Anda di halaman 1dari 13

BAB 2.

PENGKAJIAN

2.1. Analisa Situasi

2.1.1. Analisa Ketenagaan Keperawatan dan Non Keperawatan

a. Ruang Tulip (Ruang Penyakit Dalam) Rumah Sakit Universitas Jember, memiliki
tenaga keperawatan sejumlah 15 perawat dengan pendidikan Ners terdiri dari 1
kepala ruang (KaRu), 2 ketua tim (KaTim), 4 perawat pelaksana (PP) tim 1, dan 5
perawat pelaksana (PP) tim 2, selain itu di Ruang Tulip juga terdapat 2 orang
pekarya kesehatan dan 1 orang administrasi.
b. Latar Belakang Pendidikan
Masa Kerja, dan Jenis Pelatihan yang Diikuti Latar belakang pendidikan, masa
kerja, dan jenis pelatihan yang pernah diikuti oleh tenaga keperawatan di ruang
Tulip adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Daftar Tenaga Perawat di Ruang Tulip RS Universitas Jember

No Nama Status Jabatan Pendidikan Jenjang Pelatihan


Karir
1. Ns. A, S.Kep PNS KaRu S1 Ners 8 Tahun 1,2,3,4,5,6
2. Ns. B, S.Kep PNS KaTim S1 Ners 7 Tahun 1,2,3,4,5,6
3. Ns. C, S.Kep PNS KaTim S1 Ners 5 Tahun 1,2,3,4,5,6
4. Ns. D, S.Kep NON PP S1 Ners 3 Tahun 1,2 ,6
PNS
5. Ns. E, S.Kep NON PP S1 Ners 3 Tahun 1, 4,5
PNS
6. Ns. F, S.Kep PNS PP S1 Ners 4 Tahun 1,2,3,4,5
7. Ns. G, S.Kep PNS PP S1 Ners 7 Tahun 1,2,3,5
8. Ns. H, S.Kep PNS PP S1 Ners 6 Tahun 1,2 ,5,6
9. Ns. I, S.Kep NON PP S1 Ners 1 Tahun 1, 5,6
PNS
10. Ns. J, S.Kep NON PP S1 Ners 2 Tahun 1,2,5
PNS
11. Ns. K, S.Kep PNS PP S1 Ners 3 Tahun 1,3,4,5,6
12. Ns. L, S.Kep PNS PP S1 Ners 3 Tahun 1,3,4,5,6

Keterangan:

1. BTCLS
2. Code Blue
3. ECG
4. Manajemen Kepala Ruang
5. Rawat Luka
6. K3
Tabel 2.2 Daftar Tenaga Non Perawat di Ruang Tulip RS Universitas Jember

No Nama Pendidikan Jabatan Pelatihan


1. P D3 Administrasi SIM RS
2. Q SMA Pekarya Kesehatan Pekarya Kesehatan

Berdasarkan tabel 2.1, jumlah perawat di Ruang Tulip Rumah Sakit Universitas Jember
seluruh perawat memiliki pendidikan terakhir yaitu Ners S1 Keperawatan sebanyak 15
orang. Menurut Kemenkes RI dan Asosiasi Insitusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI),
pembagian tenaga keperawatan dalam ruangan adalah 40% perawat professional dan 60%
perawat vokasional, sehingga perhitungan tenaga perawat di Ruang Tulip Rumah sakit
Universitas Jember sebagai berikut:

a. Perawat Profesional Tenaga perawat professional sebanyak 40% dari keseluruhan


tenaga kesehatan di ruangan Tulip adalah 40% x 11 orang = 4 orang
b. Perawat Vokasional Tenaga perawat vokasi sebanyak 60% dari keseluruhan tenaga
kesehatan di ruangan yaitu 60% x 15 = 7 orang.
Berdasarkan pengkajian tenaga keperawatan di Ruang Tulip Rumah Sakit
Universitas Jember dengan jumlah total tenaga keperawatan 15 orang terdiri dari 15
orang berpendidikan terakhir S1 Ners dan tidak ada perawat dengan jenjang
pendidkan vokasi (D3). Sehingga dapat disimpulkan masih belum sesuai dengan
peraturan AIPNI 2016. Menurut perhitungan tenaga perawat sesuai peraturan AIPNI
2016 perbandingan perawat professional dengan pendidikan terakhir S1 Ners
seharusnya sebanyak 6 orang dan 9 orang Ahli Madya Keperawatan/Vokasi.
c. Pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat di Ruang Bougenville antara lain,
pelatihan rawat luka dan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) telah diikuti
oleh seluruh perawat sebanyak 11 orang, Code Blue sebanyak 8 perawat, ECG
(elektro kardio gram) sebanyak 6 perawat, manajemen kepala ruang sebanyak 6
orang, dan K3 sebanyak 7 orang perawat. Pelatihan tambahan untuk perawat
merupakan cara yang paling efektif untuk mengembangkan kompetensi perawat.
Selain meningkatkan skill yang dimiliki, pelatihan juga dapat meningkatkan ilmu dan
pengalaman baru, sehingga diharapkan dengan mengikuti pelatihan yang diadakan
rumah sakit akan meningkatkan kompetensi perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan yang sesuai dantepat.
Ns. A, S.Kep
Kepala Ruangan
orang Prakarya Kesehatan
1 orang Administrasi & 2

d. Struktur organisasi

Struktur organisasi ruang Tulip di RS Universitas Jember sebagai berikut:


Ruang Tulip RS Universitas Jember memiliki struktur organisasi yang telah berjalan
dengan baik sesuai dengan tugas masing-masing perawat dan tenaga lainnya dengan
menggunakan metode tim, dimana terdapat kepala ruangan dan dua ketua tim dengan seluruh
anggota ruang tulip lulusan Ners. Kedua katim berada dibawah naungan dari karu dan setiap
ketua tim memiliki masing-masing anggota yang terdiri dari 4 atau 5 orang perawat pelaksana

Ketua TIM 1 Ketua TIM 2


Ns. B, S.Kep Ns. C, S.Kep

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


TIM 1 TIM 1

Ns. D, S.Kep
Ns. H, S.Kep

Ns. E, S.Kep
Ns. I, S.Kep

Ns. F, S.Kep Ns. J, S.Kep


dengan lususan Ners. Kepala ruangan bertanggung jawab terhadap setiap bentuk perencanaan
dan pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan Tulip. Ketua tim bertugas membuat daftar
alokasi setiap pasien kepada perawat pelaksana, memimpin pre-conference dan post-
conference, mengatur suatu p endelegasian dalam timnya, melakukan pengamatan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap setiap pasien yang dilakukan
oleh perawat pelaksana dan kadangkala ikutserta ikut melakukan tindakan kepada pasien.
e. Tingkat ketergantungan pasien

Jumlah tingkat ketergantungan pasien di Ruang Teratai RS Universitas Jember dengan


rata-rata per hari adalah 3 pasien dengan total care, 4 pasien dengan partial care, dan 13 pasien
dengan minimal care. Klasifikasi tersebut menggunakan pengklasifikasian tingkat
ketergantungan pasien menurut Douglas. Metode Douglas merupakan cara perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan dengan cara mengklasifikasikan pasien berdasarkan tingkat
ketergantungan menjadi self-care, partial care, dan total care (Purwaningsih dkk, 2008).
Klasifikasi tingkat ketergantungan pasien di Ruang Tulip RS Universitas Jember dibagi
menjadi tiga kelompok sesuai dengan teori Douglas (1992) dalam Sitorus (2006) yaitu:
a) Self-Care (perawatan mandiri), memerlukan waktu 1-2 jam/hari
1. Mampu melakukan kebersihan diri seperti mandi, dan mengganti pakaian
secara mandiri
2. Mampu makan dan minum secara mandiri

3. Mampu berpindah secara mandiri atau dengan pengawasan

4. Dilakukan observasi TTV setiap pergantian shift

5. Pengobatan yang dilakukan minimal dan status kesehatan psikologis pasien


stabil
6. Dilakukan perawatan luka sederhana
b) Partial car/ intermediate care, memerlukan waktu 3-4 jam/hari

1. Mampu melakukan kebersihan diri dengan bantuan

2. Makan dan minum dibantu

3. Dilakukan observasi setiap 4 jam

4. Ambulasi atau berpindah dibantu

5. Dilakukan pengobatan dengan injeksi

6. Pasien terpasang kateter urin dan dicatat pemasukan pengeluarannya

7. Pasien terpasang infus

8. Pasien dengan pleura pungsi


c) Total care/intensive care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari

1. Semua kebutuhan pasien dibantu

2. Perubahan posisi setiap 2 jam dengan dibantu

3. Observasi TTV setiap 2 jam

4. Makan dan minum melalui NGT

5. Pengobatan intravena

6. Dilakukan suction

7. Pasien mengalami disorientasi atau gelisah

8. Dilakukan perawatan luka komplek


e. Kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien

1) Menurut Douglas

(Douglas 1984, dalam Swanburg, 1999) Menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam
satu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing-masing kategori memiliki
standar nilai per shiftnya, yaitu sebagai berikut:

Klasifikasi klien
Jumla Minimal Parsial Total
Pagi Sore Mala Pagi Sore Mala Pagi Sore Malam
h
m m
Klien
1. 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2. 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3. 0,51 0,41 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

Jumlah perawat yang dibutuhkan

Minimal Parisal Total Jumlah


Pagi 0,17 x 3 = 0,51 0,27 x 8 = 2,16 0,36 x 6 = 2,16 4,83 (5) orang
Sore 0,14 x 3 = 0,42 0,15 x 8 = 1,2 0,30 x 6 = 1,8 3,41 (4) orang
Malam 0,07 x 3 = 0,21 0,10 x 8 = 0,8 0,20 x 6 = 1,2 2,21 (2) orang
Jumlah keseluruhan perawat perhari 11 orang

2) Menurut Gillies

Tenaga Perawat = A x B x 365

(365-C) x jam kerja/ hari

Keterangan:

A = Jumlah jam perawatan pasien selama 24 jam

B = Sensus harian (BOR x Jumlah Tempat Tidur)

C = Jumlah hari libur

365 = Jumlah hari kerja selama setahun

Perhitungan perawatan pasien selama 24 jam

Jumlah jam keperawatan langsung

- Ketergantungan minimal = 3 orang x 1 jam = 3 jam


- Ketergantungan parsial = 8 orang x 3 jam = 24 jam
- Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36 jam
Jumlah jam = 63 jam

Pendidikan kesehatan = 20 x 0,25 = 5 jam

Jumlah total waktu perawatan/ hari

= (63 jam + 5 Jam)/ rata-rata jumlah pasien

= 68/25

= 2,72 jam

Jumlah kebutuhan perawat

TP = A x B x 365

(365-C) x jam kerja perhari

TP = 2,72 x 20 x 365

(365-86) x 8

TP = 19.856

2.160

TP = 9,192 = 9 orang

Untuk cadangan sebesar 20% menjadi 9 x20% = 2 orang

Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan secara keseluruhan ada;ah 9 + 2 = 11 orang per
hari

3) Menurut Swanburg

Pada ruang tulip dengan 20 tempat tidur dan 16 klien rata-rata perhari

Jumlah jam kontak langsung perawat dan klien = 8 jam/ hari

a. Total jam perawat perhari : 16 x 8 jam = 128 jam


Jumlah perawat yang dibutuhkan 128/7 = 18,285 (18 orang) perawat / hari
b. Toral jam kerja/ minggu
Jumlah shift perminggu = 18 x 7 = 126 shift/ minggu
Jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 126/6 = 21 orang

Pembagian proporsi dinas malam satu hari yaitu: pagi; siang; malam = 47% ; 36% ;
17% sehingga jumlah staf keperawatan/ hari = 21 orang
- Pagi : 47% x 21 = 9,87 (10 orang)
- Siang : 36% x 21 = 7,56 (8 orang)
- Malam : 17% x 21 = 3,57 (4 orang)

f. Alur masuk Pasien


Klien dan keluarga
masuk IGD

Keluarga melakukan
pendaftaran klien

Admisi mencarikan
kamar sesuai kelas

Tersedia tempat tidur Tidak tersedia tempat


tidur

Klien masuk ke
Diberikan rujukan ke
ruang latulipe RS
fasilitas kesehatan yang
Unej
lainnya

Pasien mendapatkan
perawatan

Pasien pulang paksa,


sembuh atau
meninggal

Pemabayaran
perawatan di loket
terpadu

Gambar 2.1 Alur masuk pasien uang Latulip RS Unej

g. Analisis masalah pada bagian ketenagaan

Analisis terkait kelemahan untuk pengembangan Ruang Tulip yaitu:


1. Pada ruang Tulip hanya sedikit sekali SOP tindakan medis atau keperawatan yang
sesuai dan masih up to date untuk digunakan
2. Mekanisme dokumentasi juga banyak ditemukan dokumentasi yang tidak lengkap
3. Terkait penerimaan pasien baru atau lama di runagan Tulip masih belum terlaksana
denfan optimal
4. Trkait mekanisme pengajuan penggandaan barang juga kurang maksimal karena
birokrasi yang dinilai cukup menyusahkan

DAFTAR PUSTAKA
Douglas, LM. (1992). The Effective Nurse: Leader and Manager. St. Louis

Rakhmawati, W. (2008). Perencanaan Kebutuhan Tenaga Keperawatan Di Unit Keperawatan.


Pelatihan Manajemen Unit-Bandung, 2(1), 1–14. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/03/perencanaan_kebutuhan_tenaga_kepewaratan.pdf

Sade, S. (2013). Analisis Kebutuhan Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan Beban Kerja Pada
Instalasi Rawat Inap Rsud Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat. An Analysis on the
Need of the Number of Nurses Based on Work Load in Inpatient Installation of North
Mamuju Public Hospital, 31–37. digilib.unhas.ac.id

Anda mungkin juga menyukai