Anda di halaman 1dari 7

Nama : NURMAHADI PUTRANTO

NIM : 126309201035

Kelas / Jurusan : Sosiologi Agama-2A

Dosen Pengampu : Heru Setyawan

1. Apa yang dimaksud dengan otonomi daerah dan desentralisasi?

Otonomi daerah

Otonomi Daerah menurut UU No. 23/2014 yakni, Otonomi Daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia

Desentralisasi

Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu de yang
berarti lepas, dan centerum yang berarti pusat. Desentralisasi adalah sesuatu hal yang
terlepas dari pusat. Kelompok Anglo Saxon mendefinisikan desentralisasi sebagai
penyerahan wewenang dari pemerintah pusat, baik kepada para pejabat pusat yang ada di
daerah yang disebut dengan dekonsentrasi maupun kepada badan-badan otonom daerah
yang disebut Devolusi. Devolusi berarti sebagian kekuasaan diserahkan kepada badan-badan
politik di daerah yang diikuti dengan penyerahan kekuasaan sepenuhnya untuk mengambil
keputusan
Baik secara politis maupun secara administration. Adapun Kelompok Kontinental
membedakan desentralisasi menjadindua bagian yaitu Desentralisasi jabatan atau
dekonsentrasi dan desentralisasi ketatanegaraan. Dekonsentrasi adalah penyerahan
kekuasaan dari atas ke bawah dalam rangka kepegawaian guna kelancaran pekerjaan
semata.

2. Apa alasan Indonesia membutuhkan desentralisasi?

a. Kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini masih terpusat di Jakarta . Sementara itu,
pembangunan dibeberapa wilayah lain cenderung bahkan dijadikan objek “perahan”
pemerintah pusat. Hal ini artinya SDA yang melimpah di daerah seperi Papua, Aceh,
Kalimantan, Sulawesi hanya menjadi sumber pendanaan Ibu Kota Negara Jakarta, sedangkan
daerah yang memiliki kekayaan hanya memperoleh secuil dari apa yang mereka miliki dan
tentunya ini tidak sebanding dengan SDA yang diambil secara besar-besaran, serta
penggusuran lahan warga secara sepihak dengan harga tanah dibawah pasaran dan NJOP.
b. Pembagian kekayaan secara tidak adil dan merata. Daerah yang memiliki kekayaan SDA
yang melimpah, seperti Papua, Aceh, Kalimantan, Sulawesi tidak memperoleh dana yang
sesuai untuk kesejahteraanrakyat masyarakat dari pemerintah pusat. Artinya apabila
berdasarkan logika daerah Papua, Aceh, Sulawesi, Kalimantan, NTT seharusnya lebih maju
dari Jakarta, Surabaya, dan kota besar lainnya.
c. Kesenjangan sosial antara daerah satu dengan daerah lain yang sangat mencolok, artinya
gap antara si kaya dan si miskin antardaerah satu dengan lainnya sangat jauh.

3. Sebutkn setidaknya 5 argumentasi untuk memilih desentralisasi dan jelaskan scara singkat!

a. Untuk terciptanya efisiensi dan efektivitas


Hal ini dikarenakan fungsi pemerintah yang banyak, meliputi fungsi distributif ( mengelola
bidang sosial, ekonomi, politik pertahanan dan keamanan), fungsi regulatif ( penyediaan
barang dan jasa), fungsi ekstratif (memobilisasi sumber daya keuangan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan), memberikan pelayanan dan perlindungan masyarakat
serta menjaga dan mempertahankan negara dari ancaman negara lain. Oleh karena itu,
dibutuhkan cara yang desentralisasi agar lebih efisien dan efektif daripada secara sentral
yang terousat di ibu kota.
b. Sebagai sarana pendidikan politik
pemerintahan daerah akan menyediakan kesempatan bagi warga masyarakat untuk
berpartisipasi politik, baik dalam rangka memilih atau kemungkinan untuk dipilih dalam
suatu jabatan politik. Mereka yang tidak mempunyai peluang untuk terlibat dalam politik
nasional dan memilih pemimpin nasional akan mempunyai peluang untuk ikut serta dalam
politik lokal, baik dalam pemilihan umum lokal ataupun dalam rangka pembuatan kebijakan
publik.
c. Pemerintahan daerah sebagai persiapan untuk karier politik lanjutan
Pemerintahan daerah sebagai tempat kaderisasi serta penggodokan calon pemimpin dan
sebagai langkah awal persiapan karir lanjutan di bidang politik dan pemerintahan di tingkat
nasional.
d. Kesetaraan politik
Melalui desentralisasi, pemerintahan akan tercinta kesetaraan politik antara daerah dan
pusat. Kesetaraan politik akibat kebijakan desentralisasi otonomi daerah yang baik akan
menarik minat banyak orang di daerah untuk berpartisipasi secara politik.
e. Akuntabilitas publik
Desentralisasi otonomi daerah merupakan transfer prinsip-prinsip demokrasi dalam
pengelolaan pemerintahan maupun budaya politik. Melaui prinsip demokrasi
penyelenggaraan pemerintahan di daerah akan akuntabel dan Profesional karena dapat
peran serta masyarakat luas, baik dalam hal penentuan pemimpin daerah maupun
pelaksanaan program di daerah.

4. Jelaskan mengenai visi otonomi daerah dalam bidang sosial dan budaya!

Memelihara dan mengembangkan nilai, tradisi, karya seni, karya cipta, bahasa, dan karya
sastra lokal yang dipandang kondusif dalam mendorong masyarakat untuk merespons positif
dinamika kehidupan di sekitarnya dan kehidupan global. Karenanya, aspek sosial budaya harus
diletakkan secara tepat dan terarah agar kehidupan sosial tetap terjaga secara utuh dan budaya lokal
tetap eksis dan keberlanjutan.

5. Sebutkan dan jelaskan secara singkat prnsip-prinsip pelaksanaan otonomi daerah!

a. Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memerhatikan aspek demokrasi,


keadilan, pemerataan, serta potensi dan keanekaragaman daerah
b. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab.
c. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah kabupaten dan
daerah kota, sedangkan pada daerah provinsi merupakan otonomi yang terbatas.
d. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi negara sehingga tetap terjamin
hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antardaerah
e. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah otonom, dan
karenanya dalam daerah kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah administrasi. Demikian
pula di kawasan-kawasan khusus yang dibina oleh pemerintah atau pihak lain, seperti badan
otoritas, kawasan pelabuhan, kawasan perumahan, kawasan industri, kawasan perkebunan,
kawasan pertambangan, kawasan kehutanan, kawasan perkotaan baru, kawasan pariwisata,
dan semacamnya berlaku ketentuan peraturan daerah otonom.
f. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif
daerah, baik fungsi legislasi, fungsi pengawasan maupun fungsi anggaran atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
g. Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakkan pada daerah provinsi dalam kedudukannya
sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintahan tertentu yang
dilimpahkan kepada gubernur ssebagai wakil Pemerintah.
h. Pelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya dari pemerintah kepada
daerah, tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada desa yang disertai dengan
pembiayaan, sarana dan prasarana, serta Sumber daya manusia dengan kewajiban
melaporkan pelaksanaan dan mempertanggungjawabkan kepada yang menu gaskan.

6. Sebutkan kewenangan apa saja yang diberikan kepada daerah otonom profinsi dalam rangka
desentralisasi?

a. Kewenangan yang bersifat lintas Kabupaten dan kota, seperti kewenangan dalam bidang
pekerjaan umum, perhubungan, kehutanan, dan perkebunan.
b. Kewenangan pemerintah lainnya, yaitu perencanaan dan pengendalian pembangunan
regional secara makro, pelatihan bidang alokasi SDM potensial, penelitian yang mencakup
wilayah provinsi, pengelolaan pelabuhan regional, pengendalian lingkungan hidup, promosi
dagang pariwisata /budaya, penanganan penyakit menular, dan perencanaan tata ruang
provinsi.
c. Kewenangan kelautan yang meliputi eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan
kekayaan laut, pengaturan kepentingan administrator, pengaturan tata ruang, penegakan
hukum, dan bantuan keamanan dan kedaulatan negara.
d. Kewenangan yang tidak ada atau belum dapat ditangani daerah Kabupaten dan daerah kota
diserahkan kepada provinsi dengan pernyataan dari daerah otonom Kabupaten atau kota
tersebut.

7. Sebutkan, jenis kewenangan apa saja yang harus diserahkan kepada daerah otonom
kabupaten/kota?

a. Pertahanan
b. Pertanian
c. Pendidikan dan kebudayaan
d. Tenaga kerja
e. Kesehatan
f. Lingkungan hidup
g. Pekerjaan umum
h. Perhubungan
i. Perdagangan dan industri
j. Penanaman modal
k. Koperasi

8. Sebutkan dan jelaskan setidaknya 3 kesalahpahaman terhadap otonomi daerah!


a. Daerah belum siap dan belum mampu. Munculnya pandangan ini merupakan pandangan
yang keliru. Karena sebelum otonomi daerah yang berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 jo.
UU No. 32 Tahun 2004 diterapkan, pemberian tugas kepada pemerintah daerah belum
diikuti dengan pelimpahan kewenangan dalam mencari uang dan subsidi dari pemerintah
pusat. Begitu juga, tak ada alasan untuk tidak siap dan tidak mampu karena pemerintah
daerah sudah terlibat dalam penyelenggaraan pemerintah dalam waktu yang sudah sangat
lama dan berpengalaman dalam administrasi pemerintahan.
b. Dengan otonomi daerah maka daerah dapat melakukan apa saja. Hakikat otonomi
memberikan kewenangan keadaan pemerintah daerah untuk kreatif dan inkvatif dalam
rangka memperkuat NKRI dengan berlandaskan norma kepatuhan dan kewajaran dalam
sebuah tata kehidupan bernegara. Daerah dapat menempuh segala bentuk kebijakan apa
saja sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan hukum dan UU yang berlaku secara
nasional. Di samping itu, kepentingan masyarakat merupakan landasan yang paling utama
dalam mengambil kebijakan. Bukan sebaliknya, pemerintah daerah mengambil langkah
kebijakan dengan mengabaikan berbagai aturan dan norma yang berlaku.
c. Kelima, otonomi daerah akan menciptakan raja-raja kecil di daerah dan memindahkan
korupsi ke daerah. Pendapat seperti ini dapat dibenarkan kalau para penyelenggara
pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia usaha di daerah menempatkan diri dalam
kerangka sistem politik masa lalu (Orde Baru) yang sarat korupsi, kolusi, nepotisme, dan
segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang lainnya. Untuk menghindari praktik
kekuasaan tersebut, pilar-pilar penegakan demokrasi dan Masyarakat Madani (civil society)
seperti partai politik, media massa, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi
Ombudsman, Komisi Kepolisian, Komisi Kejaksaan, dan LSM yang mengawasi praktik korupsi,
lembaga legislatif, dan peradilan dapat memainkan perannya sebagai pengawas jalannya
pemerintahan daerah secara optimal.

9. Selain jenis-jeis kewenangan wajib yang yang diberikan kepada pemerintah daerah, terdapat
prakondisi (keadaan awal/modal) yang diharapkan dari pemerintah daerah, sebutkan apa saja?

a. Fasilitasi, yaitu memfasilitasi segala kegiatan perekonomian di daerah untuk menciptakan


lapangan pekerjaan untuk mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat daerah.
b. Pemerintah daerah harus kreatif, yaitu pemerintah daerah kreatif dalam upaya
pembangunan daerah dengan menciptakan program sosial, budaya dan ekonomi yang
menarik investor untuk menanamkan modalnya di daerah, sehingga dapat mensejahterakan
masyarakat dengan tepat, adil dan proporsional.
c. Politik lokal yang stabil, yaitu pemerintah daerah dan masyarakat menciptakan iklim politik
yang sehat dan kondusif melalui tranparansi dalam segala pembuatan kebijakan publik, serta
akuntabel dalam Implementasinya.
d. Pemerintah daerah harus menjamin kesinambungan berusaha, yaitu birokraai daerah
harus menjamin perlindungan pengusaha dalam kesinambungan usaha yang telah disepakati
sebelumnya.
e. Pemerintah daerah harus komunikatif dengan LSM, terutama dalam bidang perburuan
dan lingkungan hidup, yaitu pemerintah daerah menjembatani antara kepentingan dunia
usaha dengan hak butuh atau aspirasi butuh, serta harus lebih memperhatikan isu
lingkungan, seperti pemanasan global, pencemaran air, hutan gundul dan punahnya
pooulasi hewan dan tumbuhan tertentu.

10. Apa saja kelemahan dari diadakannya Pilkada langsung? Menurut anda apa atau bagaimana
solusinya

Kelemahan

a. Dana yang dibutuhkan sangat besar, karena menggunakan fasilitas penunjang pilkada yang
disebar di seluruh wilayah, serta melibatkan relawan atau orang yang terlibat didalamnya.
Oleh karena itu, membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sealin itu, mahalnya biaya pilkada
banyak paslon yang sudah terpilih melakukan korupsi untuk menutupi biaya pilkada.
b. Membuka kemungkinan konflik elite dan massa, artinya paslon yang diusung oleh partai
politik atau secara independen dengan simpatisannya memiliki resiko terjadinya konflik
karena setiap paslon yang mengikuti Pilkada pastinya mempunyai basis massa atau
pendukung dan masing-masing massa dari paslon bisa berpotensi bergesekan akibat dari
konflik elite politik yang kemudian memprovokasi massa untuk berbuat anarkis. Bahkan hasil
pilkada yang dinilai tidak adil dari salah satu kubu paslon akan menimbulkan perselisihan
hingga menimbulkan tindakan anarkis.
c. Mengganggu aktivitas rakyat , artinya pelaksanaan Pilkada ini mungkin menyita waktu
masyarakat atau mengganggu aktivitas yang penting bagi masyarakat. Selain itu, dampak
dari pilkada juga akan mempengaruhi mobilitas masyarakat apabila terjadi konflik yang
timbul akibat berlangsungnya pilkada. Konflik tersebut dapat mengganggu aktivitas ekonomi
ataupun aktivitas yang dilakukan di ruang publik masyarakat, karena mereka merasa kurang
aman dan merasa terganggu.
Solusi

a. Pelaksanaan Pilkada dilakukan dalam dua jenis yaitu pilkada langsung dan tidak
langsung. Artinya untuk daerah kabupaten dan provinsi dilakukan pilkada tidak langsung,
karena asumsinya wilayah kabupaten dan provinsi luas. Sementara itu, daerah kota
pilkada dilakukan secara langsung, karena asumsinya penduduk yang lebih sedikit dan
lebih melek huruf. Pilkada tidak langsung tidak langsung lebih hemat daripada pilkada
langsung. Tidak perlu bawaslu dan KPU cukup masyarakat mempercayakan aspirasinya
kepada anggota legislatif daerah. Apabila secara konstitusi pilkada tidak langsung ini
demokratis.
b. Pilkada yang khusus untuk kepala daerah provinsi dilakukan pilkada tidak langsung dan
untuk kepala daerah kabupaten dan kota dilaksanakan pilkada langsung, karena
asumsinya wilayah tingkat kabupaten dan kota lebih dekat dengan masyarakat atau
lebih bersentuhan langsung dengan masyarakat dan hubungan antara calon kepala
daerah dan pemilih lebih erat.

Anda mungkin juga menyukai