Anda di halaman 1dari 8

AQLI

e-ISSN: 2622-0199 Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah

Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian


Volume 2, Nomor 2, 2019

Nama Penulis : Deni Kurniawan, Mukhammad Munir, Japar, Agus Wiranda,


Dedek Kurniawan Gultom
Judul : Biopot And Baglog Print Electric: Sarana Menuju Kawasan
Agropolitan Di Desa Telaga Sari
Halaman : 61-67
Url : https://ejurnal.id/index.php/jspp/article/view/256

Tentang Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian


Jurnal Sains Penelitian & Pengabdian adalah jurnal yang bertujuan untuk mempublikasikan kertas
kerja ilmiah (scientific research) para pembelajar dan praktisi khususnya untuk karya penelitian
dan pengabdian masyarakat baik yang dihasilkan dari tugas perkuliahan, skripsi, tesis, kompetisi
ilmiah, atau program pengabdian masyarakat dan atau hasil karya lainnya dari berbagai disiplin
ilmu.
| https://ejurnal.id/index.php/jspp | lppiaqli@gmail.com |

Tentang Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah AQLI (LPPI-AQLI)


Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah AQLI (LPPI-AQLI) adalah lembaga yang bertujuan
menyebarluaskan ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni kepada masyarakat melalui kegiatan
pendidikan (non formal), pelatihan, publikasi, dan penyelenggaraan forum ilmiah.
Alamat: Jl. Pancing 5 Komp. Permata Hijau No. 19, Medan Labuhan, Medan, 20251.
| https://aqli.org | lppiaqli@gmail.com |
BIOPOT AND BAGLOG PRINT ELECTRIC: SARANA
MENUJU KAWASAN AGROPOLITAN DI DESA TELAGA
© LPPI AQLI
Jurnal Sains
SARI
Penelitian & Pengabdian
Vol. 2 No.2, 2019
Hlm. 61-67 Deni Kurniawan1, Mukhammad Munir2, Japar2,
Agus Wiranda3, Dedek Kurniawan Gultom4
1)
Program Studi Manajemen, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: kurniawan7997@gmail.com
2)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: muhammadmunirnasution5@gmail.com
3)
Program Studi Agrokoteknologi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: japaraet@gmail.com
4)
Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: aguswiranda42@gmail.com
5)
Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: dedekkurniawan@umsu.ac.id

ABSTRACT

Purposes  The aim of this program is to utilize the potential of agricultural


waste in Telaga Sari village. Reducing the increase in CO 2 gas as a
contribution to support the reduction of global warming.
Contributing to the Telaga Sari village farmer group in providing
Solutions to the problems faced and reduce the use of polybags.
Methods  The Method use in this writing is descriptive qualitative where is
this the paper describes the application of biopot and baglog print
electric to target partners, namely the farmers group of the Telaga
Sari Village.
Findings  This activity can answer the problems faced by partner in the
oyster mushroom business development and the reduction of the
use polybag.
Keywords  Biopot, baglog, agropolitan.

PENDAHULUAN

Potensi pemanfaatan limbah organik yang ada di Desa Telaga Sari sangatlah besar.
Petani biasanya membakar atau membiarkan limbah organik membusuk.
Kegiatan ini tentu tidak memiliki dampak yang baik bagi petani dan juga
lingkungan. Pembakaran limbah organik akan menghasilkan gas CO 2, tren
peningkatan gas CO2 menunjukkan adanya peningkatan suhu bumi. Sementara
untuk limbah yang membusuk dibutuhkan waktu yang cukup lama. Pembusukan
juga menyebabkan bau yang menyengat. Hal ini mengganggu petani dan
masyarakat sekitar lahan pertanian.

JSPP
2(2)
61
Selama ini dalam proses semai petani biasa memanfaatkan polybag plastik.
Setelah siap tanam polybag akan dibuang atau dibakar. Untuk mengurai polybag
plastik dibutuhkan waktu yang cukup lama. Proses pembakaran juga akan
© LPPI AQLI
Jurnal Sains berkontribusi terhadap peningkatan gas CO2. Proses pembakaran dan
Penelitian & Pengabdian
Vol. 2 No.2, 2019 pembusukan tentu tidak sesuai dengan konsep sustainable agriculture di mana
Hlm. 61-67
dalam konsep mengedepankan penggunaan produk hayati yang ramah terhadap
lingkungan. Salah satu indikator kawasan agropolitan adalah sustainable
agriculture.

Pertanian merupakan mata pencarian sebagian besar masyarakat di Desa Telaga


Sari. Namun akhir-akhir ini masyarakat mulai tidak meminati bidang pertanian
terutama generasi muda, karena dianggap sektor pertanian sudah tidak
menjanjikan lagi. Tingginya biaya penyelenggaraan pertanian menambah persepsi
masyarakat khususnya generasi muda dalam memilih petani sebagai profesi.
Seiring perkembangan zaman dan penyempitan lahan pertanian, petani dituntut
untuk kreatif dan inovatif dalam melihat potensi-potensi yang ada di sekitar.

Hasil sampingan dari produk pertanian ini salah satu contohnya adalah
pemanfaatan jerami, tongkol jagung, sabut kelapa dan limbah organik lainnya
sebagai biopot dan baglog. Biopot adalah suatu bahan yang dikembangkan untuk
menggantikan fungsi polybag di persemaian yang dikenal dengan pot media semai
(Nursyamsi, 2015). Sedangkan pengertian baglog adalah plastik yang digunakan
pada media tanam budidaya jamur tiram berukuran Ø170 mm x 300 mm dengan
berat terisi penuh yaitu 1 kg (Suwandi, Fadli, & Maulana, 2017). Dengan biopot
and baglog print Electric ini masyarakat dapat memanfaatkan limbah organik yang
biasa dibakar atau di buang menjadi biopot media semai dan media tanam.

Biopot and Baglog Print Electric (Mesin Cetak Biopot dan Baglog Elektrik) adalah
alat yang digunakan untuk mencetak biopot dan baglog dengan JDD
menggunakan energi listrik. Seperti namanya Biopot and Baglog Print Electric
menggunakan sumber energi listrik untuk mengoperasikannya. Penggunaan listrik
akan mengoptimalkan produksi dibandingkan jika masih menggunakan sistem
manual di mana produksi masih mengandalkan kekuatan tangan untuk mencetak
biopot. Mesin ini akan memaksimalkan potensi limbah organik petani yang tidak
termanfaatkan.

Berdasarkan hal di atas maka sangat penting ditelaah apakah mesin cetak biopot
dan baglog ini dapat mengatasi permasalahan petani yang ada di desa Telaga Sari.
Sehingga dapat menjadi solusi permasalahan petani-petani di daerah lain dalam
menghadapi kondisi permasalahan yang sama. Selain itu dengan adanya mesin
cetak biopot dan baglog ini dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder yang
terlibat.

Tujuan dari program ini yaitu memanfaatkan potensi limbah pertanian Desa
Telaga Sari. Mengurangi peningkatan gas CO2 sebagai kontribusi untuk

JSPP
2(2)
62
mendukung pengurangan pemanasan global. Selain itu tujuan kegiatan ini yaitu
untuk mengurangi penggunaan polybag sebagai media semai. Kegiatan ini akan
berkontribusi dalam pengurangan penggunaan plastik. Memberikan kontribusi
© LPPI AQLI
Jurnal Sains pada kelompok tani Desa Telaga Sari dalam memberi solusi atas permasalahan
Penelitian & Pengabdian
Vol. 2 No.2, 2019 yang dihadapi.
Hlm. 61-67

Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mitra baik secara ekonomi, sosial, dan
budaya. Dalam kegiatan ekonomi mitra dapat mengelola limbah menjadi baglog
dan biopot yang dapat memberikan kontribusi pendapatan dari penjualan baglog
dan biopot ataupun penjualan jamur yang mereka buat sendiri. Dalam aspek sosial
petani juga berkontribusi untuk mencegahnya peningkatan gas CO2 yang dapat
meningkatkan pemanasan global. Selain itu limbah yang dibiarkan membusuk
akan menimbulkan bau yang mengganggu petani itu sendiri dan juga orang lain.
Dalam kegiatan ini juga petani diminta untuk kerja sama dalam memanfaatkan
limbah dengan UMKM pengrajin kayu, penjual makanan olahan jamur maupun
kepada sesama petani sehingga juga akan berdampak pada aspek sosial
masyarakat Desa Telaga Sari dalam menjaga kerukunan. Melalui kegiatan ini
petani juga dapat mengembangkan usaha budi daya jamur yang tidak
memerlukan lahan yang luas. Usaha jamur tiram yang dapat dikembangkan
karena di daerah tersebut belum terdapat petani jamur tiram sehingga
berpeluang besar dalam membudidayakannya.

METODE

Proyek ini dilaksanakan pada bulan Maret - Juli 2019 dengan mitra kelompok tani
Desa Telaga Sari di aula Balai Desa Telaga Sari. Kegiatan yang dilakukan berupa
pelatihan instrumen alat, pembukuan, dan pelatihan pemasaran.

Program penerapan teknologi ini dilaksanakan dengan metode sebagai berikut :


1. Studi literatur.
Mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan
yang ditemukan. Dilakukan dengan kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulan daftar pustaka.
2. Observasi dan izin pelaksanaan.
Setelah penetapan daerah sasaran kegiatan selanjutnya yaitu meninjau
lokasi yang akan diadakan kegiatan. Selain mendapatkan kesediaan mitra
izin juga dilakukan kepada pemerintah desa untuk mengetahui bahwa ada
kegiatan yang mungkin akan mengundang keramaian.
3. Pembuatan produk.
Kegiatan pada tahap ini yaitu membuat rancang bangun mesin cetak
biopot dan baglog dan dilengkapi dengan drum untuk mencampurkan
bahan.

JSPP
2(2)
63
4. Persiapan alat dan bahan.
Pada tahap ini tim akan menyiapkan seluruh alat dan bahan yang
diperlukan. Persiapan bahan baku, alat yang dibutuhkan dalam pembuatan
© LPPI AQLI
Jurnal Sains biopot dan baglog.
Penelitian & Pengabdian
Vol. 2 No.2, 2019 5. Pelaksanaan program.
Hlm. 61-67
Tahap ini merupakan kegiatan inti dari kegiatan ini yaitu pelaksanaan
program kepada masyarakat sasaran. Dengan cara sosialisasi dan pelatihan
mulai dari proses pembuatan hingga penggunaan produk biopot and
baglog print electric serta dilakukan pelatihan pembukuan dan pemasaran
secara Online maupun offline.
6. Evaluasi kegiatan.
Setelah proses pelaksanaan maka akan dilakukan analisis dan evaluasi
kegiatan untuk membuat laporan dan artikel ilmiah yang akan di
publikasikan. Untuk mengetahui kegiatan telah terlaksana dengan baik dan
benar maka tim pengabdian melakukan supervisi ke lokasi pengabdian
untuk memantau perkembangan dan kesinambungan program pada mitra

HASIL DAN DISKUSI

Mesin cetak biopot dan baglog memiliki keunggulan yaitu mesin yang dapat
dipakai untuk mencetak biopot dan baglog serta pencampuran bahan dalam satu
alat. Secara umum alat yang dibuat terdiri dari 2 blok bagian yang terdiri dari blok
mesin cetak dan blok mesin pengaduk bahan. Pada blok mesin cetak pembuatan
biopot dan baglog terletak pada satu alat dengan menggunakan sistem bongkar
pasang cetakan. Blok ini yang dibuat yaitu dengan memanfaatkan gearbox untuk
memperlambat putaran dinamo dalam menggerakkan besi tiang pengepres.
Bongkar pasang cetakan terjadi pada mangkok atau tabung cetakan.

Gambar 1. Mesin Cetak Biopotdan Baglog

Pada blok 2 terdiri dari mesin pencampuran dengan memanfaatkan drum dan
menghubungkan karet dengan dinamo 1 phase. Sehingga alat ini dapat bekerja

JSPP
2(2)
64
three in one. Yaitu mesin yang dapat mencetak biopot dan baglog serta mesin
yang dapat mencampur bahan pembuatan baglog tersebut.
© LPPI AQLI
Jurnal Sains Kegiatan pelatihan dan sosialisasi pengelolaan limbah pertanian pada mitra yakni
Penelitian & Pengabdian
Vol. 2 No.2, 2019 kelompok tani Desa Telaga Sari berjalan sesuai dengan rencana yang ditentukan
Hlm. 61-67
oleh kedua belah pihak baik tim penerapan teknologi serta penanggung jawab
kelompok mitra. Nampak bahwa anggota kelompok mitra antusias mengikuti
kegiatan walaupun terkadang terganggu akibat fisik yang tidak lagi menunjang
untuk mengikuti ceramah. Hal ini dikarenakan kebanyakan para peserta sudah
relatif berusia lanjut. Tetapi hal ini tidak mengurangi minat peserta sebab dari
kegiatan ceramah memunculkan berbagai pertanyaan untuk didiskusikan.

Gambar 2. Sosialisasi Mesin Cetak Biopot dan Baglog Serta Proses Pembukuan
dan Pemasaran

Setelah sosialisasi penggunaan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam membuat
baglog dan biopot kegiatan selanjutnya yaitu memberikan pelatihan pembuatan
baglog jamur dan biopot. Kegiatan ini dilakukan agar petani dapat mandiri dalam
membuat baglog sebagai media tanam jamur tiram dan biopot sebagai media
semai.

Gambar 3. Proses Penggunaan Alat dan Pembuatan Baglog dan Biopot

Gambar 4. Foto Bersama Kelompok Tani dan Aparat Desa Telaga Sari

JSPP
2(2)
65
Melalui kegiatan ini petani dapat membuat sendiri baglog dan biopot sehingga
dapat mengurangi limbah yang menjadi permasalahan selama ini. Selain itu
penggunaan polybag juga berkurang secara signifikan. Kegiatan pelatihan mesin
© LPPI AQLI
Jurnal Sains juga mendorong petani untuk mulai menanam jamur tiram yang tidak
Penelitian & Pengabdian
Vol. 2 No.2, 2019 membutuhkan lahan yang luas. Dengan adanya program penerapan teknologi ini
Hlm. 61-67
petani di Desa Telaga Sari bergairah kembali dalam memajukan produk pertanian
dan pengolahan limbah berbasis reuse, reduce, and recycle. Pemanfaatan limbah
untuk dijadikan biopot akan mengurangi emisi gas CO2 . Kecenderungan naiknya
emisi GRK (gas rumah kaca) menyebabkan kenaikan suhu dalam kisaran 1,3 - 4,5
derajat Celsius menjadi 6 derajat Celsius di akhir abad ke 21 (Wijoyo, 2009).

Hal ini diharapkan agar desa telaga sari dapat menjadi kawasan agropolitan yang
dapat menunjang kebutuhan pangan di daerah sekitar. Agropolis berarti kota kecil
dan menengah di sekitar pedesaan (micro urban village) yang tumbuh dan
berkembang dalam suatu sistem yang komprehensif dari aktivitas agribisnis untuk
mendorong kegiatan pertanian di wilyah sekitarnya (Simanjuntak & Sirojuzilam,
2013). Konsep pengembangan Agropolitan pertama kali diperkenalkan Friedmann
dan Douglas (1975) sebagai siasat untuk pengembangan pembangunan perdesaan
(Nugroho, Zauhar, & Suryadi, 2014). Untuk menjadikan Desa Telaga Sari menjadi
kawasan agropolitan tidak hanya melalui kegiatan dan penerapan teknologi ini
namun harus ada tindakan yang lebih dan juga berkelanjutan. Otonomi lokal
merupakan syarat bagi pengembangan agropolitan sehingga setiap kawasan
memiliki wewenang terhadap sumber-sumber ekonomi.

PENUTUP

Dengan adanya program penerapan teknologi ini petani dapat mandiri dalam
membudidayakan jamur tiram. Selain itu kegiatan ini juga dapat mengurangi
limbah organik petani dan pengrajin kayu yang terdapat di Desa Telaga Sari.

Kegiatan ini juga berkontribusi dalam mengurangi gas CO 2 yang mengakibatkan


peningkatan suhu bumi. Berdasarkan hasil kegiatan penerapan teknologi pada
Kelompok Tani Desa Telaga Sari dapat disimpulkan bahwa target dan luaran
kegiatan dapat tercapai antara lain: 1). Terciptanya mesin cetak biopot dan
baglog yang dilengkapi dengan drum pengaduk bahan pembuatan baglog dan
biopot. 2). Kelompok mitra lebih memahami tentang limbah, penanganan serta
pengelolaannya secara ramah lingkungan. 3). Meningkatkan kreatifitas serta
upaya aktif kelompok mitra dalam memecahkan masalah limbah dengan
mengelola limbah menjadi media tanam organik, media semai dan baglog,
sehingga limbah menjadi benda yang bernilai guna dan mampu meningkatkan
kesejahteraan anggota kelompok mitra, hal ini terbukti dari kegiatan pembuatan
media tanam yang telah dapat dilakukan oleh kelompok mitra secara mandiri. 4).
Mitra dapat mandiri mengelola jamur tiram sampai pada proses pemasaran baik
secara online maupun offline serta melakukan pembukuan usaha.
JSPP
2(2)
66
REFERENSI

Nugroho, H. Cahyo, Zauhar, S., & Suryadi. (2014). Koordinasi pelaksanaan


© LPPI AQLI
Jurnal Sains program pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Nganjuk. 5(1),
Penelitian & Pengabdian
Vol. 2 No.2, 2019 15–40.
Hlm. 61-67
Nursyamsi. (2015). Biopot sebagai pot media semai pengganti polybag yang
ramah lingkungan. 12(1), 121–130.
Simanjuntak, D., & Sirojuzilam. (2013). Potensi wilayah dalam pengembangan
kawasan agropolitan di Kabupaten Toba Samosir. 1(3), 134–150.
Suwandi, A., Fadli, I. R., & Maulana, E. (2017). Perancangan konsep mesin filling
press pada budidaya jamur tiram. 3(1), 1–9.
Wijoyo, S. (2009). Dinamika komitmen internasional dalam rangka pengendalian
global warming. 6(1), 15–40.

JSPP
2(2)
67

Anda mungkin juga menyukai