Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
ABSTRACT
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Perdagangan antara Indonesia dan Eropa telah berlangsung lebih dari 100 tahun lamanya.
Indonesia dan Eropa merupakan mitra yang bagus dalam perdagangan dan investasi. Di sisis
lain eropa merupakan salah satu kiblat perekonomian dunia dan tujuan ekspor penting bagi
Indonesia yang didukung dengan nilai perdagangan yang solid. Gejolak krisis Indonesia pada
tahun 20009 menjadi salah satu persoalan yang melanda Indonesia. Krisis ekonomi di Eropa
dapat menyeret perekonomian global khususnya pada regional Asia dimana negara yang
memiliki pertumbuhan pesat seperti China dan India pertumbuhan ekonominya semakin
melambat. Negara salah satunya yang terpengaruhi adalah Indonesia yang masih negara
berkembang tidak bisa menghindari dari pengaruh krisis global tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Adanya perambatan krisis keuangan di Eropa dikhawatirkan dapat melebar hingga cakupan
global karena perekonomian di Eropa terbilang salah satu yang sangat kuat. Krisis di Eropa
diperkirakan bersumber dari ssitem perbankan di Eropa maupun di luar Eropa yang saling
terkait dan kompleks. Krisis di Eropa tersebut dapat mempengaruhi keadaan perekonomian di
Indonesia dengan dampak negatifnya. Kedalaman krisis tersebut memiliki dampak jangka
pendek yang diperkirakan mendorong aliran modal keluar yang cukup masif karena adanya
ketidakpercayaan pada system finansial dunia. Dampak aliran modal yang keluar ini perlu
diwaspadai karena dapat menimbulkan turunnya kepercayaan diri perekonomian Indonesia.
Apabila Indonesia dapat meredam kejadian tersebut maka untuk mengatasi jangka menengah
dan jangka Panjang dapat terjaga. Pada jangka Panjang sendiri dapat berpengaruh pada sector
riil terutama pada perdagangan terkait perlambatan perekonomian dunia terutama pada
negara maju. Adanya krisis global tidak berpengaruh pada jalur perdangangan langsung
Indonesia dengan Eropa. Namun jalur perdagangan tidak langsung Indonesia dengan Eropa
akan terpengaruh melalui China. Dibutuhkan kebijakan pemerintah dalam menghadapi
dampak krisis global. Beberapa kebijakan pemerintah yang dapat dilakukan antara lain untuk
menjaga market confidence, mendorong sektor eksternal, memperkuat investasi dan
meningkatkan penajaman APBN.
METODE
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari
instansi terkait lainnya. Peneliti melakukan pengumpulan literatur berupa kumpulan materi
kuliah, jurnal, artikel, dan buku-buku relevan sebagai studi pustaka untuk dijadikan sumber
penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Negara-negara yang berada di kawasan Eropa mengalami krisis ekonomi pada awal
tahun 2008. Hal ini disebabkan adanya defisit anggaran pemerintah dan beban hutang yang
meningkat. Maka dari itu, ketahanan ekonomi di negara eropa dan jumlah kesempatan kerja
semakin melemah.
Defisit Anggaran Pemerintah Beberapa Negara di Eropa (persen PDB)
2008 2009 2010
Jerman 0,1 -3 -3,3
Irlandia -7,3 -14,3 -32,4
Yunani -9,8 -15,4 -10,5
Spanyol -4,2 -11,1 -9,2
Perancis -3,3 -7,5 -7
Itali -2,7 -5,4 -4,6
Portugal -3,5 -10,1 -9,1
Pada tahun 2010 pelebaran defisit dialami oleh negara irlandia sebesar 32,4% lebih tinggi
daripada tahun 2009 sebesar 14,3%. Sedangkan untuk Jerman, Yunani, Spanyol, Prancis, Itali
dan Portugal mengalami penurun defisit anggaran pada tahun 2010 meskipun masih tetap
tinggi yaitu sebesar 3,3% ; 10,5% ; 9,2% ; 7% ; 4,6% dan 9,1%. Defisit anggaran tertinggi
pada tahun 2009 yaitu terjadi di negara Yunani sebesar 15,4% dan disusul oleh negara
Irlandia sebesr 14,3%.
Hutang Pemerintah Beberapa Negara di Eropa (persen PDB)
2008 2009 2010
Jerman 66,3 73,5 83,2
Irlandia 44,4 65,6 96,2
Yunani 110,7 127,1 144,9
Spanyol 39,8 53,5 60,1
Perancis 67,7 78,3 81,7
Itali 106,3 116,1 119
Portugal 71,6 83 93
Defisit yang lebar serta penggunaan hutang yang tidak terarah dan efisien semakin
menambah beban hutang negara di kawasan Eropa. Pada tahun 2010 Yunani memiliki hutang
yang paling besar diantara negara Eropa lainnya yaitu sebesar 144,9% lebih tinggi dari tahun
sebelumnya sebesar 12,7%. Diposisi kedua disusul oleh negara Itali sebesar 119% dan tidak
jauh beda dengan Irlandia yang memiliki hutang sebesar 96,9%. Negara Jerman memiliki
peningkatan hutang sebesar 83,2% daripada tahun sebelumnya sebesar 73,5%. Peningkatan
hutang pada tahun 2010 juga dialami oleh negara Spanyol, Perancis dan Portugal sebesar
60,1 ; 81,7 dan 93 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 53,5 ; 78,3 dan 83.
Akibat dari peningkatan defisit anggaran pemerintah dan beban hutang pemerintah
yang terus meningkat di beberapa negara Eropa, maka angka pertumbuhan ekonomi dan
tingkat pengangguran semakin melemah. Ketahanan ekonomi negara kawasan Eropa muali
melemah. Perlambatan ekonomi terjadi pada hampir seluruh negara-negara Eropa termasuk
Perancis dan Jerman dimana dua negara tersebut sebagai penopang Eropa. Penurunan
perekonomian juga dialami oleh Yunani yang disebabkan oleh kebijakan fiskal yang bersifat
kontraktif sebagaimana ketentuan Troika yaitu melakukan pemotongan pengeluaran
pemerintah dan peningkatan pajak keuntungan sehingga memberi disinsentif bagi perusahaan
untuk melakukan perluasan produksi.
Tingkat pengangguran di negara-negara Eropa juga masih tinggi. Tingkat
pengangguran negara kawasan Eropa meningkat sejak awal terjadinya krisis keuangan yang
terjadi di Eropa pada tahun 2008. Tingkat pengangguran tertinggi dialami oleh negara
Spanyol di tahun 2010 sebesar 20,1% dimana angka tersebut mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya yang sebesar 18%. Yunani juga mengalami peningkatan pengangguran di
tahun 2010 sebesar 12,6% jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang sebesar 9,5%. Tingkat
pengangguran di Yunani tidak jauh beda dengan tingkat pengangguran yang terjadi di
Portugal, dimana pada tahun 2009 tingkat pengangguran yaitu 9,6% dan mengalami
peningkatan di tahun berikutnya sebesar 11%. Negara yang tingkat penganggurannya
menurun yaitu Jerman sebesar 7,8 pada tahun 2009 dan menurun pada tahun 2010 yang
tingkat pengaggurannya mencapai 7,1.
Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara di Eropa (persen PDB)
2008 2009 2010
Jerman 1,1 -5,1 -3,7
Irlandia -3 -7 -0,4
Yunani -0,2 -3,3 -3,5
Spanyol 0,9 -3,7 -0,1
Perancis -0,1 -2,7 1,5
Itali -1,2 -5,1 1,5
Portugal 0,0 -2,5 1,4
KESIMPULAN
Krisis ekonomi yang terjadi di Eropa tidak dapat dihindari bahkan berdampak langsung
terhadap perdagangan di Indonesia. Terlihat dari perkembangan nilai ekspor Indonesia ke
Eropa yang mengalami penurunan pada tahun 2009 sebesar US$ 8.679,9 juta atau turun 17,80
persen. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada perkembangan ekspor dan impor
negara Indonesia yang mengalami pelemahan dimana perkembangan ekspor pada tahun 2009
menurun sebesar US$ 116.510 juta atau turun 14,97 persen dan perkembangan nilai impor
Indonesia tercatat sebesar US$ 96.829,1 juta atau turun 25,05 persen.
Pemerintah Indonesia perlu menetapkan kebijakan-kebijakan di sector komoditi ekspor dan
impor serta perdagangan antara negara Indonesia dengan negara industry maju, agar dalam
melakukan kegiatan ekspor dan impor Indonesia memiliki kekuatan untuk berdaya saing
terhadap produk impor negara negara maju yang masuk ke dalam pasar Indonesia.
Pemerintah di negara-negara Eropa harus berupaya untuk memperhatikan besarnya hutang
negara-negara anggotanya terhadap produk domustik bruto yang harusnya tidak melampaui
Batasan yang telah diterapkan dan perlu adanya tindakan disiplin dari pemerintah untuk
pemangkasan jumlah utang negara-negara yang berada di Eropa.
Pemerintahan Indonesia dan pemerintahan di negara-negara eropa diharapkan melakukan
Kerjasama yang karib dengan tujuan mengurangi perbedaan daya saing dalam kegiatan
ekonomi. Hal ini bermaksud untuk meningkatkan minat masyarakat Eropa terhadap produk
komoditi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://jom.unri.ac.id
https://www.bappenas.go.id