Anda di halaman 1dari 8

PERANCANGAN GREEN POLYBAG DARI LIMBAH KELAPA SAWIT

SEBAGAI MEDIA PEMBIBITAN PRE NURSERY TANAMAN KELAPA SAWIT


(Elaeis guineensis Jacq)

Zulham Effendi
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP), Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil
Perkebunan, Medan, Indonesia

Penelitian dilaksanakan di areal dan Rumah Kaca Kampus Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian Agrobisnis Perkebunan LPP Medan. Penelitian dimulai dari tanggal 1 Maret 2017
sampai 27 Juni 2017.Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 level perlakuan untuk faktor pertama, dan 3 level
perlakuan untuk faktor kedua. Faktor 1 merupakan komposisi limbah kelapa sawit yang
terdiri dari 3 taraf, yaitu : L1: 100% TKKS, L2 : 50% TKKS + 50% Pelepah Kelapa Sawit,
dan L3: 50% TKKS + 25%Pelepah Kelapa Sawit +25% Batang Dalam. Faktor 2 merupakan
dosis NaOH konsentrasi 20% dengan campuran Tanin masing-masing perlakuan sebanyak
14,8 ml yang terdiri dari 3 taraf , yaitu :N1 : NaOH 45 gr, N2 : NaOH 65 gr, dan N3 : NaOH
85 gr. Penggunaan limbah pabrik kelapa sawit TKKS 100 %menunjukkan adanya respon
terhadap parameter pH green polybag dengan nilai pH 9,67. pHgreen polybag telah
mendekati pH bahan organic yang telah dikomposkan sehingga mudah terdekomposisi
didalam tanah.Pemberian dosisi NaOH sebanyak 65 g menunjukkan adanya respon terhadap
parameter ratio C/N green polybag dengan nilai ratio C/N 6,06%.Interaksi antara penggunaan
limbah pabrik kelapa sawit dan dosis NaOH menunjukkan tidak adanya respon terhadap
semua parameter yang diamati.

Kata Kunci : Limbah Kelapa Sawit, NaOH, Green Polybag,

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 2 Jul - Des 22


I. PENDAHULUAN polybag yang terbuat dari bahan plastik.
Polybag atau palstik bekas bibit tanaman
1.1. Latar Belakang akan ditinggalkan di areal penanaman,
Pembibitan merupakan proses sehingga akan menimbulkan permasalahan
untuk menumbuhkan dan mengembangkan lingkungan. Plastik bekas polybag yang
benih atau kecambah menjadi bibit yang digunakan dalam rehabilitasi lahan dan
siap untuk ditanam. Metode pembibitan hutan membutuhkan waktu yang sangat
kelapa sawit biasanya menggunakan lama untuk terdekomposisi secara alami.
polybag nursery (bibit ditempatkan dalam Selain itu, penggunaan polybag sebagai
polibag). Pembibitan polybag nursery penyediaan bibit tanaman juga memiliki
dapat dibedakan menjadi single stage kelamahan yaitu proses pengeluaran bibit
(tidak ada pembibitan awal) dan double dari polybag seringkali menimbulkan
stage (melalui pembibitan awal). masalah kerusakan pada akar bibit
Perbedaan keduanya berdasarkan teknis tanaman. Kerusakan akar pada saat proses
pembibitan dan aplikasinya dilapangan. pengeluaran bibit dari wadahnya dapat
Single stage artinya kecambah langsung mempengaruhi proses adaptasi dan
ditanam dalam polybag besar. Tetapi pada pertumbuhan tanaman dilapangan.
double stage, kecambah terlebih dahulu Salah satu cara untuk mengatasi
ditanam dalam polybag kecil (pembibitan kelemahan polybag berbahan dasar plastik
awal), kemudian setelah berumur 2-3 adalah dengan penggunaan wadah semai
bulan dipindahkan ke dalam polybag besar yang berbahan dasar organik (ramah
(pembibitan utama). (Lubis A.U. 2008) lingkungan) yaitu “Green Polybag”.
Pembibitan awal (Pre nursery) Bahan dasar green polybag berasal dari
merupakan tempat kecambah kelapa sawit limbah kelapa sawit seperti serat TKKS,
ditanam dan dipelihara hingga berumur 3 pelepah dan batang dalam kelapa sawit
bulan. Pembibitan menggunakan polibag mempunyai keunggulan mudah
yang melewati tahap pre nursery dan main terdekomposisi dan dapat menyumbang
nursery termasuk kedalam mdel unsur hara cukup. Green Polybag yang
pembibitan double stag. Polibag untuk ramah lingkungan dianggap praktis karena
kecambah pada tahap pre nursery adalah dapat langsung ditanam ke dalam tanah
polibag ukuran kecil atau babybag. tanpa harus membuka wadahnya, tidak
Polibag ini memiliki ukuran panjang 14 seperti wadah yang terbuat dari plastik.
cm, lebar 8 cm, dan tebal 0,14 cm. Media
tanam yan digunakan untuk pembibitan
II. BAHAN DAN METODE
pre nursey berupa campuran tanah top soil
dan kompos dengan perbandingan 6:1.
(Lubis A.U. 2008) 2.1. Tempat dan Waktu
Setelah bibit berumur 2-3 bulan, Penelitian dilaksanakan di areal
bibit dipindahkan ke dalam polibag ukuran dan Rumah Kaca Kampus Sekolah Tinggi
besar yang diatur dan ditata di areal Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan
pembibitan utama (main nursery). Polibag LPP Medan. Penelitian dimulai dari
yang digunakan dengan ukuran panjang 42 tanggal 1 Maret 2017 sampai 27 Juni
cm, lebar 33 cm atau berdiameter 23 cm, 2017.
dan tebal 0,15 cm. Polibag diberi lubang-
lubang kecil untuk porforasi berdiameter 5 2.2. Bahan dan Alat
mm sebanyak dua baris. Alat yang digunakan dalam
Penyediaan bibit kelapa sawit penelitian adalah parang, drum besi,
secara besar-besaran akan menambah lesung kayu, alu, karung, dan pipa paralon.
pemakaian terhadap polybag, dimana Bahan yang digunakan dalam
polybag yang digunakan selama ini adalah penelitian ini adalah tandan kosong kelapa
sawit (TKKS), pelepah kelapa sawit,

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 2 Jul - Des 23


batang dalam kelapa sawit, NaOH berukuran 4 inch, pipa paralon
konsentrasi 20% dan perekat tanin. dibelah menjadi 2 bagian, bagian
bawah cetakan ditutup dengan
2.3. Metode Penelitian penutup pipa paralon. Pipa 3 inch
Penelitian dilakukan menggunakan digunakan sebagai alat penekan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial (press), pipa paralon yang
yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 level berfungsi untuk alat penekan diberi
perlakuan untuk faktor pertama, dan 3 penutup pada bagian bawah pipa
level perlakuan untuk faktor kedua. paralon. Satukan kedua bagian
Faktor 1 merupakan komposisi limbah cetakan luar dengan cara diikat
kelapa sawit yang terdiri dari 3 taraf, yaitu menggunakan kawat atau di
1. L1 : 100% TKKS rekatkan menggunakan lakban.
2. L2 : 50% TKKS + 50% b) Pencucian bahan baku Green
Pelepah Kelapa Sawit Polybag
3. L3 : 50% TKKS + 25% TKKS, pelepah, dan batang dalam
Pelepah Kelapa Sawit + kelapa sawit dicuci untuk
25% Batang Dalam mengurangi kadar kotoran yang
terdapat didalam bahan baku.
Faktor 2 merupakan dosis NaOH Pencucian dilakukan dengan
konsentrasi 20% dengan campuran Tanin merendam bahan baku dalam
masing-masing perlakuan sebanyak 14,8 sebuah ember. Bahan baku dicuci
ml yang terdiri dari 3 taraf , yaitu : dengan cara manual, pencucian
1. N1 : NaOH 45 gr bahan baku dilakukan sebanyak 3
2. N2 : NaOH 65 gr kalipengulangan.
3. N3 : NaOH 85 gr c) Pencacahan bahan baku Green
Polybag
D. Pelaksanaan Penelitian TKKS dan pelepah, dan batang
a) Persiapan Bahan Baku Green bagian dalam Kelapa Sawit hasil
Polybag pencucian dapat dicacah secara
Bahan baku yang digunakan dalam manual atau mekanis. Secara
penelitian ini adalah TKKS dan manual pencacahan menggunakan
pelepah, dan batang dalam kelapa parang dan secara mekanis
sawit. Jumlah bahan baku yang menggunakan mesin penggiling
dibutuhkan untuk membuat 1 green serat. Panjang serat TKKS,
polybag adalah 600 gr. Kebutuhan pelepah, dan batang dalam kelapa
TKKS untuk membuat 27 sampel sawit setelah dicacah adalah 2-5
green polybag adalah 7,5 kg, cm.
pelepah yang dibutuhkan 3,5 kg, d) Perebusan Tahap 1
dan batang dalam kelapa sawit TKKS, pelepah, dan batang dalam
yang dibutuhkan adalah 1,5 kg. kelapa sawit direbus secara
NaOH yang digunakan dalam terpisah. Alat yang digunakan
penelitian ini adalah NaOH dengan untuk merebus bahan baku adalah
konsentrasi 20%. NaOH yang drum kaleng dengan kapasitas 50
dibutuhkan untuk membuat 27 liter. Volume air yang digunakan
sampel green polybag adalah 5,5 untuk merebus 1 kg bahan baku
kg dan kebutuhan Tanin adalah 500 adalah 5 liter. Masukkan bahan
ml. Cetakan green polybag dalam baku ke dalam drum besi berisi air.
penelitian ini terbuat dari pipa Perebusan dilakukan selama 2-3
paralon dengan ukuran 4 dan 3 jam dengan suhu 1000 C. Buang air
inch. Cetakan bagian luar dalam drum besi setelah proses

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 2 Jul - Des 24


perebusan selesai dan tiriskan duduk didalam cetakan, kemudian
bahan baku untuk dipersiapkan isi kembali dengan bahan baku
pada perebusan tahap 2. sedikit demi sedikit sampai cetakan
e) Perebusan Tahap 2 penuh.
TKKS, pelepah, dan batang dalam i) Pengeringan Green Polybag
kelapa sawit kembali direbus Proses pengeringan green polybag
dengan suhu 100º C. Dalam dilakukan di rumah kaca dengan
penelitian ini perebusan bahan tujuan agar mendapat penyinaran
baku green polybag dilakukan matahari yan maksimal. Untuk
dalam drum besi. Air yang mengeringkan satu green polybag
dibutuhkan untuk merebus satu membutuhkan waktu 12 jam.
komposisi green polybag adalah 5 Setelah 12 jam proses pengeringan,
liter untuk 1 kg bahan baku alat penekan dilepas terlebih
(TKKS, pelepah, batang bagian dahulu, kemudian cetakan bagian
dalam kelapa sawit). Masukkan luar dapat dibuka. Green polybag
setiap komposisi kedalam drum yang sudah dibuka dari cetakan
besi yang berisi air, kemudia kembali dijemur selama 12 jam.
masukkan NaOH sesuai dengan Green Polybag membutuhkan
komposisi setiap perlakuan green waktu 2 hari pengeringan untuk
polybag. membuat green polybag benar-
f) Penggilingan bahan baku Green benar kering.
Polybag
TKKS, pelepah, dan batang bagian E. Peubah Amatan
dalam kelapa sawit dihaluskan Pengujian green polybag dari
secara manual dengan limbah-limbah kelapa sawit, meliputi :
menggunakan lesung dan alu. 1. Ketebalan grenn polybag
Setiap satu komposisi green 2. Berat green polybag
polybag digiling sampai bahan 3. Kadar air green polybag
baku sampai bahan baku halus. 4. Ketahanan terhadap :
g) Pencampuran Perekat  Tetesan air hujan
Pada tahap pencampuran media,  Rasio C/N
bahan baku yang sudah dihaluskan  Tingkat kemasaman / pH
menggunakan lesung dan alu
kemudian diberi perekat tanin
dengan dosis 3 sdm (sendok IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
makan) atau 14,8 ml untuk setiap
satu komposisi. Perekat tanin harus 1. Berat Green Polybag (g)
dicampurkan didalam lesung, Berdasarkan hasil analisis
kemudian bahan baku yang ada sidik ragam dapat dilihat bahwa
didalam lesung kembali digiling. penggunaan limbah kelapa sawit
Tujuan penggilingan ini supaya berpengaruh tidak nyata terhadap
bahan perekat tanin dan bahan parameter berat green
baku dapat menyatu. polybag.Pemberian dosis NaOH
h) Pencetakan Green Polybag menunjukkan pengaruh tidak nyata
Bahan baku yang sudah diberi terhadap berat green polybag.
tanin dimasukkan kedalam cetakan Interaksi penggunaan limbah kelapa
sedikit demi sedikit dan merata. sawit dan pemberian dosis NaOH
Masukkan alat penekan dengan juga menunjukkan pengaruh tidak
meratakan permukaan bawah nyata terhadap berat green polybag.
cetakan, biarkan alat penekan Data rataan berat green

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 2 Jul - Des 25


polybagterhadap penggunaan limbah 3. pH Green Polybag
kelapa sawit dan pemberian dosis Berdasarkan hasil analisis
NaOH dapat dilihat pada Tabel 1 : sidik ragam dapat dilihat bahwa
Tabel 1. Hasil Uji Beda Rataan penggunaan limbah kelapa sawit
Penggunaan Limbah Kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap
Sawit dan Dosis NaOH parameter pH green
Terhadap Berat Green polybag.Pemberian dosis NaOH
Polybag (g) menunjukkan pengaruh tidak nyata
Perlakuan terhadap pH green polybag. Interaksi
N Perlakuan L penggunaan limbah kelapa sawit dan
L1 L2 L3 Rataan pemberian dosis NaOH
N1 280.03 251.30 241.43 257.59 menunjukkan pengaruh tidak nyata
N2 239.07 257.83 253.70 250.20 terhadap pH green polybag. Data
N3 206.40 272.87 264.53 247.93 rataan pH green polybag terhadap
Rataan 241.83 260.67 253.22 251.91 penggunaan limbah kelapa sawit
dapat dilihat pada Tabel 3 :
Tabel 3. Hasil Uji Beda Rataan
2. Ketebalan Green Polybag (cm) Penggunaan Limbah Kelapa
Berdasarkan hasil analisis Sawit Terhadap pH Green
sidik ragam dapat dilihat bahwa Polybag
penggunaan limbah kelapa sawit Perlakuan pH Green Polybag
L1 9,67 a
berpengaruh tidak nyata terhadap L2 9,82 a
parameter ketebalan green L3 10,11 b
polybag.Pemberian dosis NaOH Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang
tidak sama pada kolom dan baris
menunjukkan pengaruh tidak nyata yang sama menunjukkan berbeda
terhadap ketebalan green polybag. nyata pada taraf uji 5% dengan
menggunakan uji BNT.
Interaksi penggunaan limbah kelapa
sawit dan pemberian dosis NaOH
juga menunjukkan pengaruh tidak Penggunaan limbah kelapa
nyata terhadap ketebalan green sawit yang baik terdapat pada
polybag. Data rataan berat green perlakuan L1 dengan penggunaan
polybag terhadap penggunaan TKKS 100%. pH green polybag
limbah kelapa sawit dan pemberian perlakuan L1 adalah 9,67.
dosis NaOH dapat dilihat pada Tabel Penggunaan limbah kelapa sawit
2: yang terendah terdapat pada
Tabel 2. Hasil Uji Beda Rataan perlakuan L3 dengan penggunaan
Penggunaan Limbah TKKS 50% + pelepah kelapa sawit
Kelapa Sawit dan Dosis 25% + batang dalam 25%. pH green
NaOH Terhadap Ketebalan polybag perlakuan L3 adalah 10,11.
Green Polybag (cm) Dari data Tabel 3 pada parameter pH
Perlakuan green polybag diperoleh grafik
N Perlakuan L seperti terlihat dibawah ini.
L1 L2 L3 Rataan
N1 1.30 1.34 1.29 1.31
N2 1.39 1.37 1.25 1.34
N3 1.28 1.39 1.33 1.33
Rataan 1.32 1.37 1.29 1.33

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 2 Jul - Des 26


5. Ratio C/N (%)
Berdasarkan hasil analisis
sidik ragam dapat dilihat bahwa
penggunaan limbah kelapa sawit
berpengaruh sangat nyata terhadap
parameter ratio C/N green
polybag.Pemberian dosis NaOH
juga menunjukkan pengaruh sangat
nyata terhadap ratio C/N green
polybag. Interaksi penggunaan
limbah kelapa sawit dan pemberian
dosis NaOH menunjukkan pengaruh
tidak nyata terhadap ratio C/N green
polybag. Data rataan ratio C/N green
Gambar 1. Penggunaan Limbah Kelapa
Sawit Terhadap pH Green polybag terhadap penggunaan
Polybag limbah kelapa sawit dan pemberian
dosis NaOH dapat dilihat pada Tabel
4. Kadar Air Green Polybag (%) 5:
Berdasarkan hasil analisis Tabel 5. Hasil Uji Beda Rataan
sidik ragam dapat dilihat bahwa Penggunaan Limbah Kelapa
penggunaan limbah kelapa sawit Sawit dan Dosis NaOH
berpengaruh tidak nyata terhadap Terhadap Ratio Green
parameter kadar air green Polybag (%)
polybag.Pemberian dosis NaOH Perlakuan Ratio C/N Green Polybag (%)
menunjukkan pengaruh tidak nyata Limbah Kelapa Sawit (%)
L1 8.26 b
terhadap kadar air green polybag. L2 6.85 c
Interaksi penggunaan limbah kelapa L3 6.26 a
sawit dan pemberian dosis NaOH Dosis NaOH (g)
juga menunjukkan pengaruh tidak N1 7.88 c
nyata terhadap kadar air green N2 6.06 a
N3 7.44 b
polybag. Data rataan kadar air green Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang
polybag terhadap penggunaan tidak sama pada kolom dan baris
yang sama menunjukkan berbeda
limbah kelapa sawit dan pemberian nyata pada taraf uji 5% dengan
dosis NaOH dapat dilihat pada Tabel menggunakan uji BNT.
4:
Tabel 4. Hasil Uji Beda Rataan Penggunaan limbah kelapa
Penggunaan Limbah Kelapa sawit yang baik terdapat pada
Sawit dan Dosis NaOH perlakuan L3 dengan penggunaan
Terhadap kadar air Green TKKS 50% + pelepah kelapa sawit
Polybag (%) 25% + batang dalam 25%. Ratio C/N
Perlakuan green polybag perlakuan L3 adalah
N Perlakuan L 6,26%. Penggunaan limbah kelapa
L1 L2 L3 Rataan sawit yang terendah terdapat pada
N1 29.52 34.85 29.33 31.23 perlakuan L2 dengan penggunaan
N2 30.67 31.15 34.62 32.15 TKKS 50% + pelepah kelapa sawit
N3 33.12 28.18 32.82 31.37
50%. Ratio C/N green polybag
perlakuan L2 adalah 6,85%.
Rataan 31.10 31.39 32.26 31.58
Pemberian dosis NaOH yang baik
terdapat pada perlakuan N2 dengan
dosis 65 g. Ratio C/N green polybag

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 2 Jul - Des 27


perlakuan N2 adalah 6,06%. 2. Pemberian dosisi NaOH sebanyak
Pemberian dosis NaOH yang 65 g menunjukkan adanya respon
terendah terdapat pada perlakuan N1 terhadap parameter ratio C/N green
dengan dosis 45 g. Ratio green polybag dengan nilai ratio C/N
polybag perlakuan N1 adalah 7,88%. 6,06%.
Dari data Tabel 5 pada parameter 3. Interaksi antara penggunaan limbah
ratio C/N green polybag diperoleh pabrik kelapa sawit dan dosis
grafik seperti terlihat dibawah ini. NaOH menunjukkan tidak adanya
respon terhadap semua parameter
yang diamati.

B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan
tentang ketahanan green polybag untuk
mengetahui berapa lama kemampuan
green polybag dapat menampung media
dan lama pelapukannya.

DAFTAR PUSTAKA

Sunarko. 2014. Budidaya Kelapa Sawit


Diberbagai Jenis Lahan. Jakarta:
penerbit PT. Agromdia Pustaka.

Sutrisno Eko dan Agus Wahyudi.


Karakteristik Pot Organik
Berbahan Dasar Limbah
Perkebunan Kelapa Sawit. Riau.
Balai Penelitian Teknologi Serat
Tanaman Hutan.

Gambar 2. PemberianKomposisi Limbah Lubis Adlin. U. 2008. Kelapa Sawit (Elais


Kelapa Sawit dan Dosis NaOH guineensis Jacq) di Indonesia.
Terhadapparameter Ratio C/N Medan : Penerbi Pusat Penelitian
Green Polybag (%)
Kelapa Sawit.

V. KESIMPULAN DAN SARAN Tomy Syaputra. IPB. 2011. Pembuatan


Dan Pengujian Wadah Semai
A. Kesimpulan Berbahan Dasar Organik Untuk
1. Penggunaan limbah pabrik kelapa Pembibitan Gmelina (Gmelina
sawit TKKS 100 %menunjukkan Arborea Roxb.) Di Persemaian.
adanya respon terhadap parameter Institut Pertanian Bogor.
pH green polybag dengan nilai pH
9,67. pHgreen polybag telah Cicilia Maria Erna Susanti. 2000.
mendekati pH bahan organic yang Autokondensat Tanin dan
telah dikomposkan sehingga Penggunaannya Sebagai Perekat
mudah terdekomposisi didalam Kayu Lamina. Program
tanah. Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor.

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 2 Jul - Des 28


Supriadi S. 2008. Sifat Fisik Dan Mekanik
Batang Kelapa Sawit
(ElaeisGuineensisJacq)
Berdasarkan Pada Posisi
Ketinggian Batang. UNIJOYO

AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 4 No. 2 Jul - Des 29

Anda mungkin juga menyukai