegiatan hilir dalam sistem penanganan sampah
diarahkan untuk sampah yang masuk ke TPA hanya sampah residu. Dengan melihat
perkembangan untuk 20 tahun mendatang di Kota Jambi, maka perencanaan untuk
kegiatan pemrosesan akhir sampah yang ada saat ini dibagi menjadi 3 (tiga) jangka
waktu perencanaan antara lain:
1. Jangka pendek (2017-2019)
Pada jangka pendek ini maka pemrosesan akhir sampah dari Kota Jambi masih
diarahkan kepada TPA Talang gulo lama. Kegiatan pemrosesan akhir sampah ke
TPA Talang gulo lama akan dihentikan mengingat daya tampung diprediksi

Halaman V-23
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

akan ditutup pada akhir Tahun 2017, sehingga pengalihan sampah yang masuk
ke TPA di Kota Jambi diarahkan kepada TPA Talang gulo Baru pada tahun
2018.
2. Jangka Menengah (2020-2027)
Dalam jangka menengah ini maka kegiatan pemrosesan akhir sampah masuk
TPA Talang gulo baru sehingga pengalihan sampah yang masuk ke TPA di Kota
Jambi diarahkan kepada TPA Talang gulo baru dan TPST yang ada di Kota
Jambi.
3. Jangka Panjang (2028-2037)
Dalam jangka panjang ini merupakan masa penguatan dari pemrosesan akhir
yang dilakukan di TPST masing masing wilayah pelayanan.
Tabel 5. 7 Rencana Pengembangan Pemrosesan Akhir Sampah
Rencana Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Implementasi
(2017-2019) (2020-2027) (2028-2037)

Tahapan Tahap pemrosesan akhir Tahap pelaksanaan Tahap penguatan


implementasi diarahkan ke TPA pengaktifan TPA pemrosesan akhir yang
Talang gulo serta awal Talang Gulo Baru dilakukan di TPA
pengangkutan sampah Talang gulo dan

DON’T NOT COPY


untuk pemrosesan akhir
di TPA Talang gulo
Pengolahan sampah di
TPST

Sumber: Hasil analisa konsultan, 2016

A. Kriteria Teknis
Secara umum, rencana pemrosesan akhir sampah yang akan dijalankan di Kota
Jambi dikembangkan sebagai berikut :
a. Pemrosesan akhir sampah di Kota Jambi diarahkan kepada TPST yang ada di
setiap wilayah serta pengembangan dari TPA Talang gulo
b. Pemrosesan akhir sampah di TPST sebagai bagian dari pengolahan lanjutan
setelah kegiatan pengolahan sampah, pemisahan dan pengolahan langsung
komponen sampah kota serta peningkatan mutu produk recovery atau recycling

Halaman V-24
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

c. TPST yang dikembangkan terdiri dari beberap fasilitas yaitu fasilitas awal
pemisahan sampah, fasilitas pemilahan sampah, fasilitas pengolahan sampah
secara fisik, fasilitas lainnya (composting, RDF)

B. Rencana Pengembangan Pemrosesan Akhir Sampah


Dalam rencana pengembangan pemrosesan akhir sampah di Kota Jambi dengan
adanya penutupan TPA Talang Gulo Lama di akhir tahun 2017 maka rencana
pengembangan pemrosesan akhir sampah di Kota Jambi dapat dilihat dalam
tabel berikut:

Tabel 5. 8 Rencana Pengembangan Jenis Pemrosesan Akhir Sampah

Area
No Nama TPA Lokasi Keterangan
Pelayanan
Berakhir
1 TPA Talang Gulo Lama Kota Jambi Kota Jambi hingga akhir
tahun 2017
Beroperasi
2 TPA Talang Gulo Baru Kota Jambi Kota Jambi pada tahun
2018
Sumber: Hasil analisa konsultan, 2016

DON’T NOT COPY


5.1.2. Rencana Pengembangan Pengolahan Swasta
Pemerintah Kota Jambi dapat secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat
bermitra dengan swasta atau badan usaha dalam penyelenggaraan sampah. Adapun
rencana pengembangan dari kemitraan dengan swasta untuk pengelolaan sampah di
Kota Jambi diantaranya:
- Prospek kemitraan ini dapat dilakukan pada tahap pengangkutan, pengolahan
dan pemrosesan akhir sampah pada sebagian atau seluruh wilayah pelayanan.
- Tata cara pelaksanaan kemitraan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan

Kerjasama Pemerintah Daerah Kota Jambi dengan Swasta/KPS dilakukan


melalui suatu Perjanjian Kerja Sama (PKS) atau Kontrak, antara instansi pemerintah
dengan badan usaha/pihak swasta, dimana:
- Pihak swasta melaksanakan sebagian fungsi pemerintah selama waktu tertentu
Halaman V-25
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

- Pihak swasta menerima kompensasi atas pelaksanaan fungsi tersebut, baik


secara langsung maupun tidak langsung.
- Pihak swasta bertanggungjawab atas resiko yang timbul akibat pelaksanaan
fungsi tersebut, dan
- Fasilitas pemerintah, lahan atau aset lainnya dapat diserahkan atau digunakan
oleh pihak swasta selama masa kontrak.

Dasar kerjasama dalam KPS adalah antara lain


- Kerjasama saling menguntungkan
- Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 67 Tahun 2005 tentang
Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Pembangunan Infrastruktur
- Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah serta KepMendagri No. 17 Tahun
2007
- Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

Prinsip-Prinsip Kerjasama Antara Pemerintah & Swasta dalam pengelolaan sampah


dapat dilakukan dengan :
1. DON’T NOT COPY
Prinsip Kontrak Pelayanan, Operasi dan Perawatan
2. Prinsip Bangun-Operasi-Transfer (Build, Operate and Transfer-BOT)
3. Prinsip Konsesi
4. Prinsip Joint Venture
5. Prinsip Community-Based Provision

Rencana yang disusun agar memungkinkan pihak swasta ingin lebih berperan serta
dalam penyediaan layanan pengelolaan sampah, secara garis besar adalah sebagai
berikut :
1) Membentuk aturan yang kompetitif dan transparan ataupun mekanisme
kerjasama pemerintah dan swasta yang memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi masyarakat
2) Melembagakan sistem penyelenggaraan sanitasi dengan pelibatan swasta dan
masyarakat sebagai operator layanan
Halaman V-26
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

3) Pengembangan berbagai jenis dan mekanisme subsidi persampahan


4) Penyelenggaraan dengan pengembangan sistem insentif
5) Pemberdayaan usaha ekonomi kelompok masyarakat miskin (propoor
sanitation). Secara khusus, mekanisme kerjasama pemerintah dan swasta telah
diatur dalam Perpres 67/ 2005 yang diantaranya mengatur aspek penanganan
persampahan.

Adapun layanan pengelolaan sampah di Kota Jambi yang dapat digarap swasta antara
lain :
1) Kontrak pelayanan untuk menyapu jalan raya di wilayah tertentu
2) Kontrak pelayanan untuk mengangkat sampah dari wilayah tertentu/ tempat
pembuangan sementara (TPS) dan membawa ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA)
3) Kontrak pelayanan pemeliharaan kebersihan taman kota
4) Kontrak pengelolaan untuk mengelola TPA atau IPST (Instalasi Pengolahan
Sampah Terpadu; pemilahan, pemusnahan, pengomposan dan cut and fill
(sanitary landfill)
5) Kontrak pelayanan beberapa kombinasi kegiatan pelayanan yang tersebut di atas
6) Kontrak konsesi untuk menangani semua tugas persampahan tersebut diatas
DON’T NOT COPY
5.1.3. Rencana Keterpaduan Dengan Prasarana dan Sarana Air Minum, Air
Limbah dan Drainase
Rencana keterpaduan dalam pengembangan sistem pengelolaan sampah di
Kota Jambi dengan melihat sektor lain dalam sanitasi dan kesehatan lingkungan
terdiri dari sektor air minum air limbah dan drainase. Pertimbangan rencana
keterpaduan dengan prasarana dan sarana air minum, air limbah dan drainase yaitu:
- Perlunya perlindungan air baku air minum dari pencemaran sampah ke badan air
terutama sungai serta pengaliran leachate dari instalasi pengolahan lindi ke
badan air atau saluran drainase. Hal ini dengan melihat pemilihan lokasi untuk
TPST atau TPA yang ada atau direncanakn perlu memperhatikan lokasi dan
letak dari air baku serta badan air lainnya baik sungai atau saluran drainase.

Halaman V-27
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

- Perlunya meminimalkan dampak negatif dan dampak sosial yang timbul akibat
keberadaan pemrosesan akhir sampah atau TPA sehingga penentuan lokasi
tempat pemrosesan akhir sampah hendaknya memperhitungkan lokasi IPAL atau
IPLT. Pertimbangan tersebut dengan melihat faktor dari
- Keterpaduan ini dilaksanakan pada tahap perencanaan

Selain itu secara keterpaduan dengan skala lingkungan permukiman, maka


keterpaduan pengelolaan sampah dengan sektor lainnya yaitu perencanaan kawasan
permukiman dapat dilihat dalam gambar dibawah ini:

DON’T NOT COPY


Gambar 5. 8 Keterpaduan Pengelolaan Sampah Pada Skala Kawasan Permukiman

5.2 RENCANA TAHAPAN PELAKSANAAN

Sesuai dengan uraian yang disampaikan dalam rencana program untuk sistem
pengelolaan sampah di Kota Jambi, maka tahapan pelaksanaan dapat dibagi menjadi
3 (tiga) tahapan yaitu jangka pendek/mendesak (3 tahun perencanaan), jangka
menengah (7 tahun perencanaan) dan jangka panjang (10 tahun perencanaan).

Halaman V-28
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

5.2.1. Rencana Jangka Pendek

Rencana Jangka Pendek (Tahap Mendesak) dalam sistem pengelolaan


sampah Kota Jambi berlangsung sampai 3 tahun ke depan, mulai Tahun 2017 – 2019.
Dalam perencanaan jangka pendek ini akan disusun kegiatan yang sifatnya paling
mendesak dan menjadi prioritas dalam rangka pengelolaan sampah di Kota Jambi
dengan mengejar target Universal Access untuk pengelolaan sampah dengan tingkat
pelayanan 100% di wilayah perkotaan di Kota Jambi. Kegiatan tersebut difokuskan
pada penanganan sampah di wilayah perkotaan pada setiap Zona Prioritas yang ada
di Kota Jambi. Hal ini menjadikan program yang ada dalam Rencana Jangka Pendek
ini menjadi banyak dan padat mengingat kondisi eksisting Kota Jambi saat ini
memiliki tingkat pelayanan 76% untuk perkotaan pada tahun 2016.

Kegiatan yang akan direncanakan untuk setiap Zona (baik itu skala kelurahan
maupun skala kecamatan/kawasan) mulai dari pengadaan sarana prasarana
pengangkutan dan pengolahan sampah, pemrosesan akhir, hingga pengembangan
untuk manajemen pengelolaan sampah (peraturan, kelembagaan, pembiayaan dan
peran serta masyarakat).

5.2.2. Rencana Jangka Menengah


DON’T NOT COPY
Rencana Jangka Menengah dalam Rencana Induk Persampahan Kota Jambi
ini berlangsung selama 7 tahun berikutnya, mulai Tahun 2020 – 2027. Dalam jangka
menengah ini merupakan lanjutan dan program awal yang dilakukan pada jangka
pendek baik dalam aspek teknis operasional hingga aspek non teknis. Sehingga
dalam Rencana jangka Menengah ini dilakukan percepatan untuk mencapai target
yang telah ditetapkan tersebut. Sama halnya dengan Rencana Jangka Pendek, dalam
Jangka Menengah ini kegiatan direncanakan untuk setiap wilayah perencanaan,
mulai dari kegiatan penanganan sampah dan pengurangan sampah, perencanaan
(DED), pembebasan lahan, pembangunan fisik sampai dengan operasional dalam
TPST yang ada di Kota Jambi. Perencanaan wilayah mencakup di semua wilayah
pelayanan sampah di Kota Jambi sehingga pengembangan pelayanan sistem
pengelolaan sampah dapat merata di seluruh wilayah Kota Jambi.

Halaman V-29
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

5.2.3. Rencana Jangka Panjang

Rencana Jangka Panjang dalam Rencana Induk Persampahan Kota Jambi


berlangsung mulai Tahun 2028 – 2037. Dalam Rencana Jangka Panjang ini tidak ada
rencana baru dari kegiatan yang telah disusun, karena semua kegiatan sudah
ditargetkan selesai pada Rencana Jangka Menengah. Pada Jangka Panjang ini
merupakan penguatan dari kegiatan yang sudah dilakukan pada Jangka Pendek dan
Menengah. Akan tetapi sesuai dengan arahan penyusunan Rencana Induk, maka
dalam setiap 5 (lima) tahun berikutnya akan dilakukan review terhadap dokumen
rencana induk (dalam hal ini Rencana Induk Persampahan) di Kota Jambi.

5.3 RENCANA PEMBIAYAAN DAN INDIKASI INVESTASI PROGRAM


 Biaya Investasi
Dalam pelaksanaan pengembangan pengadaan sarana dan prasarana di Kota
Jambi maka dibagi berdasarkan pembagian pengadaan kegiatan pengumpulan,
pengangkutan dan pengolahan sampah. Rencana pembiayaan dilakukan selama 20
tahun mendatang dari 2017 hingga tahun 2037. Sedangkan pembagian rencana

DON’T NOT COPY


pengadaan dilakukan secara bertahap setiap tahunnya, sesuai dengan tahapan
perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang. Kebutuhan investasi dalam
pengelolaan sampah merupakan informasi yang sangat penting bagi para pengambil
keputusan dalam rangka menyusun APBD setiap tahunnya. Adapun prasarana dan
sarana pengelolaan sampah yang diperhitungkan adalah seluruh item yang menjadi
tanggung jawab Pemerintah dalam pengadaannya, antara lain :
a. Sarana Pengumpul dan Pemindahan Sampah, terdiri atas :
- Motor sampah
- Kontainer
b. Sarana Pengolahan dengan tujuan pengurangan sampah ke TPA terdiri atas :
- TPS 3R Skala Kelurahan
- TPST
c. Sarana Pengangkutan Sampah, antara lain :

Halaman V-30
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

- Arm roll truck


- Dump truck
- Compactor truck

Adapun dalam pengembangannya berdasarkan harga satuan unit jenis sarana


prasarana pengumpulan, pengolahan dan pengangkutan sampah pada tahun 2016
dengan jumlah pengadaan yang ditetapkan antara tahun 2017-2037.
 Biaya Operasional dan Pemeliharaan (O/P)
Hal yang penting dalam penghitungan biaya O/P adalah penetapan biaya
satuan operasional pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan hingga ke
pengangkutan dan pengolahan sampah.. Analisis biaya satuan ini dimaksudkan untuk
mengetahui biaya operasional dan pemeliharaan yang dibutuhkan per satuan sampah
yang dikelola (dalam hal ini per ton). Hal ini diperlukan untuk mengestimasi
kebutuhan biaya operasional dan pemeliharaan (O/P) seiring dengan peningkatan
kapasitas pengelolaan sampah di Kota Jambi. Biaya operasional dalam kegiatan
pemeliharaan dan operasional terdiri dari biaya personil dan biaya non personil.
Selain itu peningkatan dalam harga satuan operasional dan perawatan yang terjadi
hanya disebabkan karena faktor inflasi yang diasumsikan 5% per tahun. Mengingat

DON’T NOT COPY


kebutuhan investasi tinggi dan biaya O/P yang terus meningkat, maka diarahkan
bahwa untuk meningkatkan pelayanan pengelolaan sampah di Kota Jambi hingga
tahun 2037, selayaknya Pemerintah Daerah memilih untuk menambah investasi dan
menetapkan biaya satuan sesuai dengan biaya ideal. Adapun harga satuan yang
digunakan dalam operasional dan perawatan dari setiap kegiatan pengumpulan,
pengolahan di TPS 3R, pengangkutan ke TPA Talang gulo serta pengangkutan dan
pemrosesan sampah di TPST didapat dari rekapitulasi kebutuhan biaya per ton
dengan komponen pembiayaan personil dan non personil. Uraian dari harga satuan
dari setiap kegiatan dikalikan dengan beban operasional dalam pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan hingga pemrosesan akhir sampah yang digunakan dalam
perhitungan biaya operasional dan perawatan ini dapat dilihat dalam Lampiran,
namun secara ringkas maka harga satuan dalam operasional pengelolaan sampah di
Kota Jambi dapat dilihat dalam tabel berikut:

Halaman V-31
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 5. 9 Hasil Analisa Harga Satuan Dalam Operasional dan Pemeliharaan


Pengelolaan Sampah di Kota Jambi

Biaya
Biaya Pengelolaan
Sub-Sistem Keterangan Satuan Satuan
Operasional dari Biaya
Operasional

Pengumpulan dan Gerobak Rp./ton 188.876 Rp./KK/bulan 11.786


Tempat Motor Rp./ton 98.827 Rp./KK/bulan 6.167
Penampungan
Sempentara TPS Rp./ton - Rp./KK/bulan -
Pengangkutan Truk Rp./ton 154.419 Rp./KK/bulan 9.636
Pengelolaan dan
Stasiun Perantara TPS 3R Rp./ton 735.671 Rp./KK/bulan 45.906
TPST Rp./ton 255.346 Rp./KK/bulan 15.934
Pemrosesan Akhir TPA Rp./ton 82.117 Rp./KK/bulan 5.124
TOTAL Rp./ton 1.515.256 Rp./KK/bulan 94.552
Sumber: Hasil analisa konsultan, 2016

5.3.1. Biaya Investasi dan O/P Jangka Pendek


Pada jangka pendek dari tahun 2017 hingga tahun 2019, maka investasi yang
dikeluarkan berupa sarana dan prasarana pengumpul, pemindahan, pengangkutan dan

DON’T NOT COPY


pengolahan sampah di seluruh wilayah Kota Jambi. Harga satuan diambil dari harga
saat ini ditambah dengan factor inflasi sebesar 5% per tahun, sehingga biaya
investasi sarana prasarana jangka pendek tahun 2017-2019 secara lengkap dapat
dilihat dalam Tabel 5.3 Rekapitulasi jumlah biaya per tahun pada jangka pendek ini
yaitu:

Halaman V-32
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 5. 10 Rekapitulasi Biaya Investasi Pengelolaan Sampah Tahun 2017-2019

Sumber: Hasil analisa konsultan, 2016

Dalam kegiatan pemeliharaan dan operasional yang akan dilakukan untuk menjaga
DON’T NOT COPY
keberlangsungan dari operasional sistem pengelolaan sampah di Kota Jambi dengan
melihat beban operasional dari setiap kegiatan penanganan sampah yang dilakukan
mulai dari pengumpulan, pengangkutan sampah ke TPA, pengolahan sampah di TPS
3R hingga pemrosesan akhir di TPA. Pada jangka pendek ini pengangkutan sampah
masih dibuang dan diproses di TPA Talang gulo lama dan arahan untuk ke TPA
Talang gulo baru di tahun 2018, sehingga kebutuhan biaya operasional dan
pemeliharaan di Kota Jambi pada jangka pendek tahun 2017 sampai tahun 2019
dapat dilihat dalam tabel berikut:

Halaman V-33
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 5.11 Rekapitulasi Biaya O/P Pengelolaan Sampah Tahun 2017-2019

Sumber: Hasil analisa konsultan, 2016

5.3.2. Biaya Investasi dan O/P Jangka Menengah


Untuk jangka menengah dari tahun 2020 hingga tahun 2027, maka investasi
yang dikeluarkan tetap berupa sarana dan prasarana pengumpul, pemindahan,
pengangkutan dan pengolahan sampah untuk seluruh wilayah Kota Jambi. Harga
satuan diambil dari harga tahun sebelumnya ditambah dengan faktor inflasi sebesar
5% per tahun, sehingga biaya investasi sarana prasarana jangka pendek tahun 2020-
2027 secara lengkap dapat dilihat dalam Tabel 5.12

DON’T NOT COPY

Halaman V-34
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 5.12 Rekapitulasi Biaya Investasi Pengelolaan Sampah Tahun 2020-2027

DON’T NOT COPY

Sumber: Hasil analisa konsultam, 2016

Untuk kegiatan pemeliharaan dan operasional pengelolaan sampah di Kota Jambi pada jangka menengah ini dengan melihat beban
operasional dari setiap kegiatan penanganan sampah yang dilakukan mulai dari pengumpulan, pengangkutan sampah ke TPA, pengolahan
sampah di TPS 3R hingga pemrosesan akhir di TPST yang ada di setiap wilayah dan TPA Talang gulo. Sehingga kebutuhan biaya
operasional dan pemeliharaan di Kota Jambi pada jangka menengah ini diantara tahun 2020 sampai tahun 2027 dapat dilihat dalam tabel
berikut:

Halaman V-35
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 5.13 Rekapitulasi Biaya O/P Pengelolaan Sampah Tahun 2020-2027

DON’T NOTSumber:
COPY Hasil analisa konsultan, 2016

5.3.3. Biaya Investasi dan O/P Jangka Panjang


Pada jangka panjang mulai dari tahun 2028 hingga tahun 2037, investasi yang dikeluarkan untuk sarana dan prasarana pengumpul,
pemindahan, pengangkutan dan pengolahan sampah di seluruh wilayah Kota Jambi. Harga satuan diambil dari harga tahun sebelumnya
ditambah dengan faktor inflasi sebesar 5% per tahun, sehingga biaya investasi sarana prasarana jangka panjang dari tahun 2028-2037
secara lengkap dapat dilihat dalam Tabel 5.13. Kebutuhan biaya operasional dan pemeliharaan di Kota Jambi pada jangka panjang tahun
2028 sampai tahun 2037dapat dilihat dalam Tabel 5.14.

Halaman V-36
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 5. 14 Rekapitulasi Biaya Investasi Pengelolaan Sampah Tahun 2028-2037

DON’T NOT COPY

Sumber: Hasil analisa konsultan, 2016

Untuk kegiatan pemeliharaan dan operasional pengelolaan sampah di Kota Jambi pada jangka panjang ini dengan melihat beban
operasional dari setiap kegiatan penanganan sampah yang dilakukan mulai dari pengumpulan, pengangkutan sampah ke TPA, pengolahan
sampah di TPS 3R hingga pemrosesan akhir di TPST yang ada di setiap wilayah dan TPA Talang gulo. Sehingga kebutuhan biaya
operasional dan pemeliharaan di Kota Jambi pada jangka menengah ini diantara tahun 2028 sampai tahun 2037 dapat dilihat dalam tabel
berikut:

Halaman V-37
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 5. 15 Rekapitulasi Biaya O/P Pengelolaan Sampah Tahun 2028-2037

DON’T NOT COPY

Halaman V-38
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

Tabel 5. 16 Rekapitulasi Biaya Investasi Pengelolaan Sampah Tahun 2017-2037

DON’T NOT COPY

Sumber: Hasil analisa konsultan, 2016

Halaman V-39
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

DON’T NOT COPY

Gambar 5. 9 Grafik Biaya Investasi Persampahan Kota Jambi


Tabel 5. 17 Rekapitulasi Biaya O/P Pengelolaan Sampah Tahun 2017-2037
TAHUN
NO KOMPONEN PEMBIAYAAN
2017 2021 2027 2032 2037
A Biaya Pengumpulan Sampah (Rp/thn) 8,101,390,015.96 12,243,761,753.24 15,683,339,697.18 18,864,594,381.09 22,332,157,911.02
B Biaya Pengolahan Sampah di TPS 3R (Rp/thn) 781,045,296.44 5,922,346,813.81 7,847,669,595.99 9,439,513,944.32 -
C Biaya Pengangkutan dari TPS 3R ke TPA (Rp/hari) 4,383,081,668.47 4,220,406,448.78 5,273,417,977.60 6,343,093,567.45 13,173,751,912.31
D Biaya Pengangkutan sampah komersil ke TPA (Rp/hari) 2,628,457,870.14 3,972,430,888.65 5,088,385,767.86 6,120,528,880.87 7,245,563,551.77
Biaya Pengangkutan sampah pasar dan RS ke TPA
E 29,618,931,384.71 44,532,846,595.26 57,043,233,518.59 68,614,050,533.35 81,226,226,255.96
(Rp/hari)
F Biaya Pengolahan di TPA (Rp/thn) 47,271,412,957.69 69,245,649,976.38 88,595,284,293.25 106,566,211,951.01 130,562,837,291.07
Total Biaya OP (Rp/Tahun) 92,784,319,193 140,137,442,476 179,531,330,850 215,947,993,258 254,540,536,922
Sumber: Hasil analisa konsultan, 2016
Halaman V-40
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

DON’T NOT COPY

Gambar 5. 10 Grafik Kenaikan kebutuhan Operasional dan Pemeliharaan

Halaman V-41
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

5.4 RENCANA PENGATURAN DAN KELEMBAGAAN


PENGATURAN
Rencana program pengaturan disusun berdasarkan strategi pengembangan yang
telah disusun sebelumnya pada Bab IV. Untuk rencana pengembangan sub sistem
Pengaturan, jika dikelompokkan sesuai sifatnya maka diperoleh susunan rencana
program pengaturan sebagai berikut:
A. Pengembangan Peraturan Daerah Mengenai Pengelolaan Sampah
Untuk meningkatkan performa sistem pengelolaan sampah di Kota Jambi harus
dilengkapi dengan keberadaan perangkat hukum yang paling utama yaitu Perda. Dari
adanya Perda ini menjadi dasar-dasar yang dapat digunakan sebagai landasan untuk
perangkat dalam pengaturan pengelolaan sampah lainnya. Sudah tersedianya Perda
terkait pengelolaan sampah di Kota Jambi, namun hal tersebut harus disesuaikan
dengan adanya produk hukum terbaru dan lainnya. Oleh karena itu program dan
kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Program penyusunan peraturan/Perda pengelolaan sampah
- Penyusunan revisi Perda pengelolaan sampah Kota Jambi
- Penyusunan Peraturan walikota terkait rencana induk persampahan Kota Jambi
2. Program penyusunan peraturan pembentukan institusi pengelola sampah
DON’T NOT COPY
- Penyusunan peraturan pembentukan institusi/kelembagaan pengelolaan sampah
Kota Jambi

B. Pemenuhan Perangkat Hukum Lainnya Terkait Penyelenggaraan


Pengelolaan Persampahan
Hasil pembentukan Perda dapat digunakan sebagai landasan untuk peletakan ketentuan
dalam pengaturan pengelolaan sampah di Kota Jambi. Bahan-bahan kajian dapat
digunakan untuk pengembangan pengaturan pengelolaan sampah yang sudah ada
maupun untuk penyusunan perangkat peraturan yang baru. Penyusunan pengaturan
yang baru yaitu sebagai pelaksanaan produk hukum nasional dan/atau untuk kebutuhan
perangkat peraturan yang spesifik sebagai wujud pelaksanaan kewenangan daerah
dalam pengelolaan sampah di Kota Jambi. Rencana program dan kegiatan dalam

Halaman V-42
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

pengembangan perangkat hukum lainnya terkait penyelenggaraan pengelolaan sampah


di Kota Jambi yaitu:
1. Program penyusunan peraturan terkait pengurangan sampah
- Penyusunan peraturan terkait pengurangan penggunaan sampah kemasan
2. Program penyusunan peraturan terkait penanganan sampah
- Penyusunan peraturan terkait teknis dan standarisasi pemilahan sampah
- Penyusunan peraturan pengelola dari sumber ke TPS 3R
- Penyusunan peraturan terkait Tata Cara Pembentukan Lembaga Pengelola
Sampah di Sumber
- Penyusunan peraturan terkait Ketentuan TPS dan TPS 3R dan TPST, SPA dan
TPA
- Penyusunan peraturan terkait Tata Cara Pengelolaan Sampah Spesifik
- Penyusunan peraturan terkait Tata Cara Pengelolaan Sampah di Tempat dan
Fasilitas Umum, Pasar, Saluran Terbuka, Sungai, Taman Kota di Lingkungan
Pemkot
- Penyusunan peraturan terkait Standar Pelayanan Minimal Lokal Kota Jambi
- Penyusunan peraturan terkait Sistem Tanggap Darurat Pengelolaan Sampah
DON’T NOT COPY
3. Program penyusunan peraturan terkait pembiayaan
- Penyusunan peraturan terkait Pengaturan Keuangan dari Tarif Jasa Pengelolaan
Sampah
- Penyusunan peraturan terkait Ketentuan Biaya Pengelolaan Sampah dari
Berbagai Sumber
- Penyusunan peraturan terkait Kompensasi Dampak Negatif dari Seluruh
Aktivitas Pengelolaan Sampah
- Penyusunan peraturan terkait Insentif Disinsentif Pengolahan Sampah yang
Berdampak pada Pengurangan
4. Program penyusunan peraturan terkait kelembagaan
- Penyusunan peraturan terkait review lembaga kebersihan
- Penyusunan peraturan terkait ketetapan bentuk lembaga kebersihan

Halaman V-43
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

- Penyusunan peraturan terkait susunan organisasi dan tata kerja dinas terkait
pengelolaan sampah
- Penyusunan peraturan terkait Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
5. Program penyusunan peraturan terkait peran serta masyarakat
- Penyusunan peraturan terkait peran serta masyarakat
6. Program penyusunan peraturan terkait perizinan
- Penyusunan peraturan terkait pengelolaan sampah oleh pihak ketiga dan tata cara
memperoleh izin tersebut
- Penyusunan peraturan terkait usaha pengelolaan sampah yang bisa mendapatkan
izin dan tata cara pengumuman kepada masyarakat

C. Penegakan dan Penataan Hukum Yang Melibatkan Seluruh Stakeholder


Selain kajian dan pengembangan pengaturan diperlukan juga kegiatan penegakan dan
penataan hukum untuk pengelolaan sampah yang melibatkan seluruh stakeholder. Hal
ini agar kajian dan peraturan yang ditetapkan dapat digunakan. Pada peraturan yang
sudah ada maka peraturan tersebut harus dijalankan sebaik mungkin dan didukung
dengan perubahan sikap dan perilaku masayarakat yang timbul karena kekuatan atas

DON’T NOT COPY


kesadaran hukum dalam pengelolaan sampah di Kota Jambi. Perencanaan program dan
kegiatan agar kajian dan peraturan yang ditetapkan dapat digunakan serta peraturan
yang sudah ditetapkan dapat dijalankan sebaik mungkin melalui kegiatan :
1. Program sosialisai peraturan persampahan
a. Sosialisasi peraturan persampahan melalui media massa/elektronik/sosial
media
b. Sosialisasi peraturan persampahan melalui penyuluhan dan pelatihan
2. Program penegakan hukum peraturan persampahan
a. Penegakan peraturan terkait pemilahan dan pewadahan sampah di sumber
b. Penegakan peraturan terkait pengelolaan sampah seiring dengan ketertiban
umum
c. Penegakan peraturan dan sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi terkait
pengelolaan sampah

Halaman V-44
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

KELEMBAGAAN
Dalam pengembangan program sub sistem kelembagaan didasarkan pada rencana
pengembangan kelembagaan untuk meningkatkan pelayanan pengelolaan sampah di
Kota Jambi. Oleh karena dari strategi pengembangan diwujudkan dalam rencana
program untuk sub sistem kelembagaan di Kota Jambi dapat diuraikan dibawah ini:
A. Penyelenggaraan Tata Pemerintahan Pengelolaan Sampah Yang Efektif,
Efisien Dan Profesional
Untuk meningkatkan penyelengaraan kegiatan pengelolaan sampah di Kota Jambi
secara efektif, efisien dan profesional, maka selayaknya institusi pengelola
persampahan di Kota Jambi dapat melakukan program yang tepat guna dan tepat
sasaran. Hal ini diwujudkan dengan adanya sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan dan kapasitas yang baik serta jumlah sumber daya manusia yang
mencukupi. Rencana program dan kegiatan dalam sub sistem kelembagaan antara lain:
1. Program Peningkatan Kapasitas dan Kualitas SDM Pengelola Sampah
a. Peningkatan kualifikasi SDM PNS struktural dan non struktural dalam kegiatan
pengelolaan sampah
b. Peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan, sertifikasi dan diseminasi
2. Program Peningkatan Kuantitas SDM Pengelola Sampah
DON’T NOT COPY
a. Peningkatan dan perekrutan jumlah tenaga PNS struktural dalam bidang
pengelolaan sampah
b. Peningkatan dan perekrutan jumlah tenaga non PNS/tenaga kontrak/pegawai
harian lepas dalam kegiatan pengelolaan sampah

B. Pemisahan Peran Regulator Dan Operator Serta Penguatan Implementasi


Program Terkait Pengelolaan Sampah
Pembagian urusan kerja dalam pengelolaan sampah sebagaimana telah diatur oleh
pemerintah, maka hal tersebut terkait erat dengan kondisi kelembagaan yang ada saat
ini. Oleh karena itu, pembagian peran regulator dan operator terkait pengelolaan
sampah, dapat dilakukan melalui program yaitu:
1. Program Pembenahan SOTK Baru Terkait Pengelolaan Sampah

Halaman V-45
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

a. Perencanaan penyusunan bentuk kelembagaan dan tupoksi institusi untuk urusan


pengelolaan sampah
b. Perencanaan evaluasi bentuk kelembagaan dan tupoksi institusi untuk urusan
pengelolaan sampah
c. Penyusunan tupoksi dan struktur organisasi UPTD
d. Pengembangan kelembagaan UPTD menjadi BLUD

C. Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah Yang Transparan, Partisipatif Serta


Akuntabel
Melalui penyelenggaraan kegiatan pengelolaan sampah yang transparan, partisipatif
dan akuntabel di Kota Jambi, maka keberhasilan dalam pelayanan sampah akan
tercapai bukan hanya diantara pemerintahan SKPD yang ada namun juga beserta
kelembagaan swadaya masyarakat yang ada di Kota Jambi. Oleh karena itu melalui
kerjasama yang baik antar semua pihak dalam hal pengelolaan sampah di Kota Jambi
akan mewujudkan Kota Jambi yang bersih dan sehat. Program dan kegiatan yang
dikembangkan yaitu:
1. Program Peningkatan Kerjasama Antar SKPD, Swasta dan Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah
DON’T NOT COPY
a. Penyusunan rencana mekanisme koordinasi internal dalam institusi pengelola
persampahan
b. Penyusunan rencana mekanisme koordinasi eksternal KIS (Koordinasi-
Integrasi-Sinkronisas) antar SKPD di Kota Jambi
c. Peningkatan kerjasama dengan pihak masyarakat yang berbadan hukum dalam
kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah di tingkat
desa/kecamatan/kawasan.
d. Pengembangan kelembagaan masyarakat penerima hibah dalam pengelolaan
sampah di Kota Jambi
e. Peninjauan dan sinkronisasi kembali izin usaha dalam melakukan pengelolaan
sampahnya

Halaman V-46
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

5.5 RENCANA EDUKASI DAN PERAN SERTA MASYARAKAT


Peran serta masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sampah di Kota Jambi
perlu ditingkatkan karena terkait dengan keterampilan dan kemauan dan kemampuan
masyarakat yang masih rendah dalam hal pengelolaan sampah. Oleh karena itu
bentuk kegiatan yang inisiatif harus mampu meningkatkan minat masyarakat dalam
lingkup yang lebih luas dengan memperhitungkan keuntungan ekonomis yang
realistis, teknik/metode yang tidak terlalu sulit atau sederhana untuk dilakukan serta
dampak yang cukup relevan terhadap kebersihan lingkungan di sekitarnya. Oleh
karena itu bentuk program dan kegiatan peran serta masyarakat yang dapat
dikembangkan di Kota Jambi antara lain:
A. Peningkatan Sistem Informasi dan Komunikasi Yang Efektif Antara
Institusi Pengelola Dengan Masyarakat
Bentuk program yang dijalan untuk membangun komunikasi dua arah antara
masyarakat dan Institusi pengelola persampahan adalah dengan membentuk pola
pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat, dimana masyarakat sebagai pelaku
pengelola dalam lingkup terkecil sedangkan institusi pengelola persampahan selaku
pelaku pengelola persampahan lingkup Kota. Program dan kegiatan yang
dikembangkan yaitu:
DON’T NOT COPY
1. Program Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Berbasis
Masyarakat
a. Pengembangan aplikasi data berbasis online terkait kegiatan pengelolaan
sampah berbasis masyarakat
b. Peningkatan sosialisasi terkait pengelolaan sampah di media
massa/elektronik/sosial media
c. Pengembangan kegiatan pemetaan dan implemetasi terkait pengelolaan
sampah kepada pelaku usaha komersil dan industry
d. Pengembangan penyusunan MOU antar pihak pelau usaha komersil, retail
dan industry terkait pengelolaan sampah

Halaman V-47
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

B. Penguatan Perilaku Masyarakat Untuk Mendukung Terlaksanakan Sistem


Pengelolaan Sampah Yang Handal
Sikap dan perilaku masyarakat yang baik dalam pengelolaan sampah maka akan
mendukung kinerja pemerintah dalam pengelolaan sampah yang baik pula di Kota
Jambi. Penguatan perilaku masyarakat dapat dicapai apabila pemerintah mau
melakukan pendekatan dan sosialisasi yang intens terhadap masyarakat. Jenis
program dan kegiatan yang dilakukan untuk menguatkan sikap dan perilaku
masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kota Jambi yaitu:
1. Program Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah
a. Sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat tingkat RT melalui kegiatan
Kawasan Bebas Sampah
b. Sosialisasi dan pendampingan kepada komunitas sekolah melalui program
Sekolah Adiwiyata
c. Sosialisasi dan pendampingan kepada komunitas kampus melalui eco-campus
d. Sosialisasi dan pendampingan kepada pelaku usaha komersil, retail, produsen
dan industri terkait penanganan dan pengurangan sampah di sumber
e. Sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat berbasis keagamaan
f. Pengembangan kurikulum Pengelolaan Lingkungan Hidup di sekolah-sekolah
DON’T NOT COPY
g. Pembentukan komunitas-komunitas penggiat lingkungan di masyarakat,
sekolah dan pergutuan tinggi
2. Program Pengembangan Kebijakan Dalam Pengelolaan Sampah Berbasis
Masyarakat
a. Pemberian penghargaan terhadap kegiatan terkait pengurangan sampah
berbasis kinerja di lingkungan RT atau kelurahan
b. Pengembangan lembaga pengaduan masyarakat terkait kegiatan pemantauan
program/proyek pemerintah khususnya yang mengandung komponen
partisipasi
3. Program Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Berbasis Masyarakat
a. Pengembangan metode/teknik partisipasi dalam pendekatan kepada
masyarakat
b. Perekrutan tenaga fasilitator untuk pendampingan kepada masyarakat

Halaman V-48
Laporan Akhir
Penyusunan Master Plan Persampahan Kota Jambi

c. Pelaksanaan pelatihan partisipatoris kepada aparat pemerintah, aktivis, LSM


dan masyarakat terkait pengelolaan sampah

C. Peningkatan Fasilitasi Para Stakeholder Non Pemerintah Dalam Pengelolaan


Sampah
Dalam kegiatan pengelolaan sampah, dengan adanya partisipasi aktif dari pihak
pemerintah daerah/pusat, swasta maupun stakeholder lainnya dapat meningkatkan
performa pengelolaan sampah di Kota Jambi. Program dan kegiatan untuk
melakukan koordinasi terhadap pelaku pengelolaan sampah di Kota Jambi yaitu:
1. Program pelibatan pihak ketiga dalam kegiatan pengelolaan sampah
a. Pengadaan kerjasama dengan pihak swasta (industry atau lainnya) dalam CSR
perusahaan dalam kegiatan pengelolaan sampah
b. Pengadaan kerjasama dengan pihak institusi pendidikan untuk penelitian dan
pengembangan teknologi dalam pengelolaan sampah
c. Pengadaan kerjasama dengan pihak asing terkait penelitian dan pengembangan
teknologi dalam pengelolaan sampah

DON’T NOT COPY

Halaman V-49

Anda mungkin juga menyukai