Anda di halaman 1dari 11

PEMIKIRAN IBN KHOLDUN TENTANG TEORI POLITIK ISLAM

(Studi Tentang Teori Ashobiyah Dan Kontribusinya Terhadap Perkembangan


Teori Politik Post Modern)

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Kajian
D. Kegunaan Kajian
E. Metode Kajian
F. Definisi Istilah

BAB II SEJARAH SINGKAT BIOGRAFI IBN KHOLDUN


A. Riwayat Hidup Ibn Kholdun
B. Latar Historis, Sosiologis dan Politis Kehidupan Ibn Kholdun
C. Profil Ibn Kholdun dalam Dunia Politik dan Studi Fiqh
D. Karya-karya monumental Ibn Kholdun

BAB III POKOK-POKOK PEMIKIRAN IBN KHOLDUN DALAM RANAH POLITIK


A. Hubungan antara Teks Normatif dengan Konteks Sosiologis dalam diskursus Negara
Islam
B. Konsep Negara Ideal dalam pandangan Ibn Kholdun
C. Konsep Struktur Pemerintahan Efektif dalam Pandangan Ibn Kholdun
D. Teori Ashobiyah dan Dasar-dasar epistemologisnya

BAB IV KONTRIBUSI TEORI ASHOBIYAH TERHADAP STABILITAS POLITIK


KONTEMPORER
A. Teori Ashobiyah dalam Struktur Pemerintahan Ideal Islam
B. Teori Ashobiyah antara Cita Negara Islam dengan Tuntutan Demokrasi
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Ashobiyah di Era Revolusi Industri 4.0

BAB V PEMBAHASAN
A. Penggunaan Analisis Fiqh Siyasah dalam Teori Politik Islam
B. Analisis Fiqh Siyasah Tentang Pokok-pokok Pemikiran Ibn Kholdun dalam Ranah Politik
C. Analisis Fiqh Siyasah Tentang Kontribusi Teori Ashobiyah Terhadap Stabilitas Politik
Kontemporer

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan konsep maupun teori yang dikembangkan seorang intelektual tentu tidak

terlepas dari kondisi sosial maupun politik yang mengharuskan dirinya merespon, menganalisis,

kemudian menghasilkan solusi untuk memberi solusi terhadap persoalan yang dihadapi. Dengan

demikian, solusi yang diberikan akan membumi dan banyak memberi manfaat bagi

kelangsungan hidup masyarakat.

Persoalan yang dihadapi langsung direspon dengan mengedepankan metode yang aktual

dan relevan dengan konteks yang dihadapi. Selain itu, dalam konteks keilmuan, penyelesaian

semacam ini bisa membantu perkembangan teori baru. Tentu saja, ini akan member manfaat

besar bagi kelangsungan hidup masyarakat luas. Ibnu Khaldun barangkali merupakan salah satu

intelektual yang bisa dikatakan demikian. Berangkat dari kontak dan hubungan secara langsung

terhadap berbagai kondisi dan perkembangan politik yang ditemui di berbagai tempat, serta

analisisnya terhadap sejarah sebelumnya, ditambah lagi pengamatannya yang menggunakan

pendekatan sosiologis, memberikan kontribusi baru bagi pengembangan keilmuan saat itu, dan

membuka cakrawala baru bagi pengembangan keilmuan selanjutnya. Karenanya, tidak salah

apabila banyak kalangan intelektual maupun akademisi menempatkannya sebagai ilmuan

modern.Teori ‘‘ashabiyah merupakan salah satu bukti kejelian dan kecerdasan Ibnu Khaldun

dalam menganalisis persoalan politik dan negara. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa

‘‘ashabiyah merupakan kunci lahir dan terbentuknya sebuah negara. Sebaliknya,jika unsure

‘ashabiyah suatu negara sudah melemah, maka negara itu berada dalam ancaman keruntuhan.

Alhasil, sampai sekarang tesis tersebut masih terbukti benar, dan bahkan teori ‘ashabiyah ini

menjadi inspirasi bagi pergerakan politik kontemporer.

Untuk detail tulisan ini, penulis membatasinya dengan memfokuskan perbincangan pada

seputar teori ‘ashabiyah yang dikaitkan dengan konsep politik dan negara. Selain itu juga penulis

juga memasukkan pembahasan tentang konsep khalifah dalam pemikiran Ibnu Khaldun , yang

menurutnya sangat menentukan

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Kajian
D. Kegunaan Kajian

E. Metode Kajian

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan

metode analisis deskriptif, yaitu dengan jalan mengumpulkan data,menyusun atau

mengklarifikasi, menyusun dan menginterpretasinya (Surakhmad,1980:147). Metode deskriptif

yang dipilih karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan dengan jelas

tentang objek yang diteliti secara alamiah (Djajasudarma 1993:8-9). Sementara itu, kajian

deskriptif menurut Chaer (2007:9) biasanya dilakukan terhadap struktur internal bahasa, yaitu

struktur bunyi (fonologi), struktur kata (morfologi), srtuktur kalimat (sintaksis), struktur wacana,

dan struktur semantik. Kajian deskriptif ini dilakukan dengan mula-mula mengumpulkan data,

mengklasifikasi data, lalu merumuskan kaedah-kaedahterhadap keteraturan yang terdapat pada

keteraturan data itu khususnya kajian morfsintaksis.

Kajian dimulai dengan merumuskan masalah, merumuskan fokus, kajian,atau

mengajukan pertanyaan-pertanyaan kajian, dilanjutkan dengan pengumpulan data oleh peneliti

sebagai instrumennya.Hasil yang dianalisis adalah kalam Ilahi yakni Alquran surah Alkahfi.

Alasan pemilihan Alquran ini adalah bahwa Alquran merupakan pedoman hidup bagi manusia,

dan juga sumber ilmu pengetahuan dengan bahasa Arab yang diwahyukan Allah kepada hamba-

Nya Muhammad. Mengingat Alquran terdiri dari 114 surah, maka peneliti memilih salah satu

surah yaitu surah Alkahfi (goa). Surah Alkahfi terdiri dari 110 ayat yang didalamnya memuat

cerita Ashabul Kahfi yang tersesat masuk ke dalam goa, kisah Nabi Khidir dengan Nabi Musa,

dan yang tidak kalah pentingnya adalah ajaran agama yang termaktub dalam surah tersebut.

3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini terdiri atas Alquran surah Alkahfi yang terdapat pemakaian

verba transitif objek satu, dua, dan tiga sesuai dengan tata bahasa Arab. Surah Alkahfi, yaitu

surah kedelapanbelas dari Alquran yang terdiri atas 110 ayat. Pemakaian verba transitif yang

terdapat dalam surah tersebut dapat mewakili sumber data inti dari Alquran, jika dilihat dari

aspek morfologi, sintaksis, morfosintaksis maupun implikasi terhadap makna morfologisnya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pilah unsur penentu, alatnya adalah daya

pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti. Dipilah adalah verba transitif yang

terdapat dalam Alquran surah Alkahfi. Data yang diambil menggunakan metode deskriptif
singkronik artinya data dikumpulkan seperti kondisi apa adanya dan dideskripsikan sesuai

dengan ciri alamiah naskah itu (Djdjasudarma, 1993:6). Dari data yang ada, pertama-tama

peneliti menentukan kalimat yang ada kaitannya dengan verba transitif dari seluruh ayat yang

terdapat dalam surah Alkahfi. Kalimat-kalimat ini kemudian ditentukan jenisnya dan

dikelompokkan berdasarkan jenisnya, mulai dari yang paling sering muncul sampai paling jarang

muncul. Selanjutnya tiap jenis verba transitif yang terdapat dalam surah Alkahfi tersebut

dianalisis berdasarkan morfologi, sintaksis, dan morfosintaksis dalam bahasa Arab.

3.4 Teknik Analisa Data dan Tahapan Pelaksanaannya

Metode kajian atau analisis yang digunakan dalam penganalisisan adalah dengan analisis

induktif. Menurut Sugiyono (2005) analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu

analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan. Sementara menurut

Djajasudarma (1993) bahwa data secara induktif yaitu data yang dikaji melalui proses yang

berlangsung dari data ke teori. Analisis induktif atau inductive analysis adalah usaha menemukan

kategori berdasarkan data yang terkumpul. Kategori tersebut dapat merupakan pola yang berupa

keteraturan, atau berupa tema dari permasalahan yang muncul dari data. Kategori itu muncul

setelah proses analisis data dilaksanakan. Dalam analisis induktif ada dua kemungkinan yang

akan muncul dalam menentukan kategori. Kemungkinan pertama, peneliti akan menggunakan

kategori yang telah lazim dipakai oleh subjek penelitian dan kemungkinan kedua, peneliti dapat

menggunakan kategori-kategori yang dikembangkan sendiri. Atau peneliti dapat menggunakan

dengan cara menggabungkan kedua cara tersebut, yaitu menggunakan semua kategori-kategori

yang lazim dan bila menemukan data baru di luar kategori-kategori yang lazim, peneliti dapat

menamai sendiri kategori-kategori barunya.

Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain:

1. Mengidentifikasi verba transistif dari teks Alquran dengan cara membaca teks dan menandai

setiap verba transitif yang muncul.

2. Mengklasifikasi verba transitif dengan cara mengelompokkan jenis verba transitif yang

meliputi morfologi dan sintaksis.

3. Mengidentifikasi proses pembentukan dengan cara mencari pembentukan verba transitif

berdasarkan morfologi dan sintaksis.

4. Mengidentifikasi proses pembentukan verba transitif berdasarkan morfosintaksis.


5. Mengidentifikasi makna verba transitif dengan cara mencari makna morfologis yang

terkandung di dalamnya.

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan

metode analisis deskriptif, yaitu dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau

mengklarifikasi, menyusun dan menginterpretasinya (Surakhmad,1980:147). Metode deskriptif

yang dipilih karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan dengan jelas

tentang objek yang diteliti secara alamiah (Djajasudarma 1993:8-9). Sementara itu, kajian

deskriptif menurut Chaer (2007:9) biasanya dilakukan terhadap struktur internal bahasa, yaitu

struktur bunyi (fonologi), struktur kata (morfologi), srtuktur kalimat (sintaksis), struktur wacana,

dan struktur semantik. Kajian deskriptif ini dilakukan dengan mula-mula mengumpulkan data,

mengklasifikasi data, lalu merumuskan kaedah-kaedah terhadap keteraturan yang terdapat pada

keteraturan data itu khususnya kajian morfsintaksis.

Kajian dimulai dengan merumuskan masalah, merumuskan fokus, kajian, atau

mengajukan pertanyaan-pertanyaan kajian, dilanjutkan dengan pengumpulandata oleh peneliti

sebagai instrumennya. Hasil yang dianalisis adalah kalam Ilahi yakni Alquran surah Alkahfi.

Alasan pemilihan Alquran ini adalah bahwa Alquran merupakan pedoman hidup bagi manusia,

dan juga sumber ilmu pengetahuan dengan bahasa Arab yang diwahyukan Allah kepada hamba-

Nya Muhammad. Mengingat Alquran terdiri dari 114 surah, maka peneliti memilih salah satu

surah yaitu surah Alkahfi (goa). Surah Alkahfi terdiri dari 110 ayat yang didalamnya memuat

cerita Ashabul Kahfi yang tersesat masuk ke dalam goa, kisah Nabi Khidir dengan Nabi Musa,

dan yang tidak kalah pentingnya adalah ajaran agama yang termaktub dalam surah tersebut.

3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini terdiri atas Alquran surah Alkahfi yang terdapat pemakaian

verba transitif objek satu, dua, dan tiga sesuai dengan tata bahasa Arab. Surah Alkahfi, yaitu

surah kedelapanbelas dari Alquran yang terdiri atas 110 ayat. Pemakaian verba transitif yang

terdapat dalam surah tersebut dapat mewakili sumber data inti dari Alquran, jika dilihat dari

aspek morfologi, sintaksis, morfosintaksis maupun implikasi terhadap makna morfologisnya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pilah unsur penentu, alatnya adalah daya

pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti. Dipilah adalah verba transitif yang

terdapat dalam Alquran surah Alkahfi. Data yang diambil menggunakan metode deskriptif
singkronik artinya data dikumpulkan seperti kondisi apa adanya dan dideskripsikan sesuai

dengan ciri alamiah naskah itu (Djdjasudarma, 1993:6). Dari data yang ada, pertama-tama

peneliti menentukan kalimat yang ada kaitannya dengan verba transitif dari seluruh ayat yang

terdapat dalam surah Alkahfi. Kalimat-kalimat ini kemudian ditentukan jenisnya dan

dikelompokkan berdasarkan jenisnya, mulai dari yang paling sering muncul sampai paling jarang

muncul. Selanjutnya tiap jenis verba transitif yang terdapat dalam surah Alkahfi tersebut

dianalisis berdasarkan morfologi, sintaksis, dan morfosintaksis dalam bahasa Arab.

3.4 Teknik Analisa Data dan Tahapan Pelaksanaannya

Metode kajian atau analisis yang digunakan dalam penganalisisan adalahdengan analisis

induktif. Menurut Sugiyono (2005) analisis data kualitatif adalahbersifat induktif, yaitu suatu

analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan. Sementara menurut

Djajasudarma (1993) bahwa data secara induktif yaitu data yang dikaji melalui proses yang

berlangsung dari data ke teori. Analisis induktif atau inductive analysis adalah usaha menemukan

kategori berdasarkan data yang terkumpul. Kategori tersebut dapat merupakan pola yang berupa

keteraturan, atau berupa tema dari permasalahan yang muncul dari data. Kategori itu muncul

setelah proses analisis data dilaksanakan. Dalam analisis induktif ada dua kemungkinan yang

akan muncul dalam menentukan kategori. Kemungkinan pertama, peneliti akan menggunakan

kategori yang telah lazim dipakai oleh subjek penelitian dan kemungkinan kedua, peneliti dapat

menggunakan kategori-kategori yang dikembangkan sendiri. Atau peneliti dapat menggunakan

dengan cara menggabungkan kedua cara tersebut, yaitu menggunakan semua kategori-kategori

yang lazim dan bila menemukan data baru di luar kategori-kategori yang lazim, peneliti dapat

menamai sendiri kategori-kategori barunya.

Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain:

1. Mengidentifikasi verba transistif dari teks Alquran dengan cara membaca teks dan menandai

setiap verba transitif yang muncul.

2. Mengklasifikasi verba transitif dengan cara mengelompokkan jenis verba ntransitif yang

meliputi morfologi dan sintaksis.

3. Mengidentifikasi proses pembentukan dengan cara mencari pembentukan verba transitif

berdasarkan morfologi dan sintaksis.

4. Mengidentifikasi proses pembentukan verba transitif berdasarkan morfosintaksis.


5. Mengidentifikasi makna verba transitif dengan cara mencari makna morfologis yang

terkandung di dalamnya.

F. Definisi Istilah

Dalam rangka memberi kejelasan dan panduan dalam memahami isi laporan penelitian skripsi ini,

maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul skripsi ini, antara lain : (tanpa rujukan

tapi berdasarkan persepsi mahasiswa sendiri)

Pemikiran adalah ....

Teori Politik Islam adalah ....

Teori Ashobiyah adalah ......

Teori Politik Post Modern adalah .............


BAB II
SEJARAH SINGKAT BIOGRAFI IBN KHOLDUN

A. Riwayat Hidup Ibn Kholdun

B. Latar Historis, Sosiologis dan Politis Kehidupan Ibn Kholdun

C. Profil Ibn Kholdun dalam Dunia Politik dan Studi Fiqh

D. Karya-karya monumental Ibn Kholdun


BAB III
POKOK-POKOK PEMIKIRAN IBN KHOLDUN DALAM RANAH POLITIK

A. Hubungan antara Teks Normatif dengan Konteks Sosiologis dalam diskursus Negara
Islam

B. Konsep Negara Ideal dalam pandangan Ibn Kholdun

C. Konsep Struktur Pemerintahan Efektif dalam Pandangan Ibn Kholdun

D. Teori Ashobiyah dan Dasar-dasar epistemologisnya


BAB IV
KONTRIBUSI TEORI ASHOBIYAH TERHADAP STABILITAS POLITIK
KONTEMPORER

A. Teori Ashobiyah dalam Struktur Pemerintahan Ideal Islam

B. Teori Ashobiyah antara Cita Negara Islam dengan Tuntutan Demokrasi

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Ashobiyah di Era Revolusi Industri 4.0


BAB V
PEMBAHASAN

A. Penggunaan Analisis Fiqh Siyasah dalam Teori Politik Islam

B. Analisis Fiqh Siyasah Tentang Pokok-pokok Pemikiran Ibn Kholdun dalam Ranah Politik

C. Analisis Fiqh Siyasah Tentang Kontribusi Teori Ashobiyah Terhadap Stabilitas Politik
Kontemporer

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai