Nama:Muzdalifah
NIM:11994442010243
A. Pengertian
Hipertensi gestasional merupakan peningkatan tekanan darah yang terjadi setelah usia
kehamilan 20 minggu. Peningkatan tekanan darah ini umumnya tidak disertai dengan
adanya protein dalam urine atau kerusakan organ tubuh. Pada ibu hamil yang
mengalami kondisi ini, tekanan darah biasanya dapat kembali normal setelah
melahirkan.
Hipertensi kronis merupakan tekanan darah tinggi yang sudah terjadi sebelum hamil
atau sebelum usia kehamilan 20 minggu. Kondisi ini sering kali tidak bergejala,
sehingga banyak ibu hamil yang tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi
kronis. Hipertensi kronis pada ibu hamil sering kali baru terdeteksi ketika ibu hamil
menjalani pemeriksaan kandungan.
B. Etiologi
Hipertensi gestasional merupakan peningkatan tekanan darah yang terjadi akibat dari
proses kehamilan, dimana peningkatan tekanan darah secara abnormal terjadi akibat
proses kehamilan tanpa disertai dengan protein urine. Hipertensi gestasional ini bisa
terjadi saat terjadinya hemodilusi yaitu pada akhir trimester II atau pada usia kehamilan
lebih dari 20 minggu (Husin, 2013).
Hipertensi kronis merupakan gangguan pada sistem peredaran darah, dimana tekanan
darah mengalami peningkatan dari keadaan normal yang terjadi sebelum kehamilan
mencapai usia 20 minggu (ibu telah memiliki gangguan tersebut sebelum hamil) dan
berlanjut hingga 6 minggu post partum atau menetap serta memiliki kadar protein urine
C. Tanda Gejala
TANDA
● Usia
Peningkatan risiko preeklampsia hampir dua kali lipat pada wanita
hamil berusia 40 tahun
● Kehamilan pertama
Kehamilan pertama memiliki risiko hampir 3 kali lipat
● Jarak antar kehamilan
Wanita dengan jarak kehamilan sebelumnya lebih dari 10 tahun memiliki risiko
hampir sama dengan kehamilan pertama. Risiko preeklampsia semakin meningkat
sesuai dengan lamanya interval dengan kehamilan pertama.
● Riwayat preeklampsia sebelumnya
Riwayat preeklampsia sebelumnya merupakan faktor risiko utama dengan
peningkatan risiko hingga 7 kali lipat. Kehamilan pada wanita dengan preeklampsia
sebelumnya berkaitan dengan kejadian preeklampsia berat, preeklampsia onset dini,
dan membawa dampak yang buruk untuk janin
● Riwayat keluarga preeklampsia/eklampsia
Riwayat preeklampsia pada keluarga juga meningkatkan risiko hampir 3 kali lipat.
Adanya riwayat preeklampsia pada ibu meningkatkan risiko sebanyak 3- 6 kali lipat.
● Kehamilan kembar
Kehamilan kembar meningkatkan risiko preeklampsia hampir 3 kali lipat
● Obesitas sebelum hamil
Obesitas merupakan faktor risiko preeklampsia. Semakin besar nilai Indeks Massa
Tubuh, semakin meningkatkan risiko. Obesitas sangat berhubungan dengan resistensi
insulin yang juga merupakan faktor risiko preeklampsia
● Diabetes Melitus Tergantung Insulin
Risiko preeklampsia meningkat hampir 4 kali lipat pada wanita dengan diabetes
sebelum hamil
● Penyakit ginjal
Preeklampsia meningkat sebanding dengan keparahan penyakit pada wanita dengan
penyakit ginjal
● Sindrom antifosfolipid
Antibodi antifosfolipid (antibody anticardiolipin, antikoagulan lupus atau keduanya)
meningkatkan risiko preeklampsia hampir 10 kali lipat
Gejala
● Sakit kepala
● Nyeri ulu hati
● Mual dan/atau muntah
● Bengkak
● Gangguan penglihatan
● Penurunan volume berkemih
● Mudah marah dan mudah lelah
● Sulit tidur
D. Klasifikasi
Klasifikasi
1. Hipertensi kronik
2. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
3. Hipertensi gestasional
Hipertensi sedang: tekanan diastolik 100 – 109 mmHg, tekanan sistolik 150 – 159
mmHg
Hipertensi berat: tekanan diastolik lebih besar sama dengan 110 mmHg, tekanan
sistolik lebih besar sama dengan 160 mmHg.
Hipertensi kronik
Hipertensi terjadi sebelum kehamilan dan menetap setelah persalinan tanpa disertai
proteinuria (protein dalam urin)
● TD ≥140/90 mmHg
● Riwayat hipertensi sebelum hamil atau hipertensi pada usia kehamilan <20 minggu
● Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
● Proteinuria onset baru pada wanita dengan hipertensi kurang dari 20 minggu
● Proteinuria meningkat tiba – tiba jika hipertensi dan proteinuria timbul < 20 minggu
● Hipertensi meningkat tiba – tiba pada wanita dengan rewayat hipertensi terkontrol
● Peningkatan SGOT dan SGPT Gejala dengan hipertensi kronis dengan nyeri kepala
persisten, skotoma atau nyeri ulu hati juga dapat disebut dengan superimposed
preeclampsia
Hipertensi gestasional
Hipertensi yang timbul pada usia kehamilan >20 minggu tanpa proteinuria dan menghilang
setelah persalinan
Preeklampsia
Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi setelah umur
kehamilan diatas 20 minggu tanpa riwayat hipertensi sebelumnya
Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+. Bila proteinuria
negatif:
Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam/kurang dari 0,5 cc/kgBB/jam.
Hemolisis mikroangiopatik
Pertumbuhan janin terhambat Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut:
Tanda – tanda preeklampsia disertai tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥
110 mmHg pada 2 x pemeriksaan 6 jam setelah pasien dalam keadaan istirahat.
E. Patofisiologi
Patofisiologi Menurut (Triyanto,2014) Meningkatnya tekanan darah didalam arteri
bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan
kelenturannya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah di setiap denyutan jantung
dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan
naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah
menebal dan kaku karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah
juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk
sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf atau hormon didalam
darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Hal ini terjadi jika terhadap kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh meningkat sehingga tekanan
darah juga meningkat.
F. Komplikasi
3. Kelahiran caesar. Ibu hamil darah tinggi berisiko melahirkan dengan operasi caesar (c-
section), yang merupakan operasi yang dapat menyebabkan komplikasi lain.
4. Abrupsio plasenta. Dalam kondisi ini, plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum
proses melahirkan. Ada beberapa tingkat abrupsio plasenta yang berbeda, dan pada kasus
yang berat, bayi mungkin tidak mendapatkan cukup oksigen dan perlu segera dilahirkan.
Namun jika kondisi ini terjadi, plasenta akan rusak dan juga kemungkinan akan mengalami
pendarahan yang hebat. Kedua hal ini bisa membahayakan nyawa ibu dan si Kecil.
H. Daftar Pustaka
https://www.rspermata.co.id/articles/read/hipertensi-dalam-
kehamilan
https://hellosehat.com/jantung/hipertensi/hipertensi-gestasional/
Violentina, Viola (2019) Hubungan Usia Ibu dan Riwayat Hipertensi Sebelum Hamil
Dengan Kejadian PreEklampsia Di PMB Umi Kalsum Kec. Sekampung Udik Kab.
Lampung Timur Tahun 2018. Diploma thesis, Poltekkes Tanjungkarang