NIM : 126309201035
Otonomi daerah
Otonomi Daerah menurut UU No. 23/2014 yakni, Otonomi Daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Desentralisasi
Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu de yang
berarti lepas, dan centerum yang berarti pusat. Desentralisasi adalah sesuatu hal yang
terlepas dari pusat. Kelompok Anglo Saxon mendefinisikan desentralisasi sebagai
penyerahan wewenang dari pemerintah pusat, baik kepada para pejabat pusat yang ada di
daerah yang disebut dengan dekonsentrasi maupun kepada badan-badan otonom daerah
yang disebut Devolusi. Devolusi berarti sebagian kekuasaan diserahkan kepada badan-badan
politik di daerah yang diikuti dengan penyerahan kekuasaan sepenuhnya untuk mengambil
keputusan
Baik secara politis maupun secara administration. Adapun Kelompok Kontinental
membedakan desentralisasi menjadindua bagian yaitu Desentralisasi jabatan atau
dekonsentrasi dan desentralisasi ketatanegaraan. Dekonsentrasi adalah penyerahan
kekuasaan dari atas ke bawah dalam rangka kepegawaian guna kelancaran pekerjaan
semata.
a. Kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini masih terpusat di Jakarta . Sementara itu,
pembangunan dibeberapa wilayah lain cenderung bahkan dijadikan objek “perahan”
pemerintah pusat. Hal ini artinya SDA yang melimpah di daerah seperi Papua, Aceh,
Kalimantan, Sulawesi hanya menjadi sumber pendanaan Ibu Kota Negara Jakarta, sedangkan
daerah yang memiliki kekayaan hanya memperoleh secuil dari apa yang mereka miliki dan
tentunya ini tidak sebanding dengan SDA yang diambil secara besar-besaran, serta
penggusuran lahan warga secara sepihak dengan harga tanah dibawah pasaran dan NJOP.
b. Pembagian kekayaan secara tidak adil dan merata. Daerah yang memiliki kekayaan SDA
yang melimpah, seperti Papua, Aceh, Kalimantan, Sulawesi tidak memperoleh dana yang
sesuai untuk kesejahteraanrakyat masyarakat dari pemerintah pusat. Artinya apabila
berdasarkan logika daerah Papua, Aceh, Sulawesi, Kalimantan, NTT seharusnya lebih maju
dari Jakarta, Surabaya, dan kota besar lainnya.
c. Kesenjangan sosial antara daerah satu dengan daerah lain yang sangat mencolok, artinya
gap antara si kaya dan si miskin antardaerah satu dengan lainnya sangat jauh.
3. Sebutkn setidaknya 5 argumentasi untuk memilih desentralisasi dan jelaskan scara singkat!
4. Jelaskan mengenai visi otonomi daerah dalam bidang sosial dan budaya!
Memelihara dan mengembangkan nilai, tradisi, karya seni, karya cipta, bahasa, dan karya
sastra lokal yang dipandang kondusif dalam mendorong masyarakat untuk merespons positif
dinamika kehidupan di sekitarnya dan kehidupan global. Karenanya, aspek sosial budaya harus
diletakkan secara tepat dan terarah agar kehidupan sosial tetap terjaga secara utuh dan budaya lokal
tetap eksis dan keberlanjutan.
6. Sebutkan kewenangan apa saja yang diberikan kepada daerah otonom profinsi dalam rangka
desentralisasi?
a. Kewenangan yang bersifat lintas Kabupaten dan kota, seperti kewenangan dalam bidang
pekerjaan umum, perhubungan, kehutanan, dan perkebunan.
b. Kewenangan pemerintah lainnya, yaitu perencanaan dan pengendalian pembangunan
regional secara makro, pelatihan bidang alokasi SDM potensial, penelitian yang mencakup
wilayah provinsi, pengelolaan pelabuhan regional, pengendalian lingkungan hidup, promosi
dagang pariwisata /budaya, penanganan penyakit menular, dan perencanaan tata ruang
provinsi.
c. Kewenangan kelautan yang meliputi eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan
kekayaan laut, pengaturan kepentingan administrator, pengaturan tata ruang, penegakan
hukum, dan bantuan keamanan dan kedaulatan negara.
d. Kewenangan yang tidak ada atau belum dapat ditangani daerah Kabupaten dan daerah kota
diserahkan kepada provinsi dengan pernyataan dari daerah otonom Kabupaten atau kota
tersebut.
7. Sebutkan, jenis kewenangan apa saja yang harus diserahkan kepada daerah otonom
kabupaten/kota?
a. Pertahanan
b. Pertanian
c. Pendidikan dan kebudayaan
d. Tenaga kerja
e. Kesehatan
f. Lingkungan hidup
g. Pekerjaan umum
h. Perhubungan
i. Perdagangan dan industri
j. Penanaman modal
k. Koperasi
9. Selain jenis-jeis kewenangan wajib yang yang diberikan kepada pemerintah daerah, terdapat
prakondisi (keadaan awal/modal) yang diharapkan dari pemerintah daerah, sebutkan apa saja?
10. Apa saja kelemahan dari diadakannya Pilkada langsung? Menurut anda apa atau bagaimana
solusinya
Kelemahan
a. Dana yang dibutuhkan sangat besar, karena menggunakan fasilitas penunjang pilkada yang
disebar di seluruh wilayah, serta melibatkan relawan atau orang yang terlibat didalamnya.
Oleh karena itu, membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sealin itu, mahalnya biaya pilkada
banyak paslon yang sudah terpilih melakukan korupsi untuk menutupi biaya pilkada.
b. Membuka kemungkinan konflik elite dan massa, artinya paslon yang diusung oleh partai
politik atau secara independen dengan simpatisannya memiliki resiko terjadinya konflik
karena setiap paslon yang mengikuti Pilkada pastinya mempunyai basis massa atau
pendukung dan masing-masing massa dari paslon bisa berpotensi bergesekan akibat dari
konflik elite politik yang kemudian memprovokasi massa untuk berbuat anarkis. Bahkan hasil
pilkada yang dinilai tidak adil dari salah satu kubu paslon akan menimbulkan perselisihan
hingga menimbulkan tindakan anarkis.
c. Mengganggu aktivitas rakyat , artinya pelaksanaan Pilkada ini mungkin menyita waktu
masyarakat atau mengganggu aktivitas yang penting bagi masyarakat. Selain itu, dampak
dari pilkada juga akan mempengaruhi mobilitas masyarakat apabila terjadi konflik yang
timbul akibat berlangsungnya pilkada. Konflik tersebut dapat mengganggu aktivitas ekonomi
ataupun aktivitas yang dilakukan di ruang publik masyarakat, karena mereka merasa kurang
aman dan merasa terganggu.
Solusi
a. Pelaksanaan Pilkada dilakukan dalam dua jenis yaitu pilkada langsung dan tidak
langsung. Artinya untuk daerah kabupaten dan provinsi dilakukan pilkada tidak langsung,
karena asumsinya wilayah kabupaten dan provinsi luas. Sementara itu, daerah kota
pilkada dilakukan secara langsung, karena asumsinya penduduk yang lebih sedikit dan
lebih melek huruf. Pilkada tidak langsung tidak langsung lebih hemat daripada pilkada
langsung. Tidak perlu bawaslu dan KPU cukup masyarakat mempercayakan aspirasinya
kepada anggota legislatif daerah. Apabila secara konstitusi pilkada tidak langsung ini
demokratis.
b. Pilkada yang khusus untuk kepala daerah provinsi dilakukan pilkada tidak langsung dan
untuk kepala daerah kabupaten dan kota dilaksanakan pilkada langsung, karena
asumsinya wilayah tingkat kabupaten dan kota lebih dekat dengan masyarakat atau
lebih bersentuhan langsung dengan masyarakat dan hubungan antara calon kepala
daerah dan pemilih lebih erat.