DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
1. ANJELINA (20511003)
2. SANTIKA (20511015)
DOSEN PENGAMPU :
Mata Kuliah : Hadist Tarbawa
Dosen pembimbing :Dr.Hasep Saputra
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"HADIST DHA’IF" dengan tepat waktu.
curup, mei
2021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB 1 PENDAHULUAN
B.Rumusan Masalah 3
C.Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian 4
A.Kesimpulan 13
B.Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk
menjawab dari pertanyaan:
PEMBAHASAN
Hadits Dhaif, menurut bahasa berarti hadits yang lemah artinya hadit
yang tidak kuat. Sedangkan secara istilah para ulama terdapat perbedaan
rumusan dalam mendefinisikan hadits dhaif ini akan tetapi pada
dasarnya, isi, dan maksudnya tidak berbeda. Beberapa definisi,
diantaranya adalah sebagai berikut:
الحديث الضعيف هو الحديث الذي لم يجمع صفات الحديث الصحيح و ال صفات الحديث
حيح وZZع صفتالصZZا لم يجمZZو مZZاء هZZثر العلمZZ وقال اك.هو كل حديث لم تجتمع فيه صفات القبول
الحسن.
Hadis dhoif adalah semua hadis yang tidak terkumpul padanya sifat-sifat
bagi hadis yang diterima dan menurut pendapat kebanyakan ulama; hadis
dhoif adalah yang tidak terkumpul padanya sifat hadis shohih dan hasan.
Adapun pengertian lain yaitu:
Hadits yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai hadits maqbul (yang
dapat diterima).
1. Rawinya adil
3. Sanadnya bersambung.
Adapun cacat pada keadilan dan kedhabitan rawi itu ada sepuluh macam,
yaitu: Dusta, Tertuduh dusta, Fasik, Banyak salah, Lengah dalam
menghafal, Menyalahi riwayat orang kepercayaan, Banyak waham,
Tidak diketahui identitasnya, Penganud bid’ah, dan Tidak baik
hafalannya.
a. Hadits Maudhu’
داZZك عمZZان ذالZZواء كZZان سZZول هللا ص م زورا وبهتZZوب الي رسZZنوع المنسZZهو المختلع المص
امخطآ.
Hadis yang dicipta serta dibuat oleh seorang (pendusta), yang ciptaan
itu dinisbatkan kepada Rasulullah SAW secara palsu dan dusta, baik
di sengaja maupun tidak. Ciri-ciri hadis maudhu’ terdapat pada sanad
dan matan hadis.
Adapun ciri pada matan hadis ditinjau dari segi lafadz dan ma’na. Dari
segi lafadz yaitu, bila susunan kalimatnya tidak baik dan tidak fasih.
Sedangkan dari segi ma’na yaitu, ketika hadis bertentangan dengan
Alquran, hadis mutawattir, ijma’, dan logika yang sehat.
Para Muhaddistin mengumpulkan hadis maudhu’ dalam sejumlah
karya, di antaranya :
b. Hadits Matruk
Hadis yang pada sanadnya ada seorang rawi yang tertuduh dusta.
c. Hadits Mungkar
d. Hadits Syadzdz
a. Hadits Mu’allaq
b. Hadits Mu’dhal
d. Hadits Munqathi
e. Hadits Mudhallas
Hadis yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan bahwa hadis
tidak bernoda. Rawi yang berbuat demikian disebut mudallis. Hadis yang
diriwayatkanya disebut mudallas, dan perbuatanya disebut tadlis.
a. Hadits Marfu’
Hadits Marfu’ menurut istilah adalah “sabda, atau perbuatan, atau taqrir
(penetapan), atau sifat yang disandarkan kepada Nabi shallallaahu
‘alaihi wasallam, baik yang bersifat jelas ataupun secara hukum
(disebut marfu’ = marfu’ hukman), baik yang menyandarkannya itu
shahabat atau bukan, baik sanadnya muttashil (bersambung) atau
munqathi’ (terputus).
Dari definisi di atas, jelaslah bahwa hadits marfu’ ada 8 macam, yaitu :
berupa perkataan, perbuatan, taqrir, dan sifat. Masing-masing dari yang
empat macam ini mempunyai bagian lagi, yaitu : marfu’ secara tashrih
(tegas dan jelas), dan marfu’ secara hukum.
b. Hadits Mauquf
Mauquf menurut bahasa berasal dari kata waqf yang berarti berhenti.
Seakan-akan perawi menghentikan sebuah hadis pada sahabat. Mauquf
menurut pengertian istilah ulama hadis adalah:
Dari berbagai definisi di atas dapat kita fahami bahwa segala sesuatu
yang disandarkan kepada seorang sahabat atau segolongan sahabat, baik
perkataan, perbuatan, atau persetujuannya, bersambung sanadnya
maupun terputus disebut dengan hadis mauquf. Sandaran hadis ini hanya
sampai kepada sahabat, tidak sampai kepada Rasulullah saw.
c. Hadits Maqthu’
ْ َ) ق
Menurut bahasa kata maqthu’ berasal dari akar kata ( ا يُقَطِّ ُع قَطَّ َعZًطع
yang berarti terpotong atau teputus, lawan dari maushul yang berarti
bersambung. Kata terputus di sini dimaksudkan tidak sampai kepada
Rasulullah saw, hanya sampai kepada tabi’in saja.
ِ َُما ا
ض ْيفَ إِلَيالتابعي أو من دونه من قول أو فعل
Dari berbagai definisi di atas dapat kita fahami bahwa segala sesuatu
yang disandarkan kepada tabi‟in atau orang setelahnya, baik perkataan,
perbuatan, atau persetujuannya, bersambung sanadnya maupun terputus
disebut dengan hadis maqthu’.
Hadits 1.
Hadits 2.
Yang artinya: “barang siapa yang melahap madu tiga hari setiap bulan
pada pagi hari, maka ia tidak akan tertimpa mushibah besar”
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadis dhoif adalah semua hadis yang tidak terkumpul padanya sifat-
sifat bagi hadis yang diterima dan menurut pendapat kebanyakan ulama;
hadis dhoif adalah yang tidak terkumpul padanya sifat hadis shohih dan
hasan.
Adapun cacat pada keadilan dan kedhabitan rawi itu ada sepuluh
macam, yaitu: Dusta, Tertuduh dusta, Fasik, Banyak salah, Lengah dalam
menghafal, Menyalahi riwayat orang kepercayaan, Banyak waham, Tidak
diketahui identitasnya, Penganud bid’ah, dan Tidak baik hafalannya.
Klasifikasi hadits dha’if berdasarkan cacat pada keadilannya dan
kedhabitan rawi itu dapat dibagikan atas hadits maudhu’, hadits matruk,
hadits mungkar, dan hadits syadzdz. Kemudian klasifikasi hadits
berdasarkan gugurnya rawi dapat dibagikan atas hadits mu’allaq, hadits
mu’dhal, hadits mursal, hadits munqathi, dan hadits mudhallas. Selanjutnya
klasifikasi hadits berdasarkan kuantitas rawi terdiri atas hadits marfu’, hadits
mauquf, dan hadits maqthu’.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA