Anda di halaman 1dari 8

RESENSI JURNAL/ ARTIKEL/BUKU

Contoh judul : Kesenian Sumatera dan Jawa


(Young Se Jang, et al.; 2013)
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Wawasan Seni Sumatera

pada Semester 3 Tahun Akademik 2021/2022

oleh

Nama/NIM/Kelas

Program Studi: Desain Komunikasi Visual

(Logo ITERA)

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

INSTITUT TEKNOLOGI

SUMATERABANDUNG

2021
I. RINGKASAN ISI JURNAL/ ARTIKEL/ BUKU I

Morinda citrifolia (Gambar 1) atau yang dikenal dengan mengkudu adalah

salah satu spesies dari family Rubiaceae.

Tumbuhan ini banyak terdapat di Asia

Tenggara dan dibudidayakan sebagai salah

satu tanaman herbal. Sebuah survei telah

dilakukan oleh para dokter dan praktisi


Gambar 1. Morinda citrifolia
medis dengan hasil bahwa mengkudu
adopted from: content/uploads/2012/07/buah-mengkudu.jpg

memiliki manfaat sebagai obat beberapa

penyakit, seperti kanker, gangguan pencernaan, diabetes, dan penyakit jantung.

Ahli biokimia telah meneliti adanya senyawa-senyawa penting dalam Morinda

citrifolia yang berperan pada sisi farmakologis tersebut.

Setiap tumbuhan memiliki kemampuan untuk melakukan sintesis senyawa

metabolit primer seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Pada kondisi tertentu,

beberapa tumbuhan memungkinkan untuk melakukan sintesis senyawa metabolit

sekunder, sebagai bentuk tindakan adaptasi dengan lingkungan yang buruk.

Senyawa - senyawa metabolit sekunder yang telah diteliti terbukti memiliki

banyak manfaat, salah satunya dalam bidang farmakologi.

Morinda citrifolia adalah salah satu tumbuhan yang mampu menghasilkan

beberapa metabolit sekunder, antara lain flavonoid, anthraquinon, dan senyawa-

senyawa fenolik lainnya. Senyawa anthraquinon (Gambar 2) yang dihasilkan oleh

tumbuhan ini memiliki manfaat sebagai obat, antara lain antitumor, antiviral,
antibakteri, antiplasmodium, dan antikanker

(Wang et al., 2002; Rao et al., 2006; Osman et

al., 2010; Young Se Jang et al., 2013). Oleh

karena itu, pada resensi jurnal ini akan dibahas

lebih dalam mengenai senyawa metabolit

Gambar 2. Struktur anthraquinon sekunder anthraquinon dari Morinda citrifolia,

jalur biosintesisnya, hingga pada tahap pembahasan produksi dan scaling-up

senyawa dalam bioreaktor.

II. RINGKASAN ISI BUKU / ARTIKEL/JURNAL II

Pada jurnal acuan, Regulation of Anthraquinone Biosynthesis in Cell

Cultures of Morinda (Marc Stalman, et al.; 2002), dijelaskan secara rinci

mengenai biosintesis senyawa metabolit sekunder anthraquinon (Gambar 2).

Salah satu jalur biosintesis yang ditempuh untuk mendapatkan senyawa

anthraquinon adalah jalur shikimate (shikimate pathway). Jurnal acuan dengan

judul Biosynthesis of anthraquinones in cell cultures of Cinchona ‘Robusta’

proceeds via the methylerythritol 4-phosphate pathway (Ying-Shan Han, et.al.;

2001) juga membantu menjelaskan jalur biosintesis anthraquinon.

Biosintesis senyawa anthraquinon berasal dari proses katabolisme glukosa

melalui jalur shikimate. Regulasi pembentukan anthraquinon dibantu oleh

beberapa enzim, antara lain: DAHP sintase untuk pembentukan DAHP, DHQ

sintase untuk pembentukan DHQ, 3-dehidroquinate dehydratase untuk

pembentukan 3-dehidroshikimic acid, shikimate dehydrogenase untuk


pembentukan shikimate, serta Isochorismate Sintase (ICS) untuk mengubah

chrosimate menjadi isochrosimate, yang selanjutnya membentuk anthraquinon.

Untuk mempermudah pemahaman lebih lanjut, berikut merupakan bagan jalur

biosintesis anthraquinon.

Keterangan:
TCA: Tricarboxylic Acid PEP: Phosphoenolpyruvate
E-4-P: erythrose-4-phosphate
DAHP: 3-Deoxy-D-arabino-heptulosonate 7-phosphate
DHQ: 3-dehydroquinate
ICS : Isochorismate synthase

Gambar 3. Jalur biosintesis sikhimate untuk produksi anthraquinon


Di samping itu, pembentukan metabolit sekunder juga memiliki inhibitor

sehingga memungkinkan anthraquinon tidak dapat disintesis. Inhibitor yang

dibahas pada jurnal acuan ini adalah glyphosate, dan dua auksin sintetis, yaitu 2,4-

Dichlorofenoxyacetic acid (2,4-D) dan 1-naphthalenacetic acid (NAA). Proses

inhibisi glyphosate yaitu menghambat pembentukan chorismate dari shikimate,

sedangkan proses inhibisi 2,4-D dan NAA adalah penghambatan aktivitas ICS.

Jalur yang dihambat oleh glifosfat Jalur yang dihambat oleh 2,4-D dan NAA

Selain inhibitor, jalur biosintesis anthraquinon juga menghasilkan produk

sampingan karena adanya aktivitas enzim lain. Salah satu enzim yang ikut bekerja

adalah chorismate mutase (CM) yang mengubah substrat chorismate menjadi

prephenate, yang kemudian menjadi asam amino fenilalanin dan tirosin.


III. KESIMPULAN

Kesimpulan berisi rangkuman dari resensi artikel 1 dan 2, berikan perbandingan

yang dimiliki masing-masingnya (Sumatera dan Jawa), dan ciri khas yang

dimiliki.
IV. DAFTAR PUSTAKA

Berisi sumber artikel/jurnal/ buku yang diambil. Sertakan link, tahun dan nama

pengarang/penuli
DAFTAR PUSTAKA

Komaraiah P, P.B Kavi Kishor, Maria Carlsson, Karl-Eric Magnusson, Carl

Fredrik Mandenius. 2005. Enhancement of anthraquinone accumulation in

Morinda citrifolia suspension cultures. Plant Sci. 168:1337-1344

Stalman, M., Anne-Marie Koskamp, Rianne Luderer, Juanita H.J. Vernooy,

Jobien C. Wind, George J. Wullems, Anton F. Croes. 2002. Regulation of

anthraquinone biosynthesis in cell cultures of Morinda citrifolia. Plant

Physiol. 160 (2003) 607-614.

Ying-Shan Han, Robert van der Heijden, Alfons W.M. Lefeber, Cornelis

Erkelensb, Robert Verpoorte. 2001. Biosynthesis of anthraquinones in cell

cultures of Cinchona ‘Robusta’ proceeds via the methylerythritol 4-

phosphate pathway. Phytochemistry 59 (2002) 45-55

Young Se Jang, Md. Abdullahil Baque, Md. Humayun Kabir Shiragi, Sang-Hyun

Moh, Eun-Jung Lee, Kee-Yoeup Paek. 2013. CO2 enriched

microenvironment induces biosynthesis of anthraquinons, phenolics, and

flavonoids in bioreactor cell suspension cultures of Morinda citrifolia (L.):

the role of antioxidants and enzymes. Australian Journal of Crop Science

AJCS 7(11): 1606-1616

Anda mungkin juga menyukai