PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jumlah penduduk yang besar adalah akibat dari tingkat fertilitas yang
tinggi, karena tingkat usia subur atau jumlah wanita usia suburnya tinggi,
rekreasi juga meninggi, dan harus disediakan oleh pemerintah. Hal tersebut
Dengan laju seperti itu diprediksi pada 2020-2030 nanti, penduduk berusia
kesehatan, oleh karena itu program KB memiliki posisi strategis dalam upaya
banyak pasangan usia subur (PUS) yang belum menjadi peserta KB (Suratun,
2008).
kota.
Sampai dengan triwulan ketiga pada 2017, total yang sudah terbentuk adalah
5.505 Kampung KB, yang berada di 4.754 (66 persen) kecamatan yang ada di
Indonesia, atau masih ada 2.406 (34 persen) Kecamatan yang belum
pada awal tahun 2016 yang kemudian di susul oleh daerah lainnya. Kota
makassar adalah kota urbanisasi yang padat penduduk dan terdiri dari
(MKJP), capaian pria berKB dari total peserta KB, dan unmeet need.
yang di tetapkan oleh pemerintah untuk tahun 2016 adalah sebanyak 755.710
terlihat bahwa jumlah peserta KB aktif sebanyak 992,180 jiwa dari PPM
jiwa, yang di dalamnya terdapat jumlah metode operasi pria (MOP) sebesar
2.442 peserta, unmeet need 196.772 (13,14) dari capaian minimal sebesar
13,87.
Data dari BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan per juli 2018, PPM yang di
tentukan untuk peserta KB aktif adalah 744.030. pada realisasi nya jumlah
peserta KB aktif adalah sebanyak 970.432 jiwa dan jumlah PUS sebanyak
peserta KB Aktif dari tahun 2016 sampai per juli 2018. Jumlah peserta KB
baru adalah 97.248 jiwa dengan PPM untuk tahun 2018 adalah 215.672
KB baru per juli 2017 adalah 102.340 jiwa dengan PPM 213.105/ peserta,
dan jumlah peserta KB baru per juli 2018 adalah 97.248 jiwa dengan PPM
215.672 peserta. terdapat kesenjangan yang cukup jauh antara jumlah realitas
dengan uraian peserta KB IUD 17.123 jiwa, MOW 5.031 jiwa , MOP 592
jiwa, Kondom 6.888 jiwa, Implan 21.508 jiwa, Suntik 51.813 jiwa, dan pil
29.267 jiwa. Dari data tersebut terlihat bahwa PUS lebih Cenderung
17.921 pasang pada tahun 2017. Yang menjadi akseptor sebanyak 12.435
jiwa, dengan jumlah akpsetor Metode jangka Panjang (MJP) sebanyak 3.625
jiwa, dan metode jangka Pendek (NON MJP) sebanyak 8.810 jiwa. jumlah
peserta KB baru 2.979 jiwa Dengan PPM 3.517 jiwa. Hingga april 2018
jangka Panjang (MJP) sebanyak 3.686 jiwa, dan metode jangka Pendek
(NON MJP) sebanyak 8.637 jiwa (pusat data BKKBN kota Makassar 2018).
Data dari kantor camat panakukkang menyebutkan bahwa jumlah jumlah
PUS di kelurahan Karuwisi pada tahun 2016 adalah 1630 jiwa jumlah
akseptor aktif sebanyak 1148 jiwa, dengan jumlah MJP sebanyak 440 jiwa,
dan NON MJP sebanyak 708 jiwa. Pada tahun 2017 jumlah PUS adalah
1763 jiwa, jumlah peserta KB aktif sebanyak 1.217 dengan jumlah MJP
sebanyak 470 jiwa, dan NON MJP sebanyak 747 jiwa. data per april 2018
akseptor aktif 1.224 dimana peserta MJP 470 jiwa dan peserta NON MJP
2016 ke tahun 2017, dan hingga saat ini belum ada peningkatan yang
dengan pengguna MJKP.. Peserta KB baru dari tahun 2016 ke tahun 2017
terdapat 69 jiwa. untuk tahun 2018 per april peserta KB baru hanya
desa/kelurahan yaitu pada tahun 2018 PPM yang di harapkan sebesar 346
peserta KB baru.
pentingnya program KB tersebut. Pola pikir yang sudah tertanam pada target
pada saat akan turun ke lokasi menjadi salah satu faktor penghambat dalam
bahwa perilaku yang dipengaruhi oleh sosial yang ada di masyarakat. Hal ini
berencana.
dalam hal penggunaan KB, serta jumlah akseptor baru maupun aktif sangat
B. Rumusan Masalah
penduduk dan ingin membentuk suatu Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
dalam hal penggunaan KB, serta jumlah akseptor baru maupun aktif sangat
tidak signifikan dari jumlah PPM yang ditetapkan. Peneliti ingin melakukan
dengan harapan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi dan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
aplikatif.
1. Bagi keilmuan
2. Metodologis
3. Aplikatif
TINJAUAN PUSTAKA
maupun swasta dari tingkat desa hingga tingkat kota dengan kompetensi
desa.
Jenis alat / obat kontrasepsi antara lain kondom, pil KB, suntik KB,
kondom dapat diperoleh langsung dari apotek atau toko obat, pos layanan
berkompeten.
2. Tujuan KB
a. Keluarga berencana
4. Sasaran Program KB
sasaran tidak langsung adalah pelaksana dan pengolah KB, dengan tujuan
dan sejahtera.
1. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
efektivitas atau daya guna suatu cara kontrasepsi dapat dinilai pada 2
tingkat, yakni:
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana
d. Murah
a. Faktor pasangan
b. Faktor kesehatan
Pemeriksaan panggul.
kategori ini adalah jenis susukatau implant, IUD, MOP, dan MOW.
2) Kondom
Adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari
bahan alami yang di pasang pada penis atau vagina pada saat
3) Metode kalender
4) Kontrasepsi pil
mencegah kehamilan.
5) Kontrasepsi suntik
1) Implan
Adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang
terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormon dan dipasang
Adalah suatu alat yang terbuat dari plastik yang lentur yang
operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana, dan sangan
pemakaian kontrasepsi, antara lain : faktor sosial dan individu, nilai anak
pemakaian kontrasepsi
1. Umur
kelahiran atau banyaknya anak yang dimiliki dan jarak anak tiap
jumlah anak.
2. Pendidikan
4. Tingkat pendapatan
orang tua. Anak yang diibaratkan sebagai titipan Tuhan bagi orang tua
Pandangan orang tua mengenai nilai anak dan jumlah anak dalam
anak yang sedikit dan nilai-nilai tentang anak merupakan aspek yang
tua dan agama yang dianut merupakan contoh dari faktor penentu
d. Permintaan KB
e. output pelayanan
1. Akses pelayanan KB
a) Keterjangkauan fisik
c) Keterjangkauan psikososial
d) Keterjangkauan pengetahuan
e) Keterjangkauan administrasi
2. Kualitas pelayanan KB
g. Sosial budaya
dua anak harus dianggap ideal dan juga untuk mengurangi tingkat
yang memberikan nilai anak laki-laki lebih dari anak perempuan atau
istrinya dan kawin lagi agar terpenuhi keinginan memiliki anak laki-
hal ini adalah menemui tokoh-tokoh atau ulama dari agama tersebut
untuk menjelaskan bahwa merencanakan keluarga untuk membantu
belakang, dan dinilai cukup mumpuni untuk menjadi salah satu daerah
percontohan.
sendiri Presiden, sejalan pula dengan instruksi Presiden agar BKKBN, mitra
Dalam sensus sepuluh tahunan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini diketahui
tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia berada pada posisi 1,49 persen atau
menargetkan pertumbuhan populasi saat ini dapat ditekan menjadi 1,1 persen.
dengan pendataan dan pemetaan yang dilakukan petugas lini lapangan seperti
PLKB, PKB, Tenaga Penggerak Desa (TPD), dan tenaga kerja kontrak di
setiap desa.
Pemetaan didasarkan pada data mikro keluarga, yaitu R/I/KS dan
informasi utama, meliputi data demografi, data KB, data tahapan keluarga
Hasil Pendataan Keluarga, data Potensi Desa dan data Catatan Sipil
masyarakat.
a. Kependudukan;
Keluarga)
Kampung KB)
3) Sasaran penggarapan
a. Sasaran
b. Pelaksana:
1) Kepala Desa/Lurah
3) PKB/PLKB/TPD
4) Petugas Lapangan sektor terkait
Desa/Kelurahan
masyarakat)
8) Masyarakat di desa/kelurahan)
9) Kader
Makassar, 2016)
1) Kriteria Utama
Terdapat dua kriteria utama yang wajib dipenuhi dalam pemilihan
tersebut adalah:
a) Jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) di atas rata-rata Pra KS- dan
2) Kriteria Wilayah
3) Kriteria Khusus
a) Kriteria Data
b) Kriteria Kependudukan
desa/kelurahan;
2) Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
tingkat desa/kelurahan.
dengan rapat persiapan oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait
mingguan.
d. Pemaparan informasi tentang alur pengganggaran kegiatan
masyarakat melalui:
Kampung Kb
a. Indikator keberhasilan
maupun sumber dana lain seperti PNPM, Anggaran Dana Desa (ADD),
pendukung lainnya.
N
INDIKATOR CAPAIAN
O
1 Data dan Informasi
Setiap RT/RW memiliki data dan peta keluarga
100%
yang bersumber dari pendataan keluarga
2 Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
> rata-rata capaian
Peserta KB Aktif (CU/PUS)
desa/kelurahan
> rata-rata capaian
MKJP
desa/kelurahan
> rata-rata capaian
Pria ber-KB dari total peserta KB
desa/kelurahan
< rata-rata capaian
Unmeet need
desa/kelurahan
3 Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga
< rata-rata capaian
Partisipasi klg yang memiliki balita dlm BKB
desa/kelurahan
< rata-rata capaian
Partisipasi klg yang memiliki remaja dlm BKR
desa/kelurahan
< rata-rata capaian
Partisipasi klg yang memiliki lansia dlm BKL
desa/kelurahan
< rata-rata capaian
Partisipasi lansia dalam BKL
desa/kelurahan
< rata-rata capaian
Partisipasi remaja dalam PIK
desa/kelurahan
Rata-rata usia kawin perempuan > 20 tahun
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
4
Anak
5 Kesehatan ditentukan oleh
6 Sosial Ekonomi kementerian /
7 Pendidikan lembaga, pemprov,
pemda
8 Pemukiman dan Lingkungan
9 Program lainnya sesuai dengan perkembangan
ada yang dapat diamati secara langsung dan tidak langsung. Menurut
perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati
Ranah psikomotor ini menurut teori Skinner sama dengan tindakan atau
praktik (Practice).
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan
dari:
(knowledge)
diberikan (attitude)
dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu
terhadap objek yang diketahui itu. Akhirnya rangsangan yakni objek yang
jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan
stimulus atau objek tadi. Namun demikian, dalam kenyataan stimulus yang
sikap.
Berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka perilaku manusia dapat
belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons
sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari
dua cara, secara langsung maupun secara tidak langsung, yakni dengan
faktor perilaku (behavior causes) dan faktor dari luar perilaku (non
behaviorcauses)
Notoatmodjo, 2011
keturunan
perilaku
Pengetahuan, Sikap dan perilaku
sikap, petugas serta
kepercayaan, Ketersediaan Tokoh Masyarakat
tradisi, nilai dan fasilitas
sebagainya
diketahui tersebut.
sekunder.
dimiliki PUS
e. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain
menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-
adalah
a. Keluarga
masyarakat.
Panjang.
mengingat.
b. Teori WHO
(Notoatmodjo, 2003).
respons lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau
KB, mungkin karena tidak ada minat dan niat terhadap KB (behavior
180)
Faktor yang
KERANGKA TEORI
mempengaruhi
perilaku
(lawrence, 1984)
Gambar 2.4.Kerangka
Predisposisi teori Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo, 2003;
teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2011
- Pengetahuan
- Sikap
- Kepercayaan
- Tradisi Program Keluarga - perencanaan
- Nilai
Berencana (KB) yang - Proses
Enabling sudah kurang bergema - evaluasi
- Ketersesiaan
sumber daya
manusia Indikator keberhasilan
- Fasilitas
- Input : jumlah PLKB/PKB
proporsional, ketersediaan
Reinforcing
sumber dana ketersediaan
- Sikap dan sarana operasional
perilaku - Proses : Peningkatan
petugas frekuensi dan kualitas
kegiatan advokasi dan
Program
pemerintah
Kampung KB
Perubahan
perilaku PUS
Domain perilaku
(benyamin bloom,
1908)
Pengggunaan
- Pengetahuan
alat kontrasepsi - Sikap
- tindakan
Kerangka Konsep
variabel yang akan diteliti. Dalam menyusun kerangka konsep dimulai dari
variabel yang mewakili masalah penelitian. Konsep penelitian ini terdiri dari
Faktor predisposisi :
1. Pengetahuan
2. sikap
Faktor pendorong:
1. Dukungan Suami
2. Peran PLKB
Keterangan:
Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah:
2018
2018
2018
c. ada Hubungan dukungan Suami dengan Penggunaan alat Kontrasepsi
2018
2018
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap, dukungan Suami dan peran PLKB
Program ini awalnya berasal dari program inovasi lorong KB. kampung
KB diwakili oleh satu kelurahan dari setiap kecamatan yang ada di Kota
Makassar.
1. Populasi
2. Sampel
sampling. Pada teknik ini, setiap subyek yang ada dalam populasi
sebagai sampel
crossectional Lemeshow;
Z1−α /2 p ( 1−p ) N
n= 2
d ( N−1 ) + Z 1−α / 2 p(1− p)
Keterangan:
n = jumlah sampel
p = proporsi Pasangan Usia Subur (15-49 Tahun) Yang Memiliki
Kebutuhan KB Dan Menggunakan Alat Kontrasepsi Metode
berdasarkan data BPS Sulawesi Selatan 47,5 % (0,475)
q = 1-p = 1 – 0,475 = 0,525
d = limit dari error atau presisi absolutJika ditetapkan =0,05
Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu
Z α p ( 1− p ) N
1−
2
maka; n= 2
d ( N−1 ) + Z α p (1− p )
1−
2
864,546716
n=
4,415+0,49
865
n= = 176,35
4,905
berdasarkan rumus besar sampel di atas, maka besar jumlah sampel yang
responden
D. Kriteria responden
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
1. Data primer
penelitian
Alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
digunakan melalui tahapan uji validitas dengan batasan nilai valid r tabel
(r=0,576) Jika r hasil lebih besar dari r tabel, maka pertanyaan tersebut
dianggap valid.
G. Definisi Operasional
1. Pengetahuan ibu
2. Sikap Ibu
Mit os KB, dengan pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak setuju
skala Nominal
Kategori:
a. Sikap Positif jika total skor jawaban dari responden > 62,5 %
3. Dukungan Suami
pertanyaan 10 pertanyaan
Skala Nominal
Kategori:
Kategori:
Skala nominal
Kategori:
a. ya
b. Tidak
1. Pengolahan data
2. Analisis data
kontrasepsi.
Analisis bivariat merupakan analisis untuk dua variabel antara
setiap variabel untuk menentukan jenis uji yang tepat digunakan pada
distribusi data normal) dan uji mann whitney (jika distribusi data tidak
A. Hasil Penelitian
a. Geografis
program Kampung KB) 90 RW dan 476 RT, dengan luas wilayah 17,05 km.
b. Demografis
dimasyarakat.
18.509 jiwa dengan pembagian laki-laki sekitar 9.322 jiwa dan perempuan
sekitar 9.187 jiwa. Kelompok umur paling sedikit adalah penduduk yang
1. Sosial budaya
Paropo yang masih menjaga kekerabatan dan tali silaturahmi yang cukup
2. Kondisi Ekonomi
Ekonomi adalah salah satu point yang paling mempengaruhi
penting tidak hanya sebagai penunjang kegiatan bisnis tetapi juga sebagai
d. sarana Kesehatan
Kesehatan Ibu & Anak (BKIA), 10 buah Rumah Bersalin Dan 79 Posyandu.
13 orang Dokter Gigi dan 108 orang Paramedis yang terdiri dari 23 orang
untuk semua lapisan masyarakat secara mudah, murah, dan merata. Dengan
Karakteristik n (%)
usia responden (tahun)/
≤ 25 tahun 16 9.09
26-35 tahun 85 48.30
36-45 tahun 69 39.20
> 45 tahun 6 3.41
pekerjaan responden
Tidak Bekerja / IRT 127 72.16
Buruh 6 3.41
Pedagang 30 17.05
PNS 4 2.27
Pegawai Swasta 6 3.41
Lainnya 3 1.70
pendidikan responden
Tidak Tamat SD 3 1.70
Tamat SD 3 1.70
Tamat SMP 126 71.59
Tamat SMA 31 17.61
Tamat Akademik/Perguruan 13 7.39
Tinggi
pendidikan suami
Tamat SMP 135 76.70
Tamat SMA 27 15.34
Tamat Akademik/Perguruan 14 7.95
Tinggi
pekerjaan suami
Buruh 120 68.18
Pedagang 39 22.16
PNS 10 5.68
Pegawai Swasta 3 1.70
Lainnya 4 2.27
jumlah anak
≤2 29 16.48
>2 147 83.52
120 orang (68.18%). responden sebagian besar memiliki anak lahir hidup ≥
b. Analisis Univariat
terhadap Program KB, Dukungan suami yang di berikan kepada ibu untuk
ikut serta menjadi peserta KB, peranan PLKB dalam pelaksanaan program
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan tingkat pengetahuan di
kampung KB kelurahan Karuwisi, kecamatan panakukkang, kota
makassar tahun 2018
Pengetahuan n %
Cukup 157 89,2
Kurang 19 10,8
Total 176 100
Sumber : data primer. 2018
Sikap n %
Positif 167 94,9%
Negatif 9 5,1%
Total 176 100
Sumber : data primer. 2018
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi berdasarkan sikap responden terhadap KB di
kampung KB kelurahan Karuwisi, kecamatan panakukkang, kota
makassar tahun 2018
Dukungan suami n %
Ya 124 70.45
Tidak 52 29.55
Total 176 100
Sumber : data primer. 2018
dukungan dari suami untuk ikut serta menjadi akseptor sebanyak 124
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi responden berdasarkan peran PLKB di
kampung KB kelurahan Karuwisi, kecamatan panakukkang, kota
makassar tahun 2018
Peran PLKB n %
Cukup Berperan 149 84.66
Kurang Berperan 27 15.34
Total 176 100
Sumber : data primer. 2018
Berdasarkan Tabel 5.5 terlihat bahwa ada 149 (84,66%) responden yang
program KB.
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi responden berdasarkan penggunaan alat
kontrasepsi di kampung KB kelurahan Karuwisi, kecamatan
panakukkang, kota makassar tahun 2018
penggunaan alat n %
kontasepsi
Ya 132 75
Tidak 44 25
c. Analisis Bivariat
selanjutnya, Pada tahap ini dilakukan analisis tabulasi silang antara variabel
berikut:
Tabel 5.7
Hubungan pengetahuan ibu dengan penggunaan alat kontrasepsi di
kampung KB kelurahan Karuwisi, kecamatan panakukkang, kota
makassar tahun 2018
n % n % N % 0,001
Cukup 124 79,0 33 21,0 157 100,00
Kurang 8 42,1 11 57,9 19 100,00
Jumlah 132 75,00 44 25,00 176 100,00
Sumber : data primer. 2018
Tabel 5.8
/Hubungan sikap ibu dengan penggunaan alat kontrasepsi di
kampung KB kelurahan Karuwisi, kecamatan panakukkang, kota
makassar tahun 2018
Sikap Penggunaan kontrasepsi Total P
Ya Tidak
n % n % N % 0,044
Positif 128 76,6 39 23,4 167 100,00
Negative 4 44,4 5 55,6 9 100,00
Jumlah 132 75,00 44 25,00 176 100,00
Sumber : data primer. 2018
dibandingkan dengan yang bersikap negatif yaitu 44,4%. Hasil uji Chi-
Tabel 5.9
Hubungan dukungan suami dengan penggunaan alat kontrasepsi di
kampung KB kelurahan Karuwisi, kecamatan panakukkang, kota
makassar tahun 2018
n % n % N % 0,000
Ya 116 93,5 8 6,50 124 100,00
Tidak 16 30,8 36 69,20 52 100,00
Tabel 5.10
Hubungan peran PLKB dengan penggunaan alat kontrasepsi di
kampung KB kelurahan Karuwisi, kecamatan panakukkang, kota
makassar tahun 2018
n % n % N % 0,463
Berperan 111 74,5 38 25,5 149 100,00
tidak 21 77,8 6 22,2 27 100,00
berperan
namun mengungkapkan bahwa PLKB memiliki peran yang baik. Hasil uji
Tabel 5.11
Resume hasil analisis bivariat hubungan variabel indepeden dengan
penggunaan alat kontrasepsi di kampung KB kelurahan Karuwisi,
kecamatan panakukkang, kota makassar tahun 2018
tidak
peran PLKB 0,463
signifikan
Sumber : data primer
d. Analisis Multivariat
Tabel 5.12
Hasil Uji Multivariat faktor determinan dengan penggunaan alat
kontrasepsi di kampung KB kelurahan Karuwisi, kecamatan
panakukkang, kota makassar tahun 2018
Tabel 5.12 memperlihatkan hasil uji regresi logisik berganda yang dinilai
uji secara simultan, hanya 1 variabel yang memiliki nilai signifikansi secara
B. Pembahasan
sesuai kriteria utama yakni jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) diatas rata-
rata Pra-KS dan KS-1, jumlah peserta KB belum cukup tinggi , kriteria
Makassar tahun 2016 sebanyak 155 lorong KB. Badan KB Kota Makassar
Kota Makassar sebanyak 310 lorong KB.. Untuk itu, seiring bertambahnya
kelurahan karuwisi
yang kumuh dan padat penduduk, namun juga rendah dari sisi pendidikan,
Kelurahan karuwisi sebagian masih ada yang tidak paham akan pentingnya
tentang KB yang beredar dari dulu hingga sekarang (Profil Kampung KB).
jika ingin melakukan KB, karena dalam program ini pelayanan KB yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan / pelaksana tugas KB diberikan secara
tiap 1 bulan sekali, diurut per RW yang dimulai tiap tanggal 16. PLKB
Lingkungan penduduk menjadi lebih bersih dan asri, jalanan yang rusak
perbaiki.
tersebut. Seperti penelitian oleh Yunas (2018), desi (2018) dan Zultha (2017)
kuatnya ego sektoral diantara stakeholder terkait. Elsa Setiawati (2017) juga
khususnya dalam hal penggunaan KB, serta jumlah akseptor baru maupun aktif
sangat tidak signifikan dari jumlah PPM yang ditetapkan. Peneliti ingin melakukan
harapan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi dan referensi program
2. Karakteristik responden
a. Umur
sebagian besar responden berada pada usia reproduktif dimana pada usia
>45 tahun yang masih menggunakan alat kontrasepsi. Dan yang tidak
banyaknya anak yang dimiliki dan jarak anak tiap kelahiran. Maka dari
itu umur merupakan salah satu faktor seseorang untuk menjadi akseptor
berusia muda yaitu < 35 tahun lebih cenderung ingin memiliki anak
lagi dan pada usia >35 tahun kemungkinan calon peserta sudah memiliki
b. Pendidikan
dan PLKB dan dibantu oleh kader dalam memberikan informasi tentang
Dewasa ini informasi juga bisa diperoleh melalui media televisi, internet.
dan tinggi sudah tahu pentingnya serta manfaat dari suatu alat
begitupun sebaliknya.
c. Pekerjaan
Pendapatan suatu keluarga berhubungan erat dengan kebutuhan-
inovasi baru Tingkat pendapatan suatu keluarga tidak lepas dari yang
terhadap kesertaan PUS dalam ber KB. hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu
dibandingkan dengan yang tidak bekerja. Oleh karena itu wanita bekerja
menggunakan kontraepsi.
metode kontrasepsi.
dimiliki PUS. Hasil dari analisa data menunjukan bahwa sebagian besar
responden adalah multipara atau memiliki anak lahir hidup lebih dari 2.
Terdapat 147 responden (83,52%) yang memiliki anak lebih dari 2, 109
orang tua. Anak yang diibaratkan sebagai titipan Tuhan bagi orang tua
dipengaruhi oleh faktor sosio kultural dan lain-lain. Pandangan orang tua
mengenai nilai anak dan jumlah anak dalam keluarga dapat merupakan
tuanya selain itu akan merupakan jaminan di hari tua dan dapat
mengalir dari anak ke orang tua. Jika anak merupakan sumber utama
yang tinggi. Motivasi untuk mempunyai jumlah anak yang sedikit dan
jumlah anak yang diinginkan lebih besar daripada jumlah anak yang
dan agama yang dianut merupakan contoh dari faktor penentu yang
dapat mempengaruhi nilai anak dan keinginan anak di tingkat
ada hubungan antara paritas dengan pemilihan jenis kontrasepsi.. Hal ini
Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), jika seseorang berperi-
laku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif sehingga perilaku
tersebut akan bersifat langgeng, sebaliknya bila perilaku itu tidak didasari
kesehatan, televisi, majalah atau media lainnya, sehingga hal tersebut bisa
menambah pengetahuan responden. Semakin tinggi pengetahuan seseorang
pengetahuannya dan informasi yang didapatkan dari dan kepada orang lain.
pengetahuan dengan penggunaan IUD pada WUS. Hal ini juga di dukung oleh
penelitian huda,dkk. Pada tahun 2016 yang menyatakan bahwa ada hubungan
fisik maupun non fisik dan sosial budaya yang kemudian pengalaman tersebut
atau lebih besar dari alpha yaitu 0,05 sehingga tidak ada hubungan antara
terhadap penggunaan dengan adanya dukungan yang kuat yang diberikan oleh
sampel yang berbeda, jumlah yang berbeda dan metode yang berbeda sehingga
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang
paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain
atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu
terwujud dalam suatu tindakan nyata contohnya : sikap diikuti atau tidak diikuti
seseorang.
yang menggunakan alat kontrasepsi lebih banyak yang memiliki sikap positif
yaitu 76,6% dibandingkan dengan yang bersikap negatif yaitu 44,4%. Hasil uji
ada rasea takut, rasa tidak nyaman, ingin mempunyai anak lagi dan adanya
kontrasepsi.
(2008) ternyata ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap partisipasi
pria dalam KB Berdasar uji statistik dengan uji chi square dengan p value
hubungan antara sikap dengan pemilihan MKJP Non Hormonal, dengan Hasil
uji chi square memperoleh nilai p=0,027. Huda,dkk (2016) dalam penelitiannya
kontrasepsi, dengan hasil uji chi square tabel nilai p sebesar 0,034. Hasul ini
setujuan terhadap sesuatu. Dalam hal ini menyangkut alat kontrasepsi. Sikap
Responden yang memiliki sikap yang baik terhadap sesuatu dapat disebabkan
antara sikap dengan penggunaan alat kontrasepsi pada Wanita Usia Subur
(WUS) beragama Islam di Kelurahan Pasir Kuda. Dengan diperoleh hasil uji
statistik nilai p-value = 0,663 atau lebih besar dari alpha yaitu 0,0. Sikap
merupakan suatu perasaan yang melekat pada diri seseorang. Perasaan yang
Berbagai hal lain dapat mempengaruhi sikap seseorang untuk berperilaku tidak
istri. Suami dan istri harus saling mendukung dalam penggunaan metode
kontrasepsi karena keluarga berencana bukan hanya urusan pria atau wanita
saja.
dan faktor pendorong. Pada penelitian ini ditemukan bahwa faktor pendorong
penggunaan kontrasepsi pada ibu akan tetapi ke dua faktor tersebut memiliki
dari suami yaitu 30,8%. Hasil uji Chi-square menunjukkan dukungan suami
dalam berperilaku. Seperti penelitian yang dilakukan oleh nuryati 2014 bahwa
pemilihan alat kontrasepsi (MKJP dan Non MKJP) dengan nilai p=<0.0001.
kawin usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur, Hasil ini di
dukung pula oleh Huda (2016) bahwa pada hasil penelitiannya didapatkan ada
oleh salsabila 2017 bahwa terdapat hubungan antara dukungan suami dengan
karena keputusan yang diambil istri atas campur tangan suami, Ada 36
Beda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfiah (2015), pada
analisis bivariat dan uji statistik diperoleh p value 1 sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami
dengan penggunaan MKJP. Hasil ini juga di dukung oleh Setiasih 2016 Hasil
uji chi square memperoleh nilai p=0,835, sehingga tidak ada hubungan antara
ikut serta hadir dalam penyuluhan KB, membantu memilih dan memutuskam
alat kontrasepsi yang digunakan ibu.
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan teori yang ada dapat disimpulkan
akan digunakan oleh istri. Peneliti berasumsi bahwa Partisipasi suami dalam
menggunakan alat kontrasepsi yang dilakukan oleh ibu sangat membantu ibu
klien dengan baik, interaksi antara petugas dan klien, memberikan informasi
pengelola KB di lini lapangan. Bila dilihat dari Tugas Pokok dan Fungsi
banyak yang mengungkapkan bahwa PLKB memiliki peran yaitu sebanyak 111
mengungkapkan bahwa PLKB memiliki peran yang baik. Hasil uji Chi-square
disebabkan karena pengetahuan ibu yang kurang, ibu kurang aktif dalam
mengikuti penyuluhan – penyuluhan yang diadakan oleh petugas KB. Hasil uji
wilayah binaan program Kampung KB, nilai anak di masyarakat yang masih
menganut istilah ‘banyak anak banyak rejeki’, dan faktor individu itu sendiri.
Pandangan orang tua mengenai nilai anak dan jumlah anak dalam keluarga
nilai yang tinggi bagi keluarga. Anak dapat memberikan kebahagiaan kepada
orang tuanya selain itu akan merupakan jaminan di hari tua dan dapat
pikir yang sudah tertanam pada target sasaran masyarakat yaitu “banyak
tersebut. Fasilitas yang kurang memadai, Seperti tempat atau ruangan untuk
Kurangnya tenaga penyuluh atau PLKB pada saat akan turun ke lokasi menjadi
Melihat begitu banyak tugas fungsi PLKB dan merupakan ujung tombak
dari 2 atau lebih. Sehingga hal tersebut menyebabkan menjadi tidak efektifnya
Hasil ini sejalan dengan penelitian suseno 2012 yang menyebutkan bahwa
kontrasepsi. Peran PLKB/tenaga kesehatan tetap tak bisa lepas dalam proses
merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan oleh penyedia layanan
Ungkapan yang sama oleh oleh Arliana dkk. (2012) mengatakan dari hasil
digunakan dari sumber lain. Hal ini didukung dengan sumber informasi tempat
ibu pertama kali mendengar istilah KB yaitu sekitar 80,0% dari bidan
sedangkan dari petugas KB sendiri hanya 9,0% adapun yang lainnya adalah
dari dokter, buku, sekolah, televisi maupun teman. Febriani,dkk (20117) juga
perilaku penggunaan alat kontrasepsi, dengan Hasil chi square didapatkan nilai
p sebesar 0,009.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian ekarini (2014) yang
untuk pria dan wanita adalah melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
tentang metode kontrasepsi yang dilakukan oleh PLKB, yang meliputi macam,
manfaat dan efek samping, cara pemakaian, syarat-syarat menjadi akseptor KB,
dan prosedurnya.
Pasangan Usia Subur (PUS) mendapatkan perhatian lebih yang tepat dan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kurang.
negatif.
Makassar, hal ini bisa dilihat bahwa sebagian besar responden memperoleh
dukungan dari suami untuk ber KB, Dan lebih banyak responden yang
bisa dilihat bahwa terdapat jumlah akseptor yang cukup banyak yang
B. Saran
1. Bagi Akseptor
kontrasepsi.
masyarakat.
c. Meningkatkan peran serta tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam
4. Bagi peneliti
b. Bagi peneliti sendiri dan peneliti lain selanjutnya agar dapat melakukan